Dokumen tersebut membahas tentang model pengambilan keputusan, sistem dukungan keputusan, dan pemecahan masalah. Beberapa topik yang dibahas antara lain model pengambilan keputusan normatif dan perilaku, analisis keputusan menggunakan matriks dan pohon keputusan, komponen sistem dukungan keputusan, dan tiga komponen inti dalam pemecahan masalah.
2. PORTOFOLIO
Nama : Kurnia Apriyani
No. Telp : 085939429668
Email : kurniaapriyani15@gmail.com
Jurusan: Psikologi, semester VI (Enam) di Universitas Pancasila
Telah mengambil mata kuliah human engineering
3. Bab ini membahas decision making
sebagai tahap pemrosesan informasi
manusia karena orang harus
mengumpulkan, mengatur, dan
menggabungkan informasi dari
berbagai sumber untuk mengambil
keputusan.
Ditujukan untuk memberikan perspektif
keseluruhan tentang pengambilan
keputusan manusia untuk praktisi faktor
manusia, pengembang alat keputusan
(mis., sistem pakar), perancang produk,
dan lainnya yang tertarik pada
bagaimana orang membuat keputusan
dan bagaimana keputusan pembuatan
mungkin ditingkatkan
Pendahuluan
5. Alternatif
Judgment
Konteks
Tekanan
Setiap keputusan
mengharuskan membuat
pilihan satu atau lebih.
Proses seseorang
menilai dari alternatif
yang dipertimbangkan
Sifat pengambilan
keputusan yang sangat
bervariasi tergantung
pada situasi.
Keputusan mungkin
diperlukan di bawah tekanan
baik dalam waktu atau
konsekuensi yang
berpotensi menimbulkan
resiko.
ELEMENT DECISION-MAKING
MODELS
6. DECISION-MAKING MODELS
Model normatif didasarkan pada pernyataan dasar (atau apa yang
dirasakan sebagai asumsi yang terbukti dengan sendirinya) dari
pilihan rasional.
Model ini didasarkan oleh kemungkinan keadaan dibawah
tekanan dan stres oleh kelompok atau satu keputusan individu.
Normatif
Perilaku
Naturalistik
Jenis Decision Making
Model ini adalah model yang proses perkembangannya sangat
cepat dan hemat yang dapat bekerja dengan baik jika
dibandingkan dengan model optimasi
7. ANALISIS KEPUTUSAN STRUKTUR KEPUTUSAN
Decision Matrices and Trees Decision
Matrices
Value Trees
Terdapat dua yakni: Decision matrices
and trees dan value trees yang
berguna untuk menggambarkan
hubungan kemungkinan antara
peristiwa dan keputusan
Mengatur secara hierarkis tujuan,
atribut, sasaran, dan nilai-nilai yang
bermaksud untuk memaksimalkan
tujuan atau serangkaian tujuan dari
suatu keputusan.
Trees Decision memberikan cara yang
mudah dengan membandingkan
alternatif dalam hal nilai yang
diharapkan. Sedangkan, Decision
matrices sering digunakan untuk
mewakili keputusan hanya pada satu
tahap keputusan.
Analisis keputusan membutuhkan input
dari pembuat keputusan yang
mencakup tujuan, prioritas, probabilitas
subjektif.
DECISION SUPPORT AND PROBLEM SOLVING
8. Model Driven
DSS yang digerakkan oleh model menggunakan koleksi model
matematika dan analitik untuk analisis keputusan. Contohnya termasuk
model peramalan dan perencanaan, model optimisasi, dan model
analisis sensitivitas (mis., Untuk mengajukan pertanyaan "bagaimana-
jika"). Kemampuan analitis dari sistem ini sangat kuat karena
didasarkan pada teori atau model yang kuat.
Data Driven
DSS berbasis data mampu menganalisis data dalam jumlah besar
untuk mengekstraksi informasi yang berguna. Data dapat berasal dari
sistem pemrosesan transaksi, sistem perusahaan, gudang data, atau
gudang Web.
Klasifikasi Decision Support System
9. Komponen utama DSS
Individual Decision Supports: pada bagian ini ada konsep Decision
Supports Systems (DSS), yakni sistem yang berbasis interaktif komputer
yang membantu mengambil keputusan menggunakan data dan model
untuk memecahkan masalah secara terstruktur ataupun tidak terstruktur.
Terdiri dari model kuantitatif
seperti keuangan atau
statistik yang menyediakan
kemampuan analisis dari DSS
Basis Model
Mengelola dan mengatur
data dalam format yang
bermakna.
Data Basis
Mengelola dialog atau
antarmuka antara DSS dan
pengguna seperti visualisasi
yang dapat digunakan untuk
memfasilitasi komunikasi antara
DSS dan pengguna.
Antarmuka Pengguna
10. Level 3
Ditandai dengan adanya pola
komunikasi kelompok dan dapat
mencakup saran ahli dalam memilih
dan mengatur aturan yang diterapkan
saat rapat. Namun, pada level ini
ditemukan kesulitan dan tantangan
dalam mengotomatisasi proses
kelompok dalam pemgambilan
keputusan.
Level 2
Menyediakan pemodelan keputusan atau teknik
pengambilan keputusan kelompok yang bertujuan untuk
mengurangi ketidakpastian yang terjadi pada proses
pengambilan keputusan kelompok. Teknik-teknik ini termasuk
alat perencanaan otomatis [mis., tinjauan evaluasi proyek
teknik (PERT), metode jalur kritis (CPM),
Group Decision Support Systems
Level 1
Sistem yang menggabungkan komunikasi, komputer dan teknologi pendukung keputusan untuk
memfasilitasi formulasi dan solusi yang tidak terstruktur masalah oleh sekelompok orang.
Sebagai media komunikasi yang menyediakan fitur teknis yang
ditujukan untuk menghambat komunikasi umum
11. PROBLEM SOLVING
Pemecahan masalah dapat “dipahami sebagai menjembatani kesenjangan antara kondisi awal hubungan dan kondisi
yang diinginkan atau strategi yang telah ditentukan diketahui oleh individu (Olinger dan Goel, 2010, hal. 4).
Definisi
Ada tiga komponen inti:
1. keadaan awal,
2. keadaan tujuan
3. Jarak antara dua kondisi
Contoh pemecahan masalah seperti memperbaiki agenda, menetapkan tujuan, dan merancang tindakan sementara
pengambilan keputusan mencakup evaluasi dan pemilihan).
12. Dalam mengambil keputusan,
secara kelompok atau individu itu
sulit dalam membuat keputusan
yang baik dan tepat.
Adanya keterbatasan yang dimiliki
dan faktor yang mempengaruhi
seperti pengetahuan yang tidak
memadai pembuat keputusan, dan
faktor-faktor terkait tugas seperti
risiko, tekanan waktu, dan stres.
Banyaknya orang-orang yang
cenderung memulai dengan gagasan
yang sudah terbentuk sebelumnya
tentang apa yang harus mereka
lakukan dan menunjukkan
kecenderungan untuk mencari dan
mendukung bukti yang menguatkan. .
Adanya pemikiran yang terlalu percaya
diri dengan pengalaman dan
mengembangkan keyakinan yang kuat
yang sulit untuk dimodifikasi, bahkan
jika mereka sulit dipertahankan secara
rasional.
KESIMPULAN