1. Sistem pencernaan manusia dapat terganggu oleh berbagai penyakit seperti hepatitis, sirosis hati, IBS, gastritis, kolelithiasis, obesitas berlebih, dan appendisitis.
2. Hepatitis dapat disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D atau E, sedangkan sirosis hati biasanya akibat hepatitis kronis.
3. IBS ditandai dengan nyeri perut dan gangguan pola BAB, sementara gastritis disebabkan oleh infeksi
2. 1. Hepatitis virus akut
• Definisi : infeksi sistemik yang dominan menyerang
hati, disebabkan HAV, HBV, HCV, HDV, dan HEV
• Dibagi menjadi 4 fase :
1. Fase inkubasi
Waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau
ikterus
2. Fase prodromal (pra ikterik)
Fase diantara timbulnya keluhan dan timbulnya gejala ikterus.
Ditandai dengan :
malaise, mialgia, artralgia, mual, muntah, nyeri di abdomen
kanan atas
3. Fase ikterus
Muncul setelah 5-10 hari
4. Fase konvalesen (penyembuhan)
Diawali dengan menghilangnya ikterus, tetapi hepatomegali
dan abnormalitas fungsi hati tetap ada
3. Virus Hepatitis A
• Digolongkan dalam picornavirus, subklasifikasi
sbg hepatovirus
• Masa inkubasi : 15 – 50 hari (rata2 30hari)
• HAV diekskresikan di tinja orang yang
terinfeksi selama 1-2 minggu dan 1 minggu
stlah awitan penyakit
• Penyebaran lewat transmisi enterik (fekal oral)
4. Virus Hepatitis E
• Kemungkinan diklasifikasikan pd famili yg
berbeda, yi pd virus yg menyerupai hepatitis E
• Masa inkubasi rata2 40 hari
• HEV RNA terdapat dalam serum dan tinja slm
fase akut
• Penyebaran : water borne disease, maternalneonatal
5. Virus hepatitis B
• Virus DNA hepatropik
• Masa inkubasi 15 – 180 hari
• Viremia berlangsung slm bbrp minggu – bulan stelah
infeksi akut
• Infeksi persisten → hepatitis kronik, sirosis dan kanker
hati
• HBV ditemukan di darah, semen, sekret servicovaginal,
saliva dan cairan tubuh lain
• Transmisi : darah, sexual, penetrasi jaringan atau per
mukosa, maternal – neonatal, maternal – infant
6. Virus hepatitis D
• Virus RNA tidak lengkap, memerlukan bantuan dr
HBV utk ekspresinya, patogenesitas tp tidak utk
replikasi
• Masa inkubasi 4 – 7 minggu
• `viremia singkat (infeksi akut) atau memanjang
(infeksi kronik)
• Infeksi HDV hanya tjd pd individu dgn resiko
infeksi HBV (koinfeksi atau superinfeksi)
• Cara penularan : darah, sexual, maternal neonatal
7. Virus hepatitis C (HCV)
• Masa inkubasi 15 -160 hr
• Viremia yg berkepanjangan dan infeksi yang
persisten (hepatitis kronik, sirosis , kanker
hati)
• Cara transmisi : darah, transmisi seksual,
maternal – neonatal
8. Pengobatan
• Infeksi yang sembuh spontan → simptomatik,
tidak ada yg spesifik
• Gagal hati akut → persiapan transplantasi hati
jika tidak ada perbaikan
• Hepatitis kolestasis → steroid atau asam
ursodioksikolat, dan utk pruritus : kolestiramin
9. 2. Sirosis Hepatis
• Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana
sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah
besar dan seluruh sitem arsitektur hati
mengalami perubahan menjadi tidak teratur
dan terjadi penambahan jaringan ikat
(fibrosis) disekitar parenkim hati yang
mengalami regenerasi.
10. Gejala Klinis
1. Kegagalan sirosis
hati
•
•
•
•
•
•
•
•
a. edema
b. ikterus
c. koma
d. spider nevi
e. alopesia pectoralis
f. ginekomastia
g. kerusakan hati
h. asites
• i. rambut pubis
rontok
• j. eritema palmaris
• k. atropi testis
• l. kelainan darah
(anemia,hematom)
11. 2. Hipertensi portal
•
•
•
•
•
•
•
a. varises oesophagus
b. spleenomegali
c. perubahan sum-sum tulang
d. caput meduse
e. asites
f. collateral veinhemorrhoid
g. kelainan sel darah tepi
(anemia, leukopeni dan
trombositopeni
12. Pengobatan
• Bila tidak ada koma hepatik, diet 1g/kgbb protein dan
2000-3000 kkal/hari kalori
• Hindari : alkohol, asetaminofen, kolkisin, obat herbal yg
bs menghambat kolagenik
• Pasien non alkoholik : turunkan BB
• Pada pasien hepatitis B : interferon alfa dan lamivudin
• Pada hepatitis C kronik : kombinasi interferon dgn
ribavirin
• Asites : diet rendah garam, diuretik,
• Ensefalopati hepatik : laktulosa
• Varises esofagus : propanolol
13. Prognosis
• Dipengaruhi oleh : etiologi, beratnya
kerusakan hati, komplikasi dan penyakit lain yg
menyertai
• Dapat juga dilihat dr klasifikasi child pugh
14. Kriteria Child - Pugh
Derajat
kerusakan
minimal
sedang
berat
Bil. Serum
< 35
35 - 50
> 50
Alb. serum
> 35
30 - 35
< 30
asites
-
Mudah dikontrol
sukar
enselopati
-
Minimal
berat
nutrisi
sempurna Baik
kurang
15. 3. IBS
• Irritabel bowel syndrome (IBS) merupakan
kelainan fungsional saluran cerna yang sering
terjadi yang ditandai dengan nyeri perut, rasa
tidak nyaman diperut dan perubahan pola buang
air besar (BAB).
• Sebagai gejala tambahan pada nyeri perut, diare
atau konstipasi, gejala khas lain meliputi perut
kembung, adanya gas dalam perut, stool urgensi
atau strining dan perasaan evakuasi kotoran tidak
lengkap
16. Penatalaksanaan
• berikan serat suplemen, seperti metamucil atau
citrucil untuk membantu sembelit kontrol.
• Pencahar, seperti PEG 3350 (MiraLax, GlycoLax),
minyak mineral, atau bisacodyl (Dulcolax),
meringankan sedang hingga sembelit berat.
• Loperamide (Imodium) and bismuth subsalicylate
(Pepto-Bismol) membantu meringankan diare.
• Antispasmodic, seperti dicyclomine (Bentyl),
rileks otot polos kontraksi dalam usus
• Antidepresan
17. Gastritis
• Definisi : proses inflamasi pd mukosa dan submukosa
lambung
• Bdk Update Sidney Sistem, gastritis dibagi mjd
1. Nonatropik
2. Atropik
3. Bentuk khusus
• Etiologi : infeksi H. pylory (90%), gangguan fungsi
sistem imun, jamur (candida sp, histoplama
capsulatum, mukonaceae pd
imunocompromized, OAINS, faktor diet, infeksi
virus(jarang),stres
19. 4. Kolelithiasis
• Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus,batu empedu)
merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya
batu empedu di dalam kandung empedu (vesika
felea) dari unsur-unsur padat yang membentuk
cairan empedu yang memiliki ukuran,bentuk dan
komposisi yang bervariasi.
Kolelitiasis tidak lazim dijumpai pada anak-anak
dan dewasa muda, tapi insidenya semakin sering
pada individu yang berusia di atas 40 tahun dan
semakin meningkat pada usia 75 tahun satu dari
tiga orang akan memiliki batu empedu.
20. Patogenesis dan tipe batu sal. empedu
• Tipe batu
1. Batu kolesterol : komposisi kolesterol melebihi
70 %
2.Batu pigmen coklat : mgd Ca – bilirubinate
3. Batu pigmen hitam yg kaya akan residu hitam
yg tak terekstraksi
• Patogenesis : infeksi sal. Empedu, stasis
empedu, faktor diet
21. Gejala
1. Asimptomatik
2. Simptomatik : kolik bilier (nyeri di perut
kanan atas 30-12jam)
3. Komplikasi ( kolestitis
akut, ikterus, kolangitis, dan pankreatitis)
Gejala klinis kolangitis akut meliputi ( trias
charcot) , yaitu : nyeri perut kanan atas, ikterus
dan demam
23. 5. Morbid obesitas
Indeks Massa Tubuh (BMI)
Kg/m2
Berat Badan Rendah
<18,5
Normal
18,5 – 22,9
Berat Badan Lebih
23,0
Berat Bdan Lebih dengan Resiko
23,0 – 24,9
Obes 1 (ringan)
25,0 – 40,0
Obes 2 (sedang)
40,0 – 100,0
24. 6. Appendicitis
• Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai
Appendix vermiformis Appendiks terletak di ujung
sakrum kira-kira 2 cm di bawah anterior ileo
saekum, bermuara di bagian posterior dan medial dari
saekum. Pada pertemuan ketiga taenia yaitu: taenia
anterior, medial dan posterior. Secara klinik appendiks
terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3
tengah garis yang menghubungkan sias kanan dengan
pusat. Posisi apendiks berada pada Laterosekal yaitu di
lateral kolon asendens. Di daerah inguinal: membelok
ke arah di dinding abdomen (Harnawatiaj,2008).
25. • Saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah
sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan
dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan
tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.
Apendiks menghasilkan suatu imunoglobulin
sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated
Lymphoid Tissue), yaitu Ig A. Imunoglobulin ini
sangat efektif sebagai perlindungan terhadap infeksi,
tetapi jumlah Ig A yang dihasilkan oleh apendiks
sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah Ig A
yang dihasilkan oleh organ saluran cerna yang lain.
Jadi pengangkatan apendiks tidak akan
mempengaruhi sistem imun tubuh, khususnya
saluran cerna
26. Etiologi
Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetus
apendisitis. Sumbatan pada lumen apendiks
merupakan faktor penyebab dari apendisitis
akut, di samping hiperplasia (pembesaran)
jaringan limfoid, timbuan tinja/feces yang keras
(fekalit), tumor apendiks, cacing ascaris, benda
asing dalam tubuh (biji cabai, biji jambu, dll)
juga dapat menyebabkan sumbatan.