Pada era Ibnu Qutaibah, tidak membagi penyair menjadi beberapa tingkatan. Dan penyair-penyair tersebut kira-kira ada 200 penyair yang terdapat dalam kitabnya Ibnu Qutaibah. Kitab Ibnu Qutaibah lebih menyerupai kepada kitab/ buku-buku sejarah daripada kitab tentang thobaqat.
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
كتاب الشعر والشعراء لابن قتيبة
1.
2.
Pada era Ibnu Qutaibah, tidak membagi penyair
menjadi beberapa tingkatan. Dan penyair-penyair
tersebut kira-kira ada 200 penyair yang terdapat dalam
kitabnya Ibnu Qutaibah. Kitab Ibnu Qutaibah lebih
menyerupai kepada kitab/ buku-buku sejarah daripada
kitab tentang thobaqat.
قتيبة البن والشعراء الشعر
3.
Kritikus pada era Ibnu Qutaibah tidak mengetahui
syiir-syiir pada era mereka sendiri. Meraka menyangka
bahwasanya syiir modern itu sudah tidak ada harganya
lagi, sedangkan syiir lama malah dianggap syiir yang
maju. Namun, sebagian golongan berpendapat lain,
bahwa syiir modern itu lebih baik daripada syiir lama.
Mereka sudah memegang teguh pada pendapat
mereka, golongan yang pertama tidak menerima syiir
modern walaupun syiir tersebut bagus dan golongan
kedua sebaliknya. Ibnu Qutaibah menganggap
bahwasanya kualitas syiir tersebut tidak terlihat.
Posisi Penulis yang Moderat
dari Tradisi Lama dan Baru
4.
Ibnu Qutaibah berpandangan bahwa para penyair
modern itu menggunakan tradisi yang dilakukan para
penyair lama pada nadhom syiir mereka.
Komitmen pada Tradisi
Puisi yang Diwariskan
5.
Ibnu Qutaibah menemukan bahwa puisi lama dimulai
dari berpijak pada reruntuhan kemudian berpindah
pada keturunan kemudian mendeskripsikan perjalanan
dan yang terakhir pujian-pujian. Tujuan para penyair
adalah untuk menghasilkan uang.
Membangun Puisi Lama
6.
Ibnu Qutaibah berpendapat bahwa para penyair itu
menyusun syiir nya berdasarkan alasan akhlaqiyah/
moral dan juga material. Mereka menyebutkan
terdapat keserakahan, kemarahan, kerinduan,
minuman, pilihan tempat dan waktu. Ibnu Qutaibah
tidak melihat adanya syiir indah yang berasal dari
perasaan yang tulus.
Sebab Munculnya Syiir
dan Alasan-alasannya
7.
Asli menurut Ibnu Qutaibah yaitu syiir yang apa
adanya, tidak dibuat-buat dan mampu berimprovisasi
dalam pengucapannya (tanpa persiapan). Para penyair
membagi syiir menjadi dua macam:
1. Syiir asli
2. Syiir buatan
Ciri-ciri syiir buatan yaitu syiirnya tidak terpisah
dengan yang lain.
Syiir Asli dan Palsu
(dibuat-buat)
8.
Ibnu Qutaibah membagi syiir menjadi 4 bagian:
Lafadz yang indah dan makna yang serius
Lafadz yang indah dan makna yang tidak berfaedah
Makna yang serius dan lafadz yang singkat
Mengakhirkan lafadz dan maknanya
Makna menurut Ibnu Qutaibah yaitu tujuan/pikiran
umum yang diucapkan oleh penyair.
Sedangkan lafadz yaitu gaya, ungkapan, dan bukan
kata tunggal.
Lafadz dan Makna
9.
Bagian- bagian dari qosidah itu berhubungan satu sama
lain. Namun, masalah ini tidak diketahui oleh para
kritikus dan tidak mengetahui masalah pada qosidah
lama. Maka Ibnu Qutaibah melihat perlunya
pembagian pada qosidah dengan tingkatan makna/
bait-baitnya.
Kesatuan Qosidah
(puisi)
10.
Plagiasi mulai merebak pada akhir abad ketiga dan
sepanjang abad ke-empat. Perkara ini merupakan salah
satu isu kritik sastra yang paling penting. Ibnu
Qutaibah tidak membahas hal ini secara eksplisit.
Adanya penyeimbangan antara syiir yang asal dengan
syiir yang diambil. Isltilah umum “mengambil”
menurut Ibnu Qutaibah bukan diambil dari kata
“pencurian”.
Plagiasi