SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
BUDAYA POLITIK
1. Pengertian budaya politik
a. Pengertian budaya
Secara etimologis, istilah kebudayaan berasal dari beberapa bahasa, antara lain: Culture
(Bahasa Inggris) artinya budaya, Colore (Bahasa Latin) artinya budaya, dan Akhlaq (Bahasa
Arab) artinya peradaban atau budi.
Kata ³kebudayaan´ berasala dari bahasa Sanskerta yaitu buddhaya yang merupakan
bentuk jamak dari kata buddhi, artinya akal. Selanjutnya dikembangkan menjadi kata
budidaya yang artinya kemampuan akal budi seseorang ataupun sekelompok orang.
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sisitem gagasan, tindak dan
hasil karya dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan cara
belajar. Sedangkan menurut Moh. Hatta , kebudayaan adalah ciptaan dari suatu bangsa.
Menurut Zoetmulder, kebudayaan adalah perkembangan terpimpin oleh manusia
budayawan dari kemungkinan-kemungkinan dan tenaga-tenaga alam terutama alam manusia,
sehingga merupakan satu kesatuan harmonis.
Salah satu unsure kebudayaan yang bersifat universal adalah system kemasyarakatan
yang didlamnya terdapat organisasi kekuasaan atau politik. Kebudayaan dimiliki oleh setiap
masyarakat dan selalu berkembang dalam upaya memenuhi segala kebutuhan masyarakat.
b. Pengertian Politik
Pada umumnya istilah politik dapat diartikan sebagai bermacam-macam kegiatqn dalam
suatu system politk atau Negara yang menyangkut proses menetukan tujuan-tujuan dari
system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Politik menyangkut tujuan-tujuan seluruh
masyarakat, termasuk kegiatan berbagai kelompok baik partai poltik maupun individu.
Konsep-konsep pokok politik adalah Negara, kekuasaaan, pengambilan keputusan, kebijakan,
dan pembagian kekuasaan.
Pengambilan keputusan menyangkut seleksi antara beberapa alternative dan penyusutan
skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu,
perlu ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum yang menyangkut pengaturan dan
pembagian sumber-sumber yang ada. Untuk melaksanakan kebijaksanaan itu, perlu dimiliki
kekuasaan dan kewenangan yang akan dipakai, baik untuk membina kerja sama maupun
untuk menyelesaikan konflik yang mungkin akan timbul dalam proses tersebut.

2. Manusia sebagai Insan politik
a. Hakikat Manusia
Sebagai makhluk social, setiap manusia mempunyai hasrat untuk hidup bersama sehingga
muncul kelompok-kelompok. Timbulnya kelompok-kelompok terseebut disebabkan oleh dua
sifat manusia yang bertentangan satu sama lain. Di satu pihak dia ingin kerjasama, tetapi
dilain pihak, dia cenderung untuk bersaing dengan sesame manusia. Akan tetapi, manusia
mempunyai naluri untuk hidup berkawan dan hidup bersama dengan orang lain secara rukun.
Dimasa modern ini hampir dapat dipastikan bahwa tidak seorang pun dapat melepaskan
diri dari pengaruh politik, seseorang dapat saja mengalami dampak dari berbagai bentuk dan
tahapan proses politik. Setidaknya, salah satu dari bentuk proses politik, seperti konflik,
manipulasi sumber kekuasaan, paksaan, dan tawar menawar politik dapat mempengaruhi
seseeorang dalam waktu tertentu. Namun demikian, kadar pengaruh poltik terhadap setiap
orang tidaklah sama, kesediaan menerima pengaruh dan kekuatan diri untuk menghindar akan
menentukan gradasi pengaruh olitik terhadap individu. Berbeda dengan posisi seseorang
terhadap pengaruh prosese politik, di sisi lain terdapat kemampuan setiap orang untuk
mempengaruhi proses politik. Apabila seseorang tidak luput dari pengaruh politik maka
hanya orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan mempengaruhi proses politik. Mereka
itu adalah orang yang menguasai sumber daya dan teknologi politik serta mempunyai tekad
atau daya juang.
b. Hubungan Manusia dengan Politik
Secara etimologis, poltik berasal dari kata ³polis´ yang berarti Negara kota, yaitu suatu
kelompok manusia yang terorganisir yang menepati suatu wilayah tertentu sebagai tempat
tinggal bersama untuk mewujudkan kesejahteraan umum.
Politik juga diartikan sebagai seni dan ilmu pengetahuan yang mengandung pengertian
adanya hubungan dan kerja sama yang meliputi hubungan setiap individu dengan yang
lainnya, hubungan individu atau kelompok individu dengan Negara, dan hubungan Negara
dengan Negara. Jadi, politik dalam arti luas berkaitan dengan pemerintahan, sisitem
kekuasaan untuk mengatur hubngan individu dan kelompok individu satu sama l in atau
a
dengan Negara dan antara Negara dengan Negara. Didlamnya juga terdapat bentuk, cara
memperoleh, dan lembaga-lembaga kekuasaanserta pelaksanaan hak-hak warga Negara
dalam turut serta dan berperan dalam mengambil keputusan.
c. Suasana Kehidupan Politik Suatu Bangsa
Suasana kehidupan politik suatu bangsa dapat dibedakan menjadi dua bagian. Pertama,
suasana kehidupan politik pemerintahan yang berkaitan dengan kehidupan lembaga-lembaga
Negara, fungsi dan wewenang serta hubungan kewenangan antar lembaga Negara yang ada.
Kedua, suasana kehidupan politik rakyat yang berkaitan dengan pengelompokkan warga
Negara atau anggota masyarakat kedalam berbagai macam golongan yang biasanya disebut
sebagai kekuatan social poltik. Peran rakyat sebagai pelaku politik berfungsi sebagai input
yang berwujud keinginan, harapan, dan tuntutan.
Suasana kehidupan politik pemerintahan biasanya disebut suprastruktur politik. Dan
sebaliknya suasana kehidupan politik rakyat disebut infrastruktur politik. Suprastruktur
politik terdiri atas lembaga legislative, eksekutif, dan yudikatif. Sementara infrastruktur
politik didalamnya terdiri atas beberapa asosiasi atau kelompok pertain politik (political
party), kelompok kepentingan (interest group), kelompok penekan (pressure group), media
komunikasi politik (media of political communication), kelompok wartawan (journalism
group), kelompok mahasiswa (student group), dan para tokoh politik (political figures).
d. Pendidikan politik
Panggabean memberikan batasan pendidikan politik sebagai cara suatu masyarakat
mentransfer kultur politiknya dari generasi ke generasi. Kultur politk adalah keseluruhan
paduan dari nilai, keyakinan empiric, dan lambing-lambang ekspresif. Nilai yang dimaksud
adalah nilai-nilai instrinsik yang terkandung didalam pancasila dan UUD 1945. Keyakinan
empiric ialah keyakinan fundamental yang dihayati masyarakat mengenai sifat hakikat dari
system politik yang dianggap memadai dengan pandangan hidup masyarakat yang
bersangkutan.
2.2 BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DALAM MASYARAKAT
INDONESIA

1. Masyarakat Politik
a. Definisi Negara
Berbicara soal masyarakat politik sebenarnya juga membahas masalah Negara. Negara
timbul karena adanya kebutuhan dan keinginan manusia yang beraneka ragam yang
menyebabkan mereka harus bekrja sama untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kerja sama ini
timbul karena setiap orang tidak mampu memenuhi kebutuhannya secara sendiri-sendiri.
Karena itu, sesuai dengan kecakapan mereka masing
-masing, tiap orang mempunyai tugas
sendiri dan bekerja sama untuk memenuhi kepentingan mereka. Kesatuan mereka inilah yang
kemudian disebut masyarakat atau Negara. Negara merupakan integrasi dari kekuasaan
politik. Negara adalah alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan masnisia dalam masKesatuan mereka inilah yang kemudian disebut masyarakat
atau Negara. Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat dari
masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan masnisia dalam
masarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat.
b. Sifat-sifat Negara
Menurut Miriam Budiardjo, pada umumnya setiap Negara mempunyai tiga sifat, yaitu
memaksa, monopoli, dan mencangkup semua.
 Sifat memaksa, maksudnya agar peraturan perundang-undangan ditaati dalam
rangka mewujudkan ketertiban masyarakatsehingga Negara memiliki sifat
memaksa. Nagara memiliki kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara
legal. Sarana untuk itu antara lain polisi, tentara, dan jaksa. Sifat memaksa ini
berbeda dengan organisasi lainnya karena aturan
-aturan yang dikeluarkan oleh
ngara lebih mengikat.
 Sifat monopoli, maksudnya Negara berhak memonopoli dalam menetapkan tujuan
bersama dari masyarakat. Negara dapat melakukan tindakan apapun demi
kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat.
Sifat Mencangkup Semua, (all encompassing, all embrassing), maksudnya semua
peraturan perundang-undangan disusun dan berlaku untuk semua orang tanpa
terkecuali. Misalnya, peraturan tentang pajak yang ditujukan untuk semua warga
Negara. Sifat mencangkup ini sangat penting untuk diperhatikan karena setiap
langkah yang dilakukan oleh pemerintah harus dipahami dan dipatuhi oleh setiap
warga Negara.
c. Tatanan Kehidupan Masyarakat Politik
Dalam perkembangannya kehidupan masyarakat selalu mengalmi perubahan-perubahan
baik positif amupun negative. Hal ini disebabkan manusia sebagai anggota dari masyarakat
selalu berkembang secara dinamis yang memungkinkan terciptanya suatu kondisi tertentu
yang diinginkan. Dalam upaya mencapai kondisi itu, tidak jarang diliputi suasana-suasana
konflik.
Manusia hidup dalam suasana kerjasama, sekaligus suasana antagonistis dan penuh
pertentangan. Konflik-konflik ideologis berbagai golongan di masyarakat Indonesia
khususnya, telah menjadi sebab timbulnya kesulitan-kesulitan untuk mengembangkan aturan
permainan (rules of the game). Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila konflik-konflik
ideologis tersebut tumbuh berdampingan dengan timbulnya konflik-konflik yang bersifat
politis akibat pertentangan-pertentangan didalam pembagian status, kekuasaan, dan sumbersumber ekonomi yang terbatas dalam masyarakat.
Ada beberapa indikasi yang biasa dipakai oleh para ahli ilmu-ilmu social untuk menilai
intensitas pertentangan-pertentangan politik dalam suatu masyarakat.
a) Demonstrasi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah orang yang dengan
tidak menggunakan kekerasan untuk melakukan protes terhadap suatu rezim,
pemerintah,

pejabat pemerintah,

ideology, kebijaksanaan yang sedang

dilaksanakan atau bahkan baru direncanakan. Misalnya, demo menolak
kenaikan harga BBM, demo menuntut pengusutan kasusu-kasu hak asasi
manusia, dan lain sebagainya.
b) Kerusuhan, kerusuhan dalah pada dasarnya sama dengan demonstrasi. Bedanya,
kerusuhan menggunkan kekerasan secara fisik yang biasanya diikitu
pengrusakan barang-barang, pemukulan atau bahkan pembunuhan. Cirri lain
yang membedakan kerusuhan dari demonstarsi adalah kenyataan bahwa
kerusuhan terutama ditandai oleh spontanitas sebagai akibat dari suatu insiden
dan perilaku kelompok yang kacau. Misalnya, kerusuhan Mei 1998, kerusuhan
27 Juli 1996, atau peristiwa 27 Juili, kerusuhan Poso, dan sebagainya.
c) Serangan bersenjata, (armed attack), yakni suatu tindakan kekerasan yang
dilakukan untuk kepentingan suatu kelompok tertentu dengan maksud
melemahkan atau bahkan menghancurkan kekuasaan daari kelompok lain.
Misalnya, konflik yang terjadi di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) sebagai
akibat dari upaya Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ingin melepaskan diri
dari pangkuan NKRI.
d) Banyaknya jumlah kematian sebagai akibat dari kekerasan politik, misalnya
penculikan dan pembunuhan dengan motif politik dan sebagainya.
Suatu integrasi nasional yang tangguh hanya akan berkembang diatas consensus nasional
mengenai batas-batas suatu masyarakt politik dan system politik yang berlaku bagi seluruh
masyarakat tersebut. Pertama, merupakan kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka
bersama-sama merupakan warga dari suatu bangsa yang membedakan apakah seseorang
termasuk sebagai warga dari suatu bangsa atau tidak. Kedua, merupakan consensus nasional
mengetahui bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus diwujudkan atau
diselenggarakan. Suatu consensus nasional mengenai ³sisitem nilai´ yang akan mendasari
hubungan-hubungan social diantara para anggota suatu masyarakat bangsa.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat ketahanan nasional di bidang politik,
yaitu factor umum dan khusus. Factor umum merupakan factor yang mempengaruhi
terciptanya ketahanan nasional dibidang ideology, ekonomi, social budaya, dan pertahanan
keamanan. Sedangkan factor khusus yang menentukan tingkat ketahanan nasional di bidang
politik, meluputi sebagai berikut :
 Adanya ideology nasional yang dapat mewujudkan suatu realitas politik dan
memiliki fleksibilitas yang dapat menyesuaikan dan mengisi kebutuhan dan
tuntutan zaman. Ideology nasional harus benar-benar dimengerti, dipahami,
diyakini, dihayati, dan diamalkan serta diamankan oleh seganap lapisan
masyarakat.
 Adanya pimpinan nasional yang kuat dan berwibawa, mampu mengisi aspirasi dan
cita-cita rakyat, serta mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari rakyat.
 Adanya pemerintahan yang bersih, efektif, dan efisien, mampu menyelenggarakan
pemerintahan

yang

demoratis.

Selain

itu,

mampu

menyelenggarakan

pembangunan dalam meningkatkan taraf hidup rakyat dan mampu melindungi
seluruh tumpah darah dan segenap bangsa Indonesia sehingga tercipta suasana dan
perasaan aman, bebas dari bahaya dan ketakutan.
 Adanya masyarakat yang mempunyai kesadaran politik, disiplin nasional, dan
dinamika social yang tinggi sehingga tumbuh motivasi dan aktivitas konstruktif
yang membangkitkan partisipasi aktif dalam pembangunan nasional.
2. Tipe-tipe Budaya Politik yang Berkembang dalam Masyarakat Indonesia
Dalam masyarakat atau kehidupan politik dikenal tiga tipe budaya, antara lain :
a) Budaya Politik Parokial
Budaya

politik

parochial

berlangsung

dalam

masyarakat

tradisional,

dimana

masyarakatnya masih sederhana dengan spesialisasi yang sangat kecil. Para pelaku politik
sering melakukan peranannya serempak dengan perananya dalam bidang ekonomi,
keagamaan, dan lain-lain.anggota masyarakat cenderung tidak menaruh minat terhadap
objek-objek politk yang luas. Kesadaran yang menonjol dari anggota masyarakat dalam
bidang poltik, bahwa mereka mengakui adanya pusat kewenangan atau kekuasaan politik
dalam masyarakat.
b) Budaya Politik Kaula
Dalam budaya politik kaula (subjek), anggota masyarakat mempunyai minat, perhatian,
mungkin pula kesadaran, terhadap system keseluruhan, terutama dari segi output politik.
Orientasi anggota masyarakat yang nyata terhadap objek politik dapat dilihat dari
pernyataannya, baik berupa kebanggaan, ungkapan sikap dukungan, maupun sikap
bermusuhan terhadap system politik. Posisinya sebagai kaula, anggota masyarakat dapat
dikatakan sebagai posisi yang pasif. Mereka menganggap dirinya tidak berdaya
mempengaruhi atau mengubah system politik, dan oleh karena itu, menyerah saja kepada
segala kebijaksanaan dan keputusan para pemegang jabatan politik dianggap oleh masyarakat
sebagai sesuatu yang tidak dapat diubah, dikoreksi, apalagi ditantang. Tiada jalan bagi
anggota masyarakat kecuali menrima system politik sebagaimana adanya, patuh, ssetia, dan
mengikuti segala instruksi dan anjuran pimpinan politiknya.
c) Budaya Politik Partisipan
Budaya politik partisipan ditandai oleh anggota masyarakat yang aktif dalam kehidupan
politik. Seseorang dengan sendirinya menyadari setiap hak dan tanggung jawabnya.
Seseorang dalam budaya politik partisipan dapat menilai dengan penuh kesadaran system
politik secara totalitas, input dan output maupun possisi dirinya dalam politik. Dengan
demikian, setiap anggota msyarakat terlibat dalam sisitem politik yang berlaku betapa kecil
peran yang dijalankannya. Budaya politik partisipan dalam pemahaman yang demikian tidak
lain merupakan wujud dari dilaksanakannya budaya demokrasi dalam masyarakat. Sebab
budaya demokrasi member tekanan pada pelaksanaan pemeritahan dari, oleh, dan untuk
rakyat. Misalnya mengkritisi kebijakn pemerintah melalui opini-opini di media massa,
mematuhi peraturan perundang-undangan, melaporkan bila menemukan penyelewengan
hukum sesuai prosedur, dan sebagainya.

2.3 PENTINGNYA SOSIALISASI PERKEMBANGAN BUDAYA POLITIK
1. Cara-cara Berpolitik dalam Masyarakat
Perkembangan demokrasi dewasa ini mempunyai dampak bagi kehidupan politik di
Indonesia. Munculnya partai-partai politik turut menyemarakkan proses demokrasi. Akan
tetapi, banyak hal yang harus dikaji ketika hubungan antara elit poltik dan massa
pendukungnya belakangan ini seolah sekedar hubungan antara anak dan bapak yang belum
dijiwai oleh semangat demokrasi itu sendiri. Masyarakat dalam menentukan figure-figur
pemimpin bangsa kurang berpikir secara rasional karena masih bersikap paternalistis dan
feodalistis. Hal ini sangat membahayakan bagi perkembangan suatu bangsa yang sarat
dengan heterogenitas seperti Indonesia yang sangat membutuhkan ketahanan dan stabilitas
politik.
Guna mewujudkan ketahanan politik sebagai kondisi kehidupan politik bangsa yang
sehat, dinamis, dan mampu memelihara stabilitas politik perlu diupayakan adanya tata cara
berpolitik yang didasarkan pada kenyataan obyektif bahwa manusia adalah sebagai subjek
Negara. Oleh karena itu, kehidupan politik dalam Negara harus benar
-benar merealisasikan
tujuan demi harkat dan martabat manusia.dalam system politik, Negara harus mendasarkan
pada tuntutan hak dasar kemanusiaan yang dalam istilah ilmu hukum dan kenegaraan disebut
Hak Asasi Manusia. Hal ini sebagai perwujudan hak atas martabat kemanusiaan sehingga
system politik Negara harus mampu menciptakan system yang menjamin hak
-hak tersebut.
Pengembangan politik Negara, terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus
berdasarkan pada moralitas yang mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,
seperti halnya UU No. 31 Tahun 2002 tentang partai politik dan UU No. 12 Tahun 2003
tentang pemilihan umum.
Pembentukan, pemeliharaan, dan pengembangan partai politik pada dasarnya merupakan
salah satu pencerminan hak warga Negara untuk berkumpul, berserikat, dan m
enyatakan
pendapat. Melalui partai politik, rakyat dapat mewujudkan haknya untuk menyatakan
pendapat tentang arah kehidupan dan masa depannya dalam bermasyarakat dan bernegara.
Partai politik merupakan komponen yang sangat penting dalam system politik demokrasi.
Dengan demikian, penataan kepartaian harus bertumpu pada kaidah-kaidah kedaulatan
rakyat, yaitu memberikan kebebasan, kesetaraan, dan kebersamaan. Melalui kebebasan yang
bertanggung jawab, segenap warga Negara memiliki hak untuk berkumpul dan berserikat
guna mewujudkan cita-cita politiknya secara nyata.
2. Penerapan Budaya Politik
Pelaksanaan budaya poltik secara demokratis perlu dipahami oleh setiap warga Negara
Indonesia agar mampu mewujudkan cita-cita Negara. Menurut Miriam Budiardjo, penerapan
budaya politik dapat dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai berikut :
 Menyelesaikan perselaisihan secara damai dan melembanga. Dalam setiap
masyarakat terdapat beda pendapat serta kepentingan yang dalam alam demokrasi
dianggap wajar untuk diperjuangkan. Perselisihan harus dapat diselesaikan
melalui perundingan dan dialog terbuka untuk mencapai kompromi, consensus,
atau mufakat.
Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah. Perubahan social terjadi karena beberapa factor, seperti kemajuan
teknologi, kepadatan penduduk, dan pola perdagangan. Pemerintah harus dapat
menyesuaikan

kebijaksanaannya

terhadap

perubahan-perubahan

dan

mengendalikannya.
 Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur. Dalam masyarakat
demokratis, pergantian pimpinan atas dasar turunan, mengangkat diri sendiri, coup
d¶ etat dianggap tidak wajar.
 Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum. Golongan minoritas yang
biasanya terkena paksaan akan lebih menerimanya apabila diberi kesempatan turut
serta dalam merumuskan kebijaksanaan.
 Mengakui dan menanggap wajar adanya kenekaragaman. Keanekaragaman
tercermin dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan, dan tingkah laku, perlu
terselengaranya

masyarakat

yang

terbuka

dan

kebebasan

politik

yang

memungkinkan timbulnya fleksibilitas dan tersedianya berbagai alternative dalam
tindakan politik. Namun demikian, keanekaragaman tetap berada dalam kerangka
persatuan bangsa dan Negara.
 Menjamin tegaknya keadilan. Dalam masyarakat demokratis keadilan merupakan
cita-cita bersama, walaupun sebagian kecil masyarakat ada yang merasa
diperlakukan tidak adil.
System politik demokrasi Indonesia termasuk didalamnya adalah pembangunan partai
politik, harus mengacu dan berpedoman kepada pancasila dan UUD 1945 sebagai pedoman
sikap dan perilaku berpolitik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembangunan partai
politk harus memperhatikan pembangunan karakter politik karena sperti kita ketahui, politik
berkarakter atau berwatak positif maupun negative. Berwatak positif, yaitu menghendaki
terjadinya atau terwujudnya keadilan dan kebenaran. Berwatak negative, yaitu dalam usaha
mewujudkan keadilan dan kebenaran kadang-kadang bersifat destruktif dan menggunakan
segala cara asal tujuan tercapai. Didalam pembangnan partai politik juga menyangkut
pembangunan fungsi partai politik itu sendiri, yaitu memperjuangkan kepentingan-
kepentingan rakyat, baik kepentingan politik, social, ekonomi, dan budaya baik didalam
infrastruktur maupun suprastruktur.

2.4 PERAN SERTA BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
1. Komunikasi Politik
Komunikasi politik merupakan suatu hubungan timbal balik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dimana rakyat merupakan sumber aspirasi dan
sumber pimpinan nasional. Komunikasi politik secara vertical maupun horizontal baik
didalam suprastruktur maupun infrastruktur dimaksudkan untuk mewujudkan adanya
pengertian-pengertian politik yang dapat diterima oleh semua pihak untuk terwujudnya tujuan
politik. Adapun tujuan politik tidak dapat dilepaskan dari tujuan partai politik dan tujuan
partai politik juga seharudnya adalah sama dengan tujuan politik yang termaktub dalam UUD
Negara.
Tujuan politik yang sama antara partai politik denga tujuan Negara diharakan tidak akan
terjadi kompetisi politik yang tidak sehat antar partai politik, mengingat tiap partai politik
akan mempunyai disiplin politik, disiplin social, dan disiplin nasional. Setiap kegiatan partai
politik tidak akan mengorbankan kepentingan-kepentingan nasional, ideology, dan Negara.
2. Partisipasi Politik
Demokrasi merupakan salah satu bentuk pelaksanaan budaya politik. Budaya politik di
Indonesia pada hakikatnya telah melekat dalam system politik yang berlaku di Indonesia.
Pada norma-norma, nilai-nilai serta ketentuan yang ada di Negara kita budaya politik selalu
terkait dengan system politik yang berlaku yaitu demokrasi pancasila.
Peran serta masyarakat dalam budaya politik partisipan dapat diwujudkan melalui
tindakan-tindakan berikut :
 Kemampuan berpartisipasi aktif dalam kehidupan politik dengan menggunakan hak
poltitk dalam pemilu.
 Mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga Negara.
 Memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan pendapat
Berjiwa besar menerima kelebihan orang lain dan berlapang dada menerima
kekalahan.
 Mengutamakan musyawarah yang menyangkut kepentingan bersama.
 Menyampaikan hak demokrasinya sebagaimana diatur dalam UU.
 Kemampuan berpartisipasi terhadap kegiatan dilingkungan

BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Sebagai bangsa yang berdaulat, kemampuan menjaga dan melindungi seluruh wilayah
Negara dari berbagai ancaman dan gangguan baik berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri, tidak dapat dihindari lagi. Pertahanan dan keamanan Negara republic Indonesia
silaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, menggerakkan serta seluruh potensi nasional,
termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan
terkoordinasi.
3.2 SARAN
Dalam berpolitik sebaikya dilakukan menurut kaidah-kaidah dan aturan-aturan yang sesuai
agar tercipta integrasi nasional. Karena bangsa Indonesia terrdiri dari berbagai macam suku,
ras, agama, dan budaya.

More Related Content

What's hot

Budaya Demokrasi Masyarakat Madani
Budaya Demokrasi Masyarakat MadaniBudaya Demokrasi Masyarakat Madani
Budaya Demokrasi Masyarakat MadaniSyifa Ghifari
 
Rangkuman PKN kelas X BAB 6
Rangkuman PKN kelas X BAB 6Rangkuman PKN kelas X BAB 6
Rangkuman PKN kelas X BAB 6Tiara Azarine
 
Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Negara Kewarganegaraan dan Bela NegaraNegara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Negara Kewarganegaraan dan Bela NegaraAbdul Fauzan
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaParanody
 
Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1Santos Tos
 
BAB II Masyarakat Madani
BAB II Masyarakat MadaniBAB II Masyarakat Madani
BAB II Masyarakat MadaniSRIJOKOWALUYO
 
2 konsep publicsphere
2 konsep publicsphere2 konsep publicsphere
2 konsep publicsphereSam Suar
 
Bab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negara
Bab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negaraBab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negara
Bab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negaraSyaiful Ahdan
 
4 demokrasi dan etika politik
4   demokrasi dan etika politik4   demokrasi dan etika politik
4 demokrasi dan etika politikWanda Ramadhan
 
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan BernegaraDemokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan BernegaraHana Medina
 
Sistem politik indonesia 2
Sistem politik indonesia 2 Sistem politik indonesia 2
Sistem politik indonesia 2 Umu Ruqiyah
 
Budaya demokrasi menuju msyarakat madani
Budaya demokrasi menuju msyarakat madaniBudaya demokrasi menuju msyarakat madani
Budaya demokrasi menuju msyarakat madaniSyanas Aulia Solistiyo
 

What's hot (20)

Politik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasionalPolitik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasional
 
Budaya Demokrasi Masyarakat Madani
Budaya Demokrasi Masyarakat MadaniBudaya Demokrasi Masyarakat Madani
Budaya Demokrasi Masyarakat Madani
 
(1280476297)pkn xi bab 2
(1280476297)pkn xi bab 2(1280476297)pkn xi bab 2
(1280476297)pkn xi bab 2
 
Rangkuman PKN kelas X BAB 6
Rangkuman PKN kelas X BAB 6Rangkuman PKN kelas X BAB 6
Rangkuman PKN kelas X BAB 6
 
Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Negara Kewarganegaraan dan Bela NegaraNegara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara
 
Masyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani pptMasyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani ppt
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
 
Menelusuri dinamika demokrasi
Menelusuri dinamika demokrasiMenelusuri dinamika demokrasi
Menelusuri dinamika demokrasi
 
BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI
BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANIBUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI
BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI
 
Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1
 
BAB II Masyarakat Madani
BAB II Masyarakat MadaniBAB II Masyarakat Madani
BAB II Masyarakat Madani
 
2 konsep publicsphere
2 konsep publicsphere2 konsep publicsphere
2 konsep publicsphere
 
Bab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negara
Bab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negaraBab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negara
Bab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negara
 
Makalah Konsep Ilmu Politik
Makalah Konsep Ilmu PolitikMakalah Konsep Ilmu Politik
Makalah Konsep Ilmu Politik
 
Evaluasi xi
Evaluasi xiEvaluasi xi
Evaluasi xi
 
4 demokrasi dan etika politik
4   demokrasi dan etika politik4   demokrasi dan etika politik
4 demokrasi dan etika politik
 
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan BernegaraDemokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
 
Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
Sistem politik indonesia 2
Sistem politik indonesia 2 Sistem politik indonesia 2
Sistem politik indonesia 2
 
Budaya demokrasi menuju msyarakat madani
Budaya demokrasi menuju msyarakat madaniBudaya demokrasi menuju msyarakat madani
Budaya demokrasi menuju msyarakat madani
 

Viewers also liked

Projekt qytetari-anxhelaa
Projekt qytetari-anxhelaaProjekt qytetari-anxhelaa
Projekt qytetari-anxhelaaAnxhela Hysaj
 
Tendencia Civil Domotica
Tendencia Civil DomoticaTendencia Civil Domotica
Tendencia Civil Domoticageneraknow
 
Don't Bulldoze a Vibrant Ecosystem for Agile
Don't Bulldoze a Vibrant Ecosystem for AgileDon't Bulldoze a Vibrant Ecosystem for Agile
Don't Bulldoze a Vibrant Ecosystem for AgileTechWell
 
Datos estadisticos historicos respuestas a philipp meier
Datos estadisticos historicos respuestas a philipp meierDatos estadisticos historicos respuestas a philipp meier
Datos estadisticos historicos respuestas a philipp meierJose Antonio Vega
 
Newsletter décembre 2013
Newsletter décembre 2013Newsletter décembre 2013
Newsletter décembre 2013celine2104
 
Guía para registro de materias en verano 15 v
Guía para registro de materias en verano 15 vGuía para registro de materias en verano 15 v
Guía para registro de materias en verano 15 vXara Guerrero
 
G290 Basic Public Information Officer Certificate
G290 Basic Public Information Officer CertificateG290 Basic Public Information Officer Certificate
G290 Basic Public Information Officer CertificateKaitlin Gault
 
Tendencias Hidrocarburos
Tendencias HidrocarburosTendencias Hidrocarburos
Tendencias Hidrocarburosgeneraknow
 
Handout -revenue recognition webcast 5-27-15
Handout -revenue recognition webcast 5-27-15Handout -revenue recognition webcast 5-27-15
Handout -revenue recognition webcast 5-27-15Jin Young Park
 
Listino Prezzi Smart Fortwo Cabrio
Listino Prezzi Smart Fortwo CabrioListino Prezzi Smart Fortwo Cabrio
Listino Prezzi Smart Fortwo CabrioAutoblog.it
 

Viewers also liked (19)

Projekt qytetari-anxhelaa
Projekt qytetari-anxhelaaProjekt qytetari-anxhelaa
Projekt qytetari-anxhelaa
 
Tendencia Civil Domotica
Tendencia Civil DomoticaTendencia Civil Domotica
Tendencia Civil Domotica
 
119921204 politik-pemerintahan
119921204 politik-pemerintahan119921204 politik-pemerintahan
119921204 politik-pemerintahan
 
Miryan buñay
Miryan buñayMiryan buñay
Miryan buñay
 
110946812 manajemen-sekolah
110946812 manajemen-sekolah110946812 manajemen-sekolah
110946812 manajemen-sekolah
 
Don't Bulldoze a Vibrant Ecosystem for Agile
Don't Bulldoze a Vibrant Ecosystem for AgileDon't Bulldoze a Vibrant Ecosystem for Agile
Don't Bulldoze a Vibrant Ecosystem for Agile
 
Datos estadisticos historicos respuestas a philipp meier
Datos estadisticos historicos respuestas a philipp meierDatos estadisticos historicos respuestas a philipp meier
Datos estadisticos historicos respuestas a philipp meier
 
Newsletter décembre 2013
Newsletter décembre 2013Newsletter décembre 2013
Newsletter décembre 2013
 
North karelia
North kareliaNorth karelia
North karelia
 
193254247 pengantar-hukum-pajak
193254247 pengantar-hukum-pajak193254247 pengantar-hukum-pajak
193254247 pengantar-hukum-pajak
 
GRAFICOS
GRAFICOSGRAFICOS
GRAFICOS
 
Resultado Final Prova Bolsistas Colégio Certo
Resultado Final Prova Bolsistas  Colégio CertoResultado Final Prova Bolsistas  Colégio Certo
Resultado Final Prova Bolsistas Colégio Certo
 
Guía para registro de materias en verano 15 v
Guía para registro de materias en verano 15 vGuía para registro de materias en verano 15 v
Guía para registro de materias en verano 15 v
 
G290 Basic Public Information Officer Certificate
G290 Basic Public Information Officer CertificateG290 Basic Public Information Officer Certificate
G290 Basic Public Information Officer Certificate
 
Tendencias Hidrocarburos
Tendencias HidrocarburosTendencias Hidrocarburos
Tendencias Hidrocarburos
 
Handout -revenue recognition webcast 5-27-15
Handout -revenue recognition webcast 5-27-15Handout -revenue recognition webcast 5-27-15
Handout -revenue recognition webcast 5-27-15
 
BlackBelt
BlackBeltBlackBelt
BlackBelt
 
Presupuesto de Produción
Presupuesto de Produción Presupuesto de Produción
Presupuesto de Produción
 
Listino Prezzi Smart Fortwo Cabrio
Listino Prezzi Smart Fortwo CabrioListino Prezzi Smart Fortwo Cabrio
Listino Prezzi Smart Fortwo Cabrio
 

Similar to 60767626 budaya-politik

Similar to 60767626 budaya-politik (20)

Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptxSlide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
 
Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)
 
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptMasyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
 
Tugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politikTugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politik
 
Politikdanstrateginasional 130617055951-phpapp01
Politikdanstrateginasional 130617055951-phpapp01Politikdanstrateginasional 130617055951-phpapp01
Politikdanstrateginasional 130617055951-phpapp01
 
Makalah ilmu politik (2)
Makalah ilmu politik (2)Makalah ilmu politik (2)
Makalah ilmu politik (2)
 
Makalah ilmu politik
Makalah ilmu politikMakalah ilmu politik
Makalah ilmu politik
 
Makalah ilmu politik
Makalah ilmu politikMakalah ilmu politik
Makalah ilmu politik
 
Makalah ilmu politik 3
Makalah ilmu politik  3Makalah ilmu politik  3
Makalah ilmu politik 3
 
Makalah ilmu politik 3
Makalah ilmu politik  3Makalah ilmu politik  3
Makalah ilmu politik 3
 
Makalah ilmu politik 3 (2)
Makalah ilmu politik  3 (2)Makalah ilmu politik  3 (2)
Makalah ilmu politik 3 (2)
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!
 
Membangun etika politik
Membangun etika politikMembangun etika politik
Membangun etika politik
 
Politik rangkuman materi
Politik rangkuman materiPolitik rangkuman materi
Politik rangkuman materi
 
Sistem politik indonesia yang memungkinkan
Sistem politik indonesia yang memungkinkanSistem politik indonesia yang memungkinkan
Sistem politik indonesia yang memungkinkan
 
Rangkuman ilmu politik jodie
Rangkuman ilmu politik jodieRangkuman ilmu politik jodie
Rangkuman ilmu politik jodie
 
Kwn bab 4
Kwn bab 4Kwn bab 4
Kwn bab 4
 
Masyarakat sipil
Masyarakat sipilMasyarakat sipil
Masyarakat sipil
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
 
Mastarakat dan negara erianto
Mastarakat dan negara eriantoMastarakat dan negara erianto
Mastarakat dan negara erianto
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

60767626 budaya-politik

  • 1. BUDAYA POLITIK 1. Pengertian budaya politik a. Pengertian budaya Secara etimologis, istilah kebudayaan berasal dari beberapa bahasa, antara lain: Culture (Bahasa Inggris) artinya budaya, Colore (Bahasa Latin) artinya budaya, dan Akhlaq (Bahasa Arab) artinya peradaban atau budi. Kata ³kebudayaan´ berasala dari bahasa Sanskerta yaitu buddhaya yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi, artinya akal. Selanjutnya dikembangkan menjadi kata budidaya yang artinya kemampuan akal budi seseorang ataupun sekelompok orang. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sisitem gagasan, tindak dan hasil karya dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan cara belajar. Sedangkan menurut Moh. Hatta , kebudayaan adalah ciptaan dari suatu bangsa. Menurut Zoetmulder, kebudayaan adalah perkembangan terpimpin oleh manusia budayawan dari kemungkinan-kemungkinan dan tenaga-tenaga alam terutama alam manusia, sehingga merupakan satu kesatuan harmonis. Salah satu unsure kebudayaan yang bersifat universal adalah system kemasyarakatan yang didlamnya terdapat organisasi kekuasaan atau politik. Kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat dan selalu berkembang dalam upaya memenuhi segala kebutuhan masyarakat. b. Pengertian Politik Pada umumnya istilah politik dapat diartikan sebagai bermacam-macam kegiatqn dalam suatu system politk atau Negara yang menyangkut proses menetukan tujuan-tujuan dari system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Politik menyangkut tujuan-tujuan seluruh masyarakat, termasuk kegiatan berbagai kelompok baik partai poltik maupun individu. Konsep-konsep pokok politik adalah Negara, kekuasaaan, pengambilan keputusan, kebijakan, dan pembagian kekuasaan. Pengambilan keputusan menyangkut seleksi antara beberapa alternative dan penyusutan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu,
  • 2. perlu ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum yang menyangkut pengaturan dan pembagian sumber-sumber yang ada. Untuk melaksanakan kebijaksanaan itu, perlu dimiliki kekuasaan dan kewenangan yang akan dipakai, baik untuk membina kerja sama maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin akan timbul dalam proses tersebut. 2. Manusia sebagai Insan politik a. Hakikat Manusia Sebagai makhluk social, setiap manusia mempunyai hasrat untuk hidup bersama sehingga muncul kelompok-kelompok. Timbulnya kelompok-kelompok terseebut disebabkan oleh dua sifat manusia yang bertentangan satu sama lain. Di satu pihak dia ingin kerjasama, tetapi dilain pihak, dia cenderung untuk bersaing dengan sesame manusia. Akan tetapi, manusia mempunyai naluri untuk hidup berkawan dan hidup bersama dengan orang lain secara rukun. Dimasa modern ini hampir dapat dipastikan bahwa tidak seorang pun dapat melepaskan diri dari pengaruh politik, seseorang dapat saja mengalami dampak dari berbagai bentuk dan tahapan proses politik. Setidaknya, salah satu dari bentuk proses politik, seperti konflik, manipulasi sumber kekuasaan, paksaan, dan tawar menawar politik dapat mempengaruhi seseeorang dalam waktu tertentu. Namun demikian, kadar pengaruh poltik terhadap setiap orang tidaklah sama, kesediaan menerima pengaruh dan kekuatan diri untuk menghindar akan menentukan gradasi pengaruh olitik terhadap individu. Berbeda dengan posisi seseorang terhadap pengaruh prosese politik, di sisi lain terdapat kemampuan setiap orang untuk mempengaruhi proses politik. Apabila seseorang tidak luput dari pengaruh politik maka hanya orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan mempengaruhi proses politik. Mereka itu adalah orang yang menguasai sumber daya dan teknologi politik serta mempunyai tekad atau daya juang. b. Hubungan Manusia dengan Politik Secara etimologis, poltik berasal dari kata ³polis´ yang berarti Negara kota, yaitu suatu kelompok manusia yang terorganisir yang menepati suatu wilayah tertentu sebagai tempat tinggal bersama untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Politik juga diartikan sebagai seni dan ilmu pengetahuan yang mengandung pengertian adanya hubungan dan kerja sama yang meliputi hubungan setiap individu dengan yang
  • 3. lainnya, hubungan individu atau kelompok individu dengan Negara, dan hubungan Negara dengan Negara. Jadi, politik dalam arti luas berkaitan dengan pemerintahan, sisitem kekuasaan untuk mengatur hubngan individu dan kelompok individu satu sama l in atau a dengan Negara dan antara Negara dengan Negara. Didlamnya juga terdapat bentuk, cara memperoleh, dan lembaga-lembaga kekuasaanserta pelaksanaan hak-hak warga Negara dalam turut serta dan berperan dalam mengambil keputusan. c. Suasana Kehidupan Politik Suatu Bangsa Suasana kehidupan politik suatu bangsa dapat dibedakan menjadi dua bagian. Pertama, suasana kehidupan politik pemerintahan yang berkaitan dengan kehidupan lembaga-lembaga Negara, fungsi dan wewenang serta hubungan kewenangan antar lembaga Negara yang ada. Kedua, suasana kehidupan politik rakyat yang berkaitan dengan pengelompokkan warga Negara atau anggota masyarakat kedalam berbagai macam golongan yang biasanya disebut sebagai kekuatan social poltik. Peran rakyat sebagai pelaku politik berfungsi sebagai input yang berwujud keinginan, harapan, dan tuntutan. Suasana kehidupan politik pemerintahan biasanya disebut suprastruktur politik. Dan sebaliknya suasana kehidupan politik rakyat disebut infrastruktur politik. Suprastruktur politik terdiri atas lembaga legislative, eksekutif, dan yudikatif. Sementara infrastruktur politik didalamnya terdiri atas beberapa asosiasi atau kelompok pertain politik (political party), kelompok kepentingan (interest group), kelompok penekan (pressure group), media komunikasi politik (media of political communication), kelompok wartawan (journalism group), kelompok mahasiswa (student group), dan para tokoh politik (political figures). d. Pendidikan politik Panggabean memberikan batasan pendidikan politik sebagai cara suatu masyarakat mentransfer kultur politiknya dari generasi ke generasi. Kultur politk adalah keseluruhan paduan dari nilai, keyakinan empiric, dan lambing-lambang ekspresif. Nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai instrinsik yang terkandung didalam pancasila dan UUD 1945. Keyakinan empiric ialah keyakinan fundamental yang dihayati masyarakat mengenai sifat hakikat dari system politik yang dianggap memadai dengan pandangan hidup masyarakat yang bersangkutan.
  • 4. 2.2 BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DALAM MASYARAKAT INDONESIA 1. Masyarakat Politik a. Definisi Negara Berbicara soal masyarakat politik sebenarnya juga membahas masalah Negara. Negara timbul karena adanya kebutuhan dan keinginan manusia yang beraneka ragam yang menyebabkan mereka harus bekrja sama untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kerja sama ini timbul karena setiap orang tidak mampu memenuhi kebutuhannya secara sendiri-sendiri. Karena itu, sesuai dengan kecakapan mereka masing -masing, tiap orang mempunyai tugas sendiri dan bekerja sama untuk memenuhi kepentingan mereka. Kesatuan mereka inilah yang kemudian disebut masyarakat atau Negara. Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan masnisia dalam masKesatuan mereka inilah yang kemudian disebut masyarakat atau Negara. Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan masnisia dalam masarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. b. Sifat-sifat Negara Menurut Miriam Budiardjo, pada umumnya setiap Negara mempunyai tiga sifat, yaitu memaksa, monopoli, dan mencangkup semua. Sifat memaksa, maksudnya agar peraturan perundang-undangan ditaati dalam rangka mewujudkan ketertiban masyarakatsehingga Negara memiliki sifat memaksa. Nagara memiliki kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal. Sarana untuk itu antara lain polisi, tentara, dan jaksa. Sifat memaksa ini berbeda dengan organisasi lainnya karena aturan -aturan yang dikeluarkan oleh ngara lebih mengikat. Sifat monopoli, maksudnya Negara berhak memonopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat. Negara dapat melakukan tindakan apapun demi kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat.
  • 5. Sifat Mencangkup Semua, (all encompassing, all embrassing), maksudnya semua peraturan perundang-undangan disusun dan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Misalnya, peraturan tentang pajak yang ditujukan untuk semua warga Negara. Sifat mencangkup ini sangat penting untuk diperhatikan karena setiap langkah yang dilakukan oleh pemerintah harus dipahami dan dipatuhi oleh setiap warga Negara. c. Tatanan Kehidupan Masyarakat Politik Dalam perkembangannya kehidupan masyarakat selalu mengalmi perubahan-perubahan baik positif amupun negative. Hal ini disebabkan manusia sebagai anggota dari masyarakat selalu berkembang secara dinamis yang memungkinkan terciptanya suatu kondisi tertentu yang diinginkan. Dalam upaya mencapai kondisi itu, tidak jarang diliputi suasana-suasana konflik. Manusia hidup dalam suasana kerjasama, sekaligus suasana antagonistis dan penuh pertentangan. Konflik-konflik ideologis berbagai golongan di masyarakat Indonesia khususnya, telah menjadi sebab timbulnya kesulitan-kesulitan untuk mengembangkan aturan permainan (rules of the game). Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila konflik-konflik ideologis tersebut tumbuh berdampingan dengan timbulnya konflik-konflik yang bersifat politis akibat pertentangan-pertentangan didalam pembagian status, kekuasaan, dan sumbersumber ekonomi yang terbatas dalam masyarakat. Ada beberapa indikasi yang biasa dipakai oleh para ahli ilmu-ilmu social untuk menilai intensitas pertentangan-pertentangan politik dalam suatu masyarakat. a) Demonstrasi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah orang yang dengan tidak menggunakan kekerasan untuk melakukan protes terhadap suatu rezim, pemerintah, pejabat pemerintah, ideology, kebijaksanaan yang sedang dilaksanakan atau bahkan baru direncanakan. Misalnya, demo menolak kenaikan harga BBM, demo menuntut pengusutan kasusu-kasu hak asasi manusia, dan lain sebagainya. b) Kerusuhan, kerusuhan dalah pada dasarnya sama dengan demonstrasi. Bedanya, kerusuhan menggunkan kekerasan secara fisik yang biasanya diikitu
  • 6. pengrusakan barang-barang, pemukulan atau bahkan pembunuhan. Cirri lain yang membedakan kerusuhan dari demonstarsi adalah kenyataan bahwa kerusuhan terutama ditandai oleh spontanitas sebagai akibat dari suatu insiden dan perilaku kelompok yang kacau. Misalnya, kerusuhan Mei 1998, kerusuhan 27 Juli 1996, atau peristiwa 27 Juili, kerusuhan Poso, dan sebagainya. c) Serangan bersenjata, (armed attack), yakni suatu tindakan kekerasan yang dilakukan untuk kepentingan suatu kelompok tertentu dengan maksud melemahkan atau bahkan menghancurkan kekuasaan daari kelompok lain. Misalnya, konflik yang terjadi di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) sebagai akibat dari upaya Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ingin melepaskan diri dari pangkuan NKRI. d) Banyaknya jumlah kematian sebagai akibat dari kekerasan politik, misalnya penculikan dan pembunuhan dengan motif politik dan sebagainya. Suatu integrasi nasional yang tangguh hanya akan berkembang diatas consensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakt politik dan system politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat tersebut. Pertama, merupakan kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama merupakan warga dari suatu bangsa yang membedakan apakah seseorang termasuk sebagai warga dari suatu bangsa atau tidak. Kedua, merupakan consensus nasional mengetahui bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus diwujudkan atau diselenggarakan. Suatu consensus nasional mengenai ³sisitem nilai´ yang akan mendasari hubungan-hubungan social diantara para anggota suatu masyarakat bangsa. Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat ketahanan nasional di bidang politik, yaitu factor umum dan khusus. Factor umum merupakan factor yang mempengaruhi terciptanya ketahanan nasional dibidang ideology, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan. Sedangkan factor khusus yang menentukan tingkat ketahanan nasional di bidang politik, meluputi sebagai berikut : Adanya ideology nasional yang dapat mewujudkan suatu realitas politik dan memiliki fleksibilitas yang dapat menyesuaikan dan mengisi kebutuhan dan tuntutan zaman. Ideology nasional harus benar-benar dimengerti, dipahami,
  • 7. diyakini, dihayati, dan diamalkan serta diamankan oleh seganap lapisan masyarakat. Adanya pimpinan nasional yang kuat dan berwibawa, mampu mengisi aspirasi dan cita-cita rakyat, serta mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari rakyat. Adanya pemerintahan yang bersih, efektif, dan efisien, mampu menyelenggarakan pemerintahan yang demoratis. Selain itu, mampu menyelenggarakan pembangunan dalam meningkatkan taraf hidup rakyat dan mampu melindungi seluruh tumpah darah dan segenap bangsa Indonesia sehingga tercipta suasana dan perasaan aman, bebas dari bahaya dan ketakutan. Adanya masyarakat yang mempunyai kesadaran politik, disiplin nasional, dan dinamika social yang tinggi sehingga tumbuh motivasi dan aktivitas konstruktif yang membangkitkan partisipasi aktif dalam pembangunan nasional. 2. Tipe-tipe Budaya Politik yang Berkembang dalam Masyarakat Indonesia Dalam masyarakat atau kehidupan politik dikenal tiga tipe budaya, antara lain : a) Budaya Politik Parokial Budaya politik parochial berlangsung dalam masyarakat tradisional, dimana masyarakatnya masih sederhana dengan spesialisasi yang sangat kecil. Para pelaku politik sering melakukan peranannya serempak dengan perananya dalam bidang ekonomi, keagamaan, dan lain-lain.anggota masyarakat cenderung tidak menaruh minat terhadap objek-objek politk yang luas. Kesadaran yang menonjol dari anggota masyarakat dalam bidang poltik, bahwa mereka mengakui adanya pusat kewenangan atau kekuasaan politik dalam masyarakat. b) Budaya Politik Kaula Dalam budaya politik kaula (subjek), anggota masyarakat mempunyai minat, perhatian, mungkin pula kesadaran, terhadap system keseluruhan, terutama dari segi output politik. Orientasi anggota masyarakat yang nyata terhadap objek politik dapat dilihat dari pernyataannya, baik berupa kebanggaan, ungkapan sikap dukungan, maupun sikap
  • 8. bermusuhan terhadap system politik. Posisinya sebagai kaula, anggota masyarakat dapat dikatakan sebagai posisi yang pasif. Mereka menganggap dirinya tidak berdaya mempengaruhi atau mengubah system politik, dan oleh karena itu, menyerah saja kepada segala kebijaksanaan dan keputusan para pemegang jabatan politik dianggap oleh masyarakat sebagai sesuatu yang tidak dapat diubah, dikoreksi, apalagi ditantang. Tiada jalan bagi anggota masyarakat kecuali menrima system politik sebagaimana adanya, patuh, ssetia, dan mengikuti segala instruksi dan anjuran pimpinan politiknya. c) Budaya Politik Partisipan Budaya politik partisipan ditandai oleh anggota masyarakat yang aktif dalam kehidupan politik. Seseorang dengan sendirinya menyadari setiap hak dan tanggung jawabnya. Seseorang dalam budaya politik partisipan dapat menilai dengan penuh kesadaran system politik secara totalitas, input dan output maupun possisi dirinya dalam politik. Dengan demikian, setiap anggota msyarakat terlibat dalam sisitem politik yang berlaku betapa kecil peran yang dijalankannya. Budaya politik partisipan dalam pemahaman yang demikian tidak lain merupakan wujud dari dilaksanakannya budaya demokrasi dalam masyarakat. Sebab budaya demokrasi member tekanan pada pelaksanaan pemeritahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Misalnya mengkritisi kebijakn pemerintah melalui opini-opini di media massa, mematuhi peraturan perundang-undangan, melaporkan bila menemukan penyelewengan hukum sesuai prosedur, dan sebagainya. 2.3 PENTINGNYA SOSIALISASI PERKEMBANGAN BUDAYA POLITIK 1. Cara-cara Berpolitik dalam Masyarakat Perkembangan demokrasi dewasa ini mempunyai dampak bagi kehidupan politik di Indonesia. Munculnya partai-partai politik turut menyemarakkan proses demokrasi. Akan tetapi, banyak hal yang harus dikaji ketika hubungan antara elit poltik dan massa pendukungnya belakangan ini seolah sekedar hubungan antara anak dan bapak yang belum dijiwai oleh semangat demokrasi itu sendiri. Masyarakat dalam menentukan figure-figur pemimpin bangsa kurang berpikir secara rasional karena masih bersikap paternalistis dan feodalistis. Hal ini sangat membahayakan bagi perkembangan suatu bangsa yang sarat dengan heterogenitas seperti Indonesia yang sangat membutuhkan ketahanan dan stabilitas politik.
  • 9. Guna mewujudkan ketahanan politik sebagai kondisi kehidupan politik bangsa yang sehat, dinamis, dan mampu memelihara stabilitas politik perlu diupayakan adanya tata cara berpolitik yang didasarkan pada kenyataan obyektif bahwa manusia adalah sebagai subjek Negara. Oleh karena itu, kehidupan politik dalam Negara harus benar -benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.dalam system politik, Negara harus mendasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan yang dalam istilah ilmu hukum dan kenegaraan disebut Hak Asasi Manusia. Hal ini sebagai perwujudan hak atas martabat kemanusiaan sehingga system politik Negara harus mampu menciptakan system yang menjamin hak -hak tersebut. Pengembangan politik Negara, terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus berdasarkan pada moralitas yang mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti halnya UU No. 31 Tahun 2002 tentang partai politik dan UU No. 12 Tahun 2003 tentang pemilihan umum. Pembentukan, pemeliharaan, dan pengembangan partai politik pada dasarnya merupakan salah satu pencerminan hak warga Negara untuk berkumpul, berserikat, dan m enyatakan pendapat. Melalui partai politik, rakyat dapat mewujudkan haknya untuk menyatakan pendapat tentang arah kehidupan dan masa depannya dalam bermasyarakat dan bernegara. Partai politik merupakan komponen yang sangat penting dalam system politik demokrasi. Dengan demikian, penataan kepartaian harus bertumpu pada kaidah-kaidah kedaulatan rakyat, yaitu memberikan kebebasan, kesetaraan, dan kebersamaan. Melalui kebebasan yang bertanggung jawab, segenap warga Negara memiliki hak untuk berkumpul dan berserikat guna mewujudkan cita-cita politiknya secara nyata. 2. Penerapan Budaya Politik Pelaksanaan budaya poltik secara demokratis perlu dipahami oleh setiap warga Negara Indonesia agar mampu mewujudkan cita-cita Negara. Menurut Miriam Budiardjo, penerapan budaya politik dapat dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai berikut : Menyelesaikan perselaisihan secara damai dan melembanga. Dalam setiap masyarakat terdapat beda pendapat serta kepentingan yang dalam alam demokrasi dianggap wajar untuk diperjuangkan. Perselisihan harus dapat diselesaikan melalui perundingan dan dialog terbuka untuk mencapai kompromi, consensus, atau mufakat.
  • 10. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah. Perubahan social terjadi karena beberapa factor, seperti kemajuan teknologi, kepadatan penduduk, dan pola perdagangan. Pemerintah harus dapat menyesuaikan kebijaksanaannya terhadap perubahan-perubahan dan mengendalikannya. Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur. Dalam masyarakat demokratis, pergantian pimpinan atas dasar turunan, mengangkat diri sendiri, coup d¶ etat dianggap tidak wajar. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum. Golongan minoritas yang biasanya terkena paksaan akan lebih menerimanya apabila diberi kesempatan turut serta dalam merumuskan kebijaksanaan. Mengakui dan menanggap wajar adanya kenekaragaman. Keanekaragaman tercermin dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan, dan tingkah laku, perlu terselengaranya masyarakat yang terbuka dan kebebasan politik yang memungkinkan timbulnya fleksibilitas dan tersedianya berbagai alternative dalam tindakan politik. Namun demikian, keanekaragaman tetap berada dalam kerangka persatuan bangsa dan Negara. Menjamin tegaknya keadilan. Dalam masyarakat demokratis keadilan merupakan cita-cita bersama, walaupun sebagian kecil masyarakat ada yang merasa diperlakukan tidak adil. System politik demokrasi Indonesia termasuk didalamnya adalah pembangunan partai politik, harus mengacu dan berpedoman kepada pancasila dan UUD 1945 sebagai pedoman sikap dan perilaku berpolitik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembangunan partai politk harus memperhatikan pembangunan karakter politik karena sperti kita ketahui, politik berkarakter atau berwatak positif maupun negative. Berwatak positif, yaitu menghendaki terjadinya atau terwujudnya keadilan dan kebenaran. Berwatak negative, yaitu dalam usaha mewujudkan keadilan dan kebenaran kadang-kadang bersifat destruktif dan menggunakan segala cara asal tujuan tercapai. Didalam pembangnan partai politik juga menyangkut pembangunan fungsi partai politik itu sendiri, yaitu memperjuangkan kepentingan-
  • 11. kepentingan rakyat, baik kepentingan politik, social, ekonomi, dan budaya baik didalam infrastruktur maupun suprastruktur. 2.4 PERAN SERTA BUDAYA POLITIK PARTISIPAN 1. Komunikasi Politik Komunikasi politik merupakan suatu hubungan timbal balik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dimana rakyat merupakan sumber aspirasi dan sumber pimpinan nasional. Komunikasi politik secara vertical maupun horizontal baik didalam suprastruktur maupun infrastruktur dimaksudkan untuk mewujudkan adanya pengertian-pengertian politik yang dapat diterima oleh semua pihak untuk terwujudnya tujuan politik. Adapun tujuan politik tidak dapat dilepaskan dari tujuan partai politik dan tujuan partai politik juga seharudnya adalah sama dengan tujuan politik yang termaktub dalam UUD Negara. Tujuan politik yang sama antara partai politik denga tujuan Negara diharakan tidak akan terjadi kompetisi politik yang tidak sehat antar partai politik, mengingat tiap partai politik akan mempunyai disiplin politik, disiplin social, dan disiplin nasional. Setiap kegiatan partai politik tidak akan mengorbankan kepentingan-kepentingan nasional, ideology, dan Negara. 2. Partisipasi Politik Demokrasi merupakan salah satu bentuk pelaksanaan budaya politik. Budaya politik di Indonesia pada hakikatnya telah melekat dalam system politik yang berlaku di Indonesia. Pada norma-norma, nilai-nilai serta ketentuan yang ada di Negara kita budaya politik selalu terkait dengan system politik yang berlaku yaitu demokrasi pancasila. Peran serta masyarakat dalam budaya politik partisipan dapat diwujudkan melalui tindakan-tindakan berikut : Kemampuan berpartisipasi aktif dalam kehidupan politik dengan menggunakan hak poltitk dalam pemilu. Mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga Negara. Memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan pendapat
  • 12. Berjiwa besar menerima kelebihan orang lain dan berlapang dada menerima kekalahan. Mengutamakan musyawarah yang menyangkut kepentingan bersama. Menyampaikan hak demokrasinya sebagaimana diatur dalam UU. Kemampuan berpartisipasi terhadap kegiatan dilingkungan BAB III KESIMPULAN 3.1 KESIMPULAN Sebagai bangsa yang berdaulat, kemampuan menjaga dan melindungi seluruh wilayah Negara dari berbagai ancaman dan gangguan baik berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, tidak dapat dihindari lagi. Pertahanan dan keamanan Negara republic Indonesia silaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, menggerakkan serta seluruh potensi nasional, termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi. 3.2 SARAN Dalam berpolitik sebaikya dilakukan menurut kaidah-kaidah dan aturan-aturan yang sesuai agar tercipta integrasi nasional. Karena bangsa Indonesia terrdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya.