SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
FLU SINGAPORE
HAND-FOOT-MOUTH DISEASE
NUGROHO TRISTAYANTO.S.Si, MM
DESKRIPSI
 Flu Singapore sebenarnya merupakan
penyakit yang dikenal sebagai Hand,
Foot, and Mouth Disease (HFMD)
atau dalam bahasa Indonesia disebut
Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut
(PTKM).
 Penyakit ini sudah ada di tahun 1957
di Toronto, Kanada. Sejak itu terdapat
banyak kejadian di seluruh dunia.
 Dinamakan Flu Singapore karena saat
itu terjadi ledakan kasus dan kematian
akibat penyakit ini di Singapura
 Hand-Foot-Mouth disease (HFMD)
adalah penyakit anak-anak yang
umum terjadi. Gejalanya berupa luka
pada mulut, demam, dan rash.
 HFMD adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus RNA yang
masuk dalam famili Picornaviridae,
Genus Enterovirus.
 Biasanya disebabkan oleh
coxsackievirus A16.
 Sedangkan yang sering memerlukan
perawatan karena keadaannya lebih
berat atau ada komplikasi sampai
meninggal adalah Enterovirus 71.
 HFMD yang disebabkan oleh
infeksi coxsackievirus A16
merupakan penyakit yang ringan.
Umumnya pasien dapat sembuh
setelah 7-10 hari tanpa
penanganan medis.
 HFMD yang disebabkan oleh
enterovirus 71 menunjukkan
insiden penyakit neurologis
(sistem saraf) yang lebih tinggi.
Kasus encephalitis yang fatal
dapat terjadi pada penyakit yang
disebabkan oleh infeksi
enterovirus 71.
EPIDEMIOLOGI
 Terjadi pada kelompok
masyarakat yang padat
 Anak-anak di bawah 10 tahun
 Orang dewasa umumnya lebih
kebal terhadap enterovirus.
 April 2009 di China dilaporkan
115.000 kasus dan 50
meninggal
 Di Indonesia kasus HFMD
dilaporkan terjadi di daerah
Jakarta dan sekitarnya
 Metrotvnews.com
Korban virus flu Singapore di
Depok, Jawa Barat, bertambah
tiga menjadi 11 orang, Kamis
(16/4). Semua korban adalah
anak-anak.
Cara Penularan
 melalui jalur fekal-oral (pencernaan)
dan saluran pernapasan, yaitu dari
droplet (butiran ludah), pilek, air liur,
tinja, cairan vesikel (kelainan kulit
berupa gelembung kecil berisi cairan)
atau ekskreta.
 Penularan kontak tidak langsung
melalui barang, handuk, baju,
peralatan makanan, dan mainan yang
terkontaminasi oleh sekresi itu.
 Tidak ada vektor tetapi ada pembawa
(carrier) seperti lalat dan kecoa.
 Masa Inkubasi 2 - 5 hari.
 Penularan dari orang ke orang
terjadi setelah pasien penyakit ini
beranjak sembuh.
 HFMD tidak ditransmisikan dari
binatang ke manusia.
MANIFESTASI KLINIK
 Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari
 Diikuti faringitis, anoreksia, dan gejala
seperti flu, pada umumnya yang tak
mematikan.
 Timbul vesikel yang kemudian pecah,
ada 3-10 ulkus di mulut seperti
sariawan (lidah, gusi, pipi sebelah
dalam) terasa nyeri sehingga sukar
untuk menelan.
 Bersamaan dengan itu timbul
rash/ruam atau vesikel (lepuh
kemerahan), papulovesikel yang tidak
gatal ditelapak tangan dan kaki.
Kadang-kadang rash/ruam
(makulopapel) pada bokong.
 umumnya akan membaik sendiri
dalam 7-10 hari
Gejala yang cukup berat
 Hiperpireksia, yaitu demam tinggi dengan
suhu lebih dari 39oC.
 Demam tidak turun-turun
 Takikardia (denyut nadi menjadi cepat)
 Takipnea, yaitu napas jadi cepat dan
sesak
 Anoreksia, muntah, atau diare berulang
disertai dehidrasi.
 Letargi, lemas, dan terus mengantuk
 Nyeri pada leher, lengan, dan kaki.
 Kejang-kejang, atau terjadi kelumpuhan
pada saraf cranial
 Keringat dingin
 Fotofobia (tidak tahan melihat sinar)
 Ketegangan pada daerah perut
 Halusinasi atau gangguan kesadaran
Komplikasi
 Jarang terjadi, tetapi bila terdapat
komplikasi harus segera ditangani.
 Komplikasi penyakit ini adalah :
 Viral atau aseptik meningitis (radang
selaput otak)
Viral meningitis dapat menyebabkan
demam, sakit kepala, leher dan
punggung. Kondisi ini biasanya ringan
dan dapat sembuh tanpa penanganan.
 Ensefalitis (radang otak)
Dapat berakibat fatal.
 Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis)
atau pericarditis
 Acute Flaccid Paralysis / Lumpuh
Layuh Akut (Polio-like illness)
 Hilangnya kuku jari tangan dan kaki
Hanya bersifat sementara dan dan
dapat sembuh tanpa pengobatan.
DIAGNOSIS
 Sampel (Spesimen) dapat
diambil dari tinja, usap rektal,
cairan serebrospinal dan
usap/swab ulcus di
mulut/tenggorokan, vesikel di
kulit spesimen atau biopsi otak.
 Isolasi virus dengan cara biakan
sel dengan suckling mouse
inoculation.
 Setelah dilakukan Tissue
Culture, kemudian dapat
diidentifikasi strainnya dengan
antisera tertentu.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Deteksi Virus :
- Immuno histochemistry (in situ)
-Imunofluoresensi antibodi
(indirect)
- Isolasi dan identifikasi virus.
2. Deteksi RNA
RT-PCR Primer :
5’CTACTTTGGGTGTCCGTGTT
3’
5’
GGGAACTTCGATTACCATCC
3’ Partial DNA sekuensing (PCR
Product)
3. Serodiagnosis
Serokonversi paired sera dengan
uji serum netralisasi terhadap
virus EV-71 (BrCr, Nagoya) pada
sel Vero. Uji ELISA sedang
dikembangkan.
Sebenarnya secara klinis sudah
cukup untuk mendiagnosis
HFMD,
Pemeriksaan lab dilakukan untuk
mengetahui apakah
penyebabnya Coxsackie A-16
atau Enterovirus 71.
PENGOBATAN
 HFMD merupakan self limiting disease
 Pengobatan spesifik tidak ada, jadi hanya
diberikan secara simptomatik saja
berdasarkan keadaan klinis yang ada.
 Istirahat yang cukup, karena penurunan
sistem imun
 Dapat diberikan:
 Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien
imunokompromis atau neonatus
 Extracorporeal membrane oxygenation.
 Pengobatan simptomatik:
 Antiseptik di daerah mulut
 Analgesik misal parasetamol
 Cairan cukup untuk dehidrasi yang
disebabkan sulit minum dan karena
demam
 Pengobatan suportif lainnya ( gizi dll )
Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit
 Pencegahan penyakit adalah dengan
menghilangkan kekumuhan dan
kepadatan lingkungan; kebersihan
(Higiene dan Sanitasi) lingkungan
maupun perorangan.
 Memberikan penyuluhan tentang
cara-cara penularan dan pencegahan
HFMD untuk memotong rantai
penularan.
 Menyiapkan sarana kesehatan
tentang tatalaksana HFMD termasuk
pelaksanaan.
 Memberikan penyuluhan tentang
tanda-tanda dan gejala HFMD.
NUGROHO
TRISTYANTO.S.Si , M.M
FLU BABI (SWINE FLU)
Pendahuluan
⚫ Flu babi = flu meksiko, hog flu, pig
flu, swine flu
⚫ Disebabkan oleh virus influenza A
subtipe H1N1 (Orthomyxoviridae)
⚫ Akan tetapi ditemukan juga virus
H1N2, H3N2, H1N7 pada hasil
isolasi mukus babi yang menderita
EPIDEMIOLOGI
⚫ Hingga 26/4, kasus flu babi dikonfirmasi terjadi di
Amerika Serikat (91 kasus dengan satu kematian),
Meksiko (26 kasus dengan tujuh kematian), Kanada
(13 kasus), Selandia Baru (tiga kasus), Inggris (lima
kasus), Israel (dua kasus), Spanyol (empat kasus),
Austria (satu kasus), dan Jerman (tiga kasus).
Pada Rabu (29/4), kantor berita Xinhua melaporkan
jumlah kematian 25 orang di Meksiko yang diduga
berhubungan dengan flu babi, sementara 89 orang
dirawat di rumah sakit dengan gejala serupa flu babi.
⚫ Hingga tanggal 30 April 2009 di Amerika terdapat 109
kasus positif flu babi,1 orang di antaranya meninggal
dan masih ada kemungkinan terus bertambah
⚫ WHO telah memperingatkan kasus-kasus di Meksiko
dan Amerika Serikat berpotensi menyebabkan
pandemi global dan menegaskan situasi ini serius
⚫ 2007  endemik di babi Filipina
Kasus yang disertai
kematian
Kasus tanpa kematian
Dicurigai
ETIOLOGI
 Flu babi
 penyakit saluran pernafasan akut pada babi yang
disebabkan oleh virus influensa tipe A subtipe H1N1
(Orthomyxoviridae)
 virus tersebut mempunyai RNA dengan sumbu protein
dan permukaan virionnya diselubungi oleh semacam
paku yang mengandung antigen haemagglutinin (H) dan
enzim neuraminidase (N).
 Peranan haemaglutinin adalah sebagai alat melekat
virion pada sel dan menyebabkan terjadinya aglutinasi
sel darah merah, sedangkan enzim neurominidase
bertanggung jawab terhadap elusi, terlepasnya virus dari
sel darah merah dan juga mempunyai peranan dalam
melepaskan virus dari sel yang terinfeksi.
 Antibodi terhadap haemaglutinin berperan dalam
mencegah infeksi ulang oleh virus yang mengandung
haemaglutinin yang sama. Antibodi juga terbentuk
terhadap antigen neurominidase, tetapi tidak berperan
dalam pencegahan infeksi.
Cara Penularan
 Dapat ditularkan melalui binatang,
terutama babi. Dapat juga
penularan antar manusia.
 Seperti flu biasa : Melalui udara
dan dapat juga melalui kontak
langsung dengan penderita
 Virus flu babi umumnya menyebar
lewat ludah yang terempas ke
udara bebas gara-gara batuk atau
bersin.
 Tidak menular jika kita memakan
daging babi yang telah dimasak
dan dibersihkan dengan baik
Diagnosa
⚫ Gejala klinis dan perubahan patologi
⚫ Diagnosis laboratorium :
1.Isolasi virus pada alantois telur ayam
berembrio dan dilihat hemaglutinasi pada
cairan alantois
2.Serologi dengan memperlihatkan
peningkatan antibodi pada serum ganda
(paired sera) yang diambil dengan selang
waktu 3-4 minggu (KRONIS)
digunakan uji haemagglutination inhibition
(HI), Immunodifusi single radial dan
netralisasi virus
Kenaikan titer 4x lipatnya sudah dianggap
adanya infeksi
dapat juga menggunakan uji fluorescent
antibody technique (FAT)
Pengobatan
 oseltamivir atau zanamivir. Obat tersebut akan efektif
paling lama 48 jam setelah muncul gejala
 Dosis pemberian oseltamivir :
Untuk dewasa dan anak ≥ 13 tahun : 2 kali 75 mg per hari,
selama 5 hari.
Untuk anak ≤ 1 tahun : 2 mg/kg BB, 2 kali sehari selama 5
hari
Dosis oseltamivir dapat diberikan sesuai dengan berat badan
sebagai berikut :
 > 40 kg : 75 mg, 2 kali sehari
 > 15 -23 kg : 45 mg, 2 kali sehari
 > 23 - 40 kg : 60 mg, 2 kali sehari
 ≤ 15 kg : 30 mg, 2 kali sehari
Resisten terhadap amantadin dan rimantadin
Perawatan simptomatik
Pencegahan
⚫ vaksin untuk flu babi belum ada
Perilaku bersih :
⚫ Cuci tangan dengan bersih
menggunakan sabun
⚫ Tidur cukup
⚫ Aktif berolahraga fisik
⚫ Mengendalikan pikiran agar tidak stress
⚫ Minum banyak air
⚫ Makan makanan yang bernutrisi
⚫ Menjaga jarak dengan penderita
⚫ Daging harus dimasak matang, suhu
700C akan membunuh virus itu.

More Related Content

Similar to FLU SINGAPORE

Asuhan keperawatan pada pasien AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada pasien  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiPenyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiNoveldy Pitna
 
Referat chikungunya
Referat chikungunyaReferat chikungunya
Referat chikungunyasoroylardo1
 
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxCRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxSyauqiFaidhunNiam
 
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptxPenyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptxHerlianty Rukmana
 
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitSemoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitTjoetnyak Izzatie
 
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksiVrilisda Sitepu
 
Campak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfCampak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfssuser6a7917
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakkhoirilliana12
 

Similar to FLU SINGAPORE (20)

Asuhan keperawatan pada pasien AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada pasien  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
 
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiPenyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
 
Resume H1 N1
Resume H1 N1Resume H1 N1
Resume H1 N1
 
Cikungunya fever
Cikungunya feverCikungunya fever
Cikungunya fever
 
Referat chikungunya
Referat chikungunyaReferat chikungunya
Referat chikungunya
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
 
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxCRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
 
Belibis a17 demam_tifoid
Belibis a17 demam_tifoidBelibis a17 demam_tifoid
Belibis a17 demam_tifoid
 
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptxPenyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
 
What is Epidemic?
What is Epidemic?What is Epidemic?
What is Epidemic?
 
NIPAH VIRUS.pptx
NIPAH VIRUS.pptxNIPAH VIRUS.pptx
NIPAH VIRUS.pptx
 
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitSemoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
 
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
Campak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfCampak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdf
 
Campak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfCampak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdf
 
Imunisasi biokimia
Imunisasi biokimiaImunisasi biokimia
Imunisasi biokimia
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
 

More from JemsOtniel1

dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.pptdokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.pptJemsOtniel1
 
Polimorfisme Enzim Pemetabiolisme Obat_GST dan MeH.pdf
Polimorfisme Enzim Pemetabiolisme Obat_GST dan MeH.pdfPolimorfisme Enzim Pemetabiolisme Obat_GST dan MeH.pdf
Polimorfisme Enzim Pemetabiolisme Obat_GST dan MeH.pdfJemsOtniel1
 
Patofisiologi Kelompok 2 smt 2.pdf
Patofisiologi Kelompok 2 smt 2.pdfPatofisiologi Kelompok 2 smt 2.pdf
Patofisiologi Kelompok 2 smt 2.pdfJemsOtniel1
 
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.pptdokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.pptJemsOtniel1
 
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.pptdokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.pptJemsOtniel1
 
UTS Sofia hanin.pptx
UTS Sofia hanin.pptxUTS Sofia hanin.pptx
UTS Sofia hanin.pptxJemsOtniel1
 

More from JemsOtniel1 (7)

dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.pptdokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
 
Polimorfisme Enzim Pemetabiolisme Obat_GST dan MeH.pdf
Polimorfisme Enzim Pemetabiolisme Obat_GST dan MeH.pdfPolimorfisme Enzim Pemetabiolisme Obat_GST dan MeH.pdf
Polimorfisme Enzim Pemetabiolisme Obat_GST dan MeH.pdf
 
Patofisiologi Kelompok 2 smt 2.pdf
Patofisiologi Kelompok 2 smt 2.pdfPatofisiologi Kelompok 2 smt 2.pdf
Patofisiologi Kelompok 2 smt 2.pdf
 
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.pptdokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
 
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.pptdokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
dokumen.tips_infeksi-kardiovaskuler.ppt
 
4 QC.pptx
4 QC.pptx4 QC.pptx
4 QC.pptx
 
UTS Sofia hanin.pptx
UTS Sofia hanin.pptxUTS Sofia hanin.pptx
UTS Sofia hanin.pptx
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 

FLU SINGAPORE

  • 2. DESKRIPSI  Flu Singapore sebenarnya merupakan penyakit yang dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau dalam bahasa Indonesia disebut Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM).  Penyakit ini sudah ada di tahun 1957 di Toronto, Kanada. Sejak itu terdapat banyak kejadian di seluruh dunia.  Dinamakan Flu Singapore karena saat itu terjadi ledakan kasus dan kematian akibat penyakit ini di Singapura
  • 3.  Hand-Foot-Mouth disease (HFMD) adalah penyakit anak-anak yang umum terjadi. Gejalanya berupa luka pada mulut, demam, dan rash.  HFMD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae, Genus Enterovirus.  Biasanya disebabkan oleh coxsackievirus A16.  Sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71.
  • 4.
  • 5.  HFMD yang disebabkan oleh infeksi coxsackievirus A16 merupakan penyakit yang ringan. Umumnya pasien dapat sembuh setelah 7-10 hari tanpa penanganan medis.  HFMD yang disebabkan oleh enterovirus 71 menunjukkan insiden penyakit neurologis (sistem saraf) yang lebih tinggi. Kasus encephalitis yang fatal dapat terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi enterovirus 71.
  • 6. EPIDEMIOLOGI  Terjadi pada kelompok masyarakat yang padat  Anak-anak di bawah 10 tahun  Orang dewasa umumnya lebih kebal terhadap enterovirus.  April 2009 di China dilaporkan 115.000 kasus dan 50 meninggal  Di Indonesia kasus HFMD dilaporkan terjadi di daerah Jakarta dan sekitarnya
  • 7.  Metrotvnews.com Korban virus flu Singapore di Depok, Jawa Barat, bertambah tiga menjadi 11 orang, Kamis (16/4). Semua korban adalah anak-anak.
  • 8. Cara Penularan  melalui jalur fekal-oral (pencernaan) dan saluran pernapasan, yaitu dari droplet (butiran ludah), pilek, air liur, tinja, cairan vesikel (kelainan kulit berupa gelembung kecil berisi cairan) atau ekskreta.  Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu.  Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (carrier) seperti lalat dan kecoa.
  • 9.  Masa Inkubasi 2 - 5 hari.  Penularan dari orang ke orang terjadi setelah pasien penyakit ini beranjak sembuh.  HFMD tidak ditransmisikan dari binatang ke manusia.
  • 10. MANIFESTASI KLINIK  Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari  Diikuti faringitis, anoreksia, dan gejala seperti flu, pada umumnya yang tak mematikan.  Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulkus di mulut seperti sariawan (lidah, gusi, pipi sebelah dalam) terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan.  Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh kemerahan), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki. Kadang-kadang rash/ruam (makulopapel) pada bokong.  umumnya akan membaik sendiri dalam 7-10 hari
  • 11. Gejala yang cukup berat  Hiperpireksia, yaitu demam tinggi dengan suhu lebih dari 39oC.  Demam tidak turun-turun  Takikardia (denyut nadi menjadi cepat)  Takipnea, yaitu napas jadi cepat dan sesak  Anoreksia, muntah, atau diare berulang disertai dehidrasi.  Letargi, lemas, dan terus mengantuk  Nyeri pada leher, lengan, dan kaki.  Kejang-kejang, atau terjadi kelumpuhan pada saraf cranial  Keringat dingin  Fotofobia (tidak tahan melihat sinar)  Ketegangan pada daerah perut  Halusinasi atau gangguan kesadaran
  • 12. Komplikasi  Jarang terjadi, tetapi bila terdapat komplikasi harus segera ditangani.  Komplikasi penyakit ini adalah :  Viral atau aseptik meningitis (radang selaput otak) Viral meningitis dapat menyebabkan demam, sakit kepala, leher dan punggung. Kondisi ini biasanya ringan dan dapat sembuh tanpa penanganan.  Ensefalitis (radang otak) Dapat berakibat fatal.  Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau pericarditis  Acute Flaccid Paralysis / Lumpuh Layuh Akut (Polio-like illness)  Hilangnya kuku jari tangan dan kaki Hanya bersifat sementara dan dan dapat sembuh tanpa pengobatan.
  • 13. DIAGNOSIS  Sampel (Spesimen) dapat diambil dari tinja, usap rektal, cairan serebrospinal dan usap/swab ulcus di mulut/tenggorokan, vesikel di kulit spesimen atau biopsi otak.  Isolasi virus dengan cara biakan sel dengan suckling mouse inoculation.  Setelah dilakukan Tissue Culture, kemudian dapat diidentifikasi strainnya dengan antisera tertentu.
  • 14. Pemeriksaan Laboratorium 1. Deteksi Virus : - Immuno histochemistry (in situ) -Imunofluoresensi antibodi (indirect) - Isolasi dan identifikasi virus. 2. Deteksi RNA RT-PCR Primer : 5’CTACTTTGGGTGTCCGTGTT 3’ 5’ GGGAACTTCGATTACCATCC 3’ Partial DNA sekuensing (PCR Product)
  • 15. 3. Serodiagnosis Serokonversi paired sera dengan uji serum netralisasi terhadap virus EV-71 (BrCr, Nagoya) pada sel Vero. Uji ELISA sedang dikembangkan. Sebenarnya secara klinis sudah cukup untuk mendiagnosis HFMD, Pemeriksaan lab dilakukan untuk mengetahui apakah penyebabnya Coxsackie A-16 atau Enterovirus 71.
  • 16. PENGOBATAN  HFMD merupakan self limiting disease  Pengobatan spesifik tidak ada, jadi hanya diberikan secara simptomatik saja berdasarkan keadaan klinis yang ada.  Istirahat yang cukup, karena penurunan sistem imun  Dapat diberikan:  Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus  Extracorporeal membrane oxygenation.  Pengobatan simptomatik:  Antiseptik di daerah mulut  Analgesik misal parasetamol  Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam  Pengobatan suportif lainnya ( gizi dll )
  • 17. Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit  Pencegahan penyakit adalah dengan menghilangkan kekumuhan dan kepadatan lingkungan; kebersihan (Higiene dan Sanitasi) lingkungan maupun perorangan.  Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan HFMD untuk memotong rantai penularan.  Menyiapkan sarana kesehatan tentang tatalaksana HFMD termasuk pelaksanaan.  Memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda dan gejala HFMD.
  • 19. Pendahuluan ⚫ Flu babi = flu meksiko, hog flu, pig flu, swine flu ⚫ Disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1 (Orthomyxoviridae) ⚫ Akan tetapi ditemukan juga virus H1N2, H3N2, H1N7 pada hasil isolasi mukus babi yang menderita
  • 20.
  • 21.
  • 22. EPIDEMIOLOGI ⚫ Hingga 26/4, kasus flu babi dikonfirmasi terjadi di Amerika Serikat (91 kasus dengan satu kematian), Meksiko (26 kasus dengan tujuh kematian), Kanada (13 kasus), Selandia Baru (tiga kasus), Inggris (lima kasus), Israel (dua kasus), Spanyol (empat kasus), Austria (satu kasus), dan Jerman (tiga kasus). Pada Rabu (29/4), kantor berita Xinhua melaporkan jumlah kematian 25 orang di Meksiko yang diduga berhubungan dengan flu babi, sementara 89 orang dirawat di rumah sakit dengan gejala serupa flu babi. ⚫ Hingga tanggal 30 April 2009 di Amerika terdapat 109 kasus positif flu babi,1 orang di antaranya meninggal dan masih ada kemungkinan terus bertambah ⚫ WHO telah memperingatkan kasus-kasus di Meksiko dan Amerika Serikat berpotensi menyebabkan pandemi global dan menegaskan situasi ini serius ⚫ 2007  endemik di babi Filipina
  • 23. Kasus yang disertai kematian Kasus tanpa kematian Dicurigai
  • 24. ETIOLOGI  Flu babi  penyakit saluran pernafasan akut pada babi yang disebabkan oleh virus influensa tipe A subtipe H1N1 (Orthomyxoviridae)  virus tersebut mempunyai RNA dengan sumbu protein dan permukaan virionnya diselubungi oleh semacam paku yang mengandung antigen haemagglutinin (H) dan enzim neuraminidase (N).  Peranan haemaglutinin adalah sebagai alat melekat virion pada sel dan menyebabkan terjadinya aglutinasi sel darah merah, sedangkan enzim neurominidase bertanggung jawab terhadap elusi, terlepasnya virus dari sel darah merah dan juga mempunyai peranan dalam melepaskan virus dari sel yang terinfeksi.  Antibodi terhadap haemaglutinin berperan dalam mencegah infeksi ulang oleh virus yang mengandung haemaglutinin yang sama. Antibodi juga terbentuk terhadap antigen neurominidase, tetapi tidak berperan dalam pencegahan infeksi.
  • 25. Cara Penularan  Dapat ditularkan melalui binatang, terutama babi. Dapat juga penularan antar manusia.  Seperti flu biasa : Melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita  Virus flu babi umumnya menyebar lewat ludah yang terempas ke udara bebas gara-gara batuk atau bersin.  Tidak menular jika kita memakan daging babi yang telah dimasak dan dibersihkan dengan baik
  • 26.
  • 27. Diagnosa ⚫ Gejala klinis dan perubahan patologi ⚫ Diagnosis laboratorium : 1.Isolasi virus pada alantois telur ayam berembrio dan dilihat hemaglutinasi pada cairan alantois 2.Serologi dengan memperlihatkan peningkatan antibodi pada serum ganda (paired sera) yang diambil dengan selang waktu 3-4 minggu (KRONIS) digunakan uji haemagglutination inhibition (HI), Immunodifusi single radial dan netralisasi virus Kenaikan titer 4x lipatnya sudah dianggap adanya infeksi dapat juga menggunakan uji fluorescent antibody technique (FAT)
  • 28. Pengobatan  oseltamivir atau zanamivir. Obat tersebut akan efektif paling lama 48 jam setelah muncul gejala  Dosis pemberian oseltamivir : Untuk dewasa dan anak ≥ 13 tahun : 2 kali 75 mg per hari, selama 5 hari. Untuk anak ≤ 1 tahun : 2 mg/kg BB, 2 kali sehari selama 5 hari Dosis oseltamivir dapat diberikan sesuai dengan berat badan sebagai berikut :  > 40 kg : 75 mg, 2 kali sehari  > 15 -23 kg : 45 mg, 2 kali sehari  > 23 - 40 kg : 60 mg, 2 kali sehari  ≤ 15 kg : 30 mg, 2 kali sehari Resisten terhadap amantadin dan rimantadin Perawatan simptomatik
  • 29. Pencegahan ⚫ vaksin untuk flu babi belum ada Perilaku bersih : ⚫ Cuci tangan dengan bersih menggunakan sabun ⚫ Tidur cukup ⚫ Aktif berolahraga fisik ⚫ Mengendalikan pikiran agar tidak stress ⚫ Minum banyak air ⚫ Makan makanan yang bernutrisi ⚫ Menjaga jarak dengan penderita ⚫ Daging harus dimasak matang, suhu 700C akan membunuh virus itu.