SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Teori kritis merupakan upaya sadar untuk memadukan teori dan praxis (tindakan). Teori-teori
tersebut jelas normatif dan bertindak untuk mencapai perubahan kondisi yang dapat
mempengaruhi masyarakat, atau sebagaimana dikatakan Della Pollock dan J. Robert Cox, “to
read the world with an eye towards shaping it”. Penelitian kritis bertujuan untuk
mengungkapkan cara di mana kepentingan-kepentingan antar kelompok saling bersaing dan
berbenturan, serta di mana konflik diselesaikan untuk mendukung kelompok-kelompok tertentu
atas yang lain. Teori kritis oleh karena itu, sangat peduli terhadap kepentingan-kepentingan
kelompok marjinal (marginalized groups).
A. Pengertian Teori Kritis
Istilah teori kritis pertama kali ditemukan Max Hokheimer pada tahun 30-an. Awalnya teori
kritis berarti pemaknaan kembali gagasan-gagasan ideal modernitas berkaitan dengan nalar dan
kebebasan. Pemaknaan ini dilakukan dengan mengungkap deviasi dari gagasan-gagasan ideal
tersebut dalam bentuk saintisme, kapitalisme, industri kebudayaan, dan institusi politik borjuis.
Untuk memahami pendekatan teori kritis, tidak bisa tidak, harus menempatkannya dalam
konteks Idealisme Jerman dan kelanjutannya. Karl Marx dan generasinya menganggap Hegel
sebagai orang terakhir dalam tradisi besar pemikiran filosofis yang mampu ”mengamankan”
pengetahuan tentang manusia dan sejarah. Namun, karena beberapa hal, pemikiran Marx mampu
menggantikan filsafat teoritis Hegel. Menurut Marx, hal ini terjadi karena Marx menjadikan
filsafat sebagai sesuatu yang praktis; yakni menjadikannya sebagai cara berpikir (kerangka pikir)
masyarakat dalam mewujudkan idealitasnya. Dengan menjadikan nalar sebagai sesuatu yang
’sosial’ dan menyejarah, skeptisisme historis akan muncul untuk merelatifkan klaim-klaim
filosofis tentang norma dan nalar menjadi ragam sejarah dan budaya forma-forma kehidupan.
Dan dapat diartikan sebagai teori yang menggunakan metode reflektif dengan melakukan
kritik secara terus-menerus terhadap tatanan atau institusi sosial, politik atau ekonomiyang
ada.Teori kritis menolak skeptisisme dengan tetap mengaitkan antara nalar dan kehidupan sosial.
Dengan demikian, teori kritis menghubungkan ilmu-ilmu sosial yang bersifat empiris dan
interpretatif dengan klaim-klaim normatif tentang kebenaran, moralitas, dankeadilanyang secara
tradisional merupakan bahasan filsafat. Dengan tetap memertahankan penekanan terhadap
normativitas dalam tradisi filsafat, teori kritis mendasarkan cara bacanya dalam konteks jenis
penelitian sosial empiris tertentu, yang digunakan untuk memahami klaim normatif itu dalam
konteks kekinian.
B. Tujuan dan Karakteristik Teori Kritis
Tujuan teorikritis adalah menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong
kebebasan, keadilan dan persamaan. Teori ini menggunakan metode reflektif dengan cara
mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi sosial, politik atau ekonomi yang
ada, yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaan.[1]
Ciri khas Teori Kritis tidak lain ialah bahwa teori ini tidak sama dengan pemikiran filsafat
dan sosiologi tradisional. Singkatnya, pendekatan teori ini tidak bersifat kontemplatif atau
spektulatif murni. Pada titik tertentu, ia memandang dirinya sebagai pewaris ajaran Karl Marx,
sebagai teori yang menjadi emansipatoris. Selain itu, tidak hanya mau menjelaskan,
mempertimbangkan, merefleksikan dan menata realitas sosial tapi juga bahwa teori tersebut mau
mengubah.
Pada dasarnya, esensi Teori Kritis adalah konstruktivisme, yaitu memahami keberadaan
struktur-stuktur sosial dan politik sebagai bagian atau produk dari intersubyektivitas dan
pengetahuan secara alamiah memiliki karakter politis, terkait dengan kehidupan sosial dan
politik.
C. Macam-macam Teori Kritis
1. Marxisme
`Marxisme dianggap sebagai dasar pemikiran dari semua teori-teori yang ada dalam tradisi kritis.
Marxiesme ( dengan M besar) berasal dari pemikiran Karl Marx, seorang ahli filsafat, sosiologi
dan ekonomi dan Friedrich Engels, sahabatna. Marxisme beranggapan bahwa sarana produksi
dalam masyarakat bersifat terbatas. Ekonomi adalah basis seuruh kehidupan sosial. Saat ini,
kehidupan sosial dikuasai oleh kelompok kapitalis, atau sistem ekonomi yang ada saat ini adalah
sistem ekonomi kapitalis.
Dalam masyarakat yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis, profit merupakan faktor
yang mendorong proses produksi, dan menekan buruh atau kelas pekerja. Hanya dengan
perlawanan terhadap kelas dominan (pemilik kapital) dan menguasai alat-alat produksi, kaum
pekerja dapat memperoleh kebebasan. Teori Marxist klasik ini dinamakan ’The Critique of
Political Economy’ (kritik terhadap Ekonomi Politik).
Marx ingin membangun suatu filsafat praxis yang benar-benar dapat menghasilkan
kesadran untuk merubah realitas, pada saat Marx hidup, yakni masyarakat kapitalis berkelas dan
bercirikan penghisapan. Teori Marx meletakkan filsafat dalam konteks yang historis, sosiologis
dan ekonomis. Teori Marx bukan sekedar analisa terhadap masyarakat. Teori Marx tidak bicara
eonomi semata tetapi ”usahanya untuk membuka pembebasan manusia dari penindasan
kekuatan-kekutan ekonomis”.
Menurut Marx, dalam sistem ekonomi kapitalis yang mengutamakan profit, masing-masing
kapitalis beruang mati-matian untuk mengeruk untuk sebanyak mungkin. Jalan paling langsung
untuk mencapai sasaran itu adalah dengan penghisapan kerja kaum pekerja. Namun kaum
pekerja lama-lama memiliki kesadaran kelas dan melawan kaum kapitalis.
Yang akan terjadi menurut ramalan Marx adalah penghisapan ekonomi dengan cara
penciptaan kebutuhan-kebutuhan artifisial (palsu) lewat kepandaian teknologi kaum kapitalis.
Oleh karena itu kaum kapitalis monopolis ditandai dengan kemajuan teknologi yang luar biasa.
Dengan difasilitasi teknologi, tidak lagi terjadi penghisapan pekerja oleh majikan di sebuah
perusahaan, tetapi penghisapan ekonomi ”si miskin” oleh ”si kaya” di luar jam kerja, di luar
institusi ekonomi. Kapitalisme dapat menimbun untung karena nilai yang diberikan oleh tenaga
kerja secara gratis, di luar waktu yang sebenarnya diperlukan untuk memproduksi suatu
pekerjaan, Inilah salah satu kritik ekonomi politik kapitalisme Marx.
2. Frankfurt School
Frankfurt School atau Sekolah Frankfurt merupakan aliran atau mazhab yang secara
sederhana sering dipahami sebagai ”aliran kritis”. Teori-teori kritis banyak dikembangkan oleh
akademisi dengan meninggalkan ajaran asli Marxisme, namun perlawanan terhadap dominasi
dan penindasan tetap menjadi ciri khas. Teori-teori kritis ini sering disebut neo marxist
(amarxisme baru) atau marxist (denan m kecil).
Farnkfurt School berasal dari pemikiran sekelompok ilmuwan German di bidang filsafat,
sosiologi dan ekonomi yang tergabung ”the Institute for Sosial Research” yang didirikan di
Frankfurt, Jerman pada tahun 1923. Anggota-anggotanya antara lain : Max Horkheimer, Theodor
Adorno dan Hebert Macuse.
Frankfurt School diilhami ajaran Karl Marx, namun sekaligus melampui dan meninggalkan
ajaran Marx secara baru dan kreatif. Cara pemikiran Sekolah Frankfurt mereka sebut sendiri
sebagai ”Teori Kritik Masyarakat”. Teori Kritis memandang diri sebagai pewaris cita-cita Karl
Marx, sebagai teori yang emansipatoris. Teori Kritis tidak hanya menjelaskan tetapi mengubah
pemberangusan manusia.
Maksud teori itu adalah membebaskan manusia dari pemanipulasian para teknokrat
modern. (Sindhunata, 1983 : xiii). Teori Kritik Masyarakat pada hakekatnya mau menjadi
”Aufklarung”. Aufklarung berarti : mau membuat cerah, mau mengungkap segala tabir yang
menutup tabir, yang menutup kenyataan yang tak manusiawi terhadap kesadaran kita. Teori
Kritik Masyarakat mengungkapkan apa yang dirasakan oleh kelas-kelas tertindas, sehingga
kelas-kelas ini menyadari ketertindasannya dan memberontak.
Dalam Frankfurt School dikeal nama Jurgen Habermas, murid termasyhur Theodor W.
Adorno, yang membaharui Teori Kritis secara fundamental. Pokok pembaharuannya tersebut
adalah :
1. Bila ajaran Marx menganggap basik seluruh kehidupan adalah ekonomi dan bekerja adalah
aktivitas pokok manusia, maka menurut Habermas pekerjaan hanya salah satu tindakan dasar
manusia saja.
2. Di samping pekerjaan masih terdapat tindakan yang sama dasariah, yaitu interaksi atau
komunikasi antarmanusia,
Dalam konteks kedua ini kemudian nama Jurgen Habermas menjadi sangat terkenal di
kalangan akademisi komunikasi. Menurut Habermas penidasan tidak dapat bersifat total, tetapi
masih ada tempat di mana manusia dapat mengalami ide kebebasan, sehingga selalu masih ada
tempat berpijak untuk menentang penindasan. Tempat itu adalah komunikasi.
Temuan Habermas bahwa komunikasi adalah ”tempat ide kebebasan” dijelaskan Suseno
sebagai berikut :
”Habermas memperlihatkan bahwa komunikasi tidak mungkin tanpa adanya kebebasan,
Kita dapat saja dipaksa atau didesak untuk mengatakan ini atau itu, tetapi kita tak pernah dapat
dipaksa untuk mengerti. Manangkap maksud orang lain pun tak pernah dapat dipaksakan. Begitu
pula orang tak dapat dipaksa menyadari suatu kebenaran, untuk menyetujui suatu pendapat
dalam hati, atau untuk mencinta seseorang. Dalam pengalaman komunikasi sudah tertanam
pengalaman kebebasan”. (Sindhunata, 1983 : xxiii).
3. Postmodernisme
Postmodernisme adalah paham yang menolak bahwa proyek pencerahan yang dijanjikan
moderenitas. Menurut penganut posmodernisme, modernitas yang ditandai dengan munculnya
masyarakat industri dan banyaknya informasi telah memanipulasi berbagai hal termasuk
pengetahuan. Beberapa tokoh postmodernisme adalah :
1. Jean Fracois Lyotard, berpendapat bahwa postmodernime menolak janji besar
modernisme, bahwa modernisme membawa kemauan masyarakat.
2. Jean Baurillard, berpendapat bahwa dalam modernisme, realitas dan cerita tdak dapat
dibedakan. Maka budaya dalam masyarakat modern tidak dapat dipercaya karena merupakan
realitas artifisal atau realitas palsu. Misal : dengan kemauan teknologi, lukisan asli tidak dapat
dibedakan dengan lukisan pasu. Bahkan kadang yang palsu lebih bagus dari yang asli.
Postsrukturalis : adalah salah satu cabang postmodernisme yang secara khusus menolak
makna-makna tanda yang sudah terstruktur dalam pola pikir masyarakat. Setiap orang bebas
menafsirkan makna tanda yang ditemui. Roland Barthes tentang semiotika adalah salah satu
contoh.
Postkolonialisme : juga merupakan salah satu anak cabang postmodernisme, tetapi yang
secara khusus mempelajari budaya-budaya yang ada saat ini sebagai akibat proses penjajahan
masa lalu.[2]
4. Kajian Budaya
Teori-teori dalam Kajian Budaya berminat dalam mempelajari budaya-budaya yang
terpinggirkan oleh ideologi-ideologi dominan yang hidup pada sebuah budaya. Fokus Kajian
Budaya adalah perubahan sosial, yaitu munculnya atau diakuinya budaya-budaya yang
termarginalkan tersebut. Ini yang membedakan dengan Frankfur School yang melawan dominasi
untuk merebut kekuasaan dalam masyarakat. ”Arena bermain” Kajian Budaya antara lain : ras,
gender, usia.
Kajian Budaya merupakan sebuah bidang studi interdisipliner. Kajian Budaya diakui
sebagai bidang studi secara resmi, ditandai dengan munculnya ”the Centre for Contempory
Cultural Studies” di Birmingham, Inggris tahun 1964.
Salah satu teori atau konsep baru postmodern khususnya postkolonialisme dan juga dapat
dikategorikan sebagai kajian Budaya adalah : Teori Identitas Budaya yang dibuat Stuart Hall.
Teori ini menolak identitas Afrika (orang-orang kulit hitam) seperti yang diberikan oleh Eropa
(orang-orang kulit putih).
5. Feminisme
Studi feminisme adalah label ”generik” bagi studi yang menggali makna penjenis
kelaminan (gender) dalam masyarakat. Perumus-perumus teori feminisme mengamati bahwa
banyak aspek dalam kehidupan memiliki makna gender. Gender adalah konstrusi sosial yang
meskipun bermanfaat, tetapi telah didominasi oleh bias laki-laki dan merugikan wanita. Teori
Feminisme bertujuan untuk terjadina kesetaraan antara laki-laki dan wanita di dunia.
Salah satu teori feminisme, khususnya teori komunikasi feminisme adalah tentang
Representasi yang disusun oleh Rakow dan Wackwitz.Rakow dan Wackwitz meneliti
penggunaan-penggunaan bahasa yang digunakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut
:
1. Siapa dipilih untuk berbicara atau memutuskan sesuatu adalah merupakan pertanyaan politis,
yang menempatkan dimana posisi perempuan dan dimana laki-laki.
2. Siapa berbicara untuk siapa, atau suara siapa, yang dimuculkan dalam teks.
3. Satu bagian untuk mengungkapkan keseluruhan atau berbicara sebagai bagian dari
kelompok.
4. Siapa dapat berbiara dan merepresentasikan siapa?
5. Pemilihan penulis dan penerbit media.
Dalam kaitan dengan 5 pertanyaan di atas, penelitian Claire Johnson tentang film sejak
1970 menyimpulkan bahwa ”perempuan ditampilkan sebagaimana dikehendaki oleh laki-laki”,
dan Mary Ann Doane’s seorang analis film hollywood mengatakan bahwa ”perempuan harus
ditampilkan dalam sudut pandang perempuan, keinginan perempuan dan kegiatan perempuan”.
Salah satu teori feminisme itu adalah muted group theory, yang dirintis oleh antropolog
Edwin Ardener dan Shirley Ardener. Melalui pengamatan yang mendalam, tampaklah oleh
Ardener bahwa bahasa dari suatu budaya memiliki bias laki-laki yang melekat di dalamya, yaitu
bahwa laki-laki menciptakan makna bagi suatu kelompok, dan bahwa suara perempuan ditindas
atau dibugkam. Perempuan yang dibungkam ini, dalam pengamatan Ardener, membawa kepada
ketidakmampuan perempuan untuk dengan lantang mengekspresikan dirinya dalam dunia yang
didominasi laki-laki.
Teori komunikasi feminisme Cheris Kramarae memperluas dan melengkapi teori
bungkam ini dengan pemikiran dan penelitian mengenai perempuan dan komunikasi. Dia
mengemukakan asumsi-asumsi dasar dari teori ini sebagai berikut :
1. Perempuan menanggapi dunia secara berbeda dari laki-laki karena pengalaman dan
aktivitasnya berbeda yang berakar pada pembagian kerja.
2. Karena dominasi politiknya, sistem persepsi laki-laki menjadi dominan, menghambat
ekspresi bebas bagi pemikiran alternatif perempuan.
3. Untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat, perempuan harus menguah perspektif
mereka ke dalam sistem ekspresi yang dapat diterima laki-laki.
Kramarae mengemukakan sejumlah hipotesis mengenai perempuan berdasarkan beberapa
temuan penelitian :
1. Perempuan lebih banyak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri dibanding laki-
laki. Ekspresi perempuan biasanya kekurangan kata untuk pengalaman yang feminim, karena
laki-laki yang tidak berbagi pengalaman tersebut, tidak mengembangkan istilah-istilah yang
memadai.
2. Perempuan lebih mudah memahami makna laki-laki daripada laki-laki memahami makna
perempuan. Bukti dari asumsi ini dapat dilihat pada berbagai hal : Laki-laki cenderung menjaga
jarak dari ekspresi perempuan karena mereka tidak memahami ekspresi tersebut, perempuan
lebih sering menjadi obyek dari pengalaman daripada laki-laki, laki-laki dapat menekan
perempuan dan merasionalkan tindakan tersebut dengan dasar bahwa perempuan tidak cukup
rasional atau jelas. Jadi perempuan harus mempelajari sistem komunikasi laki-laki, sebaliknya
laki-aki mengisolasi dirinyadari sistem perempuan.
3. Hipotesis ke-3 ini membawa pada asumsi yang ketiga, perempuan telah menciptakan cara-
cara ekspresinya sendri di luar sistem lak-laki dominan misalnya : diary, surat, kelompok-
kelompok penyadaran dan bentuk-bentuk seni alternatif.
4. Perempuan cenderung untuk mengekpresikan lebih banyak ketidakpuasan tentang
komunikasi dibanding laki-laki. Perempuan mungkin akan berbicara lebih banyak mengenai
persoalan mereka dalam menggunakan bahasa atau kesukarannya untuk menggunakan
perangkat komunikasi laki-laki.
5. Perempuan seringkali berusaha untuk mengubah aturan-aturan komunikasi yang dominan
dalam rangka menghindari atau menentang aturan-aturan konvensional.
6. Secara tradisional perempuan kurang menghasilkan kata-kata baru yang populer di
masyarakat luas, konsekuensinya, mereka merasa tidak dianggap memiliki kontribusi terhadap
bahasa.
7. Perempuan memiliki konsepsi huloris yang berbeda daripada laki-laki. Karena perempuan
memiliki metode konseptualisasi dan ekspresi yang berbeda, sesuatu yang tampak lucu bagi
laki-laki menjadi sama sekali tidak lucu bagi perempuan.
IV. KESIMPILAN
Teori kritis menolak skeptisisme dengan tetap mengaitkan antara nalar dan kehidupan
sosial. Dengan demikian, teori kritis menghubungkan ilmu-ilmu sosial yang bersifat empiris dan
interpretatif dengan klaim-klaim normatif tentang kebenaran, moralitas, dankeadilanyang secara
tradisional merupakan bahasan filsafat. Dengan tetap memertahankan penekanan terhadap
normativitas dalam tradisi filsafat, teori kritis mendasarkan cara bacanya dalam konteks jenis
penelitian sosial empiris tertentu, yang digunakan untuk memahami klaim normatif itu dalam
konteks kekinian.
Dalam perkembangannya, terdapat banyak tokoh dengan karakteristik pola teori kritis yang
berbeda-beda, yang masing-masing dipengaruhi oleh keadaan zamannya seperti yang telah di
jelaskan di atas.
TRADISI KRITIS DALAM ILMU KOMUNIKASI
Tradisi Kritis dalam komunikasi memang termasuk sulit untuk dikelompokan dalam satu varian
teori. Wood (2004) mengelompokan dalam satu tema dengan judul critical communication
theories yang meliputi teori feminis(feminist theory), teori kelompok bungkam (muted group
theory), dan teori budaya (cultural theory). Little John dan Foss (2009) menempatkan tradisi
kritis dalam komunikasi pada teori-teori tentang pelaku komunikasi, percakapan, kelompok,
organisasi, media, dan budaya dan masyarakat.
Tradisi Kritis memiliki keragaman (Little John dan Foss, 2009), di antaranya:
Pertama, Tradisi Marx. Meskipun tradisi kritiklah muncul sejak Marx dan Friedrich
Engels, marxisme merupakan cabang induk dari teori kritik. Merx mengajarkan bahwa cara-cara
produksi dalam masyarakat menentukan sifat masyarakat. Oleh karena itu, ekonomi adalah dasar
dari semua struktur sosial. Dalam system kapitalis, keuntungan mendorong produksi, suatu
proses yang berakhir dengan menekan buruh atau pekerja. Hanya ketika pekerja menentang
kelompok-kelompok dominan, cara-cara produksi dapat diubah dan kebebasan pekerja dapat
dicapai. Kebebasan tersebut memajukan perkembangan sejarah secara alami. Ketika kekuatan-
kekuatan oposisi bersinggungan dalam dialektik yang menghasilkan peringkat social yang lebih
tinggi. Teori marxis klasik ini dinamakan the critique of political economy.
Kedua, Frankfurt School adalahcabang yang kedua dari teori kritik dan faktanya sangat
bertanggung jawab terhadap kemunculan istilah critical theory. Frankfurt school masih sering
digambarkan sebagai persamaan dengan istilah teori kritik. Frankfurt school mengacu kepada
kelompok filsuf Jerman, sosiolog dan ekonom Max Horkheimer, Theodor Adornodan Herbert
Marcuse adalah diantara anggota-anggota yang paling terkenal-dihubungkan dengan institute fo
Social Research yang didirikan di Frankfurt pada tahun 1923. Pengikut aliran ini percaya demi
kebutuhan akan integrasi diantara kajian-khususnya filosofi, sosiologi, ekonomi dan sejarah –
untuk mempromosikan filosofi social yang luas atau teori kritik yang mampu menawarkan
pengujian yang komprehensif akan kontradiksi dan inter koneksi dalam masyarakat. Frankfurt
School merupakan Marxis dalam inspirasinya; pertama, pengikutnya melihat kapitalisme sebagai
tahap evolusi perkembangan sosialisme dan kemudian komunisme.
Ketiga, Teori kritik berada dalam paradigm modernis. Yaitu tradisi yang dibangun atas
sebuah asumsi melalui jawaban ilmu pengetahuan, bahwa agen individu sebagai agen perubahan
dan penemuan aspek budaya yang cuma-cuma.
Keempat, teori kritik yang dianggap melanggar modernitas dengan cara yang beragam. Di
antaranya tradisi kritis dalam kelompok ini meliputi :
Posmodernisme, dalampengertian yang umum adalah perpecahan antara modernitas dan proyek
pencerahan. Posmodernisme muncul pada akhir masyarakat industry dan munculnya jaman
informasi. Produksi barang-barang dianggap oleh posmodernisme sebagai jalan untuk
memproduksi dan memanipulasi pengetahuan. Dimulai pada tahun 1970-an menolak elitism,
puritanisme, dan sterelisitas’ rasional karena pluralism, relativitas, kebaruan (novelty) dan
kontradiksi. Tokoh-tokohnya Jean-Francois Lyotarddst.
Cultural Studies adalah sebuah tradisi kritik yang dihubungkan dengan ragam post-modernisme
dalam tradisi kritik. Para teoretikus kajian budaya pada prinsipnya membahas tentang ideologi
yang mendominasi sebuah budaya dengan mengkaji dampak terjadinya perubahan social dari
sebuah ideologi yang dominan. Oleh karena itu kajian budaya bukan dalam definisi umum, tetapi
budaya dalam arti “politis” dan kekuasaan yang kuat atas yang lemah.
Postrukturalisme, biasanya dianggap sebagai bagian dari proyek pos-modern karena pos-
strukturalisme mengolah usaha modern dalam menemukan kebenaran-kebenaran universal,
naratif, metode, dan makna yang digunakan untuk mengenal dunia. Tokoh-tokohnya di
antaranya: Jaques Derrida tahun 1966.
Post-kolonialisme, dengan kata kuncinya bahwa semua kebudayaan dipengaruhi oleh proses
kekaisaran dari era kolonialisasi sampai saat ini”. Gagasan yang dikemukan oleh Edward Said
(dalam Littlejohn and Foss, 2009) bahwa penjajahan menciptakan “kebedaan”. Penjajahan
menciptakan stereotip pada populasi kelas tertentu dan warna kulit tertentu. Para tereotikus pos-
kolonial mengkaji isu-isu sebagaimana yang dikaji oleh kajian budaya dan kritik, ras, kelas, dan
gender, dan seksualitas tetapi semua distuasikan dalam susunan geopolitik dari hubungan
negara-negara serta sejarah antar negara mereka.
KajianFeminis. Kajian feminis tidak sekedar menawarkan kajian gender. Feminis berusaha
menawarkan teori-teori yang memusatkan pada pengalaman perempuan dan untuk
membicarakan kategori-kategori gender dan sosial lainnya, termasuk ras, etnis, kelas, dan
seksualitas. Kajian feminis dalam komunikasi misalnya bagaimana praktik komunikasi berfungsi
menyebarkan ideologi-ideologi gender yang dimediasi oleh wacana.
PERSPEKTIF TEORI KRITIS
TEORI KRITIS lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada
proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun intitusional. Analisis
kritis menekankan pada konstelalsi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi
makna.
Aliran teori kritis bisa disebut ideologically oriented inquiry, yaitu suatu wacana atau cara
pandang terhadap realitas yang mempunyai orientasi ideologis terhadap paham tertentu. Ideologi
ini meliputi: Neo-Marxisme, Materialisme, Feminisme, Freireisme, participatory inquiry, dan
paham-paham yang setara.
SEJARAH PERSPEKTIF KRITIS
Kritik merupakan konsep kunci untuk memahami teori kritis. Teori ini dikembangkan oleh
Mahzab Frankfrut. Konsep kritik dari mahzab ini banyak berkaitan dengan konsep kritik para
filsuf, seperti Immanuel Kant, Hegel, dan Marx.
Immanuel Kant mempertanyakan kemampuan dan batas-batas rasio dalam proses pengetahuan.
Sebelumnya rasio yang terdiri dari konsep-konsep dan prinsip-prinsip sangat berpengaruh
terhadap perkembangan pengetahuan, kemudian Kant mempertanyakan dengan cara apa dan
bagaimana rasio itu sampai memiliki konsep dan prinsip. Selanjutnya, lebih jauh, Kant
mempertanyakan kebenaran pengetahuan yang hanya berdasar pada rasio.
Teori kritik Hegel berbeda dengan Kant, Hegel memaknai teori kritiknya sebagai refleksi diri
atas rintangan-rintangan, tekanan-tekanan, dan kontradiksi yang menghambat proses
pembentukan diri dari rasio dalam sejarah. Kritik dapat juga berarti refleksi atas proses menjadi
sadar atau refleksi atas asal-usul kesadaran manusia. Bagi Hegel, hubungan antara individu dan
dunia eksternal ini dibuat secara historis dan bergantung pada jangka waktu kehidupan
seseorang.
Pengaruh Marxisme
Marx memandang bahwa teori kritik Hegel masih kabur dan membingungkan karena Hegel
memahami sejarah secara abstrak. Marx menegaskan bahwa yang dimaksud sejarah adalah
sejarah perkembangan alat-alat produksi dan sejarah hubungan-hubungan produksi. Sejarah
manusia dikembangkan berdasarkan pada alat apa yang digunakan untuk memproduksi
kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu ia juga menganggap bahwa gerak sejarah bisa
ditentukan oleh orang yang memiliki dan mengendalikan alat produksi.
Hubungan produksi diartikan Marx sebagai hubungan kekuasaan antara pemilik modal dan kaum
buruh. Kritik Marx juga banyak dipengaruhi oleh pengematannya terhadap sistem kapitalis yang
menggunakan kaum buruh untuk melakukan proses produksi tetapi imbalan yang diterima kaum
buruh sangat berbeda jauh dengan hasil yang diterima pemilik modal. Keuntungan untuk pihak
tertentu dan kerugian bagi pihak lain dalam hal yang sama.
Kritik dalam pemikiran Marx berarti usaha mengemansipasi diri dari penindasan dan alienasi
yang dihasilkan oleh hubungan –hubungan kekuasaan di dalam masyarakat. Kritik dalam
pengertian Marx berarti teori dengan tujuan emansipatoris, teori yang tidak hanya
menggambarkan sotuasi masyarakat namun juga membebaskannya.
Mahzab Frankfurt
Teori kritis banyak dipengaruhi oleh Marxisme, namun dalam beberapa hal dianggap berbeda
dengan Marxisme. Teori ini disebut juga teori Mahzab Frankfurt. Penyebutan ini didasarkan
pada lembaga yang mengembangkan teori kritis, yaitu Institute fur Sozialforchung di Frankfrut,
Main, Jerman.
Maksud teori kritis Mahzab Frankfurt adalah membebaskan manusia dari pemanipulasian para
teknokrat modern, membebaskan dari perbudakan, membangun masyarkat atas dasar hubungan
antarpribadi yang merdeka, dan pemulihan kedudukan manusia sebagai subjek yang mengelola
sendiri kenyataan sosialnya.
Tabel Teori kritis Mahzab Frankfurt: Orientasi dan Konsep-konsep Sentral
Totalitas: gagasan bahwa pemahaman apapaun tentang masyarakat harus mencakup dalam
keseluruhan dunia objektif dan subjektif yang member karakteristik untuk jangka waktu tertentu.
Totalitas melingkupi segalanya, tidak memiliki batas. Pemahaman tentang totalitas ini harus
menjadi pemahaman tentang unsur-unsurnya, ketika keseluruhan itu mendominasi bagian-bagian
dalam seluruh cakupannya.
Kesadaran: kekuatan yang secara ultim menciptakan dan menopang dunia sosial. Kesadaran
dibangun secara internal tetapi dipengaruhi oleh bentuk-bentuk yang diasumsikan lewat proses
objektivikasi dan dialektika antara dunia obejktif dan subjektif,
Keterasingan: keadaan dimana, dalam totalitas tertentu, keterjepitan kognitif muncul di antara
kesadaran seseorang dan dunia sosial objektif, maka orang tersebut melihat apa hal esensial dari
penciptaan kesadarannya sendiri dalam kekerasan, dominasi, realitas eskternal. Keterjepitan ini
adalah keterjepitan yang disebabkan alienasi, yang mencerabut seseorang dari dirinya yang sejati
dan menghambat pemenuhan potensialitas dirinya sebagai manusia.
Kritik: dalam kritik mereka tentang masyarakat kontemporer, teori kritis memfokuskan diri pada
bentuk dan sumber-sumber keterasiangan, yang mereka lihat sebagai penghambat kemungkinan
pemenuhan kemanusiaan sejati. Beragam perangkat perspektif ini mendekatinya dengan jalan
yang berbeda, pada beragam tingkat generalisasi.

More Related Content

What's hot

Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
mankoma2013
 
1. teori kritis
1. teori kritis1. teori kritis
1. teori kritis
evinurleni
 
Coordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning TheoryCoordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning Theory
mankoma2013
 
Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting
mankoma2013
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
mankoma2013
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theory
mankoma2013
 
Cultivation theory
Cultivation theoryCultivation theory
Cultivation theory
mankoma2013
 

What's hot (20)

Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
 
Makalah media masa
Makalah media masaMakalah media masa
Makalah media masa
 
1. teori kritis
1. teori kritis1. teori kritis
1. teori kritis
 
Coordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning TheoryCoordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning Theory
 
Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting
 
Teori Uses And Effect
Teori Uses And EffectTeori Uses And Effect
Teori Uses And Effect
 
Uses and Gratifications Theory
Uses and Gratifications TheoryUses and Gratifications Theory
Uses and Gratifications Theory
 
Tindakan komunikasi
Tindakan komunikasiTindakan komunikasi
Tindakan komunikasi
 
Teori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompokTeori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompok
 
Jurnal inspirasi hubungan masyarakat asimetris dan simetris
Jurnal inspirasi hubungan masyarakat asimetris dan simetrisJurnal inspirasi hubungan masyarakat asimetris dan simetris
Jurnal inspirasi hubungan masyarakat asimetris dan simetris
 
Masyarakat cyber
Masyarakat cyberMasyarakat cyber
Masyarakat cyber
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theory
 
130313 spiral of silence
130313 spiral of silence130313 spiral of silence
130313 spiral of silence
 
Ppt 11 postmodernisme
Ppt 11 postmodernismePpt 11 postmodernisme
Ppt 11 postmodernisme
 
Cultivation theory
Cultivation theoryCultivation theory
Cultivation theory
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
 
Teori teori periklanan
Teori teori periklananTeori teori periklanan
Teori teori periklanan
 
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
 
pesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikpesan komunikasi politik
pesan komunikasi politik
 

Similar to Teori kritis

Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptxPertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
nairaazkia89
 
13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx
13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx
13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx
Madi258747
 
Asumsi dasar teori kritis habermas
Asumsi dasar teori kritis habermasAsumsi dasar teori kritis habermas
Asumsi dasar teori kritis habermas
dindadimana
 
Filsafat sejarah karl marx
Filsafat sejarah karl marxFilsafat sejarah karl marx
Filsafat sejarah karl marx
La Meza
 

Similar to Teori kritis (20)

teori nalar kritis.ppt
teori nalar kritis.pptteori nalar kritis.ppt
teori nalar kritis.ppt
 
Analisis teori karl max dan max weber(2)
Analisis teori karl max dan max weber(2)Analisis teori karl max dan max weber(2)
Analisis teori karl max dan max weber(2)
 
Karl mark dan teori kritis
Karl mark dan teori kritisKarl mark dan teori kritis
Karl mark dan teori kritis
 
Tutorial marxisme
Tutorial marxismeTutorial marxisme
Tutorial marxisme
 
Teori dan praxis
Teori dan praxisTeori dan praxis
Teori dan praxis
 
Kritik Ideologi dan Kritik Ilmu pengetahuan_Teori Kritis.pptx
Kritik Ideologi dan Kritik Ilmu pengetahuan_Teori Kritis.pptxKritik Ideologi dan Kritik Ilmu pengetahuan_Teori Kritis.pptx
Kritik Ideologi dan Kritik Ilmu pengetahuan_Teori Kritis.pptx
 
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptxPertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
 
ETIKA MARXIAN, ETIKA KANTIAN, ETIKA HIBERMASIAN
ETIKA MARXIAN, ETIKA KANTIAN, ETIKA HIBERMASIANETIKA MARXIAN, ETIKA KANTIAN, ETIKA HIBERMASIAN
ETIKA MARXIAN, ETIKA KANTIAN, ETIKA HIBERMASIAN
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 06: Teori Kritis I (Kaitan antara ...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 06: Teori Kritis I (Kaitan antara ...Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 06: Teori Kritis I (Kaitan antara ...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 06: Teori Kritis I (Kaitan antara ...
 
13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx
13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx
13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx
 
Pertemuan 2 teori sosiologi 2.pptx
Pertemuan 2 teori sosiologi 2.pptxPertemuan 2 teori sosiologi 2.pptx
Pertemuan 2 teori sosiologi 2.pptx
 
Alienasi Manusia Menurut Karl Marx
Alienasi Manusia Menurut Karl MarxAlienasi Manusia Menurut Karl Marx
Alienasi Manusia Menurut Karl Marx
 
Asumsi dasar teori kritis habermas
Asumsi dasar teori kritis habermasAsumsi dasar teori kritis habermas
Asumsi dasar teori kritis habermas
 
Auguste comte
Auguste comteAuguste comte
Auguste comte
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
 
Tugasan jkp 101 2013
Tugasan jkp 101 2013Tugasan jkp 101 2013
Tugasan jkp 101 2013
 
Filsafat sejarah karl marx
Filsafat sejarah karl marxFilsafat sejarah karl marx
Filsafat sejarah karl marx
 
Bab 8 ideologi
Bab 8 ideologiBab 8 ideologi
Bab 8 ideologi
 
MASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORYMASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORY
 

Teori kritis

  • 1. Teori kritis merupakan upaya sadar untuk memadukan teori dan praxis (tindakan). Teori-teori tersebut jelas normatif dan bertindak untuk mencapai perubahan kondisi yang dapat mempengaruhi masyarakat, atau sebagaimana dikatakan Della Pollock dan J. Robert Cox, “to read the world with an eye towards shaping it”. Penelitian kritis bertujuan untuk mengungkapkan cara di mana kepentingan-kepentingan antar kelompok saling bersaing dan berbenturan, serta di mana konflik diselesaikan untuk mendukung kelompok-kelompok tertentu atas yang lain. Teori kritis oleh karena itu, sangat peduli terhadap kepentingan-kepentingan kelompok marjinal (marginalized groups). A. Pengertian Teori Kritis Istilah teori kritis pertama kali ditemukan Max Hokheimer pada tahun 30-an. Awalnya teori kritis berarti pemaknaan kembali gagasan-gagasan ideal modernitas berkaitan dengan nalar dan kebebasan. Pemaknaan ini dilakukan dengan mengungkap deviasi dari gagasan-gagasan ideal tersebut dalam bentuk saintisme, kapitalisme, industri kebudayaan, dan institusi politik borjuis. Untuk memahami pendekatan teori kritis, tidak bisa tidak, harus menempatkannya dalam konteks Idealisme Jerman dan kelanjutannya. Karl Marx dan generasinya menganggap Hegel sebagai orang terakhir dalam tradisi besar pemikiran filosofis yang mampu ”mengamankan” pengetahuan tentang manusia dan sejarah. Namun, karena beberapa hal, pemikiran Marx mampu menggantikan filsafat teoritis Hegel. Menurut Marx, hal ini terjadi karena Marx menjadikan filsafat sebagai sesuatu yang praktis; yakni menjadikannya sebagai cara berpikir (kerangka pikir) masyarakat dalam mewujudkan idealitasnya. Dengan menjadikan nalar sebagai sesuatu yang ’sosial’ dan menyejarah, skeptisisme historis akan muncul untuk merelatifkan klaim-klaim filosofis tentang norma dan nalar menjadi ragam sejarah dan budaya forma-forma kehidupan. Dan dapat diartikan sebagai teori yang menggunakan metode reflektif dengan melakukan kritik secara terus-menerus terhadap tatanan atau institusi sosial, politik atau ekonomiyang ada.Teori kritis menolak skeptisisme dengan tetap mengaitkan antara nalar dan kehidupan sosial. Dengan demikian, teori kritis menghubungkan ilmu-ilmu sosial yang bersifat empiris dan interpretatif dengan klaim-klaim normatif tentang kebenaran, moralitas, dankeadilanyang secara tradisional merupakan bahasan filsafat. Dengan tetap memertahankan penekanan terhadap normativitas dalam tradisi filsafat, teori kritis mendasarkan cara bacanya dalam konteks jenis penelitian sosial empiris tertentu, yang digunakan untuk memahami klaim normatif itu dalam konteks kekinian. B. Tujuan dan Karakteristik Teori Kritis Tujuan teorikritis adalah menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong kebebasan, keadilan dan persamaan. Teori ini menggunakan metode reflektif dengan cara mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi sosial, politik atau ekonomi yang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaan.[1] Ciri khas Teori Kritis tidak lain ialah bahwa teori ini tidak sama dengan pemikiran filsafat dan sosiologi tradisional. Singkatnya, pendekatan teori ini tidak bersifat kontemplatif atau spektulatif murni. Pada titik tertentu, ia memandang dirinya sebagai pewaris ajaran Karl Marx, sebagai teori yang menjadi emansipatoris. Selain itu, tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan dan menata realitas sosial tapi juga bahwa teori tersebut mau mengubah. Pada dasarnya, esensi Teori Kritis adalah konstruktivisme, yaitu memahami keberadaan struktur-stuktur sosial dan politik sebagai bagian atau produk dari intersubyektivitas dan pengetahuan secara alamiah memiliki karakter politis, terkait dengan kehidupan sosial dan politik. C. Macam-macam Teori Kritis 1. Marxisme
  • 2. `Marxisme dianggap sebagai dasar pemikiran dari semua teori-teori yang ada dalam tradisi kritis. Marxiesme ( dengan M besar) berasal dari pemikiran Karl Marx, seorang ahli filsafat, sosiologi dan ekonomi dan Friedrich Engels, sahabatna. Marxisme beranggapan bahwa sarana produksi dalam masyarakat bersifat terbatas. Ekonomi adalah basis seuruh kehidupan sosial. Saat ini, kehidupan sosial dikuasai oleh kelompok kapitalis, atau sistem ekonomi yang ada saat ini adalah sistem ekonomi kapitalis. Dalam masyarakat yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis, profit merupakan faktor yang mendorong proses produksi, dan menekan buruh atau kelas pekerja. Hanya dengan perlawanan terhadap kelas dominan (pemilik kapital) dan menguasai alat-alat produksi, kaum pekerja dapat memperoleh kebebasan. Teori Marxist klasik ini dinamakan ’The Critique of Political Economy’ (kritik terhadap Ekonomi Politik). Marx ingin membangun suatu filsafat praxis yang benar-benar dapat menghasilkan kesadran untuk merubah realitas, pada saat Marx hidup, yakni masyarakat kapitalis berkelas dan bercirikan penghisapan. Teori Marx meletakkan filsafat dalam konteks yang historis, sosiologis dan ekonomis. Teori Marx bukan sekedar analisa terhadap masyarakat. Teori Marx tidak bicara eonomi semata tetapi ”usahanya untuk membuka pembebasan manusia dari penindasan kekuatan-kekutan ekonomis”. Menurut Marx, dalam sistem ekonomi kapitalis yang mengutamakan profit, masing-masing kapitalis beruang mati-matian untuk mengeruk untuk sebanyak mungkin. Jalan paling langsung untuk mencapai sasaran itu adalah dengan penghisapan kerja kaum pekerja. Namun kaum pekerja lama-lama memiliki kesadaran kelas dan melawan kaum kapitalis. Yang akan terjadi menurut ramalan Marx adalah penghisapan ekonomi dengan cara penciptaan kebutuhan-kebutuhan artifisial (palsu) lewat kepandaian teknologi kaum kapitalis. Oleh karena itu kaum kapitalis monopolis ditandai dengan kemajuan teknologi yang luar biasa. Dengan difasilitasi teknologi, tidak lagi terjadi penghisapan pekerja oleh majikan di sebuah perusahaan, tetapi penghisapan ekonomi ”si miskin” oleh ”si kaya” di luar jam kerja, di luar institusi ekonomi. Kapitalisme dapat menimbun untung karena nilai yang diberikan oleh tenaga kerja secara gratis, di luar waktu yang sebenarnya diperlukan untuk memproduksi suatu pekerjaan, Inilah salah satu kritik ekonomi politik kapitalisme Marx. 2. Frankfurt School Frankfurt School atau Sekolah Frankfurt merupakan aliran atau mazhab yang secara sederhana sering dipahami sebagai ”aliran kritis”. Teori-teori kritis banyak dikembangkan oleh akademisi dengan meninggalkan ajaran asli Marxisme, namun perlawanan terhadap dominasi dan penindasan tetap menjadi ciri khas. Teori-teori kritis ini sering disebut neo marxist (amarxisme baru) atau marxist (denan m kecil). Farnkfurt School berasal dari pemikiran sekelompok ilmuwan German di bidang filsafat, sosiologi dan ekonomi yang tergabung ”the Institute for Sosial Research” yang didirikan di Frankfurt, Jerman pada tahun 1923. Anggota-anggotanya antara lain : Max Horkheimer, Theodor Adorno dan Hebert Macuse. Frankfurt School diilhami ajaran Karl Marx, namun sekaligus melampui dan meninggalkan ajaran Marx secara baru dan kreatif. Cara pemikiran Sekolah Frankfurt mereka sebut sendiri sebagai ”Teori Kritik Masyarakat”. Teori Kritis memandang diri sebagai pewaris cita-cita Karl Marx, sebagai teori yang emansipatoris. Teori Kritis tidak hanya menjelaskan tetapi mengubah pemberangusan manusia. Maksud teori itu adalah membebaskan manusia dari pemanipulasian para teknokrat modern. (Sindhunata, 1983 : xiii). Teori Kritik Masyarakat pada hakekatnya mau menjadi ”Aufklarung”. Aufklarung berarti : mau membuat cerah, mau mengungkap segala tabir yang menutup tabir, yang menutup kenyataan yang tak manusiawi terhadap kesadaran kita. Teori Kritik Masyarakat mengungkapkan apa yang dirasakan oleh kelas-kelas tertindas, sehingga kelas-kelas ini menyadari ketertindasannya dan memberontak.
  • 3. Dalam Frankfurt School dikeal nama Jurgen Habermas, murid termasyhur Theodor W. Adorno, yang membaharui Teori Kritis secara fundamental. Pokok pembaharuannya tersebut adalah : 1. Bila ajaran Marx menganggap basik seluruh kehidupan adalah ekonomi dan bekerja adalah aktivitas pokok manusia, maka menurut Habermas pekerjaan hanya salah satu tindakan dasar manusia saja. 2. Di samping pekerjaan masih terdapat tindakan yang sama dasariah, yaitu interaksi atau komunikasi antarmanusia, Dalam konteks kedua ini kemudian nama Jurgen Habermas menjadi sangat terkenal di kalangan akademisi komunikasi. Menurut Habermas penidasan tidak dapat bersifat total, tetapi masih ada tempat di mana manusia dapat mengalami ide kebebasan, sehingga selalu masih ada tempat berpijak untuk menentang penindasan. Tempat itu adalah komunikasi. Temuan Habermas bahwa komunikasi adalah ”tempat ide kebebasan” dijelaskan Suseno sebagai berikut : ”Habermas memperlihatkan bahwa komunikasi tidak mungkin tanpa adanya kebebasan, Kita dapat saja dipaksa atau didesak untuk mengatakan ini atau itu, tetapi kita tak pernah dapat dipaksa untuk mengerti. Manangkap maksud orang lain pun tak pernah dapat dipaksakan. Begitu pula orang tak dapat dipaksa menyadari suatu kebenaran, untuk menyetujui suatu pendapat dalam hati, atau untuk mencinta seseorang. Dalam pengalaman komunikasi sudah tertanam pengalaman kebebasan”. (Sindhunata, 1983 : xxiii). 3. Postmodernisme Postmodernisme adalah paham yang menolak bahwa proyek pencerahan yang dijanjikan moderenitas. Menurut penganut posmodernisme, modernitas yang ditandai dengan munculnya masyarakat industri dan banyaknya informasi telah memanipulasi berbagai hal termasuk pengetahuan. Beberapa tokoh postmodernisme adalah : 1. Jean Fracois Lyotard, berpendapat bahwa postmodernime menolak janji besar modernisme, bahwa modernisme membawa kemauan masyarakat. 2. Jean Baurillard, berpendapat bahwa dalam modernisme, realitas dan cerita tdak dapat dibedakan. Maka budaya dalam masyarakat modern tidak dapat dipercaya karena merupakan realitas artifisal atau realitas palsu. Misal : dengan kemauan teknologi, lukisan asli tidak dapat dibedakan dengan lukisan pasu. Bahkan kadang yang palsu lebih bagus dari yang asli. Postsrukturalis : adalah salah satu cabang postmodernisme yang secara khusus menolak makna-makna tanda yang sudah terstruktur dalam pola pikir masyarakat. Setiap orang bebas menafsirkan makna tanda yang ditemui. Roland Barthes tentang semiotika adalah salah satu contoh. Postkolonialisme : juga merupakan salah satu anak cabang postmodernisme, tetapi yang secara khusus mempelajari budaya-budaya yang ada saat ini sebagai akibat proses penjajahan masa lalu.[2] 4. Kajian Budaya Teori-teori dalam Kajian Budaya berminat dalam mempelajari budaya-budaya yang terpinggirkan oleh ideologi-ideologi dominan yang hidup pada sebuah budaya. Fokus Kajian Budaya adalah perubahan sosial, yaitu munculnya atau diakuinya budaya-budaya yang termarginalkan tersebut. Ini yang membedakan dengan Frankfur School yang melawan dominasi untuk merebut kekuasaan dalam masyarakat. ”Arena bermain” Kajian Budaya antara lain : ras, gender, usia. Kajian Budaya merupakan sebuah bidang studi interdisipliner. Kajian Budaya diakui sebagai bidang studi secara resmi, ditandai dengan munculnya ”the Centre for Contempory Cultural Studies” di Birmingham, Inggris tahun 1964. Salah satu teori atau konsep baru postmodern khususnya postkolonialisme dan juga dapat dikategorikan sebagai kajian Budaya adalah : Teori Identitas Budaya yang dibuat Stuart Hall. Teori ini menolak identitas Afrika (orang-orang kulit hitam) seperti yang diberikan oleh Eropa (orang-orang kulit putih).
  • 4. 5. Feminisme Studi feminisme adalah label ”generik” bagi studi yang menggali makna penjenis kelaminan (gender) dalam masyarakat. Perumus-perumus teori feminisme mengamati bahwa banyak aspek dalam kehidupan memiliki makna gender. Gender adalah konstrusi sosial yang meskipun bermanfaat, tetapi telah didominasi oleh bias laki-laki dan merugikan wanita. Teori Feminisme bertujuan untuk terjadina kesetaraan antara laki-laki dan wanita di dunia. Salah satu teori feminisme, khususnya teori komunikasi feminisme adalah tentang Representasi yang disusun oleh Rakow dan Wackwitz.Rakow dan Wackwitz meneliti penggunaan-penggunaan bahasa yang digunakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Siapa dipilih untuk berbicara atau memutuskan sesuatu adalah merupakan pertanyaan politis, yang menempatkan dimana posisi perempuan dan dimana laki-laki. 2. Siapa berbicara untuk siapa, atau suara siapa, yang dimuculkan dalam teks. 3. Satu bagian untuk mengungkapkan keseluruhan atau berbicara sebagai bagian dari kelompok. 4. Siapa dapat berbiara dan merepresentasikan siapa? 5. Pemilihan penulis dan penerbit media. Dalam kaitan dengan 5 pertanyaan di atas, penelitian Claire Johnson tentang film sejak 1970 menyimpulkan bahwa ”perempuan ditampilkan sebagaimana dikehendaki oleh laki-laki”, dan Mary Ann Doane’s seorang analis film hollywood mengatakan bahwa ”perempuan harus ditampilkan dalam sudut pandang perempuan, keinginan perempuan dan kegiatan perempuan”. Salah satu teori feminisme itu adalah muted group theory, yang dirintis oleh antropolog Edwin Ardener dan Shirley Ardener. Melalui pengamatan yang mendalam, tampaklah oleh Ardener bahwa bahasa dari suatu budaya memiliki bias laki-laki yang melekat di dalamya, yaitu bahwa laki-laki menciptakan makna bagi suatu kelompok, dan bahwa suara perempuan ditindas atau dibugkam. Perempuan yang dibungkam ini, dalam pengamatan Ardener, membawa kepada ketidakmampuan perempuan untuk dengan lantang mengekspresikan dirinya dalam dunia yang didominasi laki-laki. Teori komunikasi feminisme Cheris Kramarae memperluas dan melengkapi teori bungkam ini dengan pemikiran dan penelitian mengenai perempuan dan komunikasi. Dia mengemukakan asumsi-asumsi dasar dari teori ini sebagai berikut : 1. Perempuan menanggapi dunia secara berbeda dari laki-laki karena pengalaman dan aktivitasnya berbeda yang berakar pada pembagian kerja. 2. Karena dominasi politiknya, sistem persepsi laki-laki menjadi dominan, menghambat ekspresi bebas bagi pemikiran alternatif perempuan. 3. Untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat, perempuan harus menguah perspektif mereka ke dalam sistem ekspresi yang dapat diterima laki-laki. Kramarae mengemukakan sejumlah hipotesis mengenai perempuan berdasarkan beberapa temuan penelitian : 1. Perempuan lebih banyak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri dibanding laki- laki. Ekspresi perempuan biasanya kekurangan kata untuk pengalaman yang feminim, karena laki-laki yang tidak berbagi pengalaman tersebut, tidak mengembangkan istilah-istilah yang memadai. 2. Perempuan lebih mudah memahami makna laki-laki daripada laki-laki memahami makna perempuan. Bukti dari asumsi ini dapat dilihat pada berbagai hal : Laki-laki cenderung menjaga jarak dari ekspresi perempuan karena mereka tidak memahami ekspresi tersebut, perempuan lebih sering menjadi obyek dari pengalaman daripada laki-laki, laki-laki dapat menekan perempuan dan merasionalkan tindakan tersebut dengan dasar bahwa perempuan tidak cukup rasional atau jelas. Jadi perempuan harus mempelajari sistem komunikasi laki-laki, sebaliknya laki-aki mengisolasi dirinyadari sistem perempuan.
  • 5. 3. Hipotesis ke-3 ini membawa pada asumsi yang ketiga, perempuan telah menciptakan cara- cara ekspresinya sendri di luar sistem lak-laki dominan misalnya : diary, surat, kelompok- kelompok penyadaran dan bentuk-bentuk seni alternatif. 4. Perempuan cenderung untuk mengekpresikan lebih banyak ketidakpuasan tentang komunikasi dibanding laki-laki. Perempuan mungkin akan berbicara lebih banyak mengenai persoalan mereka dalam menggunakan bahasa atau kesukarannya untuk menggunakan perangkat komunikasi laki-laki. 5. Perempuan seringkali berusaha untuk mengubah aturan-aturan komunikasi yang dominan dalam rangka menghindari atau menentang aturan-aturan konvensional. 6. Secara tradisional perempuan kurang menghasilkan kata-kata baru yang populer di masyarakat luas, konsekuensinya, mereka merasa tidak dianggap memiliki kontribusi terhadap bahasa. 7. Perempuan memiliki konsepsi huloris yang berbeda daripada laki-laki. Karena perempuan memiliki metode konseptualisasi dan ekspresi yang berbeda, sesuatu yang tampak lucu bagi laki-laki menjadi sama sekali tidak lucu bagi perempuan. IV. KESIMPILAN Teori kritis menolak skeptisisme dengan tetap mengaitkan antara nalar dan kehidupan sosial. Dengan demikian, teori kritis menghubungkan ilmu-ilmu sosial yang bersifat empiris dan interpretatif dengan klaim-klaim normatif tentang kebenaran, moralitas, dankeadilanyang secara tradisional merupakan bahasan filsafat. Dengan tetap memertahankan penekanan terhadap normativitas dalam tradisi filsafat, teori kritis mendasarkan cara bacanya dalam konteks jenis penelitian sosial empiris tertentu, yang digunakan untuk memahami klaim normatif itu dalam konteks kekinian. Dalam perkembangannya, terdapat banyak tokoh dengan karakteristik pola teori kritis yang berbeda-beda, yang masing-masing dipengaruhi oleh keadaan zamannya seperti yang telah di jelaskan di atas. TRADISI KRITIS DALAM ILMU KOMUNIKASI Tradisi Kritis dalam komunikasi memang termasuk sulit untuk dikelompokan dalam satu varian teori. Wood (2004) mengelompokan dalam satu tema dengan judul critical communication theories yang meliputi teori feminis(feminist theory), teori kelompok bungkam (muted group theory), dan teori budaya (cultural theory). Little John dan Foss (2009) menempatkan tradisi kritis dalam komunikasi pada teori-teori tentang pelaku komunikasi, percakapan, kelompok, organisasi, media, dan budaya dan masyarakat. Tradisi Kritis memiliki keragaman (Little John dan Foss, 2009), di antaranya: Pertama, Tradisi Marx. Meskipun tradisi kritiklah muncul sejak Marx dan Friedrich Engels, marxisme merupakan cabang induk dari teori kritik. Merx mengajarkan bahwa cara-cara produksi dalam masyarakat menentukan sifat masyarakat. Oleh karena itu, ekonomi adalah dasar dari semua struktur sosial. Dalam system kapitalis, keuntungan mendorong produksi, suatu proses yang berakhir dengan menekan buruh atau pekerja. Hanya ketika pekerja menentang kelompok-kelompok dominan, cara-cara produksi dapat diubah dan kebebasan pekerja dapat dicapai. Kebebasan tersebut memajukan perkembangan sejarah secara alami. Ketika kekuatan- kekuatan oposisi bersinggungan dalam dialektik yang menghasilkan peringkat social yang lebih tinggi. Teori marxis klasik ini dinamakan the critique of political economy. Kedua, Frankfurt School adalahcabang yang kedua dari teori kritik dan faktanya sangat bertanggung jawab terhadap kemunculan istilah critical theory. Frankfurt school masih sering digambarkan sebagai persamaan dengan istilah teori kritik. Frankfurt school mengacu kepada kelompok filsuf Jerman, sosiolog dan ekonom Max Horkheimer, Theodor Adornodan Herbert Marcuse adalah diantara anggota-anggota yang paling terkenal-dihubungkan dengan institute fo Social Research yang didirikan di Frankfurt pada tahun 1923. Pengikut aliran ini percaya demi
  • 6. kebutuhan akan integrasi diantara kajian-khususnya filosofi, sosiologi, ekonomi dan sejarah – untuk mempromosikan filosofi social yang luas atau teori kritik yang mampu menawarkan pengujian yang komprehensif akan kontradiksi dan inter koneksi dalam masyarakat. Frankfurt School merupakan Marxis dalam inspirasinya; pertama, pengikutnya melihat kapitalisme sebagai tahap evolusi perkembangan sosialisme dan kemudian komunisme. Ketiga, Teori kritik berada dalam paradigm modernis. Yaitu tradisi yang dibangun atas sebuah asumsi melalui jawaban ilmu pengetahuan, bahwa agen individu sebagai agen perubahan dan penemuan aspek budaya yang cuma-cuma. Keempat, teori kritik yang dianggap melanggar modernitas dengan cara yang beragam. Di antaranya tradisi kritis dalam kelompok ini meliputi : Posmodernisme, dalampengertian yang umum adalah perpecahan antara modernitas dan proyek pencerahan. Posmodernisme muncul pada akhir masyarakat industry dan munculnya jaman informasi. Produksi barang-barang dianggap oleh posmodernisme sebagai jalan untuk memproduksi dan memanipulasi pengetahuan. Dimulai pada tahun 1970-an menolak elitism, puritanisme, dan sterelisitas’ rasional karena pluralism, relativitas, kebaruan (novelty) dan kontradiksi. Tokoh-tokohnya Jean-Francois Lyotarddst. Cultural Studies adalah sebuah tradisi kritik yang dihubungkan dengan ragam post-modernisme dalam tradisi kritik. Para teoretikus kajian budaya pada prinsipnya membahas tentang ideologi yang mendominasi sebuah budaya dengan mengkaji dampak terjadinya perubahan social dari sebuah ideologi yang dominan. Oleh karena itu kajian budaya bukan dalam definisi umum, tetapi budaya dalam arti “politis” dan kekuasaan yang kuat atas yang lemah. Postrukturalisme, biasanya dianggap sebagai bagian dari proyek pos-modern karena pos- strukturalisme mengolah usaha modern dalam menemukan kebenaran-kebenaran universal, naratif, metode, dan makna yang digunakan untuk mengenal dunia. Tokoh-tokohnya di antaranya: Jaques Derrida tahun 1966. Post-kolonialisme, dengan kata kuncinya bahwa semua kebudayaan dipengaruhi oleh proses kekaisaran dari era kolonialisasi sampai saat ini”. Gagasan yang dikemukan oleh Edward Said (dalam Littlejohn and Foss, 2009) bahwa penjajahan menciptakan “kebedaan”. Penjajahan menciptakan stereotip pada populasi kelas tertentu dan warna kulit tertentu. Para tereotikus pos- kolonial mengkaji isu-isu sebagaimana yang dikaji oleh kajian budaya dan kritik, ras, kelas, dan gender, dan seksualitas tetapi semua distuasikan dalam susunan geopolitik dari hubungan negara-negara serta sejarah antar negara mereka. KajianFeminis. Kajian feminis tidak sekedar menawarkan kajian gender. Feminis berusaha menawarkan teori-teori yang memusatkan pada pengalaman perempuan dan untuk membicarakan kategori-kategori gender dan sosial lainnya, termasuk ras, etnis, kelas, dan seksualitas. Kajian feminis dalam komunikasi misalnya bagaimana praktik komunikasi berfungsi menyebarkan ideologi-ideologi gender yang dimediasi oleh wacana. PERSPEKTIF TEORI KRITIS TEORI KRITIS lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun intitusional. Analisis kritis menekankan pada konstelalsi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Aliran teori kritis bisa disebut ideologically oriented inquiry, yaitu suatu wacana atau cara pandang terhadap realitas yang mempunyai orientasi ideologis terhadap paham tertentu. Ideologi
  • 7. ini meliputi: Neo-Marxisme, Materialisme, Feminisme, Freireisme, participatory inquiry, dan paham-paham yang setara. SEJARAH PERSPEKTIF KRITIS Kritik merupakan konsep kunci untuk memahami teori kritis. Teori ini dikembangkan oleh Mahzab Frankfrut. Konsep kritik dari mahzab ini banyak berkaitan dengan konsep kritik para filsuf, seperti Immanuel Kant, Hegel, dan Marx. Immanuel Kant mempertanyakan kemampuan dan batas-batas rasio dalam proses pengetahuan. Sebelumnya rasio yang terdiri dari konsep-konsep dan prinsip-prinsip sangat berpengaruh terhadap perkembangan pengetahuan, kemudian Kant mempertanyakan dengan cara apa dan bagaimana rasio itu sampai memiliki konsep dan prinsip. Selanjutnya, lebih jauh, Kant mempertanyakan kebenaran pengetahuan yang hanya berdasar pada rasio. Teori kritik Hegel berbeda dengan Kant, Hegel memaknai teori kritiknya sebagai refleksi diri atas rintangan-rintangan, tekanan-tekanan, dan kontradiksi yang menghambat proses pembentukan diri dari rasio dalam sejarah. Kritik dapat juga berarti refleksi atas proses menjadi sadar atau refleksi atas asal-usul kesadaran manusia. Bagi Hegel, hubungan antara individu dan dunia eksternal ini dibuat secara historis dan bergantung pada jangka waktu kehidupan seseorang. Pengaruh Marxisme Marx memandang bahwa teori kritik Hegel masih kabur dan membingungkan karena Hegel memahami sejarah secara abstrak. Marx menegaskan bahwa yang dimaksud sejarah adalah sejarah perkembangan alat-alat produksi dan sejarah hubungan-hubungan produksi. Sejarah manusia dikembangkan berdasarkan pada alat apa yang digunakan untuk memproduksi kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu ia juga menganggap bahwa gerak sejarah bisa ditentukan oleh orang yang memiliki dan mengendalikan alat produksi. Hubungan produksi diartikan Marx sebagai hubungan kekuasaan antara pemilik modal dan kaum buruh. Kritik Marx juga banyak dipengaruhi oleh pengematannya terhadap sistem kapitalis yang menggunakan kaum buruh untuk melakukan proses produksi tetapi imbalan yang diterima kaum buruh sangat berbeda jauh dengan hasil yang diterima pemilik modal. Keuntungan untuk pihak tertentu dan kerugian bagi pihak lain dalam hal yang sama. Kritik dalam pemikiran Marx berarti usaha mengemansipasi diri dari penindasan dan alienasi yang dihasilkan oleh hubungan –hubungan kekuasaan di dalam masyarakat. Kritik dalam pengertian Marx berarti teori dengan tujuan emansipatoris, teori yang tidak hanya menggambarkan sotuasi masyarakat namun juga membebaskannya. Mahzab Frankfurt Teori kritis banyak dipengaruhi oleh Marxisme, namun dalam beberapa hal dianggap berbeda dengan Marxisme. Teori ini disebut juga teori Mahzab Frankfurt. Penyebutan ini didasarkan pada lembaga yang mengembangkan teori kritis, yaitu Institute fur Sozialforchung di Frankfrut, Main, Jerman. Maksud teori kritis Mahzab Frankfurt adalah membebaskan manusia dari pemanipulasian para teknokrat modern, membebaskan dari perbudakan, membangun masyarkat atas dasar hubungan
  • 8. antarpribadi yang merdeka, dan pemulihan kedudukan manusia sebagai subjek yang mengelola sendiri kenyataan sosialnya. Tabel Teori kritis Mahzab Frankfurt: Orientasi dan Konsep-konsep Sentral Totalitas: gagasan bahwa pemahaman apapaun tentang masyarakat harus mencakup dalam keseluruhan dunia objektif dan subjektif yang member karakteristik untuk jangka waktu tertentu. Totalitas melingkupi segalanya, tidak memiliki batas. Pemahaman tentang totalitas ini harus menjadi pemahaman tentang unsur-unsurnya, ketika keseluruhan itu mendominasi bagian-bagian dalam seluruh cakupannya. Kesadaran: kekuatan yang secara ultim menciptakan dan menopang dunia sosial. Kesadaran dibangun secara internal tetapi dipengaruhi oleh bentuk-bentuk yang diasumsikan lewat proses objektivikasi dan dialektika antara dunia obejktif dan subjektif, Keterasingan: keadaan dimana, dalam totalitas tertentu, keterjepitan kognitif muncul di antara kesadaran seseorang dan dunia sosial objektif, maka orang tersebut melihat apa hal esensial dari penciptaan kesadarannya sendiri dalam kekerasan, dominasi, realitas eskternal. Keterjepitan ini adalah keterjepitan yang disebabkan alienasi, yang mencerabut seseorang dari dirinya yang sejati dan menghambat pemenuhan potensialitas dirinya sebagai manusia. Kritik: dalam kritik mereka tentang masyarakat kontemporer, teori kritis memfokuskan diri pada bentuk dan sumber-sumber keterasiangan, yang mereka lihat sebagai penghambat kemungkinan pemenuhan kemanusiaan sejati. Beragam perangkat perspektif ini mendekatinya dengan jalan yang berbeda, pada beragam tingkat generalisasi.