SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
SEJARAH
1
• 1694 – Dr. James Younge ekstraksi vakum I x  gagal.
• 1794 – Saemann alat vakum yang dapat mencengkam kepala tanpa
menimbulkan cedera pada bayi dan ibu (kuningan dan dilapisi karet yang
dilengkapi dengan ventilator).
• 1829 – Neill Arnott  penggunaan traksi pneumatik pengganti forseps besi.
• 1840 – James Young Simpson (pencipta forseps)  orang pertama yang
berhasil melakukan ekstraksi vakum (Gbr. 1).
• 1890 – McCahey mematenkan dua alat vakum  mirip dengan vakum
modern.
• 1954 – Malmstorm  kap metal (ekstraktor vakum) dari kap baja bentuk
jamur, tepi yang halus dan diameter 60 mm. Kap vakum yang lebih kecil (kala
I).
• 1967 – Earn : morbiditas ibu dan kematian perinatal lebih sedikit pada
ekstraksi vakum (Malmstorm), namun trauma pada kulit kepala lebih besar
PRINSIP EKSTRAKSI VAKUM
2
• Indikasi melakukan tindakan (+)
• Informed consent (+)
• Pembukaan lengkap dan kepala janin sudah cakap.
• Presentasi kepala harus diketahui. POD
• Alat vakum harus dicoba dulu pada tangan penolong.
• Kap vakum harus ditempatkan pada tengah-tengah titik fleksi kepala janin.
• Tekanan vakum dinaikkan (100 mmHg/0,1), dipastikan tidak ada yang
terjepit kap.
• Waktu pelaksanaan dihitung mulai saat kap dipasang sampai persalinan
selesai.
• Tekanan dalam vakum dinaikkan menjadi (600 mmHg/ 0,6), traksi saat
kontraksi berlangsung dan ibu mengejan.
• Traksi harus searah sumbu panggul dan tegak lurus kap.
PRINSIP EKSTRAKSI VAKUM
3
• Torsi tidak boleh dilakukan penarik untuk menimbulkan efek
rotasi kepala janin.
• Bila 3 kali terlepas  stop.
• Bila ada trauma pada kulit kepala setelah kap terlepas  stop.
• Bila batas waktu habis  stop.
• Bila tidak ada penurunan kepala walaupun pemasangan dan
traksi sudah tepat (tanpa menunggu 3 kali terlepas atau waktu
20 menit habis)  stop.
• Setelah persalinan selesai kulit kepala harus diperiksa apakah
ada laserasi dan posisi kaput.
• Perawat harus diberitahu bahwa persalinan berlangsung dengan
ekstraksi vakum.
• Laporan tindakan harus dibuat.
– presentasi vertex , janin aterm, TBJ >2500 g
– kepala sudah masuk pintu atas panggul
– panggul ibu adekuat dengan penilaian klinis
– analgesia yg sesuai
– serviks dilatasi sempurna dan ketuban pecah
– kandung kencing ibu kosong
–operator yg berpengalaman
– rencana pendukung bila prosedur tidak berhasil
SYARAT
INDIKASI
5
• indikasi absolut
– indikasi anak :
• gawat janin
• tali pusat menumbung anak hidup
– indikasi ibu :
• ruptura uteri iminens
• edema vulva/ porsio
• infeksi intra partum untuk memperingan kala II pada
penyakit sistemik
• Kelelahan ibu
– indikasi obstetrik
• indikasi waktu : partus lama, indikasi pinard
• deep transverse arrest
INDIKASI
6
• indikasi elektif
– indikasi khusus bagi ekstraksi vakum bila
dilakukan tindakan ekstraksi forseps, versi
ekstraksi maupun SC  memperberat keadaan.
Misalnya ibu yang kelelahan, bekas SC, operasi lain
pada dinding uterus, penyakit paru kronis dan
hepatitis.
KONTRAINDIKASI ABSOLUT
7
• Kontraindikasi Ibu:
– ruptura uteri
– sefalopelvikdisproporsi
– penyakit sistemik dimana ibu secara mutlak tidak boleh
mengejan
• Kontra indikasi Janin :
– kelainan letak (sungsang, muka, dahi)
– prematuritas (UK < 36 minggu)
– kecurigaan atau ada defek koagulasi pada janin
– kepala janin masih tinggi
KONTRAINDIKASI RELATIF
8
• Pembukaan belum lengkap dan atau kepala masih
tinggi
• Kelainan kongenital
• Anak mati
Bagian-bagian vakum
9
• Kap bentuk jamur. Diameter 30,40,50,60 mm. Dinding belakang
mangkuk terdapat tonjolan (tanda letak denominator), tabung
suction tempat memasang selang. Lingkaran kap sisi kepala
diameter lebih kecil.
Gbr. 2. Ekstraktor vakum dengan kap lunak standar.
Vacuum gauge
Pump
Handle
Standard cup
Vacuum
tubing
Bagian-bagian vakum
10
Gbr. 3. Ekstraktor vakum dari Malmstorm.
Bagian-bagian vakum
11
• Pompa vakum.
• Selang vakum  pipa karet menghubungkan kap dengan
botol penghisap.
• Pegangan  logam palang dengan lubang di dalamnya yang
dilalui oleh rantai penarik, dilengkapi suatu pen menahan
rantai tetap tegang dan lebih pendek dari selang, pen dapat
disekrup pada pegangan.
• Botol penghisap  membuat tekanan negatif.
• Manometer  mengukur tekanan negatif, mempunyai 2 skala
yaitu atm/cm2 dan kg/cm2.
• Katup pada satu pipa penutup botol yang menghubungkan
mangkuk dan botol  melepaskan tekanan negatif.
MACAM KAP
12
• Kap rigid Malmstorm  rantai di dalam pipa penghisap yang terletak pada
pusat kap. Arah tarikan tegak lurus kap sehingga tidak terhambat oleh
tonjolan tempat selang penghisap.
• Kap rigid Bird (Gbr. 4)  pipa penghisap agak ke lateral terpisah dengan
rantai penarik yang tetap pada pusat kap.
Gbr. 4. Kap vakum dari Bird. Kap vakum standar yang digunakan.
MACAM KAP
13
• Kap plastik rigid dirancang untuk kepala janin defleksi atau posisi posterior
(Gbr.5) yang memerlukan tarikan curam.
• Kap lunak  kap silastik bentuk konus, modifikasi Kobayashi, kap
polietilen sekali pakai, kombinasi polietilen-silastik.
Gbr. 5. Kap vakum Mityvac “M”.
MACAM EKSTRAKTOR VAKUM YANG LAIN
14
• Vakum pompa listrik
Keuntungan :
– menghemat tenaga
– tekanan lebih mudah diatur  mengurangi lesi kepala anak
– cepat mencapai tekanan yang diinginkan
– operator dapat langsung memakai tanpa kehilangan prinsip asepsis
karena adanya tombol yang dapat diinjak
– kebocoran dapat dikompensasi dengan elektromotor sehingga tekanan
dapat dipertahankan.
• Vakum Pompa Neward
– Memakai plastik untuk menampung kotoran yang terisap dan pompa
tangan yang lebih ringan untuk mencapai tekanan negatif.
PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM
15
• PEMILIHAN KAP
– Prinsipnya adalah kap terbesar yang sesuai dengan
pembukaan serviks, makin besar kap, makin kuat daya
tariknya.
– Disesuaikan dengan vagina, turunnya kepala.
– Pembukaan harus > diameter kap, supaya tidak menjepit
porsio.
– Vagina sempit pada primipara dan dinding vagina yang
lembut pada multipara yang gemuk atau grande multipara,
kepala yang belum turun benar  dipilih kap yang lebih kecil
dari pembukaan serviks.
– Kap nomor 5 adalah yang paling sering dipakai.
PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM
16
• PEMBUATAN TEKANAN NEGATIF
– Tekanan per satuan luas permukaan seminimal mungkin
tetapi efektif  memakai kap ukuran terbesar.
– Tekanan negatif yang efektif dan tidak membahayakan bayi

-0,6 dan -0,8 kg/cm2, < -0,6  kap mudah lepas, > -0,8 
membahayakan anak.
– Luas permukaan kap dengan rumus π.r2  daya lekat total
kap thd kepala pada tekanan tertentu, misalnya dengan
tekanan -0,7 kg/cm2, maka daya lekat pada :
• kap no 4 = 8,8 kg
• kap no 5 = 13,75 kg
• kap no 6 = 19,8 kg
PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM
17
• LAMA EKSTRAKSI
– Lama ekstraksi vakum tidak > 20 menit, maksimum
42 menit.
– Ekstraksi terlalu lama dapat membahayakan bagi
janin.
– Menurut Malmstorm sebaiknya ekstraksi tidak lebih
dari 1 jam, tetapi hanya 30 menit.
18
Pemasangan di atas sutura sagitalis
menyentuh ubun-ubun kecil
POROS JALAN LAHIR
19
Pemasangan/Ekstraksi Vakum
Benar
Salah
PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM
21
• ARAH DAN CARA TARIKAN
– Arah tarikan harus tegak lurus dengan letak kap dan
sesuai dengan sumbu panggul.
– Arah tarikan sesuai dengan penurunan kepala,
• kepala masih tinggi (belum mencapai HIII)  ke dorsal
sehingga selang menghimpit anus.
• kepala pada HIII  membentuk sudut kurang 30° dengan
bidang datar, selang menekan perineum.
• HIII-IV  datar
• HIV (dasar panggul)  ke atas dan tangan menahan
perineum.
PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM
22
– Rozkowski  perlu arah tarikan yang oblik ke arah yang
berlawanan dengan letak UUK supaya kepala tetap fleksi dan
terjadi rotasi.
– Hochuli dan Stockli (1961)  tangan kiri melakukan perasat
pegangan tiga jari (Drei-fingergriff).
• KEKUATAN TARIKAN
– Penolong harus selalu dapat merasakan berapa kekuatan
yang dipergunakan, juga tergantung besarnya kap, makin
lebar makin besar pula kekuatannya. Umumnya kekuatan
yang digunakan hanya berasal dari otot lengan.
PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM
23
• Pemakaian ekstraktor vakum  2 tahap, yaitu:
– pembuatan kaput suksedaneum agar kap dapat
mencengkam erat kepala anak
– Ekstraksi/penarikan
• Prosedur ekstraksi vakum sebagai berikut :
– Ibu tidur litotomi di meja ginekologi.
– Tindakan asepsis dan antisepsis, VU dikosongkan.
– VT untuk menentukan letak denominator.
– Pemasangan kap:
• Pada pembukaan lengkap dipilih kap no. 5.
• Kap dimasukkan dengan posisi miring dan dipasang pada
bagian terendah kepala janin, menjauhi UUB + 2-3 cm di
depan UUK. Tonjolan sesuai dengan letak denominator
PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM
24
– Bila pada pemasangan kap ibu mengeluh nyeri, dapat diberi anestesi
infiltrasi atau Pudendal Nerve Block.
Gbr. 6. Cara pemasangan kap.
PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM
25
– Penghisapan  mulai dari -0,2 kg/cm2 dengan
interval 2 menit, sampai -0,6 sampai -0,8 kg/cm2
 terbentuk kaput suksedaneum artifisialis.
– Sebelum traksi  VT ulang apakah ada bagian-
bagian janin yang terjepit.
– Bersamaan his, ibu mengejan, dan kap ditarik
searah sumbu jalan lahir.
PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM
26
– Kepala janin dilahirkan  menarik kap ke arah
atas sehingga kepala janin mengalami defleksi
dengan sub oksiput sebagai hipomoklion, saat
kepala defleksi, tangan kiri menahan perineum.
– Setelah kepala lahir kap dilepas dengan
meniadakan tekanan negatif.
– Bila diperlukan episiotomi maka dilakukan
sebelum pemasangan kap atau saat kap membuka
vulva
KRITERIA EKSTRAKSI VAKUM GAGAL
27
• Sewaktu dilakukan traksi kap terlepas sebanyak 3 kali. Kap
lepas sewaktu traksi mungkin disebabkan oleh.
– Tenaga vakum terlalu rendah.
– KK melekat antara kulit kepala dan kap sehingga kap tidak
dapat mencengkam dengan baik.
– Jalan lahir (vagina, serviks) ada yang terjepit ke dalam kap.
– Kedua tangan penolong tidak bekerja sama dengan baik.
– Traksi terlalu kuat.
– Cacat pada alat, misalnya kebocoran pada selang karet
atau kap vakum.
• Dalam waktu 30 menit melakukan traksi bayi belum lahir.
KOMPLIKASI
28
• TERHADAP IBU
– Robekan jalan lahir:
– Laserasi vagina
– Robekan serviks
– Ruptura uteri :
• Adanya manipulasi pada kepala yang belum cakap dan
pembukaan belum lengkap, CPD ringan terutama pada
grande multipara, tarikan yang lama tanpa kemajuan dan
manipulasi pada distokia bahu.
• Bahaya ruptura uteri  saat partus macet dengan dinding
SBR yang tipis dan bibir anterior dan posterior serviks
tebal dan edem yang relatif lebih tipis pada jam 3 dan jam
9.
KOMPLIKASI
29
• Dapat diminimalkan dengan melakukan teknik
yang baik.
– Perdarahan akibat ruptura uteri atau laserasi serviks
dan vagina.
– Fistula vesikovaginalis terutama pada partus lama,
pembukaan belum lengkap dan adanya bagian yang
terjepit sehingga timbul iskemia dan nekrosis
jaringan, dan fistula pada hari ketiga pasca
persalinan.
KOMPLIKASI
30
• TERHADAP BAYI
– Ekskoriasi kulit kepala
– Kaput suksedaneum artifisial
– Sefal hematom
– Subgaleal hematom.
– Nekrosis kulit kepala yang dapat menimbulkan alopesia.
– Perdarahan retina yang berasal dari vena.
– Perdarahan serebral dan intrakranial.
– Fraktur tulang kepala
– Asfiksia neonatorum dengan hipoksia, hiperkapnea dan berakhir
dengan asidosis  depresi susunan saraf pusat. Merupakan penyebab
utama kematian bayi baru lahir.
– Sindroma kesulitan bernapasIritasi serebral
– Infeksi
– Serebral palsi
PERBANDINGAN EKSTRAKSI VAKUM DAN EKSTRAKSI FORSEPS
31
• Keunggulan Ekstraksi Vakum
– Pemasangan mudah (mengurangi bahaya trauma
dan infeksi)
– Tidak diperlukan narkosis umum
– Kap tidak menambah besar ukuran kepala yang
harus melalui jalan lahir
– Dapat digunakan pada kepala yang masih tinggi dan
pembukaan serviks belum lengkap
– Trauma pada kepala janin lebih ringan
– Lahirnya kepala lebih fisiologis, seperti partus
spontan
PERBANDINGAN EKSTRAKSI VAKUM DAN EKSTRAKSI
FORSEPS
32
• Kerugian Ekstraksi Vakum
–Persalinan janin memerlukan waktu yang
lebih lama
–Tenaga traksi tidak sekuat pada forseps
–Pemeliharaan lebih sukar karena bagian-
bagiannya banyak terbuat dari karet dan
harus selalu kedap udara
33
34
35

More Related Content

Similar to vakum_ppt.pptx

Resusitasi pada Bayi
Resusitasi pada BayiResusitasi pada Bayi
Resusitasi pada BayiDeni Wahyudi
 
Penuntun belajar manajemen asfiksia 3 nov 20081.3.2.5
Penuntun belajar manajemen asfiksia   3 nov 20081.3.2.5Penuntun belajar manajemen asfiksia   3 nov 20081.3.2.5
Penuntun belajar manajemen asfiksia 3 nov 20081.3.2.5Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan persalinan normal (apn)
Asuhan persalinan normal (apn)Asuhan persalinan normal (apn)
Asuhan persalinan normal (apn)hani ar
 
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-TubexxxxxxxxxxxxxxxTeknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxxfaizal653432
 
Penuntun belajar manajemen asfiksia 3 nov 20081.3.2.5 AKPER PEMKAB MUNA
Penuntun belajar manajemen asfiksia   3 nov 20081.3.2.5 AKPER PEMKAB MUNA Penuntun belajar manajemen asfiksia   3 nov 20081.3.2.5 AKPER PEMKAB MUNA
Penuntun belajar manajemen asfiksia 3 nov 20081.3.2.5 AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
01d APK Talaksana Kasus Keguguran.ppt
01d APK  Talaksana Kasus Keguguran.ppt01d APK  Talaksana Kasus Keguguran.ppt
01d APK Talaksana Kasus Keguguran.pptCindyKesty2
 
Sirkumsisi konvensional &amp; alisklamp kediri hermanto
Sirkumsisi konvensional &amp; alisklamp kediri hermantoSirkumsisi konvensional &amp; alisklamp kediri hermanto
Sirkumsisi konvensional &amp; alisklamp kediri hermantotata mahyuvi
 
Kala dua persalinan 2
Kala dua persalinan 2Kala dua persalinan 2
Kala dua persalinan 2aissya noor
 
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptxBreathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptxNurulLaili35
 
Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumPendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumEvan Permana
 
Sop perawatan implan
Sop perawatan implanSop perawatan implan
Sop perawatan implanWarnet Raha
 
2a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR.pptx
2a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR.pptx2a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR.pptx
2a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR.pptxHikayatWahyu
 

Similar to vakum_ppt.pptx (20)

Resusitasi pada Bayi
Resusitasi pada BayiResusitasi pada Bayi
Resusitasi pada Bayi
 
Histerektomi postpartum
Histerektomi postpartumHisterektomi postpartum
Histerektomi postpartum
 
Penuntun belajar manajemen asfiksia 3 nov 20081.3.2.5
Penuntun belajar manajemen asfiksia   3 nov 20081.3.2.5Penuntun belajar manajemen asfiksia   3 nov 20081.3.2.5
Penuntun belajar manajemen asfiksia 3 nov 20081.3.2.5
 
Asuhan persalinan normal (apn)
Asuhan persalinan normal (apn)Asuhan persalinan normal (apn)
Asuhan persalinan normal (apn)
 
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-TubexxxxxxxxxxxxxxxTeknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
 
Penuntun belajar manajemen asfiksia 3 nov 20081.3.2.5 AKPER PEMKAB MUNA
Penuntun belajar manajemen asfiksia   3 nov 20081.3.2.5 AKPER PEMKAB MUNA Penuntun belajar manajemen asfiksia   3 nov 20081.3.2.5 AKPER PEMKAB MUNA
Penuntun belajar manajemen asfiksia 3 nov 20081.3.2.5 AKPER PEMKAB MUNA
 
01d APK Talaksana Kasus Keguguran.ppt
01d APK  Talaksana Kasus Keguguran.ppt01d APK  Talaksana Kasus Keguguran.ppt
01d APK Talaksana Kasus Keguguran.ppt
 
Sirkumsisi konvensional &amp; alisklamp kediri hermanto
Sirkumsisi konvensional &amp; alisklamp kediri hermantoSirkumsisi konvensional &amp; alisklamp kediri hermanto
Sirkumsisi konvensional &amp; alisklamp kediri hermanto
 
Kala dua persalinan 2
Kala dua persalinan 2Kala dua persalinan 2
Kala dua persalinan 2
 
Sop apn
Sop apnSop apn
Sop apn
 
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptxBreathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
 
AMNIOTOMI.ppt
AMNIOTOMI.pptAMNIOTOMI.ppt
AMNIOTOMI.ppt
 
Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumPendarahan Post Partum
Pendarahan Post Partum
 
Sop perawatan implan
Sop perawatan implanSop perawatan implan
Sop perawatan implan
 
Sop perawatan implan
Sop perawatan implanSop perawatan implan
Sop perawatan implan
 
Sop perawatan implan
Sop perawatan implanSop perawatan implan
Sop perawatan implan
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Trauma.pptx
Trauma.pptxTrauma.pptx
Trauma.pptx
 
2a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR.pptx
2a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR.pptx2a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR.pptx
2a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR.pptx
 

More from JiaJunWang17

LATHE PARTS AND FUNCTIONS.pptx
LATHE PARTS  AND FUNCTIONS.pptxLATHE PARTS  AND FUNCTIONS.pptx
LATHE PARTS AND FUNCTIONS.pptxJiaJunWang17
 
Business_Analysis_Decision_Analysis.ppt
Business_Analysis_Decision_Analysis.pptBusiness_Analysis_Decision_Analysis.ppt
Business_Analysis_Decision_Analysis.pptJiaJunWang17
 
Capacitacion_2016_pptx_pptx.pptx
Capacitacion_2016_pptx_pptx.pptxCapacitacion_2016_pptx_pptx.pptx
Capacitacion_2016_pptx_pptx.pptxJiaJunWang17
 
fontes_jud_rabinico_mestrado_jan_2014_pp.ppt
fontes_jud_rabinico_mestrado_jan_2014_pp.pptfontes_jud_rabinico_mestrado_jan_2014_pp.ppt
fontes_jud_rabinico_mestrado_jan_2014_pp.pptJiaJunWang17
 
Cybercrime_PPT.ppt
Cybercrime_PPT.pptCybercrime_PPT.ppt
Cybercrime_PPT.pptJiaJunWang17
 
PENGARATAN_PPT.pptx
PENGARATAN_PPT.pptxPENGARATAN_PPT.pptx
PENGARATAN_PPT.pptxJiaJunWang17
 
PPT_presentation_PaperKISMIF2016_ppt.ppt
PPT_presentation_PaperKISMIF2016_ppt.pptPPT_presentation_PaperKISMIF2016_ppt.ppt
PPT_presentation_PaperKISMIF2016_ppt.pptJiaJunWang17
 
El ciclo del hábito.pptx
El ciclo del hábito.pptxEl ciclo del hábito.pptx
El ciclo del hábito.pptxJiaJunWang17
 
Hatshepsut_PPT.pptx
Hatshepsut_PPT.pptxHatshepsut_PPT.pptx
Hatshepsut_PPT.pptxJiaJunWang17
 
hho_acctg09GE_inppt05_ppt.ppt
hho_acctg09GE_inppt05_ppt.ppthho_acctg09GE_inppt05_ppt.ppt
hho_acctg09GE_inppt05_ppt.pptJiaJunWang17
 
hho_acctg09GE_inppt05B_ppt.ppt
hho_acctg09GE_inppt05B_ppt.ppthho_acctg09GE_inppt05B_ppt.ppt
hho_acctg09GE_inppt05B_ppt.pptJiaJunWang17
 
hho_acctg09GE_inppt02_ppt (1).ppt
hho_acctg09GE_inppt02_ppt (1).ppthho_acctg09GE_inppt02_ppt (1).ppt
hho_acctg09GE_inppt02_ppt (1).pptJiaJunWang17
 
hho_acctg09GE_inppt06_ppt.ppt
hho_acctg09GE_inppt06_ppt.ppthho_acctg09GE_inppt06_ppt.ppt
hho_acctg09GE_inppt06_ppt.pptJiaJunWang17
 
Worksheet for a Merchandising Business.ppt
Worksheet for a Merchandising Business.pptWorksheet for a Merchandising Business.ppt
Worksheet for a Merchandising Business.pptJiaJunWang17
 

More from JiaJunWang17 (20)

LATHE PARTS AND FUNCTIONS.pptx
LATHE PARTS  AND FUNCTIONS.pptxLATHE PARTS  AND FUNCTIONS.pptx
LATHE PARTS AND FUNCTIONS.pptx
 
Cash flow model
Cash flow modelCash flow model
Cash flow model
 
Business_Analysis_Decision_Analysis.ppt
Business_Analysis_Decision_Analysis.pptBusiness_Analysis_Decision_Analysis.ppt
Business_Analysis_Decision_Analysis.ppt
 
Capacitacion_2016_pptx_pptx.pptx
Capacitacion_2016_pptx_pptx.pptxCapacitacion_2016_pptx_pptx.pptx
Capacitacion_2016_pptx_pptx.pptx
 
fontes_jud_rabinico_mestrado_jan_2014_pp.ppt
fontes_jud_rabinico_mestrado_jan_2014_pp.pptfontes_jud_rabinico_mestrado_jan_2014_pp.ppt
fontes_jud_rabinico_mestrado_jan_2014_pp.ppt
 
Cybercrime_PPT.ppt
Cybercrime_PPT.pptCybercrime_PPT.ppt
Cybercrime_PPT.ppt
 
PENGARATAN_PPT.pptx
PENGARATAN_PPT.pptxPENGARATAN_PPT.pptx
PENGARATAN_PPT.pptx
 
neuroaids_ppt.ppt
neuroaids_ppt.pptneuroaids_ppt.ppt
neuroaids_ppt.ppt
 
PPT_presentation_PaperKISMIF2016_ppt.ppt
PPT_presentation_PaperKISMIF2016_ppt.pptPPT_presentation_PaperKISMIF2016_ppt.ppt
PPT_presentation_PaperKISMIF2016_ppt.ppt
 
PPT_MERCADOS.pptx
PPT_MERCADOS.pptxPPT_MERCADOS.pptx
PPT_MERCADOS.pptx
 
El ciclo del hábito.pptx
El ciclo del hábito.pptxEl ciclo del hábito.pptx
El ciclo del hábito.pptx
 
Hatshepsut_PPT.pptx
Hatshepsut_PPT.pptxHatshepsut_PPT.pptx
Hatshepsut_PPT.pptx
 
hho_acctg09GE_inppt05_ppt.ppt
hho_acctg09GE_inppt05_ppt.ppthho_acctg09GE_inppt05_ppt.ppt
hho_acctg09GE_inppt05_ppt.ppt
 
hho_acctg09GE_inppt05B_ppt.ppt
hho_acctg09GE_inppt05B_ppt.ppthho_acctg09GE_inppt05B_ppt.ppt
hho_acctg09GE_inppt05B_ppt.ppt
 
hho_acctg09GE_inppt02_ppt (1).ppt
hho_acctg09GE_inppt02_ppt (1).ppthho_acctg09GE_inppt02_ppt (1).ppt
hho_acctg09GE_inppt02_ppt (1).ppt
 
hho_acctg09GE_inppt06_ppt.ppt
hho_acctg09GE_inppt06_ppt.ppthho_acctg09GE_inppt06_ppt.ppt
hho_acctg09GE_inppt06_ppt.ppt
 
Worksheet for a Merchandising Business.ppt
Worksheet for a Merchandising Business.pptWorksheet for a Merchandising Business.ppt
Worksheet for a Merchandising Business.ppt
 
Akl_ppt.pptx
Akl_ppt.pptxAkl_ppt.pptx
Akl_ppt.pptx
 
Arab spring.pptx
Arab spring.pptxArab spring.pptx
Arab spring.pptx
 
Matrix_PPT.pptx
Matrix_PPT.pptxMatrix_PPT.pptx
Matrix_PPT.pptx
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

vakum_ppt.pptx

  • 1. SEJARAH 1 • 1694 – Dr. James Younge ekstraksi vakum I x  gagal. • 1794 – Saemann alat vakum yang dapat mencengkam kepala tanpa menimbulkan cedera pada bayi dan ibu (kuningan dan dilapisi karet yang dilengkapi dengan ventilator). • 1829 – Neill Arnott  penggunaan traksi pneumatik pengganti forseps besi. • 1840 – James Young Simpson (pencipta forseps)  orang pertama yang berhasil melakukan ekstraksi vakum (Gbr. 1). • 1890 – McCahey mematenkan dua alat vakum  mirip dengan vakum modern. • 1954 – Malmstorm  kap metal (ekstraktor vakum) dari kap baja bentuk jamur, tepi yang halus dan diameter 60 mm. Kap vakum yang lebih kecil (kala I). • 1967 – Earn : morbiditas ibu dan kematian perinatal lebih sedikit pada ekstraksi vakum (Malmstorm), namun trauma pada kulit kepala lebih besar
  • 2. PRINSIP EKSTRAKSI VAKUM 2 • Indikasi melakukan tindakan (+) • Informed consent (+) • Pembukaan lengkap dan kepala janin sudah cakap. • Presentasi kepala harus diketahui. POD • Alat vakum harus dicoba dulu pada tangan penolong. • Kap vakum harus ditempatkan pada tengah-tengah titik fleksi kepala janin. • Tekanan vakum dinaikkan (100 mmHg/0,1), dipastikan tidak ada yang terjepit kap. • Waktu pelaksanaan dihitung mulai saat kap dipasang sampai persalinan selesai. • Tekanan dalam vakum dinaikkan menjadi (600 mmHg/ 0,6), traksi saat kontraksi berlangsung dan ibu mengejan. • Traksi harus searah sumbu panggul dan tegak lurus kap.
  • 3. PRINSIP EKSTRAKSI VAKUM 3 • Torsi tidak boleh dilakukan penarik untuk menimbulkan efek rotasi kepala janin. • Bila 3 kali terlepas  stop. • Bila ada trauma pada kulit kepala setelah kap terlepas  stop. • Bila batas waktu habis  stop. • Bila tidak ada penurunan kepala walaupun pemasangan dan traksi sudah tepat (tanpa menunggu 3 kali terlepas atau waktu 20 menit habis)  stop. • Setelah persalinan selesai kulit kepala harus diperiksa apakah ada laserasi dan posisi kaput. • Perawat harus diberitahu bahwa persalinan berlangsung dengan ekstraksi vakum. • Laporan tindakan harus dibuat.
  • 4. – presentasi vertex , janin aterm, TBJ >2500 g – kepala sudah masuk pintu atas panggul – panggul ibu adekuat dengan penilaian klinis – analgesia yg sesuai – serviks dilatasi sempurna dan ketuban pecah – kandung kencing ibu kosong –operator yg berpengalaman – rencana pendukung bila prosedur tidak berhasil SYARAT
  • 5. INDIKASI 5 • indikasi absolut – indikasi anak : • gawat janin • tali pusat menumbung anak hidup – indikasi ibu : • ruptura uteri iminens • edema vulva/ porsio • infeksi intra partum untuk memperingan kala II pada penyakit sistemik • Kelelahan ibu – indikasi obstetrik • indikasi waktu : partus lama, indikasi pinard • deep transverse arrest
  • 6. INDIKASI 6 • indikasi elektif – indikasi khusus bagi ekstraksi vakum bila dilakukan tindakan ekstraksi forseps, versi ekstraksi maupun SC  memperberat keadaan. Misalnya ibu yang kelelahan, bekas SC, operasi lain pada dinding uterus, penyakit paru kronis dan hepatitis.
  • 7. KONTRAINDIKASI ABSOLUT 7 • Kontraindikasi Ibu: – ruptura uteri – sefalopelvikdisproporsi – penyakit sistemik dimana ibu secara mutlak tidak boleh mengejan • Kontra indikasi Janin : – kelainan letak (sungsang, muka, dahi) – prematuritas (UK < 36 minggu) – kecurigaan atau ada defek koagulasi pada janin – kepala janin masih tinggi
  • 8. KONTRAINDIKASI RELATIF 8 • Pembukaan belum lengkap dan atau kepala masih tinggi • Kelainan kongenital • Anak mati
  • 9. Bagian-bagian vakum 9 • Kap bentuk jamur. Diameter 30,40,50,60 mm. Dinding belakang mangkuk terdapat tonjolan (tanda letak denominator), tabung suction tempat memasang selang. Lingkaran kap sisi kepala diameter lebih kecil. Gbr. 2. Ekstraktor vakum dengan kap lunak standar. Vacuum gauge Pump Handle Standard cup Vacuum tubing
  • 10. Bagian-bagian vakum 10 Gbr. 3. Ekstraktor vakum dari Malmstorm.
  • 11. Bagian-bagian vakum 11 • Pompa vakum. • Selang vakum  pipa karet menghubungkan kap dengan botol penghisap. • Pegangan  logam palang dengan lubang di dalamnya yang dilalui oleh rantai penarik, dilengkapi suatu pen menahan rantai tetap tegang dan lebih pendek dari selang, pen dapat disekrup pada pegangan. • Botol penghisap  membuat tekanan negatif. • Manometer  mengukur tekanan negatif, mempunyai 2 skala yaitu atm/cm2 dan kg/cm2. • Katup pada satu pipa penutup botol yang menghubungkan mangkuk dan botol  melepaskan tekanan negatif.
  • 12. MACAM KAP 12 • Kap rigid Malmstorm  rantai di dalam pipa penghisap yang terletak pada pusat kap. Arah tarikan tegak lurus kap sehingga tidak terhambat oleh tonjolan tempat selang penghisap. • Kap rigid Bird (Gbr. 4)  pipa penghisap agak ke lateral terpisah dengan rantai penarik yang tetap pada pusat kap. Gbr. 4. Kap vakum dari Bird. Kap vakum standar yang digunakan.
  • 13. MACAM KAP 13 • Kap plastik rigid dirancang untuk kepala janin defleksi atau posisi posterior (Gbr.5) yang memerlukan tarikan curam. • Kap lunak  kap silastik bentuk konus, modifikasi Kobayashi, kap polietilen sekali pakai, kombinasi polietilen-silastik. Gbr. 5. Kap vakum Mityvac “M”.
  • 14. MACAM EKSTRAKTOR VAKUM YANG LAIN 14 • Vakum pompa listrik Keuntungan : – menghemat tenaga – tekanan lebih mudah diatur  mengurangi lesi kepala anak – cepat mencapai tekanan yang diinginkan – operator dapat langsung memakai tanpa kehilangan prinsip asepsis karena adanya tombol yang dapat diinjak – kebocoran dapat dikompensasi dengan elektromotor sehingga tekanan dapat dipertahankan. • Vakum Pompa Neward – Memakai plastik untuk menampung kotoran yang terisap dan pompa tangan yang lebih ringan untuk mencapai tekanan negatif.
  • 15. PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM 15 • PEMILIHAN KAP – Prinsipnya adalah kap terbesar yang sesuai dengan pembukaan serviks, makin besar kap, makin kuat daya tariknya. – Disesuaikan dengan vagina, turunnya kepala. – Pembukaan harus > diameter kap, supaya tidak menjepit porsio. – Vagina sempit pada primipara dan dinding vagina yang lembut pada multipara yang gemuk atau grande multipara, kepala yang belum turun benar  dipilih kap yang lebih kecil dari pembukaan serviks. – Kap nomor 5 adalah yang paling sering dipakai.
  • 16. PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM 16 • PEMBUATAN TEKANAN NEGATIF – Tekanan per satuan luas permukaan seminimal mungkin tetapi efektif  memakai kap ukuran terbesar. – Tekanan negatif yang efektif dan tidak membahayakan bayi  -0,6 dan -0,8 kg/cm2, < -0,6  kap mudah lepas, > -0,8  membahayakan anak. – Luas permukaan kap dengan rumus π.r2  daya lekat total kap thd kepala pada tekanan tertentu, misalnya dengan tekanan -0,7 kg/cm2, maka daya lekat pada : • kap no 4 = 8,8 kg • kap no 5 = 13,75 kg • kap no 6 = 19,8 kg
  • 17. PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM 17 • LAMA EKSTRAKSI – Lama ekstraksi vakum tidak > 20 menit, maksimum 42 menit. – Ekstraksi terlalu lama dapat membahayakan bagi janin. – Menurut Malmstorm sebaiknya ekstraksi tidak lebih dari 1 jam, tetapi hanya 30 menit.
  • 18. 18 Pemasangan di atas sutura sagitalis menyentuh ubun-ubun kecil
  • 21. PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM 21 • ARAH DAN CARA TARIKAN – Arah tarikan harus tegak lurus dengan letak kap dan sesuai dengan sumbu panggul. – Arah tarikan sesuai dengan penurunan kepala, • kepala masih tinggi (belum mencapai HIII)  ke dorsal sehingga selang menghimpit anus. • kepala pada HIII  membentuk sudut kurang 30° dengan bidang datar, selang menekan perineum. • HIII-IV  datar • HIV (dasar panggul)  ke atas dan tangan menahan perineum.
  • 22. PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM 22 – Rozkowski  perlu arah tarikan yang oblik ke arah yang berlawanan dengan letak UUK supaya kepala tetap fleksi dan terjadi rotasi. – Hochuli dan Stockli (1961)  tangan kiri melakukan perasat pegangan tiga jari (Drei-fingergriff). • KEKUATAN TARIKAN – Penolong harus selalu dapat merasakan berapa kekuatan yang dipergunakan, juga tergantung besarnya kap, makin lebar makin besar pula kekuatannya. Umumnya kekuatan yang digunakan hanya berasal dari otot lengan.
  • 23. PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM 23 • Pemakaian ekstraktor vakum  2 tahap, yaitu: – pembuatan kaput suksedaneum agar kap dapat mencengkam erat kepala anak – Ekstraksi/penarikan • Prosedur ekstraksi vakum sebagai berikut : – Ibu tidur litotomi di meja ginekologi. – Tindakan asepsis dan antisepsis, VU dikosongkan. – VT untuk menentukan letak denominator. – Pemasangan kap: • Pada pembukaan lengkap dipilih kap no. 5. • Kap dimasukkan dengan posisi miring dan dipasang pada bagian terendah kepala janin, menjauhi UUB + 2-3 cm di depan UUK. Tonjolan sesuai dengan letak denominator
  • 24. PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM 24 – Bila pada pemasangan kap ibu mengeluh nyeri, dapat diberi anestesi infiltrasi atau Pudendal Nerve Block. Gbr. 6. Cara pemasangan kap.
  • 25. PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM 25 – Penghisapan  mulai dari -0,2 kg/cm2 dengan interval 2 menit, sampai -0,6 sampai -0,8 kg/cm2  terbentuk kaput suksedaneum artifisialis. – Sebelum traksi  VT ulang apakah ada bagian- bagian janin yang terjepit. – Bersamaan his, ibu mengejan, dan kap ditarik searah sumbu jalan lahir.
  • 26. PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM 26 – Kepala janin dilahirkan  menarik kap ke arah atas sehingga kepala janin mengalami defleksi dengan sub oksiput sebagai hipomoklion, saat kepala defleksi, tangan kiri menahan perineum. – Setelah kepala lahir kap dilepas dengan meniadakan tekanan negatif. – Bila diperlukan episiotomi maka dilakukan sebelum pemasangan kap atau saat kap membuka vulva
  • 27. KRITERIA EKSTRAKSI VAKUM GAGAL 27 • Sewaktu dilakukan traksi kap terlepas sebanyak 3 kali. Kap lepas sewaktu traksi mungkin disebabkan oleh. – Tenaga vakum terlalu rendah. – KK melekat antara kulit kepala dan kap sehingga kap tidak dapat mencengkam dengan baik. – Jalan lahir (vagina, serviks) ada yang terjepit ke dalam kap. – Kedua tangan penolong tidak bekerja sama dengan baik. – Traksi terlalu kuat. – Cacat pada alat, misalnya kebocoran pada selang karet atau kap vakum. • Dalam waktu 30 menit melakukan traksi bayi belum lahir.
  • 28. KOMPLIKASI 28 • TERHADAP IBU – Robekan jalan lahir: – Laserasi vagina – Robekan serviks – Ruptura uteri : • Adanya manipulasi pada kepala yang belum cakap dan pembukaan belum lengkap, CPD ringan terutama pada grande multipara, tarikan yang lama tanpa kemajuan dan manipulasi pada distokia bahu. • Bahaya ruptura uteri  saat partus macet dengan dinding SBR yang tipis dan bibir anterior dan posterior serviks tebal dan edem yang relatif lebih tipis pada jam 3 dan jam 9.
  • 29. KOMPLIKASI 29 • Dapat diminimalkan dengan melakukan teknik yang baik. – Perdarahan akibat ruptura uteri atau laserasi serviks dan vagina. – Fistula vesikovaginalis terutama pada partus lama, pembukaan belum lengkap dan adanya bagian yang terjepit sehingga timbul iskemia dan nekrosis jaringan, dan fistula pada hari ketiga pasca persalinan.
  • 30. KOMPLIKASI 30 • TERHADAP BAYI – Ekskoriasi kulit kepala – Kaput suksedaneum artifisial – Sefal hematom – Subgaleal hematom. – Nekrosis kulit kepala yang dapat menimbulkan alopesia. – Perdarahan retina yang berasal dari vena. – Perdarahan serebral dan intrakranial. – Fraktur tulang kepala – Asfiksia neonatorum dengan hipoksia, hiperkapnea dan berakhir dengan asidosis  depresi susunan saraf pusat. Merupakan penyebab utama kematian bayi baru lahir. – Sindroma kesulitan bernapasIritasi serebral – Infeksi – Serebral palsi
  • 31. PERBANDINGAN EKSTRAKSI VAKUM DAN EKSTRAKSI FORSEPS 31 • Keunggulan Ekstraksi Vakum – Pemasangan mudah (mengurangi bahaya trauma dan infeksi) – Tidak diperlukan narkosis umum – Kap tidak menambah besar ukuran kepala yang harus melalui jalan lahir – Dapat digunakan pada kepala yang masih tinggi dan pembukaan serviks belum lengkap – Trauma pada kepala janin lebih ringan – Lahirnya kepala lebih fisiologis, seperti partus spontan
  • 32. PERBANDINGAN EKSTRAKSI VAKUM DAN EKSTRAKSI FORSEPS 32 • Kerugian Ekstraksi Vakum –Persalinan janin memerlukan waktu yang lebih lama –Tenaga traksi tidak sekuat pada forseps –Pemeliharaan lebih sukar karena bagian- bagiannya banyak terbuat dari karet dan harus selalu kedap udara
  • 33. 33
  • 34. 34
  • 35. 35