SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
MAKALAH 
KODE GENETIKA 
Dosen Pengampu : dr. Tami 
Disusun oleh: 
Kelompok 2 (DIII kebidanan 1B) 
1. Fitriana laelatunni’mah (141540134300033) 
2. Buntar handayani (141540134030006) 
3. Deni farih utami (141540134050008) 
4. Eti yuliana lestari (141540134210024) 
5. Fitri lestari (141540134290032) 
6. Rinigianti (141540134570060) 
7. Suci yayu febriana ambarwati (141540134670070) 
8. Umi ma’rifah khasanah (141540134720075) 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN 
HARAPAN BANGSAPURWOKERTO 
TAHUN AJARAN 2014/ 2015 
i
KATA PENGANTAR 
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha 
pengasih lagi maha penyayang.Berkat rahmat taufik dan hidayahnya kami dapat 
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berkat bantuan dan tuntutan Allah SWT, 
dan semua pihak dari kelompok kami.Kami menyadari bahwa dalam proses 
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara 
penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan 
dan pengetahuan yang dimilliki kami sehingga dapat selesai.Kami dengan rendah 
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan saran dan usulan guna 
penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi 
pembacanya. 
Purwokerto, 09 Desember 2014 
Penyusun 
ii
DAFTAR ISI 
HALAMAN AWAL......................................................................................... i 
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii 
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii 
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 
A. Latar Belakang.................................................................................. 1 
B. Tujuan ............................................................................................... 1 
C. Rumusan Masalah............................................................................. 1 
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2 
A. Prinsip Hukum Mendel..................................................................... 2 
B. Hukum Segregasi (hukum pertama Mendel).................................... 2 
C. Hukum Asortasi Bebas (hukum kedua Mendel)............................... 4 
D. Hereditas Mamire.............................................................................. 3 
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12 
A. Kesimpulan ....................................................................................... 12 
B. Saran ................................................................................................. 12 
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13 
iii
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Hereditas mendapat perhatian banyak peneliti seperti Mendel. 
Penelitian-penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan hukum 
Mendel II. Hukum Mendel I menyatakan bahwa ketika berlangsung 
pembentukan gamet pada individu akan terjadi pemisahan alat secara bebas. 
Oleh karena itu, setiap gamet mengandung salah satu alel yang dikandung 
oleh sel induknya. Hukum ini disebut segregasi bebas yang terlihat pada 
persilangan monohibrid. Hukum II Mendel menyatakan bahwa pada saat 
pembentukan gamet gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan 
mengelompok secara bebas pula.Pola-pola hereditas mencakup pewarisan sifat 
individu pada keturunannya melalui gamet dengan mengikuti aliran tertentu. 
Perbandingan fenotipe pada F2 perkawinan dihibrid seharusnya adalah 9:3:3:1 
tetapi ada gen yang kerjanya saling berurutan antara satu dengan yang lain, 
sehingga hasil persilangan seolah-olah menyimpang dari prinsip Mendel. 
Dari pernyataan diatas penulis membuat makalah yang berjudul kode 
genetika Sehingga pembaca dapat mengetahui apa yang berkaitan dengan 
materi tersebut. 
B. Tujuan 
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang prinsip hokum mendel 
2. Agar mahasiswa mengetahui prinsip hukum mendel I 
3. Agar mahasiswa mengetahui hereditas manire 
C. Rumusan Masalah 
1. Bagaimana prinsip hokum mendel ? 
2. Bagaimana prinsip hukum mendel 1 dan 2 ? 
3. Bagimana hereditas manire yang berkaitan dengan DNA, RNA dan 
Sintesis protein ? 
1
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Prinsip Hukum Mendel 
Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk 
kepada keturunannya. Pertama kali ditemukan oleh Gregor John Mendel 
melalui persilangan pada kacang kapri ( pisum sativum ). 
Alasan mendel : 
1. Pasangan sifat beda menjolok 
2. Autogami sifat yang konstan 
3. Mudah melakukan penyerbukan silang 
4. Waktu yang diperlukan singkat 
5. Keturunannya banyak 
B. Hukum Segregasi (hukum pertama Mendel) 
Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna putih), S (buntut 
pendek), dan s (buntut panjang) pada generasi F2 Hukum segregasi bebas 
menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk 
(Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap 
gamet menerima satu gen dari induknya. 
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: 
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada 
karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel 
resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, 
misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari 
luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R). 
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya 
ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR 
dalam gambar di sebelah). 
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada 
gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak 
2
secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu 
terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada 
turunannya. 
C. Hukum Asortasi Bebas (hukum kedua Mendel) 
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu 
mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat 
secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata 
lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini 
menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna 
bunga suatu tanaman, tidak saling memengaruhi. 
Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai 
genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai 
genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 
pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk 
betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). 
Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan 
membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) 
dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan 
w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan 
membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada 
tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini 
perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan 
ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu 
merah dan individu putih adalah 3:1. 
Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan 
satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk 
dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. 
Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang 
persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai 
dihibrid, dan seterusnya. 
3
Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek 
dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih 
dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang 
terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan 
sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan 
membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). 
Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk 
individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada 
papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 
macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS 
atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat 
(jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan 
hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut 
pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe 
SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 
1. 
D. Hereditas Mamire 
1. DNA 
DNA ( Deoksiribose Nuclei Acid ), wujud sebagai untaian yang 
halus, pembawa sifat keturunan, disusun oleh asam nukleat. Polinukleotida 
adalah polimer dari nukleotida. 
Nukleotida terdiri dari : 
a. Gula pentose 
b. Basa Nitrogen ( Adenin, guanin, timin, dan sitosin ) 
c. Fosfat 
Basa Nitrogen : 
a. Basa Nitrogen terdiri dari kelompok senyawa Purin dan Pirimidin. 
b. Basa Nitrogen penyusun DNA dari kelompok purin adalah Adenin 
( A ) dan Guanin ( G ) 
4
c. Basa Nitrogen penyusun DNA dari kelompok Pirimiidin adalah Timin 
( T ) ddan Sitosin ( S ). 
d. Maka DNA terdiri dari A, T, C, G. 
Struktur DNA : 
Terdapat di dalam kromosom, berarti di dalam inti sel. Proses 
berlipat gandanya DNa dinamakan replikasi. Berbentuk Doublle Heliks 
( dua rantai berpilin ) sehingga saling berpasangan ( komplimen ) : A=T 
dan C=G. 
Replikasi DNA : 
Hipotesa tentang replikasi DNA yang saat ini banyak digunakan 
adalah semikonservatif : 
Double heliks membuka dan tiap pita yang lama dibentuk pita 
DNA yang baru. Jadi satu DNA membentuk dua anak baru dengan masing 
– masing komponen satu pita lama dan satu pita baru. 
2. RNA 
RNA ( Ribonucleic acid ), berantai tunggal, disusun oleh asam 
nukleat ( polinukleotida ). Gula ribose, Basa nitrogen : A, C, G dan urasil ( 
pada DNA adalah Timin ), fosfat. 
Macam – macam RNA : 
a. mRNA ( messangger ) terdapat dalam nucleus. mRNA dicetak oleh 
salah satu pita DNA yang berlangsung dalam nucleus. Fungsi mRNA 
adalah membawa kode genetika dari DNA atau menyampaikan 
informasi dari DNA ke ribosom. 
b. tRNA ( transfer ) terdapat dalam sitoplasma. Fungsi tRNA ialah 
mengikat asam amino. 
c. rRNA ( ribosom ) terdapat dalam ribosom yang dibentuk oleh DNA. 
Fungsi RNA : 
d. mRNA bertugas menerima informasi / keterangan genetic dari DNA. 
Proses ini dinamakan transkripsi dan berlanggsung dalam nucleus. 
5
Berfungsi sebagaii perantara antara kromosom dan asam amino 
sitoplasma. Berperan penting dalam pembuatan protein. 
e. tRNA bertugas mengikat asam amino yang terdapat dalam sitoplasma. 
Sebelum dapat diikat oleh tRNA, asam amino bereaksi terlebih dahulu 
dengan ATP supaya berenergi dan aktif. tRNA membawa asam amino 
yang diikat itu keribosom.Disinilah berlangsung perubahan informasi 
genetic yang dinyatakan oleh urutan basa dari mRNA ke urutan asam 
amino dalam protein yang dibentuk. Proses perubahan ini disebut 
translasi. 
f. rRNA bertugas mensintesa protein dengan menggunakan asam amino. 
Proses ini berlangsung dalam ribosom dan hasil akhirnya adalah 
polipeptida. 
No Perbedaan 
DNA RNA 
1 Tempat 
Inti sel 
( kromosom),mitokondria,plastid, 
sentriol 
Sitoplasma 
( terutama di 
ribosom) dan inti 
sel 
2 Struktur 
Rantai panjang dan ganda 
Rantai pendek 
dan tunggal 
3 Jenis gula Deoksiribosa Ribosa 
4 Basa 
Nitrogen Purin: adenine dan guamin 
Pirimidin : sitosin dan timin 
Purin : adenine 
dan guanine 
Pirimidin : 
sitosin dan urasil 
5 Kadar 
Dipengaruhi sintesis protein 
Tidak 
dipengaruhi 
sintesis protein 
6 Fungsi Mengontrol sifat yang menurun Sintesis protein 
3. Sintesis Protein 
Tahap-tahapan sintesis protein. Sintesis protein merupakan dasar 
untuk mempelajari bagaimana informasi genetik di dalam DNA 
6
diekspresikan dalam makhluk hidup. Dalam istilah genetik sering dikenal 
dengan yang namanya sentral dogma. Sentral dogma merupakan 
serangkaian alur informasi dari DNA yang diterjemahkan melalui RNA 
kemudian menjadi protein di dalam tubuh makhluk hidup. 
Sintesis protein memiliki sumber informasi di DNA dalam bentuk 
gen. Gen tersebut berupa rangkaian kode-kode basa nitrogen. Informasi 
dalam gen akan diterjemahkan dalam bentuk mRNA. mRNA kemudian 
akan digunakan untuk merangkai asam amino yang didapatkan dari luar 
dan dalam tubuh.Sintesis protein terjadi pada organel yang dinamakan 
dengan ribosom. Sintesis protein sangat memerlukan keberadaan RNA, 
yaitu suatu rantai tunggal basa nitrogen dengan backbone yang sama 
dengan DNA. Adapun pembagian jenis-jenis RNA secara lengkap adalah 
sebagai berikut. 
a. mRNA (messenger RNA / RNA duta) 
RNA duta merupakan RNA yang dibuat oleh proses yang 
dinamakan dengan transkripsi pada inti sel. Peranan mRNA adalah 
membawa informasi genetik yang ada pada DNA menuju ribosom. 
Informasi yang terdapat pada mRNA berupa kodon yang tersusun 
secara triplet, misalkan UCA, UCU, atau AAG. Kodon tersebut dibuat 
triplet atau tiga-tiga karena 4 pangkat 3 hasilnya 64, yang kombinasi 
hurufnya diatas 20. 
b. tRNA (transport RNA / RNA transfer) 
RNA transfer merupakan RNA yang berperan untuk membawa 
asam amino dari sitoplasma menuju ribosom saat terjadi sintesis 
protein. tRNA disintesis di salah satu bagian inti sel secara langsung. 
Dalam proses pentransferan asam amino, tRNA memerlukan energi 
yang berasal dari pemecahan molekul ATP menjadi ADP + Pi. 
c. rRNA (ribosomal RNA / RNA ribosom) 
Ribosomal RNA inilah yang sering kita namakan sebagai 
ribosom. rRNA merupakan organel yang tersusun atas subunit besar 
dan subunit kecil. Ribosom terdapat di sitoplasma sebagai ribosom 
7
bebas atau terikat pada Retikulum endoplasma. Pada saat sintesis 
protein berlangsung, ribosom biasanya membentuk polisom atau 
poliribosom. Polisom bukanlah gabungan beberapa ribosom, 
melainkan hanya beberapa ribosom yang membaca satu rantai mRNA 
secara bersamaan sehingga tampak seperti berkelompok-kelompok. 
Poliribosom biasanya ada 4 atau 5 ribosom yang membaca pada satu 
rantai mRNA yang sama. 
Selain RNA, sintesis memerlukan beberapa enzim yang penting 
dalam setiap tahapan reaksi. Salah satu yang penting adalah enzim 
RNA polimerase, yaitu suatu enzim yang melaksanakan proses 
penerjemahan DNA menjadi mRNA (proses transkripsi). Enzim amino 
asil transferase berperan penting dalam memindahkan rantai yang 
terbentuk saat proses perangkaian asam amino. 
Tahap-Tahap Sintesis Protein : 
Sintesis protein dibagi menjadi dua tahapan utama, yaitu transkripsi 
dan translasi. Transkripsi secara garis besar merupakan proses pembuatan 
mRNA dari DNA dalam inti sel. mRNA tersebut lalu bergerak menuju 
ribosom. Setelah itu, proses translasi, yang meliputi penerjemahan dan 
perangkaian asam amino, berlangsung di ribosom. 
1. Transkripsi – Pemindahan informasi dari DNA ke mRNA 
Transkripsi sebagaimana sudah disinggung sedikit di atas 
merupakan serangkaian tahapan pembentukan mRNA dari DNA. Proses ini 
sebenarnya merupakan awal mula informasi pada DNA dipindahkan 
menuju protein pada makhluk hidup. 
Transkripsi diawali dari pemutusan ikatan H pada DNA oleh 
protein-protein pengurai DNA. Proses tersebut mengakibatkan terbukanya 
rantai DNA pada berbagai tempat. Terbukanya rantai DNA memicu RNA 
polimerase melekat ke daerah yang dinamakan dengan promotor. RNA 
polimerase selanjutnya melakukan sintesis molekul mRNA dari arah 3′ 
DNA, sedangkan pada mRNA dimulai dari ujung 5′ menuju 3′. 
8
Dari kedua rantai DNA, hanya salah satu rantai yang akan 
diterjemahkan menjadi mRNA. Rantai DNA yang diterjemahkan menjadi 
protein dinamakan dengan rantai sense atau DNA template atau DNA 
cetakan, sedangkan rantai pasangannya dinamakan DNA antisense. Dari 
DNA template inilah mRNA akan membentuk rantai berpasangan dengan 
basa-basa yang ada pada DNA sense. 
Komponen untuk pembuatan mRNA terdapat dalam bentuk 
nukleotida triposfat, seperti ATP, GTP, UTP, dan CTP. Fungsi dari RNA 
polimerase adalah mengkatalis reaksi penempelan nukleotida triposfat 
sehingga terbentuk rantai. Energi yang digunakan untuk menjalankan 
reaksi tersebut berasal dari masing-masing nukleotida triposfat yang kaya 
akan energi. 
Pada saat sintesis mRNA berakhir, terdapat sebuah penanda 
terminasi yang bertugas untuk menghentikan sintesis mRNA. mRNA yang 
terbentuk selanjutnya akan dipindahkan dari inti menuju ribosom, 
kemudian diterjemahkan menjadi protein di ribosom. 
Pada eukariotik, hasil dari transkripsi di DNA adalah pre-mRNA, 
artinya mRNA yang belum siap untuk ditranslasi. Hal tersebut disebabkan 
karena pre-mRNA masih banyak mengandung intron, yaitu rangkaian 
kodon yang tidak bisa diterjemahkan menjadi protein. Intron ini sangat 
banyak pada DNA eukariotik. Bagian yang akan menjadi mRNA matang 
dinamakan dengan ekson. Ekson mengandung informasi yang akan 
diterjemahkan menjadi protein. 
Oleh karena itu, organisme eukariotik memiliki tahapan splicing 
mRNA. Proses splicing berguna untuk membuang bagian intron yang 
secara genetik tidak mengandung informasi terkait asam amino. Splicing 
terjadi sebelum mRNA dikeluarkan dari inti sel. 
2. Translasi – Penerjemahan mRNA Menjadi Protein 
Setelah mRNA matang (fungsional) terbentuk, proses yang harus 
dilakukan adalah keluarnya mRNA dari inti sel menuju ribosom, baik itu di 
9
RE ataupun di sitoplasma. Proses translasi sebenarnya dibagi menjadi tiga 
tahapan utama, yaitu: 
a. Inisiasi 
Setelah sampai diribosom, mRNA akan menempel pada subunit 
kecil ribosom (30 S) lewat ujung 5′. Pada saat yang bersamaan, tRNA 
menempel pada subunit besar ribosom (50 S). Proses tersebut akan 
menyebabkan asam amino Metionin dengan kodon AUG menjadi asam 
amino pertama yang menempel pada ribosom. Hal penting yag perlu 
diingat adalah bahwa asam amino metionin merupakan asam amino 
yang selalu pertama kali menempel pada ribosom saat sintesis protein. 
Hal tersebut berkaitan dengan adanya kondon start, yaitu AUG 
(Metioinin), yang merupakan kode untuk proses perangkaian asam 
amino (sintesis protein sebenarnya) dimulai. 
b. Elongasi (Pemanjangan rantai protein/polipeptida) 
Setelah proses inisiasi selesai, proses selanjutnya adalah 
penerjemahan kodon triplet dan penempelan asam amino sehingga 
membentuk rantai. Penerjemahan kode ini akan diikuti pengikatan asam 
amino sesuai kodon oleh tRNA yang kemudian dibawa ke kompleks 
ribosom dan digabungkan dengan asam amino yang sudah ada 
sebelumnya. Proses tersebut akan berlangsung sampai munculnya kodon 
terminasi. 
c. Terminasi (Sintesis berhenti) 
Proses elongasi akan diakhiri saat terbacanya rangkaian kodon 
UAA, UAG, atau UGA. Kodon-kodon tersebut bukan pengkode asam 
amino, merupakan kodon yang memerintahkan untuk penghentian 
sintesis protein. Faktor pelepas akan menempel pada ribosom setelah 
pembacaan kodon stop. Faktor pelepas tersebut menyebabkan 
terlepasnya mRNA dari ribosom, selanjutnya diikuti dengan pemisahan 
subunit besar dan kecil ribosom. 
Hasil dari proses sintesis protein adalah rantai primer protein 
(rantai polipeptida) yang masih belum fungsional. Untuk menjadi 
10
fungsional, protein harus dimodifikasi di badan golgi sesuai kebutuhan 
sel. 
Karateristik Kimia 
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : 
1. gugus fosfat 
2. gula deoksiribosa 
3. basa nitrogen, yang terdiri dari : 
a. Adenina (A) 
b. Guanina (G) 
c. Sitosina (C) 
d. Timina (T) 
Penentuan jenis kelamin dapat dilakukan dengan cara genetik. 
Informasi genetik penentu kelamin terdapat dalam kromosom kelamin dan 
mengikuti pola penentuan jenis kelamin mengikuti pola tertentu. Pada pola 
jantan heterogametik, hewan jantan memiliki kromosom kelamin 
heterogametik, misalnya XY dan XO. Sebaliknya, hewan betina memiliki 
kromosom kelamin homogametik, misalnya XX. Sedangkan pada pola betina 
heterogametik, hewan betina memiliki sepasang kromosom kelamin yang 
heterogametik, misalnya ZW, sebaliknya hewan jantan memiliki sepasang 
kromosom kelamin yang homogametik, misalnya ZZ. 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
11
Kode genetik atau yang sering disebut kodon adalah cara pengkodean 
urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino 
pada saat sintesis protein. Di dalam setiap sel terdapat ribuan reaksi kimia dan 
enzim yang berfungsi mengatur jalannya semua reaksi. Karena DNA 
mengkode protein, maka akan menentukan enzim apa yang diproduksi dan 
akhirnya akan menentukan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Kode 
genetika bersifat degenerative dikarenakan 18 dari 20 macam asam amini 
ditentukan oleh lebih dari 1 kodon, yang disebut kodon sinonimus. 
Hanya metionin dan triptofan mempunyai kodon tunggal. Kodon 
sinonimus tidak ditempatkan secara acak, tetapi dikelompokkan seperti yang 
terlihat pada gambar diatas. Kodon sinonimus memiliki perbedaan pada urutan 
basa ketiga. Pada kasus apapun, bila posisi basa ketiga adalah suatu pirimisin, 
maka kodon-kodon akan mengarah atau menunjukkan asam amino yang sama 
(sinonimus). Misalnya pada kode genetika UAU dan UAC (Basa U dan C 
merupakan Pirimidin) yang menunjukkan asam amino tirosin. 
Kodon awal merupakan kodon pertama yang diterjemahkan pada saat 
translasi atau disebut juga kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin). 
Kodon akhir merupakan salah satu dari tiga kodon, yaitu UAG, UAA 
atau UGA. Kodon akhir disebut juga kodon terminal yang tidak menyandikan 
asam amino. 
B. Saran 
Akhirnya makalah tentang Kode Genetik ini dapat selesai tepat pada 
waktunya. Penyusun mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi 
kita semua. Terutama, pada pengertian kode genetik dan proses terjadinya 
sintesis protein. Semoga bisa berguna bagi kita terutama para mahasiswa. 
DAFTAR PUSTAKA 
http://id.wikipedia.org/wiki/Kodon 
12
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/15/kode-genetik/ 
http://sma.pustakasekolah.com/cara-mengetahui-kode-genetik.html 
13

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Biologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu MendelBiologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu Mendel
 
Biologi sel
Biologi selBiologi sel
Biologi sel
 
Reproduksi sel
Reproduksi selReproduksi sel
Reproduksi sel
 
BIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_BlastulasiBIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_Blastulasi
 
SOAL BIOLOGI KELAS X MIA IIS OK.doc
SOAL BIOLOGI KELAS X MIA IIS OK.docSOAL BIOLOGI KELAS X MIA IIS OK.doc
SOAL BIOLOGI KELAS X MIA IIS OK.doc
 
Xmia6 pyrrophyta
Xmia6 pyrrophytaXmia6 pyrrophyta
Xmia6 pyrrophyta
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
 
Hewan Transgenik
Hewan Transgenik Hewan Transgenik
Hewan Transgenik
 
Makalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan pakuMakalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan paku
 
presentasi fungi kelas X
presentasi fungi kelas Xpresentasi fungi kelas X
presentasi fungi kelas X
 
Genetika mikroba 2011
Genetika mikroba 2011Genetika mikroba 2011
Genetika mikroba 2011
 
Genetika
GenetikaGenetika
Genetika
 
Power poiint-hukum-mendel
Power poiint-hukum-mendelPower poiint-hukum-mendel
Power poiint-hukum-mendel
 
Makalah entomologi
Makalah entomologiMakalah entomologi
Makalah entomologi
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
 
Praktikum whole mount hewan
Praktikum whole mount hewanPraktikum whole mount hewan
Praktikum whole mount hewan
 
Bab 7 evolusi XII SMA IPA
Bab 7 evolusi XII SMA IPABab 7 evolusi XII SMA IPA
Bab 7 evolusi XII SMA IPA
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
 
Presentasi Bioteknologi
Presentasi BioteknologiPresentasi Bioteknologi
Presentasi Bioteknologi
 

Viewers also liked

Viewers also liked (7)

Makalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tamiMakalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tami
 
Makalah kode genetika
Makalah kode genetikaMakalah kode genetika
Makalah kode genetika
 
Kode genetik dan sintesis protein
Kode genetik dan sintesis proteinKode genetik dan sintesis protein
Kode genetik dan sintesis protein
 
Makalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetikMakalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetik
 
Kehamilan (mulai dori proses kehamilan sampai persalinan)
Kehamilan (mulai dori proses kehamilan sampai persalinan)Kehamilan (mulai dori proses kehamilan sampai persalinan)
Kehamilan (mulai dori proses kehamilan sampai persalinan)
 
SUBSTANSI GENETIKA
SUBSTANSI GENETIKASUBSTANSI GENETIKA
SUBSTANSI GENETIKA
 
Sintesis Protein
Sintesis ProteinSintesis Protein
Sintesis Protein
 

Similar to Makalah kode genetika kd 1

Similar to Makalah kode genetika kd 1 (20)

Makalah hukum mendel
Makalah hukum mendelMakalah hukum mendel
Makalah hukum mendel
 
Makalah kd1 embem
Makalah kd1 embemMakalah kd1 embem
Makalah kd1 embem
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
 
Bab 4 hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA
Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMABab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA
Bab 4 hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
 
Buku Hereditas
Buku HereditasBuku Hereditas
Buku Hereditas
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
 
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologiPola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
 
Belajar gen, dna dan kromosom 2
Belajar gen, dna dan kromosom  2Belajar gen, dna dan kromosom  2
Belajar gen, dna dan kromosom 2
 
Belajar gen, dna dan kromosom 2
Belajar gen, dna dan kromosom  2Belajar gen, dna dan kromosom  2
Belajar gen, dna dan kromosom 2
 
Unit 7 kebakaan
Unit 7 kebakaanUnit 7 kebakaan
Unit 7 kebakaan
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Hukum mendel
Hukum mendelHukum mendel
Hukum mendel
 
Hukum mendel
Hukum mendel Hukum mendel
Hukum mendel
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
1. SEJARAH DAN RUANG LINGKUP-2017.pdf
1. SEJARAH DAN RUANG LINGKUP-2017.pdf1. SEJARAH DAN RUANG LINGKUP-2017.pdf
1. SEJARAH DAN RUANG LINGKUP-2017.pdf
 
Laporan monohibrida
Laporan monohibridaLaporan monohibrida
Laporan monohibrida
 
GENETIKA KELAS 9 SMP
GENETIKA KELAS 9 SMPGENETIKA KELAS 9 SMP
GENETIKA KELAS 9 SMP
 
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdfGENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy

Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalSentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmSentra Komputer dan Foto Copy
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy (20)

Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Makalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinanMakalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinan
 
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
 
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doaMakalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doa
 
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
Makalah konseling
Makalah konselingMakalah konseling
Makalah konseling
 
Makalalah demokrasi pancasila
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
 
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpmMakalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
 
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanitaMakalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
 
Perbedaan antara dna dengan rna
Perbedaan antara dna dengan rnaPerbedaan antara dna dengan rna
Perbedaan antara dna dengan rna
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
 

Recently uploaded

Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 

Recently uploaded (20)

Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 

Makalah kode genetika kd 1

  • 1. MAKALAH KODE GENETIKA Dosen Pengampu : dr. Tami Disusun oleh: Kelompok 2 (DIII kebidanan 1B) 1. Fitriana laelatunni’mah (141540134300033) 2. Buntar handayani (141540134030006) 3. Deni farih utami (141540134050008) 4. Eti yuliana lestari (141540134210024) 5. Fitri lestari (141540134290032) 6. Rinigianti (141540134570060) 7. Suci yayu febriana ambarwati (141540134670070) 8. Umi ma’rifah khasanah (141540134720075) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSAPURWOKERTO TAHUN AJARAN 2014/ 2015 i
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.Berkat rahmat taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berkat bantuan dan tuntutan Allah SWT, dan semua pihak dari kelompok kami.Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimilliki kami sehingga dapat selesai.Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan saran dan usulan guna penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Purwokerto, 09 Desember 2014 Penyusun ii
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN AWAL......................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang.................................................................................. 1 B. Tujuan ............................................................................................... 1 C. Rumusan Masalah............................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2 A. Prinsip Hukum Mendel..................................................................... 2 B. Hukum Segregasi (hukum pertama Mendel).................................... 2 C. Hukum Asortasi Bebas (hukum kedua Mendel)............................... 4 D. Hereditas Mamire.............................................................................. 3 BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12 A. Kesimpulan ....................................................................................... 12 B. Saran ................................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13 iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hereditas mendapat perhatian banyak peneliti seperti Mendel. Penelitian-penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan hukum Mendel II. Hukum Mendel I menyatakan bahwa ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu akan terjadi pemisahan alat secara bebas. Oleh karena itu, setiap gamet mengandung salah satu alel yang dikandung oleh sel induknya. Hukum ini disebut segregasi bebas yang terlihat pada persilangan monohibrid. Hukum II Mendel menyatakan bahwa pada saat pembentukan gamet gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok secara bebas pula.Pola-pola hereditas mencakup pewarisan sifat individu pada keturunannya melalui gamet dengan mengikuti aliran tertentu. Perbandingan fenotipe pada F2 perkawinan dihibrid seharusnya adalah 9:3:3:1 tetapi ada gen yang kerjanya saling berurutan antara satu dengan yang lain, sehingga hasil persilangan seolah-olah menyimpang dari prinsip Mendel. Dari pernyataan diatas penulis membuat makalah yang berjudul kode genetika Sehingga pembaca dapat mengetahui apa yang berkaitan dengan materi tersebut. B. Tujuan 1. Agar mahasiswa mengetahui tentang prinsip hokum mendel 2. Agar mahasiswa mengetahui prinsip hukum mendel I 3. Agar mahasiswa mengetahui hereditas manire C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana prinsip hokum mendel ? 2. Bagaimana prinsip hukum mendel 1 dan 2 ? 3. Bagimana hereditas manire yang berkaitan dengan DNA, RNA dan Sintesis protein ? 1
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Prinsip Hukum Mendel Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Pertama kali ditemukan oleh Gregor John Mendel melalui persilangan pada kacang kapri ( pisum sativum ). Alasan mendel : 1. Pasangan sifat beda menjolok 2. Autogami sifat yang konstan 3. Mudah melakukan penyerbukan silang 4. Waktu yang diperlukan singkat 5. Keturunannya banyak B. Hukum Segregasi (hukum pertama Mendel) Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna putih), S (buntut pendek), dan s (buntut panjang) pada generasi F2 Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: 1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R). 2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah). 3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak 2
  • 6. secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya. C. Hukum Asortasi Bebas (hukum kedua Mendel) Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling memengaruhi. Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1. Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya. 3
  • 7. Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1. D. Hereditas Mamire 1. DNA DNA ( Deoksiribose Nuclei Acid ), wujud sebagai untaian yang halus, pembawa sifat keturunan, disusun oleh asam nukleat. Polinukleotida adalah polimer dari nukleotida. Nukleotida terdiri dari : a. Gula pentose b. Basa Nitrogen ( Adenin, guanin, timin, dan sitosin ) c. Fosfat Basa Nitrogen : a. Basa Nitrogen terdiri dari kelompok senyawa Purin dan Pirimidin. b. Basa Nitrogen penyusun DNA dari kelompok purin adalah Adenin ( A ) dan Guanin ( G ) 4
  • 8. c. Basa Nitrogen penyusun DNA dari kelompok Pirimiidin adalah Timin ( T ) ddan Sitosin ( S ). d. Maka DNA terdiri dari A, T, C, G. Struktur DNA : Terdapat di dalam kromosom, berarti di dalam inti sel. Proses berlipat gandanya DNa dinamakan replikasi. Berbentuk Doublle Heliks ( dua rantai berpilin ) sehingga saling berpasangan ( komplimen ) : A=T dan C=G. Replikasi DNA : Hipotesa tentang replikasi DNA yang saat ini banyak digunakan adalah semikonservatif : Double heliks membuka dan tiap pita yang lama dibentuk pita DNA yang baru. Jadi satu DNA membentuk dua anak baru dengan masing – masing komponen satu pita lama dan satu pita baru. 2. RNA RNA ( Ribonucleic acid ), berantai tunggal, disusun oleh asam nukleat ( polinukleotida ). Gula ribose, Basa nitrogen : A, C, G dan urasil ( pada DNA adalah Timin ), fosfat. Macam – macam RNA : a. mRNA ( messangger ) terdapat dalam nucleus. mRNA dicetak oleh salah satu pita DNA yang berlangsung dalam nucleus. Fungsi mRNA adalah membawa kode genetika dari DNA atau menyampaikan informasi dari DNA ke ribosom. b. tRNA ( transfer ) terdapat dalam sitoplasma. Fungsi tRNA ialah mengikat asam amino. c. rRNA ( ribosom ) terdapat dalam ribosom yang dibentuk oleh DNA. Fungsi RNA : d. mRNA bertugas menerima informasi / keterangan genetic dari DNA. Proses ini dinamakan transkripsi dan berlanggsung dalam nucleus. 5
  • 9. Berfungsi sebagaii perantara antara kromosom dan asam amino sitoplasma. Berperan penting dalam pembuatan protein. e. tRNA bertugas mengikat asam amino yang terdapat dalam sitoplasma. Sebelum dapat diikat oleh tRNA, asam amino bereaksi terlebih dahulu dengan ATP supaya berenergi dan aktif. tRNA membawa asam amino yang diikat itu keribosom.Disinilah berlangsung perubahan informasi genetic yang dinyatakan oleh urutan basa dari mRNA ke urutan asam amino dalam protein yang dibentuk. Proses perubahan ini disebut translasi. f. rRNA bertugas mensintesa protein dengan menggunakan asam amino. Proses ini berlangsung dalam ribosom dan hasil akhirnya adalah polipeptida. No Perbedaan DNA RNA 1 Tempat Inti sel ( kromosom),mitokondria,plastid, sentriol Sitoplasma ( terutama di ribosom) dan inti sel 2 Struktur Rantai panjang dan ganda Rantai pendek dan tunggal 3 Jenis gula Deoksiribosa Ribosa 4 Basa Nitrogen Purin: adenine dan guamin Pirimidin : sitosin dan timin Purin : adenine dan guanine Pirimidin : sitosin dan urasil 5 Kadar Dipengaruhi sintesis protein Tidak dipengaruhi sintesis protein 6 Fungsi Mengontrol sifat yang menurun Sintesis protein 3. Sintesis Protein Tahap-tahapan sintesis protein. Sintesis protein merupakan dasar untuk mempelajari bagaimana informasi genetik di dalam DNA 6
  • 10. diekspresikan dalam makhluk hidup. Dalam istilah genetik sering dikenal dengan yang namanya sentral dogma. Sentral dogma merupakan serangkaian alur informasi dari DNA yang diterjemahkan melalui RNA kemudian menjadi protein di dalam tubuh makhluk hidup. Sintesis protein memiliki sumber informasi di DNA dalam bentuk gen. Gen tersebut berupa rangkaian kode-kode basa nitrogen. Informasi dalam gen akan diterjemahkan dalam bentuk mRNA. mRNA kemudian akan digunakan untuk merangkai asam amino yang didapatkan dari luar dan dalam tubuh.Sintesis protein terjadi pada organel yang dinamakan dengan ribosom. Sintesis protein sangat memerlukan keberadaan RNA, yaitu suatu rantai tunggal basa nitrogen dengan backbone yang sama dengan DNA. Adapun pembagian jenis-jenis RNA secara lengkap adalah sebagai berikut. a. mRNA (messenger RNA / RNA duta) RNA duta merupakan RNA yang dibuat oleh proses yang dinamakan dengan transkripsi pada inti sel. Peranan mRNA adalah membawa informasi genetik yang ada pada DNA menuju ribosom. Informasi yang terdapat pada mRNA berupa kodon yang tersusun secara triplet, misalkan UCA, UCU, atau AAG. Kodon tersebut dibuat triplet atau tiga-tiga karena 4 pangkat 3 hasilnya 64, yang kombinasi hurufnya diatas 20. b. tRNA (transport RNA / RNA transfer) RNA transfer merupakan RNA yang berperan untuk membawa asam amino dari sitoplasma menuju ribosom saat terjadi sintesis protein. tRNA disintesis di salah satu bagian inti sel secara langsung. Dalam proses pentransferan asam amino, tRNA memerlukan energi yang berasal dari pemecahan molekul ATP menjadi ADP + Pi. c. rRNA (ribosomal RNA / RNA ribosom) Ribosomal RNA inilah yang sering kita namakan sebagai ribosom. rRNA merupakan organel yang tersusun atas subunit besar dan subunit kecil. Ribosom terdapat di sitoplasma sebagai ribosom 7
  • 11. bebas atau terikat pada Retikulum endoplasma. Pada saat sintesis protein berlangsung, ribosom biasanya membentuk polisom atau poliribosom. Polisom bukanlah gabungan beberapa ribosom, melainkan hanya beberapa ribosom yang membaca satu rantai mRNA secara bersamaan sehingga tampak seperti berkelompok-kelompok. Poliribosom biasanya ada 4 atau 5 ribosom yang membaca pada satu rantai mRNA yang sama. Selain RNA, sintesis memerlukan beberapa enzim yang penting dalam setiap tahapan reaksi. Salah satu yang penting adalah enzim RNA polimerase, yaitu suatu enzim yang melaksanakan proses penerjemahan DNA menjadi mRNA (proses transkripsi). Enzim amino asil transferase berperan penting dalam memindahkan rantai yang terbentuk saat proses perangkaian asam amino. Tahap-Tahap Sintesis Protein : Sintesis protein dibagi menjadi dua tahapan utama, yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi secara garis besar merupakan proses pembuatan mRNA dari DNA dalam inti sel. mRNA tersebut lalu bergerak menuju ribosom. Setelah itu, proses translasi, yang meliputi penerjemahan dan perangkaian asam amino, berlangsung di ribosom. 1. Transkripsi – Pemindahan informasi dari DNA ke mRNA Transkripsi sebagaimana sudah disinggung sedikit di atas merupakan serangkaian tahapan pembentukan mRNA dari DNA. Proses ini sebenarnya merupakan awal mula informasi pada DNA dipindahkan menuju protein pada makhluk hidup. Transkripsi diawali dari pemutusan ikatan H pada DNA oleh protein-protein pengurai DNA. Proses tersebut mengakibatkan terbukanya rantai DNA pada berbagai tempat. Terbukanya rantai DNA memicu RNA polimerase melekat ke daerah yang dinamakan dengan promotor. RNA polimerase selanjutnya melakukan sintesis molekul mRNA dari arah 3′ DNA, sedangkan pada mRNA dimulai dari ujung 5′ menuju 3′. 8
  • 12. Dari kedua rantai DNA, hanya salah satu rantai yang akan diterjemahkan menjadi mRNA. Rantai DNA yang diterjemahkan menjadi protein dinamakan dengan rantai sense atau DNA template atau DNA cetakan, sedangkan rantai pasangannya dinamakan DNA antisense. Dari DNA template inilah mRNA akan membentuk rantai berpasangan dengan basa-basa yang ada pada DNA sense. Komponen untuk pembuatan mRNA terdapat dalam bentuk nukleotida triposfat, seperti ATP, GTP, UTP, dan CTP. Fungsi dari RNA polimerase adalah mengkatalis reaksi penempelan nukleotida triposfat sehingga terbentuk rantai. Energi yang digunakan untuk menjalankan reaksi tersebut berasal dari masing-masing nukleotida triposfat yang kaya akan energi. Pada saat sintesis mRNA berakhir, terdapat sebuah penanda terminasi yang bertugas untuk menghentikan sintesis mRNA. mRNA yang terbentuk selanjutnya akan dipindahkan dari inti menuju ribosom, kemudian diterjemahkan menjadi protein di ribosom. Pada eukariotik, hasil dari transkripsi di DNA adalah pre-mRNA, artinya mRNA yang belum siap untuk ditranslasi. Hal tersebut disebabkan karena pre-mRNA masih banyak mengandung intron, yaitu rangkaian kodon yang tidak bisa diterjemahkan menjadi protein. Intron ini sangat banyak pada DNA eukariotik. Bagian yang akan menjadi mRNA matang dinamakan dengan ekson. Ekson mengandung informasi yang akan diterjemahkan menjadi protein. Oleh karena itu, organisme eukariotik memiliki tahapan splicing mRNA. Proses splicing berguna untuk membuang bagian intron yang secara genetik tidak mengandung informasi terkait asam amino. Splicing terjadi sebelum mRNA dikeluarkan dari inti sel. 2. Translasi – Penerjemahan mRNA Menjadi Protein Setelah mRNA matang (fungsional) terbentuk, proses yang harus dilakukan adalah keluarnya mRNA dari inti sel menuju ribosom, baik itu di 9
  • 13. RE ataupun di sitoplasma. Proses translasi sebenarnya dibagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu: a. Inisiasi Setelah sampai diribosom, mRNA akan menempel pada subunit kecil ribosom (30 S) lewat ujung 5′. Pada saat yang bersamaan, tRNA menempel pada subunit besar ribosom (50 S). Proses tersebut akan menyebabkan asam amino Metionin dengan kodon AUG menjadi asam amino pertama yang menempel pada ribosom. Hal penting yag perlu diingat adalah bahwa asam amino metionin merupakan asam amino yang selalu pertama kali menempel pada ribosom saat sintesis protein. Hal tersebut berkaitan dengan adanya kondon start, yaitu AUG (Metioinin), yang merupakan kode untuk proses perangkaian asam amino (sintesis protein sebenarnya) dimulai. b. Elongasi (Pemanjangan rantai protein/polipeptida) Setelah proses inisiasi selesai, proses selanjutnya adalah penerjemahan kodon triplet dan penempelan asam amino sehingga membentuk rantai. Penerjemahan kode ini akan diikuti pengikatan asam amino sesuai kodon oleh tRNA yang kemudian dibawa ke kompleks ribosom dan digabungkan dengan asam amino yang sudah ada sebelumnya. Proses tersebut akan berlangsung sampai munculnya kodon terminasi. c. Terminasi (Sintesis berhenti) Proses elongasi akan diakhiri saat terbacanya rangkaian kodon UAA, UAG, atau UGA. Kodon-kodon tersebut bukan pengkode asam amino, merupakan kodon yang memerintahkan untuk penghentian sintesis protein. Faktor pelepas akan menempel pada ribosom setelah pembacaan kodon stop. Faktor pelepas tersebut menyebabkan terlepasnya mRNA dari ribosom, selanjutnya diikuti dengan pemisahan subunit besar dan kecil ribosom. Hasil dari proses sintesis protein adalah rantai primer protein (rantai polipeptida) yang masih belum fungsional. Untuk menjadi 10
  • 14. fungsional, protein harus dimodifikasi di badan golgi sesuai kebutuhan sel. Karateristik Kimia DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : 1. gugus fosfat 2. gula deoksiribosa 3. basa nitrogen, yang terdiri dari : a. Adenina (A) b. Guanina (G) c. Sitosina (C) d. Timina (T) Penentuan jenis kelamin dapat dilakukan dengan cara genetik. Informasi genetik penentu kelamin terdapat dalam kromosom kelamin dan mengikuti pola penentuan jenis kelamin mengikuti pola tertentu. Pada pola jantan heterogametik, hewan jantan memiliki kromosom kelamin heterogametik, misalnya XY dan XO. Sebaliknya, hewan betina memiliki kromosom kelamin homogametik, misalnya XX. Sedangkan pada pola betina heterogametik, hewan betina memiliki sepasang kromosom kelamin yang heterogametik, misalnya ZW, sebaliknya hewan jantan memiliki sepasang kromosom kelamin yang homogametik, misalnya ZZ. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 11
  • 15. Kode genetik atau yang sering disebut kodon adalah cara pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat sintesis protein. Di dalam setiap sel terdapat ribuan reaksi kimia dan enzim yang berfungsi mengatur jalannya semua reaksi. Karena DNA mengkode protein, maka akan menentukan enzim apa yang diproduksi dan akhirnya akan menentukan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Kode genetika bersifat degenerative dikarenakan 18 dari 20 macam asam amini ditentukan oleh lebih dari 1 kodon, yang disebut kodon sinonimus. Hanya metionin dan triptofan mempunyai kodon tunggal. Kodon sinonimus tidak ditempatkan secara acak, tetapi dikelompokkan seperti yang terlihat pada gambar diatas. Kodon sinonimus memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga. Pada kasus apapun, bila posisi basa ketiga adalah suatu pirimisin, maka kodon-kodon akan mengarah atau menunjukkan asam amino yang sama (sinonimus). Misalnya pada kode genetika UAU dan UAC (Basa U dan C merupakan Pirimidin) yang menunjukkan asam amino tirosin. Kodon awal merupakan kodon pertama yang diterjemahkan pada saat translasi atau disebut juga kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin). Kodon akhir merupakan salah satu dari tiga kodon, yaitu UAG, UAA atau UGA. Kodon akhir disebut juga kodon terminal yang tidak menyandikan asam amino. B. Saran Akhirnya makalah tentang Kode Genetik ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penyusun mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terutama, pada pengertian kode genetik dan proses terjadinya sintesis protein. Semoga bisa berguna bagi kita terutama para mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Kodon 12