Surat Al-Kahfi membahas empat kisah utama yaitu (1) pemuda Al-Kahfi, (2) pemilik dua kebun, (3) Musa dan Khidir, dan (4) Zulqarnain. Surat ini mengajarkan arti sabar dalam mencari ilmu dan mempelajari hikmah di balik peristiwa-peristiwa.
2. PENGENALAN SURAH AL-KAHFI
Hikmah penamaan surah adalah menggambarkan
tempat berlindung dari zaman fitnah yang sangat
dahsyat sehingga seseorang yang beriman akan diuji
dengan ujian yang berat ketika para Rasul sudah
tiada atau tidak diutuskan.
Surah ke 18 dari 114 surah menurut urutan mushaf
sesudah al-Isra’ dan sebelum Maryam.
3. PENGENALAN SURAH AL-KAHFI
Mempunyai 110 ayat kesemuanya Makkiyah
Surah ke 69 dari 89 surah Makkiyah
berdasarkan penurunan kepada Rasulullah
saw sesudah surah al-Ghashiyah.
4. Peristiwa sebelum Turunnya al-Kahfi
Rasulullah saw sangat berdukacita dan amat sedih dengan
kebiadaban kafir Quraisy
Kafir Quraisy tidak berhenti menyerang (menghina) baginda saw dan para
sahabat sehingga pimpinan Quraisy memperolohe dukungang Yahudi di Yathrib.
Mereka juga meletakkan syarat agar baginda saw bersedia menyingkirkan fakir
miskin dan golongan hamba dari majlis baginda saw jika mereka diundang
untuk hadir mendengar.
5. HUBUNGAN SURAH AL-KAHFI
DENGAN SURAH SEBELUMNYA
Surah al-Isra diawali dengan tasbih dan surah al-Kahfi
diawali dengan tahmid.
Sebuah perjalanan haruslah diawali dengan mensucikan
Alloh dari segala kekurangan dan kecacatan sepanjang
apa yang akan ditemui dalam perjalanan.
Sebuah perjalanan yang telah sampai ke tujuan haruslah
bertahmid mengucapkan terima kasih dan pujian kepada
Alloh.
6. HUBUNGAN SURAH AL-KAHFI
DENGAN SURAH SEBELUMNYA
• Surah al-Isra mengenai perjalanan yang luarbiasa
berlaku kepada Rasulullah saw .
• Surah al-Kahfi mengenai perjalanan luarbiasa pemuda
al-Kahfi, Musa dan Khidr dan Zulqarnain.
• Itu semua adalah perjalanan yang diberkati dan
diberikan rohmat dari sisi Allah.
7. HUBUNGAN SURAH AL-KAHFI
DENGAN SURAH SEBELUMNYA
Surah al-Isra’ menunjukkan besarnya ayat Alloh yang
ditunjukkan kepada Rasululloh saw pada malam Isra dan
Mi’raj, surah al-Kahfi menegaskan lebih besarnya
kedudukan ayat Alloh di dalam al-Kitab dibanding ayat-
ayat Alloh yang lain. Maka, kedua surat tersebut
memotivasi Rosulullah saw setelah 10 tahun dakwahnya
ditentang Quraisy.
8. HUBUNGAN SURAH AL-KAHFI
DENGAN SURAH SEBELUMNYA
Surah al-Isra’ berakhir dengan tahmid dan
surah al-Kahfi bermula dengan tahmid. Seolah-
olah dua surah ini saudara kembaran yang
tidak dapat dipisahkan melainkan dengan
Bismillah saja.
9. HUBUNGAN SURAH AL-KAHFI
DENGAN SURAH SESUDAHNYA (MARYAM)
Surah al-Kahfi menyebut rahmat Alloh pada
pemuda al-Kahfi (ayat 10, 16), Khidr (65) dan
Zulqarnain (98), maka surah Maryam
meneruskan rahmat Allah pada Zakariyya (2).
Setiap orang yang diberikan rohmat dari sisi
Alloh, berlakulah perkara “pelik tapi benar” dari
sisi Alloh.
10. HUBUNGAN SURAH AL-KAHFI
DENGAN SURAH SESUDAHNYA (MARYAM)
Surah al-Kahfi mengenai perjalanan pemuda al-Kahfi,
Musa dan Zulqarnain, surah Maryam mengenai
perjalanan Nabi Zakariyya kepada kaumnya, Maryam
menjauhi dan mendatangi kembali kaumnya, Nabi
Ibrahim pamitan dari rumah Aazar. Maka surah al-Isra’,
al-Kahfi dan Maryam adalah “petunjuk” tentang hijrah
Rasululloh saw guna mencapai kemenangan terhadap
Makkah di kemudian hari.
11. HUBUNGAN SURAH AL-KAHFI
DENGAN SURAH SESUDAHNYA (MARYAM)
Surah al-Isra’ memberi kemenangan maknawi kepada
bumi Masjidil Aqsa, surah al-Kahfi membuktikan
kemenangan ke seluruh dunia melalui kisah Zulqarnain,
surah Maryam (ayat 40 sesudah kisah Nabi Isa
dibentangkan) menegaskan kemenangan Islam di
seluruh dunia.
13. 10 AYAT PERTAMA
• Nikmatnya al-Quran dan tujuan penurunannya
• Tugas sesungguhnya Rasul hanya menyampaikan al-Quran
• Berubahnya cara pandang dunia bagi mereka yang terkesan
dengan al-Quran
• Model mereka yang memandang dunia dengan pandangan
al-Quran lalu diberi rahmat
14. HUBUNGAN 10 AYAT PERTAMA DAN 10 AYAT
TERAKHIR :
Ayat 1 dan 9 menunjukkan mereka yang menikmati
hidangan” al-Quran sehingga mengungkapkan ”Alhamdulillah”
karena keajaiban ayat-ayatnya,
Ayat 109 mengenai keagungan ilmu Alloh dan ketinggian
makna ayat-ayat Alloh di dalam al-Quran di sisi orang
beriman, yang sekiranya seluruh lautan dunia ini sebagai tinta
untuk menguraikannya, tidak mencukupi sama sekali
meskipun didatangkan lautan selain lautan dunia.
15. HUBUNGAN 10 AYAT PERTAMA DAN 10 AYAT
TERAKHIR :
Ayat 6 mengenai himbauan agar jangan
berdukacita sepanjang menyampaikan al-Quran,
ayat terakhir (ayat 110) menegaskan tugas
menyampaikan dengan kalimah Qul!
16. HUBUNGAN 10 AYAT PERTAMA DAN 10 AYAT
TERAKHIR :
Ayat 2 mengenai berita gembira kepada kaum
mukminin di Akhirat (yang beruntung menyela-
matkan imannya di zaman fitnah), ayat 107
mengumumkan Firdaus sebagai ganjaran mereka.
17. HUBUNGAN 10 AYAT PERTAMA DAN 10 AYAT
TERAKHIR :
Ayat 3 mengenai kekal selamanya mereka di
dalam nikmat berita gembira tersebut (Syurga),
ayat 108 menegaskan sifat kekal mereka di
dalam Syurga Firdaus dengan perincian yang
lebih memotivasikan.
18. HUBUNGAN 10 AYAT PERTAMA DAN 10 AYAT
TERAKHIR :
Ayat 2 mengenai ancaman dahsyat pada mereka
yang kufur (gagal di zaman fitnah), ayat 100-102
mengumum dan memperincikan ancaman itu
sebagai neraka Jahannam !
19. HUBUNGAN 10 AYAT PERTAMA DAN 10 AYAT
TERAKHIR :
Ayat 2 mengenai ancaman dahsyat pada mereka
yang kufur (gagal di zaman fitnah), ayat 100-102
mengumum dan memperincikan ancaman itu
sebagai neraka Jahannam !
20. HUBUNGAN 10 AYAT PERTAMA DAN 10 AYAT
TERAKHIR :
Ayat 7 mengenai hakikat hidup di dunia untuk
diuji siapa yang terbaik amalannya, ayat 103-106
memperincikan mereka yang sia-sia dan merugi
amalannya di dunia.
21. HUBUNGAN 10 AYAT PERTAMA DAN 10 AYAT
TERAKHIR :
Ayat 6 memotivasi Nabi saw agar jangan sempit
dada kerana kaumnya terus menerus menolak
dakwah baginda saw, ayat 110 membimbing Nabi
saw untuk terus menyeru kaumnya
22.
23. METHODOLOGI PEMBELAJARAN
4 KISAH UTAMA SURAH AL-KAHFI:
I – Introduksi (Pendahuluan/Pengantar)
B – Bedah al-Quran
R – Rangsang untuk Tadabbur dengan mengungkap
masalah
A – Analisa dengan kajian ilmiah
H – Hasilkan Ibrah Praktis yang dapat diamalkan
24. TADABBUR KISAH PERTAMA :
PEMUDA AL-KAHFI
(18 ayat : ayat 9 hingga 26)
Ayat 9 : Merumuskan 8 ayat pertama
Ayat 10 : Episode sebelum ditidurkan
Ayat 11 : Episode semasa ditidurkan
Ayat 12 : Episode setelah ditidurkan
Ayat 13 : Kisah ini mempunyai tujuan
26. TADABBUR KISAH KETIGA :
MUSA & KHIDR
(23 ayat : ayat 60 hingga 82)
PerjalananNabiMusaa.s
ditemaniYusa’menemuiKhidir
a.s
27. Asbabun Nuzul ayat 60 hingga 82)
Suatu riwayat menerangkan bahwa para pemuda Quraish mencoba
menguji nabi saw dengan mengajukan beberapa pertanyaan, apabila
rasul saw dapat menjawabnya, maka mereka akan yakin kalau
Muhammad saw itu benar-benar seorang nabi, namun jika tidak,
berarti Muhammad benar-benar pendusta. Atas pertanyaan tersebut,
beliau saw menyatakan, “ Aku akan menjawab tentang hal-hal yang
kalian tanyakan”. Tanpa diiringi ucapan Insya-Alloh. Setelah itu
rasulpun menantikan turunnya wahyu hingga 40 hari lamanya.
Selama itu pula Jibril tak kunjung datang sehingga membuat nabi saw
resah. Dalam kondisi seperti itulah Jibril datang seraya membawa
surah al-Kahfi.
28. Asbab Nabi Musa a.s berguru ke Nabi Khidir a.s
Pada saat Nabi Musa a.s ditanya salah seorang Bani Isra’il, :
”adakah di dunia ini yang jauh lebih alim dari anda? Musa a.s
pun menjawab ,” tidak ada. Atas jawaban itulah Alloh menegur
Musa a.s seraya menginformasikan kepadanya bahwa Alloh
mempunyai seorang hamba yang jauh lebih alim dari Musa a.s
dan ia berada di pertemuan dua lautan. Peristiwa ini menjadi
teguran buat siapa saja yang terlalu membanggakan
spesialisasi ilmu yang dimilikinya, sehingga ia cenderung
menganggap bahwa spesifikasi imunya itulah yang paling tepat
untuk memecahkan problem yang dihadapi masyarakat.
29. Asbab Nabi Musa a.s berguru ke Nabi Khidir a.s
Musa menyadari kesalahannya dan kekurangan yang ada pada
dirinya.Membulatkan tekad untuk berguru dengan menempuh
perjalanan yang jauh dan melelahkan.Menetapkan kriteria orang
yang akan diguruinya (nabi khidir sebagai sosok orang alim yang
ditunjuk Allah)Menetapkan tempat yang akan dituju (majma’al
bahrain)Memposisikan dirinya sebagai murid (yang dulunya
seorang guru)
30. Pembahasan ayat 60 hingga 82)
Lifatahu: pada awalnya lafal tersebut mengandung arti remaja. Menurut
mayoritas mufasir, yang dimaksud fata pada ayat tersebut adala Yusa’ bin Nun.
(pengganti Musa a.s setelah meninggal dunia/karena mengikuti, membantu
dan belajar pada nabi musa a.s.
La abrahu: aku masih tetap berjalan. Kata ini menunjukkan keteguhan dan
kesungguhan nabi Musa as untuk bertemu gurunya.
Nashaba: semakna dengan ta’ab (lelah) setelah melakukan perjalanan yang
cukup jauh.
Majma’al Bahrain: tempat bertemunya dua luatan (Laut Persia dan laut
Romawi di Babil Mandib / laut romawi dan samudra Atlantik di tanjah)
Hukuba: waktu, tahun atau zaman (abdullah ibnu umar huqub=80 tahun,
mujahid huqub=70 tahun)
33. Nasiya hutahuma: pembantu nabi musa itu lupa membawanya setelah
mereka beristirahat di suatu tempat. Ada juga yang berpendapat
pembantunya itu lupa menceritakan ihwal ikan yang dilihatnya mencebur
ke laut.Saraba: lubang atau jurang yg sangat dalam di bawah
tanah.‘ajaba: menakjubkan (keajaiban cara ikan meluncur ke laut) dan
keadaannya di sana yang sungguh mengherankan. Ada pula yang
menceritakan keheranan yusa’ bin nun terhadap kealpaannya
menyampaikan kisah itu.aQasasa: jejak semula, maksudnya musa dan
yusa’ bin nun kembali berjalan menuju tempat semula dengan mengikuti
rute perjalanan awal.
35. Nilai pendidikan pada perjalanan
Nabi Musa a.s mencari Nabi Khidir a.s
Setelah Nabi Musa as dan Yusa’ bin Nun (asistennya) sampai di
petemuan dua lautan mereka lupa akan ikannya. Dan ajakan Musa as
untuk makan, memberi kesan bahwa rasa lelah itu bukan kali
pertama, sebab sebelumnya mereka pernah beristirahat di bawah
sebuah batu yang ditempat itu pula ikan yang dibawanya melompat
ke lautan. Namun Musa as dan asistennya itu segera kembali
mengikuti langkah-langkah sebelumnya dengan harapan ketemu
hamba Allah (khidir)
36. Nilai pendidikan pada perjalanan
Nabi Musa a.s mencari Nabi Khidir a.s
Peristiwa di atas memberikan peringatan pada para pencari ilmu bahwa
dalam perjalanan mencari ilmu pastilah terdapat halangan dan rintangan,
dan bahkan sesuatu yang sudah berada di hadapan mata pun terlepas
begitu saja karena ketidak tahuannya. Dalam kisah tersebut tidak
digambarkan Musa a.s beristirahat dahulu, sehingga redaksi yang digunakan
fartadda (penggunaan fa tersebut menunjukkan sesuatu yang bersifat
langsung) ini bermakna seorang pencari ilmu harus bersikap optimis dan
tidak mudah putus asa karena kegagalan dan menjadikan ilmu pengetahuan
sebagai skala prioritas.
37. Ayat 65-70 :
Pertemuan pertama antara Musa a.s dengan Khidir
Peristiwa di atas memberikan peringatan pada para pencari ilmu bahwa
dalam perjalanan mencari ilmu pastilah terdapat halangan dan rintangan,
dan bahkan sesuatu yang sudah berada di hadapan mata pun terlepas
begitu saja karena ketidak tahuannya. Dalam kisah tersebut tidak
digambarkan Musa a.s beristirahat dahulu, sehingga redaksi yang digunakan
fartadda (penggunaan fa tersebut menunjukkan sesuatu yang bersifat
langsung) ini bermakna seorang pencari ilmu harus bersikap optimis dan
tidak mudah putus asa karena kegagalan dan menjadikan ilmu pengetahuan
sebagai skala prioritas.
38. Ayat 65-70 :
Pertemuan pertama antara Musa a.s dengan Khidir
Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-
hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi
Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.
Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya
kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu
yang telah diajarkan kepadamu? “Dia menjawab: "Sesungguhnya
kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.
39. Ayat 65-70 :
Pertemuan pertama antara Musa a.s dengan Khidir
Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?
“Musa berkata: "Insya Alloh kamu akan mendapati aku sebagai
seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam
sesuatu urusanpun".
Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu
menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku
sendiri menerangkannya kepadamu".
40. Ayat 65-70 :
Pertemuan pertama antara Musa a.s dengan Khidir
Abdan: pada ayat tersebut tidak disebutkan orangnya,
dan para mufasir sepakat hamba tersebut dalah Khidir,
seorang nabi yang telah mampu mereguk air kehidupan.
Penamaan dan warna itu sebagai simbol keberkahan
yang menyertai hamba Alloh yang istimewa.
41. Ayat 65-70 :
Pertemuan pertama antara Musa a.s dengan Khidir
‘indina ….ladunna
Menurut Abu hasan al-harali kata inda dalam bhs arab menyangkut sesuatu
yang jelas dan tampak sedangkan minladunna bermakna untuk sesuatu
yang tidak tampak. Dengan demikian yang dimaksud dengan rahmat dalam
ayat tersebut apa yang tampak dari kerahmatan hamba Allah yang salih itu.
Sedangkan yang dimaksud dengan ilmu adalah ilmu bathin yang
tersembunyi yang kesemuanya bersumber dari Allah
42. Ayat 65-70 :
Pertemuan pertama antara Musa a.s dengan Khidir
‘Attabi’uka:
Berasal dari kata taba’a (mengikuti) mengandung arti keinginan seseorang untuk
menjadikan dirinya sebagai pengikut, yang kosekuensinya harus selalu tunduk dan
patuh tanpa banyak membantah pada orang yang diikuti. dengan demikian ungkapan
tersebut merupakan ungkapan yang halus dari bolehkah aku menjadi muridmu.
Sedangkan penggunaan lafadz hal yang merupakan kata tanya sebagai konfirmasi dan
merupakan salah satu huruf istifham yang dimaksudkan untuk mencari dan
memperjelas pemahaman atas suatu hal yang belum diketahui.Menurut al-qurtuby
kalimat hal attabi’uka bermakna permohonan kepada orang yang diajak bicara, dengan
jalan merendahkan hati sebagai bagian dari kesopanan.
43. Ayat 65-70 :
Pertemuan pertama antara Musa a.s dengan Khidir
‘‘ala antu’allimani:
“supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar”.
Etika permohonan seorang penuntut ilmu. Hal ini
merupakan pengakuan akan kebodohan seorang murid
dihadapan gurunya.
44. Ayat 65-70 :
Pertemuan pertama antara Musa a.s dengan Khidir
Mimma ‘ullimta:
“di antara ilmu yang diajarkan kepadamu. Dengan
menggunakan kata min menunjukkan suatu permintaan
untuk mengajari sebagian ilmu yang dimiliki guru
sebagai isyarat endah hati. Hal ini juga sebagai isyarat
seluruh ilmu seseorang tidak mungkin dapat ditransfer.
45. Ayat 65-70 :
Pertemuan pertama antara Musa a.s dengan Khidir
Rusyda:
“merupakan permintaan petunjuk atau hidayah akan
sesuatu. Kata irsyad merupakan suatu petunjuk yang
apabila tidak didapatkan pastilah akan terjerumus pada
kesesatan.
46. Ayat 65-70 :
Pertemuan pertama antara Musa a.s dengan Khidir
Khubra:
Pengetahuan yang mendalam. Nabi Musa as
memiliki ilmu lahiriyah, tetapi pada setiap hal
yang dzahir terdapat pula sisi bathin yang
mempunyai peranan besar. Sisi batin inilah yang
tidak terjangkau nabi Musa as.
47. Pertemuan Musa a.s dengan Khidir :
Nilai-nilai pendidikan
Kode etik yang berhubungan dengan permohonan menjadi murid.
a. Menunjukkan keseriusan dengan ungkapan sopan dan
tawadhu’.
b. Memposisikan diri sebagai orang yang butuh.
c. Menyadari bahwa ia tidak mungkin mampu menyerap semua
ilmu gurunya.
d. Guru harus melakukan tes awal guna melacak minat dan bakat
yang dimiliki calon muridnya. (untuk menjaga konsistensi
belajar).
50. Nama : Solichin, SE
Alamat : Jl. Melania No. 13 RT 06/01 Kel. Cihaurgeulis
Kec. Cibeunying Kaler Bandung
Pendidikan : SDN TILIL III Bandung, 1983
: SMPN 7 Bandung, 1986
: SMAN 7 Bandung, 1989
: A2B Bandung, 1989
: STIE INABA Bandung, 1994
Santri Miftahul Jannah Bandung 1983-1987
Pengalaman Kerja :
1. Akuntan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sejak tahun 1993 s.d 2012
2. Ketua DKM Ash-Shiddiq, tahun 2001 s.d 2012
3. Ketua Yayasan al-Kalam Lestari, tahun 2002 s.d sekarang
4. Ketua Dewan Pengawas Yayasan Pendidikan Nasional Swadaya
5. Manajer Keuangan PT. Citra Jelajah Informatika, Januari – Desember 2017
Pengalaman Mengajar : TPQ Ash-Shiddiq 1988-Sekarang (29 tahun)
Pemateri :