Hadfits shahih ini hukumnya wajib diamalkan dan ulama ahli hadits membaginya kepada dua bagiian yaitu shahihg li dzatihi dan shahih li ghairihi. Perbedaan antara kedua bagian hadits ini terletak pada segi hafalan atau ingatan perawinya. Pada shahih li dzatihi, ingatan perwinya sempurna sedangkan pada hadits shahih li ghairihi, ingatan perawinya kurang sempurna.
Ilmu dasar tentang hadits, dengan ini kita bisa melihat bagaimana sebuah hadits bisa berstatus shohih, hingga ke maudhu, mohon sabar, karena tidak semua dijadikan dalam satu paparan slide, karena materinya cukup panjang sehingga harus disusun sesederhana mungkin namun tetap sistematis dan tidak merusak struktur pembelajaran.
Ilmu dasar tentang hadits, dengan ini kita bisa melihat bagaimana sebuah hadits bisa berstatus shohih, hingga ke maudhu, mohon sabar, karena tidak semua dijadikan dalam satu paparan slide, karena materinya cukup panjang sehingga harus disusun sesederhana mungkin namun tetap sistematis dan tidak merusak struktur pembelajaran.
Mengkaji alQuran adalah menjadi kewajipan umat Islam. Mengetahui akan ilmu seperti sebab turun ayat, aturan surah dan ayat, pembukuan mushaf, cara bacaan , ahraf alQuran, tarannum dll ilmu berkaitan.AlQuran adalahMukjizat hinnga ke akhir zaman
Mengkaji alQuran adalah menjadi kewajipan umat Islam. Mengetahui akan ilmu seperti sebab turun ayat, aturan surah dan ayat, pembukuan mushaf, cara bacaan , ahraf alQuran, tarannum dll ilmu berkaitan.AlQuran adalahMukjizat hinnga ke akhir zaman
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
1. KLASIFIKASI HADIS DITINJAU DARI
SEGI KUANTITAS DAN KUALITAS
SANAD
Dosen :
Dr. Muhammad Fitriyadi. M.A.
Pemakalah :
Indra Agus Salam
Sufriadi
Irma Tanjung
2. Secara harfiyah
Jadid Qorib Khabar
Secara istilah
Segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi
Muhammad saw. baik berupa ucapan, perbuatan
maupun sikap/takrir dsb.
Definisi Hadits
3. Istilah Hadits
Sunnah
Secara
harfiyah
tradisi, artinya suatu tradisi yang sudah dibiasakan.
Menurut
istilah
Segala sesuatu yang dinukilkan dari Nabi saw. baik berupa
perkataan, perbuatan, atau taqrir, pengajaran, sifat,
kelakuan, maupun perjalanan hidup baik Nabi saw. setelah
diutus menjadi Rasul ataupun sebelumnya.
Al Khabar
Secara harfiyah berarti Berita
Kata Al Khabar searti dengan Al Hadits namun, biasanya
digunakan untuk menyebut hadits-hadits yang marfu’.
Al Atsar
Secara harfiyah berarti bekas atau jejak
Kata Al Atsar searti dengan Al Hadits
namun, biasanya digunakan untuk
menyebut hadits-hadits yang maukuf.
4. Struktur Hadits
Sanad
Secara bahasa Sandaran, yang kita bersandar kepadanya.
Menurut istilah Jalan yang dapat menghubungkan matanul
hadits kepada Nabi Muhammad saw.
Matan
Secara bahasa Punggung jalan; tanah yang keras dan tinggi
Menurut istilah Pembicaraan (kalam) atau materi berita yang diover
oleh sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda
Nabi, sahabat, ataupun tabi’in.
Rawi
Orang yang menyampaikan hadits atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang
pernah didengar dan diterimanya dari seseorang (gurunya).
Sedangkan orang yang menukilkan hadits dari suatu kitab atau musnad ke kitab lain
disebut Mukharij
5. Klasifikasi Hadits
dari segi kualitas sanad ( Mutu atau nilainya) , hadits terbagi menjadi
3 bagian
1. Hadits Shahih
Hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil,
sempurna ingatannya, sanadnya bersambung-
sambung, tidak ber’illat, dan tidak janggal.
2. Hadits Hasan
Hadits yang diriwayatkan oleh seorang 0yang
adil, tapi tak begitu kokoh ingatannya,
bersambung-sambung sanadnya, dan tidak
terdapat illat serta kejanggalan pada matannya.
3. Hadits Dho’if Hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari
syarat-syarat Hadits Shahih atau Hadits Hasan.
6. 1. sanadnya bersambung, rtinya tiap-tiap perawi dalam
sanad hadits menerima riwayat hadits dari perawi
terdekat sebelumnya atau benar-benar mengambil
secara langsung dari orang yang di tanyanya, dan sejak
awal hingga akhir sanadnya
2. para perawinya bersifat adil, artinya bahwa semua
perawinya, disamping harus muslim, baligh, bukan fasid
dan tidak berbudi jelek pula
3. kuat hafalan para perawi (dlabit), artinya masing-
masing perawi sempurna day ingatanya, baik ingatan
dalam dada maupun dalam kitab.
4. Tidak sadz (bertentangan), artnya hadits itu benar-
benar tidak syadz, dalam arti bertentangan atau
menyelisihi orang yang terpecaya dari lainnya.
5. tidak ber’illat (cacat), artinya hadits itu tidak ada
cacatnay, dalam arti adanya sebab yang menutup pada
keshahihan hadits, sementara dhahirnya selamat dari
caca.
1. Hadits Shahih
7. Hadfits shahih ini hukumnya wajib diamalkan
dan ulama ahli hadits membaginya kepada dua
bagiian yaitu shahihg li dzatihi dan shahih li
ghairihi. Perbedaan antara kedua bagian hadits
ini terletak pada segi hafalan atau ingatan
perawinya. Pada shahih li dzatihi, ingatan
perwinya sempurna sedangkan pada hadits
shahih li ghairihi, ingatan perawinya kurang
sempurna.
Hukum Hadits Shahih
hadits shahih li dzatihi, ialah hadits shahih yang
memenuhi persyaratan maqbul secara sempurna
sesuai dengan maksud pengertian shahih.
shahih li ghairihi, ialah keblikan dari shahih li
dzatihi, khususnya dari segi ingatan atau hafalan
pearwi. Jadi pada hadits ini ingatan perawinya
kurang senpurna (qalil ad-dabt).
Pembagian Hadits
Shahih
8. dari segi kuantitas rawi, hadits
terbagi menjadi 3 bagian
1. Hadits Mutawatir
2. Hadits Masyhur
3. Hadits Ahad
9. Hadits Mutawatir
adalah suatu hadits hasil tanggapan dari panca indera, yang diriwayatkan oleh
sejumlah besar rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul
dan bersepakat berdusta
Para ahli Ushul Fiqh membagi
hadits mutawatir kepada 2 bagian
Mutawatir Lafdzi
Mutawatir Ma’nawi
10. Suatu hadits dapat dikatakan mutawatir
bila telah memenuhi tiga syarat
1. Pewartaan yang disampaikan oleh rawi-rawi tersebut
harus berdasarkan tanggapan panca indera
2. Jumlah rawinya harus mencapai suatu ketentuan yang tidak memungkinkan
mereka bersepakat untuk berdusta atau berbohong
3. Adanya keseimbangan jumlah antara rawi-rawi dalam taqhabah pertama
dengan jumlah rawi-rawi dalam taqhabah berikutnya
11. Hadits Masyhur
adalah Hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih,
serta belum mencapai derajat mutawatir.
Hadits Masyhur terbagi menjadi tiga bagian
1. Masyhur di kalangan para muhaditsin dan lainnya
( golongan ahli ilmu dan orang umum )
2. Masyhur dikalangan ahli-ahli ilmu tertentu misalnya masyhur
di kalangan ahli hadits saja, atau ahli fiqih saja, atau ahli nahwu saja dsb.
3. Masyhur di kalangan orang umum saja.
12. Hadits Ahad
adalah suatu hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits mutawatir
Para muhaditsin memberikan nama-nama tertentu bagi hadits Ahad mengingat banyak
sedikitnya rawi-rawi yang berada pada tiap-tiap thabaqat, yaitu dengan
Hadits Masyhur, Hadits Aziz dan Hadits Gharib
Contoh hadits Dha’if, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
وسلمعليههللاصلىالنبيقل
:
الَو ًةَعبُش بعونَسَو ٌ
ضعِب اإليمان
ِ
اإليمان َ
َِِ ٌةَعبُش ُُاَيََح
“ Nabi Muhammad saw, bersabda : iman itu bercabang-cabang menjadi 73 cabang,
malu itu salah satu cabang dari iman.”
13. Pembagian Hadits
dari segi kualitas sanad, hadits
terbagi menjadi 3 bagian
1. Hadits Shahih
Hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil,
sempurna ingatannya, sanadnya bersambung-
sambung, tidak berillat, dan tidak janggal.
2. Hadits Hasan
Hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang adil,
tapi tak begitu kokoh ingatannya, bersambung-
sambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta
kejanggalan pada matannya.
3. Hadits Dho’if Hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari
syarat-syarat Hadits Shahih atau Hadits Hasan.
14. Syarat-syarat Hadits Shahih
Hadits dinilai
shahih apabila
memenuhi lima
syarat
1. Rawinya
bersifat adil
2. Sempurna
ingatan
3. Sanadnya
tidak putus
4. Hadits itu
tidak ber’illat
5. Tidak ada
kejanggalan
15. Seorang Rawi dikatakan adil apabila
memenuhi 4 syarat
1. Selalu memelihara perbuatan ta’at dan
menjauhi perbuatan maksiat
2. Menjauhi dosa-dosa kecil yang dapat
menodai agama dan sopan santun
3. Tidak melakukan perkara-perkara mubah
yang dapat menggugurkan iman kepada qadar
dan mengakibatkan kepada penyesalan
4. Tidak mengikuti salah satu madzhab yang
bertentangan dengan dasar syara’
17. Hadits Dha’if dan Macam-macamnya
Hadits Dha’if adalah Hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat
Hadits Shahih atau Hadits Hasan.
Sanad
Sebab-sebab
tertolaknya Hadits dari
dua jurusan
Matan
18. Sebab-sebab tertolaknya Hadits karena
sanadnya digugurkan/tak bersambung
Dhaif disebabkan terputusnya sanad dan macam-macamnya
Yang digugurkan Disebut
Sanad pertama Hadits Mu’allaq
sanad yg terakhir Hadits Mursal
dua orang rawi atau lebih
berturut -turut
Hadits Mu’dhal
dua orang rawi atau lebih
tidak berturut -turut
Hadits Munqathi’
19. Sebab-sebab tertolaknya Hadits karena
cacat pada keadilan dan kedhabitan rawi
Dhaif disebabkan cacat selain keterputusan sanad
dan macam-macamnya
No Jenis cacat Disebut
1 Dusta Hadits Maudhu’
2 Tertuduh dusta Hadits Matruk
3 Fasik
4 Banyak salah
5 Lengah dalam menghafal Hadits Munkar
6 Banyak waham Hadits Muallal
7 Menyalahi riwayat orang kepercayaan
8 Tidak diketahui identitasnya Hadits Mubham
9 Penganut Bid’ah Hadits Matrud
10 Tidak berturut-turut Hadits Syadz &
Mukhtalith
20. Sebab-sebab tertolaknya Hadits karena
suatu sifat yang terdapat pada Matan
Hadits Mauquf
Berita yang disandarkan hanyha sampai kepada sahabat saja,
baik yang disandarkan itu perkataan atau perbuatan
dan baik sanadnya bersambung hatau teroutus
Hadits Maqthu’
Perkataan atau perbuatan yang berasal dari seseorang tabi’i
serta dimaukufkan padanya, baik sanadnya bersambung atau tidak
22. Syarat-syarat Seorang Perawi
Dan Proses Transformasi
1. sama’ min lafdzhi
asy-syikh
2. Al Qira’ah ‘ala asy-syikh
3. Ijazah
4. Munawalah
5. Mukatabah
6. Wijadah
7. Washiyah
8. I’lam
Syarat2
seorang
rawi
23. Lafadz-lafadz untuk meriwayatkan Hadits
Saya telah mendengar .........
ُ
تعِمَس
Kami telah mendengar
َناعِمَس
..........
Seseorang telah bercerita padaku ىِنَث َّدَح
........
Seseorang telah bercerita pada kami
َناَث َّدَح
........
Seseorang telah mengabarkan padaku/kepada kami
َناَرَبخَا
........ / ىِنَرَبخَا
Lafadz meriwayatkan Hadits bagi para Rawi
yang mendengar langsung dari gurunya