SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Nama : Fardha Syavriliand
NIM : P07133215014
A. PENGERTIAN
Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan
ke manusia) yang disebabkan oleh protozoa Taxoplasma gondii, ditularkan oleh kucing
atau kucing kepada manusia, mamalia, darat, dan laut, serta beberapa jenis burung.
Penyakit ini bersifat oportunistik dan menimbulkan bahaya khususnya bagi wanita hamil.
Penyakit oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang
biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh normal,
tetapi dapat menyerang orang dengan system kekebalan tubuh yang buruk.
Toksoplasmosis dikenal masyarakat sebagai penyakit tokso yang menyebabkan
kemandulan, cacat bahkan kematian janin. Dalam banyak kasus, infeksi pada manusia
terjadi terutama setelah parasit tersebut tertelan. Banyak orang menderita penyakit ini,
tetapi kebanyakan penderita tidak menunjukkan adanya suatu gejala klinis, karena adanya
system kekebalan tubuh yang mempertahankan diri terhadap parasit tersebut.
Toksoplasmosis dapat menjadi masalah yang berat jika terjadi pada bayi yang baru lahir
dan orang dengan system kekebalan tubuh yang melemah.
Toksoplasmosis dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Toksoplasmosis Kongenital
Toksoplasmosis Kongenital muncul ketika infeksi Toxoplasma gondii
didapat selama masa kehamilan. Janin juga dapat terinfeksi melalui plasenta yang
menghubungkan maternal (ibu) dan fetus (bayi) dimana Toxoplasma gondii
mencapai plasenta selama periode tertentu padda ibu yang terinfeksi.
Risiko infeksi toksoplasma terhadap fetus sangat berhubungan dengan
waktu infeksi maternalnya muncul. Jika infeksi toksoplasma terjadi pada bulan-
bulan terakhir dari kehamilan, parasit akan ditularkan ke fetus. Tetapi jika
terjangkit lebih awal, transmisi ke fetus lebih jarang. Tetapi bila terjadi umumnya
menghasilkan penyakit yang berat.
b. Toksoplasmosis Akuisita
Toksoplasmosis yang didapat selama hidupnya (bukan didapat dari infeksi
ketika dalam kandungan). Infeksi pada orang dewasa biasanya tidak
menimbulkan gejala. Gejala klinis yang paling sering adalah limfodenopati dan
rasa lelah disertai demam dan sakit kepala.
B. FAKTOR PENYEBAB
Toxoplasmosis terkenal sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai pada
ibu hamil. Toxo sering dihubungkan dengan penyakit lainnya, seperti Rubella,
Cytomegalovirus dan Herpes. Semua penyakit tersebut sering disingkat menjadi TORCH
(Toxop lasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes). Tetapi, toxo bukanlah penyakit
yang disebabkan oleh virus seperti ketiga temannya diatas. Toxoplasma atau Toxoplasma
gondii adalah sejenis hewan bersel satu yang sering juga disebut protozoa (jadi bukanlah
virus). Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan
oleh Toxoplasma gondii. Banyak orang beranggapan bahwa penyebab utama penyakit
toxoplasmosis adalah kucing. Sehingga banyak disarankan bagi ibu hamil atau wanita
yang ingin hamil untuk menghindari kucing. Padahal, rumor tersebut tidak sepenuhnya
benar.
Hanya saja hewan-hewan intermediated host ini tidak bisa menulari manusia
selama kita tidak mengkonsumsinya. Beda dengan kucing. Karena pada usus halus
kucinglah Toxoplasma menyelesaikan keseluruhan siklus hidupnya, dan akan
dikeluarkan bersamaan dengan feces/kotorannya.
Hampir semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma. Hewan yang
sering berada disekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, ayam, burung,
babi, dan lain-lain, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti musang, harimau,
anjing hutan, dan lain-lain, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Penelitian Toxoplasmosis di
Indonesia pertama kali dilakukan oleh Hartono pada tahun 1972 dan baru dilaporkan
tahun 1988. Peneliti tersebut berhasil mengisolasi kista Toxoplasma pada kambing dan
domba yang dipotong di rumah potong hewan Surabaya dan Malang. Penelitian lapangan
yang dilakukan di berbagai daerah menunjukkan prevalensi penyakit ini bervariasi dan
cenderung tinggi. Angka prevalensi penyakit pada kambing berkisar 24-61%, kucing 10-
40%, babi 28%, domba 43%, sapi 36%, kerbau 27%, ayam 20%, itik 6%, anjing 10%,
dan manusia 14-82%. Penyakit ini tidak selalu menyebabkan kemandulan atau
keguguran si jabang bayi, tapi bisa juga menyebabkan radang paru-paru, hydrocephalus,
gangguan penglihatan sampai kebutaan. Biasanya Toxoplasmosis akan menampakkan
gejala klinis jika ada interkurensi infeksi misalnya dengan virus atau protozoa lain atau
pada kondisi stress dan immunosupresi (penurunan daya tahan tubuh, seperti pada
penderita kanker dan AIDS).
Cara agar tidak terkena penyakit T.gondii:
1. Sediakan pasir/tempat kotoran untuk kucing dan sebaiknya dibersihkan setiap hari.
2. Cegahlah kucing agar tidak berburu tikus, burung, lalat dan kecoa.
3. Jangan memberi makan hewan peliharaan dengan daging, jeroan, tulang dan susu
mentah, tapi masaklah terlebih dahulu.
4. Setelah mencuci daging mentah sebaiknya cuci tangan dengan sabun agar tak ada
parasit yang tertinggal di tangan.
5. Cucilah tangan dengan sabun setiap kali hendak makan.
6. Hindari memakan daging mentah/setengah matang. Makanlah daging yang benar-
benar telah dimasak sampai matang.
7. Cuci bersih sayur-mayur dan buah-buahan yang hendak dikonsumsi mentah sebelum
dimakan (dilalap).
8. Untuk ibu-ibu hamil, sebaiknya tidak membersihkan tempat kotoran kucing ataupun
mencuci daging/jeroan selama masa kehamilan. Mintalah bantuan orang lain untuk
mengerjakannya.
9. Untuk ibu-ibu yang berencana untuk hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan darah
untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Toxoplasma.
10. Jikaanda memelihara kucing, latihlah dari kecil kucing tersebut dengan
membiasakannya buang kotoran tidak sembarangan yaitu di kamar mandi sehingga
mudah dibersihkan.
Sesungguhnya bukan sebab seseorang memelihara kucing atau tidak, juga bukan karena
seseorang “akrab” dengan kucing atau tidak yang membuka peluang terkena
penyakittoxoplasmosis ini, melainkan bagaimana cara orang tersebut menjaga kebersihan
diri dan lingkungannya.
Karena seorang yang teramat “anti” dengan kucing pun bisa saja terinfeksi
Toxoplasma jika tidak peduli dengan kebersihan. Misalnya malas mencuci tangan saat
hendak makan atau gemar memakan daging mentah/setengah matang.
Dan sebaliknya, seorang yang hidup dengan banyak kucing disekelilingnya bisa
tetap aman dari toxoplasmosis selama dia peduli dan menjaga kebersihan. Mudah-
mudahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar rumah kita terhindar
dari ancaman Toxoplasma yang selama ini menakutkan.
C. INTERAKSI AGENT – HOST – ENVIRONMENT
Parasit ini biasa hidup di dalam usus hewan peliharaan rumah seperti kucing,
berkembang dalam sel epitel usus kucing berubah menjadi kista (ookista) yang keluar
bersama tinja kucing tersebut. Sehingga sumber penularannya adalah kotoran hewan
tersebut. Hewan lain yang dapat menjadi pembawa Toxoplasma adalah tikus, burung
merpati, ayam, anjing dan mamalia lain yang mencari makan di tanah.
Interaksi agent dan host dimulai dengan sporozoit yang ada di dalam usus kucing
menembus sel epitel dan tumbuh menjadi tropozoit. Kemudian inti tropozoit membelah
menjadi banyak sehingga terbentuk skizon. Setelah matang skizon akan pecah dan
menghasilkan banyak merozoit/skizogoni. Kemudian merozoit masuk ke dalam sel epitel
dan membentuk makrogametosit yang menjadi makrogamet dan mikrogamet. Setelah
terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang akan dikeluarkan bersama tinja kucing.
Ookista di tanah sangat kuat dan dapat bertahan hidup di tanah lembab atau pasir selama
berbulan-bulan selanjutnya dapat menjadi spora dan menular ke hewan lain termasuk
manusia. Dalam usus manusia, toksoplasma berkembang menjadi kista yang menyebar ke
bagian lain di dalam tubuh melalui aliran darah atau limfa. Tahap ini berakhir dengan
menghasilkan kista dalam otot jantung, ginjal, dan otak. Kebanyakan dari kista tersebut
tetap aktif tanpa batas waktu.
D. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan penyakit secara alamiah
tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit
berlangsung secara natural. Tahapan-tahapan riwayat alamiah adalah sebagai berikut:
a. Tahap Prepatogenesis
Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi
interaksi masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit Toxoplasmosis gondii
masih ada di luar tubuh manusia yang membentuk kista, dimana para kuman
mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang manusia dan belum ada tanda-
tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat.
b. Tahap Pathogenesis
Tahap penyakit inkubasi :
ditandai dengan gejala seperti infeksi lainnya yaitu demam,
malaise, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar getah bening.
Tahap penyakit dini :
Toxoplasmosis gondii tertelan melalui makanan akan menembus epitel usus dan
diragositosis oleh makrofag atau masuk ke dalam limfosit akibatnya terjadi
penyebaran limfogen. Toxoplasmosis gondii akan menyerang seluruh sel berinti,
membelah diri dan menimbulkan lisis, sel tersebut destruksi akan berhenti bila tubuh
telah membentuk antibodi.
Tahap penyakit lanjut :
Pada alat tubuh seperti susunan syaraf dan mata, zat ini tidak dapat masuk karena
ada sawar (barier) sehingga destruksi akan terus berjalan
c. Tahap Postpatogenesis
Pada fase ini penderita bisa sembuh namun tidak 100%, jadi dapat dikatakan di
dalam tubuhnya masih terdapat beberapa bakteri dari penyakit tersebut.
E. MODEL EPIDEMIOLOGI
Toxoplasma gondii merupakan parasit yang menumpang pada hewan seperti
anjing, kucing, kambing, babi, dan kelinci. Manusia dapat terinfeksi parasit toxoplasma
ini jika mengonsumsi daging yang tidak matang dengan sempurna, sayur dan buah-
buahan mentah yang tidak dicuci bersih dan berjalan tanpa alas kaki di permukaan tanah
yang telah tercemar oleh parasit tersebut.
Sebagian besar T. Gondii berada dalam tiga bentuk utama, yaitu : ookista,
tachyzoit dan bradizoit. Ookista hanya terbentuk dalam usus inang definitif, yaitu bangsa
kucing. Ookista dikeluarkan melalui feces. Bila tertelan oleh manusia atau hewan lain,
berkembang menjadi tachyzoit (tropozoit). Bentuk ini merupakan bentuk yang dapat
memperbanyak diri dengan cepat.
Penyakit toksoplasmosis dapat diterapkan menggunakan model hubungan sebab
akibat. Dimana manusia sebagai host, Toxoplasma gondii sebagai agen, dan kurang
terjaganya kebersihan hidup kucing sebagai lingkungan pendukung tumbuh kembangnya
toxoplasma gondii.
 Kemampuan agen untuk menginfeksi inang meningkat
Model ini terjadi pada lingkungan yang terdapat banyak ookista Toksoplasma
gondii, maka kemungkinan banyak manusia yang akan terinfeksi penyakit toksoplasmosis.
 Kepekaan inang terhadap agen meningkat
Model ini terjadi pada host yang memiliki daya tahan tubuh lemah dalam jumlah
yang banyak. Misalnya pada suatu daerah terdapat banyak ibu hamil yang rentan dan
terdapat ookista Toksoplasma gondii, maka kemungkinan para ibu hamil terkena penyakit
toksoplasmosis lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/danivita/toksoplasmosis
http://www.kerjanya.net/faq/4535-toksoplasmosis.html
http://www.info-kes.com/2013/05/penyakit-toxoplasmosis-toxo.html
http://epidemiologiunsri.blogspot.co.id/2011/11/toxoplasmosis.html
http://documents.tips/documents/toxoplasmosis-ppt-56bdcc7ba65a1.html
http://dokumen.tips/documents/toxoplasma-55c3b6d6cdf3d.html
http://apotekf21.com/blog/penyakit/toxoplasmosis

More Related Content

What's hot

Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPZakiah dr
 
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusNajMah Usman
 
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilDiagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilSofie Krisnadi
 
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminensMuhammad Abu Dzar
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaNajMah Usman
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Fixed drug eruption x hipersensitivitas
Fixed drug eruption x hipersensitivitasFixed drug eruption x hipersensitivitas
Fixed drug eruption x hipersensitivitasnissazarael
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoringJoni Iswanto
 
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDS
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDSPraktikum parasitologi blok HIV/AIDS
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDSSyscha Lumempouw
 
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
 

What's hot (20)

Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
 
Hepatitis B dalam kehamilan
Hepatitis B dalam kehamilan   Hepatitis B dalam kehamilan
Hepatitis B dalam kehamilan
 
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilDiagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
 
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
 
F1 borang
F1 borangF1 borang
F1 borang
 
Tetanus Neonatorum
Tetanus NeonatorumTetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
 
Imunisasi Polio
Imunisasi PolioImunisasi Polio
Imunisasi Polio
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
P petri disentri
P petri disentriP petri disentri
P petri disentri
 
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalisTrichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
 
Penyuluhan Imunisasi
Penyuluhan ImunisasiPenyuluhan Imunisasi
Penyuluhan Imunisasi
 
Kista ovarium
Kista ovariumKista ovarium
Kista ovarium
 
Fixed drug eruption x hipersensitivitas
Fixed drug eruption x hipersensitivitasFixed drug eruption x hipersensitivitas
Fixed drug eruption x hipersensitivitas
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoring
 
Fluor Albus
Fluor AlbusFluor Albus
Fluor Albus
 
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDS
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDSPraktikum parasitologi blok HIV/AIDS
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDS
 
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 

Similar to Toksoplasmosis

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSIS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSISASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSIS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSISDuik Agustini
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiidinamerlyna
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiidinamerlyna
 
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxTOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxHannaHarahap
 
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxTOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxHannaHarahap
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiininanovia11
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiininanovia11
 
Toxoplasma Gondii
Toxoplasma GondiiToxoplasma Gondii
Toxoplasma GondiiRidwan
 
Paper toksoplasmosis pdf
Paper toksoplasmosis pdfPaper toksoplasmosis pdf
Paper toksoplasmosis pdfEvi Sundari
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiVivi Yunisa
 
Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20Martinoloth
 
Precaution Universal
Precaution UniversalPrecaution Universal
Precaution Universaluci
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiAnjani Hidayah
 
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilanImunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilanIma Septia
 

Similar to Toksoplasmosis (20)

Makalah bakteri toxoplasma gondi
Makalah bakteri toxoplasma gondiMakalah bakteri toxoplasma gondi
Makalah bakteri toxoplasma gondi
 
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSIS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSISASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSIS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSIS
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxTOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
 
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxTOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma Gondii
Toxoplasma GondiiToxoplasma Gondii
Toxoplasma Gondii
 
Paper toksoplasmosis pdf
Paper toksoplasmosis pdfPaper toksoplasmosis pdf
Paper toksoplasmosis pdf
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20
 
Toxoplasma
ToxoplasmaToxoplasma
Toxoplasma
 
Precaution Universal
Precaution UniversalPrecaution Universal
Precaution Universal
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
REFERAT TORCH
REFERAT TORCHREFERAT TORCH
REFERAT TORCH
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilanImunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
 

More from fardhasyavril

More from fardhasyavril (7)

New sulfida oksidan
New sulfida oksidanNew sulfida oksidan
New sulfida oksidan
 
Geografi
GeografiGeografi
Geografi
 
Softball
SoftballSoftball
Softball
 
Tali temali
Tali temaliTali temali
Tali temali
 
Pengaruh Pendidikan bagi Kehidupan Manusia
Pengaruh Pendidikan bagi Kehidupan ManusiaPengaruh Pendidikan bagi Kehidupan Manusia
Pengaruh Pendidikan bagi Kehidupan Manusia
 
Pembunuhan berencana
Pembunuhan berencanaPembunuhan berencana
Pembunuhan berencana
 
Khitan untuk Perempuan
Khitan untuk PerempuanKhitan untuk Perempuan
Khitan untuk Perempuan
 

Recently uploaded

mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 

Recently uploaded (12)

mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 

Toksoplasmosis

  • 1. Nama : Fardha Syavriliand NIM : P07133215014 A. PENGERTIAN Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia) yang disebabkan oleh protozoa Taxoplasma gondii, ditularkan oleh kucing atau kucing kepada manusia, mamalia, darat, dan laut, serta beberapa jenis burung. Penyakit ini bersifat oportunistik dan menimbulkan bahaya khususnya bagi wanita hamil. Penyakit oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh normal, tetapi dapat menyerang orang dengan system kekebalan tubuh yang buruk. Toksoplasmosis dikenal masyarakat sebagai penyakit tokso yang menyebabkan kemandulan, cacat bahkan kematian janin. Dalam banyak kasus, infeksi pada manusia terjadi terutama setelah parasit tersebut tertelan. Banyak orang menderita penyakit ini, tetapi kebanyakan penderita tidak menunjukkan adanya suatu gejala klinis, karena adanya system kekebalan tubuh yang mempertahankan diri terhadap parasit tersebut. Toksoplasmosis dapat menjadi masalah yang berat jika terjadi pada bayi yang baru lahir dan orang dengan system kekebalan tubuh yang melemah. Toksoplasmosis dibagi menjadi dua macam, yaitu: a. Toksoplasmosis Kongenital Toksoplasmosis Kongenital muncul ketika infeksi Toxoplasma gondii didapat selama masa kehamilan. Janin juga dapat terinfeksi melalui plasenta yang menghubungkan maternal (ibu) dan fetus (bayi) dimana Toxoplasma gondii mencapai plasenta selama periode tertentu padda ibu yang terinfeksi. Risiko infeksi toksoplasma terhadap fetus sangat berhubungan dengan waktu infeksi maternalnya muncul. Jika infeksi toksoplasma terjadi pada bulan- bulan terakhir dari kehamilan, parasit akan ditularkan ke fetus. Tetapi jika terjangkit lebih awal, transmisi ke fetus lebih jarang. Tetapi bila terjadi umumnya menghasilkan penyakit yang berat.
  • 2. b. Toksoplasmosis Akuisita Toksoplasmosis yang didapat selama hidupnya (bukan didapat dari infeksi ketika dalam kandungan). Infeksi pada orang dewasa biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala klinis yang paling sering adalah limfodenopati dan rasa lelah disertai demam dan sakit kepala. B. FAKTOR PENYEBAB Toxoplasmosis terkenal sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai pada ibu hamil. Toxo sering dihubungkan dengan penyakit lainnya, seperti Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Semua penyakit tersebut sering disingkat menjadi TORCH (Toxop lasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes). Tetapi, toxo bukanlah penyakit yang disebabkan oleh virus seperti ketiga temannya diatas. Toxoplasma atau Toxoplasma gondii adalah sejenis hewan bersel satu yang sering juga disebut protozoa (jadi bukanlah virus). Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Banyak orang beranggapan bahwa penyebab utama penyakit toxoplasmosis adalah kucing. Sehingga banyak disarankan bagi ibu hamil atau wanita yang ingin hamil untuk menghindari kucing. Padahal, rumor tersebut tidak sepenuhnya benar. Hanya saja hewan-hewan intermediated host ini tidak bisa menulari manusia selama kita tidak mengkonsumsinya. Beda dengan kucing. Karena pada usus halus kucinglah Toxoplasma menyelesaikan keseluruhan siklus hidupnya, dan akan dikeluarkan bersamaan dengan feces/kotorannya. Hampir semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma. Hewan yang sering berada disekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, ayam, burung, babi, dan lain-lain, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dan lain-lain, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Penelitian Toxoplasmosis di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Hartono pada tahun 1972 dan baru dilaporkan tahun 1988. Peneliti tersebut berhasil mengisolasi kista Toxoplasma pada kambing dan domba yang dipotong di rumah potong hewan Surabaya dan Malang. Penelitian lapangan yang dilakukan di berbagai daerah menunjukkan prevalensi penyakit ini bervariasi dan cenderung tinggi. Angka prevalensi penyakit pada kambing berkisar 24-61%, kucing 10-
  • 3. 40%, babi 28%, domba 43%, sapi 36%, kerbau 27%, ayam 20%, itik 6%, anjing 10%, dan manusia 14-82%. Penyakit ini tidak selalu menyebabkan kemandulan atau keguguran si jabang bayi, tapi bisa juga menyebabkan radang paru-paru, hydrocephalus, gangguan penglihatan sampai kebutaan. Biasanya Toxoplasmosis akan menampakkan gejala klinis jika ada interkurensi infeksi misalnya dengan virus atau protozoa lain atau pada kondisi stress dan immunosupresi (penurunan daya tahan tubuh, seperti pada penderita kanker dan AIDS). Cara agar tidak terkena penyakit T.gondii: 1. Sediakan pasir/tempat kotoran untuk kucing dan sebaiknya dibersihkan setiap hari. 2. Cegahlah kucing agar tidak berburu tikus, burung, lalat dan kecoa. 3. Jangan memberi makan hewan peliharaan dengan daging, jeroan, tulang dan susu mentah, tapi masaklah terlebih dahulu. 4. Setelah mencuci daging mentah sebaiknya cuci tangan dengan sabun agar tak ada parasit yang tertinggal di tangan. 5. Cucilah tangan dengan sabun setiap kali hendak makan. 6. Hindari memakan daging mentah/setengah matang. Makanlah daging yang benar- benar telah dimasak sampai matang. 7. Cuci bersih sayur-mayur dan buah-buahan yang hendak dikonsumsi mentah sebelum dimakan (dilalap). 8. Untuk ibu-ibu hamil, sebaiknya tidak membersihkan tempat kotoran kucing ataupun mencuci daging/jeroan selama masa kehamilan. Mintalah bantuan orang lain untuk mengerjakannya. 9. Untuk ibu-ibu yang berencana untuk hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Toxoplasma. 10. Jikaanda memelihara kucing, latihlah dari kecil kucing tersebut dengan membiasakannya buang kotoran tidak sembarangan yaitu di kamar mandi sehingga mudah dibersihkan. Sesungguhnya bukan sebab seseorang memelihara kucing atau tidak, juga bukan karena seseorang “akrab” dengan kucing atau tidak yang membuka peluang terkena
  • 4. penyakittoxoplasmosis ini, melainkan bagaimana cara orang tersebut menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Karena seorang yang teramat “anti” dengan kucing pun bisa saja terinfeksi Toxoplasma jika tidak peduli dengan kebersihan. Misalnya malas mencuci tangan saat hendak makan atau gemar memakan daging mentah/setengah matang. Dan sebaliknya, seorang yang hidup dengan banyak kucing disekelilingnya bisa tetap aman dari toxoplasmosis selama dia peduli dan menjaga kebersihan. Mudah- mudahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar rumah kita terhindar dari ancaman Toxoplasma yang selama ini menakutkan. C. INTERAKSI AGENT – HOST – ENVIRONMENT Parasit ini biasa hidup di dalam usus hewan peliharaan rumah seperti kucing, berkembang dalam sel epitel usus kucing berubah menjadi kista (ookista) yang keluar bersama tinja kucing tersebut. Sehingga sumber penularannya adalah kotoran hewan tersebut. Hewan lain yang dapat menjadi pembawa Toxoplasma adalah tikus, burung merpati, ayam, anjing dan mamalia lain yang mencari makan di tanah. Interaksi agent dan host dimulai dengan sporozoit yang ada di dalam usus kucing menembus sel epitel dan tumbuh menjadi tropozoit. Kemudian inti tropozoit membelah menjadi banyak sehingga terbentuk skizon. Setelah matang skizon akan pecah dan menghasilkan banyak merozoit/skizogoni. Kemudian merozoit masuk ke dalam sel epitel dan membentuk makrogametosit yang menjadi makrogamet dan mikrogamet. Setelah terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang akan dikeluarkan bersama tinja kucing. Ookista di tanah sangat kuat dan dapat bertahan hidup di tanah lembab atau pasir selama berbulan-bulan selanjutnya dapat menjadi spora dan menular ke hewan lain termasuk manusia. Dalam usus manusia, toksoplasma berkembang menjadi kista yang menyebar ke bagian lain di dalam tubuh melalui aliran darah atau limfa. Tahap ini berakhir dengan menghasilkan kista dalam otot jantung, ginjal, dan otak. Kebanyakan dari kista tersebut tetap aktif tanpa batas waktu.
  • 5. D. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan penyakit secara alamiah tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural. Tahapan-tahapan riwayat alamiah adalah sebagai berikut: a. Tahap Prepatogenesis Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi interaksi masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit Toxoplasmosis gondii masih ada di luar tubuh manusia yang membentuk kista, dimana para kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang manusia dan belum ada tanda- tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat. b. Tahap Pathogenesis Tahap penyakit inkubasi : ditandai dengan gejala seperti infeksi lainnya yaitu demam, malaise, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar getah bening. Tahap penyakit dini : Toxoplasmosis gondii tertelan melalui makanan akan menembus epitel usus dan diragositosis oleh makrofag atau masuk ke dalam limfosit akibatnya terjadi penyebaran limfogen. Toxoplasmosis gondii akan menyerang seluruh sel berinti, membelah diri dan menimbulkan lisis, sel tersebut destruksi akan berhenti bila tubuh telah membentuk antibodi. Tahap penyakit lanjut : Pada alat tubuh seperti susunan syaraf dan mata, zat ini tidak dapat masuk karena ada sawar (barier) sehingga destruksi akan terus berjalan c. Tahap Postpatogenesis Pada fase ini penderita bisa sembuh namun tidak 100%, jadi dapat dikatakan di dalam tubuhnya masih terdapat beberapa bakteri dari penyakit tersebut.
  • 6. E. MODEL EPIDEMIOLOGI Toxoplasma gondii merupakan parasit yang menumpang pada hewan seperti anjing, kucing, kambing, babi, dan kelinci. Manusia dapat terinfeksi parasit toxoplasma ini jika mengonsumsi daging yang tidak matang dengan sempurna, sayur dan buah- buahan mentah yang tidak dicuci bersih dan berjalan tanpa alas kaki di permukaan tanah yang telah tercemar oleh parasit tersebut. Sebagian besar T. Gondii berada dalam tiga bentuk utama, yaitu : ookista, tachyzoit dan bradizoit. Ookista hanya terbentuk dalam usus inang definitif, yaitu bangsa kucing. Ookista dikeluarkan melalui feces. Bila tertelan oleh manusia atau hewan lain, berkembang menjadi tachyzoit (tropozoit). Bentuk ini merupakan bentuk yang dapat memperbanyak diri dengan cepat. Penyakit toksoplasmosis dapat diterapkan menggunakan model hubungan sebab akibat. Dimana manusia sebagai host, Toxoplasma gondii sebagai agen, dan kurang terjaganya kebersihan hidup kucing sebagai lingkungan pendukung tumbuh kembangnya toxoplasma gondii.
  • 7.  Kemampuan agen untuk menginfeksi inang meningkat Model ini terjadi pada lingkungan yang terdapat banyak ookista Toksoplasma gondii, maka kemungkinan banyak manusia yang akan terinfeksi penyakit toksoplasmosis.  Kepekaan inang terhadap agen meningkat Model ini terjadi pada host yang memiliki daya tahan tubuh lemah dalam jumlah yang banyak. Misalnya pada suatu daerah terdapat banyak ibu hamil yang rentan dan terdapat ookista Toksoplasma gondii, maka kemungkinan para ibu hamil terkena penyakit toksoplasmosis lebih besar.