SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Mata Kuliah : TeoriKomunikasi 2
Dosen : Asep Saefudin
Seksi : 01
Th. Ajaran : 2015
TEORI SEMIOTIK
Disusun oleh
Nama : Yunita Martha Irine
NIM : 201358021
Konsentrasi : Broadcasting
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Esa Unggul
2015
Semiotika
Pengertian Semiotika
Secara Estimologis
Istilah semiotika berasal dari kata Yunani; Semeion yang berarti tanda. Tanda itu
sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun
sebelumnya dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai
sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya: asap menandai
adanya api.
Lebih jelas lagi, kita banyak mengenal tanda-tanda dalam kehidupan berkeluarga
dan masyarakat. Misalnya, bila di sekitar rumah ada tetangga yang memasang janur
maka itu petanda ada ‘hajatan’ perkawinan, tetapi bila terpasang bendera warna kuning
di depan rumah dan sudut jalan maka itu pertanda ada kematian.
Secara Terminologis
Semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas
objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.
Jadi, kesimpulan dari pengertian semiotika ini adalah ilmu untuk mengetahui
tentang sistem tanda, ilmu yang mempelajari tentang tanda, dan produksi makna. Tanda
adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Tanda-tanda tersebut
menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Ia mampu menggantikan
sesuatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan.
Bahasa, Tanda, Dan Makna
Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial, memahami dunia
sebagai suatu sistem hubungan yang memiliki unit dasar dengan ‘tanda’. Maka dari itu,
semiotika mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda. Ahli semiotika, Umberto
Eco menyebut tanda sebagai suatu ‘kebohongan’ dan dalam tanda ada sesuatu yang
tersembunyi di baliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri.
Bila dikaitkan dengan perilaku media massa, konsep kebenaran yang dianut oleh
media massa bukanlah kebenaran sejati, tetapi sesuatu yang dianggap masyarakat
sebagai suatu kebenaran. Tanpa memahami konteksnya, bisa saja ‘kebenaran’ semu
yang ditampilkan media massa seolah sebagai kebenaran sejati. Padahal bisa saja
kebenaran itu subjektif atau paling tidak dianggap benar oleh wartawan hingga diangkat
lewat berita di halaman medianya.
Dalam sebuah media, semiotika diugnakan sebagai pendekatan untuk
menganalisis media dengan asumsi bahwa media itu sendiri dikomunikasikan melalui
seperangkat tanda. Teks media yang yang tersusun atas seperangkat tanda itu tidak
pernah membawa makna tunggal. Kenyataannya teks media memiliki ideologi atau
kepentingan tertentu, memiliki ideologi dominan yang terbentuk melalui tanda tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa teks media membawa kepentingan-kepentingan
tertentu dan juga kesalahan-kesalahan tertentu yang lebih luas dan kompleks. Semua
media pada dasarnya membawa bias-bias tertentu dan setiap wartawan yang memasuki
sebuah lingkungan media akan menyerap bias-bias media itu sebagai bagian dari
kerjanya bahkan mengambilnya sebagai bagian dari ‘corporate culture’nya dia.
Teori Semiotik
Teori semiotik sendiri adalah salah satu teori pascamodern yang cukup penting
dan banyak digunakan. Teori ini mengajak kita memahami karya sastra melalui tanda-
tanda atau perlambang-perlambang yang dapat kita temui di dalam teks. Teori ini
berpendapat bahawa dalam sebuah teks terdapat banyak tanda dan pembaca atau
penganalisis harus memahami apa yang dimaksudkan dengan tanda-tanda tersebut.
Tokoh-tokoh Semiotika
Sejarah semiotik telah bermula sejak zaman Yunani, yaitu pada zaman Plato dan
Aristoteles. Kedua tokoh tersebut telah memulai sebuah teori bahasa dan makna. Namun
tidak lama selepas era tersebut, teori ini dirasakan tidak wajar, lalu kegunaan dan
keunggulannya mulai memudar. Pada era modern ilmu ini muncul kembali, dengan
tokoh-tokoh sebagai berikut:
1. Charles Sander Peirce
Memahami Semiotika tentu tidak bisa melepaskan pengaruh dan peran dua
orang penting ini, Charles Sander Peirce dan Ferdinand De
Saussure. Keduanya meletakkan dasar-dasar bagi kajian
semiotika. Peirce dikenal sebagai pemikir argumentatif dan filsuf
Amerika yang paling orisinil dan multidimensional.
Teori dari Peirce seringkali disebut sebagai ‘grand
theory’ dalam semiotika. Mengapa begitu? Ini lebih
disebabkan karena gagasan Peirce bersifat menyeluruh,
deskripsi struktural, dari semua sistem penandaan. Peirce
ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan
menggabungkan kembali semua komponen dalam
struktur tunggal.
Peirce mengemukakan teori segitiga makna yang terdiri atas tiga elemen utama,
yakni representamen (tanda), object, dan interpretant. Baginya, tanda atau
representamen adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca
indera manusia dan merupakan sesuatu yang merepresentasikan hal lain di luar tanda
itu sendiri. Sesuatu yang lain itu –oleh Peirce disebut Interpretant—dinamakan
sebagai interpretant dari tanda yang pertama, pada gilirannya akan mengacu pada
Object tertentu. Tanda menurut Peirce terdiri atas Simbol (tanda yang muncul dari
kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang
muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek.
Tipologi Tanda versi Charles S Peirce
Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Peirce terhadap tanda memiliki kekhasan
meski tidak bisa dibilang sederhana. Peirce membedakan tipe-tipe tanda menjadi:
Ikon (icon), Indeks (index), dan Simbol (symbol) yang didasarkan atas relasi di
antara representamen dan objeknya.
a. Ikon
Adalah tanda yang mengandung kemiripan ‘rupa’ sehingga tanda itu mudah
dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon hubungan antara representamen
dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas. Contohnya
sebagian besar rambu lalu lintas merupakan tanda yang ikonik karena
‘menggambarkan’ bentuk yang memiliki kesamaan dengan objek yang
sebenarnya.
b. Indeks
Adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di antara
representamen dan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara tanda dengan
objeknya bersifat kongkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang
sekuensial atau kausal. Contoh jejak telapak kaki di atas permukaan tanah,
misalnya, merupakan indeks dari seseorang atau binatang yang telah lewat di
sana, ketukan pintu merupakan indeks dari kehadiran seorang ‘tamu’ di rumah
kita.
c. Simbol
Merupakan jenis tanda yang bersifat abriter dan konvensional sesuai
kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Tanda-tanda
kebahasaan pada umumnya adalah simbol-simbol. Tak sedikit dari rambu lalu
lintas yang bersifat simbolik. Salah satu contohnya adalah rambu lalu lintas
yang sederhana ini.
Tabel 1. Jenis Tanda dan cara kerjanya
Jenis Tanda Ditandai dengan Contoh Proses Kerja
Icon
- Persamaan (kesamaan)
- Kemiripan
- Gambar, foto, dan
patung
- Dilihat
Indeks
- Hubungan sebab akibat
- Keterkaitan
- Asap ---api
- Gejala---penyakit
- Diperlukan
Simbol
- konvensi atau
- kesepakatan sosial
- Kata-kata
- Isyarat
- Dipelajari
Dari sudut pandang Charles Peirce ini, proses signifikansi bisa saja menghasilkan
rangkaian hubungan yang tidak berkesudahan, sehingga pada gilirannya sebuah
interpretan akan menjadi representamen, menjadi interpretan lagi, jadi representamen
lagi daan seterusnya.
Charles Sanders Peirce membagi tanda dan cara kerjanya ke dalam tiga kagatori
sebagaimana tampak dalam tabel di atas. Meski begitu dalam konteks-konteks
tertentu ikon dapat menjadi simbol. Banyak simbol yang berupa ikon. Disamping
menjadi indeks, sebuah tanda sekaligus juga berfungsi sebagai simbol.
Selain itu, Peirce juga memilah-milah tipe taanda menjadi katagori lanjutan, yakni
katagori Firstness, secondness dan thirdness. Tipe-tipe tanda tersebut meliputi (1)
qualisign, (2) signsign, dan (3) legisign. Begitu juga dibedakan menjadi (1) rema
(rheme), (2) tanda disen (dicent sign) dan (3) argumen (argument).
Dari berbagai kemungkinan persilangan di antara seluruh tipe tanda ini tentu dapat
dihasilkan berpuluh-puluh kombinasi yang kompleks.
2. Ferdinand De Saussure
Selain Charles S Peirce, pendekatan semotika yang terus berkembang hingga
saat ini yaitu Ferdinand De Saussure yang lebih terfokus pada
semiotika linguistik.
Menurut Saussure, tanda terdiri atas bunyi-bunyian dan
gambar, disebut signifier atau penanda, dan konsep-konsep dari
bunyi-bunyian dan gambar, disebut signified.
Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna
tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. Objek bagi
Saussure disebut “referent”. Menurut Saussure, “Signifier dan signified merupakan
kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.”
Gambar 2. Tanda menurut Saussure
3. Roland Barthes
Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure yang menekankan interaksi
antara teks dengan pengalaman personal dan kultural
penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan
konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya.
Gagasan Barthes ini dikenal dengan sebutan “order of
signification”, mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai
kamus) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman
kultural dan personal). Di sinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun
Barthes tetap mempergunakan istilah signifier-signified yang diusung Saussure.
Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan, yakni “mitos” yang menandai
suatu masyarakat. “Mitos” menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan,
jadi setelah terbentuk sistem sign-signifier-signified, tanda tersebut akan menjadi
penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru.
Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang
menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos.
Misalnya: Pohon beringin yang rindang dan lebat menimbulkan konotasi
“keramat” karena dianggap sebagai hunian para makhluk halus. Konotasi “keramat”
ini kemudian berkembang menjadi asumsi umum yang melekat pada simbol pohon
beringin, sehingga pohon beringin yang keramat bukan lagi menjadi sebuah konotasi
tapi berubah menjadi denotasi pada pemaknaan tingkat kedua. Pada tahap ini, “pohon
beringin yang keramat” akhirnya dianggap sebagai sebuah Mitos.
4. Umberto Eco
Umberto Eco menegaskan bahwa semiotika adalah teori dusta. Ia mengatakan
bahwa:...pada prinsipnya (semiotika) adalah sebuah disiplin yang
mempelajari segala sesuatu yang dapat digunakan untuk berdusta.
Definisi ini meskipun agak aneh secara eksplisit menjelaskan
betapa sentralnya konsep dusta di dalam wacana semiotika,
sehingga dusta tampaknya menjadi prinsip utama semiotika.
Menurutnya, tanda dapat digunakan untuk menyatakan kebenaran sekaligus
juga untuk menyatakan suatu kebohongan.
Semiotika menaruh perhatian pada apapun yang dapat dinyatakan sebagai
tanda. Sebuah tanda adalah semua hal yang yang dapat diambil sebagai penanda yang
mempunyai arti penting untuk menggantikan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lain
tersebut tidak perlu harus ada, atatu tanda itu secara nyata ada di suatu tempat pada
suatu waktu tertentu. Dengan demikian semiotika pada prinsipnya adalah suatu
disiplin yang mempelajari apa pun yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu
kebohongan. Jika sesuatu itu tersebut tidak dapat digunakan untuk mengatakan
kebohongan, sebaliknya tidak bisa digunakan untuk mengatakan kebenaran.
◦◦♪ Sekian ♪◦◦
Daftar pustaka:
Wibowo, Indiawan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi
Peneliti Dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media
http://kmi201.weblog.esaunggul.ac.id/

More Related Content

What's hot

Teori Ekologi Media
Teori Ekologi MediaTeori Ekologi Media
Teori Ekologi Mediamankoma2012
 
Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi SosialTeori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosialmankoma2012
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologimankoma2013
 
Uncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction TheoryUncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction Theorymankoma2012
 
Teori Paradigma Naratif
Teori Paradigma NaratifTeori Paradigma Naratif
Teori Paradigma Naratifmankoma2012
 
Coordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning TheoryCoordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning Theorymankoma2013
 
Media Richness Theory
Media Richness TheoryMedia Richness Theory
Media Richness Theorymankoma2012
 
Media Richness Theory
Media Richness TheoryMedia Richness Theory
Media Richness Theorymankoma2013
 
Teori Budaya Organisasi
Teori Budaya OrganisasiTeori Budaya Organisasi
Teori Budaya Organisasimankoma2012
 
Expectancy Violations Theory
 Expectancy Violations Theory  Expectancy Violations Theory
Expectancy Violations Theory mankoma2012
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasionalmankoma2013
 
Teori Semiotika Media
Teori Semiotika MediaTeori Semiotika Media
Teori Semiotika Mediamankoma2012
 
uses and gratification theory
uses and gratification theoryuses and gratification theory
uses and gratification theoryFaiz Sujudi
 
Semiotika: denotasi, konotasi, mitos
Semiotika: denotasi, konotasi, mitosSemiotika: denotasi, konotasi, mitos
Semiotika: denotasi, konotasi, mitosToto Haryadi
 
Ppt model model komunikasi kelompok excellent
Ppt model model komunikasi kelompok excellentPpt model model komunikasi kelompok excellent
Ppt model model komunikasi kelompok excellentSalma Van Licht
 

What's hot (20)

Teori Ekologi Media
Teori Ekologi MediaTeori Ekologi Media
Teori Ekologi Media
 
Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi SosialTeori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosial
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologi
 
Pengantar semiotika
Pengantar semiotikaPengantar semiotika
Pengantar semiotika
 
Tradisi Retorika
Tradisi RetorikaTradisi Retorika
Tradisi Retorika
 
Uncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction TheoryUncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction Theory
 
Tradisi Sibernetika
Tradisi SibernetikaTradisi Sibernetika
Tradisi Sibernetika
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
Teori Paradigma Naratif
Teori Paradigma NaratifTeori Paradigma Naratif
Teori Paradigma Naratif
 
Coordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning TheoryCoordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning Theory
 
Media Richness Theory
Media Richness TheoryMedia Richness Theory
Media Richness Theory
 
Media Richness Theory
Media Richness TheoryMedia Richness Theory
Media Richness Theory
 
Teori Budaya Organisasi
Teori Budaya OrganisasiTeori Budaya Organisasi
Teori Budaya Organisasi
 
Teori kritis
Teori kritisTeori kritis
Teori kritis
 
Expectancy Violations Theory
 Expectancy Violations Theory  Expectancy Violations Theory
Expectancy Violations Theory
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasional
 
Teori Semiotika Media
Teori Semiotika MediaTeori Semiotika Media
Teori Semiotika Media
 
uses and gratification theory
uses and gratification theoryuses and gratification theory
uses and gratification theory
 
Semiotika: denotasi, konotasi, mitos
Semiotika: denotasi, konotasi, mitosSemiotika: denotasi, konotasi, mitos
Semiotika: denotasi, konotasi, mitos
 
Ppt model model komunikasi kelompok excellent
Ppt model model komunikasi kelompok excellentPpt model model komunikasi kelompok excellent
Ppt model model komunikasi kelompok excellent
 

Viewers also liked

Komunikasi Semiotika
Komunikasi SemiotikaKomunikasi Semiotika
Komunikasi Semiotikamustikaph
 
Semiotika
SemiotikaSemiotika
Semiotikaelkana
 
Judul Skripsi Komunikasi Interpersonal
Judul Skripsi Komunikasi InterpersonalJudul Skripsi Komunikasi Interpersonal
Judul Skripsi Komunikasi InterpersonalPenelitian Komunikasi
 
Analisis budpop
Analisis budpopAnalisis budpop
Analisis budpopociHmI
 
Kajian Semiotik puisi "Kupu-kupu" karya Acep Zamzam Noor
Kajian Semiotik puisi "Kupu-kupu" karya Acep Zamzam NoorKajian Semiotik puisi "Kupu-kupu" karya Acep Zamzam Noor
Kajian Semiotik puisi "Kupu-kupu" karya Acep Zamzam NoorHerlangga Juniarko
 
Linguistik trapan analisis semiotika
Linguistik trapan analisis semiotikaLinguistik trapan analisis semiotika
Linguistik trapan analisis semiotikaRiska sasaka
 
Cross cultural variation in consumer behavior
Cross cultural variation in consumer behaviorCross cultural variation in consumer behavior
Cross cultural variation in consumer behaviorKelinci Ilmu
 
Tugas semiotika komunikasi
Tugas semiotika komunikasiTugas semiotika komunikasi
Tugas semiotika komunikasiJurnal Go-Blog
 
Strukturalisme dan Semiotik
Strukturalisme dan SemiotikStrukturalisme dan Semiotik
Strukturalisme dan SemiotikShafira Rahmani
 
Teori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompokTeori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompokKentos2069
 
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)Alvin Agustino Saputra
 
Soraya ratna pratiwi - teori media baru (new media theory)
Soraya ratna pratiwi  - teori media baru (new media theory)Soraya ratna pratiwi  - teori media baru (new media theory)
Soraya ratna pratiwi - teori media baru (new media theory)Soraya Ratna
 
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanMakalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanRiska Nur'Akhidah Sari
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumDidikparavisi
 

Viewers also liked (20)

Komunikasi Semiotika
Komunikasi SemiotikaKomunikasi Semiotika
Komunikasi Semiotika
 
Semiotika
SemiotikaSemiotika
Semiotika
 
Media baru – teori baru
Media baru – teori baruMedia baru – teori baru
Media baru – teori baru
 
Judul Skripsi Komunikasi Interpersonal
Judul Skripsi Komunikasi InterpersonalJudul Skripsi Komunikasi Interpersonal
Judul Skripsi Komunikasi Interpersonal
 
Analisis budpop
Analisis budpopAnalisis budpop
Analisis budpop
 
Presentasi Semiotika
Presentasi SemiotikaPresentasi Semiotika
Presentasi Semiotika
 
Komunikasi
Komunikasi Komunikasi
Komunikasi
 
Tradisi tradisi teori komunikasi
Tradisi tradisi teori komunikasiTradisi tradisi teori komunikasi
Tradisi tradisi teori komunikasi
 
Semiotika dan komunikasi 1
Semiotika dan komunikasi 1Semiotika dan komunikasi 1
Semiotika dan komunikasi 1
 
Kajian Semiotik puisi "Kupu-kupu" karya Acep Zamzam Noor
Kajian Semiotik puisi "Kupu-kupu" karya Acep Zamzam NoorKajian Semiotik puisi "Kupu-kupu" karya Acep Zamzam Noor
Kajian Semiotik puisi "Kupu-kupu" karya Acep Zamzam Noor
 
Linguistik trapan analisis semiotika
Linguistik trapan analisis semiotikaLinguistik trapan analisis semiotika
Linguistik trapan analisis semiotika
 
Cross cultural variation in consumer behavior
Cross cultural variation in consumer behaviorCross cultural variation in consumer behavior
Cross cultural variation in consumer behavior
 
Tugas semiotika komunikasi
Tugas semiotika komunikasiTugas semiotika komunikasi
Tugas semiotika komunikasi
 
Strukturalisme dan Semiotik
Strukturalisme dan SemiotikStrukturalisme dan Semiotik
Strukturalisme dan Semiotik
 
Teori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompokTeori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompok
 
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
 
Soraya ratna pratiwi - teori media baru (new media theory)
Soraya ratna pratiwi  - teori media baru (new media theory)Soraya ratna pratiwi  - teori media baru (new media theory)
Soraya ratna pratiwi - teori media baru (new media theory)
 
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanMakalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umum
 
Materi Sosiologi Komunikasi
Materi Sosiologi KomunikasiMateri Sosiologi Komunikasi
Materi Sosiologi Komunikasi
 

Similar to Teori semiotika (Kelompok Komunikasi Massa)

Semiotik dan dinamika sosial budaya
Semiotik dan dinamika sosial budayaSemiotik dan dinamika sosial budaya
Semiotik dan dinamika sosial budayaOktari Aneliya
 
Uas 3 mitos barthes prof okke
Uas 3 mitos barthes prof okkeUas 3 mitos barthes prof okke
Uas 3 mitos barthes prof okkejuniato
 
Teori roland barthes
Teori roland barthesTeori roland barthes
Teori roland barthesRestuads
 
SEMIOTIKA ROLAND BARTHES.pdf
SEMIOTIKA ROLAND BARTHES.pdfSEMIOTIKA ROLAND BARTHES.pdf
SEMIOTIKA ROLAND BARTHES.pdfekaweka7
 
Semiotika, Tanda, dan Makna dalam Komunikasi
Semiotika, Tanda, dan Makna dalam KomunikasiSemiotika, Tanda, dan Makna dalam Komunikasi
Semiotika, Tanda, dan Makna dalam KomunikasiAlfiyah Dhiya Atika
 
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)UIN Surabaya
 
Jawaban uas no 1 prof benny hoed
Jawaban uas no 1 prof benny hoedJawaban uas no 1 prof benny hoed
Jawaban uas no 1 prof benny hoedjuniato
 
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKARezhaMiftahulHuda
 
Kebudayaan sebagai sistem struktural uas
Kebudayaan sebagai sistem struktural uasKebudayaan sebagai sistem struktural uas
Kebudayaan sebagai sistem struktural uasOktari Aneliya
 
INDIVIDU+DAN+MASYARAKAT.pdf
INDIVIDU+DAN+MASYARAKAT.pdfINDIVIDU+DAN+MASYARAKAT.pdf
INDIVIDU+DAN+MASYARAKAT.pdfERGaming1
 
PPT PSIKOLOGI KOMUNIKASI PERTEMUAN 9&10.pptx
PPT PSIKOLOGI KOMUNIKASI PERTEMUAN 9&10.pptxPPT PSIKOLOGI KOMUNIKASI PERTEMUAN 9&10.pptx
PPT PSIKOLOGI KOMUNIKASI PERTEMUAN 9&10.pptxTrieAnanda2
 
Makalah kritik sastra
Makalah kritik sastraMakalah kritik sastra
Makalah kritik sastraMila Wati
 
The rhetoric theory
The rhetoric theoryThe rhetoric theory
The rhetoric theoryRonzzy Kevin
 

Similar to Teori semiotika (Kelompok Komunikasi Massa) (20)

Semiotik dan dinamika sosial budaya
Semiotik dan dinamika sosial budayaSemiotik dan dinamika sosial budaya
Semiotik dan dinamika sosial budaya
 
Uas 3 mitos barthes prof okke
Uas 3 mitos barthes prof okkeUas 3 mitos barthes prof okke
Uas 3 mitos barthes prof okke
 
Konsep_Semiotik.pptx
Konsep_Semiotik.pptxKonsep_Semiotik.pptx
Konsep_Semiotik.pptx
 
Semiotika
SemiotikaSemiotika
Semiotika
 
Teori roland barthes
Teori roland barthesTeori roland barthes
Teori roland barthes
 
SEMIOTIKA ROLAND BARTHES.pdf
SEMIOTIKA ROLAND BARTHES.pdfSEMIOTIKA ROLAND BARTHES.pdf
SEMIOTIKA ROLAND BARTHES.pdf
 
Studi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tandaStudi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tanda
 
Teori-Semiotika medi.pptx
Teori-Semiotika medi.pptxTeori-Semiotika medi.pptx
Teori-Semiotika medi.pptx
 
Semiotika, Tanda, dan Makna dalam Komunikasi
Semiotika, Tanda, dan Makna dalam KomunikasiSemiotika, Tanda, dan Makna dalam Komunikasi
Semiotika, Tanda, dan Makna dalam Komunikasi
 
Kapita selekta
Kapita selektaKapita selekta
Kapita selekta
 
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
 
Jawaban uas no 1 prof benny hoed
Jawaban uas no 1 prof benny hoedJawaban uas no 1 prof benny hoed
Jawaban uas no 1 prof benny hoed
 
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Kebudayaan sebagai sistem struktural uas
Kebudayaan sebagai sistem struktural uasKebudayaan sebagai sistem struktural uas
Kebudayaan sebagai sistem struktural uas
 
INDIVIDU+DAN+MASYARAKAT.pdf
INDIVIDU+DAN+MASYARAKAT.pdfINDIVIDU+DAN+MASYARAKAT.pdf
INDIVIDU+DAN+MASYARAKAT.pdf
 
PPT PSIKOLOGI KOMUNIKASI PERTEMUAN 9&10.pptx
PPT PSIKOLOGI KOMUNIKASI PERTEMUAN 9&10.pptxPPT PSIKOLOGI KOMUNIKASI PERTEMUAN 9&10.pptx
PPT PSIKOLOGI KOMUNIKASI PERTEMUAN 9&10.pptx
 
Jurnal 1
Jurnal 1Jurnal 1
Jurnal 1
 
Makalah kritik sastra
Makalah kritik sastraMakalah kritik sastra
Makalah kritik sastra
 
The rhetoric theory
The rhetoric theoryThe rhetoric theory
The rhetoric theory
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 

Teori semiotika (Kelompok Komunikasi Massa)

  • 1. Mata Kuliah : TeoriKomunikasi 2 Dosen : Asep Saefudin Seksi : 01 Th. Ajaran : 2015 TEORI SEMIOTIK Disusun oleh Nama : Yunita Martha Irine NIM : 201358021 Konsentrasi : Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul 2015
  • 2. Semiotika Pengertian Semiotika Secara Estimologis Istilah semiotika berasal dari kata Yunani; Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya: asap menandai adanya api. Lebih jelas lagi, kita banyak mengenal tanda-tanda dalam kehidupan berkeluarga dan masyarakat. Misalnya, bila di sekitar rumah ada tetangga yang memasang janur maka itu petanda ada ‘hajatan’ perkawinan, tetapi bila terpasang bendera warna kuning di depan rumah dan sudut jalan maka itu pertanda ada kematian. Secara Terminologis Semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Jadi, kesimpulan dari pengertian semiotika ini adalah ilmu untuk mengetahui tentang sistem tanda, ilmu yang mempelajari tentang tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Ia mampu menggantikan sesuatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan. Bahasa, Tanda, Dan Makna Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial, memahami dunia sebagai suatu sistem hubungan yang memiliki unit dasar dengan ‘tanda’. Maka dari itu,
  • 3. semiotika mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda. Ahli semiotika, Umberto Eco menyebut tanda sebagai suatu ‘kebohongan’ dan dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri. Bila dikaitkan dengan perilaku media massa, konsep kebenaran yang dianut oleh media massa bukanlah kebenaran sejati, tetapi sesuatu yang dianggap masyarakat sebagai suatu kebenaran. Tanpa memahami konteksnya, bisa saja ‘kebenaran’ semu yang ditampilkan media massa seolah sebagai kebenaran sejati. Padahal bisa saja kebenaran itu subjektif atau paling tidak dianggap benar oleh wartawan hingga diangkat lewat berita di halaman medianya. Dalam sebuah media, semiotika diugnakan sebagai pendekatan untuk menganalisis media dengan asumsi bahwa media itu sendiri dikomunikasikan melalui seperangkat tanda. Teks media yang yang tersusun atas seperangkat tanda itu tidak pernah membawa makna tunggal. Kenyataannya teks media memiliki ideologi atau kepentingan tertentu, memiliki ideologi dominan yang terbentuk melalui tanda tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa teks media membawa kepentingan-kepentingan tertentu dan juga kesalahan-kesalahan tertentu yang lebih luas dan kompleks. Semua media pada dasarnya membawa bias-bias tertentu dan setiap wartawan yang memasuki sebuah lingkungan media akan menyerap bias-bias media itu sebagai bagian dari kerjanya bahkan mengambilnya sebagai bagian dari ‘corporate culture’nya dia.
  • 4. Teori Semiotik Teori semiotik sendiri adalah salah satu teori pascamodern yang cukup penting dan banyak digunakan. Teori ini mengajak kita memahami karya sastra melalui tanda- tanda atau perlambang-perlambang yang dapat kita temui di dalam teks. Teori ini berpendapat bahawa dalam sebuah teks terdapat banyak tanda dan pembaca atau penganalisis harus memahami apa yang dimaksudkan dengan tanda-tanda tersebut. Tokoh-tokoh Semiotika Sejarah semiotik telah bermula sejak zaman Yunani, yaitu pada zaman Plato dan Aristoteles. Kedua tokoh tersebut telah memulai sebuah teori bahasa dan makna. Namun tidak lama selepas era tersebut, teori ini dirasakan tidak wajar, lalu kegunaan dan keunggulannya mulai memudar. Pada era modern ilmu ini muncul kembali, dengan tokoh-tokoh sebagai berikut: 1. Charles Sander Peirce Memahami Semiotika tentu tidak bisa melepaskan pengaruh dan peran dua orang penting ini, Charles Sander Peirce dan Ferdinand De Saussure. Keduanya meletakkan dasar-dasar bagi kajian semiotika. Peirce dikenal sebagai pemikir argumentatif dan filsuf Amerika yang paling orisinil dan multidimensional. Teori dari Peirce seringkali disebut sebagai ‘grand theory’ dalam semiotika. Mengapa begitu? Ini lebih disebabkan karena gagasan Peirce bersifat menyeluruh, deskripsi struktural, dari semua sistem penandaan. Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Peirce mengemukakan teori segitiga makna yang terdiri atas tiga elemen utama, yakni representamen (tanda), object, dan interpretant. Baginya, tanda atau
  • 5. representamen adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merepresentasikan hal lain di luar tanda itu sendiri. Sesuatu yang lain itu –oleh Peirce disebut Interpretant—dinamakan sebagai interpretant dari tanda yang pertama, pada gilirannya akan mengacu pada Object tertentu. Tanda menurut Peirce terdiri atas Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Tipologi Tanda versi Charles S Peirce Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Peirce terhadap tanda memiliki kekhasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Peirce membedakan tipe-tipe tanda menjadi: Ikon (icon), Indeks (index), dan Simbol (symbol) yang didasarkan atas relasi di antara representamen dan objeknya. a. Ikon Adalah tanda yang mengandung kemiripan ‘rupa’ sehingga tanda itu mudah dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas. Contohnya sebagian besar rambu lalu lintas merupakan tanda yang ikonik karena ‘menggambarkan’ bentuk yang memiliki kesamaan dengan objek yang sebenarnya. b. Indeks Adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat kongkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal. Contoh jejak telapak kaki di atas permukaan tanah, misalnya, merupakan indeks dari seseorang atau binatang yang telah lewat di sana, ketukan pintu merupakan indeks dari kehadiran seorang ‘tamu’ di rumah kita.
  • 6. c. Simbol Merupakan jenis tanda yang bersifat abriter dan konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Tanda-tanda kebahasaan pada umumnya adalah simbol-simbol. Tak sedikit dari rambu lalu lintas yang bersifat simbolik. Salah satu contohnya adalah rambu lalu lintas yang sederhana ini. Tabel 1. Jenis Tanda dan cara kerjanya Jenis Tanda Ditandai dengan Contoh Proses Kerja Icon - Persamaan (kesamaan) - Kemiripan - Gambar, foto, dan patung - Dilihat Indeks - Hubungan sebab akibat - Keterkaitan - Asap ---api - Gejala---penyakit - Diperlukan Simbol - konvensi atau - kesepakatan sosial - Kata-kata - Isyarat - Dipelajari Dari sudut pandang Charles Peirce ini, proses signifikansi bisa saja menghasilkan rangkaian hubungan yang tidak berkesudahan, sehingga pada gilirannya sebuah interpretan akan menjadi representamen, menjadi interpretan lagi, jadi representamen lagi daan seterusnya. Charles Sanders Peirce membagi tanda dan cara kerjanya ke dalam tiga kagatori sebagaimana tampak dalam tabel di atas. Meski begitu dalam konteks-konteks tertentu ikon dapat menjadi simbol. Banyak simbol yang berupa ikon. Disamping menjadi indeks, sebuah tanda sekaligus juga berfungsi sebagai simbol. Selain itu, Peirce juga memilah-milah tipe taanda menjadi katagori lanjutan, yakni katagori Firstness, secondness dan thirdness. Tipe-tipe tanda tersebut meliputi (1) qualisign, (2) signsign, dan (3) legisign. Begitu juga dibedakan menjadi (1) rema (rheme), (2) tanda disen (dicent sign) dan (3) argumen (argument).
  • 7. Dari berbagai kemungkinan persilangan di antara seluruh tipe tanda ini tentu dapat dihasilkan berpuluh-puluh kombinasi yang kompleks. 2. Ferdinand De Saussure Selain Charles S Peirce, pendekatan semotika yang terus berkembang hingga saat ini yaitu Ferdinand De Saussure yang lebih terfokus pada semiotika linguistik. Menurut Saussure, tanda terdiri atas bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau penanda, dan konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar, disebut signified. Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. Objek bagi Saussure disebut “referent”. Menurut Saussure, “Signifier dan signified merupakan kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.” Gambar 2. Tanda menurut Saussure 3. Roland Barthes Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure yang menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan sebutan “order of signification”, mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman
  • 8. kultural dan personal). Di sinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap mempergunakan istilah signifier-signified yang diusung Saussure. Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan, yakni “mitos” yang menandai suatu masyarakat. “Mitos” menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah terbentuk sistem sign-signifier-signified, tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos. Misalnya: Pohon beringin yang rindang dan lebat menimbulkan konotasi “keramat” karena dianggap sebagai hunian para makhluk halus. Konotasi “keramat” ini kemudian berkembang menjadi asumsi umum yang melekat pada simbol pohon beringin, sehingga pohon beringin yang keramat bukan lagi menjadi sebuah konotasi tapi berubah menjadi denotasi pada pemaknaan tingkat kedua. Pada tahap ini, “pohon beringin yang keramat” akhirnya dianggap sebagai sebuah Mitos. 4. Umberto Eco Umberto Eco menegaskan bahwa semiotika adalah teori dusta. Ia mengatakan bahwa:...pada prinsipnya (semiotika) adalah sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang dapat digunakan untuk berdusta. Definisi ini meskipun agak aneh secara eksplisit menjelaskan betapa sentralnya konsep dusta di dalam wacana semiotika, sehingga dusta tampaknya menjadi prinsip utama semiotika.
  • 9. Menurutnya, tanda dapat digunakan untuk menyatakan kebenaran sekaligus juga untuk menyatakan suatu kebohongan. Semiotika menaruh perhatian pada apapun yang dapat dinyatakan sebagai tanda. Sebuah tanda adalah semua hal yang yang dapat diambil sebagai penanda yang mempunyai arti penting untuk menggantikan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lain tersebut tidak perlu harus ada, atatu tanda itu secara nyata ada di suatu tempat pada suatu waktu tertentu. Dengan demikian semiotika pada prinsipnya adalah suatu disiplin yang mempelajari apa pun yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kebohongan. Jika sesuatu itu tersebut tidak dapat digunakan untuk mengatakan kebohongan, sebaliknya tidak bisa digunakan untuk mengatakan kebenaran. ◦◦♪ Sekian ♪◦◦ Daftar pustaka: Wibowo, Indiawan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi Peneliti Dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media http://kmi201.weblog.esaunggul.ac.id/