Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan kolitis ulseratif dan appendisitis. Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus yang ditandai dengan peradangan dan luka pada usus besar, sedangkan appendisitis adalah radang pada apendiks yang disebabkan oleh infeksi. Makalah ini menjelaskan konsep medis, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan dari kedua kondisi tersebut.
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
Askep Kolitis Ulseratif
1. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 1
OLEH KELOMPOK III:
ADRIANUS PANDONG
AISYAH
IYAN TOMIA
RUSDIN
IRMAWATI
NUSULYA RAHMADANI
SRI NALA
YIVITA SELA PARUBANG
YULIKE SARIMANELLA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR
THN.2014
2. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi tentang konsep medis dan konsep keperawatan dari
Sistem pencernaan Makalah ini menjelaskan secara terperinci tentang colitis
ulseratif.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi penyempurnaan makalah ini kedepan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya kita selaku Mahasiswa Keperawatan.
Makassar, Maret 2014
Penyusun
3. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kolitis ulseratif masuk dalam kategori Inflammatory Bowel Disease
(IBD)/penyakit inflamasi usus karena penyakit ini merupakan penyakit yang belum
diketahui penyebabnya dengan prevalensi berkisar 10 - 20 x, terjadi pada usia muda
(umur 25 – 30 tahun) wanita dan pria sama tetapi ada perbedaan dalam geografis dan
sosial ekonomi tinggi.
Dari berbagai data kepustakaan didapatkan insiden Kolitis ulseratif di
Indonesia belum jelas tetapi bertitik tolak pada data endoskopi di sub bagian
gastroentologi RSU PN (M Jakarta diperoleh gambaran bahwa terdapat ± 20 kasus
Kolitis ulseratif dari 700 pemeriksaan kolonoskopi atas berbagai indikasi (tahun 1991–
1995) sedangkan tahun 1996 dari 72 kasus didapatkan kasus Kolitis ulseratif 18.
Data di masyarakat mungkin lebih tinggi daripada data yang ada di RS,
mengingat sarana endoskopi belum tersedia merata di pusat pelayanan kesehatan di
Indonesia.
Dengan mengetahui data di atas dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun
prevalensi Kolitis ulseratif meningkat.
Apendisitis merupakan kasus GI terbanyak pada bedah emergensi insiden
tinggi di negara maju (diet rendah serat) terutama umur 10 – 30 tahun dan laki-laki
lebih banyak daripada wanita. Apendisitis adalah radang apendiks yang disebabkan
oleh obstruksi atas pasase infeksi di mana jarang ditemukan pada:
Anak:
apendiks pendek, lumen lebar, bentuk kerucut (peroksimal
lebar, distal menyempit).
Orang tua:
lumen mengecil/fibrotik.
4. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 4
B. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Untuk mengurangi angka kesakitan dan meningkatkan derajat kesehatan.
2.Tujuan Khusus
.Memperoleh gambaran mengenai penyakit Kolitis
ulseratif dan Apendisitis
Mampu mengidentifikasi kasus gangguan sistem pencernaan
khususnya Kolitis ulseratif dan Apendisitis sehingga dapat mengatasi
masalah keperawatan yang terjadi.
.Mampu mengenali pengkajian sampai evaluasi yang sering terjadi
pada klien dengan Kolitis ulseratif dan Apendisitis.
5. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 5
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIS
1.Definisi
Kolitis ulseratif adalah penyakit yang menyebabkan peradangan dan luka, yang
disebut borok, di lapisan rektum dan usus besar. Borok terbentuk peradangan telah
membunuh sel-sel yang biasanya garis usus besar, kemudian perdarahan dan
menghasilkan nanah. Peradangan dalam usus besar juga menyebabkan usus sering
kosong, menyebabkan diare.
Ketika peradangan terjadi di rektum dan bagian bawah usus besar ini disebut
ulseratif proktitis. Jika seluruh kolon terkena disebut pancolitis. Jika hanya sisi kiri kolon
terkena disebut terbatas atau kolitis distal.
Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus (IBD), nama umum untuk
penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan di usus halus dan usus besar. Ini
bisa sulit untuk mendiagnosis karena gejala yang mirip dengan gangguan usus lainnya
dan jenis lain IBD disebut penyakit Crohn. Penyakit Crohn berbeda karena
menyebabkan peradangan lebih dalam dinding usus dan dapat terjadi di bagian lain
dari sistem pencernaan termasuk usus kecil, mulut, kerongkongan, dan perut.
Kolitis Ulseratif adalah merupakan penyakit primer yang didapatkan pada kolon,
yang merupakan perluasaan dari rektum. (Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. 1990. 137)
Kolitis Ulseratif mempengaruhi mukosa superficial kolon dan dikarakteristikkan
dengan adanya ulserasi multiple, inflamasi menyebar, dan deskuamasi atau
pengelupasan epithelium kolonik. Awitan puncak penyakit ini adalah antara usia 15
sampai 40 tahun, dan menyerang kedua jenis kelamin sama banyak.
Perdarahan terjadi sebagai akibat dari ulserasi. Lesi berlanjut, yang terjadi
secara bergiliran, satu lesi diikuti oleh lesi yang lainnya. Proses penyakit mulai pada
6. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 6
rectum dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. Akhinya usus menyempit,
memendek, dan menebal akibat hiperatrofi muskuler dan deposit lemak.
2.Etiologi
Faktor genetik tampaknya berperan dalam etiologi, karena terdapat hubungan
familial. Juga terdapat bukti yang menduga bahwa autoimunnita berperan dalam
patogenisis kolitis ulserativa. Antibodi antikolon telah ditemukan dalam serum penderita
penyakit ini. Dalam biakan jaringan limfosit dari penderrita kolitis ulserativa merusak sel
epitel pada kolon.
Selain itu ada juga beberapa fakor yang dicurigai menjadi penyebab terjadinya
colitis ulseratif diantaranya adalah : hipersensitifitas terhadap factor lingkungan dan
makanan, interaksi imun tubuh dan bakteri yang tidak berhasil (awal dari terbentuknya
ulkus), pernah mengalami perbaikan pembuluh darah, dan stress.
3.Patifisilogi
Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam
tinggi, sakit perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita
tampak sangat sakit. Yang lebih sering terjadi adalah serangannya dimulai bertahap,
dimana penderita memiliki keinginan untuk buang air besar yang sangat, kram ringan
pada perut bawah dan tinja yang berdarah dan berlendir.
Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon sigmoid, tinja mungkin normal
atau keras dan kering. Tetapi selama atau diantara waktu buang air besar, dari rektum
keluar lendir yang mengandung banyak sel darah merah dan sel darah putih. Gejala
umum berupa demam, bisa ringan atau malah tidak muncul. Jika penyakit menyebar ke
usus besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar sebanyak 10-20 kali/hari.
Penderita sering mengalami kram perut yang berat, kejang pada rektum yang
terasa nyeri, disertai keinginan untuk buang air besar yang sangat. Pada malam
haripun gejala ini tidak berkurang.
Tinja tampak encer dan mengandung nanah, darah dan lendir. Yang paling sering
ditemukan adalah tinja yang hampir seluruhnya berisi darah dan nanah.
7. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 7
Penderita bisa demam, nafsu makannya menurun dan berat badannya
berkurang.Kolitis ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan
mukosa kolon dan rectum. Penyakit ini umumnya mengenai orang kaukasia, termasuk
keturunan Yahudi. Puncak insidens adalah pada usia 30-50 tahun. Kolitis ulseratif
adalah penyakit serius, disertai dengan komplikasi sistemik dan angka mortalitas yang
tinggi. Akhirnya 10%-15% pasien mengalami karsinoma kolon.
Kolitis ulseratif mempengaruhi mukosa superfisisal kolon dan dikarakteristikkan
dengan adanya ulserasi multiple, inflamasi menyebar, dan deskuamasi atau
pengelupasan epitelium kolonik. Perdarahan terjadi sebagai akibat dari ulserasi. Lesi
berlanjut, yang terjadi satu secara bergiliran, satu lesi diikuti lesi yang lainnya. Proses
penyakit mulai pada rectum dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. Akhirnya usus
menyempit, memendek dan menebal akibat hipertrofi muskuler dan deposit lemak.
4.Manifesyasi klinis
Kebanyakan gejala Colitis ulserativa pada awalnya adalah berupa buang air besar yang
lebih sering. Gejala yang paling umum dari kolitis ulseratif adalah sakit perut dan diare
berdarah. Pasien juga dapat mengalami:
Anemia
Fatigue/ Kelelahan
Berat badan menurun
Hilangnya nafsu makan
Hilangnya cairan tubuh dan nutrisi
Lesi kulit (eritoma nodosum)
Lesi mata (uveitis)
Nyeri sendi
Kegagalan pertumbuhan (khususnya pada anak-anak)
Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali sehari)
Terdapat darah dan nanah dalam kotoran.
Perdarahan rektum (anus).
8. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 8
Rasa tidak enak di bagian perut.
Mendadak perut terasa mulas.
Kram perut.
Sakit pada persendian.
Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum
Anoreksia
Dorongan untuk defekasi
Hipokalsemia
Sekitar setengah dari orang-orang didiagnosis dengan kolitis ulserativa memiliki
gejala-gejala ringan. Lain sering menderita demam, diare, mual, dan kram perut yang
parah. Kolitis ulserativa juga dapat menyebabkan masalah seperti radang sendi, radang
mata, penyakit hati, dan osteoporosis. Tidak diketahui mengapa masalah ini terjadi di
luar usus. Para ilmuwan berpikir komplikasi ini mungkin akibat dari peradangan yang
dipicu oleh sistem kekebalan tubuh. Beberapa masalah ini hilang ketika kolitis
diperlakukan.
Presentasi klinis dari kolitis ulserativa tergantung pada sejauh mana proses
penyakit. Pasien biasanya hadir dengan diare bercampur darah dan lendir, dari onset
gradual. Penyakit ini biasanya disertai dengan berbagai derajat nyeri perut, dari
ketidaknyamanan ringan untuk sangat menyakitkan kram.
Kolitis ulseratif berhubungan dengan proses peradangan umum yang
mempengaruhi banyak bagian tubuh. Kadang-kadang terkait ekstra-gejala usus adalah
tanda-tanda awal penyakit, seperti sakit, rematik lutut pada seorang remaja. Kehadiran
penyakit ini tidak dapat dikonfirmasi, namun, sampai awal manifestasi usus.
9. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 9
5. Penyimpanan Kdm
Faktor genetik saluran cerna
Reaksi inflamasi di lapisandandindingusus
Pembengkakan
Ulserasi Infeksi kuman
Mengeluarkan toksin
Meningkatnya motilitas permeabilitas usus meningkat
Kesempatan absorbsi sekresi air dan elektrolit
DIARE G.metabolisma air &
elektrolit di usus >>
K.INTEGRITES KULIT
KEKURANGAN VOLUME
CAIRAN
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISE
KURANG DARI KEBUTUHN
TUBUH
10. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 10
6. Penatalaksanaan
Tindakan medis untuk colitis ulseratif ditujukan untuk mengurangi inflamasi, menekan
respon imun, dan mengistirahatkan usus yang sakit, sehingga penyembuhan dapat
terjadi.
• Penatalaksanaan secara umum
Pendidikan terhadap keluarga dan penderita.
Menghindari makanan yang mengeksaserbasi diare.
Menghindari makanan dingin, dan merokok karena keduanya dapat
meningkatkan motilitas usus.
Hindari susu karena dapat menyebabkan diare pada individu yang
intoleransi lactose.
• Terapi Obat.
Obat- obatan sedatife dan antidiare/ antiperistaltik digunakan untuk mengurangi
peristaltic sampai minimum untuk mengistirahatkan usus yang terinflamasi.
Menangani Inflamasi : Sulfsalazin (Azulfidine) atau
Sulfisoxazal (Gantrisin).
Antibiotic : Digunakan untuk infeksi.
Azulfidin : Membantu dalam mencegah kekambuhan.
Mengurangi Peradangan : Kortikosteroid (Bila kortikosteroid dikurangi/
dihentikan, gejala penyakit dapat berulang. Bila kortikosteroid dilanjutkan
gejala sisa merugikan seperti hipertensi, retensi cairan, katarak, hirsutisme
(pertumbuhan rambut yang abnormal).
• Psikoterapi : Ditujukan untuk menentukan factor yang menyebabkan stres pada
pasien, kemampuan menghadapi faktor- faktor ini, dan upaya untuk mengatasi
konflik ehingga mereka tidak berkabung karena kondisi mereka.
7. Komplikasi
Komplikasi pada Kolitis Ulseratif adalah :
Penyempitan lumen usus.
Pioderma gangrenosa.
Episkleritis.
Uveitis
Arthritis.
Spondilitis ankilosa.
12. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 12
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala:
•Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah
•Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare
• Merasa gelisah dan ansietas
• Pembatasan aktivitas/kerja sehubungan dengan efek proses penyakit.
2,.Sirkulasi
Tanda:
•Takikardia Crospons terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri
•Kemerahan area akimonsis (kekurangan vitamin K)
•TD: hipotensi, termasuk postural
•Kulit/membran mukosa, turgor buruk, kering, lidah pecah (dehidrasi/malnutrisi)
3.Integritas ego
Gejala:
•Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, misalnya perasaan tak berdaya/tak ada
harapan
•Faktor stress akut/kronis, misalnya hubungan dengan keluarga/pekerjaan,
pengobatan yang mahal
•Faktor budaya peningkatan prevalensi dari populasi Yahudi
Tanda:
•Menolak, perhatian menyempit, depresi.
4.Eliminasi
Gejala:
•Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai batu atau berair
•Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hingga timbul, sering tak dapat
dikontrol (sebanyak 20 – 30 kali defekasi/hari)
•Perasaan dorongan/kram (temosmus), defekasi berdarah/pus/ mukosa dengan
atau tanpa keluar feses.
13. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 13
• Perdarahan per rectal
•Riwayat batu ginjal (dehidrasi)
Tanda:
•Menurunnya bising usus, tak ada peristoltik atau adanya peristoltik yang dapat
dilihat.
•Hemosoid, fisura anal (25 %), fisura perianal
•Oliguria.
5.Makanan/cairan
Gejala:
•Anoreksia, mual/muntah
•Penurunan berat badan
•Tidak toleran terhadap diet/sensitif misalnya buah segar/sayur
•Produk susu makanan berlemak.
Tanda :
•Penurunan lemak subkutan/massa otot
•Kelemahan tonus otot dan turgor kulit buruk
•Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut
6.Higiene
Tanda:
•Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
•Stomatitis menunjukkan kekurangan vitamin
•Bau badan
7.Nyeri/kenyamanan
Gejala:
•Nyeri/nyeri tekan pada kwadran kiri bawah (mungkin hilang dengan
defekasi)
•Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (arthritis)
•Nyeri mata, fotofobia (iritis)
Tanda:
•Nyeri tekan abdomen/distensi
8. Keamanan
14. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 14
Gejala:
• Riwayat lupus eritoma tous, anemia hemolitik, vaskulitis,.
•Arthritis (memperburuk gejala dengan eksoserbasi penyakit usus)
•Peningkatan suhu 39,6 – 40 ºC (eksoserbasi akut)
•Penglihatan kabur
•Alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan histamine kedalam usus
dan mempunyai efek inflamasi)
Tanda:
•Lesi kulit mungkin ada misalnya: eritoma nodusum (meningkat), nyeri,
kemerahan dan membengkak pada tangan, muka, plodeima gangrionosa (lesi
tekan purulen/lepuh dengan batas keunguan)
•Ankilosa spondilitis
•Uveitis, kongjutivitis/iritis.
9. Seksualitas
Gejala:
• frekuensi menurun/menghindari aktivitas seksual
10. Interaksi sosial
Gejala:
•Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi
•Ketidakmampuan aktif dalam social.
2. Diagnosa keperawatan
1.Diare(00013) b/d proses inflamasi, iritasi,ansietas , dan malabsorpsi .
2.Kekurangan volume cairan (00027) b/d anoreksia, mual,dan kehilangan cairan aktif.
3.Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh (00002) b/d ketidakmampuan
mengabsorpsi nutrient,dan ketidakmampuan untuk mencerna makanan.
4. Kerusakan integritas kulit (00046) b/d gangguan metabolik., dan perubahan status
cairan.
15. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 15
3. Rencana keperawatan
No Diagnosa Tujuan & kriteria hasil Intervensi
1. Diare(00013
Definisi : pasase feses
yang lunak dan tidak
berbentuk.
Faktor Berhubungan :
Proses inflamasi,
Irita
Ansietas
Malabsorpsi .
Batasankarakteristik :
• Nyeri abdomen.
• Sedikitnya tiga
kali defekasi
perhari.
Setelah di lakukan
asuha keperawatan
selama 3x24 jam di
harapkan masalah
klien dapat teratasi.
Kriteria hasil : Nyeri
abdomen pada klien
berkurang.
1.Kaji dan
dokumentasikan,frekuensi,w
arna,konsisten,dan jumlah
(ukuran) feses.
2.Bantu klien untuk
mengidentifikasi stressor
yang brrperan terhadap
terjadinya diare.
3.Imformasikan klien
tentang kemungkinan obat
yang mengakibatkan diare.
4.Konsultasikan dengan
dokter jika tanda dan gejala
diare tetap.
2. Kekurangan volume cairan
(00027)
Definisi: Penurunan cairan
intravaskuler, interstisial,
dan/atau intraseluler. Ini
mengacu pada dehidrasi,
kehilangan cairan saja
tanpa perubahan pada
natrium.
Faktor Berhubungan:
Setelah di lakukan
asuhan keperawatan
selama 3x24 jam di
harapkan kekurangan
caiaran klien dapat
terpenuhi.
Kriteria hasil :
Membran
mukosa
kembali normal
1.Pantau warna,jumlah,dan
frekuensi kehilangan cairan.
2.Pantau status hidrasi
(mis:kelembapan membrane
mukosa,keadekuatan
nadi,dan tekanan darah
ortostatik).
3.Tentukan jumlah cairan
16. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 16
anoreksia,
mual,
kehilangan cairan
aktif.
Batasankarakteristik :
Penurunan berat
badan.
Penurunan turgor
kulit.
Kelemahan.
Ku;it kering.
masuk dalam 24 jam,hiyunh
asupan yang di
inginkan,sepanjang sip
siang,sore dan malam.
4.Berikan terapi IV.
5.Anjurkan pasien untuk
menginformasikan perawat
bila haus.
3. Ketidakseimbangan nutrisi,
kurang dari kebutuhan
tubuh (00002)
Definisi : Asupan nutrisi
tidak cukup
untukmemenuhi kebutuhan
Metabolic
Faktor Berhubungan:
Ketidakmampuan
mengabsorpsi nutrient,
ketidakmampuan untuk
mencerna makanan.
Batasankarakteristik :
Ketidakmampuan
untuk
mempetahankan
mengisap yang
Setelah di lakukan
asuhan keperawatan
selama 3x24 jam di
harapkan masalah
klien dapat teratasi
dengan,
Kriteria hasil:
Massa tubuh dan
berat badan dalam
batas normal.
1.Pantau perilaku pasien
yang berhubungan dengan
penurunanberat badan.
2.Kimunikasikan harapan
terhadap kesesuaian
asupan makanan dan cairan
serta jumlah latihan fisik.
3.Intruksikan pasien untuk
menarik napas dalam
secara perlahan dan
menelan secara sadaar
untuk mengurangi terjadinya
mual dan muntah.
4.Berikan obat antiemetik
dan analgesik sebebum
makan dan sesuai dengan
17. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 17
efektif. jadwal yang di anjurkan.
4. K kerusakan integritas kulit
(00046)
Definisi : Perubahan/
gangguan epidermis atau
dermis.
Faktor Berhubungan:
gangguan
metabolik..
perubahan status
cairan.
Batasankarakteristik :
Kerusakan lapisan
kulit.
Gangguan
permukaan kulit
Invasi struktur tubuh
Setelah di lakukan
asuhan keperawatan
selama 3x24 jam di
harapkan kerusakan
integritas kulit dapat
berkurang.
Kriteria hasil :
Kulit kembali normal
1.Kaji luka terhadap
karakteristik seperti:lokasi,
luas,dan kedalaman.
2.Lakukan perawatan luka
atau perawatan kulit secara
rutin yang dapat melindungi
pasien dari ekskresi luka
lain dan ekskrresi slang
drain pada luka.
3.Ajarkan perawatan luka
pada pasien dan
keluarga,termasuk tanda
dan gejela infeksi,dan cara
mempertahankan luka tetap
kering pada saat mandi.
4.Rujuk ke perawat terapi
enterostoma untuk
mendapatkan bantuan
dalam
pengkajian,penentuan
derajat luka,dan
dokumentasi perawatan
luka atau kerusakan kulit.
18. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 18
4. Implemenrasi
Implementasi dapat di sesuaikan dengan intervensi yang ada.
5. Evaluasi
1.DX : Diare(00013) b/d proses inflamasi, iritasi,ansietas , dan malabsorpsi .
Nyeri abdomen pada klien berkurang.
2.Kekurangan volume cairan (00027) b/d anoreksia, mual,dan kehilangan cairan aktif.
Membran mukosa kembali normal.
3.Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh (00002) b/d
ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient,dan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan.
Massa tubuh dan berat badan dalam batas normal
4. Kerusakan integritas kulit (00046) b/d gangguan metabolik., dan perubahan status
cairan
Kulit kembali normal
19. ASUHAN KEPARAWATAN KOLITIS ULSERATIF Page 19
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kolitis ulseratif masuk dalam kategori Inflammatory Bowel Disease
(IBD)/penyakit inflamasi usus karena penyakit ini merupakan penyakit yang belum
diketahui penyebabnya dengan prevalensi berkisar 10 - 20 x, terjadi pada usia muda
(umur 25 – 30 tahun) wanita dan pria sama tetapi ada perbedaan dalam geografis dan
sosial ekonomi tinggi.
Kolitis ulseratif adalah penyakit yang menyebabkan peradangan dan luka, yang
disebut borok, di lapisan rektum dan usus besar. Borok terbentuk peradangan telah
membunuh sel-sel yang biasanya garis usus besar, kemudian perdarahan dan
menghasilkan nanah. Peradangan dalam usus besar juga menyebabkan usus sering
kosong, menyebabkan diare.
Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus (IBD), nama umum untuk penyakit-
penyakit yang menyebabkan peradangan di usus halus dan usus besar. Ini bisa sulit
untuk mendiagnosis karena gejala yang mirip dengan gangguan usus lainnya dan jenis
lain IBD disebut penyakit Crohn. Penyakit Crohn berbeda karena menyebabkan
peradangan lebih dalam dinding usus dan dapat terjadi di bagian lain dari sistem
pencernaan termasuk usus kecil, mulut, kerongkongan, dan perut
.
B. Saran
Penulis menghimbau kepada semua pembaca pada umumnya dan mahasiswa S1
keperawatan pada khususnya agar selalu menjaga kesehatan dari virus, sebaliknya
apabila seorang terkena colitis harus diobati secara tuntas agar tidak terjadi infeksi
pada prosesus ulseratif yang dapat komplikasi yang lebih parah.