5. Teori Belajar Yang Melibatkan Proses Berfikir
Secara Komplek Dan Mementingkan Proses
Belajar Daripada Hasil Belajarnya .
Menekankan Bahwa Bagian-bagian Dari
Suatu Situasi Saling Berhubungan Dengan
Konteks Situasi Tersebut
Elemen Terpenting Dalam Proses Belajar
Adalah Pengetahuan Yang Dimiliki Oleh Tiap
Individu Kepada Situasi Belajar
5
7. Jean Piaget (1896-1980)
proses berpikir sebagai aktivitas
gradual dari fungsi intelektual dari
konkret menuju abstrak.
mengklasifikasikan
perkembangan kognitif anak
menjadi empat tahap.
7
8. i. Tahap sensory – motor, yaitu perkembangan ranah
kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun
ii. Tahap Pra-operasional ( kurang lebih umur 2 tahun
hingga 7 tahun)
iii. Tahap Operasional Konkrit (kurang lebih 7 sampai 11
tahun)
iv. Tahap Operasional Formal (kurang lebih umur 11
tahun sampai dewasa)
8
4 Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
9. Jerome Brunner (1915-
2016)
Free Discovery Learning
Teori Ini Bertitik Tolak Pada Teori Kognitif,
Yang Menyatakan Belajar Adalah
Perubahan Persepsi Dan Pemahaman
Menekankan Bahwa Proses Belajar Akan
Berjalan Dengan Baik Dan Kreatif Jika
Guru Memberikan Kesempatan Kepada
Siswa Untuk Menemukan Suatu Konsep,
Teori, Aturan, Atau Pemahaman Melalui
Contoh-contoh Yang Ia Jumpai Dalam
Kehidupan
9
10. David Ausubel (1918-2008)
Dasar dari cooperative learning.
Pembelajaran bermakna adalah suatu
proses pembelajaran di mana informasi
baru dihubungkan dengan struktur
pengertian yang sudah dimiliki seseorang
yang sedang melalui pembelajaran
10
12. Belajar merupakan kecenderungan dalam diri manusia, yaitu Self-
curiousity (keingintahuan) untuk mengadakan petualangan
pengalaman.
Belajar penemuan terjadi karena sifat mental manusia mengubah
struktur yang ada. Sifat mental tersebut selalu mengalir untuk
mengisi berbagai kemungkinan pengenalan.
Kualitas belajar penemuan diwarnai modus imperatif kesiapan dan
kemampuan secara enaktif, ekonik, dan simbolik.
Penerapan belajar penemuan hanya merupakan garis besar tujuan
instruksional sebagai arah informatif.
Kreatifitas metaforik dan creative conditioning yang bebas dan
bertanggung jawab memungkinkan kemajuan.12
Jika dikorelasikan dengan aplikasi pembelajaran,
Discovery learning Bruner dapat dikemukakan
sebagai berikut :