2. CuT 380A
• AKDR bentuk T yang mengandung tembaga
• Ukurannya sesuai dimensi kavum uteri normal
(tidak hamil)
• Bahan plastik terdiri dari batang utama dan
lengan yang membentuk huruf T
• Dilingkupi oleh gulungan kawat tembaga pada
batang utama dan lengan
3. CuT 380…
• Di bawah batang utama diikatkan benang
(satu atau dua helai) dan sekitar 3 cm akan ke
luar dari serviks setelah AKDR dipasang
• Benang ini digunakan untuk mencabut AKDR
jika masa pakainya telah habis.
4. Mekanisme Kerja
• AKDR untuk menimbulkan efek kontraseptif
terjadi melalui imobilisasi sperma atau kapasitasi
ovum oleh ion positif tembaga
• Iritasi pada dinding kavum uteri akan
meningkatkan jumlah makrofag (yang
mempunyai kemampuan fagositosis terhadap
jasad renik termasuk sperma).
• Mengganggu akseptabilitas endometrium
7. Efektifitas
• AKDR merupakan salah satu metode kontrasepsi
jangka panjang yang cukup efektif
• Kehamilan hanya kurang dari 1 kehamilan
diantara 100 pengguna AKDR (6 - 8 per 1000
pengguna) di tahun pertama memakai AKDR.
• Efek kontraseptif akan menurun apabila waktu
penggunaannya telah melampaui masa 10 tahun
(terjadi 2 kehamilan diantara 100 pengguna).
8. Pengguna Menyukai AKDR karena:
• Efektif untuk mencegah kehamilan
• Metoda jangka panjang
• Tidak perlu biaya penggunaan AKDR selama 5-
10 tahun
• Tidak perlu pemeriksaan rutin setelah
pemasangan
10. Peralatan Insersi AKDR Pascasalin
• Cunam Ovum Lurus (Straight Ring
Forceps-Foerster) 10”
• Cunam Ovum Lengkung (Curve Ring
Forceps) 10”
• Cunam Ovum Lengkung Panjang
(Long Curve Ring Forceps) 12”
• Spekulum Sims
• Gunting
• Mangkok (bowl)
• Kapas
• Alas Bokong
11. Efek Samping dan Risiko
Efek Samping
• Beberapa pengguna AKDR (terutama dalam 3-6 bulan
pertama penggunaan) mengeluhkan hal-hal berikut ini:
• Haid yang lebih lama dan banyak
• Perdarahan tidak teratur (ireguler)
• Kram dan nyeri haid
Risiko
• Anemia pada klien yang sebelumnya mengalami defisiensi
zat besi
• Penyakit Radang Panggul (terutama bila ada riwayat infeksi
gonorea dan klamidia)
13. Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Sebagian besar perempuan dapat menggunakan AKDR secara
aman dan efektif, termasuk:
• Multipara dan Nulipara
• Usia remaja hingga usia diatas 40 tahun
• Pascakeguguran (non-infeksi)
• Laktasi
• Riwayat hamil ektopik
• Riwayat Penyakit Radang Panggul (PRP)
• Vaginosis
• Anemia
• HIV atau mendapat antiretroviral (ARV)
15. Perlu Pertimbangan Klinis
• Diatas 48 jam hingga 4 minggu postpartum
• Penyakit trofoblas gestational non-kanker
(jinak)
• Sedang menderita kanker ovarium
• Risiko tinggi gonore atau chlamydia
• Menderita AIDS dan tidak menggunakan
antiretroviral dan kondisinya memadai secara
klinis
16. Situasi Berisiko untuk Penggunaan AKDR
• Pasangan memiliki gejala STI seperti nanah
yang keluar dari penis, sakit atau panas ketika
kencing, atau ulkus di area genital.
• Klien atau pasangannya baru saja didiagnosis
menderita IMS
• Klien memiliki lebih dari satu pasangan
• Petugas dapat menyebutkan risiko tinggi lain
yang ada di lingkungan klien.
17. Klien Potensial
• Postpartum (pascaplasenta hingga 48 jam
postpartum)
• Pascakeguguran
• Menyusukan bayi secara eksklusif
• Amenore bukan karena hamil
• Sedang haid
• Ganti cara kontrasepsi
18. Efek Samping & Penjelasannya
Perubahan pada pola haid
• Perdarahan haid yang lebih lama dan banyak
• Perdarahan yang tidak teratur
• Bertambahnya intensitas kram dan nyeri haid
19. Jelaskan mengenai efek samping ini
• Perdarahan bukanlah tanda penyakit.
• Biasanya membaik setelah beberapa bulan
pertama sejak pemasangan.
• Klien dapat kembali untuk mendapatkan
bantuan jika efek-efek samping ini menggangu
20. Pencegahan Infeksi saat Pemasangan
Teknik pemasangan yang benar dapat membantu
mencegah berbagai masalah, seperti infeksi,
ekspulsi, dan perforasi.
• Ikuti prosedur pencegahan infeksi yang benar.
• Gunakan alat-alat yang sudah didisinfeksi tingkat
tinggi (DTT) atau steril.
• Gunakan AKDR baru yang sudah disterilkan, yang
dikemas bersama inserternya.
21. Pencegahan Infeksi…..
• Teknik “tanpa sentuh” adalah yang terbaik.
– AKDR dalam inserter tidak boleh menyentuh benda
tidak steril
– Memasukkan lengan AKDR ke dalam inserter di dalam
kemasan steril
– Tindakan aseptik/antiseptik
– AKDR tidak menyentuh dinding vagina, bilah
spekulum, sonde uterus atau bagian luar inserter
AKDR
– Memasukkan sekali saja sonde uterus dan inserter
AKDR melalui kanalis servikalis.
22. Insersi AKDR
• Jelaskan pada klien apa yang akan dilakukan
• Nilai informed choice dan informed consent
• Mengikuti langkah-langkah standar insersi
• Berkomunikasi dengan klien
• Terapkan upaya pencegahan infeksi
• Tanggap terhadap keluhan klien
23. Persiapan
Klien
• Membersihkan lipat paha dan area genitalia
dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan handuk yang bersih dan kering
• Berbaring di ranjang ginekologi dan posisikan
kedua lipat lutut pada penggantung atau
meletakkan telapak kaki pada ranjang sehingga
klien pada posisi lithotomi
Peralatan
• Mangkok kapas, mangkok larutan antiseptik,
spekulum, tenakulum, sonde, ring forceps atau
Foester, gunting, pean, kocher, dan lampu sorot
Petugas
• Baju ruang tindakan, masker, sarung tangan, topi,
kaca mata, sabun & air mengalir, handuk kering
dan bersih
24. Prosedur Insersi
1. Setelah menyiapkan pasien (mencuci lipat paha
dan area genitalia serta berbaring dalam posisi
lithotomi), petugas memeriksa kelengkapan alat
untuk insersi dan AKDR yang diletakkan diatas
meja instrumen yang dilapisi dengan kain steril
2. Lakukan pemeriksaan bimanual untuk menilai
permukaan dan konsistensi serviks, besar dan arah
uterus
25. 3. Pasang spekulum dan perhatikan kondisi serviks
(warna, permukaan, ostium, dan sekret) kemudian
lakukan tindakan aseptik antiseptik pada serviks ,
kemudian pasang tenakulum (jam 11 atau 13)
4. Lakukan sonde untuk menilai kedalaman, arah dan
bentuk kavum uteri dan lepas sarung tangan (ke
klorin 0.5%)
5. Lakukan pemasangan lengan AKDR di kemasan
sterilnya (masukkan kedua lengan ke ujung sambil
memutar inserter)
6. Atur pembatas inserter (warna biru) agar sesuai
dengan ukuran dalamnya kavum uteri (serviks -
fundus) sesuai dengan hasil pengukuran sonde.
Gunakan sarung tangan baru
26. 7. Pegang tenakulum dan tegangkan
serviks, melalui orifisium uteri
eksternum insersikan AKDR ke dalam
kavum uteri hingga menyentuh fundus
(pembatas inserter akan menyentuh
ujung serviks)
8. Tahan pendorong (cincin pendorong)
kemudian inserter ditarik ke bawah
hingga menyentuh cincin pendorong
sehingga lengan AKDR membuka di
dalam kavum uteri
9. Lepaskan pendorong, dorong kembali
inserter ke arah fundus sehingga kedua
lengan AKDR akan menyentuh fundus,
kemudian perlahan-lahan tarik inserter
ke luar dan tahan pada posisi benang
berada sekitar 3 cm dari ostium (pada
ujung inserter) dan potong benang
AKDR pada posisi tersebut
27. 10. Setelah benang dipotong dengan gunting maka
keluarkan inserter dan sisa benang yang ada di
dalam alurnya
11. Lepaskan tenakulum, dan usapkan lagi larutan
antiseptik pada serviks dan perhatikan apakah
ada perdarahan dari tempat penjepitan serviks
(bekas jepitan gigi tenakulum pada jam 11
atau 13 kuadran serviks)
12. Lepaskan spekulum dan masukkan semua
bahan dan alat bekas pakai ke dalam larutan
klorin 0,5%
28. Memberikan Penjelasan Pascainsersi
Kram dan Nyeri
• Dapat terjadi kram atau nyeri beberapa hari
pascainsersi.
• Untuk mengatasi nyeri, gunakan Ibuprofen
(200-400mg), paracetamol (325-1000 mg)
atau obat analgetika lainnya.
• Klien mungkin mengalami spotting setelah
diberi obat. Gangguan ini dapat terjadi hingga
3 – 6 bulan pascainsersi.
29. Klien dapat memeriksa Benang
• Pengguna dapat memeriksa
benang AKDR dari waktu ke
waktu, terutama pada
beberapa bulan pertama dan
haid bulanan, untuk
memastikan bahwa AKDR
masih ditempatnya
30. Perlindungan terhadap kehamilan
• Diskusikan cara mengingat tanggal untuk kembali.
• Beri setiap klien informasi dibawah ini dan
tuliskan di kartu akseptor AKDR:
– Tipe AKDR yang digunakan klien
– Tanggal insersi AKDR
– Bulan dan tahun saat AKDR harus diganti atau dilepas
– Kemana harus bertanya jika klien mempunyai masalah
atau pertanyaan terkait AKDR yang klien gunakan
31. Dugaan Hamil Ektopik
• Amenore
• Sakit atau nyeri perut bawah yang
tidak biasa
• Perdarahan bercak dan di luar
siklus (berbeda dari pola haid yang
biasa)
• Limbung atau pingsan
32. Dugaan Perforasi
• Jika diduga terjadi perforasi (insersi atau
sonde uterus), hentikan prosedur & keluarkan
AKDR.
• Periksa klien di klinik secara seksama:
– Beberapa jam pertama: observasi dan nilai tanda-
tanda vitalnya 5 - 10 menit.
– Setelah satu jam: periksa tanda-tanda perdarahan
intra-abdominal
– Setelah 2 jam kemudian: klien tetap stabil maka
klien bisa dipulang (dalam 2 minggu ke depan,
pakai kontrasepsi cadangan bila akan senggama)
33. Dugaan…..
– Jika terjadi palpitasi dan tekanan darah turun,
atau timbul rasa nyeri akut yang berat,
konsultasikan atau lakukan rujukan gawat-
darurat.
– Jika perforasi uterus diketahui setelah 6
minggu pascainsersi atau timbul gejala-gejala
perforasi, rujuk klien untuk pemeriksaan lanjut
34.
35. Batang AKDR Ekspulsi Sebagian
• Jika AKDR keluar sebagian, keluarkan AKDR
tersebut.
• Diskusikan dengan klien apakah masih ingin AKDR
atau metoda kontrasepsi lainnya.
• Jika klien ingin AKDR lagi, ia dapat menggunakan
kapan saja jika dipastikan klien tidak hamil.
• Jika klien tidak ingin meneruskan penggunaan
AKDR, bantu dia untuk memilih metode lain.
36. AKDR Ekspulsi Seluruhnya
• Jika klien melaporkan AKDR-nya keluar, tanya
apakah ia ingin AKDR lagi atau metoda lain
• Klien dapat mendapatkannya kapan saja jika
dipastikan ia tidak sedang hamil.
37. AKDR Ekspulsi…..
• Tanyakan:
– Apakah ia melihat dan mencatat ekspulsinya AKDR
– Kapan ia merasakan benang terakhir kali
– Kapan ia mendapat haid terakhir
– Apakah ia merasakan gejala-gejala seperti hamil
– Apakah ia menggunakan metoda cadangan saat
dia merasakan benangnya hilang
38. Kehamilan Sementara Masih Menggunakan
AKDR
• Konfirmasi kehamilannya, jika benar
apakah intra atau ekstra uterin.
• Jelaskan kehamilan dengan AKDR
intrauterin akan meningkatkan risiko
partus prematurus, abortus (termasuk
abortus septik) yang dapat mengancam
keselamatan klien
• Jika klien tidak ingin meneruskan
kehamilan maka tatalaksana sesuai
dengan peraturan yang ada
39. Jika klien ingin meneruskan
kehamilan:
• Sarankan padanya bahwa melepaskan AKDR
adalah yang terbaik.
• Jelaskan risiko kehamilan dengan AKDR
terpasang. Mencabut AKDR dini mengurangi
risiko gangguan kehamilan tetapi juga risiko
terjadinya keguguran.
• Jika ia menyetujui untuk dilepaskan, keluarkan
atau rujuk untuk dilepaskan.
40. Jika klien…..
• Jelaskan bahwa ia harus segera kembali jika ada
tanda-tanda keguguran atau abortus septik
• Jika ia memilih untuk hamil dengan AKDR
terpasang maka kehamilannya harus dipantau
secara ketat oleh petugas atau dokter.
• Jika tali AKDR tidak dapat ditemukan di dalam
kanalis servikalis dan AKDR tidak dapat diambil
tanpa risiko, lakukan USG untuk melihat apakah
AKDR masih di dalam uterus.
41. Mencabut AKDR
• Petugas tidak boleh menolak atau menunda
pencabutan AKDR apabila klien memintanya dan
apapun alasannya.
• Semua petugas harus memahami bahwa klien tak
boleh dipaksa untuk menggunakan AKDR lebih
lama daripada yang klien inginkan.
• Jika ada efek samping yang sangat mengganggu
klien, diskusikan bagaimana mengatasi hal
tersebut dan lihat apakah klien akhirnya meminta
untuk dicabut atau meneruskan penggunaan.
42. Mencabut…..
• Mencabut AKDR merupakan persoalan mudah
dan dapat dilakukan kapan saja. Jika
pencabutan dilakukan pada saat sedang haid
maka prosedurnya akan lebih mudah karena
serviks melunak dan kanalis servikalis sedang
terbuka.
• Jika terjadi perforasi uterus atau pencabutan
AKDR ternyata sulit maka rujuk klien ke tenaga
pelaksana atau klinisi yang terampil.
43. Prosedur Pencabutan
• Pasang spekulum untuk melihat serviks dan
benang AKDR.
• Bersihkan serviks dan vagina dengan antiseptik.
• Anjurkan klien untuk bersikap santai.
• Minta klien untuk memberitahukan jika ada rasa
nyeri/tak nyaman, saat pencabutan dijalankan.
• Gunakan klem atau forseps ovum untuk menjepit
benang AKDR dan menariknya perlahan-lahan
hingga AKDR dapat dikeluarkan semuanya.
44. Hal-Hal Penting
• Penyakit Radang Panggul tidak disebabkan
oleh AKDR tetapi akibat gonore dan klamidia
di vagina
• Jika pengguna memasuki masa menopause
maka AKDR sebaiknya dicabut
• Jika terjadi IMS saat sedang menggunakan
AKDR maka berikan antibiotika yang sesuai
dan cegah infeksi ulangan
45. • AKDR tidak menyebabkan infertilitas tapi IMS
yang tidak diobati merupakan penyebabnya
• Nulipara boleh menggunakan AKDR tapi tingkat
ekspulsinya tinggi
• AKDR tidak pernah berpindah ke organ tubuh
lainnya karena tetap berada di kavum uteri
• Istirahat pakai AKDR tidak diperlukan karena ini
membuat risiko tinggi terjadinya kehamilan
46. • Jika peralatan dan AKDR dalam kondisi steril
maka tidak diperlukan antibiotika pascainsersi
• AKDR dipasang saat haid karena serviks lunak dan
kanalis servikalis terbuka
• Tidak rasional menolak AKDR karena tidak mau
memeriksa benang pascainsersi
• Kehamilan ektopik pada pengguna AKDR adalah
12/10.000 perempuan per tahun dibandingkan
dengan 65/10.000 perempuan tanpa AKDR (USA)
48. Profil
• AKDR levonorgestrel adalah alat kontrasepsi
dalam rahim yang berbentuk seperti huruf T
• Dalam batang utama atau silinder tersimpan
hormon progestin (levonorgestrel) yang akan
dilepaskan setelah alat ini dimasukkan ke dalam
rongga rahim.
• AKDR LNG dipasarkan dengan nama dagang
Mirena
49. Efektifitas
• Kehamilan hanya terjadi pada kurang dari 1
diantara 100 perempuan pengguna AKDR LNG
pada tahun pertama penggunaan (2 per 1.000
perempuan).
• Walaupun demikian, masih ada kemungkinan
terjadinya kegagalan (walaupun kecil sekali)
dan hal ini akan meningkat sesuai dengan
lamanya penggunaan AKDR LNG.
50. Farmakokinetik
• AKDR LNG (Mirena™) akan melepaskan levonorgestrel
sekitar 20 mcg per hari ke kavum uteri dan menurun hingga
setengahnya, sekitar10 mcg/hari pada tahun kelima
penggunaan.
• Konsentrasi levonorgestrel cukup stabil di dalam serum,
tidak ada lonjakan atau penurunan konsentrasi yang
berarti.
• Di beberapa minggu pertama, konsentrasi di dalam serum
berkisar antara 150–200 pg/mL dan setelah 12, 24, dan 60
bulan maka konsentrasi levonorgestrel berada pada kisaran
180±66 pg/mL, 192±140 pg/mL, and 159±59 pg/mL.
51. Ekskresi
• Sekitar 45% dari levonorgestrel & metabolitnya
akan diekskresikan melalui urin dan sekitar
32% diekskresikan melalui feces, dan sebagian
besar berbentuk senyawa glukoronat.
• Eliminasi paruh waktu levonorgestrel setelah
dosis oral adalah mendekati 17 jam
52. Efek Samping, Keuntungan, & Risiko
Efek Samping
• Perubahan pola haid, seperti:
– oligomenore
– jarang haid
– perdarahan tidak teratur
– amenore
– menoragi
• Jerawat
• Sefalgia
• Mastalgia
• Mual
• Perubahan berat badan
• Pusing
• Perubahan Mood
• Perubahan fisik lain:
– Kista Ovarii
53. Keuntungan
• Perlindungan terhadap:
• Kehamilan
• Anemia defisiensi zat besi
• Penyakit Radang Panggul
• Mengurangi nyeri haid
• Mengurangi gejala endometriosis (nyeri
pelvik, perdarahan tidak teratur)
54. Risiko terhadap Kesehatan
• Tidak ada
Komplikasi
• Jarang terjadi:
• Perforasi saat insersi.
• Sangat jarang:
• Keguguran, partus prematurus,atau infeksi jika
terjadi kehamilan dengan AKDR LNG in utero.
55. Hati-Hati Pada Kondisi Dibawah Ini
(tunda atau jangan gunakan)
• Postpartum kurang dari 4 minggu
• Menderita trombosis vena dalam atau paru
• Riwayat kanker payudara lebih dari 5 tahun
lalu dan tidak pernah kambuh
• Penyakit hati yang parah, infeksi, atau tumor
hati
56. Saat Penggunaan
• Postpartum
– Pascaplasenta (dalam 10 menit)
– Postpartum (> 10 menit hingga < 48 jam)
– Postpartum > 4 – 6 minggu)
• Pascakeguguran tanpa infeksi
• Amenore yang bukan akibat kehamilan
• Ganti cara
• Setelah menggunakan Kontrasepsi Darurat
• Menyusukan bayi secara eksklusif
58. B. Prosedur Insersi
1. Buka paket steril AKDR LNG.
2. Pakai sarung tangan steril/DTT kemudian keluarkan AKDR LNG dari
kemasannya
3. Dengan ibu jari/jari telunjuk, dorong penggeser ke atas (menjauhi
petugas) dan pertahankan posisi tersebut pada langkah-langkah
selanjutnya (Gambar 9-11).
4. Pastikan lengan AKDR LNG ini terbuka (T) dan tampakkan skala
kedalaman uterus untuk mengatur posisi pembatas serviks (flange)
yang disesuaikan dengan hasil sondage (gambar 9-12).
Catatan:
Mengatur posisi pembatas serviks (flange) yang dapat digeser pada tabung
inserter dilakukan dengan menyesuaikan dengan hasil tera atau sondage
kavum uteri.
Jika hasil tera kedalaman kavum uteri adalah 8 cm maka pembatas serviks
dipasang pada posisi angka 8 pada skala yang ada di tabung inserter.
Kedua ujung lengan AKDR LNG mempunyai bentuk seperti setengah tetesan
air atau setengah bulatan lonjong sehingga jika ditemukan maka akan
berbentuk seperti telur kecil (Gambar 9-14 bagian atas)
59. 12. Dengan posisi penggeser (slider) terdorong ke atas (arah ujung
tabung insersi), tarik kedua benang ke arah bawah sehingga
batang (silinder) tertarik ke bawah dan kedua lengan AKDR saling
mendekat (melipat ke atas) kemudian masuk ke dalam inserter
hingga menyisakan ujung lengan (knob) di bagian ujung inserter
(Gambar 9-14)
Catatan
Jika ujung lengan (knob) posisinya belum tepat, turunkan slider
(penggeser) ke tanda (mark) di gagang inserter, keluarkan dan
perbaiki posisi lengan. Dorong slider k eatas dan tarik kembali
AKDR dan lengannya ke dalam inserter hingga posisinya benar.
13. Tahan posisi siap pasang AKDR dengan cara mengaitkan tali AKDR
pada celah penjepit benang yang ada di bagian belakang gagang
inserter (Gambar 9-15)
14. Pastikan lagi penahan serviks (flange) telah diatur sesuai dengan
ukuran kedalaman kavum uteri (sondage)
60. Catatan:
Mengatur posisi penahan serviks (flange) dilakukan pada saat
setelah mengambil AKDR LNG dari kemasan sterilnya dan setelah
prosedur peneraan kedalaman kavum uteri
Pada langkah 14 diatas, hanya dilakukan pemeriksaan ulang
apakah pembatas serviks (flange) sudah diatur sebelumnya
(langkah 11)
1. Sambil tetap menahan penggeser, tarik tenakulum supaya
kanalis servikalis dan kavum uteri pada alur yang sama.
15. Masukkan ujung inserter ke dalam ostium uteri eksternum
dan secara perlahan, dorong melalui kanalis servikalis agar
masuk hingga ke kavum uteri
16. Hentikan dorongan jika pembatas serviks (flange) berjarak
sekitar 1.5 – 2 cm dari serviks
17. Tahan inserter di posisi tersebut, kemudian turunkan slider
(penggeser) hingga mencapai garis tanda (garis horisontal
yang meninggi pada gagang inserter)
18. Tunggu sekitar 10 detik agar lengan AKDR LNG terbuka dan
kembali pada posisi datar, seperti huruf T (Gambar 9-19)
19. Dorong kembali inserter hingga penahan serviks (flange)
menyentuh serviks dan ujung inserter menyentuh fundus
62. Peralatan
• Cunam Ovum Lurus (Straight Ring
Forceps-Foerster) 10”
• Cunam Ovum Lengkung (Curve Ring
Forceps) 10”
• Cunam Ovum Lengkung Panjang
(Long Curve Ring Forceps) 12”
• Spekulum Sims
• Gunting
• Mangkok (bowl)
• Kapas
• Alas Bokong
63. Mengambil AKDR dalam kemasan steril
• Buka penutup plastik AKDR
hingga setengah bagian
• Keluarkan inserter dan
pendorong AKDR
• Masukkan ujung klem ovum
(menelusuri benang) hingga
mencapai AKDR
• Buka ujung klem ovum untuk
menjepit AKDR (bila perlu,
tahan dengan ujung jari
tangan yang lain sehingga
AKDR tidak bergerak ke atas)
64. Mengeluarkan AKDR dari kemasannya
• Pastikan AKDR terpegang
oleh klem ovum pada
kedua lengan dan
batangnya
• Jepit (jangan mengunci
gagang klem ovum) dan
tarik AKDR hingga ke luar
dari kemasannya
65. Memastikan posisi AKDR
• Perhatikan posisi AKDR
sudah tepat (ujung klem
ovum pada bagian tengah
lengan dan arah batang
AKDR sejajar dengan lengan
klem ovum)
• Bawa AKDR ke depan vulva
yang telah disiapkan dengan
bilasan larutan antiseptik
• Perhatikan ketepatan
aplikasi jepitan agar AKDR
tidak jatuh
66. Teknik Insersi dengan Klem Ovum
Penetrasi melalui introitus
• Dengan satu tangan, pegang klem
ovum porsio (telah disiapkan
sebelumnya)
• Angkat dan tarik secara halus
klem tersebut ke atas dengan
sudut 45
• Masukkan AKDR (pada klem
AKDR di tangan yang lain) melalui
introitus dan ikuti alur lengan
klem porsio hingga melewati
ostium uteri eksternum
67. Memasukkan AKDR melalui ostium hingga
mencapai fundus
• Setelah melewati ostium dan
memasuki kavum uteri maka
arahkan AKDR ke fundus uteri
• Lepaskan tangan pemegang
klem porsio dan pindahkan ke
fundus uteri (dari luar) untuk
memastikan klem ovum AKDR
telah mencapai fundus
68. Menempatkan AKDR pada fundus
• Setelah klem AKDR berada di
fundus, tempatkan AKDR di
bagian tersebut dengan jalan
membuka jepitan dan memutar
gagang klem sekitar 45
• Geser perlahan-lahan klem
pemegang AKDR ke sisi lateral
dinding uterus (perhatikan
posisi benang AKDR) sambil
tangan luar menekan fundus
uteri untuk memfiksasi AKDR
69. Mengeluarkan klem ovum AKDR
• Mengikuti dinding
lateral kavum uteri,
tarik klem ovum AKDR
ke luar secara perlahan-
lahan dan biarkan ujung
klem tetap terbuka
sehingga tidak menjepit
batang atau benang
AKDR pada saat
dikeluarkan
• Lepaskan tekanan pada
fundus setelah ujung
klem AKDR dapat
dikeluarkan seluruhnya
70. Teknik Insersi Manual
• Keluarkan AKDR dari kemasan
sterilnya (gunakan klem ovum
seperti teknik insersi dengan
klem)
• Ambil AKDR tersebut dengan
cara menjepitnya diantara jari
telunjuk dan tengah
• Perbaiki posisi AKDR pada jari-
jari penjepit sehingga batang
AKDR terpegang baik diantara
bagian palmar dan punggung
jari-jari tersebut
71. Memasukkan AKDR melalui introitus
• Lakukan tindakan aspetik-
antiseptik pada porsio dan
vagina
• Pasang spekulum dan jepit bibir
atas porsio
• Angkat klem porsio untuk
menampilkan jalan masuk ke
kavum uteri
• Arahkan AKDR yang ada
diantara 2 jari tangan yang lain
ke introitus dan bukaan porsio
kemudian lepaskan spekulum
72. • Masukkan AKDR melalui
ostium hingga mencapai
daerah fundus uteri
• Sesuaikan posisi ibu jari, jari
manis dan kelingking dengan
kondisi jalan lahir sehingga
diperoleh akses yang
memadai bagi jari tekunjuk
dan tengah (AKDR) untuk
mencapai fundus
73. Menempatkan AKDR di daerah fundus uteri
• Setelah mencapai fundus uteri,
miringkan tangan dalam
sekitar 30 hingga lengan
AKDR menyentuh dinding
rahim kemudian lepaskan
jepitan pada AKDR (angkat jari
telunjuk dari jari tengah)
• Setelah itu geser tangan dalam
ke arah dinding lateral uterus
hingga ADKR lepas dan berada
di fundus, kemudian tarik
tangan dalam (sambil tangan
luar menekan fundus uteri)
hingga keluar seluruhnya