2018, adi novian prihantoro, be gg, buana, corporate governance, hapzi ali, kominfo, mercu, meruya, mm, pusdiklat, pusdiklat kominfo, sdm, tugas uas, universitas mercu buana
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
GCG ANTAM
1. Tugas UAS
Mata Kuliah Business Ethic & Good Governance
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Penerapan Good Governance di PT. ANTAM
Disusun Oleh :
Adi Novian Prihantoro – 55117120016
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
2. Abstract
Dalam perkembangannya implementasi Corporate Governance yang konsisten
menjadi salah satu penciptaan dan peningkatan nilai tambah bagi perusahaan. Hal
tersebut dengan pertimbangan bahwa perusahaan yang berjaya dan bertahan
dipersaingan global saat ini adalah perusahaan yang mampu memberi nilai tambah
tidak hanya bagi internal tetapi juga kepada pihak di luar perusahaan, sehingga
perusahaan perlu fokus pada upaya penciptaan nilai tambah tersebut. Untuk menjadi
nilai tambah bagi perusahaan, GCG harus dipahami tidak sekedar formalitas tetapi
menjadi bagian dari nilai dan budaya perusahaan.
Penerapan praktik terbaik Corporate Governance secara konsisten dan
berkesinambungan merupakan komitmen penuh dari ANTAM dalam pengelolaan
ANTAM dengan menjaga keseimbangan antara kepentingan pemegang saham
maupun kepentingan stakeholders lainnya. Dalam menerapkan Good Corporate
Governance (GCG), ANTAM tidak hanya sekedar memenuhi kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan saja, tetapi bersungguh-sungguh menerapkannya
dalam segala kegiatan operasional ANTAM yang dijalankan dengan senantiasa
memperhatikan prinsip-prinsip GCG yaitu Transparency, Accountability,
Responsibility, Independency dan Fairness.
A. PENDAHULUAN
Timbulnya berbagai permasalahan besar yang menimpa perusahaan-perusahaan
di Inggris dan di Amerika Serikat sekitar tahun 1980an berupa berkembangnya budaya
serakah dan pengambil alihan perusahaan secara agresif lebih menyadarkan orang
akan perlunya implementasi Corporate Governance. Dalam suatu perusahaan
menjadi hal umum terjadi konflik antara kebebasan pribadi dan tanggung jawab
kolektif, dan inilah pusat dari pengaturan yang menjadi objek corporate governance.
Di Indonesia, konsep GCG mulai ramai diperbincangkan pada saat terjadi krisis
moneter di tahun 1997. Krisis yang terjadi di tanah air mengakibatkan banyak
perusahaan tak mampu bertahan, hal tersebut tercermin dari 16 bank yang dengan
terpaksa harus dilikuidasi karena tidak mampu mempertahankan kelangsungan
usahanya. Dalam kajiannya, Bank Pembangunan Asia menarik kesimpulan bahwa
krisis ekonomi yang datang ke negara-negara di Asia Tenggara disebabkan karena
sistem corporate governance yang amat buruk dalam segi perekonomian. Praktik-
praktik corporate governance yang buruk dan kurang terpuji sering ditandai dengan
ciri-ciri dewan direksi yang tidak efektif, kontrol internal yang lemah, audit yang buruk,
kurangnya pengungkapan yang seimbang, dan kurangnya penegakan hukum (Sutedi,
2011:50).
Dalam perkembangannya implementasi Corporate Governance yang konsisten
menjadi salah satu pemciptaan dan peningkatan nilai tambah bagi sebuah
perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan pertimbangan bahwa perusahaan yang
bertahan dan sukses di persaingan global adalah perusahaan yang bisa memberikan
nilai tambah terhadap internal perusahaan dan juga kepada pihak luar perusahaan,
dan perusahaan harus fokus pada upaya penciptaan nilai tambah tersebut. Supaya
bisa menjadi nilai tambah bagi perusahaan, maka GCG harus dimengerti dan
dipahami agar tidak hanya sekedar formalitas tetapi menjadi bagian dari nilai dan
budaya perusahaan.
Penerapan praktik terbaik Corporate Governance secara konsisten dan
berkesinambungan merupakan komitmen penuh dari ANTAM dalam pengelolaan
ANTAM dengan menjaga keseimbangan antara kepentingan pemegang saham
maupun kepentingan stakeholders lainnya. Dalam menerapkan Good Corporate
3. Governance (GCG), ANTAM tidak hanya sekedar memenuhi kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan saja, tetapi bersungguh-sungguh menerapkannya
dalam segala kegiatan operasional ANTAM yang dijalankan dengan senantiasa
memperhatikan prinsip-prinsip GCG yaitu Transparency, Accountability,
Responsibility, Independency dan Fairness.
B. STUDI LITERATUR
Kata ”governance” berasal dari bahasa perancis yaitu “gubernance” yang berarti
pengendalian. Kemudian kata tersebut digunakan dalam konteks kegiatan perusahaan atau jenis
organisasi yang lain menjadi corporate governance. Dalam bahasa Indonesia corporate
governance diterjemahkan sebagai tata kelola atau tata pemerintahan perusahaan (Effendi,
2009:1). Pasal 1 Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117/MMBU/ 2002 Tanggal 31 Juli 2002
tentang penerapan GCG pada BUMN memberikan pengertian bahwa GCG adalah sebuah
proses dan struktur yang digunakan BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya, berlandaskan peraturan
perundangan dan nilai-nilai etika. Secara singkat GCG diartikan sebagai seperangkat sistem
yang digunakan guna mengatur dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan untuk
menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan (Effendi, 2009:2).
Pengertian Good Governance menurut Mardiasmo (1999:18) adalah suatu konsep pendekatan
yang berorientasi kepada pembangunan sector public oleh pemerintahan yang baik. Lebih lanjut
menurut Bank Dunia yang dikutip Wahab (2002:34) menyebut Good Governance adalah suatu
konsep dalam penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab
sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan investasi yang
langka dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administrative, menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas
kewiraswastaan. Selain itu Bank dunia juga mensinonimkan Good Governance sebagai
hubungan sinergis dan konstruktif di antara negara, sector dan masyarakat (Effendi,1996:47).
Dalam kaitan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya Corporate Governance,
maka Organization for Economic Coorporation and Development (EOCD) telah
mengembangkan prinsip Good Corporate Governance dan dapat diterapkan secara luwes sesuai
dengan keadaan, budaya dan tradisi masing-masing negara. Prinsip-prinsip dasar GCG tersebut
yaitu, Transparency, Accountability, Responsibility, Indepandency dan Fairness.
PRINSIP GCG DEFINISI
Transparancy
(Keterbukaan Informasi)
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi
materiil dan relevan bagi perusahaan.
Independency
(Kemandirian)
Suatu keadaaan dimana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan pearturan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip korporasi yang sehat.
Accountability
(Akuntabilitas)
Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
Responsibility
(Pertanggungjawaban)
Kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip perusahaan yang sehat.
4. Fairness
(Kesetaraan dan kewajaran)
Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Sumber : KepMen BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002
Menurut Siswanto Sutojo dalam E. John Aldridge (2005:5-6), Good Corporate Governance
mempunyai lima macam tujuan utama, yaitu :
1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.
2. Melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders non-pemegang saham.
3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors
dan manajemen perusahaan, dan
5. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior
perusahaan.
Dengan melaksanakan Corporate Governance, menurut Forum of Corporate Governance
in Indonesia (FCGI) ada beberapa manfaat yang diperoleh, antara lain :
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan
yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta lebih
meningkatkan pelayanan kepada stakeholder.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid (karena
faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia,
4. Pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan
meningkatkan shareholder Value dan deviden.
Menurut (Hery dalam Tadikapury, 2010) ada lima manfaat yang dapat diperoleh perusahaan
yang menerapkan Good Corporate Governance yaitu :
1. GCG secara tidak langsung akan dapat mendorong pemanfaatan sumber daya
perusahaan ke arah yang lebih efektif dan efisien, yang pada gilirannya akan turut
membantu terciptanya pertumbuhan atau perkembangan ekonomi nasional.
2. GCG dapat membantu perusahaan dan perekonomian nasional, dalam hal ini menarik
modal investor dengan biaya yang lebih rendah melalui perbaikan kepercayaan investor
dan kreditur domestik maupun internasional.
3. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memastikan/menjamin bahwa perusahaan
telah taat pada ketentuan, hukum, dan peraturan.
4. Membangun manajemen dan Corporate Board dalam pemantauan penggunaan
asset perusahaan.
5. Mengurangi korupsi.
Dari tujuan dan manfaat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang
menerapkan GCG akan selalu melindungi kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak yang
terkait dalam pengelolaan perusahaan dan selalu melaksanakan kegiatan perusahaan secara
efektif dan efisien untuk meningkatkan perekonomian perusahaan dan pada akhirnya akan
meningkatkan kepercayaan publik kepada perusahaan tersebut.
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan pada makalah ini dengan melakukan studi literatur secara online
pada website PT. ANTAM.
5. D. PEMBAHASAN
Penerapan praktik terbaik Corporate Governance secara konsisten dan
berkesinambungan merupakan komitmen penuh dari ANTAM dalam pengelolaan
ANTAM dengan menjaga keseimbangan antara kepentingan pemegang saham
maupun kepentingan stakeholders lainnya. Dalam menerapkan Good Corporate
Governance (GCG), ANTAM tidak hanya sekedar memenuhi kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan saja, tetapi bersungguh-sungguh menerapkannya
dalam segala kegiatan operasional ANTAM yang dijalankan dengan senantiasa
memperhatikan prinsip-prinsip GCG yaitu Transparency, Accountability,
Responsibility, Independency dan Fairness.
Sebagai wujud penerapan GCG yang komprehensif, ANTAM berupaya untuk
dapat mengadopsi standar terbaik yang berlaku secara internasional seperti Australian
Securities Exchange (ASX) Corporate Governance Principles and Recommendations
3rd Edition yang diterbitkan oleh ASX Corporate Governance Council,ASEAN
Corporate Governance Scorecard yang diterbitkan oleh ASEAN Capital Market Forum,
standar yang berlaku di Indonesia seperti Pedoman GCG yang diterbitkan oleh Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG) tahun 2006, standar penerapan GCG untuk
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikeluarkan oleh Kantor Kementerian
Negara BUMN, yaitu Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 dan SK-
16/S MBU/2012 serta Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 32/SEOJK.04/2015
tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan.
Sesuai dengan visi, misi, tujuan dan strategi, serta ruang lingkup kegiatan
operasional ANTAM yang terus berkembang dan kebijakan ekspansi usaha di bidang
eksplorasi dan pemrosesan hasil tambang serta produk derivatifnya, ANTAM selalu
berusaha untuk menerapkan GCG secara konsisten agar tujuan komitmen penerapan
GCG yang dibangun dapat tercapai. Adapun tujuan penerapan GCG di ANTAM adalah
sebagai berikut:
Meningkatkan kinerja ANTAM dengan proses pengambilan keputusan yang
lebih baik dan berhati-hati (prudent) dengan selalu memperhatikan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengendalikan
risiko yang timbul, serta menghindari benturan kepentingan.
Meningkatkan profesionalisme dan pengembangan sumber daya manusia
ANTAM dengan melakukan penilaian kinerja yang lebih obyektif, transparan
dan wajar, serta membangun struktur organisasi yang efisien dengan fungsi,
sistem dan pertanggungjawaban yang jelas.
Mengoptimalkan potensi dan nilai tambah sumber daya alam secara ekonomis
dengan pengelolaan risiko yang lebih efektif.
Memastikan bahwa pengelolaan keuangan dilakukan secara prudent dan
terkendali, dan menyusun laporan keuangan ANTAM secara akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan suatu sistem pengendalian internal yang
handal dan manajemen risiko yang sehat.
Meningkatkan kepercayaan investor, kreditur dan pemegang saham dengan
selalu melakukan pengkinian data/informasi yang materiil dan relevan secara
transparan, akurat, berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Memperhatikan kepentingan stakeholders ANTAM dengan memperjelas hak
dan kewajiban masing-masing pihak, serta melaksanakan hubungan usaha
yang sehat dan bertanggung jawab.
6. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan ikut berperan aktif
melestarikan lingkungan, khususnya di sekitar kegiatan operasi ANTAM.
Struktur tata kelola perusahaan secara garis besar tergambarkan pada organ
utama ANTAM yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan
Direksi. Sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar ANTAM dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, masing-masing organ mempunyai peran penting
dalam penerapan GCG dan menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya
masing-masing untuk kepentingan ANTAM. RUPS merupakan wadah para pemegang
saham yang memiliki wewenang yang tidak dilimpahkan kepada Dewan Komisaris dan
Direksi. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengelolaan ANTAM sesuai amanah
yang diberikan, sedangkan Dewan Komisaris melakukan pengawasan yang memadai
terhadap pengelolaan yang dilakukan oleh Direksi serta melakukan penasihatan agar
kinerja ANTAM lebih baik. Dewan Komisaris dan Direksi diangkat dan diberhentikan
oleh RUPS. Fungsi Direktur Independen pada sistem satu Dewan sebagaimana
berlaku di ASX terwakili oleh Dewan Komisaris dalam sistem dua Dewan. Dewan
Komisaris dan Direksi ANTAM memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan
nilai-nilai ANTAM yang menunjukkan keseimbangan hubungan kedua organ tersebut
untuk memelihara keberlanjutan usaha ANTAM dalam jangka panjang.
Dewan Komisaris, Komite-komite di tingkat Dewan Komisaris, Direksi, dan
manajemen senior terus meningkatkan kapabilitas di dalam proses pengawasan dan
pengelolaan perusahaan, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Semua pihak juga berupaya untuk memperkuat hubungan kerja satu sama lain.
Singkatnya, ANTAM menyadari pentingnya hubungan kerja yang harmonis serta
kerjasama diantara organ-organ tata kelola, manajemen dan staf untuk
mempertahankan dan meningkatkan praktik GCG di ANTAM secara berkelanjutan.
Untuk mendukung fungsi pengawasan, Dewan Komisaris telah membentuk tiga
Komite Penunjang Dewan Komisaris yakni Komite Audit, Komite Good Corporate
Governance, Nominasi dan Remunerasi (GCG-NR) dan Komite Manajemen Risiko.
Setiap Komite diketuai oleh anggota Dewan Komisaris, dan tugas serta tanggung
jawab masing-masing Komite tercantum dalam masing-masing piagam yang dimiliki.
Evaluasi kinerja Dewan Komisaris dilakukan melalui Komite GCG-NR dengan metode
self assessment dengan indikator sebagaiman tercantum dalam Charter Dewan
Komisaris.Hasil kinerja dilaporkan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Evaluasi kinerja Direksi dilakukan oleh Dewan Komisaris berdasarkan Key
Performance Indicators (KPIs) dan hasilnya dilaporkan di dalam RUPS. Evaluasi
kinerja Komite Penunjang Dewan Komisaris dilakukan menggunakan sistem self-
assessment. Evaluasi dilakukan menggunakan beberapa kriteria seperti kehadiran di
rapat Komite. Sebagai tambahan, Komite juga dievaluasi menggunakan aspek
pengetahuan dan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab Komite. Di level
manajemen, ANTAM mengadopsi Sistem Manajemen berbasis Kinerja untuk
mengevaluasi kinerja manajemen senior yang didasarkan pada beberapa faktor kunci
seperti manajemen biaya, inovasi dan proses operasional. Kinerja masing-masing
senior manajemen terhubung dengan kinerja Direksi yang keseluruhannya berada
dalam sistem Key Performance Indikator. Setiap tahun Direksi bertemu dengan senior
manajemen dari unit bisnis di dalam forum Rapat Pimpinan untuk mengevaluasi dan
memberi masukan terhadap kinerja masing-masing unit bisnis.
7. Kebijakan Tata Kelola Perusahaan dilaksanakan oleh ANTAM dengan
memberlakukan Pedoman Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance
Policy), Standar Etika Perusahaan (Code of Conduct, COC), Pedoman Kerja (Charter)
Dewan Komisaris, Charter Direksi, Charter Komite Penunjang Dewan Komisaris,
Charter Internal Audit, Pedoman Kebijakan Manajemen Perusahaan (Corporate
Management Policy), Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko, serta kebijakan-
kebijakan lainnya seperti Sistem dan Prosedur Operasional (Standard and Operating
Procedure) serta Instruksi Kerja (Work Instructions). Soft structure Good Corporate
Governance (GCG) ini dipublikasikan dalam portal internal dan situs ANTAM, serta
selalu dikaji secara berkala setiap tahun dan dilakukan revisi untuk disesuaikan
dengan situasi dan kondisi ANTAM yang berjalan, praktik terbaik GCG serta
penyesuaian terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
Anggaran Dasar (AD) Perseroan telah beberapa kali mengalami Perubahan,
sebagaimana terakhir tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan
Anggaran Dasar PT Aneka Tambang Tbk atau disingkat PT ANTAM Tbk Nomor 33
tanggal 11 Mei 2018 yang dibuat dihadapan Notaris Jose Dima Satria S.H., M.Kn.,
Notaris di Kota Administrasi Jakarta Selatan, yang pemberitahuan mengenai
perubahan anggaran dasar tersebut telah disampaikan kepada Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah diterima sesuai dengan
Surat Nomor AHU-AH.01.03-0212350 tanggal 05 Juni 2018. Anggaran Dasar
Perseroan dapat diunduh di sini.
Beberapa peningkatan untuk mengimplementasikan GCG ke seluruh enititas
Perusahaan dilakukan antara lain dengan melakukan restrukturisasi organisasi yang
terencana dan efisien serta secara berkala melakukan perekrutan dan pengembangan
kualitas sumber daya manusia sesuai dengan meningkatnya aktivitas perkembangan
usaha ANTAM; penyempurnaan Sistem Manajemen Kinerja dan Sistem Manajemen
Unjuk Kerja untuk mendukung sistem penilaian kinerja yang lebih obyektif dan wajar,
mereview secara berkala atas kesesuain Management Policy, Standard Operating
Procedure (SOP) dan Work Instruction (WI), khususnya untuk aktivitas baru ANTAM;
melakukan penyempurnaan atas sistem pengendalian internal; memberlakukan
penerapan manajemen risiko di seluruh lini kegiatan usaha ANTAM; dan melakukan
sosialisasi dan internalisasi penerapan GCG di ANTAM.
Guna mengetahui tingkat penerapan GCG di Perusahaan, ANTAM melakukan
penilaian penerapan GCG secara konsisten setiap tahunnya sejak tahun 2004.
Penilaian dilakukan oleh Pihak Independen dengan menggunakan parameter SK-
16/MBU/2012 dari Kementerian BUMN, ASX Corporete Governance Principles &
Recommendations,ASEAN CG Scorecard serta Pedoman Tata Kelola Perusahaan
Terbuka dari Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu ANTAM secara aktif ikut serta dalam
penilaian Corporate Governance Perception Index (CGPI) dari Indonesia Institute of
Corporate Governance (IICG) dan memperoleh predikat Most Trusted Company. Hasil
penilaian penerapan GCG di ANTAM ini juga dilaporkan dalam RUPS.
Dalam rangka menegakkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
(Good Corporate Governance) dan Standar Etika (Code of Conduct) di PT ANTAM
(Persero) Tbk (ANTAM), dengan ini diumumkan hal-hal sebagai berikut:
8. Dewan Komisaris, Direksi, seluruh jajaran pegawai ANTAM, dan entitas anak
ANTAM (Insan ANTAM) DILARANG untuk menerima hadiah atau gratifikasi
dalam bentuk apapun, baik secara langsung maupun tidak langsung dari
seluruh stakeholders ANTAM, termasuk tetapi tidak terbatas pada Hari Raya
Idul Fitri.
Sekiranya ada pihak-pihak yang mengetahui adanya Insan ANTAM yang
meminta/menerima hadiah atau gratifikasi kepada/dari stakeholders dengan
mengatasnamakan pribadi maupun ANTAM, dimohon untuk melaporkan
kepada kami melalui email: whistleblowing@antam.com, dengan
mencantumkan identitas yang jelas.
Sehubungan dengan maraknya penawaran produk (feronikel, emas, perak
dan logam mulia lainnya, & batubara), penawaran sponsorship kegiatan
tertentu yang mengatasnamakan ANTAM, Direksi ANTAM, maupun afiliasi
ANTAM lainnya, serta penipuan berkedok rekrutmen pegawai, kami
menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap berbagai upaya
penipuan tersebut. ANTAM TIDAK PERNAH memungut biaya apapun dalam
setiap tahapan rekrutmen pegawai dan TIDAK PERNAH BEKERJA SAMA
dengan pihak manapun untuk pengurusan akomodasi dan transportasi.
Pertanyaan, laporan serta informasi-informasi lain menyangkut ANTAM dapat
ditujukan ke:
Email : corsec@antam.com
Twitter : @OfficialAntam
Facebook : PT ANTAM (Persero) Tbk
Komite Good Corporate Governance
Komite Good Corporate Governance, Nominasi & Remunerasi (GCG-NR)
bertugas dan bertanggung jawab membantu Dewan Komisaris dengan cara
memberikan pendapat profesional dan independen kepada Dewan Komisaris dengan
tujuan untuk memastikan terlaksananya prinsip-prinsip GCG dan standar etika
perusahaan, memastikan terkelolanya aspek sosial dan lingkungan Perseroan, serta
terselenggaranya proses nominasi dan remunerasi dalam pengelolaan Human Capital
Perseroan secara efektif dan benar.
Agar Komite GCG-NR dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
efisien, efektif, transparan, kompeten, dan independen sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, disusunlah Charter Komite GCG-NR yang
pembaharuannya terakhir disahkan tanggal 29 Juli 2016. Di dalamnya tercakup
struktur keanggotaan, persyaratan keanggotaan termasuk persyaratan kompetensi
dan indepedensi, tugas, tanggung jawab dan wewenang, serta rapat komite.
Tugas dan tanggung jawab Komite GCG-NR secara rinci adalah melakukan kajian
kepatuhan Perusahaan dan kesesuaian Anggaran Dasar Perseroan dengan peraturan
perundangan yang berlaku, memastikan prinsip-prinsip GCG dan aspek etika telah
diterapkan secara konsisten, memonitor pelaksanaan dan tindak lanjut hasil penilaian
yang dilakukan oleh penilai independen, memantau dan ikut serta dalam pelaksanaan
sosialisasi GCG di jajaran perusahaan, mengevaluasi dan mengkaji keberadaan
Komite Penunjang dan kualifikasi anggotanya, menangani pelaporan pelanggaran
(whistleblowing), menelaah rencana dan laporan pelaksanaan atas pengelolaan
9. sosial, pengelolaan lingkungan dan pascatambang, memantau kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan, sosial dan lingkungan
hidup, serta melakukan evaluasi kebijakan dan identifikasi dampaknya. Untuk
pengelolaan Human Capital, Komite GCG-NR melakukan pengawasan sistem dan
proses penetapan Nominasi serta penyusunan dan pemberian Remunerasi Direksi
maupun Dewan Komisaris.
GCG Assessment
Perusahaan melakukan penilaian penerapan GCG secara konsisten setiap
tahunnya untuk mengetahui tingkat kecukupan penerapan GCG di Perusahaan, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh Asesor Independen. Selain dalam website
Perusahaan, hasil penilaian tersebut diungkapkan dalam Laporan Tahunan. Direksi
dan Dewan Komisaris juga melaporkan status perkembangan penerapan GCG
Perusahaan kepada Pemegang Saham dalam RUPS Tahunan. Penilaian yang
dilakukan oleh ANTAM menggunakan berbagai acuan standar praktik baik yang
berlaku di Indonesia maupun yang berlaku di luar negeri. Penilaian tahunan oleh pihak
independen sudah berjalan sejak tahun 2004 dan dalam pelaksanaanya bekerjasama
dan didukung penuh oleh seluruh organ Perusahaan. Hasil penilaian penerapan GCG
ANTAM adalah sebagai berikut:
PARAMETER PENILAIAN
CAPAIAN
2016
CAPAIAN
2017
Corporate Governance Perception
Index (CGPI)
Indonesian Institute of
Corporate Governance
(IICG)
88,64 88,69
ASEAN Corporate Governance
Scorecard
Indonesia Institute for
Corporate Directorship
90,29 95,87
BUMN Scorecard, SK-16/S-
MBU/2012
PT Sinergi Daya Prima 97,86 97,01
Australian Securities Exchange
(ASX) Corporate Governance
Principles and Recommendations
PT Sinergi Daya Prima 4,76
The Corporate
Structure is
Outstanding
Pedoman Tata Kelola Perusahaan
Terbuka-OJK
PT Sinergi Daya Prima Fully Comply Fully Comply
ASEAN Corporate Governance Scorecard
Sebagai wujud penerapan GCG yang komprehensif, ANTAM telah mengadopsi
standar terbaik yang berlaku di Internasional khususnya Australia Securities Exchange
(ASX) Corporate Governance Principle and Recommendation yang diterbitkan oleh
ASX Corporate Governance Council sejak tahun 2003 dan juga mengikuti perubahan
atau amandemennya di tahun 2003, pedoman GCG Indonesia yang diterbitkan oleh
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) tahun 2006, serta mengacu pada
kriteria dan metodologi yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Badan
Usaha Milik Negara No. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012.
10. Guna lebih meningkatkan standar penerapan corporate governance di
perusahaan, maka sejak tahun 2012 ANTAM mulai mengadopsi standar ASEAN
Corporate Governance Scorecard yang diterbitkan oleh ASEAN Capital Markets
Forum (ACMF) and the Asian Development. Penerapan ASEAN CG Scorecard
menggunakan 2 level yakni:
1. Level 1
a. Hak Pemegang Saham
b. Perlakukan yang setara Kepada Pemegang Saham
c. Peran Pemangku Kepentingan
d. Pengungkapan dan Transparansi
e. Tanggung Jawab Dewan
2. Level 2
Bonus dan Pinalti
E. KESIMPULAN
ANTAM berkomitmen untuk mengimplementasikan tata kelola perusahaan secara
penuh. Secara konsisten kami telah mengadopsi ASX Corporate Governance
Principles & Recommendations dan Indonesia Code of GCG. Adanya
ketidakselarasan praktik tata kelola ANTAM dari rekomendasi ASX disebabkan
perbedaan struktur perusahaan di Indonesia dan Australia, dimana Indonesia
mengadopsi sistim dua dewan (a two-board system) sementara Australia mengadopsi
sistem satu dewan (a one-board system). Sebagai tambahan, ANTAM sebagai BUMN
juga terikat pada beberapa ketentuan terkait status sebagai BUMN. Hal ini
menyebabkan adanya perbedaan di dalam implementasi GCG di ANTAM dengan
rekomendasi yang ada.
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonym-1, 2018, http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task
=view&id=14&Itemid=5&lang=id, (16 Desember 2018, 10.27 WIB);
2. Anonym-2, 2018, http://www.antam.com/index.php?option=com_jooget&task=
viewcategory&catid=57&Itemid=110, (16 Desember 2018, 10.28 WIB);
3. Anonym-3, 2018, http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task
=view&id=889&Itemid=271, (16 Desember 2018, 10.29 WIB);
4. Anonym-3, 2018, http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task
=view&id=916&Itemid=273, (16 Desember 2018, 10.30 WIB);
5. Anonym-3, 2018, http://www.antam.com/index.php?option=com_jooget&task=
viewcategory&catid=139&Itemid=257, (16 Desember 2018, 10.31 WIB);