Dokumen tersebut membahas tentang aurat wanita menurut pandangan Islam. Aurat wanita meliputi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Pakaian wanita muslimah harus menutupi seluruh bagian tubuh yang dianggap aurat, longgar, dan tidak menampakkan lekuk tubuh.
2. Manakah
aurat wanita?
Yang kita bahas kali ini adalah aurat wanita yang tidak
boleh ditampakkan di hadapan umum, di hadapan para
pria yang bukan mahramnya.
3. Aurat itu wajib ditutup...
•َج ْو َز ْنِم َّالِإ َكَت َر ْوَع ْظَفْاحَي ْتَكَلَم اَم ْوَأ َكِتَكُنيِم
“Jagalah (tutuplah) auratmu kecuali pada
istri atau budak yang engkau miliki.”
(HR. Abu Daud no. 4017 dan Tirmidzi no. 2794. Al Hafizh Abu
Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
4. Ibnu Qasim Al Ghozzi berkata,
“Aurat itu wajib ditutupi dari pandangan
manusia ketika berada bukan hanya di
dalam shalat, namun juga di luar shalat. Juga
aurat tersebut ditutup ketika bersendirian
kecuali jika dalam keadaan mandi.”
(Fathul Qorib, 1: 115).
5. Adapun aurat wanita disinggung oleh Imam Nawawi
yaitu seluruh badan kecuali wajah dan kedua telapak
tangan. (Al Majmu’, 3: 122). Juga disinggung beliau
dalam Minhajuth Tholibin, 1: 188.
Pendapat yang dikemukakan oleh Imam Nawawi di atas
adalah pendapat mayoritas ulama dan itulah pendapat
6. Aurat wanita -merdeka-
seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya
(termasuk bagian punggung dan bagian telapak tangan hingga
pergelangan tangan). Alasannya adalah firman Allah Ta’ala,
•ِإ َّنُهَتَني ِز َينِدْبُي َال َواَهْنِم َرَهَظ اَم َّال
“Dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya” (QS. An Nur: 31). Yang dimaksud menurut
ulama pakar tafsir adalah wajah dan kedua telapak
tangan. Wajah dan kedua telapak tangan bukanlah
aurat karena kebutuhan yang menuntut keduanya
untuk ditampakkan. (Lihat Kitab Al Iqna’, 1: 221, karangan,
Muhammad Al Khotib -ulama Syafi’iyah).
7. Aurat wanita -merdeka-
Konsekuensi dari pernyataan aurat
wanita di atas, bagian tangan dan kaki
adalah aurat termasuk juga badan.
Sehingga kalau bagian tersebut hanya
dibalut dengan baju dan tidak longgar,
alias ketat, maka berarti aurat
belumlah tertutup.
8. Aurat wanita -merdeka-
Jadi apa yang dilakukan oleh sebagian wanita
muslimah dengan memakai penutup kepala
namun sayangnya berpakaian ketat,
bukanlah menutup aurat karena bagian aurat
seperti tangan masih terlihat bentuk lekuk
tubuhnya. Celana ketat pada paha pun masih
menampakkan lekuk tubuh yang seksi. Lebih-
lebih di dada walau kepala tertutup, masih
membuat laki-laki tergoda syahwatnya.
15. Berjilbab yang benar bukan hanya
menutup rambut kepala. Tetapi
juga harus memperhatikan baju
dan rok yang digunakan, mestilah
lebar. Adapun menggunakan celana
panjang tidaklah menggambarkan
menutup aurat dengan sempurna
meski longgar karena bentuk lekuk
tubuh masih terlihat.
16. Jadi yang aman bagi wanita adalah
menggunakan baju atau gamis lalu
ditutupi dengan jilbab yang lebar di
luarnya yang panjangnya hingga
pinggang atau paha sehingga lebih
menutupi sempurna bagian badan.
Kemudian bagian bawah lebih
sempurna menggunakan rok yang
lebar (longgar), tidak ketat.
17. Hijabku Sudahkah Sempurna?
1- Pakaian muslimah wajib menutupi seluruh tubuhnya
ketika berada di hadapan laki-laki bukan mahram.
Kecuali wajah, telapak tangan dan kakinya.
2- Pakaian muslimah tidak boleh tipis sehingga jadi
tembus pandang.
3- Pakaian muslimah juga tidak boleh sempit yang
menampakkan bentuk lekuk tubuhnya.
4- Pakaian muslimah tidak boleh mirip pakaian pria.
Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat
wanita yang menyerupai pria, begitu pula pada pria
yang menyerupai wanita.
5- Tidak boleh wanita bertabaruj ketika keluar rumah.
Tabarruj artinya menampilkan perhiasan dirinya.
18. Berjilbab itu Wajib?
اَيَب َو َك ِاج َو ْزَ ِِل ْلُق ُّيِبَّنال اَهُّيَأَينِنِمْؤُمْال ِاءَسِن َو َكِتَانَّنِهْيَلَع َينِنْدُي
ْعُي ْنَأ َىنْدَأ َكِلَذ َّنِهِبيِب ََلَج ْنِمَانَك َو َْنيَذْؤُي ََلَف َنْفَراًورُفَغ ُ َّاَّلل
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab:
59).
19. Pakaian Wanita Tidak Ketat
Usamah bin Zaid pernah berkata, “Rasulullah shallallahu ’alaihi
wa sallam pernah memakaikanku baju Quthbiyyah yang tebal.
Baju tersebut dulu dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada
beliau. Lalu aku memakaikan baju itu kepada istriku. Suatu kala
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menanyakanku: ‘Kenapa
baju Quthbiyyah-nya tidak engkau pakai?’. Kujawab, ‘Baju
tersebut kupakaikan pada istriku wahai Rasulullah’. Beliau
berkata, ‘Suruh ia memakai baju rangkap di dalamnya karena aku
khawatir Quthbiyyah itu menggambarkan bentuk tulangnya’” (HR.
Ahmad dengan sanad layyin, namun punya penguat dalam riwayat
Abi Daud. Ringkasnya, derajat hadits ini hasan).
20. JILBAB BUSANA MUSLIMAH
Disyariatkannya wanita berbusana muslimah dengan tujuan untuk :
• Menjaga kesucian
• Memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia
• Menjaga dirinya dari gangguan orang lain
• Mencegah kerusakan yang ditimbulkan akibat tabarruj
(berhias diri)
• Sebagai pelindung baginya agar tidak tergelincir pada lumpur
kehinaan atau menjadi sasaran sorotan mata dan pusat
perhatian
21. Kapan diwajibkan menutub Aurat
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menegur
Asma binti Abu Bakar Radhiyallahu anhuma ketika beliau
datang ke rumah Nabi saw dengan mengenakan busana yang
agak tipis. Rasûlullâh saw pun memalingkan mukanya sambil
berkata :
َي ْمَل َيض ِحَمْال ِتَغَلَب اَذِإ َةَأ ْرَمْال َّنِإ ُءاَمْسَأ اَيََ َو اَذََ َّالِإ اَهْنِم َرُي ْنَأ ُْْلْْصاَذ
Wahai Asma ! Sesungguhnya wanita jika sudah baligh maka
tidak boleh nampak dari anggota badannya kecuali ini dan ini
(beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak tangan).
[HR. Abu Dâwud, no. 4104 dan al-Baihaqi, no. 3218. Hadist ini di shahihkan oleh
syaikh al-Albâni rahimahullah]
22. Larangan melihat Aurat orang lain
Janganlah seorang lelaki melihat aurat lelaki
(lainnya), dan janganlah pula seorang wanita
melihat aurat wanita (lainnya). Seorang pria
tidak boleh bersama pria lain dalam satu
kain, dan tidak boleh pula seorang wanita
bersama wanita lainnya dalam satu kain.”
[HR. Muslim, no. 338 dan yang lainnya]
23. Pentingnya menutup Aurat
Begitu pentingnya menjaga aurat dalam
agama Islam sehingga seseorang di
perbolehkan melempar dengan kerikil orang
yang berusaha melihat atau mengintip aurat
keluarganya di rumahnya, sebagaimana sabda
Rasûlullâh saw
Jika ada orang yang berusaha melihat (aurat keluargamu) di rumahmu
dan kamu tidak mengizinkannya lantas kamu melemparnya dengan
kerikil sehingga membutakan matanya maka tidak ada dosa bagimu.
[HR. Al-Bukhâri, no. 688, dan Muslim, no. 2158].
24. BATASAN-BATASAN AURAT
1. Pertama. Aurat Sesama Lelaki
Jika ada orang yang berusaha melihat (aurat keluargamu) di
rumahmu dan kamu tidak mengizinkannya lantas kamu
melemparnya dengan kerikil sehingga membutakan matanya
maka tidak ada dosa bagimu. [HR. Al-Bukhâri, no. 688, dan Muslim, no. 2158].
pendapat jumhur Ulama yang mengatakan bahwa aurat sesama lelaki
adalah antara pusar sampai lutut. Artinya pusar dan lutut sendiri
bukanlah aurat sedangkan paha dan yang lainnya adalah aurat.
Adapun dalil dalam hal ini, semua hadistnya terdapat kelemahan pada
sisi sanadnya , tetapi dengan berkumpulnya semua jalur sanad
tersebut menjadikan hadist tersebut bisa di kuatkan redaksi matannya
sehingga dapat menjadi hujjah. [Lihat perkataan Syaikh al-Albâni dalam
kitabnya Irwâ’ 1/297-298, dan Fatawa al-Lajnah ad-Dâimah, no. 2252]
25. BATASAN-BATASAN AURAT
2. Kedua. Aurat Lelaki Dengan Wanita
Jumhur Ulama sepakat bahwasanya batasan aurat
lelaki dengan wanita mahramnya ataupun yang
bukan mahramnya sama dengan batasan aurat
sesama lelaki.
Tetapi mereka berselisih tentang masalah hukum wanita
memandang lelaki. Pendapat yang paling kuat dalam masalah
ini ada dua pendapat.
Pendapat pertama, Ulama Syafiiyah berpendapat bahwasanya
tidak boleh seorang wanita melihat aurat lelaki dan bagian
lainnya tanpa ada sebab. Dalil mereka adalah keumuman
firman Allâh Azza wa Jalla :
26. BATASAN-BATASAN AURAT
2. Kedua. Aurat Lelaki Dengan Wanita
Katakanlah kepada wanita
yang beriman, “Hendaklah
mereka menahan
pandangannya. [an-Nûr/24:31]
27. BATASAN-BATASAN AURAT
2. Kedua. Aurat Lelaki Dengan Wanita
Pendapat yang kedua adalah
pendapat Ulama di kalangan mazhab
Hambali, boleh bagi wanita melihat
pria lain selain auratnya. Mereka
berdalil dengan sebuah hadits yang di
riwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu
anhuma, dia berkata :
28. BATASAN-BATASAN AURAT
2. Kedua. Aurat Lelaki Dengan Wanita
Aku melihat Nabi saw menutupiku dengan
pakaiannya, sementara aku melihat ke arah
orang-orang Habasyah yang sedang
bermain di dalam Masjid sampai aku
sendirilah yang merasa puas. Karenanya,
sebisa mungkin kalian bisa seperti gadis
belia yang suka bercanda
[HR. Al-Bukhâri, no.5236; Muslim, no.892 dan yang lainnya]
29. BATASAN-BATASAN AURAT
3. Ketiga. Aurat Lelaki Dihadapan Istri
Suami adalah mahram wanita yang terjadi
akibat pernikahan, dan tidak ada perbedaan
pendapat di kalangan para Ulama
bahwasanya seorang suami atau istri boleh
melihat seluruh anggota tubuh
pasangannya. Adapun hal ini berdasarkan
keumuman firman Allâh Azza wa Jalla :
30. BATASAN-BATASAN AURAT
3. Ketiga. Aurat Lelaki Dihadapan Istri
Dan orang-orang yang memelihara
kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri
mereka atau budak-budak yang mereka
miliki, maka sesungguhnya mereka dalam
hal ini tidak tercela. [al-Ma’ârij/70:29-30]
31. BATASAN-BATASAN AURAT
3. Ketiga. Aurat Lelaki Dihadapan Istri
Aisyah rha berkata:
ْتَلاَق:ُّيِبَّنال َو َانَأ ُلِسَتْغَأ ُتْنُكِم َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَْصٍَاءنِإ ْن
ٍةَبَانَج ْنِم ٍد ِاح َو
“Aku mandi bersama dengan
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dari satu bejana dalam keadaan junub.
[HR. Al-Bukhâri, no. 263 dan Muslim, no. 43]
32. BATASAN-BATASAN AURAT
4. Ketiga. Aurat Istri dihadapan Istri Suaminya
Di hadapan suami mereka maka wanita boleh
menampakkan seluruh bagian tubuhnya.
Di hadapan muhrimnya dan orang-orang yang disebut
dalam Qs. an-Nûr [24]: 31 , maka baginya boleh
menampilkan bagian tertentu dari anggota tubuhnya
yaitu anggota badan yang biasanya dijadikan tempat
perhiasan, seperti: kepala seluruhnya, tempat kalung
(leher), tempat gelang tangan (pergelangan tangan)
sampai pangkal lengan dan tempat gelang kaki
(pergelangan kaki) sampai lutut.
33. BATASAN-BATASAN AURAT
5. Ke Lima. Aurat Wanita Dihadapan Para Lelaki Yang Bukan
Mahramnya
Diantara sebab mulianya seorang wanita
adalah dengan menjaga auratnya dari
pandangan lelaki yang bukan mahramnya.
Oleh kerena itu agama Islam memberikan
rambu-rambu batasan aurat wanita yang
harus di tutup dan tidak boleh ditampakkan..
34. BATASAN-BATASAN AURAT
4. Keempat. Aurat Wanita Dihadapan Para Lelaki Yang Bukan
Mahramnya
Para Ulama sepakat bahwa seluruh anggota
tubuh wanita adalah aurat yang harus di
tutup, kecuali wajah dan telapak tangan yang
masih diperselisihkanoleh para Ulama
tentang kewajiban menutupnya.
35. BATASAN-BATASAN AURAT
5. Kelima. Aurat Wanita Di depan Mahramnya
Mahram adalah seseorang yang haram di nikahi kerena
adanya hubungan nasab, kekerabatan dan persusuan.
Pendapat yang paling kuat tentang aurat wanita di
depan mahramnya yaitu seorang mahram di
perbolehkan melihat anggota tubuh wanita yang biasa
nampak ketika dia berada di rumahnya seperti kepala,
muka, leher, lengan, kaki, betis atau dengan kata lain
boleh melihat anggota tubuh yang terkena air wudhu..
36. BATASAN-BATASAN AURAT
5. Kelima. Aurat Wanita Di depan Mahramnya
Hal ini berdasarkan keumuman
ayat dalam surah an-Nûr, ayat ke-
31,
37. BATASAN-BATASAN AURAT
6. Keenam. Aurat Wanita Di Depan Wanita Lainnya
Batasan aurat wanita dengan wanita lain,
adalah sama dengan batasan sama
mahramnya, yaitu boleh memperlihatkan
bagian tubuh yang menjadi tempat
perhiasan, seperti rambut, leher, dada
bagian atas, lengan tangan, kaki dan betis.
Dalilnya adalah keumuman ayat dalam surah
an-Nûr, ayat ke-31.
38. BATASAN-BATASAN AURAT
6. Keenam. Aurat Wanita Di Depan Wanita Lainnya
Dan janganlah menampakkan perhiasannya,
kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera–
putera mereka, atau putera–putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putera-putera saudara laki-laki mereka,
atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam,
[an-Nûr/24:31]
39. SIAPAKAH YANG BERTANGGUNG JAWAB
MENJAGA AURAT?
Agama Islam selaras dengan fitrah manusia.
Selama fitrah tersebut masih suci, tidak di
nodai dengan maksiat, maka menjaga aurat
bagian dari pembawaan manusia sejak lahir,
sebagaimana nabi Adam as dan istrinya ketika
nampak aurat mereka yang sebelumnya
tertutup akibat memakan buah yang terlarang.
40. Dengan fitrahnya, nabi Adam as dan istrinya
menutup auratnya dengan daun-daun surga,
sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :
Maka syaithan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu)
dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu,
nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya
menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Rabb mereka
menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua
dari pohon kayu itu dan aku katakan kepadamu, bahwa
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu
berdua ? [al- A’râf/7:22]
41. Namun, ketika fitrah ini mulai
hilang dari Bani Adam dan ketika
sifat malu pada diri mereka mulai
terkikis, maka harus ada yang
mengontrol dan mengingatkan
mereka dalam menjaga aurat.
Sebab, mempertontonkan aurat
merupakan sebuah kemungkaran
yang harus di ingkari.