Roland Barthes adalah filsuf, kritikus sastra, dan semolog Prancis yang paling eksplisit mempraktikkan semiologi Ferdinand de Saussure, bahkan mengembangkan semiologi itu menjadi metode untuk menganalisis kebudayaan.Roland Barthes lahir pada 12 November 1915 dan meninggal pada 25 Maret 1980. Ia sering terkena penyakit di usianya ke 20 sudah hidup di karantina karena penyakit TBC. Seorang anak dari seorang pelaut yang di usia 1 tahun sudah di tinggal ayahnya dan menjadi anak yatim. Meninggal tahun 1980 saat dipuncak karier karena kecelakaan dan tertabrak mobil loundre.
3. —Roland Barthes
Semiologi adalah tujuan untuk mengambil
berbagai sistem tanda seperti substansi dan
batasan, gambar-gambar, berbagai macam
gesture, berbagai suara music, serta berbagai
obyek, yang menyatu dalam system of
significance.
4. ROLAND BARTHES
Menjelaskan Biografi
Roland Barthes
BIOGRAFI TEORI SEMIOTIKA
Menjelaskan Teori
Semiotika Roland Barthes
APLIKASI TEORI
Mengaplikasikan Teori
Semiotika Roland Barthes
6. BIOGRAFI ROLAND BARTHES
Roland Barthes adalah filsuf, kritikus sastra, dan semolog Prancis yang
paling eksplisit mempraktikkan semiologi Ferdinand de Saussure,
bahkan mengembangkan semiologi itu menjadi metode untuk
menganalisis kebudayaan.Roland Barthes lahir pada 12
November 1915 dan meninggal pada 25 Maret 1980. Ia sering terkena
penyakit di usianya ke 20 sudah hidup di karantina karena penyakit TBC.
Seorang anak dari seorang pelaut yang di usia 1 tahun sudah di
tinggal ayahnya dan menjadi anak yatim. Meninggal tahun 1980 saat
dipuncak karier karena kecelakaan dan tertabrak mobil loundre.
7. Roland Barthes menerbitkan tiga buku, S/Z, Mythologies, dan The Fashion System, sebagai
tiga dokumen yang menunjukkan usaha pengembangannya. Dalam S/Z, dia membagi-bagi
novel Balzac, Sarassine, menjadi 561 lexia (satuan bacaan). Pembongkaran itu dilakukan untuk
kemudian direkonstruksi kembali.Di mata Barthes, suatu teks merupakan sebentuk
konstruksi belaka. Bila hendak menemukan maknanya, maka perlu dilakukan rekonstruksi
dari teks itu sendiri.
Sementara, dalam The Fashion System, Barthes mengkaji fashion sebagai sebuah
sistem tanda seperti model linguistik Saussure. Mythologies merupakan kumpulan esainya
mengenai berbagai aspek kebudayaan Prancis, dari balap sepeda Tour de France, tarian
telanjang, mainan anak-anak, wrestling, dan sebagainya. Semiotik, secara etimologis istilah
semiotik berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda”. Secara terminologis,
semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek,
peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda.
9. Teori Semiotika Roland Barthes
Signification Denokasi dan
Konotasi
Metalanguage
(Myth atau Mitos)
10. Signification
Menurut Barthes, signification dapat dipahami sebagai sebuah proses yang berupa tindakan,
yang mengikat signifier dan signified, dan yang menghasilkan sebuah tanda. Dalam proses
tersebut, dua bagian dari sebuah tanda tergantung satu sama lain dalam arti bahwa signified
diungkapkan melalui signifier, dan signifier diungkapkan dengan signified. Misalnya, kata
“kucing”. Ketika kita mengintegrasikan signifier “kucing” dengan signified “hewan berkaki
empat yang mengeong”, maka bahasa tanda “kucing” pun muncul. Proses ini disebut sebagai
signification atau sebuah sistem signifikasi.
11. DENOTATION DAN KONOTASI
Denotation adalah order of signification yang pertama. Pada tingkatan ini terdapat sebuah tanda
yang terdiri atas sebuah signifier dan sebuah signified. Dalam artian, denotation merupakan apa
yang kita pikirkan sebagai sebuah literal, bersifat tetap, dan memiliki makna kamus sebuah kata
yang secara ideal telah disepakati secara universal. Sedangkan, connotation adalah order of
signification yang kedua yang berisi perubahan makna kata secara asosiatif. Menurut Barthes, hal
ini hanya berlaku pada tataran teoritis. Pada tataran praktis, membatasi makna ke dalam
sebuah denotative akan sangat sulit karena tanda selalu meninggalkan jejak makna dari konteks
sebelumnya.
12. Dalam semiotika, denotation dan connotation adalah dua istilah yang menggambarkan
hubungan antara signifier dan signified. Selain itu, denotation dan connotation juga
menggambarkan sebuah perbedaan analitis yang dibuat antara dua
jenis signified yaitu denotative signified dan connotative signified (Chandler,
2008). Denotation dan connotation selalu digambarkan dalam istilah level of
representation atau level of meaning. Dalam bukunya yang berjudul Elements of
Semiology (1964), Roland Barthes membedakan denotation dan connotation dengan merujuk
pada pendapat Louis Hjelmslev dengan menggunakan istilah orders of signification.
Konotasi adalah tingkatan signifikansi kedua. Konotasi dipakai untuk menjelaskan salah satu
dari 3 cara kerja tanda dalam tatanan pertandaan kedua yang menggambarkan interaksi
berlangsung ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi penggunanya dan nilai-nilai
kulturalnya.
13. METALANGUAGE (MITOS)
Menurut Barthes, mitos adalah signification dalam tingkatan connotation. Jika sebuah tanda
diadopsi secara berulang dalam dimensi syntagmatic maka bagian adopsi akan terlihat lebih
sesuai dibandingkan dengan penerapan lainnya dalam paradigmatic.
Kemudian connotation tanda menjadi dinaturalisasi dan dinormalisasi. Naturalisasi mitos adalah
sebuah bentukan budaya.
Mitos merupakan a second-order semiological system. Sebuah tanda dalam sistem pertama
menjadi signifier pada sistem kedua. Menurut Barthes, tanda adalah sistem pertama, atau
bahasa, sebagai bahasa obyek, dan mitos
sebagai metalanguage. Signification mitos menghapus sejarah atau narasi tanda dan mengisi
ruang kososng tersebut dengan makna yang baru.
15. Analisis Semiotika Roland Barthes Dalam Film
Bintang Ketjil
Sinopsis Film
Para orang tua anak-anak kecil itu panik. Anak-anak mereka tidak pulang. Diculik? Ternyata
tidak. Mereka berusaha mencari jalan sendiri pergi ke Kebon Binatang, sebagaimana pernah
dijanjikan orang tua mereka masing-masing. Maria dan Suzy ditolong oleh seorang lelaki tua,
bekas guru mereka, untuk bisa pergi ke Kebon Binatang dan tempat-tempat hiburan lain.
Semua akibat orang tua yang suka “obral” janji, namun tak dapat (lupa) memenuhinya. Orang
tua mereka mengira diculik dan lapor polisi. Polisi berhasil menemukan mereka dan
mengembalikan pada orang tuanya, tapi sang bekas guru terguncang karena peristiwa ini dan
masuk rumah sakit jiwa.
16.
17. Analisis
Denotasi, Ibu Guru dan para murid siswa/siswi di dalam kelas serta orang tua/wali
murid yang bersiap menjemput pulang. Konotasi yang ada dalam gambar 4 guru
sedang menjelaskan kepada muridnya untuk pulang ke tempat mereka tinggal.
Mitos, salah satu cara mencegah terjadinya kriminalitas adalah dengan
menjemput anak di sekolah, pihak sekolah dan guru akan merasa lebih tenang.