SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
PROPOSAL
PENELITIAN
 Dipresentasikan ulang oleh:
 Drs. H. Muh. Ilyas Upe, MA
Proposal penelitian adalah gagasan tentang
sesuatu topik studi yang penting dilakukan
karena alasan-alasan dan tujuan tertentu
berikut pendekatan dan metode untuk
melakukannya.
PENGERTIAN
1. Judul
2. Latar belakang
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan
5. Kegunaan
6. Hipotesis – kalau ada
7. Tinjauan Pustaka/Kerangka Teori
8. Metode:
- Pendekatan, pengumpulan Data, (Masalah
Sampling,
Instrumen dan Lokasi Penelitian, dan lain-lain)
- Analisis Data
ISI PROPOSAL
JUDUL
1. Topik yang diteliti mengandung masalah
yang tidak terlalu luas, tidak terlalu sempit.
Lebih baik kalau topik/masalah yang diajukan
lebih spesifik, dan tentu saja menarik dan
aktual secara akademik dan / atau secara
praktis.
2. Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun
sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil
sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak
memperoleh perhatian.
3. Diungkapkan dalam kalimat yang simpel
tetapi mampu menunjukkan dengan jelas
independent variable dan dependent variable-
nya.
4. Dengan demikian judul harus dapat
menunjukkan problematik yang
terkandung di dalam tema yang akan
diteliti.
5. Dalam kaitan itu biasa dibuat judul
dengan kalimat ganda di mana kalimat
pertama bersifat umum yang kemudian
diikuti dengan ungkapan yang
menunjukkan fokus persoalan yang dikaji.
Tetapi hindari ungkapan/kalimat yang
mengesankan bersifat snob/bombastis,
namun menarik (eyescatching).
1. Pada dasarnya berisikan argumentasi mengapa
topik penelitian ini penting untuk dilakukan dan
bagaimana cara melakukannya. Artinya penting
secara akademik (teoritik) dan/atau penting untuk
memecahkan masalah (problem solving) yang
dihadapi.
2. Oleh karena itu harus dibangun dalam argumen
yang jelas; didukung oleh data dalam setiap
pointnya; dan ditunjukkan bagaimana masalah itu
terintegrasi secara konseptual.
3. Latar belakang sebaiknya memuat argumen
bersifat akademik (review teoritik) atau review
hasil-hasil penelitian sebelumnya) dengan
menyertakan alasan-alasan praktis kenapa
penelitian ini penting dilakukan.
LATAR BELAKANG
4. Jangan sampai hanya mengulangi penelitian pihak lain.
Proposal harus mampu menunjukkan bahwa masalah-
masalah yang diteliti belum pernah dikaji secara serius
pada penelitian-penelitian sebelumnya.
5. Dalam pemaparan latarbelakang, biasanya dimulai dari
gejala yang umum sampai pada yang lebih spesifik.
6. Berikan juga gambaran selintas mengenai hasil yang
diharapkan dan kerangka waktu pelaksanaannya.
7. Singkatnya latar belakang berisikan situasi problematik
yang memberikan alasan mengapa penelitian tersebut
penting untuk dilakukan.
RUMUSAN MASALAH
1. Merupakan elemen yang paling penting dalam Research
design;
2. Merupakan starting point untuk masuk dalam masalah
research yang akan dilakukan;
3. Oleh karena pertanyaan penelitian merupakan yang
paling esensial, maka harus dirumuskan dengan jelas dan
padat.
4. Dalam merumuskan masalah dapat disederhanakan
dengan tipe: “what”; “why”; dan ”how”(Apa, kenapa,
bagaimana). Hal ini penting untuk ditegaskan, terutama
untuk membedakan tujuan penelitian yang akan
dilakukan (untuk menghambarkan realiatas sosial;
menjelaskan gejala sosial; meramalkan kondisi sosial dan
sebagainya).
5. Secara umum pertanyaan “what” sifatnya
deskripsi; sedangkan “how” biasanya
ditujukan pada upaya intervensi sebuah
perubahan; Why untuk eksplanasi dst.
Mungkin ada gunanya dalam
perumusan pertanyaan dibagi dalam
pertanyaan secondary dan sub-
secondary. Kemudian masing-masing
dihubungkan dengan latarbelakang dan
konteks researh; atau untuk
mengelaborasi dalam pertanyaan
utama.
1. Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan hal spesifik
yang diinginkan dari kegiatan penelitian berdasarkan
rumusan masalah. Jadi harus ada konsistensi antara
rumusan masalah, tujuan penelitian dan kesimpulan.
2. Paling tidak ada 5 tujuan dalam penelitian: to explore, to
describe, to understand, to explain and to predict. Jika dalam
perumusan masalahnya dimulai dengan “what” maka
tujuannya to explore atau to describe; namun jika dalam
perumasan masalahnya dimulai oleh “why” maka tujuan to
explain dst.
3. Khusus untuk penelitian “murni” / pengembangan ilmu,
kegunaan praktis diungkapkan di bagian lain (Kegunaan).
TUJUAN
KEGUNAAN
1. Hasil yang ditawarkan betul-betul
berdasarkan keyakinan karena diperlukan
dan hal serupa belum diajukan pihak
lain. Karena itu tawaran ini harus diajukan
berdasarkan informasi yang lengkap
bahwa tawaran tersebut betul-betul akan
bermanfaat.
2. Kegunaan ini dirumuskan secara spesifik
sesuai dengan [seukuran] problem yang
akan dipecahkan/dijawab.
HIPOTESIS
1. Hipotesa pada dasarnya merupakan
jawaban sementara atas research question
yang telah dirumuskan. Kendatipun begitu
tidak semua research question
membutuhkan hipotesa. Hipotesa hanya
relevan untuk menjawab pertanyaan
“why”(Apa) dan dalam beberapa hal
pertanyaan tentang “how” (Kanapa), tetapi
tidak relevan untuk pertanyaan
“what”(bagaimana). Hipotesa hanya relevan
ketika penelitian itu sedang menguji teori
(verifikasi). Apa, kenapa, bagaimana
2. Ada dua hipotetis; dalam penelitian
kuantitatif hipotesis itu merupakan
pertanyaan atau pernyataan yang
terdiri dari dua variabel atau lebih
yang untuk diuji, sedangkan dalam
penelitian kualitatif hipotesa itu lebih
berfungsi sebagai petunjuk jalan.
Hipotesis menjadi arah yang harus
ditempuh dalam pengumpulan,
pengolahan dan analisis data.
3. Fungsi hipotesa antara lain:
 3.1.Memberi tujuan yang tegas bagi penelitian;
 3.2. Membantu dalam menentukan arah,
dalam pembatasan ruang lingkup penelitian
dengan memilih fakta-fakta yang menjadi
pokok penelitian dan menentukan fakta-fakta
yang relevan;
 3.3. Menghindari suatu penelitian yang tidak
terarah dan tidak bertujuan.
 Dalam penelitian kualitatif, rumusannya bisa
dilakukan dengan berbagai cara yang kreatif,
tetapi esensinya menunjukkan hipotesis yang
menjadi landasan [“petunjuk jalan”]
pelaksanaan penelitian ini.
 Sebagaimana kita ketahui dalam analisa kuantitatif ada
beberapa teknik analisa, seperti: Description
(Distribution; numerical and graphical, Central tendency
and dispersion) : Association (Correlation; simple,
partion and multiple, Analisysis of variance and
covariance; Regression : simple, partial and multiple:
Causation (factor analysis, path analysis, regression:
simple, partial and multiple: Inference (sample statistic
to population parameter, sample difference to
population differences. Semua pemilihan analisa data
itu sangat tergantung pada tujuan penelitian yang telah
dirumuskan. Sedangkan dalam penelitian kualitatif kita
kenal teknik analisa: Description; Theory generation;
Analytic induction, Grounded theory (open and axial
coding), Categorizing and connecting, From everyday
typications to typologies.
 Untuk analisa kuantitatif telah dipermudah
dengan adanya program SPSS. Sedangkan
dalam analisa penelitian kualitatif, dapat
menggunakan analysis interactive model
yang dikembangkan Miles dan Huberman
(1998) seperti mulai data collection and
timing, data display, data reduction and
analysis, hingga conclution. Yang
terpenting dalam analisa data harus ada
konsistensi antara tujuan penelitian,
hipotesa yang telah dirumuskan dengan
teori yang telah digunakan. Jangan sampai
teori yang telah dirumuskan tidak
digunakan untuk menganalisa data.
TINJAUAN PUSTAKA/
KERANGKA TEORI
 1. Salah satu fungsi dari literatur review
adalah untuk menunjukkan relevansinya
dengan ilmu pengetahuan;
 2. Memberikan back ground dan justifikasi
atas penelitian yang akan dilakukan;
 3. Untuk membantu kemungkinan
menemukan jawaban penelitian atau
membantu mengembangkan hipotesa;
 4. Menunjukkan asumsi yang mendasari
dibalik pertanyaan yang diajukan dalam
penelitian;
 5. Mengambarkan asumsi paradigma yang
digunakan serta asumsi-asumsi nilai-nilai
yang diusahakan dalam penelitian;
menunjukkan peneliti cukup mengetahui
antara penelitian yang dilakukan dengan
intellectual traditions yang ada dalam topic
itu dan mensupport atas studi yang
dilakukan;
 6. Menunjukkan bahwa peneliti telah
mengidentifikasi masalah yang terjadi
sebelumnya dan studi yang akan dilakukan
akan mengisi apa yang dibutuhkan;
 7. Membantu untuk meredefinis
pertanyaan-pertanyaan yang lebih
mendasar dari ”empirical traditions”.
Hubungan Penelitian
Sebelumnya
 Untuk menunjukkan bahwa telah ada
penelitian dilakukan sebelumnya yang
mirip atau ada kaitannya namun sasaran
intinya beda (penemuan ilmu baru), atau
karena belum tuntas pembahasannya,
jadi akan mengkaji lebih lanjut masalah
itu (penelitian pengembangan), atau
akan melakukan uji teori.
Posisi Teori
 Dilihat dari Basic Research paling tidak ada 5
tipe tujuan penelitian:
 1. To explore (penjajagan): tujuannya
berusaha untuk pengembangan awal, mencari
gambaran kasar atau mencari pemahaman
tentang fenomena sosial yang belum diketahui
sebelumnya.
 2. To describe: tujuannya untuk
menggambarkan realitas sosial secara apa
adanya atau melakukan pengukuran yang
cermat terhadap fenomena sosial tertentu,
termasuk keajegan-keajegan sosial yang ada.
Peneliti mengembangkan konsep atau teori,
tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.
 3.To explain: untuk menjelaskan hubungan
kausal fenomena sosial dengan
mengembangkan pengujian hipotesa.
 4. To understand: untuk memahami
fenomena sosial secara mendalam,
termasuk menentukan alasan-alasan dari
tindakan sosial yang ada, kejadian-kejadian
serangkain episode sosial, dengan berbagai
alasannya yang diverivasi dari aktor sosial.
 5. To predict: untuk melakukan ramalan
kejadian tertentu dimasa mendatang,
setelah melakukan pemahaman dan
penjelasan atas fenomena sosial tertentu
sebagai landasan postulatnya.
 To change: untuk melakukan intervensi sosial,
seperti membantu partisipasi (Penelitian - PAR)
 To evaluate: untuk memonitor program intervensi
sosial atau menilai apakah program yang telah
ditetapkan sesuai dengan outcome yang telah
direncanakan dan membantu memecahkan
masalah dan membuat kebijakan.
 To asses social impact: untuk mengindentifikasi
kemungkinan konsekuensi/dampak sosial-
kebudayaan dari pelaksanaan proyek, perubahan
teknologi atau kebijakan tindakan pada stuktur
sosial, proses sosial dan sebagainya.
 Dalam penelitian yang masih dalam tahap
penjelajahan (to explore), maka posisi teori
pada dasarnya tidak terlalu dominan.
Kecuali untuk membantu memahami
realitas sosial yang ada. Misalnya kita
belum tahu mengapa sistem perkawinan
poliandri bisa diterima oleh masyarakat di
kecamatan x di Pasuruan: mengapa petani-
gurem yang banyak memberikan
sumbangan pada swadaya pangan, tetapi
paling sedikit menerima keuntungan tidak
pernah berontak (share of poverty): dan
sebagainya.
 Dalam penelitian desktiptif (to describe),
meskipun tujuan penelitian hanya
menggambarkan realitas sosial secara apa
adanya, teori akan sangat membantu untuk
menafsirkan atau memahami realitas sosial
yang ada. Misalnya, untuk menggambarkan
derajat nasionalisme 25 orang Indonesia di
Australia, Deddy Mulyana (dalam
disertasinya) setelah membuat kategorisasi
model identitas etnik ( religius, moderat,
kosmopolitan dan nasionalis), ia
menggunakan berbagai teori untuk
memahami gejala sosial yang ditemukan.
 Dalam penelitian penjelasan (to
explain), posisi teori sangat jelas,
yakni untuk landasan penjelasan
realitas sosial yang diturunkan dalam
hipotesa hendak diuji. Misalnya, kita
melakukan penelitian tentang bunuh
diri di Gunung Kidul dengan mencoba
menverifikasi (dengan berbagai
modifikasi) teorinya Durkhiem.
 Dalam penelitian yang bertujuan untuk
memahami (to understand) realitas sosial,
posisi teori adalah untuk menafsirkan realitas.
Misalnya, untuk keberhasilan kapitalisme di
Asia Tenggara (oleh ras kuning) kita
menggunakan pendekatan kebudayaan
(Weberian) dengan mencoba mempelajari
implikasi modal sosial etnik ini dengan
mempelajari xinyong dan guanxi. Atau, untuk
memahami konflik etnik-keagamaan di
Indonesia, kita menggunakan: teori “etho-
nationalism” (primordialist atau intrumentalist)
dari William Douglas (1993); teori “deprivasi
relatif” dari Robert Gurr; atau teori penguatan
identitas dan kohesi kelompok dari Peter Blau
(overlapping cleavages atau crosscutting
cleavages).
 Atau misalnya, untuk memahami
mengapa mesin politik gagal
menghantarkan Megawati-Hasyim jadi
presiden, dengan perspektif
bureaucratic polity (Karl D Jackson),
teori patron-client (Wertheim), teori
ekonomi politik (Richard Robinson)
dan sebagainya.
Metodologi
 … epistemology is the science of knowing ,
methodology ( a subfield of epistemology) might
be called “ the science of finding out” (Babbie,
1992:7).
 … methods as the techniques or procedures
used to collect and analyse data. Methodology,
on the hand, refers to discussions of how
research is done, or should be done, and to the
critical analysis of research (Blaikie, 2001:8)
Tehnik Penarikan Sampel
 Sebagaimana diketahui bahwa dalam
penelitian survei (Kuantitatif) ada prinsip
keterwakilan (representativeness) atau
probabilitas dalam generalisasi hasil-hasil
temuan, sehingga masalah sampel sangat
penting. Sebaliknya dalam penelitian kualitatif
karena tidak ada prinsip keterwakilan, maka
masalah jumlah sampel tidak menjadi fokus
utama. Sebagai konsekuensinya tidak ada
prinsip generalisasi atau prediksi. Dalam
penelitian kualitatif yang sering dilakukan
dalam bentuk studi kasus, tidak ada
kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. Ia
hanya berlaku dalam kasus yang diteliti saja.
Lanjutan Teknik Penarikan
Sampel
 Non-probability sampling
 1. Reliance on Available Subjects : pengambilan sample
berdasarkan pada subjek yang tersedia/ada.
 2. Purposive or Judgmental Sampling:peneliti memilih
sampel berdasarkan kreteria tertentu yang diharapkan
memiliki informasi yang akurat.
 3. Snowball Sampling: Peneliti menentukan sampel
berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan
sebelumnya berdasarkan kempotensi yang dibutuhkan yang
mengalir sedemikian rupa bagaikan bola salju.
 4. Quota Sampling: Peneliti mengambil sapel dari masing-
masing kelompok dengan proporsi yang relatif sama.
Lanjutan teknik
penegambilan sample
 Probability sampling
 1. Random sampling : setiap anggota populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
 2. stratified random sampling: populasi dibagi dalam berbagai
kelompok, dan sampel dari masing-masing kelompok tersebut.
 3. systematic sampling: pemilihan sampel didasarkan urutan nilai
interval tertentu.
 4. clustered sampling: populasi dibagi dalam bebarapa kelompok tetapi
yang dipilih sebagai sampel adalah bukan individu tetapi kelompok.
Lanjutan penarikan
sample
 Dengan demikian cara pengambilan sampel hendaknya
disesuaikan dengan jenis dan pendekatan yang dilakukan.
Dan yang terpenting masing-masing pengambilan sample
harus dikemukakan alasan dan dikemukakan kelemahan
dan kelebihannya.
 Teknik Penegumpulan Data
 Dalam penelitian kuantitatif data tidak diperoleh melalui
observasi atau partisipasi terlibat, melainkan melalui
kuestioner. Pada dasarnya kuestioner memiliki dua
fungsi. Pertama, sebagai alat memperoleh data (seperti
umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dsb):
kedua, kuestioner digunakan sebagai alat untuk
mengukur pendapat seseorang.
Teknik Pengumpulan Data
(Pengamatan Terlibat)
 Becker at al. (1968) mengatakan bahwa
pengamatan terlibat merupakan pengamatan
yang dilakukan sambil berperan serta dalam
kehidupan terhadap orang yang diteliti. Jadi,
pengamatan terlibat adalah mengikuti orang-
orang yang diteliti dalam kehidupan sehari-
hari, melihat apa yang mereka lakukan, kapan
dengan siapa, dan dalam keadaan apa, dan
menanyai tentang tindakan mereka.
 Sedangkan bagi Denzin (1978),
pengamatan terlibat dianggap
sebagai strategi lapangan yang
secara simultan memadukan
analisis dokumen, wawancara
dengan responden atau informan
partisipasi dan observasi
langsung dalam penelitian
kebudayaan yang ingin
mengungkap dunia makna,
sangatlah tidak mudah.
 Dalam penelitian kualitatif, pada mulanya berangkat dari
temuan-temuan fakta sosial kemudian ditransformasikan
menjadi tema-tema, pola-pola, konsep-konsep, definisi-
definisi atau model-model. Dalam proses itu kemudiaan
dipoles dengan konsep-konsep atau teori yang telah
dibaca.
 Mengingat bahwa metode pengamatan terlibat sangat
amat tergantung kepada peneliti sebagai instrumennya,
maka dalam pelaksanaannya menuntut peneliti untuk
sensitif terhadap masalah yang diteliti, memiliki
kemamupaun untuk membaca masalah penelitian yang
dicari, memiliki kemampuan unuk mengimajinasikan
masalah-masalah penelitian untuk dirumuskan dalam
hasil penelitian, dan memiliki keahlian untuk
merumuskan masalah yang ditemukan di lapangan
 Satu hal yang harus disadari peneliti dalam metode ini
agak sulit untuk memposisikan dirinya sebagai pengamat
atau sebagai partisipan yang terlibat. Karena itu kategori
Denzin, menarik untuk diperhatikan. Pertama, jenis
peserta sebagai pengamat (participant as observer),
dengan membiarkan kehadirannya sebagai peneliti dan
mencoba membentuk serangkaian hubungan dengan
subyek, sehingga berfungsi sebagai informan; kedua,
jenis partisipan penuh (complete participant): disini
peneliti sampai tidak diketahui ketika ia sedang
mengamati apa yang sedang diteliti (contoh: Jakarta
undercover, pen): Ketiga, pengamat sebagai partisipan
(observer as participant) yang lazimnya
merepresentasikan situasi yang memungkinkan peneliti
melakukan sekali kunjungan atau wawancara dengan
informan.
Depth Interview
 Metode ini telah menjadi instrumen
pengumpulan data bagi hampir digunakan
seluruh perspektif dalam naungan penelitian
kualitatif. Seperti diketahui paling tidak ada
empat jenis interview yang lazim digunakan
dalam penelitian: yaitu wawancara berstruktur
(structured interview) melalui questioner: dimana
responden hanya sedit memiliki ruang untuk
mengekspresikan pendapatnya atas keinginan
mereka: wawancara semi-terstruktur (semi-
structured interview) pewancara lebih memiliki
kebebasan untuk memperoleh jawaban yang
standar, termasuk mengklarifikasi dan
mengelaborasi atas jawaban yang diberikan.
 Adapun wawancara tak berstrukur
(Unstructured or focused interview) sifatnya
lebih terbuka (open–ended character)
sedangkan wawancara kelompok (group
interview) merupakan alat investigasi yang
berharga dengan dengan focus disekiktar
masalah yang ingin diketahui kadang-kadang
wawancara tak berstuktur itu disebut perkapan
“informal” atau ( ”a conversation with a
purpose”) atau juga disebut sebagai the
informal conversational interview, the general
interview guide approach, and the
standardized open-ended interview.
 Sebagai konsekuensi dari tidak ketatnya struktur
pertanyaan yang ada, tidak jarang proses tanya-
jawab ini menjadi tidak terfokus (kesana-kemari),
sehingga banyak data yang mubazir. Oleh
karena itu satu hal yang perlu diingat untuk
menghindari wawancara yang tidak terfokus,
peneliti harus berusaha mengarahkan
wawancara itu agar sesuai dengan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan. Bagi
pewancara sebaiknya tetap membawa dan
memegang pedoman wawancara, yakni susunan
pertanyaan yang harus diajukan, meskipun
fungsinya sekedar untuk pengingat, dan bukan
untuk dilihat secara terus-menerus. Pedoman
wawancara ini hanyalah panduan umum, yang
hanya memuat point-point yang akan ditanyakan
pewancara.
Analisa Data
 Apabila penelitian itu kuantitatif (survei), maka
analisa statistik yang akan digunakan diuraikan
secara singkat sesuai dengan tujuan dan jenis
hipotesa yang telah dikembangkan. Misalnya, jika
tujuan penelitiannya hanya deskriptif, maka teknis
analisisnya hanya menggunakan statistika dasar
yang berkaitan dengan parameter statistika
deskriptif (tabel frekuensi, mean, median standar
deviasi dan sebagainya). Namun jika tujuan
penelitiannya adalah eksplanatoris atau untuk
menguji hipotesa, maka teknis analisa akan lebih
komplek dengan mengunakan statistika inferensi.
 Singkatnya jenis teknik analisis yang
digunakan sangat tergantung pada aras
pengukuran dan tipe hipotesa atau model
yang hendak diuji. Jika hipotesis
kontigensi, yaitu mengujian antar dua
variabel yang diukur pada skala nominal,
dapat menggunakan analisa chi square:
Jika hipotesis perbedaan antar kelompok,
maka dapat menggunakan uji beda mean
(bila terdiri dari dua kelompk) dan F-test
(bila terdiri dari dua kjelompok) atau yang
dikenal dengan ANOVA (Analisa varian)
demikian sterusnya.
 Sebaliknya jika menggunakan metode
kualitatif, teknik analisa datanya juga harus
diuraikan. Misalnya, dengan menggunakan
analysis interactive model yang dikembangkan
Miles dan Haberman (1987) seperti mulai data
collection and timing, data display, data
reduction and analysis, hingga conclution:
atau, dengan menggunakan 12 langkahnya
Spartley dalam studi etnografi dsb. Disamping
itu dalam research design juga perlu
disertakan adalah rincian budget, time table,
expected outcomes or benefits, problems and
limitation.
Catatan Umum:
1. Ambil metode yang tepat, sesuai dengan
masalah yang diteliti. Apakah akan
menggunakan metode kuantitatif atau
kualitatif harus disesuaikan dengan jenis
realitas yang akan diteliti. Tunjukkan
kelebihan dan kelemahannya metode yang
akan digunakan.
2. Tunjukkan aplikasinya melalui penelitian
sebelumnya, termasuk yang dilakukan
pihak lain. Tunjukkan juga cara-cara
mengatasi kelemahannya.
3. Jelaskan secara operasional
penggunaan metode yang dipilih dalam
penelitian ini, baik dalam penentuan
lokasi penelitian , pengumpulan data,
pengolahan dan analisisnya.
4. Tunjukkan instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini.
5. Gambarkan juga kemungkinan
hasilnya bahwa dengan menggunakan
metode ini tujuan penelitian dapat
dicapai.
TERIMA KASIH
Muh. Ilyas Upe

More Related Content

Similar to PROPOSAL

Materi 2 - Unsur-unsur proposal penelitian.pdf
Materi 2 - Unsur-unsur proposal penelitian.pdfMateri 2 - Unsur-unsur proposal penelitian.pdf
Materi 2 - Unsur-unsur proposal penelitian.pdfMahesaRioAditya
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]Aminullah Assagaf
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]Aminullah Assagaf
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]AminullahAssagaf3
 
Metode riset (hanief)
Metode riset (hanief)Metode riset (hanief)
Metode riset (hanief)Poe Poengs
 
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdfMakalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdfMuhammad Iqbal
 
1 metpen pendahuluan 2020 2021
1 metpen pendahuluan 2020 20211 metpen pendahuluan 2020 2021
1 metpen pendahuluan 2020 2021RIDHOBARU
 
Bab 1 a022211005 hery maulana arif_ resume metode penelitian
Bab 1 a022211005 hery maulana arif_ resume metode penelitianBab 1 a022211005 hery maulana arif_ resume metode penelitian
Bab 1 a022211005 hery maulana arif_ resume metode penelitianmaulanaarif16
 
Sistematika langkah langkah
Sistematika langkah langkahSistematika langkah langkah
Sistematika langkah langkahconesti08com
 
METLIT 1.pptx
METLIT 1.pptxMETLIT 1.pptx
METLIT 1.pptxdemas12
 
presentasi masalah, tujuan, manfaat - Copy.pptx
presentasi masalah, tujuan, manfaat - Copy.pptxpresentasi masalah, tujuan, manfaat - Copy.pptx
presentasi masalah, tujuan, manfaat - Copy.pptxWISNUSUKMANEGARA1
 
PROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdf
PROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdfPROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdf
PROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdfDARADeva
 
Bahan metpen Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SE
Bahan metpen  Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SEBahan metpen  Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SE
Bahan metpen Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SEMeiman21051983
 
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullahAssagaf3
 

Similar to PROPOSAL (20)

2 -METODOLOGI PENELITIAN - PERUMUSAN MASALAH
2 -METODOLOGI PENELITIAN - PERUMUSAN MASALAH2 -METODOLOGI PENELITIAN - PERUMUSAN MASALAH
2 -METODOLOGI PENELITIAN - PERUMUSAN MASALAH
 
Materi 2 - Unsur-unsur proposal penelitian.pdf
Materi 2 - Unsur-unsur proposal penelitian.pdfMateri 2 - Unsur-unsur proposal penelitian.pdf
Materi 2 - Unsur-unsur proposal penelitian.pdf
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
 
Metode riset (hanief)
Metode riset (hanief)Metode riset (hanief)
Metode riset (hanief)
 
Kul metpen1
Kul metpen1Kul metpen1
Kul metpen1
 
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdfMakalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
 
1 metpen pendahuluan 2020 2021
1 metpen pendahuluan 2020 20211 metpen pendahuluan 2020 2021
1 metpen pendahuluan 2020 2021
 
metlit
metlitmetlit
metlit
 
Bab 1 a022211005 hery maulana arif_ resume metode penelitian
Bab 1 a022211005 hery maulana arif_ resume metode penelitianBab 1 a022211005 hery maulana arif_ resume metode penelitian
Bab 1 a022211005 hery maulana arif_ resume metode penelitian
 
Sistematika langkah langkah
Sistematika langkah langkahSistematika langkah langkah
Sistematika langkah langkah
 
METLIT 1.pptx
METLIT 1.pptxMETLIT 1.pptx
METLIT 1.pptx
 
Kuliah ke 3
Kuliah ke 3Kuliah ke 3
Kuliah ke 3
 
presentasi masalah, tujuan, manfaat - Copy.pptx
presentasi masalah, tujuan, manfaat - Copy.pptxpresentasi masalah, tujuan, manfaat - Copy.pptx
presentasi masalah, tujuan, manfaat - Copy.pptx
 
PROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdf
PROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdfPROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdf
PROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdf
 
Tentang riset
Tentang risetTentang riset
Tentang riset
 
Bahan metpen Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SE
Bahan metpen  Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SEBahan metpen  Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SE
Bahan metpen Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SE
 
bahasa
bahasabahasa
bahasa
 
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
 

More from AbdMuhaeminNabir

APT_8 Oktober 2018_Yogyakarta-Prof Wiwik.pptx
APT_8 Oktober 2018_Yogyakarta-Prof Wiwik.pptxAPT_8 Oktober 2018_Yogyakarta-Prof Wiwik.pptx
APT_8 Oktober 2018_Yogyakarta-Prof Wiwik.pptxAbdMuhaeminNabir
 
Perencanaan-Perpajakan-Pertemuan-1.pptx
Perencanaan-Perpajakan-Pertemuan-1.pptxPerencanaan-Perpajakan-Pertemuan-1.pptx
Perencanaan-Perpajakan-Pertemuan-1.pptxAbdMuhaeminNabir
 
MO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.ppt
MO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.pptMO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.ppt
MO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.pptAbdMuhaeminNabir
 
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptx
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptxPENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptx
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptxAbdMuhaeminNabir
 
Bab 8 - Akuntansi Transaksi Pembiayaan Musyarakah.ppt
Bab 8 - Akuntansi Transaksi Pembiayaan Musyarakah.pptBab 8 - Akuntansi Transaksi Pembiayaan Musyarakah.ppt
Bab 8 - Akuntansi Transaksi Pembiayaan Musyarakah.pptAbdMuhaeminNabir
 

More from AbdMuhaeminNabir (6)

APT_8 Oktober 2018_Yogyakarta-Prof Wiwik.pptx
APT_8 Oktober 2018_Yogyakarta-Prof Wiwik.pptxAPT_8 Oktober 2018_Yogyakarta-Prof Wiwik.pptx
APT_8 Oktober 2018_Yogyakarta-Prof Wiwik.pptx
 
rpp microteaching.pptx
rpp microteaching.pptxrpp microteaching.pptx
rpp microteaching.pptx
 
Perencanaan-Perpajakan-Pertemuan-1.pptx
Perencanaan-Perpajakan-Pertemuan-1.pptxPerencanaan-Perpajakan-Pertemuan-1.pptx
Perencanaan-Perpajakan-Pertemuan-1.pptx
 
MO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.ppt
MO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.pptMO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.ppt
MO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.ppt
 
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptx
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptxPENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptx
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptx
 
Bab 8 - Akuntansi Transaksi Pembiayaan Musyarakah.ppt
Bab 8 - Akuntansi Transaksi Pembiayaan Musyarakah.pptBab 8 - Akuntansi Transaksi Pembiayaan Musyarakah.ppt
Bab 8 - Akuntansi Transaksi Pembiayaan Musyarakah.ppt
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

PROPOSAL

  • 1. PROPOSAL PENELITIAN  Dipresentasikan ulang oleh:  Drs. H. Muh. Ilyas Upe, MA
  • 2. Proposal penelitian adalah gagasan tentang sesuatu topik studi yang penting dilakukan karena alasan-alasan dan tujuan tertentu berikut pendekatan dan metode untuk melakukannya. PENGERTIAN
  • 3. 1. Judul 2. Latar belakang 3. Rumusan Masalah 4. Tujuan 5. Kegunaan 6. Hipotesis – kalau ada 7. Tinjauan Pustaka/Kerangka Teori 8. Metode: - Pendekatan, pengumpulan Data, (Masalah Sampling, Instrumen dan Lokasi Penelitian, dan lain-lain) - Analisis Data ISI PROPOSAL
  • 4. JUDUL 1. Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas, tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau topik/masalah yang diajukan lebih spesifik, dan tentu saja menarik dan aktual secara akademik dan / atau secara praktis. 2. Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian. 3. Diungkapkan dalam kalimat yang simpel tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variable dan dependent variable- nya.
  • 5. 4. Dengan demikian judul harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan diteliti. 5. Dalam kaitan itu biasa dibuat judul dengan kalimat ganda di mana kalimat pertama bersifat umum yang kemudian diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji. Tetapi hindari ungkapan/kalimat yang mengesankan bersifat snob/bombastis, namun menarik (eyescatching).
  • 6. 1. Pada dasarnya berisikan argumentasi mengapa topik penelitian ini penting untuk dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Artinya penting secara akademik (teoritik) dan/atau penting untuk memecahkan masalah (problem solving) yang dihadapi. 2. Oleh karena itu harus dibangun dalam argumen yang jelas; didukung oleh data dalam setiap pointnya; dan ditunjukkan bagaimana masalah itu terintegrasi secara konseptual. 3. Latar belakang sebaiknya memuat argumen bersifat akademik (review teoritik) atau review hasil-hasil penelitian sebelumnya) dengan menyertakan alasan-alasan praktis kenapa penelitian ini penting dilakukan. LATAR BELAKANG
  • 7. 4. Jangan sampai hanya mengulangi penelitian pihak lain. Proposal harus mampu menunjukkan bahwa masalah- masalah yang diteliti belum pernah dikaji secara serius pada penelitian-penelitian sebelumnya. 5. Dalam pemaparan latarbelakang, biasanya dimulai dari gejala yang umum sampai pada yang lebih spesifik. 6. Berikan juga gambaran selintas mengenai hasil yang diharapkan dan kerangka waktu pelaksanaannya. 7. Singkatnya latar belakang berisikan situasi problematik yang memberikan alasan mengapa penelitian tersebut penting untuk dilakukan.
  • 8. RUMUSAN MASALAH 1. Merupakan elemen yang paling penting dalam Research design; 2. Merupakan starting point untuk masuk dalam masalah research yang akan dilakukan; 3. Oleh karena pertanyaan penelitian merupakan yang paling esensial, maka harus dirumuskan dengan jelas dan padat. 4. Dalam merumuskan masalah dapat disederhanakan dengan tipe: “what”; “why”; dan ”how”(Apa, kenapa, bagaimana). Hal ini penting untuk ditegaskan, terutama untuk membedakan tujuan penelitian yang akan dilakukan (untuk menghambarkan realiatas sosial; menjelaskan gejala sosial; meramalkan kondisi sosial dan sebagainya).
  • 9. 5. Secara umum pertanyaan “what” sifatnya deskripsi; sedangkan “how” biasanya ditujukan pada upaya intervensi sebuah perubahan; Why untuk eksplanasi dst. Mungkin ada gunanya dalam perumusan pertanyaan dibagi dalam pertanyaan secondary dan sub- secondary. Kemudian masing-masing dihubungkan dengan latarbelakang dan konteks researh; atau untuk mengelaborasi dalam pertanyaan utama.
  • 10. 1. Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan hal spesifik yang diinginkan dari kegiatan penelitian berdasarkan rumusan masalah. Jadi harus ada konsistensi antara rumusan masalah, tujuan penelitian dan kesimpulan. 2. Paling tidak ada 5 tujuan dalam penelitian: to explore, to describe, to understand, to explain and to predict. Jika dalam perumusan masalahnya dimulai dengan “what” maka tujuannya to explore atau to describe; namun jika dalam perumasan masalahnya dimulai oleh “why” maka tujuan to explain dst. 3. Khusus untuk penelitian “murni” / pengembangan ilmu, kegunaan praktis diungkapkan di bagian lain (Kegunaan). TUJUAN
  • 11. KEGUNAAN 1. Hasil yang ditawarkan betul-betul berdasarkan keyakinan karena diperlukan dan hal serupa belum diajukan pihak lain. Karena itu tawaran ini harus diajukan berdasarkan informasi yang lengkap bahwa tawaran tersebut betul-betul akan bermanfaat. 2. Kegunaan ini dirumuskan secara spesifik sesuai dengan [seukuran] problem yang akan dipecahkan/dijawab.
  • 12. HIPOTESIS 1. Hipotesa pada dasarnya merupakan jawaban sementara atas research question yang telah dirumuskan. Kendatipun begitu tidak semua research question membutuhkan hipotesa. Hipotesa hanya relevan untuk menjawab pertanyaan “why”(Apa) dan dalam beberapa hal pertanyaan tentang “how” (Kanapa), tetapi tidak relevan untuk pertanyaan “what”(bagaimana). Hipotesa hanya relevan ketika penelitian itu sedang menguji teori (verifikasi). Apa, kenapa, bagaimana
  • 13. 2. Ada dua hipotetis; dalam penelitian kuantitatif hipotesis itu merupakan pertanyaan atau pernyataan yang terdiri dari dua variabel atau lebih yang untuk diuji, sedangkan dalam penelitian kualitatif hipotesa itu lebih berfungsi sebagai petunjuk jalan. Hipotesis menjadi arah yang harus ditempuh dalam pengumpulan, pengolahan dan analisis data.
  • 14. 3. Fungsi hipotesa antara lain:  3.1.Memberi tujuan yang tegas bagi penelitian;  3.2. Membantu dalam menentukan arah, dalam pembatasan ruang lingkup penelitian dengan memilih fakta-fakta yang menjadi pokok penelitian dan menentukan fakta-fakta yang relevan;  3.3. Menghindari suatu penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan.  Dalam penelitian kualitatif, rumusannya bisa dilakukan dengan berbagai cara yang kreatif, tetapi esensinya menunjukkan hipotesis yang menjadi landasan [“petunjuk jalan”] pelaksanaan penelitian ini.
  • 15.  Sebagaimana kita ketahui dalam analisa kuantitatif ada beberapa teknik analisa, seperti: Description (Distribution; numerical and graphical, Central tendency and dispersion) : Association (Correlation; simple, partion and multiple, Analisysis of variance and covariance; Regression : simple, partial and multiple: Causation (factor analysis, path analysis, regression: simple, partial and multiple: Inference (sample statistic to population parameter, sample difference to population differences. Semua pemilihan analisa data itu sangat tergantung pada tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Sedangkan dalam penelitian kualitatif kita kenal teknik analisa: Description; Theory generation; Analytic induction, Grounded theory (open and axial coding), Categorizing and connecting, From everyday typications to typologies.
  • 16.  Untuk analisa kuantitatif telah dipermudah dengan adanya program SPSS. Sedangkan dalam analisa penelitian kualitatif, dapat menggunakan analysis interactive model yang dikembangkan Miles dan Huberman (1998) seperti mulai data collection and timing, data display, data reduction and analysis, hingga conclution. Yang terpenting dalam analisa data harus ada konsistensi antara tujuan penelitian, hipotesa yang telah dirumuskan dengan teori yang telah digunakan. Jangan sampai teori yang telah dirumuskan tidak digunakan untuk menganalisa data.
  • 17. TINJAUAN PUSTAKA/ KERANGKA TEORI  1. Salah satu fungsi dari literatur review adalah untuk menunjukkan relevansinya dengan ilmu pengetahuan;  2. Memberikan back ground dan justifikasi atas penelitian yang akan dilakukan;  3. Untuk membantu kemungkinan menemukan jawaban penelitian atau membantu mengembangkan hipotesa;  4. Menunjukkan asumsi yang mendasari dibalik pertanyaan yang diajukan dalam penelitian;
  • 18.  5. Mengambarkan asumsi paradigma yang digunakan serta asumsi-asumsi nilai-nilai yang diusahakan dalam penelitian; menunjukkan peneliti cukup mengetahui antara penelitian yang dilakukan dengan intellectual traditions yang ada dalam topic itu dan mensupport atas studi yang dilakukan;  6. Menunjukkan bahwa peneliti telah mengidentifikasi masalah yang terjadi sebelumnya dan studi yang akan dilakukan akan mengisi apa yang dibutuhkan;  7. Membantu untuk meredefinis pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendasar dari ”empirical traditions”.
  • 19. Hubungan Penelitian Sebelumnya  Untuk menunjukkan bahwa telah ada penelitian dilakukan sebelumnya yang mirip atau ada kaitannya namun sasaran intinya beda (penemuan ilmu baru), atau karena belum tuntas pembahasannya, jadi akan mengkaji lebih lanjut masalah itu (penelitian pengembangan), atau akan melakukan uji teori.
  • 20. Posisi Teori  Dilihat dari Basic Research paling tidak ada 5 tipe tujuan penelitian:  1. To explore (penjajagan): tujuannya berusaha untuk pengembangan awal, mencari gambaran kasar atau mencari pemahaman tentang fenomena sosial yang belum diketahui sebelumnya.  2. To describe: tujuannya untuk menggambarkan realitas sosial secara apa adanya atau melakukan pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, termasuk keajegan-keajegan sosial yang ada. Peneliti mengembangkan konsep atau teori, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.
  • 21.  3.To explain: untuk menjelaskan hubungan kausal fenomena sosial dengan mengembangkan pengujian hipotesa.  4. To understand: untuk memahami fenomena sosial secara mendalam, termasuk menentukan alasan-alasan dari tindakan sosial yang ada, kejadian-kejadian serangkain episode sosial, dengan berbagai alasannya yang diverivasi dari aktor sosial.  5. To predict: untuk melakukan ramalan kejadian tertentu dimasa mendatang, setelah melakukan pemahaman dan penjelasan atas fenomena sosial tertentu sebagai landasan postulatnya.
  • 22.  To change: untuk melakukan intervensi sosial, seperti membantu partisipasi (Penelitian - PAR)  To evaluate: untuk memonitor program intervensi sosial atau menilai apakah program yang telah ditetapkan sesuai dengan outcome yang telah direncanakan dan membantu memecahkan masalah dan membuat kebijakan.  To asses social impact: untuk mengindentifikasi kemungkinan konsekuensi/dampak sosial- kebudayaan dari pelaksanaan proyek, perubahan teknologi atau kebijakan tindakan pada stuktur sosial, proses sosial dan sebagainya.
  • 23.  Dalam penelitian yang masih dalam tahap penjelajahan (to explore), maka posisi teori pada dasarnya tidak terlalu dominan. Kecuali untuk membantu memahami realitas sosial yang ada. Misalnya kita belum tahu mengapa sistem perkawinan poliandri bisa diterima oleh masyarakat di kecamatan x di Pasuruan: mengapa petani- gurem yang banyak memberikan sumbangan pada swadaya pangan, tetapi paling sedikit menerima keuntungan tidak pernah berontak (share of poverty): dan sebagainya.
  • 24.  Dalam penelitian desktiptif (to describe), meskipun tujuan penelitian hanya menggambarkan realitas sosial secara apa adanya, teori akan sangat membantu untuk menafsirkan atau memahami realitas sosial yang ada. Misalnya, untuk menggambarkan derajat nasionalisme 25 orang Indonesia di Australia, Deddy Mulyana (dalam disertasinya) setelah membuat kategorisasi model identitas etnik ( religius, moderat, kosmopolitan dan nasionalis), ia menggunakan berbagai teori untuk memahami gejala sosial yang ditemukan.
  • 25.  Dalam penelitian penjelasan (to explain), posisi teori sangat jelas, yakni untuk landasan penjelasan realitas sosial yang diturunkan dalam hipotesa hendak diuji. Misalnya, kita melakukan penelitian tentang bunuh diri di Gunung Kidul dengan mencoba menverifikasi (dengan berbagai modifikasi) teorinya Durkhiem.
  • 26.  Dalam penelitian yang bertujuan untuk memahami (to understand) realitas sosial, posisi teori adalah untuk menafsirkan realitas. Misalnya, untuk keberhasilan kapitalisme di Asia Tenggara (oleh ras kuning) kita menggunakan pendekatan kebudayaan (Weberian) dengan mencoba mempelajari implikasi modal sosial etnik ini dengan mempelajari xinyong dan guanxi. Atau, untuk memahami konflik etnik-keagamaan di Indonesia, kita menggunakan: teori “etho- nationalism” (primordialist atau intrumentalist) dari William Douglas (1993); teori “deprivasi relatif” dari Robert Gurr; atau teori penguatan identitas dan kohesi kelompok dari Peter Blau (overlapping cleavages atau crosscutting cleavages).
  • 27.  Atau misalnya, untuk memahami mengapa mesin politik gagal menghantarkan Megawati-Hasyim jadi presiden, dengan perspektif bureaucratic polity (Karl D Jackson), teori patron-client (Wertheim), teori ekonomi politik (Richard Robinson) dan sebagainya.
  • 28. Metodologi  … epistemology is the science of knowing , methodology ( a subfield of epistemology) might be called “ the science of finding out” (Babbie, 1992:7).  … methods as the techniques or procedures used to collect and analyse data. Methodology, on the hand, refers to discussions of how research is done, or should be done, and to the critical analysis of research (Blaikie, 2001:8)
  • 29. Tehnik Penarikan Sampel  Sebagaimana diketahui bahwa dalam penelitian survei (Kuantitatif) ada prinsip keterwakilan (representativeness) atau probabilitas dalam generalisasi hasil-hasil temuan, sehingga masalah sampel sangat penting. Sebaliknya dalam penelitian kualitatif karena tidak ada prinsip keterwakilan, maka masalah jumlah sampel tidak menjadi fokus utama. Sebagai konsekuensinya tidak ada prinsip generalisasi atau prediksi. Dalam penelitian kualitatif yang sering dilakukan dalam bentuk studi kasus, tidak ada kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. Ia hanya berlaku dalam kasus yang diteliti saja.
  • 30. Lanjutan Teknik Penarikan Sampel  Non-probability sampling  1. Reliance on Available Subjects : pengambilan sample berdasarkan pada subjek yang tersedia/ada.  2. Purposive or Judgmental Sampling:peneliti memilih sampel berdasarkan kreteria tertentu yang diharapkan memiliki informasi yang akurat.  3. Snowball Sampling: Peneliti menentukan sampel berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan sebelumnya berdasarkan kempotensi yang dibutuhkan yang mengalir sedemikian rupa bagaikan bola salju.  4. Quota Sampling: Peneliti mengambil sapel dari masing- masing kelompok dengan proporsi yang relatif sama.
  • 31. Lanjutan teknik penegambilan sample  Probability sampling  1. Random sampling : setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.  2. stratified random sampling: populasi dibagi dalam berbagai kelompok, dan sampel dari masing-masing kelompok tersebut.  3. systematic sampling: pemilihan sampel didasarkan urutan nilai interval tertentu.  4. clustered sampling: populasi dibagi dalam bebarapa kelompok tetapi yang dipilih sebagai sampel adalah bukan individu tetapi kelompok.
  • 32. Lanjutan penarikan sample  Dengan demikian cara pengambilan sampel hendaknya disesuaikan dengan jenis dan pendekatan yang dilakukan. Dan yang terpenting masing-masing pengambilan sample harus dikemukakan alasan dan dikemukakan kelemahan dan kelebihannya.  Teknik Penegumpulan Data  Dalam penelitian kuantitatif data tidak diperoleh melalui observasi atau partisipasi terlibat, melainkan melalui kuestioner. Pada dasarnya kuestioner memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai alat memperoleh data (seperti umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dsb): kedua, kuestioner digunakan sebagai alat untuk mengukur pendapat seseorang.
  • 33. Teknik Pengumpulan Data (Pengamatan Terlibat)  Becker at al. (1968) mengatakan bahwa pengamatan terlibat merupakan pengamatan yang dilakukan sambil berperan serta dalam kehidupan terhadap orang yang diteliti. Jadi, pengamatan terlibat adalah mengikuti orang- orang yang diteliti dalam kehidupan sehari- hari, melihat apa yang mereka lakukan, kapan dengan siapa, dan dalam keadaan apa, dan menanyai tentang tindakan mereka.
  • 34.  Sedangkan bagi Denzin (1978), pengamatan terlibat dianggap sebagai strategi lapangan yang secara simultan memadukan analisis dokumen, wawancara dengan responden atau informan partisipasi dan observasi langsung dalam penelitian kebudayaan yang ingin mengungkap dunia makna, sangatlah tidak mudah.
  • 35.  Dalam penelitian kualitatif, pada mulanya berangkat dari temuan-temuan fakta sosial kemudian ditransformasikan menjadi tema-tema, pola-pola, konsep-konsep, definisi- definisi atau model-model. Dalam proses itu kemudiaan dipoles dengan konsep-konsep atau teori yang telah dibaca.  Mengingat bahwa metode pengamatan terlibat sangat amat tergantung kepada peneliti sebagai instrumennya, maka dalam pelaksanaannya menuntut peneliti untuk sensitif terhadap masalah yang diteliti, memiliki kemamupaun untuk membaca masalah penelitian yang dicari, memiliki kemampuan unuk mengimajinasikan masalah-masalah penelitian untuk dirumuskan dalam hasil penelitian, dan memiliki keahlian untuk merumuskan masalah yang ditemukan di lapangan
  • 36.  Satu hal yang harus disadari peneliti dalam metode ini agak sulit untuk memposisikan dirinya sebagai pengamat atau sebagai partisipan yang terlibat. Karena itu kategori Denzin, menarik untuk diperhatikan. Pertama, jenis peserta sebagai pengamat (participant as observer), dengan membiarkan kehadirannya sebagai peneliti dan mencoba membentuk serangkaian hubungan dengan subyek, sehingga berfungsi sebagai informan; kedua, jenis partisipan penuh (complete participant): disini peneliti sampai tidak diketahui ketika ia sedang mengamati apa yang sedang diteliti (contoh: Jakarta undercover, pen): Ketiga, pengamat sebagai partisipan (observer as participant) yang lazimnya merepresentasikan situasi yang memungkinkan peneliti melakukan sekali kunjungan atau wawancara dengan informan.
  • 37. Depth Interview  Metode ini telah menjadi instrumen pengumpulan data bagi hampir digunakan seluruh perspektif dalam naungan penelitian kualitatif. Seperti diketahui paling tidak ada empat jenis interview yang lazim digunakan dalam penelitian: yaitu wawancara berstruktur (structured interview) melalui questioner: dimana responden hanya sedit memiliki ruang untuk mengekspresikan pendapatnya atas keinginan mereka: wawancara semi-terstruktur (semi- structured interview) pewancara lebih memiliki kebebasan untuk memperoleh jawaban yang standar, termasuk mengklarifikasi dan mengelaborasi atas jawaban yang diberikan.
  • 38.  Adapun wawancara tak berstrukur (Unstructured or focused interview) sifatnya lebih terbuka (open–ended character) sedangkan wawancara kelompok (group interview) merupakan alat investigasi yang berharga dengan dengan focus disekiktar masalah yang ingin diketahui kadang-kadang wawancara tak berstuktur itu disebut perkapan “informal” atau ( ”a conversation with a purpose”) atau juga disebut sebagai the informal conversational interview, the general interview guide approach, and the standardized open-ended interview.
  • 39.  Sebagai konsekuensi dari tidak ketatnya struktur pertanyaan yang ada, tidak jarang proses tanya- jawab ini menjadi tidak terfokus (kesana-kemari), sehingga banyak data yang mubazir. Oleh karena itu satu hal yang perlu diingat untuk menghindari wawancara yang tidak terfokus, peneliti harus berusaha mengarahkan wawancara itu agar sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Bagi pewancara sebaiknya tetap membawa dan memegang pedoman wawancara, yakni susunan pertanyaan yang harus diajukan, meskipun fungsinya sekedar untuk pengingat, dan bukan untuk dilihat secara terus-menerus. Pedoman wawancara ini hanyalah panduan umum, yang hanya memuat point-point yang akan ditanyakan pewancara.
  • 40. Analisa Data  Apabila penelitian itu kuantitatif (survei), maka analisa statistik yang akan digunakan diuraikan secara singkat sesuai dengan tujuan dan jenis hipotesa yang telah dikembangkan. Misalnya, jika tujuan penelitiannya hanya deskriptif, maka teknis analisisnya hanya menggunakan statistika dasar yang berkaitan dengan parameter statistika deskriptif (tabel frekuensi, mean, median standar deviasi dan sebagainya). Namun jika tujuan penelitiannya adalah eksplanatoris atau untuk menguji hipotesa, maka teknis analisa akan lebih komplek dengan mengunakan statistika inferensi.
  • 41.  Singkatnya jenis teknik analisis yang digunakan sangat tergantung pada aras pengukuran dan tipe hipotesa atau model yang hendak diuji. Jika hipotesis kontigensi, yaitu mengujian antar dua variabel yang diukur pada skala nominal, dapat menggunakan analisa chi square: Jika hipotesis perbedaan antar kelompok, maka dapat menggunakan uji beda mean (bila terdiri dari dua kelompk) dan F-test (bila terdiri dari dua kjelompok) atau yang dikenal dengan ANOVA (Analisa varian) demikian sterusnya.
  • 42.  Sebaliknya jika menggunakan metode kualitatif, teknik analisa datanya juga harus diuraikan. Misalnya, dengan menggunakan analysis interactive model yang dikembangkan Miles dan Haberman (1987) seperti mulai data collection and timing, data display, data reduction and analysis, hingga conclution: atau, dengan menggunakan 12 langkahnya Spartley dalam studi etnografi dsb. Disamping itu dalam research design juga perlu disertakan adalah rincian budget, time table, expected outcomes or benefits, problems and limitation.
  • 43. Catatan Umum: 1. Ambil metode yang tepat, sesuai dengan masalah yang diteliti. Apakah akan menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif harus disesuaikan dengan jenis realitas yang akan diteliti. Tunjukkan kelebihan dan kelemahannya metode yang akan digunakan. 2. Tunjukkan aplikasinya melalui penelitian sebelumnya, termasuk yang dilakukan pihak lain. Tunjukkan juga cara-cara mengatasi kelemahannya.
  • 44. 3. Jelaskan secara operasional penggunaan metode yang dipilih dalam penelitian ini, baik dalam penentuan lokasi penelitian , pengumpulan data, pengolahan dan analisisnya. 4. Tunjukkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. 5. Gambarkan juga kemungkinan hasilnya bahwa dengan menggunakan metode ini tujuan penelitian dapat dicapai.