Julia Kristeva adalah seorang filsuf Perancis
Lahir di Bulgaria, 24 Juni 1941
Hidup dan berkarya di Paris sejak pertengahan tahun 1960-an
Mencapai reputasi yang istimewa sebagai seorang linguis dan ahli semiotik ketika ia bergabung dengan kelompok Tel Quel di Paris pada akhir 1960-an dan tahun 1965.
Menuntut ilmu di Paris dengan beasiswa dari pemerintah Prancis dan menyiapkan tesis universitas di bidang sastra saat menempuh pendidikan di Universitas Sofia tahun 1965.
Tesis doktoralnya berjudul “La Révolution du langage poétique” yang pertama kali diterbitkan dalam bahasa Prancis pada tahun 1974 (Revolusi dalam Bahasa Puisi, diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1985) dan merupakan karya besarnya yang membuatnya mendapatkan jabatan profesor penuh di akademisi Prancis.
5. Julia Kristeva adalah seorang filsuf Perancis
Lahir di Bulgaria, 24 Juni 1941
Hidup dan berkarya di Paris sejak pertengahan tahun 1960-an
Mencapai reputasi yang istimewa sebagai seorang linguis dan ahli semiotik ketika
ia bergabung dengan kelompok Tel Quel di Paris pada akhir 1960-an dan tahun
1965.
Menuntut ilmu di Paris dengan beasiswa dari pemerintah Prancis dan
menyiapkan tesis universitas di bidang sastra saat menempuh pendidikan di
Universitas Sofia tahun 1965.
Tesis doktoralnya berjudul “La Révolution du langage poétique” yang pertama
kali diterbitkan dalam bahasa Prancis pada tahun 1974 (Revolusi dalam Bahasa
Puisi, diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1985) dan merupakan karya
besarnya yang membuatnya mendapatkan jabatan profesor penuh di akademisi
Prancis.
< >
6. Mon
Tue
Wed
Thu
Fri
Wknd
. . .
Penghargaan
Pejabat Legiun Kehormatan Prancis
(penghargaan tertinggi di Prancis) pada tahun
1997
Penghargaan Hanna Arendt untuk Pemikiran
Politik yang bergengsi pada tahun 2006
Tahun 2004 orang pertama yang dianugerahi
Norway's Prix Holberg sebagai pengakuan
atas “eksplorasi pertanyaannya yang inovatif
di persimpangan bahasa, budaya dan sastra
yang menjembatani penelitian lintas
humaniora dan ilmu sosial di seluruh dunia
yang memiliki dampak signifikan pada teori
feminis”
.
Homework
Erlenmeyer
Lunch
Watercolours
< >
10. Mon
Tue
Wed
Thu
Fri
Wknd
. . .
Semanalisis
Semanalisis adalah sebuah "pendekatan terhadap bahasa sebagai suatu proses
penandaan (signifiying process) yang heterogen dan terletak pada subjek-subjek yang
berbicara “(speaking subjects)".
Semanalisis mengkaji strategi strategi bahasa yang khas di dalam situasi-situasi
yang khas, ia merupakan pengkajian terhadap bahasa sebagai wacana yang spesifik
bukan sebagai sistem (langue) yang berlaku umum.
Semanalisis mendekati dan memahami makna secara kontekstual, menganggap
bahwa pengkajian teks beserta dengan konteksnya masing-masing adalah sama
pentingnya. Semanalisis memahami makna bukan lagi sebagai sistem tanda, melainkan
sebagai proses penandaan yang memperlihatkan pelepasan dan artikulasi lebih lanjut dari
"drives" yang dikendali oleh kode sosial dan belum tereduksi ke dalam sistem bahasa,
yakni yang dinamakan sebagai "genotek" oleh Kristeva.
< >
11. Mon
Tue
Wed
Thu
Fri
Wknd
. . .
Gonoteks dan Fonoteks
Genoteks adalah teks yang mempunyai kemungkinan tak terbatas
yang menjadi landasan bagi teks-teks aktual. Genoteks mencakup seluruh
< >
kemungkinan yang dimiliki oleh bahasa dimasa lampau, sekarang dan masa
yang akan datang sebelum tertimbun dan tenggelam di dalam fenoteks.
Fenoteks adalah teks aktual yang bersumber dari genoteks. Fenoteks
meliputi seluruh fenomena dan ciri-ciri yang dimiliki oleh struktur bahasa, kaidah-
kaidah genre, bentuk melismatik yang terkode, idiolek pengarang dan gaya
interpretasi. Jadi, segala sesuatu di dalam performansi bahasa yang berfungsi
untuk komunikasi, representasi, dan ekspresi; dan segala sesuatu yang dapat
diperbincangkan, yang membentuk jalinan nilai-nilai budaya, yang secara
langsung berhubungan dengan alibi-alibi ideologis disuatu zaman.
12. Makna Signifikasi dan Signifiance
Signifikasi yaitu makna yang melembagakan dan dikontrol
secara sosial (tanda berfungsi sebagai refleksi dari konvensi dan
kode-kode sosial yang ada).
Signifiance, yaitu makna yang subversif dan kreatif, dalam
arti lain bahwa makna yang baru juga penciptaan yang tanpa
batas dan tak terbatas, signifiance berada pada batas terjauh dari
subjek, konvensi moral, tabu, dan kesepakatan sosial dalam
suatu masyarakat.
< >
13. Mon
Tue
Wed
Thu
Fri
Wknd
. . .
Intertekstualitas
Intertekstualitas adalah hubungan antara sebuah teks
tertentu dengan teks-teks lain.
Menurut Kristeva, prinsip yang paling mendasar dari
intertekstualitas adalah bahwa seperti halnya tanda-tanda mengacu
kepada tanda-tanda yang lain setiap teks mengacu kepada teks-teks
yang lain.
Gerakan intertekstualitas ini tanpa batas, sejajar dengan proses
semiosis yang juga tak berujung pangkal.
Dalam pandangan Kristeva, setiap teks memperoleh bentuknya
sebagai mozaik, yakni kutipan-kutipan yang kemudian membentuk
sebuah bangunan atau makna yang baru dan utuh. Bagi Kristeva,
sebuah karya hanya dapat dibaca dalam kaitannya dengan atau dalam
pertentangannya terhadap teks-teks lain yang menjadi resapannya
< >
16. Mon
Tue
Wed
Thu
Fri
Wknd
. . .
Dalam pengaplikasian teori semanalisis maka harus ditentukan terlebih
dahulu mana yang gonoteks dan yang mana fonoteksnya
Genoteks pada ayat tersebut menjelaskan tentang rahmat hujan, yang jelas
disebutkan pada kata ‘wayansyuru rohamatahu’ (dan menyebarkan rahmat-
Nya). Jelasnya pada kata ‘rohamatahu’, maka dapat diketahui bahwa hujan
yang turun pada ayat tersebut merupakan curahan rahmat yang Allah berikan
kepada mereka.
Fenoteks pada ayat ini menjelaskan bahwa secara eksplisit ayat tersebut
menjelaskan turunnya hujan setelah keputusasaan manusia atas penantian
hujan yang lama tidak turun, dan turunnya hujan dari langit merupakan bentuk
rahmat Allah kepada makhluknya, dan tidak lain juga untuk melindungi
makhluknya karena Allah juga memiliki sifat yang Maha pelindung lagi Maha
Terpuji.
Pada intinya fenoteks terlahir dari genoteks yakni Qs. Al-Syuraa ayat 28
sebagai genoteks dan makna yang terlahir dari ayat tersebut merupakan
fenoteksnya.
< >
17. Mon
Tue
Wed
Thu
Fri
Wknd
. . .
Pemaknaan dalam konteks eksistensi hujan pada ayat ini
Secara signifikasi disesuaikan dengan isi ayat Al-Qur’an tanpa mencampur
baurkannya dengan konteks realitas selain dari penjelasan Al-Qur’an. Jika
diterapkan dalam Qs. Al-Syuraa ayat 28, maka akan didapat bahwa ayat
ini menjelaskan turunnya hujan yang didasari dari keputusasaan manusia
dan rahmat yang Allah berikan pada makhluknya.
Pemaknaan signifiance pada ayat ini dalam perspektif penulis sendiri
menjelaskan bahwa setiap masalah pasti memiliki jalan keluarnya, yang
tidak lain hanya kepada Allah saja tempat meminta pertolongan, dan
sesungguhnya Allah tidak akan menguji seorang hamba melebihi
kemampuan hambaNya.
< >
18. Pemaknaan lain dari ayat inipun bisa saja muncul
misalnya sebenarnya Allah ingin melihat kesabaran juga
ketakwaan yang ada pada hambaNya ketika diberi cobaan,
dan ketika berhasil melewati cobaan ini dengan keikhlasan
dan kesabaran maka Allah memberikan rahmat yang
berlimpah pada hambaNya
< >
19. Mon
Tue
Wed
Thu
Fri
Wknd
. . .
Contoh: Hubungan antara Qs. As-Syuara Ayat 28 dengan ayat-
ayat lainnya.
Hujan sebagai rahmat: Qs. Al-Anfal ayat 11
Artinya:
“(ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu
penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan
dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan
dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu
dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu).”
Hujan sebagai azab dan musibah: Qs. Hud ayat 44
Artinya:
“Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan Hai langit (hujan)
berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera
itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang
yang zalim.”
20. Mon
Tue
Wed
Thu
Fri
Wknd
. . .
Meski memiliki pemahaman yang berbeda namun tetap
semuanya merupakan kehendak dari Allah swt semata. Baik
hujan yang dimaknai sebagai rahmat atau azab keduanya
memiliki sebab dan sangat berhubungan dengan cara manusia
bersikap.
Adapun hujan sebagai rahmat, manusia dituntut untuk selalu
bersyukur dan mentadabburi kasih sayang Allah yang telah
menurunkan hujan, sedangkan sebagai azab, hendaknya
manusia membenah diri, dan memaknainya juga sebagai bentuk
kasih sayang Allah yang telah memperingatkan kita.
Adanya intertekstualitas dari pemahaman ataupun teori
pendekatan yang diberikan oleh Julia Kristeva menandakan
adanya kesamaan dan memiliki singgungan terhadap teks lainnya
yang sama-sama menjelaskan tentang hujan
< >