Tahapan proses penelitian terdiri dari 13 langkah, dimulai dari perumusan masalah, pengembangan kerangka teori dan hipotesis, penentuan desain penelitian, sampai pelaporan hasil akhir. Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk menghasilkan penelitian yang sistematis dan dapat diverifikasi secara empiris.
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
Tahapan proses penelitian
1. Nama : Edwin Junianto
NIM : 530015755
Tahapan proses penelitian
Pada sebuah penelitian diperlukan adanya proses untuk menemukan hasil penelitian sesuai
dengan kaedah keilmuan. Hasil penelitian diharapkan tidak bias atau mengalami sebuah distorsi
pemikiran oleh karena itu tahapan-tahapan perlu dilakukan untuk menghasilkan jawaban yang
empiris. Menurut Ari A. (2016;1.40) seluruh kegiatan dalam proses penelitian secara umum
dikelompokan menjadi tiga tahapan sebagai berikut:
1. Perumusan masalah yang berisi di tahap I
2. Mengidentifikasi dan merumuskan jawaban teoritis atau hipotesis yang berada di tahap 2
sampai dengan tahap 4, pada tahapan ini bertujuan untuk menghasilkan jawaban yang logis
3. Serta tahap 5 sampai dengan tahap 13 yang berisi pengujian kebenaran empiris hipotesis
yang bertujuan untuk menghasilkan jawaban yang empiris
Dalam rinciannya tiga tahapan tersebut dipecah menjadi 13 secara umum sebagai berikut ini:
1. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pondasi dalam sebuah penelitian. Pada tahap ini akan menjadi
penentu berjalannya sebuah penelitian. Perumusan masalah akan menjadi penentu
pembahasan yang dilakukan dalam penlitian tersebut. Menurut Pariata Westra (1981:263)
rumusan masalah ialaah kondisi dimana suatu masalah yang terjadi apabila seorang berusaha
suatu tujuan atau percobaanya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.
Sedangkan Yenrizal berpendapat bahwa semua bahasan dalam laporan penelitian, termasuk
juga semua bahasan mengenai kerangka teori dan metodologi yang digunakan, semuanya
mengacu pada perumusan masalah. Sehingga hal tersebut menjadi fokus utama yang akan
menentukan arah penelitian. Oleh karena itu seorang peneliti diharapkan betul-betul menguasai
dan cermat dalam memilih masalah yang akan dikaji.
2. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan.
Dalam menjawab sebuah masalah dalam penelitian yang ilmiah, umumnya pertama kali dengan
mengajukan teori yang mendukung yang relevan atas perumusan masalah yang disampaikan.
Seorang peniliti tidak dapat serta merta melampirkan jawaban atas pendapat pribadinya
dikarenakan akan cenderung subjektif. Serta dalam penjabaran teori tentunya sangat perlu
diterangkan penjelasan dari masing-masing variable yang digunakan dalam penelitian. Oleh
karena itu pendapat hadir untuk mendukung definisi dari pengertian setiap variable tersebut.
Adapun Menurut Sugiono (2013) langkah-langkah dalam penyusunan teori sebagai berikut:
a. Tetapkan nama variable yang diteliti dan jumlah variablenya serta dasar teorinya,
b. Mencari literatur yang relevan dengan setiap varaiable (buku, ensiklopedia, jurnal ilmiah, dan
laporan penelitian lainnya)
c. Setelah mendapat literatur yang sesuai lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan
dengan setiap variable yang akan diteliti (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat
judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sample sumber data,
tehnik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
3. Perumusan Kerangka pikiran
Kerangka berfikir dirumuskan berdasarkan penjelasan mengenaik kaitan antara variable yang
telah diperoleh. Menurut Ari A. (2016:1.42) kerangka pemikiran merupakan ringakasan dari
definisi tiap variable, maupun penjelasan/alasan mengenai kaitan antara variable tersebut.
Berbeda dengan kajian teori yang mewajibkan seorang peneliti menghadirkan pendapat ahli
untuk mendukung kajiannya, dalam penyusunan kerangka pemikiran merupakan hasil kinerja
independen peneliti dalam menyusun secara runtut dan rinci sehingga akan menghadirkan
2. hipotesis yang logis. Seperti contohnya peneliti ingin menunjukan adanya hubungan yang positif
antara tehnik belajar menggunakan flashcard dengan peningkatan kemampuan vocabulay siswa.
Tentunya perlu dijelaskan terdapat kaitan yang positif di antara kedua variable tersebut.
4. Perumusan Hipotesis
Selanjutnya adalah tahap perumusan hipotesis atau kesimpulan. Dalam perumusan hipotesis
dihasilkan dari hasil kerangka pemikiran sebagaimana fungsinya sebagai jawaban teoritis atas
rumusan masalah. Menurut Sugiono (2013: 96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dengan kondisi tersebut kebenaran
empiris dari sebuah hipotesis masi perlu diverifikasi sehingga dapat menjadi kebenaran ilmiah.
5. Penentuan Desain Penelitian
Setelah peneliti menentukan hipotesis dari suatu masalah langkah yang perlu dilakukan adalah
menguji dan menferikasi hoptesis tersebut. Oleh karena itu perlu menentukan desain penelitian
yang tepat dikarenakan. penentuan desain penelitian berdasarkan sifat dari hipotesis itu sendiri.
Menurut Ari A. (2016: 1.43) jenis desain penelitian terdiri atas desain penelitian eksploratif,
desain penelitian konklusif, dan desain penelitian deskriptif. Pada kesimpulannya desain
penelitian eksploratif digunakan pada hipotesis yang tidak memperlukan sebuah verifikasi secara
ilmiah, sedangkan desain penelitian konklusif digunakan ketika diperlukan verifikasi. Untuk
desain penelitian deskriptif digunakan jika tidak ada variable perlakuan pada penelitian. Pada
penentuan desain selanjutnya akan berpengaruh pada instrumen pengumpulan data, ukuran
sampel, dan tehnik analisa data.
6. Penentuan Subyek Penelitian
Langkah berikutnya ialah menentukan subyek penelitian, pada tahapan ini diperlukan untuk
menguji kebenaran empiris atas hipotesis. Sebuah subyek penelitian dapat berupa individu,
kelompok ataupun organisasi yang tentunya terdapat variable yang relevan melekat pada
subyek-subyek tersebut. Sebagaimana dijelaskan Arikunto (2006: 145) subjek penelitian adalah
subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Sedangkan Ari A. (2016: 1.44) menerangkan bahwa
subjek penelitian dapat berupa populasi dan sampel. Pemilihan tersebut akan berpengaruh
seberapa besar jawaban dipresentasikan.
7. Pengembangan Instrumen Perolehan Data
Setelah menentukan subjek penelitian perlu adanya sebuah alat/instrument yang digunakan
dalam mengambil data dari subjek penelitian. Dalam memnentukan instrumen perolehan data
akan menjadi konsekuensi sebarapa besar akurasi data yang diperoleh. Menurut Arikunto (2010:
265), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya dalam pengumpulan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah. Pada dasarnya instrumen yang digunakan dalam memeperoleh data mengenai
variable penelitian adalah observasi, wawancara, dan angket atau kuesioner.
8. Penganalisisan Reliabilitas dan Validitas Intrumen
Dalam memperoleh data yang akurat perlu dipilihnya instrumen yang valid dan sesuai dengan
variable yang diuji. Oleh karena itu perlu adanya pengujian validitas dan realibilitas intrumen
tersebut. Ari A. (2016: 1.45) menyebutkan bahwa suatu intrumen dinyatakan valid apabila
intrumen tersebut dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur melalui instrument itu.
Proses pengujian ini cenderung diperlukan untuk jenis variable yang sifatnya abstrak seperti
halnya faktor psilogis, persepsi maupun motivasi.
9. Pengumpulan Data
Dalam tahapan pengumpulan data dilkukan ketika sebuah instrumen sudah diuji validitas dan
realibitasnya. Pada kegiatan pengumpulan data peneliti dapat mengambil langsung pada subjek
penelitian ataupun menggunakan jasa kolektor data. Namun pada penggunaan jasa kolektor
data, seseorang yang diminta menjalankan tugas tersebut perlu dijelaskan secara lengkap
bagaimana data tersebut diambil sehingga sesuai dengan tujuan peneliti.
3. 10. Penganalisisan Data
Tahapan berikutnya ketika data sudah diperoleh yaitu proses analisis data. Dalam proses ini
perlu adanya pemilihan jenis anilisis yang spesifik dalam pemilihannya indikator yang digunakan
adalah kesesuian tipe kaitan antara variable-variable dan skala tiap variable yang ada dalam
hipotesis tersebut. Ari A. (2016;1.46) mejelaskan bahwa tehnik analisis data yang paling sering
digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah statistik. tiap anilisis statistik memiliki tujuan dan
persyaratan maupun asumsi tertentu. Jadi pada kondisi ini perlunya adanya pengujian terlebih
dahulu asumsinya diuji sebagai tujuan untuk mengetahui apakah asumsi itu terpenuhi ataupun
menyimpang jauh.
11. Pendiskusian Hasil Analisis
Setelah data melalui proses anilisis tentunya terdapat hasil yang didapat. Namun tidak serta
merta hasil tersebuh menjadi bukti bahwa hipotesis yang diajukan diasumsikan sudah teruji
secara empiris. Hasil dari anilisis data tidak seta merta menjadi kesimpulan penelitian, hasil
tersebut perlu dilakukan diskusi terhadap hasil penelitian. Jika terdapat inkonsistesi pada
hipotesis peneliti diharapkan mampu menjelaskan berdasarkan metodologi dan teori yang
berkaitan dengan variable yang mempengaruhi kondisi tersebut.
12. Perumusan Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini tadak wajib dihadirkan pada setiap penelitian. Namun dalam perumusan saran
peneliti membuat berdasarkan hasil dari anilisis dan proses diskusi sebelumnya. Saran yang
dirumuskan perlu disusun secara oprasional dan terperinci yang dapat ditunjukan kepada peneliti
lain, akedemisi maupun subjek-subjek lain yang terkait pada hasil penelitian.
13. Pelaporan
Pada tahapan terakhir proses penelitian ialah pelaporan. Peniliti dapat melaporkan hasil
penelitiannya dalam bentuk tulisan baik. Hasil laporan tersebut dapat dipresentasikan melalui
seminar maupun jurnal ilmiah.
REFERENSI
Ari Aritonang, Lerbin R. (2016). Materi Pokok Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima. Edisi
kedua. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Westra, Pariata., dkk. (1981). Ensiklopedia Administrasi, Jakarta: Gunung.
Yenrizal, (2004). Rumusan Masalah Dalam Penelitian. Medan: Perpustakaan Kota.