SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Tugas Psikodiagnostik
Sejarah Tes
Afifah Hasani 46112010085
Dewi Puji Astuti 46112010056
Fitrah Viyanty 46112010096
Syifa Rahmah 46112010087
Vidya Tiara 46112010070
Fakultas Psikologi 2012
Universitas Mercu Buana
Pengertian Tes
Kegiatan pengukuran psikologis sering disebut juga tes.Tes adalah kegiatan mengamati atau
mengumpulkan sampel tingkah laku yang dimiliki individu secara sistematis dan terstandar. Tes
psikologi pada dasarnya adalah alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sample perilaku tertentu.
Tes-tes psikologi mirip dengan tes-tes dalam ilmu-ilmu lainnya, sejauh observasi dibuat atas sample
yang kecil namun dapat dipilih secara hati-hati atas perilaku individu.1
Hasil tes sangat dipengaruhi
oleh faktor situasional seperti kecemasan akan suasana tes itu sendiri, kesehatan, keberadaan
lingkungan fisik misalnya ramai, panas dan sebagainya. Hasil tes yang diambil pada suatu saat,
belum tentu akan sama jika tes dilakukan lagi pada beberapa waktu kemudian walaupun ini
merupakan isu reliabililtas. Hasil tes belum tentu menggambarkan kondisi psikologis individu dalam
segala konteks.2
Plato dan Aristoteles menulis tentang perbedaan individu mengenai kemampuan dan
temperament hampir 2500 tahun lalu, bahkan orang bijaksana ini didahului dengan sistem ujian yang
digunakan di Cina kuno. Sejak dulu, sistem ujian untuk menjadi pegawai negeri telah dilaksanakan
oleh kerajaan cina dalam menentukan para pejabat pemerintah yang layak melaksanakan tugasnya.
Sistem ini, yang mengharuskan para pejabat diuji setiap tiga tahun untuk mengetahui kecakapan
mereka dalam musik, memanah, berkuda, menulis, aritmatika, ritual, upacara umum dan pribadi, terus
dilanjutkan oleh para penguasa cina berikutnya dengan menambahkan hukum sipil, masalah militer,
pertanian, penghasilan, geografi, komposisi karangan dan puisi. (Green,1991). Itu semua dalam
bentuk ujian lisan bukan tertulis. Selama abad ke 19 pemerintah inggris, prancis dan german
mengikuti contoh ujian pegawai negeri seperti sistem cina awal.3
Awal Gerakan Testing Psikologis
Pada awalnya, pengukuran psikologi umumnya di pengaruhi oleh ilmu fisiologi dan fisika. Oleh
karena itu tidak mengherankan jika pengukuran dalam ilmu ini mempengaruhi juga pengukuran dalam
psikologi. Karya-karya tokoh dalam bidang psikofisika umumnya mencari hukum-hukum umum
(generalisasi). Baru kemudian, terutama karena pengaruh Galton, gerakan “testing” yang
mengutamakan ciri-ciri individual menjadi berkembang.4
Orang yang dianggap mempunyai kontribusi penting dalam gerakan testing psikologi adalah
seorang ahli psikologi Amerika, James McKeen Cattell. Disertasinya di Universitas Leipzig mengenai
1
Anastasi Anne, Urbina Susana. (2007). Tes Psikologi. Jakarta: PT.Indeks
2
“Pengukuran Psikologi” http://www.psychologymania.net/2010/09/pengukuran-psikologi.html Terakhir diakses 5
September 2013
3
Marnat-Groth Gary, Aiken Lewis R. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indonesia: PT.Macanan Jaya
Cemerlang
4
“Pengukuran Psikologi” http://www.psychologymania.net/2010/09/pengukuran-psikologi.html Terakhir diakses 5
September 2013
perbedaan individual dalam waktu reaksi. Dia sempat kontak dengan Galton sehingga minatnya
terhadap perbedaan individual semakin kuat. Dia sependapat dengan Galton bahwa ukuran fungsi
intelektual dapat dicapai melalui tes diskriminasi sensoris dan waktu reaksi.
Tes yang dikembangkan di Eropa pada akhir abad XIX cenderung meliputi fungsi yang lebih
kompleks. Salah satu contohnya adalah tes Kraepelin. Tes Kraepelin berupa penggunaan operasi-
operasi arithmatik yang sederhana dirancang untuk mengukur pengaruh latihan, ingatan dan
kerentanan terhadap kelelahan dan distraksi. Awalnya tes ini dirancang untuk mengukur karakteristik
pasien-pasien psikiatris. Oleh mahasiswa kraepelin, menyusun tes persepsi, ingatan, asosiasi dan
fungsi motorik guna meneliti interrelasi fungsi-fungsi psikologis. Ebbinghaus mengembangkan tes
komputasi aritmatik, luas ingatan, dan pelengkapan kalimat.
Pada saat itu, di Prancis, Binet dan Henri mengajukan kritik terhadap tes yang ada pada saat
itu terlalu sensoris, berkonsentrasi pada kemampuan khusus. Mereka menyatakan bahwa dalam
pengukuran fungsi-fungsi yang lebih kompleks, presisi kurang perlu karena perbedaan individual
dalam fungsi yang lebih besar. Yang diperlukan adalah tes yang mengukur fungsi yang lebih luas,
seperti ingatan, imajinasi, perhatian, pemahaman, kerentanan terhadap sugesti, apresiasi estetik, dan
lain-lain.Gagasan inilah yang akhirnya menuntun dikembangkannya tes Binet, yang kemudian menjadi
sangat terkenal.
Binet dan Tes Intelegensi
Seperti penjelasan diatas, Binet menyusun alat tes. Tes yang disusun oleh Binet dan Simon
tahun 1905 disebut menghasilkan skala Binet-Simon. Skala ini terkenal dengan nama skala 1905.
Skala ini pada awalnya untuk mengukur dan mengidentifikasi anak-anak yang terbelakang agar
mereka mendapatkan pendidikan yang memadai. Skala ini terdiri dari 30 soal disusun dari yang paling
mudah ke yang paling sukar.
Pada skala versi kedua tahun 1908, jumlah soal ditambah. Soal-soal itu dikelomokkan menurut
jenajng umur berdasar atas kinerja 300 orang anak normal berumur 3 sampai 13 tahun. Skor seorang
anak pada seluruh perangkat tes dapat dinyatakan sebagai jenjang mental (mental level) sesuai
dengan umur normal yang setara dengan kinerja anak yang bersangkutan. Dalam berbagai adaptasi
dan terjemahan istilah jenjang mental diganti dengan umur mental (mental age), dan istilah inilah yang
kemudian menjadi popular.
Revisi skala ketiga skala Binet-Simon diterbitkan tahun 1911, beberapa bulan setelah Binet
meninggal mendadak. Pada tahun 1912, dalam Kongres Psikologi Internasional di Genewa, William
Stern, seorang ahli psikologi Jerman, mengusulkan konsep koefisien Intelegensi yaitu IQ = MA/CA.
Konsep ini yang dipakai dalam skala Binet yang direvisi di Universitas Stanford, yang terkenal dengan
nama Skala Stanford-Binet yang diterbitkan tahun 1916, kemudian revisinya tahun 1937 dan revisi
selanjutnya tahun 1960. Skala Stanford-Binet inilah yang selanjutnya diadaptasikan kedalam berbagai
bahasa dan digunakan secara luas dimana-mana. Kecuali itu skalaStanford-Binet juga menjadi model
Pengembangan berbagai tes intelegensi lain.
Testing Kelompok
Tes Binet yang dijelaskan diatas adalah merupakan tes individual, artinya tes yang harus
diberikan per orang. Karena kebutuhan yang makin mendesak, maka dikembangkanlah tes kelompok.
Hal ini di latar belakangi pada saat perang dunia I, kebutuhan akan tes kelompok ini sangat
dibutuhkan untuk tes calon tentara. Maka, komite psikologi yang diketuai Robert M. Yankes,
menyusun instrument yang dapat mengklasifikasi individu tetapi diberikan secara kelompok. Dalam
konteks semacam ini, tes intelgensi kelompok yang pertama dikembangkan. Di dlam tugas ini para
ahli psikologi militer menghimpun semua tes yang ada, terutama tes intelegensi kelompok kaya Otis
yang belum dipublikasikan. Tes itu di susun Otis waktu dia menjadi mahasiswa Terman di Stanford.
Dalam karya Otis itulah format pilihan ganda dan lain-lain format tes objektif mulai digunakan.
Tes yang dikembangkan oleh ahli psikologi dalam militer itu kemudian terkenal dengan nama
Army Alpha dan Army Beta. Setelah perang berakhir maka tes-tes tersebut dilepaskan untuk umum.
Dan ini lalu mendorong pengembangan dan penggunaan tes kelompok secara luas. Karena
optimisme yang berlebihan, maka penggunaan tes kelompok itu seringkali didasarkan pada sikap naïf,
dan ini ternyata merugikan perkembangan testing psikologi.
Pengukuran Potensial Intelektual
Walaupun tes intelegensi dirancang untuk fungsi-fungsi intelektual yang luas ragamnya guna
mengestimasikan taraf intelektual umum individu, namun segera nyata bahwa liputan tes intelegensi
itu sangat terbatas. Tidak semua fungsi penting tercakup. Dalam kenyataannya kebanyakan tes
intelegensi terutama mengukur kemampuan verbal, dan dalam kada lebih sedikit kemampuan
menangani relasi-relasi numeric, simbolik dan abstrak. Didalam praktek diperlukan instrument yang
dapat mengukur kemampuan-keampuan khusus, misalnya kemampuan mekanik, kemampuan klrikal,
bahkan bakat music. Karena desakan kebutuhan praktis dalam berbagai bidang misalnya dalam
bidang bimbingan dan konseling, dalam pemilihan program studi, dalam penempatan karyawan,
dalam analisis klinis, dan sebagainya, maka upaya pengembangan tes potensial individu khusus itu
dilakukan. Dalam pada itu dapat dimamfaatkannya metode analisis factor mempercepat laju upaya ini.
Hal lain yang perlu dicatat adalah kontribusi pada psikolog militer Amerika selama Perang Dunia II.
Kebanyakan penelitian di kalangan militer didasarkan pada analisis factor dan diarahkan kepada
pengembangan multiple aptitude test batteries.
Tes Hasil Belajar
Pada waktu para ahli psikolog sibuk mengembangkan tes intelegensi dan tes potensial
khusus, ujian-ujian tradisional di sekolah-sekolah mengalami perbaikan teknis. Terjadi pergeseran dari
bentuk esai ke ujian tes objektif. Pelopor perubahan ini adalah penerbitan The Achievement Testpada
tahun 1923. Dengan tes ini dapat dibuat perbandingan beberapa sekolah pada sejumlah mata
pelajaran dengan menggunakan satu norma. Karakteristik yang demikian itu merupakan penerapan
tes hasil belajar baku yang berlaku sampai sekarang.
Tes Proyektif
Pada awal abad XX kelompok psikiater dan psikolog yang berlatar belakang Psikologi Dalam
di Eropa berupaya mengembangkan instrument yang dapat digunakan untuk mengungkapkan isi batin
yang tidak disadari. Seperti telah diketahui, bahwa dalam Psikologi Dalam (terutama aliran Freudian
dan Jungian) ada kelompok proyeksi sebagai salah satu bentuk mekanisme pertahanan. Dalam
mekanisme pertahanan individu secara tidak sengaja menempatkan isi batin sendiri pada objek di luar
dirinya dan menghayatinya sebagai karakteristik objek yang diluar dirinya itu. Berdasar atas konsep
inilah tes proyeksi itu disusun.
Pelopor upaya ini adalah Herman Rorschach, seorang psikiater dari Swiss. Selama 10 tahun
(1912 – 1922) Herman Rorschach mencobakan sejumlah besar gambar-gambar tak berstruktur untuk
mengungkapkan isi batin tertekan pada pasiens-pasiennya. Dari sejumlah besar gambar-gambar
tersebut akhirnya dipilih 10 gambar yang dibakukan, dan perangkat inilah yang kemudian terkenal
dengan nama Tes Rorschach. Setelah itu sejumlah upaya dilakukan untuk mengembangkan tes
proyektif yang lain, dan hasilnya antara lain Holtzman Inkbold Technique, Themaatic Apperception
Test, Tes Rumah Pohon dan Orang, Tes Szondi, dan yang sejenisnya.5
Pelopor pengetesan dan pemeriksaan psikologi lainnya adalah Charles Spearman pada teori
tes, Edward Thorndike pada pengetesan prestasi, Lewis Terman pada pengetesan kecerdasan,
Robert woodward dan Herman Roschach pada pengetesan kepribadian dan E.K.Strong,Jr pada
pengukuran minat.6
Perkembangan Tes Saat Ini
Banyak orang yang telah memberikan sumbangan terhadap teori dan praktik pengetesan
psikologi dan pendidikan sejak perang dunia kedua. Satu perkembangan utama berupa metode
inofatif pengembangan tes. Terutama, teori respon item (item-response theory = IRT) yang
memungkinkan para penyusun test untuk memahami hubungan antara respons terhadap masing-
5
Suryabrata Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: C.V Andi Offset
6
Marnat-Groth Gary, Aiken Lewis R. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indonesia: PT.Macanan Jaya
Cemerlang
masing item dan antisipasi terhadap tingkat kesulitan berdasarkan teori test. Teori ini dan teknik lain
telah sangat bergantung pada komputer. Teknologi computer juga mempermudah pembuatan skor,
saran inofatif untuk prestasi, pemeriksaan online, dan interpredtasi naratif tentang makna skor
individu.
Isu utama lain, menimbulkan tantangan yang mengarah pada pengetesan. Tantangan hukum
mengakibatkan adanya perundang-undangan pada test bagi karyawan, lulusan, dan penggunaan
pada berbagai kelompok etnik. Para penyusun test dan juga para praktisi merespon tantangan ini
dengan mengadakan penelitian ekstensif di bidang tersebut seperti , biastest, penyusunan test bebas
– budaya, pertahanan diri tuntutan hukum, penyusunan pedoman yang etis dan praktis.7
7
Marnat-Groth Gary, Aiken Lewis R. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indonesia: PT.Macanan Jaya
Cemerlang
Daftar Pustaka
Anastasi Anne, Urbina Susana. (2007). Tes Psikologi. Jakarta: PT.Indeks
Marnat-Groth Gary, Aiken Lewis R. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indonesia:
PT.Macanan Jaya Cemerlang
Suryabrata Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: C.V Andi Offset
http://www.psychologymania.net/2010/09/pengukuran-psikologi.html

More Related Content

What's hot

Perkembangan Sosial
Perkembangan SosialPerkembangan Sosial
Perkembangan SosialMuhamad Yogi
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISHusna Sholihah
 
Metode riset psikologi sosial
Metode riset psikologi sosialMetode riset psikologi sosial
Metode riset psikologi sosialelmakrufi
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freudelmakrufi
 
02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologis02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologisMusa Hutauruk
 
Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikanAplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikanMusa Hutauruk
 
Kode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfKode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfswirawan
 
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGPertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGSiscaAdinda
 
Perilaku prososial
Perilaku prososialPerilaku prososial
Perilaku prososialNnisa Mukti
 
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1  pengantar psikologi abnormalPertemuan 1  pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormalAnnisaRizki16
 
PPT PSIKOLOGI KOGNITIF (KELOMPOK 1).pptx
PPT PSIKOLOGI KOGNITIF (KELOMPOK 1).pptxPPT PSIKOLOGI KOGNITIF (KELOMPOK 1).pptx
PPT PSIKOLOGI KOGNITIF (KELOMPOK 1).pptxAnchaArdiansyah3
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosialSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosialismailirhasanie
 
Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1miaparamita95
 
Psikologi sosial - intimate relationship
Psikologi sosial -  intimate relationshipPsikologi sosial -  intimate relationship
Psikologi sosial - intimate relationshipBagus Aji
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiSeta Wicaksana
 

What's hot (20)

Psikometri Bab a2
 Psikometri Bab a2 Psikometri Bab a2
Psikometri Bab a2
 
Perkembangan Sosial
Perkembangan SosialPerkembangan Sosial
Perkembangan Sosial
 
Cattell
CattellCattell
Cattell
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
 
Raymond bernard cattell
Raymond bernard cattell Raymond bernard cattell
Raymond bernard cattell
 
Metode riset psikologi sosial
Metode riset psikologi sosialMetode riset psikologi sosial
Metode riset psikologi sosial
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 
02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologis02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologis
 
Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikanAplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
 
Kode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfKode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdf
 
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGPertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
 
Analisis Item dan Norma
Analisis Item dan NormaAnalisis Item dan Norma
Analisis Item dan Norma
 
Perilaku prososial
Perilaku prososialPerilaku prososial
Perilaku prososial
 
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1  pengantar psikologi abnormalPertemuan 1  pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
 
PPT PSIKOLOGI KOGNITIF (KELOMPOK 1).pptx
PPT PSIKOLOGI KOGNITIF (KELOMPOK 1).pptxPPT PSIKOLOGI KOGNITIF (KELOMPOK 1).pptx
PPT PSIKOLOGI KOGNITIF (KELOMPOK 1).pptx
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosialSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
 
Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1
 
Perkembangan Emosi
Perkembangan EmosiPerkembangan Emosi
Perkembangan Emosi
 
Psikologi sosial - intimate relationship
Psikologi sosial -  intimate relationshipPsikologi sosial -  intimate relationship
Psikologi sosial - intimate relationship
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasi
 

Viewers also liked

Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centeredHubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centeredNailiamani Aman
 
konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)Zara Neur
 
power point"teknik konseling behavior"
power point"teknik konseling behavior"power point"teknik konseling behavior"
power point"teknik konseling behavior"khomisah
 
Isi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiIsi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiDevia Titania
 
Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiwarjoyo susilo
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensieka septarianda
 
Intelegensi ppt
Intelegensi pptIntelegensi ppt
Intelegensi pptMelz Mutz
 
4. konsep inteligensi
4. konsep inteligensi4. konsep inteligensi
4. konsep inteligensipendkhususB
 
Chapter 1 history of testing
Chapter 1 history of testingChapter 1 history of testing
Chapter 1 history of testingRoi Xcel
 

Viewers also liked (13)

Alat Ukur Psikologi
Alat Ukur PsikologiAlat Ukur Psikologi
Alat Ukur Psikologi
 
Makalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan NontesMakalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan Nontes
 
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centeredHubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
 
konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)
 
TES INTELEGENSI
TES INTELEGENSITES INTELEGENSI
TES INTELEGENSI
 
power point"teknik konseling behavior"
power point"teknik konseling behavior"power point"teknik konseling behavior"
power point"teknik konseling behavior"
 
Isi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiIsi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensi
 
Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologi
 
Intelegensi
IntelegensiIntelegensi
Intelegensi
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensi
 
Intelegensi ppt
Intelegensi pptIntelegensi ppt
Intelegensi ppt
 
4. konsep inteligensi
4. konsep inteligensi4. konsep inteligensi
4. konsep inteligensi
 
Chapter 1 history of testing
Chapter 1 history of testingChapter 1 history of testing
Chapter 1 history of testing
 

Similar to Tugas psikodiagnostik sejarah tes

TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORIDD's Dindils
 
ragam penelitian
ragam penelitianragam penelitian
ragam penelitianFela Aziiza
 
Makalah metodologi penelitian
Makalah metodologi penelitianMakalah metodologi penelitian
Makalah metodologi penelitianFela Aziiza
 
Metode dan statistik dalam psikologi industri dan organisasi
Metode dan statistik dalam psikologi industri dan organisasiMetode dan statistik dalam psikologi industri dan organisasi
Metode dan statistik dalam psikologi industri dan organisasiArumNingtiyas1
 
Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Ryni Svinndal
 
Psikologi sebagai Sains [Psikologi Sosial (TP 22053)]
Psikologi sebagai Sains [Psikologi Sosial (TP 22053)]Psikologi sebagai Sains [Psikologi Sosial (TP 22053)]
Psikologi sebagai Sains [Psikologi Sosial (TP 22053)]akmalmustafakamal
 
Perspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialPerspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialDian Bunga Lestari
 
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...rissashahtyca
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnalsyfwan
 
Tugas psikologi.pendidikan
Tugas psikologi.pendidikanTugas psikologi.pendidikan
Tugas psikologi.pendidikanucup supriyatna
 
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat IlmuKritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmumiftahahmad11
 
Kelp ika kurnia r. kelebihan dan kekurangan behavioralisme
Kelp ika kurnia r.   kelebihan dan kekurangan behavioralismeKelp ika kurnia r.   kelebihan dan kekurangan behavioralisme
Kelp ika kurnia r. kelebihan dan kekurangan behavioralismeBuntaran wasi
 
Teknik penulisan karya ilmiah
Teknik penulisan karya ilmiahTeknik penulisan karya ilmiah
Teknik penulisan karya ilmiahJamalludin Sitepu
 

Similar to Tugas psikodiagnostik sejarah tes (20)

TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
 
Psikologi umum 1
Psikologi umum 1Psikologi umum 1
Psikologi umum 1
 
MAKALAH PSIKOMETRI.pdf
MAKALAH PSIKOMETRI.pdfMAKALAH PSIKOMETRI.pdf
MAKALAH PSIKOMETRI.pdf
 
ragam penelitian
ragam penelitianragam penelitian
ragam penelitian
 
Makalah metodologi penelitian
Makalah metodologi penelitianMakalah metodologi penelitian
Makalah metodologi penelitian
 
Metode dan statistik dalam psikologi industri dan organisasi
Metode dan statistik dalam psikologi industri dan organisasiMetode dan statistik dalam psikologi industri dan organisasi
Metode dan statistik dalam psikologi industri dan organisasi
 
Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1
 
Psikologi sebagai Sains [Psikologi Sosial (TP 22053)]
Psikologi sebagai Sains [Psikologi Sosial (TP 22053)]Psikologi sebagai Sains [Psikologi Sosial (TP 22053)]
Psikologi sebagai Sains [Psikologi Sosial (TP 22053)]
 
intelegensi
intelegensiintelegensi
intelegensi
 
Case Study Research By Tim 1.pdf
Case Study Research By Tim 1.pdfCase Study Research By Tim 1.pdf
Case Study Research By Tim 1.pdf
 
Perspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialPerspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosial
 
Jenis jenis penelitian (sosiologi)
Jenis jenis penelitian (sosiologi)Jenis jenis penelitian (sosiologi)
Jenis jenis penelitian (sosiologi)
 
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Tugas Psi Pendidikan
Tugas Psi PendidikanTugas Psi Pendidikan
Tugas Psi Pendidikan
 
Tugas psikologi.pendidikan
Tugas psikologi.pendidikanTugas psikologi.pendidikan
Tugas psikologi.pendidikan
 
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat IlmuKritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
 
Kelp ika kurnia r. kelebihan dan kekurangan behavioralisme
Kelp ika kurnia r.   kelebihan dan kekurangan behavioralismeKelp ika kurnia r.   kelebihan dan kekurangan behavioralisme
Kelp ika kurnia r. kelebihan dan kekurangan behavioralisme
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Teknik penulisan karya ilmiah
Teknik penulisan karya ilmiahTeknik penulisan karya ilmiah
Teknik penulisan karya ilmiah
 

Tugas psikodiagnostik sejarah tes

  • 1. Tugas Psikodiagnostik Sejarah Tes Afifah Hasani 46112010085 Dewi Puji Astuti 46112010056 Fitrah Viyanty 46112010096 Syifa Rahmah 46112010087 Vidya Tiara 46112010070 Fakultas Psikologi 2012 Universitas Mercu Buana
  • 2. Pengertian Tes Kegiatan pengukuran psikologis sering disebut juga tes.Tes adalah kegiatan mengamati atau mengumpulkan sampel tingkah laku yang dimiliki individu secara sistematis dan terstandar. Tes psikologi pada dasarnya adalah alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sample perilaku tertentu. Tes-tes psikologi mirip dengan tes-tes dalam ilmu-ilmu lainnya, sejauh observasi dibuat atas sample yang kecil namun dapat dipilih secara hati-hati atas perilaku individu.1 Hasil tes sangat dipengaruhi oleh faktor situasional seperti kecemasan akan suasana tes itu sendiri, kesehatan, keberadaan lingkungan fisik misalnya ramai, panas dan sebagainya. Hasil tes yang diambil pada suatu saat, belum tentu akan sama jika tes dilakukan lagi pada beberapa waktu kemudian walaupun ini merupakan isu reliabililtas. Hasil tes belum tentu menggambarkan kondisi psikologis individu dalam segala konteks.2 Plato dan Aristoteles menulis tentang perbedaan individu mengenai kemampuan dan temperament hampir 2500 tahun lalu, bahkan orang bijaksana ini didahului dengan sistem ujian yang digunakan di Cina kuno. Sejak dulu, sistem ujian untuk menjadi pegawai negeri telah dilaksanakan oleh kerajaan cina dalam menentukan para pejabat pemerintah yang layak melaksanakan tugasnya. Sistem ini, yang mengharuskan para pejabat diuji setiap tiga tahun untuk mengetahui kecakapan mereka dalam musik, memanah, berkuda, menulis, aritmatika, ritual, upacara umum dan pribadi, terus dilanjutkan oleh para penguasa cina berikutnya dengan menambahkan hukum sipil, masalah militer, pertanian, penghasilan, geografi, komposisi karangan dan puisi. (Green,1991). Itu semua dalam bentuk ujian lisan bukan tertulis. Selama abad ke 19 pemerintah inggris, prancis dan german mengikuti contoh ujian pegawai negeri seperti sistem cina awal.3 Awal Gerakan Testing Psikologis Pada awalnya, pengukuran psikologi umumnya di pengaruhi oleh ilmu fisiologi dan fisika. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pengukuran dalam ilmu ini mempengaruhi juga pengukuran dalam psikologi. Karya-karya tokoh dalam bidang psikofisika umumnya mencari hukum-hukum umum (generalisasi). Baru kemudian, terutama karena pengaruh Galton, gerakan “testing” yang mengutamakan ciri-ciri individual menjadi berkembang.4 Orang yang dianggap mempunyai kontribusi penting dalam gerakan testing psikologi adalah seorang ahli psikologi Amerika, James McKeen Cattell. Disertasinya di Universitas Leipzig mengenai 1 Anastasi Anne, Urbina Susana. (2007). Tes Psikologi. Jakarta: PT.Indeks 2 “Pengukuran Psikologi” http://www.psychologymania.net/2010/09/pengukuran-psikologi.html Terakhir diakses 5 September 2013 3 Marnat-Groth Gary, Aiken Lewis R. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indonesia: PT.Macanan Jaya Cemerlang 4 “Pengukuran Psikologi” http://www.psychologymania.net/2010/09/pengukuran-psikologi.html Terakhir diakses 5 September 2013
  • 3. perbedaan individual dalam waktu reaksi. Dia sempat kontak dengan Galton sehingga minatnya terhadap perbedaan individual semakin kuat. Dia sependapat dengan Galton bahwa ukuran fungsi intelektual dapat dicapai melalui tes diskriminasi sensoris dan waktu reaksi. Tes yang dikembangkan di Eropa pada akhir abad XIX cenderung meliputi fungsi yang lebih kompleks. Salah satu contohnya adalah tes Kraepelin. Tes Kraepelin berupa penggunaan operasi- operasi arithmatik yang sederhana dirancang untuk mengukur pengaruh latihan, ingatan dan kerentanan terhadap kelelahan dan distraksi. Awalnya tes ini dirancang untuk mengukur karakteristik pasien-pasien psikiatris. Oleh mahasiswa kraepelin, menyusun tes persepsi, ingatan, asosiasi dan fungsi motorik guna meneliti interrelasi fungsi-fungsi psikologis. Ebbinghaus mengembangkan tes komputasi aritmatik, luas ingatan, dan pelengkapan kalimat. Pada saat itu, di Prancis, Binet dan Henri mengajukan kritik terhadap tes yang ada pada saat itu terlalu sensoris, berkonsentrasi pada kemampuan khusus. Mereka menyatakan bahwa dalam pengukuran fungsi-fungsi yang lebih kompleks, presisi kurang perlu karena perbedaan individual dalam fungsi yang lebih besar. Yang diperlukan adalah tes yang mengukur fungsi yang lebih luas, seperti ingatan, imajinasi, perhatian, pemahaman, kerentanan terhadap sugesti, apresiasi estetik, dan lain-lain.Gagasan inilah yang akhirnya menuntun dikembangkannya tes Binet, yang kemudian menjadi sangat terkenal. Binet dan Tes Intelegensi Seperti penjelasan diatas, Binet menyusun alat tes. Tes yang disusun oleh Binet dan Simon tahun 1905 disebut menghasilkan skala Binet-Simon. Skala ini terkenal dengan nama skala 1905. Skala ini pada awalnya untuk mengukur dan mengidentifikasi anak-anak yang terbelakang agar mereka mendapatkan pendidikan yang memadai. Skala ini terdiri dari 30 soal disusun dari yang paling mudah ke yang paling sukar. Pada skala versi kedua tahun 1908, jumlah soal ditambah. Soal-soal itu dikelomokkan menurut jenajng umur berdasar atas kinerja 300 orang anak normal berumur 3 sampai 13 tahun. Skor seorang anak pada seluruh perangkat tes dapat dinyatakan sebagai jenjang mental (mental level) sesuai dengan umur normal yang setara dengan kinerja anak yang bersangkutan. Dalam berbagai adaptasi dan terjemahan istilah jenjang mental diganti dengan umur mental (mental age), dan istilah inilah yang kemudian menjadi popular. Revisi skala ketiga skala Binet-Simon diterbitkan tahun 1911, beberapa bulan setelah Binet meninggal mendadak. Pada tahun 1912, dalam Kongres Psikologi Internasional di Genewa, William Stern, seorang ahli psikologi Jerman, mengusulkan konsep koefisien Intelegensi yaitu IQ = MA/CA. Konsep ini yang dipakai dalam skala Binet yang direvisi di Universitas Stanford, yang terkenal dengan nama Skala Stanford-Binet yang diterbitkan tahun 1916, kemudian revisinya tahun 1937 dan revisi selanjutnya tahun 1960. Skala Stanford-Binet inilah yang selanjutnya diadaptasikan kedalam berbagai
  • 4. bahasa dan digunakan secara luas dimana-mana. Kecuali itu skalaStanford-Binet juga menjadi model Pengembangan berbagai tes intelegensi lain. Testing Kelompok Tes Binet yang dijelaskan diatas adalah merupakan tes individual, artinya tes yang harus diberikan per orang. Karena kebutuhan yang makin mendesak, maka dikembangkanlah tes kelompok. Hal ini di latar belakangi pada saat perang dunia I, kebutuhan akan tes kelompok ini sangat dibutuhkan untuk tes calon tentara. Maka, komite psikologi yang diketuai Robert M. Yankes, menyusun instrument yang dapat mengklasifikasi individu tetapi diberikan secara kelompok. Dalam konteks semacam ini, tes intelgensi kelompok yang pertama dikembangkan. Di dlam tugas ini para ahli psikologi militer menghimpun semua tes yang ada, terutama tes intelegensi kelompok kaya Otis yang belum dipublikasikan. Tes itu di susun Otis waktu dia menjadi mahasiswa Terman di Stanford. Dalam karya Otis itulah format pilihan ganda dan lain-lain format tes objektif mulai digunakan. Tes yang dikembangkan oleh ahli psikologi dalam militer itu kemudian terkenal dengan nama Army Alpha dan Army Beta. Setelah perang berakhir maka tes-tes tersebut dilepaskan untuk umum. Dan ini lalu mendorong pengembangan dan penggunaan tes kelompok secara luas. Karena optimisme yang berlebihan, maka penggunaan tes kelompok itu seringkali didasarkan pada sikap naïf, dan ini ternyata merugikan perkembangan testing psikologi. Pengukuran Potensial Intelektual Walaupun tes intelegensi dirancang untuk fungsi-fungsi intelektual yang luas ragamnya guna mengestimasikan taraf intelektual umum individu, namun segera nyata bahwa liputan tes intelegensi itu sangat terbatas. Tidak semua fungsi penting tercakup. Dalam kenyataannya kebanyakan tes intelegensi terutama mengukur kemampuan verbal, dan dalam kada lebih sedikit kemampuan menangani relasi-relasi numeric, simbolik dan abstrak. Didalam praktek diperlukan instrument yang dapat mengukur kemampuan-keampuan khusus, misalnya kemampuan mekanik, kemampuan klrikal, bahkan bakat music. Karena desakan kebutuhan praktis dalam berbagai bidang misalnya dalam bidang bimbingan dan konseling, dalam pemilihan program studi, dalam penempatan karyawan, dalam analisis klinis, dan sebagainya, maka upaya pengembangan tes potensial individu khusus itu dilakukan. Dalam pada itu dapat dimamfaatkannya metode analisis factor mempercepat laju upaya ini. Hal lain yang perlu dicatat adalah kontribusi pada psikolog militer Amerika selama Perang Dunia II. Kebanyakan penelitian di kalangan militer didasarkan pada analisis factor dan diarahkan kepada pengembangan multiple aptitude test batteries.
  • 5. Tes Hasil Belajar Pada waktu para ahli psikolog sibuk mengembangkan tes intelegensi dan tes potensial khusus, ujian-ujian tradisional di sekolah-sekolah mengalami perbaikan teknis. Terjadi pergeseran dari bentuk esai ke ujian tes objektif. Pelopor perubahan ini adalah penerbitan The Achievement Testpada tahun 1923. Dengan tes ini dapat dibuat perbandingan beberapa sekolah pada sejumlah mata pelajaran dengan menggunakan satu norma. Karakteristik yang demikian itu merupakan penerapan tes hasil belajar baku yang berlaku sampai sekarang. Tes Proyektif Pada awal abad XX kelompok psikiater dan psikolog yang berlatar belakang Psikologi Dalam di Eropa berupaya mengembangkan instrument yang dapat digunakan untuk mengungkapkan isi batin yang tidak disadari. Seperti telah diketahui, bahwa dalam Psikologi Dalam (terutama aliran Freudian dan Jungian) ada kelompok proyeksi sebagai salah satu bentuk mekanisme pertahanan. Dalam mekanisme pertahanan individu secara tidak sengaja menempatkan isi batin sendiri pada objek di luar dirinya dan menghayatinya sebagai karakteristik objek yang diluar dirinya itu. Berdasar atas konsep inilah tes proyeksi itu disusun. Pelopor upaya ini adalah Herman Rorschach, seorang psikiater dari Swiss. Selama 10 tahun (1912 – 1922) Herman Rorschach mencobakan sejumlah besar gambar-gambar tak berstruktur untuk mengungkapkan isi batin tertekan pada pasiens-pasiennya. Dari sejumlah besar gambar-gambar tersebut akhirnya dipilih 10 gambar yang dibakukan, dan perangkat inilah yang kemudian terkenal dengan nama Tes Rorschach. Setelah itu sejumlah upaya dilakukan untuk mengembangkan tes proyektif yang lain, dan hasilnya antara lain Holtzman Inkbold Technique, Themaatic Apperception Test, Tes Rumah Pohon dan Orang, Tes Szondi, dan yang sejenisnya.5 Pelopor pengetesan dan pemeriksaan psikologi lainnya adalah Charles Spearman pada teori tes, Edward Thorndike pada pengetesan prestasi, Lewis Terman pada pengetesan kecerdasan, Robert woodward dan Herman Roschach pada pengetesan kepribadian dan E.K.Strong,Jr pada pengukuran minat.6 Perkembangan Tes Saat Ini Banyak orang yang telah memberikan sumbangan terhadap teori dan praktik pengetesan psikologi dan pendidikan sejak perang dunia kedua. Satu perkembangan utama berupa metode inofatif pengembangan tes. Terutama, teori respon item (item-response theory = IRT) yang memungkinkan para penyusun test untuk memahami hubungan antara respons terhadap masing- 5 Suryabrata Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: C.V Andi Offset 6 Marnat-Groth Gary, Aiken Lewis R. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indonesia: PT.Macanan Jaya Cemerlang
  • 6. masing item dan antisipasi terhadap tingkat kesulitan berdasarkan teori test. Teori ini dan teknik lain telah sangat bergantung pada komputer. Teknologi computer juga mempermudah pembuatan skor, saran inofatif untuk prestasi, pemeriksaan online, dan interpredtasi naratif tentang makna skor individu. Isu utama lain, menimbulkan tantangan yang mengarah pada pengetesan. Tantangan hukum mengakibatkan adanya perundang-undangan pada test bagi karyawan, lulusan, dan penggunaan pada berbagai kelompok etnik. Para penyusun test dan juga para praktisi merespon tantangan ini dengan mengadakan penelitian ekstensif di bidang tersebut seperti , biastest, penyusunan test bebas – budaya, pertahanan diri tuntutan hukum, penyusunan pedoman yang etis dan praktis.7 7 Marnat-Groth Gary, Aiken Lewis R. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indonesia: PT.Macanan Jaya Cemerlang
  • 7. Daftar Pustaka Anastasi Anne, Urbina Susana. (2007). Tes Psikologi. Jakarta: PT.Indeks Marnat-Groth Gary, Aiken Lewis R. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indonesia: PT.Macanan Jaya Cemerlang Suryabrata Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: C.V Andi Offset http://www.psychologymania.net/2010/09/pengukuran-psikologi.html