2. Banyak umat Islam yang tidak
memahami perbedaan antara
Hibah, Wasiat dan Warisan.
Meskipun antara ketiga istilah
tersebut memiliki kesamaan,
yaitu membagi-bagikan harta,
akan tetapi dalam Syari'at Islam
ketiganya memiliki hukum
masing-masing.
3. WASIAT MENURUT SYARIAT ISLAM
Kata wasiat berasal dari bahasa Arab
yakni wahshaitu asy-syaia,
uushiihi, artinya aushaltuhu ( aku
menyampaikan sesuatu). Yang artinya orang
yang berwasiat adalah orang yang
menyampaikan pesan diwaktu dia hidup untuk
dilaksanakan sesudah dia mati
4. WASIAT MENURUT SYARIAT ISLAM
Secara syari’ah wasiat adalah :
berbuatkebajikan dengansuatu hak
yangdisandarkan pada sesuatu setelah
mati.
5. DALIL DASAR DAN HUKUM WASIAT
Quran Surah Al-Baqarah 2:180
َمۡال ُمُکَدَحَا َرَضَح اَذِا ۡمُکۡیَلَع َبِتُکۖۚ ا ََۨرَۡیخ َکَرَت ۡنِا ُت ۡو
َنۡیِب َرۡقَ ۡاۡل َو ِنۡیَدِلا َوۡلِل ُۃَّی ِص َوۡالۡال َلَع لاًَّح ۚ ِِ ۡوُرَۡۡمۡللِبَنۡیًَِّّتُم
Artinya:
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di
antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut,
jika ia meninggalkan harta yang banyak,
berwasiat untuk ibu-bapak dan karib
kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah)
kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.
9. DEFINISI WASIAT
Dalam terminologi syariah ia memiliki beberapa arti sbb:
(a) Pemberian seorang manusia pada yang lain dalam
bentuk benda, atau hutang, atau manfaat untuk dimiliki
oleh penerima wasiat (al-musho lahu) atas hibah itu
setelah kematian pewasiat.
Wasiat (jamak, washaaya الوصلیل) )secara etimologis bermakna
menyambung sesuatu dengan sesuatu yang lain.
10. DALIL DASAR DAN HUKUM WASIAT
b) Amal kebaikan dengan harta
setelah matinya pewasiat.
(c) Kepemilikan yang disandarkan pada
sesuatu setelah kematian dengan
cara syar'i.
11. DALIL DASAR DAN HUKUM WASIAT
b) Amal kebaikan dengan harta
setelah matinya pewasiat.
(c) Kepemilikan yang disandarkan pada sesuatu
setelah kematian dengan cara syar'i.
Pemberian kepemilikan yang dilakukan seseorang untuk orang lain,
sehingga ia berhak memilikinya ketika si pemberi meninggal dunia.
12. Salahsatu bentuk pengalihan hakselainpewarisan adalahwasiat. Wasiat
merupakan pesan terakhir dari seseorang yang mendekati kematiannya,
dapat berupa pesan tentang apa yang harus dilaksanakanpara penerima
wasiatterhadap
hartapeninggalannya ataupesan laindi luar hartapeninggalannya
14. “Wasiat adalah pemberiansuatu benda dari
pewaris kepada orang lain atau lembaga yang
akan berlaku,setelah pewaris meninggaldunia.”
15. MenurutpandanganIslam, wasiat tidak sekadar menyangkut
masalahharta benda. Dalammaknaluas, wasiat jugaberkaitan
denganpesan-pesanmoral kepada umatmanusia.Di dalam
Alquran, Allah SWT sendiritelahmengingatkanagarorang-orang
beriman senantiasaberwasiat dalam kebajikan dan kesabaran
(QS al-Ashar )
16. Dalam pengertiankhusus, wasiat juga diartikansebagai pesan
yang disampaikan orang yang hendak meninggaldunia. Pakar
konsultasisyariah Aris Munandar,dalam tulisannyaSerba Serbi
Wasiat dalam Islam menuturkan,wasiat jenis inidibagi menjadi
dua kategori:
17. Yang pertama adalah permintaanorang yang akanmeninggal
kepada orang-orang yang masih hidup untukmelakukansuatu
pekerjaan. “Misalnya, membayarkan utang,memulangkanbarang-
barang yang dipinjam atau merawat anakatau peninggalan
lainnya,”
18. Kedua, katadia, wasiat bisa pula berbentuk harta benda yang ingin
diberikan kepada orang atau pihak tertentu.Wasiat semacamini
dilaksanakansetelahsi pembuatwasiat meninggaldunia.
19. Istilah wasiat dalam bahasa Arab
- Al-washi الواصي) ) atau al-mushi الموصي= ) )
pemberi wasiat/pewasiat
- Al-Musho bihi ( به الموصى= ) ) perkara/benda
yang dijadikan wasiat.
- Al-Musho lahu الموصىله)= ) penerima wasiat
(orang atau sesuatu)
- Wasiat ( الوصیة= ) ) perilaku/transaksi wasiat
- Al-mushu ilaih الموصىإلیه= ) ) orang yang menerima
amanah menyampaikan wasiat.
20. Harta Wasiat adalah harta yang diwasiatkan
seseorang sebelummeninggaldunia dan
seseorang tersebutbaru berhak menerimanya
setelahyang memberi wasiatmeninggaldunia.
(Abu Bakar Al Husaini, Kifayah al Akhyar,
Beirut, Dar al Kutub al Ilmiyah, hlm 454)
21. Harta Pemberian (Hibah)
adalah harta yang diberikan
oleh seseorang secara cuma-
cuma pada masa hidupnya.
(Ibnu Qudamah, al Mughni, Beirut, Daar al Kitab al
Arabi, : 6/246)
22. SYARAT DAN RUKUN WASIAT
Rukun wasiat ada empat yaitu:
(d) Penerima amanah menyampaikan wasiat (musho ilaih)
(a) Pewasiat (Al-Mushi)
(b) Harta yang diwasiatkan (musho bih)
(c) Penerima wasiat (musho lah)
23. Syarat Pewasiat /
Pemberi Wasiat (Al-Washi)
(d) Boleh orang kafir asal yang diwasiatkan
perkara halal.
(a) Akil baligh,
(b) Berakal sehat
(c) Atas kemauan sendiri.
24. Syarat benda yang diwasiatkan
(musho bih)
(e) Harta benda yang diwasiatkan harus merupakan hak dari pewasiat.
(a) Wasiat tidak boleh lebih dari 1/3 (sepertiga) Ketentuan Hukum Waris . Apabila lebih,
maka untuk kelebihan dari 1/3 harus atas seijin ahli waris.
(b) Wasiat tidak boleh diberikan pada salah satu ahli waris kecuali atas seijin ahli waris lain.
(c) Boleh berupa benda yang sudah ada atau yang belum ada seperi wasiat buah dari
pohon yang belum berbuah.
(d) Boleh berupa benda yang sudah diketahui atau tidak diketahui seperti susu dalam
perut sapi.
25. Syarat Penerima Wasiat
(Al-Musho Lah الموصىله)
(a) Penerima wasiat hidup (orang mati tidak bisa menerima wasiat)
(b) Penerima wasiat diketahui (jelas identitas orangnya).
(c) Dapat memiliki.
(d) Penerima wasiat tidak membunuh pewasiat.
(e) Penerima wasiat menerima (qabul) pemberian wasiat dari pewasiat.
Kalau menolak, maka wasiat batal.
26. HUKUM WASIAT
Sedangkan hukum wasiat bagi pewasiat (al-washi/al-
mushi) ada 4 (empat) yaitu:
wajib, sunnah, makruh dan haram.
Melaksanakan wasiat itu wajib dan berdosa
bagi al-musho ilaih kalau tidak menyampaikan
wasiat.
27. WASIAT WAJIB
Wajib apabila (i) manusia mempunyai kewajiban
syara’ yang dikhawatirkan akan disia-siakan bila dia
tidak berwasiat, seperti adanya titipan, hutang kepada
Alloh dan hutang kepada manusia. Misalnya dia
mempunyai kewajiban zakat yang belum ditunaikan,
atau haji yang belum dilaksanakan, atau amanat yang
harus disampaikan, atau dia mempunyai hutang yang
tidak diketahui selain dirinya, atau dia mempunyai
titipan yang tidak dipersaksikan.
28. WASIAT SUNNAH
Sunnah apabila (i) manusia tidak lagi
mempunyai kewajiban syara’ yang
dikhawatirkan akan disia-siakan bila dia tidak
berwasiat, sudah tidak lagi memiliki hutang,
tidak lagi memiliki harta yang akan
diwasiatkan.
29. WASIAT SUNNAH
Haram apabila : meminta agar sebagian
hartanya diberikan kepada gereja atau
kegiatan kemusyrikan, atau dipergunakan
untuk membiayai kegiatan maksiat.
Melanggar Hukum Waris, memutuskan
silaturahmi dengan kerabatnya, maka wasiat ini
haram dilaksanakan.
31. ALLOH BER-WASIAT
Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan sungguh, Kami
telah memerintahkan (Mewasiatkan) kepada orang yang diberi kitab suci sebelum kamu
dan (juga) kepadamu agar bertakwa kepada Allah. Tetapi jika kamu ingkar, maka
(ketahuilah), milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan Allah
Mahakaya, Maha Terpuji.
[QS 4 : 131]
َو ِِۗض ارَ ااۡل ىِف لَم َو ِت ٰو ٰمَّسال ىِف لَم ِ ہ ِّٰلل َوادًََّلَلنایَّص َوُا َانیِذَّالواُت او
واًَُّّتا ِنَا امُكَّلیِا َو امُكِلابَق انِم َبٰتِكاالِ ہ ِّٰلل َِّنلَف ا اوُرُفاكَت انِا َِۗو َ ہاّٰللىِف لَم
ِنَغ ُ ہاّٰلل َلنَك َو ِِۗض ارَ ااۡل ىِف لَم َو ِت ٰو ٰمَّسالًادایِمَح الی
32. ALLOH BER-WASIAT
Dan Kami wajibkan (Wasitkan) kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua
orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan
sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi
keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan.
[QS 29: 8]
ِۗ لًناسُح ِهایَدِلا َوِب َلنَسانِ ااۡل َلنایَّص َو َوَم ايِب َك ِراشُتِل َكٰدَهلَج انِا َوَاسیَل ل
ِج ارَم َّيَلِاِۗ لَمُهاِۡطُت َِلَف ٌمالِع ٖهِب َكَلانُك لَمِب امُكَُُِبنُلَف امُكَُۡن اوُلَماَۡت امُت
34. ALLOH BER-WASIAT
Dan Kami perintahkan (wasiatkan) kepada manusia agar berbuat baik kepada
kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai
menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah
dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku,
berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau
limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat
kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir
sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan
sungguh, aku termasuk orang muslim.”
[QS 46: 15]
35. ALLOH BER-WASIAT
َوَلنایَّص َوَلَمَح ِۚهایَدِلا َوِب َلنَسانِ ااۡلَّو ٍناه َو ىٰلَع لًناه َو ٗهُّمُا ُهاتٗهُللَصِف
ایَدِلا َوِل َو ايِل ارُكاشا ِنَا ِانیَملَع ايِفَّيَلِا َِۗكُاری ِصَماال
[QS 46: 15]
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada
kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua
tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya
kepada Aku kembalimu.