2. Kolitis ulseratif adalah penyakit yang
menyebabkan peradangan dan luka, di
lapisan rektum dan usus besar,
kemudian perdarahan dan
menghasilkan nanah dan peradangan
pada usus besar.
3. hipersensitifitas terhadap factor
lingkungan dan makanan,
interaksi imun tubuh dan bakteri yang
tidak berhasil (awal dari terbentuknya
ulkus),
stress pada peningkatan asam lambung.
4. Faktor-faktor genetik
Agregasi dari kolitis ulserativa dalam
keluarga.
Penanda genetik dan keterkaitan
Faktor-faktor lingkungan
Diet: Sebagai usus besar terkena
banyak zat-zat makanan yang dapat
mendorong peradangan
5. Anemia
Fatigue/ Kelelahan
Berat badan menurun
Hilangnya nafsu makan
Hilangnya cairan tubuh dan nutrisi
Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali
sehari)
Terdapat darah dan nanah dalam kotoran.
Perdarahan rektum (anus).
Rasa tidak enak di bagian perut.
Mendadak perut terasa mulas.
Kram perut.
Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum
Anoreksia
Dorongan untuk defekasi
Hipokalsemia
6. Anamnesa
Riwayat Penyakit Sekarang
DO : Fatigue (+), anoreksia(+), weakness (+)
DS : Klien mengatakan sudah diare selama 2 minggu, 5
hari terakhir terdapat darah dan lendir pada feses, perut
terasa nyeri di kuadran kiri bawah.
Riwayat Penyakit Dahulu;
Klien mengatakan pernah mengalami penyakit seperti ini
setengah tahun yang lalu
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
7. Diare berhubungan dengan proses inflamasi, iritasi
atau malabsopsi .
Nyeri abdomen di quadran kiri bawah berhubungan
dengan iritasi pada colon.
Feses berlendir dan bercampur darah berhubungan
dengan terjadinya infeksi dan iritasi pada kolon
Kurangnya nafsu makan berhubungan dengan rasa
mual.
Nyeri abdomen, berhubungan dengan peningkatan
peristatik dan inflamasi.
Kurang volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan anoreksia, mual, dan diare.
Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan pembatasan diet dan mual.
8. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, atau
metebolisme usus, dan adanya toksin.
Intervensi:
Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik,
jumlah dan faktor pencetus.
Buang feses dengan cepat, berikan pengharum
ruangan.
Identifikasi makanan dan cairan yang mencetus
diare, mis sayuran segar dan buah, sereal, bumbu,
minuman karbonat, produk susu.
Observasi demam, takikardia, letargi, leukositosis,
penurunan protein serum, ansietas, dan kelesuan.
9. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan
dengan pemasukan terbatas (mual).
Intervensi:
Awasi masukan dan pengeluaran, karakter dan
jumlah feses; perkiraan kehilangan yang terlihat,
misalanya berkeringat, ukur berat jenis urine,
observasi oliguria.
Observasi TTV
Observasi kulit kering berlebihan dan membran
mukosa, penurunan tugor kulit, pengisian kapiler
lambat
Ukur BB tiap hari
Observasi perdarahan dan tes feses tiap hari untuk
melihat adanya darah samar.
10. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ganguan absorbsi
nutrien.
Intervensi:
Timbang berat badan tiap hari
Dorong tirang baring dan/atau
pembatasan aktivitas selama fase sakit
akut.
Anjurkan istrahat sebelum makan.
Berikan kebersihan oral.
11. Ansietas berhubungan dengan faktor
psikologis,
dan ancaman terhadap perubahan status
kesehatan.
Intervensi:
Dorong menyatakan perasaan.
Berikan umpan balik
Akui bahwa ansietas dan masalah mirip
dengan yang diekspresikan orang lain.
Tingkatkan perhatian mendengar pasien.
Berikan lingkungan tenang dan istrahat.
12. Nyeri berhubungan dengan diare lama, dan
iritasi kulit/jaringan.
Intervensi:
Dorong pasien untuk melaporkan nyeri.
Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan
atau menghindarkan nyeri.
Berikan tindakan nyaman (misal : pijatan
punggung, ubah posisi) dan aktivitas
senggang