Karunia organ tubuh berupa telinga beserta pendengarnan demikian berharga bagi kehidupan manusian, namun sudah sejauh manakah kita memperlakukan telinga dan pendengaran kita?
2. Pendahuluan
Menurutpandangan Islam, manusia adalah
makhlukyang memilikisegudang potensidan
kapasitas yang jikadiaktualisasikan, ia akan
mencapai puncakkemuliaandan mampu
menaklukkandunia.
3. Pendahuluan
Untuk mewujudkannya, manusia memerlukan
pengetahuan dan pendidikan keterampilan-
keterampilan penting bagi kehidupan. Keterampilan ini
akan meningkatkan kemampuan manusia hingga dapat
meminimalkan dampak-dampak negatif berbagai krisis
dalam menjalani kehidupan ini dan meningkatkan
kepuasan kehidupan individual dan sosial.
4. Keterampilan yang paling penting dan mendasar
dalam kehidupan adalah mengenali hak-hak dan
tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang
lain. Sepertinya jika manusia mampu mengenali
hak dan tanggung jawabnya dan berupaya
menunaikannya, maka kita akan menyaksikan
hubungan yang lebih akrab di lingkungan
keluarga dan sosial.
5. Salah satu cara mengenal hak dan
tanggung jawab adalah dengan
memahami secara baik berbagai
potensi diri dan karunia Alloh Swt
yang diberikan kepada kita. Pada
pertemuan sebelumnya kita telah
membahas tentang sebuah Lidah dan
Lisan. Kini kita ingin mengkaji
bersama tentang organ lain manusia,
yaitu telinga dan hak-haknya.
6. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mendeteksi dan
mendengar berbagai macam suara, seperti suara
tiupan angin, kicau burung, percakapan orang-orang
di sekitar kita dan suara-suara lain yang menghibur
telinga atau mengusik ketenangannya, namun
Apakah kita perlu menyimak setiap suara yang
lewat di telinga kita?
7. Ada perbedaan antara mendengar
dengan menyimak yang berarti
mendengar secara khusus dan terpusat
pada objek tertentu. Sebab, mendengar
adalah pekerjaan di luar kehendak kita
dan mencakup seluruh suara yang sampai
ke telinga kita tanpa perlu
mempelajarinya. Sementara menyimak
adalah sebuah kegiatan nalar yang
dilakukan atas kehendak dan keinginan
kita dan membutuhkan konsentrasi.
9. Mendengar dengan baik merupakan sebuah seni dan
keterampilan yang dibarengi dengan upaya menarik
kepercayaan dan memahami lawan bicara. Tindakan
ini akan membantu kita mengidentifikasi dengan baik
liku-liku sisi kepribadian dan kejiwaan lawan bicara.
Pada dasarnya ketika manusia menyimak dengan baik
pembicaraan lawan bicaranya, saat itu ia telah
membangun sebuah komunikasi yang baik dan efektif
dengan orang lain.
10. Mendengar perkataan baik dan suci akan
mendorong ruh dan jiwa kita pada kebaikan
dan keindahan. Lantunan ayat suci al-Quran
dan azan akan menembus dan merasuki jiwa
dan hati kita.
Rosul Saw bersabda,
“Mendengar suara azan akan membuat
manusia berlaku baik dan menjadikan mereka
sebagai penduduk langit.”
11. “Mendengar suara azan
ُاسَّنال ُمَلْعَي ْوَليِف اَم
ِِّفَّصال َو ِاءَدِِّنالُث ِل َّوَ ْاْلَّم
ُواد ِجَي ْمَلََّّلِإَأُمِهَتْسَي ْنا ْو
ِهْيَلَعُمَهَتْسََّلا ْو
Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang
didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka
tidak dapat memperolehnya kecuali dengan undian niscaya
mereka rela berundi untuk mendapatkannya…”
(HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 980)
12. “Mendengar suara azan
Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam,
ن ِج ِنِِّذَؤُمْال ِت ْوَص ىَدَم ُعَمْسَي ََّلِإ ٌءْيَش ََّل َو ٌسْنِإ ََّل َوََّّل
َم ْوَي ُهَل َدِهَشِةَماَيِقْال
”Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang
mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin
melainkan akan menjadi saksi kebaikan bagi si muadzin pada
hari kiamat.” (HR. Bukhari no. 609)
13. Menurut Ali Zainal Abidin, telinga yang mendengar
kebenaran akan menyebabkan keselamatan dan
keberuntungan, namun ada sebagian manusia yang
menutup jalan petunjuk bagi dirinya.
Pada masa jahiliyah, sebagian pembangkang menutup
telinganya agar tidak mengengarkan lantunan ayat-
ayat suci al-Quran yang membawa cahaya ma’rifat
dan cinta.
14. Dalam surat al-Mulk ayat 8-10, All0h Swt berfirman,
ِظَۡيغۡال َنِم ُزَّيَمَت ُداَکَتؕۡيِف َیِقۡلُا ۤاَمَّلُکٌج ۡوَف اَہ
ۡاَي ۡمَلَا ۤاَہُتَنََزخ ۡمُہَلَاَسٌرۡيِذَن ۡمُکِت
“Penjaga-penjaga bertanya kepada mereka:
“Apakah belum pernah datang kepada kamu (di
dunia) seorang pemberi peringatan?” [67:8]
15. Dalam surat al-Mulk ayat 9-10, All0h Swt berfirman,
ۙ۬ ٌرۡيِذَن َانَءٓاَج ۡدَق یٰلَب ا ۡوُلاَقَن اَم َانۡلُق َو َانۡبَّذَکَفُ ہاّٰلل َلَّز
ۡیِف ََّّلِا ۡمُتۡنَا ۡنِا ۙۚ ٍء َۡیش ۡنِمرۡيِبَک ٍلٰلَضٍۙ
“Mereka menjawab: “Benar ada, sesunggunya telah datang kepada
kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakannya dan
kami katakan: Alloh tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak
lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.”[ 67:9]
17. “Dan mereka berkata:
“Sekiranya kami mendengar atau
memikirkan (peringatan itu) niscaya
tidaklah kami termasuk penghuni-
penghuni neraka yang menyala-
nyala.”
18. Pada dasarnya, penyebab utama
kesengsaraan manusia karena tidak
mau mendengarkan dan
memikirkan nasehat dan berita-
berita gembira dari Alloh Swt.
19. Betapa banyak orang-orang yang telah sampai
petunjuk para nabi ke telinga mereka, namun mereka
enggan merenungkannya karena tidak bermaksud
mengamalkan ajaran-ajaran luhur para utusan Alloh
Swt. Mereka tidak mendapatkan petunjuk karena
sikap kerasnya. Dalam surat al-A’raaf ayat 179, Alloh
Swt berfirman, “…Dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Alloh).”
20. Dalam surat al-A’raaf ayat 179, Alloh Swt berfirman,
“…Dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Alloh).”
اَہِب َن ۡوُعَمۡسَي ََّّل ٌانَذٰا ۡمُہَل َو
21. Penyesalan para penghuni neraka di
hari kiamat juga dikarenakan tidak
mendengar seruan para nabi. Sebuah
realita menyatakan bahwa selama
mental mencari kebenaran tidak ada
dalam diri manusia, maka ucapan orang
lain tidak akan berdampak bagi mereka.
22. Penyesalan para penghuni neraka di
hari kiamat juga dikarenakan tidak
mendengar seruan para nabi. Sebuah
realita menyatakan bahwa selama
mental mencari kebenaran tidak ada
dalam diri manusia, maka ucapan orang
lain tidak akan berdampak bagi mereka.
23. Faktor lain penyebab penyesalan para
penghuni neraka karena mereka selama
di dunia tidak menggunakan akalnya,
yakni kemampuan membedakan antara
yang baik dengan yang buruk dan
antara al-Haq dengan al-Bathil.
24. Al-Quran mengajarkan umat manusia
agar bila mendengarkan perkataan
orang lain haruslah mengkaji dan
menganalisa terlebih dahulu dan setiap
ucapan harus ditimbangkan dengan
akal.
25. Mengkritik dan mengkaji ucapan
orang lain merupakan salah satu
metode paling penting untuk
mengembangkan akal dan pikiran
27. az-Zumar ayat 17 dan 18, Alloh Swt berfirman,
“…Bagi mereka berita gembira, sebab itu sampaikanlah
berita itu kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan
perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di
antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi
Alloh petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang
mempunyai akal.”
28. 1. Diam dan memperhatikan (QS 50/37)
2. Tidak memotong/memutus pembicaraan
3. Menghadapkan wajah pada pembicara dan tidak
memalingkan wajah darinya sepanjang sesuai dengan
syariat (bukan berbicara dengan lawan jenis)
4. Tidak menyela pembicaraan saudaranya walaupun ia
sudah tahu, sepanjang bukan perkataan dosa.
ADAB MENDENGAR