◂ Sebelum lahirnya Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK), upaya perlindungan konsumen di Indonesia dilakukan melalui berbagai undang-undang terkait seperti KUHPerdata dan KUHDagang, serta undang-undang terkait barang dan standarisasi produk.
◂ Perkembangan perlindungan konsumen di berbagai negara dimulai dari terbentuknya organisasi konsumen di Amerika Serikat pada abad ke-19, hingga dik
2. A. PENDAHULUAN
Asal kata “Konsument” dari bahasa belanda artinya pemakai
terakhir dari barang dan jasa yang diserahkan kepada mereka
dari pengusaha (produsen dan pedagang perantara).
Pasal 1 angka 2 Undang-undang no 8 / 1999 :
Konsumen adalah Setiap orang memakai barang dan atau
jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan
diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain
dan tidak untuk diperdagangkan.
Note : - Orang = pihak
- Pemakai = yang memperoleh
3. Menurut Business English Dictionary,
perlindungan konsumen adalah protecting
consumers against unfair or illegal
traders, Perlindungan konsumen adalah
istilah yang dipakai untuk menggambarkan
perlindungan hukum yang diberikan
kepada konsumen dalam usahanya untuk
memenuhi kebutuhannya dari hal-hal yang
merugikan konsumen itu sendiri.
3
4. Undang-undang Perlindungan
Konsumen Nomor 8 Tahun 1999
Pasal 1 Angka 1 menyatakan bahwa:
‘Perlindungan konsumen adalah
segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada konsumen’.
5. 5
Semua norma perlindungan konsumen dalam Undang-
undang Perlindungan Konsumen memiliki sanksi
pidana.
Pada posisi itu, hukum pidana sebagai sarana social
defence yang bertujuan melindungi kepentingan-
kepentingan masyarakat dalam :
1. Pemeliharaan tertib masyarakat;
2. Perlindungan masyarakat dari kejahatan, kerugian
atau bahaya-bahaya yang tidak dibenarkan yang
dilakukan orang lain;
3. Pemasyarakatan kembali para pelanggar hukum;
4. Pemeliharaan dan mempertahankan integritas
pandangan-pandangan dasar tentang keadilan
sosial, martabat kemanusiaan dan keadilan
individu.
6. Cakupan perlindungan konsumen itu dapat
dibedakan dalam dua aspek, yaitu:
2. Perlindungan
terhadap
diberlakukannya
syarat-syarat yang
tidak adil kepada
konsumen.
1. Perlindungan
terhadap kemungkinan
barang yang diserahkan
kepada konsumen tidak
sesuai dengan apa yang
telah disepakati.
6
7. Pengaturan perlindungan konsumen dilakukan
dengan cara:
1. Menciptakan sistem
perlindungan konsumen
yang mengandung unsur
keterbukaan akses
informasi, serta menjamin
kepastian hukum.
2. Melindungi
kepentingan konsumen
pada khususnya dan
kepentingan seluruh
pelaku usaha.
3. Meningkatkan
kualitas barang dan
pelayanan jasa.
7
4. Memberikan
perlindungan kepada
konsumen dari
praktik yang menipu
dan menyesatkan.
5. Memadukan
penyelenggaraan,
pengembangan dan
pengaturan perlindungan
konsumen dengan bidang-
bidang perlindungan pada
bidang-bidang lainnya.
8. “
◂ Sebelum lahirnya UUPK,
upaya perlindungan
konsumen kurang dirasakan
oleh masyarakat.
◂ Contohnya adalah dengan
dikeluarkannya UU No 10
Tahun 1961 tentang barang,
serta disusul dengan berbagai
undang-undang lainnya.
8
9. ◂ Meskipun telah lahir Undang-Undang
Perlindungan Konsumen (UUPK), namun
belum mencapai perkembangan
sebagaimana di Negara maju.
◂ Sebagai contohnya ialah, ganti kerugian
yang dapat diberikan kepada konsumen
yang mengalami kerugian hanya meliputi
kerugian yang langsung dialami oleh
konsumen karena mengkonsumsi suatu
produk dan tidak meliputi akibat yang
ditimbulkannya, lebih-lebih pada
keuntungan yang tidak diperoleh akibat
penggunaan produk.
9
10. ◂ Pembatasan ganti kerugian tersebut
diatur dalam Pasal 19 UUPK, sebagai
berikut:
1. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan
ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan atau
kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang
dan atau jasa yang dihasilkan atau
diperdagangkan.
2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa pengembalian uang atau
penggantian barang dan atau jasa yang sejenis
atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan
dan atau pemberian santunan yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
10
11. Enam kepentingan konsumen dalam Resolusi PBB
tentang perlindungan konsumen berdasarkan
Putusan sidang umum PBB pada sidang ke 106
tanggal 9 april 1985.
1. Perlindungan
konsumen dari bahaya
terhadap kesehatan dan
keamanannya
2. Promosi dan
perlindungan pada
kepentingan ekonomi
konsumen
3. Tersedianya
informasi yang
mencukupi sehingga
memungkinkan
dilakukannya pilihan
sesuai kehendak
11
5. Pendidikan konsumen.
6. Tersedianya cara ganti
rugi yang efektif.
4. Kebebasan membentuk
organisasi konsumen dan
diberinya kesempatan kepada
mereka untuk menyatakan
pendapat sejak saat proses
pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan kepentingan
konsumen.
12. The Economic Law And Improved Procurement
System Project (ELIPS), mengemukakan 9 materi
rumusan hukum perlindungan konsumen yakni:
1. Ketidaksetaraan
dalam kekuatan
tawar menawar
2. Kebebasan dalam
berkontrak versus
keadilan dalam
kontrak
3. Persyaratan untuk
memberikan
informasi kepada
konsumen, yang
meliputi hukum
pengumuman yang
umum dan hukum
pengumuman
tentang keuangan.
12
4. Peraturan tentang
perilaku/tindakan
penjual, yang meliputi
petunjuk/arahan yang
salah dan kelicikan
dalam perdagangan.
13. 5. Peraturan tentang
mutu produk, yang
meliputi garansi dan
keamanan produk
6. Akses terhadap
kredit (pelaporan,
kredit,
nondiskriminasi)
7. Batas-batas hak
mengakhiri masa
jaminan.
13
8. Peraturan tentang
harga
9. Pembetulan.
14. Aturan yang digunakan sebelum lahir Undang-
Undang perlindungan konsumen
2. Undang-undang No. 10
Tahun 1961 tentang
Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti
Undang undang Nomor 1
Tahun 1961 tentang Barang.
14
1.Kitab Undang
undang Hukum
Perdata (KUHPerdata),
Kitab Undang undang
Hukum Dagang
(KUHDagang) yang
menjadi pedoman
dalam menyelesaikan
kasus-kasus untuk
melindungi
konsumen yang
mengalami kerugian
atas cacat barang atau
jasa yang di belinya.
3. Peraturan
Pemerintah No 9
Tahun 1964 tentang
standar industri
4. Keputusan Menteri
Perindustrian Nomor
81/M/K/SK/2/1974 tentang
Pengesahaan Standar Cara-
cara Analisis dan Syarat-
syarat Mutu Bahan Baku
Hasil Industri
15. B. Filosofi Perlindungan
Konsumen
15
1. Sejarah Perkembangan Perlindungan
Konsumen di Barat
Di New York Amerika Serikat pada tahun
1891 terbentuk Liga Konsumen yang
pertama kali, dan pada tahun 1898
terbentuk Liga Konsumen Nasional (The
National Consumer's League).
16. ◂ Pada tahun 1903 Liga Konsumen Nasional di
Amerika Serikat telah berkembang menjadi 64
cabang yang meliputi 20 negara bagian.
16
◂ Perkembangan selanjutnya terjadi
pada tahun 1914, dengan dibukanya
kemungkinan untuk terbentuknya
komisi yang bergerak dalam
perlindungan konsumen, yaitu FTC
(Federal Trade Commission), dengan
The Federal Trade Commission Act.
17. ◂ Tragedi elixir sulfanilamide,
sejenis obatan dari bahan
sulfa, pada tahun 1937
menyebabkan 93 orang
konsumennya di Amerika
Serikat meninggal dunia.
◂ Tragedy ini ternyata
mendorong terbentuknya The
Food, Drug and Cosmetics
Act pada tahun 1938, yang
merupakan amendemen dari
The Food and Drugs Act
tahun 1906.
17
18. ◂ Pada tanggal 15 Maret 1962 John F.
Kennedy menyampaikan consumer
message di hadapan Kongres
Amerika Serikat sehingga lahirlah
hukum konsumen (consumers law).
◂ Dalam preambule consumer
massage ini dicantumkan formulasi
pokok-pokok pikiran yang sampai
sekarang terkenal sebagai hak-hak
konsumen (consumer bill of right).
18
19. “
◂ Pandangan Carter mengenai
isu perlindungan konsumen
sebagai a breath of fresh air
(menghirup udara segar).
Sehingga Gunawan Widjaja
dan Ahmad Yani
menyebutkan, bahwa Jimmy
Carter juga dapat dipandang
sebagai pendekar
perlindungan konsumen
19
20. 20
◂ Inggris telah
memberlakukan Hops
(Prevention of Frauds) Act
tahun 1866, Ike Sale of
Goods Act, tahun 1893,
Fabrics (Misdescription)
Act, tahun 1913, The Food
and Drugs Act, tahun 1955.
◂ Namun pengaturan khusus
tentang perlindungan
konsumen, yakni The Con-
sumer Protection Act baru
muncul pada tahun 1961
yang kemudian diamendir
pada tahun 1971 perhatian
dan apresiasinya yang
besar.
21. ◂ Di India, prinsip-prinsip perlindungan
konsumen juga telah lahir sebelum era
ketiga, antara lain Indian Contract Act
tahun 1872, The Specific Relief Act
tahun 1877, yang kemudian diganti
dengan The Specific Relief Act tahun
1963 dan Iain-lain.
◂ Namun pengaturan perlindungan
konsumen di India Consumer
Protection Act baru muncul pada tahun
1986.
21
22. 22
Adapun di Meksiko, pertama kali
mengeluarkan hukum perlindungan
konsumen pada tahun 1975 melalui
Mexico's Federal Consumer Protection
Act (FCPA).
Sebelumnya pengaturan perlindungan
konsumen di Meksiko pada dasarnya
tidak ada.
23. Era ketiga ini menyadarkan dunia internasional untuk
membentuk Undang-Undang Perlindungan Konsumen:
1. Singapura: The
Consumer
Protection {Trade
Description and
Safety Requirement
Act), tahun 1975.
23
2. Thailand:
Consumer Act,
tahun 1979.
3. Jepang: The
Consumer
Protection
Fundamental Act,
tahun 1968.
4. Australia:
Consumer Affairs
Act, tahun 1978.
5. Irlandia:
Consumer
Information Act,
tahun 1978.
24. 6. Finlandia:
Consumer
Protection Act,
tahun 1978.
24
9. Amerika Serikat: The Uniform
Trade Practices and Consumer
Protection Act (UTPCP) tahun
1967, diamendir tahun 1969 dan
1970, kemudian Unfair Trade
Practices and Consumer
Protection
(Lousiana) Law, tahun 1973.
7. Inggris: The
Consumer
Protection Act,
tahun 1961,
diamendir tahun
1971.
8. Kanada: The
Consumer
Protection Act dan
The Consumer
Protection
Amenement Act,
tahun 1971.
25. Masyarakat Eropa menempuh melalui dua tahap program terkait dengan
gerakan perlindungan konsumen, yaitu;
25
2
Fokus program kedua,
terkait dengan
penekanan kembali
hak-hak dasar
konsumen yang
kemudian dilanjutkan
dengan mengeluarkan
tiga kerangka acuan
perlindungan
konsumen.
1
Fokus program pertama,
terkait dengan kecurangan
produsen terhadap konsumen,
seperti kontrak standar,
ketentuan perkreditan,
penjualan yang bersifat
memaksa, kerugian akibat
mengkonsumsi produk cacat,
praktik iklan yang
menyesatkan, serta jaminan
setelah pembelian produk.