Ekstrak kunyit menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap E. Coli dan Bacillus sp namun tidak aktif sebagai antijamur. Uji toksisitas menunjukkan ekstrak kunyit toksik terhadap udang Artemia dengan LC-50 384,67 ppm. Ekstrak kunyit juga beraktivitas sebagai antioksidan dengan nilai IC-50 1068,46 ppm melalui uji DPPH.
1. PRAKTIKUK ANALISIS
MIKROBIOLOGI DAN BIOASSAY
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI, ANTIJAMUR, ANTIOKSIDAN
DAN TOKSISITAS PADA EKSTRAK KUNYIT
KELOMPOK 1
AI IDA HANDAYANI
DESI MENTARY
DWI RIZKIA RAHMAH
GINANJAR PUSPANEGARA
2. LATAR BELAKANG
Tanaman kunyit dalam bahasa latin disebut Curcuma domestica
atauCurcuma longa, sedangkan dalam bahasa inggris disebut turmeric (Curcuma
domestica) banyak ditemukan dinegara-negara tropis seperti Indonesia.
Kandungan utama rimpang kunyit adalah curcuminoid dan minyak atsiri yang
diduga dapat berfungsi sebagai antioksidan, antimikroba, antikolesterol, antiHIV, dan antitumor. Oleh karena kandungannya tersebut, dilakukanlah analisis
mikrobiologi dan biossay terhadap ekstrak kunyit untuk mengetahui aktivitas
biologi ekstrak tersebut.
3. TUJUAN
• Untuk menegetahui aktivitas antibakteri pada contoh ekstrak kunyit
• Untuk mengetahui aktivitas antijamur pada contoh ekstrak kunyit
• Untuk mengetahui tingkat bahaya racun suatu contoh ekstrak kunyit yang
diduga bersifat toksik terhadap hewan uji
• Untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada contoh ekstrak kunyit dengan
metode DPPH
6. ANTIBAKTERI
Menurut Mazni (2008), antibakteri adalah obat atau senyawa kimia yang
dapat digunakan untuk menghambat atau membunuh mikroba yang
menyebabkan interaksi pada manusia.
Kadar mineral yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
atau membunuhnya masing–masing dikenal sebagai kadar hambat minimal
(KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM).
7. MEKANISME KERJA OBAT
ANTIMIKROBA
• Penghambatan terhadap sintesis dinding sel
• Penghambatan terhadap fungsi membran sel
• Penghambatan terhadap sintesis protein
• Penghambatan terhadap sintesis asam nukleat
8. ANTIJAMUR
Menurut Ganiswara (1995), zat antijamur merupakan bahan yang dapat
membasmi jamur pada umumnya, khususnya yang bersifat patogen bagi
manusia.
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, senyawa antifungi dibagi atas fungisida
dan fungistatik.
9. PENENTUAN AKTIVITAS ANTIJAMUR DAPAT
DILAKUKAN DENGAN SALAH SATU DARI
DUAMETODE UTAMA BERIKUT :
1. Metode dilusi cair atau padat
Sejumlah obat antimikroba tertentu dicampurkan pada perbenihan mikroba
yang padat atau cair, kemudian ditanami dengan bakteri atau jamur yang
diperiksa, dan diinkubasi.
2. Metode difusi
Metode difusi Cakram kertas saring atau cawan berliang renik atau silinder
tidak beralas yang mengandung obat dalam jumlah tertentu ditempatkan pada
media padat yang telah ditanami dengan biakan kuman yang diperiksa. Setelah
inkubasi, garis tengah daerah hambatan jernih yang mengelilingi obat dianggap
sebagai ukuran kekuatan hambatan obat terhadap organisme yang diperiksa
10. TOKSISISTAS
TOKSIK atau RACUN dapat berupa zat kimia, fisis, dan biologis. Toksikatau
Racun diartikan sebagai zat yang dalam dosis yang kecil dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan hidup (Sax, 1957), zat yang bila masuk kedalam tubuh
dalam dosis cukup, bereaksi secara kimiawi dapat menimbulkan kematian /
kerusakan berat pada orang sehat (Goodman & Gilman 1956) atau zat yang bila
dapat memasuki tubuh dalam keadaan cukup, secara konsisten menyebabkan
fungsi tubu menjadi tidak normal.
11.
12. ANTIOKSIDAN
Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menetralkan dan melawan zat
toksik (radikal bebas) dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel sehingga
mengurangi terjadinya kerusakan sel.
Berdasarkan mekanisme pencegahan dampak negatif radikal bebas,
antioksidan dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu, antioksidan pencegah
yang mengurangi kecepatan inisiasi (permulaan) rantai reaksi, dan antioksidan
pemecah rantai yang akan memotong perbanyakan reaksi berantai (Murrayet al
2003).
13. BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan terdiri dari : ekstrak kunyit, media Nutrien Agar, Potatoes
Dextrose Agar. Jenis bakteri yang dijadikan bahan uji adalah E. Coli dan Bacillus sp untuk
uji Antibakteri; A.niger, Penicillium sp, Furasium sp dan scapulariopus untuk uji
Antijamur; Larva udang Artemia salina L, air laut/ air garam (15g/L), DMSO (Dimetil
sulfoksida) 99% dan aquades untuk uji BSLT. Standar yang digunakan adalah Amoxicillin
dan Nistatin
Alat yang digunakan terdiri dari : untuk uji antibakteri adalah pipet 0,1 mL, pipet 1
mL, bulb, cawan petri dan kertas cakram. Untuk uji antijamur adalah pipet 0,5 mL, pipet
1 mL, bulb, cawan petri dan kertas cakram. Untuk Uji BSLT adalah neraca analitik,
Erlenmeyer, batang pengaduk, labu takar 25 mL, pipet tetes, mikro pipet, bulb, boto
vial/tabung rekasi dan pipet 5 mL
14. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA
EKSTRAK KUNYIT DENGAN METODE DIFUSI
AGAR CAKRAM
a.
Bakteri uji
0,1 ml bakteri
dimasukan kedalam
cawan petri
Tambahkan media
Nutrien Agar
secukupnya
Diamkan sampai
membeku
Media A
Kertas cakram
dijenuhkan
Kertas cakram yang
sudah jenuh letakan
di media A
Inkubasi pada suhu
37oC selama 2x24
jam dan amati
b. Sampel uji
1 ml ekstrak kunyit
dimasukan dalam
cawan petri
c. Standar antibakteri (Amoxicillin)
15. UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR PADA EKSTRAK
KUNYIT DENGAN METODE DIFUSI AGAR CAKRAM
a.
Jamur uji
0,5 ml jamur uji
dimasukan kedalam
cawan petri
a.
Diamkan sampai
membeku
Media A
Kertas cakram
dijenuhkan
Kertas cakram yang
sudah jenuh letakan
di media A
Inkubasi pada suhu
37oC selama 2x24
jam dan amati
Sampel uji
1 ml ekstrak kunyit
dimasukan dalam
cawan petri
b.
Tambahkan media
Potatoe Dextrose
Agar secukupnya
Standar (Nistatin)
16. UJI TOKSISITAS DENGAN BSLT
Tambahkan DMSO 10
tetes
Tera dengan air laut
dan homogenkan
(2000 ppm)
Buat larutan stok
dengan masing –
masing konsentrasi
200, 20 ppm
Dilakukan pengulangan
3 kali pada masingmasing konsentrasi
Tambahkan air laut
sampai volume 10 ml
Tambahkan masingmasing konsentrasi
dengan 10 ekor larva
udang Artemia salina L
Pipet 5 ml larutan pada
konsentrasi 2000, 200,
dan 20 ppm ke dalam
tabung reaksi
Dibuat blanko , 10 ekor
larva udang kedalam
10 ml air laut tanpa
sampel
Simpan larva di bawah
pencahayaan neon
selama 24 jam. Amati
dan hitung jumlah
larva mati
Buat kurva linier
Timbak 200 mg ekstrak
kunyit kedalam Labu
takar 100 mL
17. UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN
METODE DPPH
a.
Pembuatan larutan induk
Timbang 250 mg
ekstrak kunyit ke
dalam labu takar 50
ml
Ukur dengan
spektrofotometer
pada panjang
gelombang 517nm
Buat blanko
Tera dengan methanol
dan homogenkan
Pipet sebanyak 0,05;
0,10; 0,25; 0,5 dan 1
ml kedalam tabung
reaksi
Tambahkan 1 ml DPPH
Inkubasi selama 30
menit pada suhu 37oC
Homogenkan dengan
alat vortex
Tambahkan methanol
hingga volume 5 ml
18. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Contoh Uji
: Ekstrak kunyit
• Deskripsi contoh uji
kunyit.
: ekstrak berupa cairan berwarna kuning pekat kecoklatan, berbau khas
A. AKTIVITAS ANTIBAKTERI
Ulangan
Ekstrak kunyit
Ekstrak kunyit
ke-
E.colli (mm)
Amoxicillin
Bacillus (mm)
Amoxicillin
E.colli(mm)
Bacillus(mm)
DK
DC
DH
DK
DC
DH
DK
DC
DH
DK
DC
DH
1
9
6
3
8
6
2
9
6
3
8
6
2
2
7
6
1
7
6
1
-
-
-
-
-
-
27. SIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kunyit mengandung aktivitas
antibakteri yang ditunjukkan oleh adanya zona hambat pada media yang telah
ditumbuhi bakteri E. Colli dan bakteri Bacillus sp. Namun pada pengujian
antijamur, kunyit tidak dapat menghambat aktivitas jamur A. Niger, Penicillium
sp, Fusarium sp, dan Scopulariopsis sp karena tidak menunjukkan zona hambat.
Kunyit dapat memberikan sifat toksik terhadap udang Artemia Salina Leach
pada uji BSLT dengan LC-50 sebesar 384.6724. Kunyit juga memiliki aktivitas
antioksidan yang ditunjukkan dari pemudaran warna ungu pada DPPH. Hasil yang
didapatkan pada ekstrak rimpang kunyit memiliki nilai Ic-50 sebesar 1068.46 ppm.