ChatGPT 3.5
User
Buat tulisan hingga 3000 karakter
ChatGPT
Tentang apa topik yang ingin Anda tulis? Apakah Anda memiliki preferensi atau topik tertentu yang ingin Anda bahas?
User
Kesehatan dan torch
ChatGPT
Judul: Menyelami Pandangan tentang Kesehatan Mental dalam Kehidupan Sehari-hari
Pendahuluan:
Kesehatan mental merupakan bagian integral dari kesejahteraan kita yang sering kali diabaikan. Dalam kehidupan sehari-hari, tantangan dan tekanan dapat mempengaruhi kesehatan mental kita, dan penting untuk menyadari peran pentingnya dalam menjaga keseimbangan dan kebahagiaan dalam hidup kita. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi konsep kesehatan mental dalam konteks kehidupan sehari-hari dan bagaimana kita dapat mengatasi tantangan yang muncul, dengan fokus pada pendekatan "TORCH" yang telah terbukti efektif.
TORCH: Pendekatan Holistik untuk Kesehatan Mental:
TORCH adalah singkatan dari Tujuan, Optimalisasi, Relaksasi, Koneksi, dan Hidup Seimbang. Pendekatan ini menekankan pentingnya memprioritaskan kesehatan mental kita dalam setiap aspek kehidupan kita.
Tujuan: Menetapkan tujuan yang jelas dan bermakna dalam hidup membantu kita menjaga fokus dan motivasi. Hal ini dapat mencakup tujuan karir, pendidikan, hubungan, atau pengembangan pribadi. Dengan memiliki tujuan yang jelas, kita dapat merasa lebih terarah dan berarti dalam hidup.
Optimalisasi: Penting untuk mengoptimalkan rutinitas harian kita untuk meningkatkan kesehatan mental. Ini meliputi menjaga pola tidur yang sehat, mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan mempraktikkan teknik-teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga. Melalui perawatan diri yang konsisten, kita dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional kita.
Relaksasi: Mengelola stres adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental yang baik. Melalui kegiatan relaksasi seperti mendengarkan musik, membaca buku, atau berjalan-jalan di alam, kita dapat melepaskan ketegangan dan meningkatkan ketenangan batin kita. Memahami bahwa waktu istirahat dan pemulihan adalah penting bagi kesehatan mental kita.
Koneksi: Hubungan sosial yang sehat merupakan aspek penting dari kesehatan mental. Membangun dan memelihara hubungan yang bermakna dengan keluarga, teman, dan komunitas dapat memberikan dukungan emosional dan meningkatkan kesejahteraan mental kita. Berbagi pengalaman dan perasaan dengan orang-orang terdekat dapat mengurangi rasa kesepian dan meningkatkan rasa keterhubungan.
Hidup Seimbang: Menemukan keseimbangan antara pekerjaan, waktu luang, dan aktivitas yang memperkaya jiwa sangat penting untuk kesehatan mental yang baik. Mengidentifikasi prioritas dan membatasi diri dari overcommitting membantu kita menjaga keseimbangan dalam hidup kita. Memiliki waktu untuk kesenangan dan relaksasi, serta tanggung jawab dan kewajiban, membantu kita menciptakan kehidupan yang berarti dan seimbang.
Kesimpulan:
Melalui pendekatan TORCH yang holistik, kita dapat mengintegrasikan kesehatan mental ke dalam kehidupa
2. Pendahuluan
T: Toxoplasmosis
O: Other infections (syphilis, varicella zoster,
parvovirus B-19, Listerosis&coxsackie virus)
R: Rubella
C: Cytomegalovirus
H: Herpes simplex virus-2
Hepatitis B juga termasuk ke dalam other infection,
tetapi virus hepatitis B besar dan tidak dapat melewati
plasenta sehingga tidak dapat menginfeksi janin
3. Kelompok yang Rentan
• Janin dalam kandungan
• Manusia dengan defisiensi sistem imun
• HIV-AIDS
• Pengobatan kortikosteroid
• Wanita hamil
• Pengobatan anti-kanker
4. • Ookista, perkawinan makro dan mikrogamet
• Terjadi dalam sel usus kucing
• Diekskresi dalam tinja kucing
• Berisikan sporozoit
• Bersarang dalam tanah dan tumbuhan (sayuran), tahan
hingga 1 tahun
• Tahan thd desinfektans, kekeringan dan pembekuan.
• Mati bila dipanaskan 700C dalam 10 menit
• Penularan: menelan ookista (manusia, hewan, unggas,
rodent)
5. Bentuk Pertama
• Ookista, perkawinan makro dan
mikrogamet
• Terjadi dalam sel usus kucing
• Diekskresi dalam tinja kucing
• Berisikan sporozoit
• Bersarang dalam tanah dan
tumbuhan (sayuran), tahan
hingga 1 tahun
• Tahan thd desinfektans,
kekeringan dan pembekuan.
• Mati bila dipanaskan 700C dalam
10 menit
• Penularan: menelan ookista
(manusia, hewan, unggas, rodent)
6. Bentuk kedua
• Tropzoit atau tachyzoit
• Sangat infektif
• Memperbanyak diri secara
aseksual
• Berada dalam host intermediate
(manusia, kambing, lembu,
tikus, babi, burung)
7. Bentuk ketiga
• Kista (cyst)
• Bersarang dalam organ
• Bertahan hidup sepanjang kehidupan
induk semangnya
• Satu kista mengandung ratusan
bradizoit
8. Patogensis
• Port d’entrée: mukosa usus
• Makrofag: alat diseminasi parasit
• Kista: otak, otot skelet dan otot jantung
• Kerusakan organ: syaraf dan retina, karena ada barrier
untuk antibodi
9.
10.
11.
12. Gejala klinis
• Kebanyakan asimptomatik
• Limfadenopati (servikal, suboksipital, supraklavikular,
inguinal dan aksilar)
• Kelelahan
• Kadang disertai panas
• Sakit kepala, nyeri otot, nyeri tenggorok
• Hepatosplenomegali
13. Gejala klinis infeksi kongenital
• Kasus ringan: asimptomatik
• Trias: Hidrosefalus, korioretinitis, dan kalsifikasi
intrakranial
• Ubun-ubun cembung
• Pada kasus hebat: hidrops fetalis
• Manifestasi lambat: korioretinitis, strabismus,
kebutaan, hidrosefalus, mikrosefalus, gangguan
psikomotor, retardasi mental, epilepsi dan ketulian
14. Transmisi kongenital (ditunjukkan dengan
adanya parasit dalam plasenta)
• Tidak tejadi pada infeksi kronis
• Infeksi saat hamil : 26 % (25/97)
• Infeksi di luar kehamilan: 2% (2/105)
(Desmont & Couvreur, 1974)
15. Diagnosis
• Klinis, sulit karena
– Asymptomatik
– Tidak spesifik
• Serologis, deteksi IgM dan IgG
– IgM (+), IgG (+) / (-), infeksi akut
– IgM (-), IgG (+) infeksi kronis
– Aviditas rendah infeksi akut
• Isolasi parasit: sulit, lama
• Identifikasi dengan PCR
17. Toksoplasmosis kongenital
• Diagnosis prenatal
– Gejala klinis ibu hamil: tidak spesifik, limfadenopati,
demam, kelelahan
– Ultrasound: kalsifikasi intrakranial janin, ukuran kepala
lebih besar dari seharusnya
– Serologis: deteksi IgG dan IgM dan aviditas
– Amniocentesis : deteksi parasit dengan PCR
– Kordosentesis : deteksi IgG dan IgM
• Diagnosis postnatal
– Klinis: hidrosefalus
– Serologis darah tali pusat, IgG dan IgM
– Ultrasound kepala: kalsifikasi intrakranial
– Funduskopi: retinokoroiditis
18. Strategi pengobatan
• Sample I : awal kehamilan (trimester I, 10-12 minggu)
– IgG (+) dan IgM (- ) : pasien immune (45%)
– IgG (+) dan IgM (+) : infeksi akut (5%) atau infeksi lama
dengan residu IgM?
• Periksa aviditas:
– Rendah: infeksi < 4 bulan : Obati
– Tinggi: infeksi > 4 bulan
– IgG (- ) dan IgM (+) : retest tiap 2-3 minggu
• Hasil tetap: Unspecified IgM
• IgG (+): infeksi akut : Obati
– IgG (- ) dan IgM (- ) : non immune
• Ulang pada trimester II (20-22 minggu)
• Follow up sampai akhir kehamilan
19.
20. Penanganan
• Tujuan: menurunkan insidensi dan derajat
kelainan kongenital
• Jenis obat:
–Sulfonamida: sulfadiazin, sulfapirazin,
sulfametazin dan tripelsulfa
–Pirimetamin
–Spiramisin
21. Pengobatan
• Spiramisin: 2-3 gram selama 3 minggu, istirahat 2
minggu, sepanjang kehamilan
• Hasil:
Pengobatan Infeksi kongenital
Ya Tidak
Ya 92 (23%) 297 (77%)
Tidak 94 (61%) 60 (39%)
(Desmont & Couvreur, 1979)
22. Pengobatan
• Pirimetamin:
– Bersifat teratogenik
– Untuk kehamilan trimester II (>14 minggu)
– Dosis: 15 mg/m2/hari, maks 25 mg/hari
– Diberikan tiap 3-4 hari sekali (Half life 4-5 hari)
• Sulfa
– Dosis: 50-100 mg/kg BB/hari
– Kombinasi Pirimetamin + Sulfa
– Effectiveness nya 8 kali lebih besar
(Remington & Desmont, 1976)
23. Pencegahan
• Cuci tangan sebelum makan
• Hindari makanan setengah matang (daging, telur atau
makanan lain)
• Sayur harus dicuci dan buah yang dimakan mentah
harus dikupas
• Talenan, piring, pisau harus dicuci dengan sabun
• Wanita hamil yang ingin berkebun (tanam bunga dll)
harus pakai sarung tangan
24. Pencegahan
• Jangan biarkan kucing berkeliaran. Beri makan dengan
makanan yang dimasak
• Wanita hamil jangan kerja di lab yang potensial
• Skrinig darah untul donor
• Pendidikan kesehatan pada wanita hamil termasuk
penularan, pencegahan dan penanganan toksoplasmosis
25. Pencegahan
• Jangan biarkan kucing berkeliaran. Beri makan dengan
makanan yang dimasak
• Wanita hamil jangan kerja di lab yang potensial
• Skrinig darah untuk donor
• Pendidikan kesehatan pada wanita hamil termasuk
penularan, pencegahan dan penanganan
toksoplasmosis
26. Congenital Rubella
• Rubella virus teratogenic
• Congenital rubella syndrome (CRS) terjadi sejak
epidemic rubella US tahun 1964
• Janin berisiko CRS hanya selama infeksi primer
• Possibility infeksi janin terjadi pada 4 minggu setelah
konsepsi 61%, 5-8 minggu: 26%; 9-12 minggu: 8%;
setelah 12 minggu: <5%
27. Congenital Rubella Syndrome
• Abnormalitas yang paling sering terjadi pada infeksi
trimester I: hearing loss 60%-755%; eye defect: 50-
90%%; heart disease: 40-85%; psychomotor
retardation: 25-40%
• Abnormalitas lainnya: IUGR, hepatosplenomegaly
• Yang jarang terjadi: thrombocytopeni,
meningoencephalities
28. Epidemiologi
• Disebut juga German measles, disebabkan oleh virus
rubella
• Transmissi dari kontak langsung dengan sekret
nasopharyng dari orang yang terinfeksi
• Periode yang paling menular adalah beberapa hari
sebelum munculnya rash maculopapuler
• Masa inkubasi 14 – 21 hari
29. Infeksi Maternal
• Symptomatic pada 50%-70%
• Ringan, rash maculopapular selama 3 hari
• demam, nyeri kepala, hilang nafsu makan, dan
sakit tenggorokan
• Secara umum terjadi lymphadenopathy
(terutama postauricular, occipital)
• Transient arthritis
30. Infeksi Fetal
• Lebih kurang 50% infeksi janin terjadi saat infeksi
primer maternal pada trimester I dimana terjadi risiko
anomali kongenital yang paling besar
• Menyerang berbagai organ
• Defek kongenital yang permanent: catarak,
microphthalmia, glaucoma, PDA, pulmonary artery
stenosis, atrioventricular septal defect, deafness,
microcephaly, encephalopathy, retardasi mental dan
kelumpuhan otot
31. Infeksi Fetal
• Sepertiga janin yang asimptomatik saat lahir dapat
mengalami manifestasi yang lambat, seperti diabetes
mellitus, gangguan thyroid, dan puberitas prekoks
• Mortalitas
• Abortus Spontan 4-9%, stillbirth 2-3%
• Secara keseluruhan kematian janin dengan congenital
rubella syndrome 5-35%
32. Diagnosis
• Serology, sebab isolasi virus secara teknis masih sulit
• Deteksi Antibodi dengan cara hemagglutination
inhibition, RIA latex agglutination
• Peningkatan titer atau seroconversi 4 kali lipat atau
lebih mengindikasikan infeksi akut
33. Diagnosis
• Jika seropositif pada titer pertama belum ada risiko untuk janin
• Rubella primer memberikan imunitas yang panjang tetapi tidak
komplit
• Antirubella IgM dapat ditemukan baik pada infeksi primer
maupun reinfeksi
• Reinfeksi rubella biasanya subklinis, jarang berhubungan dengan
viremia
34. Penatalaksanaan
• Evaluasi serum rubella
• Riwayat klinis rubella unreliable
• Jika pasien nonimmune, Harus diberikan vaksin
rubella setelah melahirkan
• Kontrasepsi harus diberikan minimal 3 bulan
setelah vaksinasi
• Secara teori jika vaksin digunakan selama hamil
akan ada risiko teratogenik
35. Penatalaksanaan
• Jika wanita hamil terekspose rubella segera
evaluasi serologik
• Jika terdiagnosa rubella primer, ibu harus
dijelaskan implikasi infeksi pada janin
• Jika infeksi akut terjadi pada trimester I, maka
opsi aborsi medisinalis perlu dipertimbangkan