SlideShare a Scribd company logo
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang Masalah 
Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri 
pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. 
Psikologi pendidikan merupakan sumbangsih dari ilmu pengetahuan psikologi terhadap 
dunia pendidikan dalam kegiatan pendidikan pembelajaran, pengembangan kurikulum, 
proses belajar mengajar, sistem evaluasi, dan layanan konseling merupakan serta 
beberapa kegiatan utama dalam pendidikan terhadap peserta didik, pendidik, orang tua, 
masyarakat dan pemerintah agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara sempurna dan 
tepat guna. 
Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Oleh karena itu, agar tujuan 
pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat 
dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu 
sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. 
Dunia pendidikan khususnya di sekolah, memegang peranan penting dalam proses belajar 
selain instasi sekolah adalah adanya kerjasama antara guru dan siswa. Seorang guru 
memegang peranan penting dalam membentuk siswanya. Tidak hanya membentuk dalam 
bentuk pola pikir atau pengetahuan, seorang guru juga dituntut untuk dapat membentuk 
siswanya dari segi tingkah laku dan emosional siswa.Seorang guru juga berperan sebagai 
pengganti orang tua atau orang tua kedua bagi siswa disekolah. Sehingga seorang guru 
harus dapat dan mampu memberikan contoh yang posistif atau memberikan motivasi 
yang baik bagi siswa. Di sekolah sering sekali terdapat anak yang malas, tidak 
menyenangkan, suka membolos, dan lain sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa 
guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong dan memberi 
semangat bagi anak didiknya agar dapat belajar dengan sungguh-sungguh .
2 
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang, maka dalam makalah ini penulis merumuskan 
permasalahan sebagai berikut: 
1. Apakah motif itu? 
2. Apa yang dimaksud dengan motivasi ? 
3. Apa itu konflik individu? 
C. Tujuan 
Tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini sebagai berikut: 
1. Untuk mengetahui arti motif. 
2. Untuk mengetahui arti dari motivasi. 
3. Untuk mengetahui arti dari konflik individu.
BAB II 
PEMBAHASAN 
3 
A. Motif 
1. Pengertian 
Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk 
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan (Sumadi Suryabrata, 
2004:70) 
Jadi, motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan 
adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh 
seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu, kekeuatan 
pendorong inilah yang kita sebut motif. 
2. Macam-macam Motif 
Pendapat mengenai klasifikasi motif itu ada bermacam-macam. Beberapa yang 
terkenal adalah seperti yang dikemukakan di bawah ini. 
a. Menurut Woodworth dan Marquis (1995: 301-333) dalam (Sumadi Suryabrata, 2004: 71) 
motif itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 
1) Kebutuhan-kebutuhan organik, yang meliputi ; 
Kebutuhan untuk minum, 
Kebutuhan untuk makan, 
Kebutuhan untuk bernafas, 
Kebutuhan seksual, 
Kebutuhan untuk berbuat, dan 
Kebutuhan untuk beristirahat. 
2) Motif-motif darurat, yang mencakup: 
Dorongan untuk menyelamatkan diri, 
Dorongan untuk membalas, 
Dorongan untuk berusaha, 
Dorongan untuk memburu.
Dorongan ini timbul karena perangsang dari luar. Pada dasarnya dorongan-dorongan 
ini telah ada sejak lahir, tetapi bentuk-bentuknya tertentu yang sesuai dengan 
perangsang tertentu berkembang karena dipelajari. 
3) Motif-motif objektif, yang mencakup: 
Kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, 
Kebutuhan untuk melakukan manipulasi, 
Kebutuhan untuk menaruh minat. 
Motif-motif ini timbul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar (sosial 
dan non sosial) secara efektif. 
b. Penggolongan lain dalam (Sumadi Suryabrata, 2004: 71-72) didasarkan atas terbentuknya 
motif-motif itu. Berdasarkan atas hal ini dapat dibedakan adanya dua macam motif, yaitu: 
1) Motif-motif bawaan, yaitu motif-motif yang dibawa sejak lahir, jadi ada tanpa 
dipelajari, seperti: 
Dorongan untuk makan, 
Dorongan untuk minum, 
Dorongan untuk bergerak dan beristirahat, 
Dorongan seksual. 
Motif-motif ini seringkali disebut juga motif-motif yang disyaratkan secara biologis, 
artinya ada dalam warisan biologis manusia. 
2) Motif-motif yang dipelajari, yaitu motif-motif yang timbulnya karena dipelajari, 
seperti: 
Dorongan untuk belajar sesuatu cabang ilmu pengetahuan, 
Dorongan untuk mengejar sesuatu kedudukan dalam masyarakat, dan sebagainya. 
Motif-motif ini seringkali disebut juga motif-motif yang disyaratkan secara sosial, 
karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia maka motif-motif 
4 
golongan ini terbentuk. 
c. Berdasarkan atas jalarannya (Sumadi Suryabrata, 2004: 72-72), maka orang membedakan 
adanya dua macam motif, yaitu: 
1) Motif-motif ekstrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya 
perangsang dari luar, misalnya orang belajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar
lagi akan ada ujian, orang membaca sesuatu karena diberi tahu bahwa hal itu harus 
dilakukannya sebelum dia dapat melamar pekerjaan, dan sebagainya. 
2) Motif-motif intrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari 
luar. Memang dalam diri individu sendiri telah ada dorongan itu. Misalnya orang 
yang gemar membaca tidak usah ada yang mendorongnya telah mencari sendiri buku-buku 
untuk dibacanya, orang yang rajin dan bertanggung jawab tidak usah menanti 
komando sudah belajar secara sebaik-baiknya. 
d. Ada juga ahli yang menggolongkan motif-motif itu menjadi dua macam atas dasar isi 
atau persangkutpautannya dalam (Sumadi Suryabrata, 2004: 73-74), yaitu: 
1) Motif jasmaniah, seperti: refleks, instink, otomatisme, nafsu, hasrat’ dan sebagainya. 
2) Motif rohaniah, yaitu kemauan. 
Kemauan itu terbentuk melalui empat momen, seperti disajikan berikut ini. 
a) Momen timbulnya alasan-alasan: 
Misalnya seseorang sedang giat belajar dikamar karena (alasannya) sebentar lagi 
akan menempuh ujian. Sekonyong-konyong dipanggil ibunya dan disuruh 
mengantar/menemui tamu melihat pertunjukan wayang orang. 
Disini timbul alasan baru: mungkin keinginan menghormati tamu, untuk tidak 
mengecewakan ibunya, untuk menyaksikan pertunjukan wayang oran tersebut. 
5 
b) Momen pilih; 
Momen pilih, yaitu keadaan dimana ada alternatif-alternatif, yang mengakibatkan 
persaingan antara alasan-alasan itu. Di sini orang menimbang-nimbang dari 
berbagai segi untuk menentukan pilihan, alternatif mana yang dipilih. 
c) Momen putusan: 
Momen perjuangan alasan-alasanberakhir dengan dipilihnya salah satu alternatif, 
dan ini menjadi putusan, ketetapan yang menentukan aktivitas yang akan 
dilakukan. 
d) Momen terbentuknya kemauan: 
Dengan diambilnya sesuatu keputusan, maka timbullah di dalam batin manusia 
dorongan untuk bertindak, melakukan putusan tersebut.
6 
B. Motivasi 
1. Pengertian 
Dalam (Ratna Yudhawati dan Dani Haryanto, 2011: 79) motivasi dapat diartikan 
sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat presentasi dan 
antusiasismenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam 
diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi 
ekstrinsik) 
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap 
kualitas prilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar bekerja maupun dalam 
kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik 
tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan 
kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang (Ratna Yudhawati dan Dani 
Haryanto, 2011: 79). 
2. Macam-macam Motivasi 
Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, menurut (Syaiful Bahri 
Djamarah, 2000: 115-117) hanya akan dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi 
yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi intrinsik” dan 
motivasi yang berasal dari luar diri seseorang disebut “motivasi ekstrinsik” 
a. Motivasi Intrinsik 
Yang dimaksud dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang terjadi 
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri 
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 
b. Motivasi Ekstrinsik 
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsic. Motivasi 
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang 
dari luar.
7 
C. Konflik Individu 
Menurut KBBI dalam (Primadi Avianto, 2011), konflik adalah percekcokan; 
perselisihan; pertentangan. Dari asal kata configere yang berarti saling berbenturan. 
Yakni semua bentuk benturan, tabrakan, ketidaksesuaian, pertentangan, perkelahian, dan 
interaksi- interaksi yang saling bertentangan. 
Dalam diri individu akan didapati sekian banyak motif yang mengarah kepada 
tujuan tertentu. Dengan beragam motif yang terdapat dalam diri individu, adakalanya 
individu harus berhadapan dengan motif yang saling bertentangan atau biasa disebut 
konflik. 
Konflik (conflict), terjadi ketika ada dua atau lebih motif yang saling bertentangan 
sehingga individu berada dalam situasi petentangan batin, kebingungan, dan keragu-raguan. 
Bentuk-bentuk konflik tersebut menurut (Jufry Malyno, 2012), antara lain: 
1. Approach-approach Conflict 
Approach-approach Conflict, dimana seseorang mengalami konflik karena 
diperhadapkan pada dua tujuan yang sama-sama menguntungkan atau sama-sama 
disukai, karena memiliki daya tarik yang sama juga. Sebagai contoh, di waktu yang sama, 
seseorang harus membuat pilihan menerima promosi jabatan yang sudah lama 
didambakan atau pindah tempat tugas ke tempat lain dengan iming- iming gaji yang besar. 
2. Avoidance-avoidanceConflict 
Di sini, seseorang menghadapi situasi yang mengharuskan ia terpaksa memilih di 
antara dua alternatif yang sama-sama tidak disukai atau sama-sama dianggap buruk. 
Contoh kongkrit, seumpama seseorang disuruh memilih untuk dipindahkan kerja ke 
daerah lain pada lokasi yang tidak menyenangkan, atau tidak pindah ke tempat baru yang 
disuruh tapi gajinya diturunkan. 
3. Approach-avoidanceconflict 
Pada kasus ini, seseorang harus menghadapi situasi dimana waktu ia memilih, ia 
harus menghadapi konsekwensi yang saling bertolak belakang. Misalnya, orang itu akan
memperoleh gaji yang sangat besar, tapi harus pindah ke tempat terpencil yang sangat 
tidak disukai. 
Jika peserta didik menghadapi konflik-konflik seperti tersebut diatas, maka 
tentunya akan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan dan sangat mungkin 
mengakibatkan terjadinya pergolakan jiwa atau perang batin yang berkepanjangan. 
Disinilah peran guru sangat dibutuhkan untuk sedapat mungkin membantu para peserta 
didik agar terhindar dari konflik yang berkepanjangan dan rasa frustasi yang mendalam 
sekaligus memberikan bimbingan yang bermanfaat bagi peserta didik untuk mengatasi 
setiap permasalahan atau konflik yang mereka alami. 
8
BAB III 
PENUTUP 
9 
A. Kesimpulan 
1. Motivasi merupakan bagian yang tidak boleh dilupakan dalam proses pendidikan. 
Karena motivasi akan dapat memberi semangat atau dorongan terhadap siswa agar 
dapat dengan giat mengikuti proses pendidikan khususnya proses pendidikan di 
sekolah. Guru berperan sebagai sumber motivasi yang dibutuhkan oleh siswanya. 
Dengan terpenuhinya kebutuhan siswa yang berpedoman terhadap karakteristik 
seorang guru yang menjadi sosok pengganti orang tua di sekolah, siswa pun akan 
dapat memiliki motivasi dalam belajar. Maka sebagai dampak positif dari itu semua 
proses pendidikan akan dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pendidikan pun akan 
dapat tercapai. 
2. Konflik hanya dapat dicapai dan diselesaikan di lokasi emosional mereka 
dengan orang yang telah memperoleh keterampilan memproses emosional. 
B. Saran 
Demikian yang dapat kami sajikan dalam makalah ini. Mungkin masih banyak 
kekurangan yang perlu dibenahi. Kami membuka lebar pintu kritik dan saran bagi yang 
berkenan, untuk pembenahan makalah ini. Sehingga kesalahan yang ada dapat dibenahi, 
serta menjadi pelajaran untuk pembuatan makalah yang lebih sempurna lagi. 
Kesalahan dalam belajar adalah sesuatu yang wajar dan maklum. Tetapi perlu adanya 
perbaikan sehingga kesalahan yang sama tidak terulang lagi. Semoga makalah ini dapat 
bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi semua yang berkenan menelaah 
tulisan kami ini. Sekian, terima kasih.

More Related Content

What's hot

Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Wulan Yulian
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
Princess Indry
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1
Umi Arifah
 
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Khusnul Kotimah
 
Model pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulumModel pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulum
Mitha Ye Es
 
model penilaian pai
model penilaian paimodel penilaian pai
model penilaian pai
zulfawardi S.Pd.I., MA
 
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARANTEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
Husna Sholihah
 
Makalah Tugas outbound
Makalah Tugas outbound Makalah Tugas outbound
Makalah Tugas outbound
hasnazulfa
 
Pembolehubah dan Hipotesis
Pembolehubah dan HipotesisPembolehubah dan Hipotesis
Pembolehubah dan Hipotesis
laila murat
 
Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)Krisna Indah Puspitasari
 
Konsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidupKonsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidup
victoryustinus@gmail.com
 
Pengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikanPengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikan
Aprilia putri
 
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiLaporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
School
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayiMakalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayiDhiah Febri
 

What's hot (20)

Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
 
Makna penelitian
Makna penelitianMakna penelitian
Makna penelitian
 
09 Gender
09 Gender09 Gender
09 Gender
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1
 
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
 
Model pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulumModel pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulum
 
Kemahiran sosial
Kemahiran sosialKemahiran sosial
Kemahiran sosial
 
model penilaian pai
model penilaian paimodel penilaian pai
model penilaian pai
 
Perkembangan afektif
Perkembangan afektifPerkembangan afektif
Perkembangan afektif
 
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARANTEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
 
Makalah Tugas outbound
Makalah Tugas outbound Makalah Tugas outbound
Makalah Tugas outbound
 
TEORI BEHAVIORISME
TEORI BEHAVIORISMETEORI BEHAVIORISME
TEORI BEHAVIORISME
 
Pembolehubah dan Hipotesis
Pembolehubah dan HipotesisPembolehubah dan Hipotesis
Pembolehubah dan Hipotesis
 
Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)
 
Konsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidupKonsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidup
 
Pengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikanPengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikan
 
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiLaporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayiMakalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
 

Similar to Jurnal PSikologi pendidikan

Makalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajar
Makalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajarMakalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajar
Makalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajar
eLMafaza1
 
Motivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajar
Motivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajarMotivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajar
Motivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajar
eLMafaza1
 
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIMAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
Ghian Velina
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajarAldi Rizaldi
 
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengPresentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
kel1psikosos
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasivera78
 
Cute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptx
Cute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptxCute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptx
Cute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptx
RenoSeptiyanFajarhad
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
angiepriskilla
 
Persepsi dan Motivasi
Persepsi dan MotivasiPersepsi dan Motivasi
Persepsi dan Motivasi
pjj_kemenkes
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar66601
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar66601
 
tugas kelompok 5 motivasi belajar.pptx
tugas kelompok 5 motivasi belajar.pptxtugas kelompok 5 motivasi belajar.pptx
tugas kelompok 5 motivasi belajar.pptx
ssuser48dea5
 
Motivasi dan Aktivitas dalam Belajar
Motivasi dan Aktivitas dalam BelajarMotivasi dan Aktivitas dalam Belajar
Motivasi dan Aktivitas dalam Belajar
Aflahatud Da'imah
 
Motivasi kerja
Motivasi kerjaMotivasi kerja
Motivasi kerja
eki050988
 
MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI (MIRA MIRZA).pptx
MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI (MIRA MIRZA).pptxMOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI (MIRA MIRZA).pptx
MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI (MIRA MIRZA).pptx
FaisalFaiz19
 
PPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptx
PPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptxPPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptx
PPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptx
BerflyResthaSuwanoto
 
Psikologi modul 2 kb 1
Psikologi modul 2 kb 1Psikologi modul 2 kb 1
Psikologi modul 2 kb 1Uwes Chaeruman
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
diasdiasputra
 

Similar to Jurnal PSikologi pendidikan (20)

Makalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajar
Makalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajarMakalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajar
Makalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajar
 
Motivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajar
Motivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajarMotivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajar
Motivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajar
 
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIMAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajar
 
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengPresentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
Cute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptx
Cute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptxCute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptx
Cute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptx
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Persepsi dan Motivasi
Persepsi dan MotivasiPersepsi dan Motivasi
Persepsi dan Motivasi
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
 
tugas kelompok 5 motivasi belajar.pptx
tugas kelompok 5 motivasi belajar.pptxtugas kelompok 5 motivasi belajar.pptx
tugas kelompok 5 motivasi belajar.pptx
 
Motivasi dan Aktivitas dalam Belajar
Motivasi dan Aktivitas dalam BelajarMotivasi dan Aktivitas dalam Belajar
Motivasi dan Aktivitas dalam Belajar
 
Motivasi kerja
Motivasi kerjaMotivasi kerja
Motivasi kerja
 
MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI (MIRA MIRZA).pptx
MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI (MIRA MIRZA).pptxMOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI (MIRA MIRZA).pptx
MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI (MIRA MIRZA).pptx
 
MOTIVASI
MOTIVASIMOTIVASI
MOTIVASI
 
PPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptx
PPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptxPPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptx
PPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptx
 
Motivasi dalam pekerjaan
Motivasi dalam pekerjaanMotivasi dalam pekerjaan
Motivasi dalam pekerjaan
 
Psikologi modul 2 kb 1
Psikologi modul 2 kb 1Psikologi modul 2 kb 1
Psikologi modul 2 kb 1
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 

Recently uploaded

7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
AskariB1
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
WinaldiSatria
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 

Recently uploaded (20)

7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 

Jurnal PSikologi pendidikan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan sumbangsih dari ilmu pengetahuan psikologi terhadap dunia pendidikan dalam kegiatan pendidikan pembelajaran, pengembangan kurikulum, proses belajar mengajar, sistem evaluasi, dan layanan konseling merupakan serta beberapa kegiatan utama dalam pendidikan terhadap peserta didik, pendidik, orang tua, masyarakat dan pemerintah agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara sempurna dan tepat guna. Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. Dunia pendidikan khususnya di sekolah, memegang peranan penting dalam proses belajar selain instasi sekolah adalah adanya kerjasama antara guru dan siswa. Seorang guru memegang peranan penting dalam membentuk siswanya. Tidak hanya membentuk dalam bentuk pola pikir atau pengetahuan, seorang guru juga dituntut untuk dapat membentuk siswanya dari segi tingkah laku dan emosional siswa.Seorang guru juga berperan sebagai pengganti orang tua atau orang tua kedua bagi siswa disekolah. Sehingga seorang guru harus dapat dan mampu memberikan contoh yang posistif atau memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Di sekolah sering sekali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan lain sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong dan memberi semangat bagi anak didiknya agar dapat belajar dengan sungguh-sungguh .
  • 2. 2 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dalam makalah ini penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah motif itu? 2. Apa yang dimaksud dengan motivasi ? 3. Apa itu konflik individu? C. Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui arti motif. 2. Untuk mengetahui arti dari motivasi. 3. Untuk mengetahui arti dari konflik individu.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 3 A. Motif 1. Pengertian Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan (Sumadi Suryabrata, 2004:70) Jadi, motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu, kekeuatan pendorong inilah yang kita sebut motif. 2. Macam-macam Motif Pendapat mengenai klasifikasi motif itu ada bermacam-macam. Beberapa yang terkenal adalah seperti yang dikemukakan di bawah ini. a. Menurut Woodworth dan Marquis (1995: 301-333) dalam (Sumadi Suryabrata, 2004: 71) motif itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1) Kebutuhan-kebutuhan organik, yang meliputi ; Kebutuhan untuk minum, Kebutuhan untuk makan, Kebutuhan untuk bernafas, Kebutuhan seksual, Kebutuhan untuk berbuat, dan Kebutuhan untuk beristirahat. 2) Motif-motif darurat, yang mencakup: Dorongan untuk menyelamatkan diri, Dorongan untuk membalas, Dorongan untuk berusaha, Dorongan untuk memburu.
  • 4. Dorongan ini timbul karena perangsang dari luar. Pada dasarnya dorongan-dorongan ini telah ada sejak lahir, tetapi bentuk-bentuknya tertentu yang sesuai dengan perangsang tertentu berkembang karena dipelajari. 3) Motif-motif objektif, yang mencakup: Kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, Kebutuhan untuk melakukan manipulasi, Kebutuhan untuk menaruh minat. Motif-motif ini timbul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar (sosial dan non sosial) secara efektif. b. Penggolongan lain dalam (Sumadi Suryabrata, 2004: 71-72) didasarkan atas terbentuknya motif-motif itu. Berdasarkan atas hal ini dapat dibedakan adanya dua macam motif, yaitu: 1) Motif-motif bawaan, yaitu motif-motif yang dibawa sejak lahir, jadi ada tanpa dipelajari, seperti: Dorongan untuk makan, Dorongan untuk minum, Dorongan untuk bergerak dan beristirahat, Dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali disebut juga motif-motif yang disyaratkan secara biologis, artinya ada dalam warisan biologis manusia. 2) Motif-motif yang dipelajari, yaitu motif-motif yang timbulnya karena dipelajari, seperti: Dorongan untuk belajar sesuatu cabang ilmu pengetahuan, Dorongan untuk mengejar sesuatu kedudukan dalam masyarakat, dan sebagainya. Motif-motif ini seringkali disebut juga motif-motif yang disyaratkan secara sosial, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia maka motif-motif 4 golongan ini terbentuk. c. Berdasarkan atas jalarannya (Sumadi Suryabrata, 2004: 72-72), maka orang membedakan adanya dua macam motif, yaitu: 1) Motif-motif ekstrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya orang belajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar
  • 5. lagi akan ada ujian, orang membaca sesuatu karena diberi tahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum dia dapat melamar pekerjaan, dan sebagainya. 2) Motif-motif intrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar. Memang dalam diri individu sendiri telah ada dorongan itu. Misalnya orang yang gemar membaca tidak usah ada yang mendorongnya telah mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya, orang yang rajin dan bertanggung jawab tidak usah menanti komando sudah belajar secara sebaik-baiknya. d. Ada juga ahli yang menggolongkan motif-motif itu menjadi dua macam atas dasar isi atau persangkutpautannya dalam (Sumadi Suryabrata, 2004: 73-74), yaitu: 1) Motif jasmaniah, seperti: refleks, instink, otomatisme, nafsu, hasrat’ dan sebagainya. 2) Motif rohaniah, yaitu kemauan. Kemauan itu terbentuk melalui empat momen, seperti disajikan berikut ini. a) Momen timbulnya alasan-alasan: Misalnya seseorang sedang giat belajar dikamar karena (alasannya) sebentar lagi akan menempuh ujian. Sekonyong-konyong dipanggil ibunya dan disuruh mengantar/menemui tamu melihat pertunjukan wayang orang. Disini timbul alasan baru: mungkin keinginan menghormati tamu, untuk tidak mengecewakan ibunya, untuk menyaksikan pertunjukan wayang oran tersebut. 5 b) Momen pilih; Momen pilih, yaitu keadaan dimana ada alternatif-alternatif, yang mengakibatkan persaingan antara alasan-alasan itu. Di sini orang menimbang-nimbang dari berbagai segi untuk menentukan pilihan, alternatif mana yang dipilih. c) Momen putusan: Momen perjuangan alasan-alasanberakhir dengan dipilihnya salah satu alternatif, dan ini menjadi putusan, ketetapan yang menentukan aktivitas yang akan dilakukan. d) Momen terbentuknya kemauan: Dengan diambilnya sesuatu keputusan, maka timbullah di dalam batin manusia dorongan untuk bertindak, melakukan putusan tersebut.
  • 6. 6 B. Motivasi 1. Pengertian Dalam (Ratna Yudhawati dan Dani Haryanto, 2011: 79) motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat presentasi dan antusiasismenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik) Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas prilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang (Ratna Yudhawati dan Dani Haryanto, 2011: 79). 2. Macam-macam Motivasi Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, menurut (Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 115-117) hanya akan dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang disebut “motivasi ekstrinsik” a. Motivasi Intrinsik Yang dimaksud dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsic. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
  • 7. 7 C. Konflik Individu Menurut KBBI dalam (Primadi Avianto, 2011), konflik adalah percekcokan; perselisihan; pertentangan. Dari asal kata configere yang berarti saling berbenturan. Yakni semua bentuk benturan, tabrakan, ketidaksesuaian, pertentangan, perkelahian, dan interaksi- interaksi yang saling bertentangan. Dalam diri individu akan didapati sekian banyak motif yang mengarah kepada tujuan tertentu. Dengan beragam motif yang terdapat dalam diri individu, adakalanya individu harus berhadapan dengan motif yang saling bertentangan atau biasa disebut konflik. Konflik (conflict), terjadi ketika ada dua atau lebih motif yang saling bertentangan sehingga individu berada dalam situasi petentangan batin, kebingungan, dan keragu-raguan. Bentuk-bentuk konflik tersebut menurut (Jufry Malyno, 2012), antara lain: 1. Approach-approach Conflict Approach-approach Conflict, dimana seseorang mengalami konflik karena diperhadapkan pada dua tujuan yang sama-sama menguntungkan atau sama-sama disukai, karena memiliki daya tarik yang sama juga. Sebagai contoh, di waktu yang sama, seseorang harus membuat pilihan menerima promosi jabatan yang sudah lama didambakan atau pindah tempat tugas ke tempat lain dengan iming- iming gaji yang besar. 2. Avoidance-avoidanceConflict Di sini, seseorang menghadapi situasi yang mengharuskan ia terpaksa memilih di antara dua alternatif yang sama-sama tidak disukai atau sama-sama dianggap buruk. Contoh kongkrit, seumpama seseorang disuruh memilih untuk dipindahkan kerja ke daerah lain pada lokasi yang tidak menyenangkan, atau tidak pindah ke tempat baru yang disuruh tapi gajinya diturunkan. 3. Approach-avoidanceconflict Pada kasus ini, seseorang harus menghadapi situasi dimana waktu ia memilih, ia harus menghadapi konsekwensi yang saling bertolak belakang. Misalnya, orang itu akan
  • 8. memperoleh gaji yang sangat besar, tapi harus pindah ke tempat terpencil yang sangat tidak disukai. Jika peserta didik menghadapi konflik-konflik seperti tersebut diatas, maka tentunya akan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan dan sangat mungkin mengakibatkan terjadinya pergolakan jiwa atau perang batin yang berkepanjangan. Disinilah peran guru sangat dibutuhkan untuk sedapat mungkin membantu para peserta didik agar terhindar dari konflik yang berkepanjangan dan rasa frustasi yang mendalam sekaligus memberikan bimbingan yang bermanfaat bagi peserta didik untuk mengatasi setiap permasalahan atau konflik yang mereka alami. 8
  • 9. BAB III PENUTUP 9 A. Kesimpulan 1. Motivasi merupakan bagian yang tidak boleh dilupakan dalam proses pendidikan. Karena motivasi akan dapat memberi semangat atau dorongan terhadap siswa agar dapat dengan giat mengikuti proses pendidikan khususnya proses pendidikan di sekolah. Guru berperan sebagai sumber motivasi yang dibutuhkan oleh siswanya. Dengan terpenuhinya kebutuhan siswa yang berpedoman terhadap karakteristik seorang guru yang menjadi sosok pengganti orang tua di sekolah, siswa pun akan dapat memiliki motivasi dalam belajar. Maka sebagai dampak positif dari itu semua proses pendidikan akan dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pendidikan pun akan dapat tercapai. 2. Konflik hanya dapat dicapai dan diselesaikan di lokasi emosional mereka dengan orang yang telah memperoleh keterampilan memproses emosional. B. Saran Demikian yang dapat kami sajikan dalam makalah ini. Mungkin masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Kami membuka lebar pintu kritik dan saran bagi yang berkenan, untuk pembenahan makalah ini. Sehingga kesalahan yang ada dapat dibenahi, serta menjadi pelajaran untuk pembuatan makalah yang lebih sempurna lagi. Kesalahan dalam belajar adalah sesuatu yang wajar dan maklum. Tetapi perlu adanya perbaikan sehingga kesalahan yang sama tidak terulang lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi semua yang berkenan menelaah tulisan kami ini. Sekian, terima kasih.