Tugas kelompok Pendidikan Agama Islam SMA. Smg bermanfaat ya :)
Hadist :
- Klasifikasi hadist berdasarkan 3 : bentuk, jumlah sanad, dan kualitas
- Macam-macam hadist pada tiap klasifikasi
- Cara pelestarian hadist
- Sikap dan upaya yang mencerminkan pemahaman hadist
2. Materi
• Macam-macam hadist
• Jenis-jenis hadist
• Cara pelestarian hadist
• Sikap dan Upaya yang Mencerminkan
Pemahaman Hadist
3. Macam-Macam Hadist
a. Hadist berdasarkan bentuknya
b. Hadist berdasarkan Matan, Perawi, dan jumlah
Sanadnya
c. Hadist ditinjau dari segi kualitas diterima atau
ditolak
4. A. Hadis Berdasarkan Bentuknya
1. Hadis qauliyah
yaitu segala ucapan (perkataan) Nabi
Muhammad saw. yang didengar oleh sahabat
Nabi kemudian disampaikan kepada orang lain.
2. Hadis fi’liyah
yaitu hadis atas dasar perilaku (perbuatan)
Nabi Muhammad saw. yang dilihat oleh
sahabatnya kemudian disampaikan kepada
orang lain melalui ucapan sahabat tersebut.
5. 3. Hadis taqririyah
yaitu hadis atas dasar persetujuan Nabi
Muhammad saw. terhadap apa yang dilakukan
oleh para sahabatnya.
Artinya, Nabi Muhammad saw. Membenarkan
penafsiran atas perbuatan yang dilakukan
sahabatnya, seperti saat Nabi Muhammad
saw. Diam sebagai tanda persertujuan (boleh)
atas perbuatan para sahabat.
6. B. Hadist berdasarkan Matan, Perawi,
dan jumlah Sanadnya
1. Hadist Mutawatir, yaitu hadist yang memiliki tingkat
kualitas kebenaran tinggi karena memiliki banyak
sanad. Tingkat keotentikannya berada satu tingkat
di bawah Al-Qur’an. Ada dua macam Hadist
Mutawatir, yaitu Mutawatir Lafdzi dan Mutawatir
Amali.
2. Hadist Masyhur, yaitu hadist yang diriwayatkan dari
tiga sanad yang berlainan dan tingkat kualitas
keotentikannya satu tingkat di bawah Hadist
Mutawatir.
7. 3. Hadist Ahad, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh
seorang atau lebih perawi yang tidak memenuhi
persyaratan Hadist Mutawatir. Hadist ini dapat
diamalkan selama memenuhi persyaratan. Tingkat
kualitas keotentikannya di bawah Hadist Masyhur.
8. C. Hadist ditinjau dari segi kualitas
diterima atau ditolak
1) Hadist Sahih
2) Hadist Hasan
3) Hadist daif
9. 1) Hadist Sahih
• Yakni hadist yang cukup sanad-nya dari awal
sampai akhir dan orang-orangnya sangat sempurna
hafalannya (ingatannya)
• Syarat-syarat hadist sahih :
a) Sanad-nya harus bersambung
b) Perawi-nya sudah dewasa (baligh)
c) Berakal
d) Tidak mengerjakan dosa, terhindar dari cacat
e) Sempurna hafalannya
f) Perawi yang ada dalam sanad itu harus adil
(istiqomah) dan hadist yang diriwayatkan tidak
bertentangan dengan hadist mutawatir atau Al-
Qur’an
10. • Macam-macam hadist sahih:
a) Sahih Lizatihi adalah hadist
yang sahih dengan sendirinya
tanpa diperkuat dengan
keterangan lain
b) Sahih Lighairihi adalah hadist
yang sahihnya karena diperkuat
dengan keterangan lain
11. 2) Hadist Hasan
• Yakni hadist yang memiliki semua
persyaratan hadist sahih tetapi dari segi
hafalannya tidak sebagus hadist sahih
(perawi-nya sebagian atau seluruhnya
kurang kuat)
• Kualitas hadist ini di bawah hadist sahih,
termasuk hadist maqbul (diterima)
12. • Macam-macam hadist hasan:
a) Sahih Lizatihi adalah hadist yang dengan
sendirinya dikatakan hasan
b) Sahih Lighairihi adalah hadist yang dibantu
keterangan lain
13. 3) Hadist Daif
• Yakni hadist yang tidak bersambung sanad-
nya atau di antara sanad-nya orang yang cacat.
• Cacat yang dimaksud adalah rawi-nya bukan
orang Islam atau belm baligh atau tidak
dikenal orang atau pelupa/pendusta/fasik dan
suka berbuat dosa
• Semua hadist daif disebut juga hadist mardud
(ditolak). Hadist sejenis yaitu hadist maudlu
adalah hadist palsu karena dinasabkan kepada
Rasulullah saw. dengan cara dibuat-buat dan
didustakan dari apa yang dikatakan,
dikerjakan, dan ditetapkan beliau.
14.
15. a. Hadis mudha’af, yang contohnya adalah hadis yang
artinya “Asal setiap penyakit adalah dingin” (HR
Anas)
b. Hadis marfu adalah hadis yang harus diselidiki lebih
dahulu dalam kitab-kitab hadis ,apakah itu
perkataan nabi/sahabat.Umpamanya hadis yang
artinya : “Ibnu Mas’ud berkata: rasulullah melaknati
orang yang menghalalkan dan orang yang dihalalkan
untuknya.” (HR Ahmad bin Hambal, Nasa’i dan At
Tirmizi). Hadis tersebut berarti dari sahabat. Namun
Ibnu Mas’ud menyandarkan kepada Nabi dengan
kata: “Rasulullah melaknati...”
16. c. Hadis Musnad, adalah hadis yang sanad nya
bersambung kepada Nabi atau sampai pada
sahabat saja. Namun, perawi nya oranng yang
tidak adil, pelupa atau fasik. Umpamanya
hadis yang artinya:m “Barangsiapa mati
karena mempertahankan hartanya, maka ia
mati shahid. (Hr Bukhari dan Muslim)
d. Hadis maqthu, adalah perkataan,perbuatan
dan takrir tabi’in. Misalnya perkataan seorang
tabi’in bernama A’masy: “Haji yang sempurna
adalah dengan mengendarai unta”.
17. e. Hadis Mursal, adalah hadis yang
diriwayatkan oleh tabi’in dengan
menyebutkan bahwa ia menerimanya
darik nabi. Padahal, tabi’in tidaklah
bertemu nabi.
18. PELESTARIANHADIS
Upaya pemeliharaan hadis berbeda dengan Al Qur’an.
Hadis dilakukan dengan hafalan para sahabat. Nabi Muhammad
saw. melarang penulisan hadis sebab beliau khawatir akan
tercampur dengan Al Qur’an. 3 orang sahabat Nab
i Muhammad saw. yang hafal hadis, yaitu:
1. Abu Hurairah – 5.374 buah hadis
2. Abdullah bin Umar bin Khatab -2.630 hadis
3. Anas bin Malik – 2.286
Pembukuan hadis pertama kali dilakukan pada masa
Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Atas perintah Khalifah, hadis ditulis
dan dibukukan.
1. Kitab “Al Jami’ As Shahih” karya Imam Bukhari
2. Kitab “Al Jami’ As Shahih” karya Imam Muslim
3. Kitab “Sunnah An Nasa’I” karya Imam An Nasa’i
19. Sikapdan Upaya yang MencerminkanPemahaman
Hadist
• Membaca dan mempelajari hadist, khususnya hadist
sahih untuk diterapkan sebagai sumber hukum kedua
setelah Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
• Dapat menghafal hadist-hadist pendek untuk
dijadikan bahan latihan berdakwah/khotbah.
• Menghindari hadist-hadist palsu agar tidak salah
dalam beribadah dan beramal saleh.
• Mengetahui sejarah hadist atau memiliki beberapa
buku hadist.
20. • Menempatkan hadist sebagai sumber hukum kedua dan
menjauhi dari sikap perilaku ingkar terhadap kedudukan
hadist sebagai sumber hukum Islam.
• Berusaha menjaga kemurnian hadist.
• Berusaha membaca hadist dengan benar.
• Berusaha menerapkan ajaran hadist dalam kehidupan
sehari-hari.
• Memiliki kepedulian apabila melihat lembaran yang
bertuliskan hadist berceceran dengan mengumpulkan.
• Menjadikan hadist sebagai dasar dalam segala tindakan
dan cara berfikir.