2. A. PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang
dimaksud dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif
3. Tujuan dan sasaran SMK3 adalah meningkatkan
efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi. Selain
itu, SMK3 juga bertujuan mencegah dan mengurai kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh serta menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman,
dan efisien untuk mendorong produktivitas.
4. Dalam penerapan SMK3, perusahaan wajib
melaksanakan ketentuan-ketentuan:
04
05
01
02
03
Penetapan kebijakan K3
Perencanaan K3
Pelaksanaan Rencana K3
Pemantauan dan Evaluasi
Kinerja K3
Peninjauan dan Peningkatan
Kinerja K3
5. B. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Doktrin Laissez Faire di Eropa pada abad pertengahan. doktrin tersebut
mengusung filosofi liberalisasi ekonomi, khususnya di sektor industri. secara
garis besar, intervensi pemerintah dalam hubungan ekonomi atau industrial
tidak diperkenankan titik berkembang pula aksi pengabaian terhadap berbagai
peraturan (perundang-undangan) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
kebebasan untuk berusaha dan bekerja guna mencapai keuntungan yang
semaksimal mungkin hanya dapat dibatasi oleh individu lain melalui
mekanisme kompetisi bebas.
6. Kesehatan Kerja
Peraturan Pemerintah Nomor 88 tahun 2019
tentang Kesehatan Kerja adalah aturan
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan.
Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan
untuk melindungi setiap orang yang berada di
Tempat Kerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan dari pekerjaan
7. Iman Soepomo, KESEHATAN KERJA:
" aturan-aturan dan usaha-usaha untuk melindungi
pekerja atau buruh dari kejadian atau keadaan
perburuhan yang merugikan atau dapat merugikan
kesehatan dan kesusilaan dalam seseorang itu
melakukan pekerjaan dalam hubungan kerja"
8. Keselamatan Kerja
Adapun keselamatan kerja didefinisikan
sebagai segala aturan dan upaya yang
bertujuan untuk menyediakan perlindungan
teknis bagi pekerja atau buruh dari risiko-
risiko akibat penggunaan alat dan bahan
berbahaya atau beracun di tempat kerja.
9. Iman Soepomo:
Keselamatan Kerja adalah
" aturan yang bertujuan menjaga keamanan pekerja atau buruh
atas bahaya kecelakaan dalam menjalankan pekerjaan di
tempat kerja yang menggunakan alat atau mesin dan atau
bahan pengolah berbahaya“.
Iman Soepomo memperkenalkan istilah keamanan kerja yang
menurutnya lebih tepat daripada istilah keselamatan kerja oleh
karena peraturan-peraturan di bidang keselamatan kerja
bertujuan untuk mencegah timbulnya kecelakaan yang
disebabkan oleh alat kerja atau bahan yang dikerjakan atau
diolah sehingga pekerja atau buruh dapat bekerja dengan aman.
10. Keselamatan Kerja dalam UU 13 Tahun 2003
Berdasarkan Pasal 87 Undang-
undang Ketenagakerjaan Nomor
13 Tahun 2003, dijelaskan:
“Setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan”.
11. Terkait keselamatan dan kesehatan kerja, setiap pekerja/buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
Keselamatan
dan kesehatan
kerja
Moral dan
kesusilaan
Perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan
martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
12. Keselamatan yang berhubungan dengan
mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya, serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
Objek keselamatan kerja adalah segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah,
di permukaan air, di dalam air, maupun
di udara.
Keselamatan Kerja
13. Lingkungan Kerja
Cara Melakukan Pekerjaan
Alat Kerja dan Bahan
Aspek, Faktor dan Prinsip
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
14. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Menurut (Budiono dkk, 2003):
C.Lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik,
kimia, biologik, ergonomik, maupun
psikososial.
A.Beban kerja.
Beban kerja berupa beban fisik, mental dan
sosial, sehingga upaya penempatan pekerja
yang sesuai dengan kemampuannya perlu
diperhatikan.
B.Kapasitas kerja.
Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada
pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani,
ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
15. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Tujuan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) yang berkaitan dengan mesin,
peralatan, landasan tempat kerja dan
lingkungan tempat kerja adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dan
sakit akibat kerja, memberikan
perlindungan pada sumber-sumber
produksi sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas.
16. Prinsip-prinsip yang harus dijalankan perusahaan dalam menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Adanya APD (Alat
Pelindung Diri)
di tempat kerja.
Adanya buku
petunjuk
penggunaan alat dan
atau isyarat bahaya.
Adanya peraturan
pembagian tugas dan
tanggung jawab.
01
02
03
17. Adanya tempat kerja yang aman
sesuai standar SSLK (syarat-syarat
lingkungan kerja)
Adanya penunjang kesehatan
jasmani dan rohani ditempat
kerja.
Adanya sarana dan prasarana
yang lengkap ditempat kerja.
Adanya kesadaran dalam
menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja.
04
05
06
07