3. TRIASE
• Merupakan system pengelompokan pasien berdasarkan kegawat-
daruratan pasien yang datang ke IGD
Gawat-darurat, Mengancam
nyawa dan harus segera ditangani
TRIASE
MERAH
Masalah pasien cukup berat
namun tidak mengancam nyawa
Dapat ditunda 45 – 60 menit
TRIASE
KUNING
Masalah tidak berat, dan tidak
mengancam nyawa. Dapat ditunda
beberapa jam
TRIASE
HIJAU
Butuh
resusitasi
TRIASE
BIRU
Meninggal
TRIASE
HITAM
4.
5. WHAT TO ASSES IN EMERGENCY SETTING?
Disability
Airway Breathing Circulation
Exposure
6. AIRWAY MANAGEMENT
• Apapun yang menganggu
patensi airway akan
menyebabkan kematian dalam
1 – 2 menit akan meninggal
8. AIRWAY MANAGEMENT : OBSTRUKSI JALAN NAFAS ATAS
• Obstruksi jalan nafas atas benda padat SNORING/NGOROK
• Obstruksi jalan nafas atas cairan Gargling SUCTION
11. MANAJAMEN OBSTRUKSI AIRWAY NON DEFINITIF
• NASOPHARYGEAL AIRWAY
• Tidak memberikan rangsang muntah
• Tidak boleh pada fracture basis cranii
• Pemilihan ukuran Dari vestibulum nasi
sampai ke lobulus diameter setara jari
kelingking
12. NASOPHARYGEAL AIRWAY
• Hidung kanan lebih diutamakan
• Bila harus dipasang pada
hidung kiri maka bagian tajam
diarahkan ke lateral terlebih
dahulu kemudian setelah ½
masuk putar nasofaring tube
MANAJAMEN OBSTRUKSI AIRWAY NON DEFINITIF
13. OROPHARYNGEAL AIRWAY/MAYO
• Merangsang muntah
• Dipasang Ketika GCS < 8
• Memilih ukuran
• Ujung dagu ke tragus
• Ujung bibir ke arkus mandibula
MANAJAMEN OBSTRUKSI AIRWAY NON DEFINITIF
14. OROPHARYNGEAL TUBE/MAYO
• Dipasang dengan ujung mengahadap atas kemudian
diputar saat dipangkal lidah
MANAJAMEN OBSTRUKSI AIRWAY NON DEFINITIF
15. LARYNGEAL MASK AIRWAY (LMA)
• Bila airway sulit
• Penderita GCS < 8
• Gasping/Apneu
• Cardiac arrest
• PENOLONG TIDAK MAMPU
INTUBASI
MANAJAMEN OBSTRUKSI AIRWAY NON DEFINITIF
16. INTUBASI ENDOTRAKEAL TUBE
• Airway atas pasti akan bebas
• Suplai O2 terjamin
• Gagal nafas dan post cardiac
arrest
• Bila butuh ventilator
MANAJAMEN OBSTRUKSI AIRWAY DEFINITIF
22. CIRCULATION
• Akan dibahas pada slide tentang manajemen shock
DISSABILITY
• Periksa GCS Nilai kesadaran
EXPOSURE
• Nilai dimana saja terjadi jejas
26. SHOCK adalah keadaan mengancam jiwa yang terjadi Ketika tubuh
tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrient untuk dapat
berfungsi dengan baik. Banyak organ yang akan rusak akibat shock
SHOCK Ketika MAP < 65
MAP = (Systol + 2xDiastole)/3
27.
28.
29. SHOCK HIPOVOLEMIK
Keadaan hipoperfusi akibat
kurangnya darah yang Kembali
dan dipompa jantung
Misal Bleeding
Patofisiologi Volume loss
Terapi Volume replacement
31. SHOCK HEMORHAGIC
Adalah salah satu bentuk dari
syok hipovolemik
Estimated Blood Volume
70 x BB ideal
PERIKSAKAN DARAH
LENGKAP
32. 40% ICF
60% tubuh manusia adalah air
20% ECF
15% 5%
3 : 1
PERLU 2 – 3x volume Estimated Blood Loss
volume replacement
Pedoman ATLS 1 L atau 20 cc/kgBB
isotonic dalam waktu 30 menit
• Airway, Breathing, Circulation Management
• Pasang IV Line
• Periksa Lab Darah Lengkap
SHOCK HEMORHAGIC APPROACH
33. INDIKASI TRANSFUSI
• Pertimbangan transfusi pada
blood loss 30 – 40%
• Wajib pada blood loss >40%
• Sudah memasuki cairan 2000 ml
• Hb < 8
34.
35. TARGET TERAPI
Dewasa Produksi urin 0,5 – 1 cc/kgBB/jam
Anak Produksi urin 1 – 2 cc/kgBB.jam
36.
37. SHOCK DISTRIBUTIVE :
SHOCK SEPSIS
Keadaan bakteremia yang
menyebabkan multi organ
disfunction
Bila terdapat Shock + Sepsis
Shock Sepsis
40. SOFA SCORE sebagai dasar diagnose sepsis => ada 2 system organ yang terlibat
41. SEPSIS
TATALAKSANA
Asessment awal :
SOFA SCORE minimal 2
system organ terlibat
• Tekanan darah
• GCS
• Blood gas analysis
• Bilirubin
• Platelet (Darah
lengkap)
• BUN
• Urine output
42. A. SEPSIS
TATALAKSANA
1. Resusitasi cairan isotonic (NaCl 0,9%) minimal 30 cc/kgBB dalam 3 jam pertama
2. Target MAP > 65 mmHg atau Tekanan Darah Sentral (CVC) 8 – 12 mmHg
3. Bila tidak mencapai target MAP beri vasopressor NE 0,5 – 1 mcg/kgbb/menit naikan hingga MAP > 65
mmHg
4. Ambil sampel darah untuk kultur aerob dan anaerob
5. Pemberian antibiotic broadspectrum aerob dan anaerob
Misal : Ceftriaxone 2 x 1 gram dan Metronidazole 3 x 500 mg
6. Uji sensitivitas antibiotic
7. Pemeriksaan tambahan : CRP atau procalcitonin
49. CEREBRAL PERFUSION PRESSURE = MAP - ICP
MONRO-KELLIE
DOCTRINE
• The total volume of
the intracranial
contents must remain
constant because the
cranium is rigid
container incaple of
expanding.
51. Ketika terjadi herniasi otak. Bagian midbrain terdesak oleh tentorium cerebelli
Pada midbrain berjalan N. III yang berfungsi sebagai jaras konstriksi pupil.
Bila terjadi herniasi Pupil lesi akan melebar
56. TATALAKSANA
CEDERA OTAK RINGAN / MILD TBI
• Primary survey
• Bila tersedia CT Scan Segera CT Scan
• Serial examination memastikan GCS Kembali 15
• Ulang CT Scan bila GCS kurang dari 15
• Rawat inap bila
• Tidak ada CT Scan, CT abnormal, CSF leak, Skull fracture
• Defisit neurological fokal
• GCS tidak Kembali 15 dalam waktu 2 jam
59. TATALAKSANA
CEDERA OTAK SEDANG / MODERATE TBI
• Prinsipnya sama dengan Mild TBI
• Wajib MRS
• Wajib CT Scan
• Follow up CT scan 12 – 18 jam setelah CT scan awal
60. TATALAKSANA
CEDERA OTAK BERAT / SEVERE TBI
• Wajib CT Scan
• ABC Intubasi
• Treat hipotensi, hypovolemia, hypoxia
• Manitol 20% 0,25 – 1 gram/kgBB dalam
10 – 20 menit tiap 4 – 8 jam
• (bila ada tanda herniasi) Slight
hyperventilation Menurunkan CO2
63. ANATOMI TORAKS : KERANGKA TORAKS
Dibentuk oleh:
o
Vertebrae thoracicae
o
Discus intervertebralis,
o
Sternum,
o
Costae dan
o
Cartilago costalis.
64. ANATOMI TORAKS : PLEURA
Terbagi menjadi
• Pleura parietal
• Pleura visceral
• Pleura parietalis dan visceralis
bertemu pada radix pulmonalis dan
lig. Pulmonalis sehingga terbentuk
cavitas pleura
65. ANATOMI TORAKS : PLEURAL CAVITY
• The pleural cavity is the Potential
space between the parietal and
visceral pleura.
• The pleural cavity contains a thin
layer of serous pleural fluid, which
lubricates and allows the pleurae to
move smoothly over each other
during respiration.
66. ANATOMI TORAKS : PERIKARDIUM
1. Pericardium parietalis menempel pada
permukaan dalam
2. Pericardium visceralis epicardium
67. FRAKTUR COSTAE
TANDA CURIGA FRAKTUR
• Nyeri
• Edema
• Deformitas
• Autoimobilisasi
TANDA PASTI FRAKTUR
• False movement
• Krepitasi
• Terlihat patahan fragment
• Radiologis
68.
69. FRAKTUR COSTAE : FLAIL CHEST
(DADA GAIL)
• Beberapa patah tulang iga pada dua tempat sehingga Sebagian
dinding dada terlepas
• Gerak paradoksikal adalah patofisiologi dari kegawatan flail chest
70. FRAKTUR COSTAE : FLAIL CHEST
HOW TO RECOGNIZE
• Fraktur multiple pada 2 tempat
• Sesak napas
• Nyeri dada
• Inspeksi Tampak gerakan segmen costae
• Palpasi Krepitasi
• Perkusi Sulit dilakukan karena nyeri
• Auskultasi Tidak ada suara tambahan
76. OPEN PNEUMOTORAKS
• Adanya jalan keluar masuk
udara ke cavitas pleura
• Saat inspirasi udara masuk
menggeser mediastinum
ke sisi sehat
• Saat ekspirasi udara keluar
mendorong mediastinum
ke sisi sakit
• Jika dibiarkan paru akan
kolaps
77. OPEN PNEUMOTORAKS
HOW TO RECOGNIZE
• Tampak jejas di dada
• Jejas mengelurkan udara
• Hemodinamik lebih stabil
• Sesak napas
• Inspeksi Deviasi trakea, terdorong
ke arah sehat
• Palpasi Gerak dada sakit tertinggal
• Perkusi Suara hipersonor pada
dada sakit
• Auskultasi Suara napas menjauh
81. TENSION PNEUMOTORAKS
• Juga dikenal dengan istilah
ventil pneumotoraks
• Terjadi akibat adanya
mekanisme one-way valve
pada pneumotoraks
82. TENSION PNEUMOTORAKS
HOW TO RECOGNIZE
• Tampak jejas di dada
• Hemodinamik Unstable
• Sesak napas hebat
• Inspeksi Deviasi trakea, terdorong
ke arah sehat
• Palpasi Gerak dada sakit tertinggal
• Perkusi Suara hipersonor pada
dada sakit
• Auskultasi Suara napas menjauh
85. HEMOTORAKS
• Juga dikenal dengan hematoraks
• Merupakan kondisi dimana
terkumpulnya darah di cavitas
pleura
• Seringkali tidak ada gejala yang
menonjol.
• Kadang gejala yang muncul dalah
anemia dan syok hipovolemik
• Hemotoraks tidak mengakibatkan
nyeri, nyeri berasal dari jejas di dada
86. HEMOTORAKS
HOW TO RECOGNIZE
• Sesak napas
• CARI TANDA SYOK HYPOVOLEMIK
• Inspeksi Deviasi trakea, terdorong
ke arah sehat
• Palpasi Gerak dada sakit tertinggal
• Perkusi Suara redup pada dada
sakit
• Auskultasi Suara napas menjauh
• Pungsi percobaan pada ICS VII dan
VIII
90. HEMOTORAKS
MANAGEMENT : TORAKOTOMI EKSPLORASI
Indikasi
• ATLS Massive hematothorax > 1500 ml
• Purhito Massive hematothorax > 800 ml
• Produksi melebihi 200 cc/jam selama 2-4 jam
• Tiap 1 ICS kurang lebih ada 200 cc cairan
91. CUNTUSIO PULMONUM
HOW TO RECOGNIZE
• Riwayat trauma dada
• Penurunan saturasi oksigen
akibat gangguan exchange gas
• Sianosis
• Dyspnea
• Toleransi aktivitas kecil
• Sesak, batuk, batuk darah (+/-)
• DIPASTIKAN DENGAN CHEST
X-RAY
92. CUNTUSIO PULMONUM
MANAGEMENT
• Secure ABC
• Kontusio paru resolve
spontan 3-5 hari
• Oksigenasi adekuat dengan
taarget saturasi 95%
• Monitor ketat dan cegah
komplikasi
• Komplikasi yang mungkin
• ARDS
• Hemotoraks
93. CARDIAC TAMPONADE
• Merupakan kondisi dimana
cavum pericardii terisi oleh
darah
• Kejadian ini jarang ditemukan,
namun bila ada, darah pada
pericardium harus segera
dievakuasi
• Dapat mengganggu
hemodinamik
96. CARDIAC TAMPONADE
ECG
• Low voltage QRS
• Electrical alternan Puncak
QRS kompleks yang bervariasi
• Pada keadaan cardiac
tamponade yang massive
• Kurang sensitive namun cukup
spesifik
99. ANATOMI ABDOMEN
• Thoracoabdomen Daerah antara nipple hingga costal margin Daerah terdapar
diafragma, spleen, liver, dan lambung Fracture below nipple line can injur
abdominal vicera
• Flank area adalah area antara anterior and posterior axillary line
• Back area adalah area dibelakang posterior axillary line
• Flank and back berisi organ retroperitoneal dan injury di daerah ini sulit dikenali
100. MECHANISM OF INURY
Blunt injury
Direct blow, shearing injury, Deceleration injury
Penetrating Injury
Stab wound, gunshot wound
101. FURTHER EXAMINATION
• Inspeksi, Auskultasi, Perkusi, dan
Palpasi Abdomen
Buka baju pasien cari tanda
perdarahan Logroll
Tidak lupa evaluasi flank, back,
scrotum, perineum, rectum.
Bila ada rebound tenderness
Peritonitis Tatalaksana sebagai
peritonitis
102. PERITONITIS
• Merupakan diagnose klinis
bukan diagnose pasti
• Radang peritoneum dapat
disebabkan apapun yang
menyebabkan radang
peritoneum, missal
• Perforasi organ
• Obstruksi GI Tract
• Radang organ
103. PERITONITIS : SIGN & SYMPTOMPS
• Nyeri perut
• Mual - muntah
• Defans muscular => Perut keras
• Rebound tenderness => Nyeri saat
penekanan perut dilepas
• Peristaltik menurun
• Enggan bergerak karena nyeri bila
bergerak
104. TRAUMA URETRA : GAMBARAN KLINIS
• Cedera uretra posterior Patah
tulang pelvis, jejas/hematom pada
suprapubic/abdomen bawah.
FLOATING PROSTAT
• Cedera uretra anterior
Memar/hematom pada penis dan
skrotum. Butterfly hematome
• Darah menetes dari OUE.
105. ADJUNCTS TO PHYSICAL EXAMINATION
• Stabilisasi ABC
• Gastric Tube untuk dekompresi dan bila
ada darah pada gastric tube suggest
perdarahan upper GI Tract
• Urinary cathether Pantau produksi urin,
melihat perdarahan tractus urinarius
106.
107.
108. ADJUNCTS TO PHYSICAL EXAMINATION
• Chest x ray is suggested for multisystem
blunt trauma
• Foccused Assesment with Sonography for
Trauma (USG FAST) untuk identifikasi cepat
perdarahan pericardium, hepatorenal
fossa, splenorenal fossa, pelvis (cavum
douglas)
• Diagnostic Peritoneal lavage bisa dilakukan
untuk identikfikasi perdarhan
intraperitoneal
• CT Scan Diagnostic procedure yang
butuh waktu
109.
110. INDIKASI LAPARATOMI
• Blunt trauma dengan hipotensi dengan positive fast atau bukti klinis intraperitoneal
bleeding atau tnpa sumber perdarahan yang lain
• Hipotensi dengan luka abdomen yang menembus fascia anterior
• Gunshot wound menebus peritoneum
• Eviserasi/lepasnya organ
• Perdarahan lambung, rectum, atau genitourinary tract mengikuti penetrating trauma
• Peritonitis
• Udara bebas di peritoneum
• Ruptur diafragma
• CT scan dengan contrast yang memperlihatkan rupture organ
115. KETIKA TERDAPAT LIFE-THREATHENING LIMB INJURY DI IGD
• STABILISASI ABC (PRIMARY SURVEY)
• Perhatikan bleeding
• Apakah distal pulse masih baik?
• STOP Bleeding
• IMOBILISASI FRAKTUR
116. SECONDARY SURVEY
• Cari tau Mechanism of injury
Membayangkan
kemungkinan lokasi
terjadinya fraktur
• Enviroment Apakah ada
open fracture yang
keungkinan ada kontaminasi
• Predisposing factor of the
patient
118. Examine the most obviously injured part
Test for artery and nerve damage
Look for associated injuries in the region
Look for associated injuries in distant parts
GENERAL MANAGEMENT FRACTURE
• Look Deformitas, memar, bengkak,
open fracture
• Feel Nyeri tekan, Cek arteri
• Move False movement, krepitasi,
minta pasien untuk menggerakan
daerah injury untuk melihat nerve
injury
• X Ray
120. CLOSED FRACTURE
• REDUCTION
• CLOSED REDUCTION LANGSUNG DIKEMBALIKAN KE ALLIGNMENT NORMAL
• OPEN REDUCTION OPERASI
• Jika Closed reduction gagal
• Terdapat arteri besar yang terancam
• Untuk fraktur avulsi yang terpisah jauh
121.
122. CLOSED FRACTURE
• RETAINING REDUCTION
Traction
Untuk daerah fraktur yang
membutuhkan tarikan terus
meneru agar Allignment
menjadi normal
123. CLOSED FRACTURE
• RETAINING REDUCTION
CAST SPLINTAGE
Pada daerah yang minimum
tarikan tidak akan
mempengaruhi allignment
124. CLOSED FRACTURE
• RETAINING REDUCTION
External Fixation
Severe tissue damage
Open fracture terkontaminasi yang
perlu wound debridement
Infected fracture