Kumpulan hadits shahih Bukhari-Muslim
RIWAYAT SINGKAT :
Imam Bukhari
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari atau lebih dikenal Imam Bukhari (Lahir 13 Syawal 196 H/21 Juli 810 M - Wafat 256 H/31 Agustus 870 M) adalah ahli hadits yang termasyhur di antara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah bahkan dalam kitab-kitab Fiqih dan Hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.
.....
Imam Muslim
Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi(bahasa Arab: أبو الحسين مسلم بن الحجاج القشيري النيشابوري), atau sering dikenal sebagai Imam Muslim (821-875) dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia pada sore hari Ahad, 25 Rajab 261 Hijriah / 5 Mei 875 Masehi dan dikuburkan di Naisaburi..
...
Berikut ini (beberapa) hadits-haditsnya :
JANGANLAH KALIAN KEMBALI KAFIR SEPENINGGALANKU, YANG SATU MEMENGGAL LEHER YANG LAIN
44. Jarir r.a. berkata: Ketika hajjatul wada’ Nabi saw. menyuruhnya supaya memanggil orang-orang untuk mendengarkan khotbah Nabi saw. Lalu Nabi saw. bersabda: Janganlah kalian kembali sepeninggalanku menjadi kafir karena setengah kamu memenggal leher setengahnya. (Bukhari, Muslim).
45. Ibn Umar r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Awaslah/celakalah kalian, jangan sampai kembali menjadi kafir sepeninggalanku, yaitu yang satu memenggal leher yang lain. (Bukhari, Muslim).
• Yakni karena berebut dunia, kekayaan dan kedudukan.
Kumpulan hadits shahih Bukhari-Muslim
RIWAYAT SINGKAT :
Imam Bukhari
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari atau lebih dikenal Imam Bukhari (Lahir 13 Syawal 196 H/21 Juli 810 M - Wafat 256 H/31 Agustus 870 M) adalah ahli hadits yang termasyhur di antara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah bahkan dalam kitab-kitab Fiqih dan Hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.
.....
Imam Muslim
Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi(bahasa Arab: أبو الحسين مسلم بن الحجاج القشيري النيشابوري), atau sering dikenal sebagai Imam Muslim (821-875) dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia pada sore hari Ahad, 25 Rajab 261 Hijriah / 5 Mei 875 Masehi dan dikuburkan di Naisaburi..
...
Berikut ini (beberapa) hadits-haditsnya :
JANGANLAH KALIAN KEMBALI KAFIR SEPENINGGALANKU, YANG SATU MEMENGGAL LEHER YANG LAIN
44. Jarir r.a. berkata: Ketika hajjatul wada’ Nabi saw. menyuruhnya supaya memanggil orang-orang untuk mendengarkan khotbah Nabi saw. Lalu Nabi saw. bersabda: Janganlah kalian kembali sepeninggalanku menjadi kafir karena setengah kamu memenggal leher setengahnya. (Bukhari, Muslim).
45. Ibn Umar r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Awaslah/celakalah kalian, jangan sampai kembali menjadi kafir sepeninggalanku, yaitu yang satu memenggal leher yang lain. (Bukhari, Muslim).
• Yakni karena berebut dunia, kekayaan dan kedudukan.
Mengetahui kriteria suatu hadis diperlukan untuk menentukan suatu hadis dapat digunakan untuk dalil atau tidak boleh sebab itu dalam makalah kali ini akan dibahas tentang hadis dhaif meliputi, Kriteria dan Macam-macam Hadis Dhaif, Hadis-hadis daif ditinjau dari segi terputusnya sanad Hadis-hadis daif ditinjau dari segi cacat perawi, dan Hukum Meriwayatkan dan Mengamalkan Hadis dhaif
HADITH ADALAH SATU ILMU YANG KRANG DIKENALI MASYARAKAT. ALLAH SWT TELAH MENYELAMATKAN UMMAH DENGAN ADANYA HADITH2 NABI SAW. ANTARA BEDA UGAMA2 SAMAWI LAIN DENGAN ISLAM ADALAH PENGAJIAN DAN PENYAMPAIAN HADITH HINGGA KE HARI INI
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...caturwibowo83
HomeHot
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Ayu Rifka SitoresmiAyu Rifka Sitoresmi
Diperbarui 28 Sep 2021, 16:40 WIB
Copy Link
16
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Perbesar
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com
Liputan6.com, Jakarta Sanad adalah pegangan dalam teks hadis atau matan. Menurut bahasa, sanad adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan menurut istilah, sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadis.
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadis-hadis Nabawi, yaitu segala hal yang disandarkan (idlafah) kepada Nabi SAW.
Advertisement
recommended by
STATE OF SURVIVAL
Fight In State Of Survival! Play For Free Now!PLAY NOW
Pentingnya posisi sanad dalam ilmu hadis menurut para ulama untuk mengetahui otensitas suatu sumber. Bagaimana asal riwayat sumber tersebut yang menyandarkan konteksnya kepada Nabi Muhammad SAW, haruslah dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini ulasan mengenai definisi sanad beserta fungsi dan manfaatnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (28/9/2021).HomeHot
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Ayu Rifka SitoresmiAyu Rifka Sitoresmi
Diperbarui 28 Sep 2021, 16:40 WIB
Copy Link
16
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Perbesar
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com
Liputan6.com, Jakarta Sanad adalah pegangan dalam teks hadis atau matan. Menurut bahasa, sanad adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan menurut istilah, sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadis.
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadis-hadis Nabawi, yaitu segala hal yang disandarkan (idlafah) kepada Nabi SAW.
Advertisement
recommended by
STATE OF SURVIVAL
Fight In State Of Survival! Play For Free Now!PLAY NOW
Pentingnya posisi sanad dalam ilmu hadis menurut para ulama untuk mengetahui otensitas suatu sumber. Bagaimana asal riwayat sumber tersebut yang menyandarkan konteksnya kepada Nabi Muhammad SAW, haruslah dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini ulasan mengenai definisi sanad beserta fungsi dan manfaatnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (28/9/2021).HomeHot
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami
Mengetahui kriteria suatu hadis diperlukan untuk menentukan suatu hadis dapat digunakan untuk dalil atau tidak boleh sebab itu dalam makalah kali ini akan dibahas tentang hadis dhaif meliputi, Kriteria dan Macam-macam Hadis Dhaif, Hadis-hadis daif ditinjau dari segi terputusnya sanad Hadis-hadis daif ditinjau dari segi cacat perawi, dan Hukum Meriwayatkan dan Mengamalkan Hadis dhaif
HADITH ADALAH SATU ILMU YANG KRANG DIKENALI MASYARAKAT. ALLAH SWT TELAH MENYELAMATKAN UMMAH DENGAN ADANYA HADITH2 NABI SAW. ANTARA BEDA UGAMA2 SAMAWI LAIN DENGAN ISLAM ADALAH PENGAJIAN DAN PENYAMPAIAN HADITH HINGGA KE HARI INI
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...caturwibowo83
HomeHot
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Ayu Rifka SitoresmiAyu Rifka Sitoresmi
Diperbarui 28 Sep 2021, 16:40 WIB
Copy Link
16
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Perbesar
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com
Liputan6.com, Jakarta Sanad adalah pegangan dalam teks hadis atau matan. Menurut bahasa, sanad adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan menurut istilah, sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadis.
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadis-hadis Nabawi, yaitu segala hal yang disandarkan (idlafah) kepada Nabi SAW.
Advertisement
recommended by
STATE OF SURVIVAL
Fight In State Of Survival! Play For Free Now!PLAY NOW
Pentingnya posisi sanad dalam ilmu hadis menurut para ulama untuk mengetahui otensitas suatu sumber. Bagaimana asal riwayat sumber tersebut yang menyandarkan konteksnya kepada Nabi Muhammad SAW, haruslah dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini ulasan mengenai definisi sanad beserta fungsi dan manfaatnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (28/9/2021).HomeHot
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Ayu Rifka SitoresmiAyu Rifka Sitoresmi
Diperbarui 28 Sep 2021, 16:40 WIB
Copy Link
16
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Perbesar
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com
Liputan6.com, Jakarta Sanad adalah pegangan dalam teks hadis atau matan. Menurut bahasa, sanad adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan menurut istilah, sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadis.
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadis-hadis Nabawi, yaitu segala hal yang disandarkan (idlafah) kepada Nabi SAW.
Advertisement
recommended by
STATE OF SURVIVAL
Fight In State Of Survival! Play For Free Now!PLAY NOW
Pentingnya posisi sanad dalam ilmu hadis menurut para ulama untuk mengetahui otensitas suatu sumber. Bagaimana asal riwayat sumber tersebut yang menyandarkan konteksnya kepada Nabi Muhammad SAW, haruslah dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini ulasan mengenai definisi sanad beserta fungsi dan manfaatnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (28/9/2021).HomeHot
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaRafi Mariska
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya merupakan suatu makalah yang sengaja dibuat untuk memenuhi tugas Ulumul Quran&Ulumul Hadist di UIN Arraniry. Makalah ini menjelaskan tentang Pengklasifikasian hadis berdasarkan kuantitas (banyaknya) perawi dan berdasarkan kualitas perawi serta hadis maudhu' (palsu) yang meliputi sejarah hadis maudhu', perkembangan dan sebagainya sehingga bisa dijadikan referensi bagi saudara pembaca. Makalah ini lebih ditujukan kepada pelajar, baik mahasiswa, siswa bahkan dosen sekali pun.
Kajian riwayat hidup Imam al-Nawawi ini berdasarkan buku karangan Abdul Ghani al-Duqr yang berjudul al-Imam al-Nawawi Shaykh al-Islam wa al-Muslimin wa Umdah al-Fuqaha wa al-Muhadithin. Al-Ghani al-Duqr memulakan dalam mukadimahnya dengan menyebutkan sifat Imam al-Nawawi yang memiliki ketakwaan yang tinggi. Dia bukan hanya membataskan diri dengan perkara-perkara haram dan syubhat tetapi juga perkara-perkara mubah kerana dia berasa takut apabila dirinya menghampiri rasa tamak dengan sesuatu perkara mubah yang nantinya akan menjalar kepada yang syubhat dan akhirnya menjalar kepada yang haram. Dia melindungi dirinya dari semua itu kerana takut kepada Allah. Beliau juga menjelaskan manhaj buku ini dengan mengambil dari sumber-sumber muktabar dari buku al-Tarajim atau al-Tabaqat dan menyusun semula dengan pendekatan semasa.
Nama sebenarya ialah Zakaria Yahya bin Syaraf bin Muri al-Nawawi. Gelarannya ialah Mahyuddin. Ayahnya Syaraf bin Muri merupakan seorang peniaga kedai di Nawa. Beliau meninggal pada 685H iaitu sembilan tahun selepas kewafatan anaknya Imam al-Nawawi pada usia 70 tahun. Al-Nawawi dilahirkan pada bulan Muharram pada tahun 631H. Beliau telah belajar membaca dan menghafal al-Quran di Nawa sebelum berpindah ke Damsyik ketika berusia 18 tahun pada tahun 649H.
Ketika di Damsyiq, beliau telah berjumpa dengan imam Masjid al-Umawi Syeikh Jamaluddin Abdul Kafi (m. 689) yang membawanya berjumpa Mufti Syam Tajuddin Abdul Rahman bin Ibrahim yang dikenali sebagai al-Farkah (m. 690H). Al-Nawawi berguru dengannya. Setelah dua tahun berada di Damsyik, beliau pergi menunaikan haji bersama bapanya pada tahun 651H.
Beliau begitu gigih menuntut ilmu dan tinggal di madrasah al-Ruwahiyah. Al-Zahabi menceritakan tentang kegigihan al-Nawawi menuntut ilmu dengan menyebutkan : dan dijadikan contoh dalam ketekunannya menuntut ilmu siang dan malam, dia tidak akan tidur kecuali memang sudah tidak dapat ditahan lagi, dia mengatur waktunya untuk belajar, menulis, mengkaji atau mendatangi para guru-gurunya. Al-Badr bin Jama’ah (m.733H) menceritakan apabila dia bertanya mengenai tidur al-Nawawi.
Al-Nawawi mengatakan bahawa apabila dia tidak lagi berkuasa untuk menahan daripada rasa mengantuk maka dia menyandar kepada kitab sebentar dan kemudian akan terbangun. Dia banyak terjaga daripada tidur dan selalu tekun dalam menuntut ilmu dan amal. Setiap hari, beliau akan mempelajari 12 subjek daripada guru-gurunya dalam pelbagai bidang ilmu Islam
Sifat-sifat dan perwatakan terpuji Imam al-Nawawi jelas kelihatan ketika beliau masih kecil lagi. keengganan beliau bermain dengan rakan-rakannya sebaliknya lebih suka membaca dan menghafal al-Quran membuktikan kekuatan peribadinya. Walaupun sibuk menguruskan kedai, namun kerja-kerja tersebut tidak menghalang beliau daripada menghafal al-Quran. Beliau juga mempunyai beberapa sifat terpuji seperti kesungguhan dan ketekunannya dalam menuntut ilmu, tanpa menghiraukan tidur dan makan minumnya. Ini terbukti daripada kemampuannya mempelajari sebanyak 12 pelajaran dalam masa sehari. Ketekunan beliau ini, bukan sahaja dalam menuntut ilmu tetapi juga dalam beramal. Menurut al-Qutb al-Yunani: “Beliau banyak membaca al-Quran dan berzikir. Selain itu, beliau juga sering berpuasa dan berjaga malam, sama ada untuk beribadat, membaca al-Quran ataupun mengarang”.
Kalau dikira dengan umur beliau yang begitu singkat, iaitu dalam lingkungan 40 tahun dengan hasil karya yang begitu banyak, maka seolah-olah sebanyak 20 kurrasah dapat dihasilkannya dalam masa sehari. Sedangkan beliau mula menuntut dan mendalami ilmu agama semasa umurnya meningkat 18 atau 19 tahun. Sementara penulisannya pula bermula di sekitar tahun 660 Hijrah, iaitu selepas 10 tahun berada di Damsyik sehinggalah beliau wafat. Ini bermakna beliau berjaya menghasilkan karya yang begitu banyak itu dalam masa 16 sahaja.
Sekalipun sibuk dengan tugas mengajar, beliau terkenal sebagai seorang yang kuat beramal, takwa serta warak, keadaan ini tidak menghalang beliau daripada mengarang dan menyusun beberapa buah hasil karya. Ini membuktikan yang beliau amat prihatin menjaga masa dan tidak pernah mensia-siakannya walau sedikit. Walaupun berjaya menghasilkan karya yang begitu banyak dalam waktu yang singkat ini, hasil karyanya bermutu. Malah ia mendapat sambutan dan tersebar luas ke seluruh dunia Islam. Menurut al-Yafi’i: “Keberkatan karya-karya beliau begitu jelas berdasarkan sambutan yang diterima di segenap tempat.”
Menurut Ibn al-‘Attar pula: “Orang ramai mendapat manfaat daripada karya-karya beliau dan mereka bertungkus lumus mendapatkannya. Hinggakan aku pernah melihat orang yang tidak pernah bersetuju dengannya (al-Nawawi) semasa hayatnya ikut sama mendapatkannya.”
1. Pensyarah: Mohd.
Yusri bin Bakir
Disediakan oleh:
Nurmaziah binti
Mohd Alias
Nur Saffawati binti
2. Bahasa Arab mufrad, jamak
Adalah perkara yang berkisar tentang sunnah
Rasulullah s.a.w. dan apa yang disandarkan
kepada Rasul s.a.w. dari segi
perkataan, perbuatan, pengakuan, sifat
akhlak (peribadi) dan sifat kejadiannya
3. Hadis atau Sunnah Rasul s.a.w. adalah
sumber rujukan kedua selepas al-Quran.
4.
5. Setiap perkataan yang diucapkan oleh Rasul
s.a.w. seperti hadis berikut :
"Sesungguhnya setiap amalan itu dikira dengan
niat dan sesungguhnya bagi tiap-tiap
seseorang itu mengikut apa yang
diniatkannya“
(Hadis Riwayat Bukhari).
6. Setiap perbuatan yang diucapkan oleh Rasul
s.a.w. seperti hadis berikut :
"bersembahyanglah kamu sebagaimana kamu
melihat aku sembahyang.“
(Hadis Riwayat Bukhari Dan Muslim)
7. 1. Nabi membenarkan apa yang diperbuat oleh seorang
sahabat dengan tidak mencegah atau menyalahkan
serta menunjukkan keredhaannya.
2. Menerangkan kebagusan yang diperbuat itu serta
dikuatkan pula.
Khalid al-Walid pernah memakan dhab(serupa biawak)
kemudian dikemukakan orang kepada nabi. NABI
SENDIRI ENGGAN MEMAKANNYA,MAKA BERTANYA
SEBAHAGIAN SAHABAT:
"adakah diharamkan makannya ya Rasulullah?Lalu ia
bersabda tidak! Cuma binatang itu tidak ada di
negeri kaumku,kerana itu aku tidak gemar
kepadanya."
8. Sunan Sittah
Kitab al-Jami' as-Sahih - karya Imam Bukhari
Kitab al-Jami' as-Sahih - karya Imam Muslim
Kitab Sunan an-Nasai - karya Imam Nasa'i
Kitab Sunan Abi Daud - karya Imam Imam
Abu Daud
Kitab Sunan at-Tirmizi (al Jami' as-Sahih) -
karya Imam Tirmidzi
Kitab Sunan Ibnu Majah - karya Imam Ibnu
Majah
Kitab Musnad - karya Imam Ahmad
9. Hadis Mutawatir
Hadis Sahih
Hadis Hasan
Hadis Dha'if
Hadis Maudhuk
Hadis Ahad
10. Nas hadis yang diketahui/diriwayatkan oleh
beberapa bilangan orang yang sampai
menyampai perkhabaran (Al-Hadis) itu, dan telah
pasti dan yakin bahawa mereka yang sampai
menyampai tersebut tidak bermuafakat berdusta
tentangnya.
"Barangsiapa berdusta atas namaku dengan
sengaja, maka tempatnya dalam neraka.”
(H.R Bukhari, Muslim, Ad Darimi, Abu Daud, Ibnu
Majah, Tirmizi,. Abu Ha'nifah, Tabrani, dan
Hakim).
11. Hadis di atas jika kita ambil dari sanad Imam
Darimi, ialah Darimi menerima
dari
1. Ishak bin Ibrahim,
dari
2. Itab bin Basir,
dari
3. Ubaidillah bin Abu Ziyad,
dari
4. Abu Zubair,
dari
5. Jabir,
dari Nabi Muhammad s.a.w.
Nama yang tercela dalam sanad di atas ialah nomor 3
(Ubaidillah bin Abu Ziyad) sebab ia bukan seorang
yang kuat dan teguh menurut Abu Yatim.
12. Hadith yang tidak bersambung sanadnya, atau di
antara sanadnya ada orang yang cacat. Cacat
yang dimaksud, rawinya bukan orang Islam, atau
belum baligh, atau tidak dikenal orang, atau
pelupa/pendusta/fasik dan suka berbuat dosa.
"Barangsiapa yang berkata kepada orang
miskin, 'bergembiralah', maka wajib baginya
surga.“
(H.R. Ibnu 'Adi).
Di antara perawi hadis tersebut ialah Abdu Mali
bin Harun. Menurut Imam Yahya, ia
pendusta, sedangkan Ibnu Hiban mengatakannya
sebagai pemalsu hadis.
13. Apa sahaja yang disandarkan kepada
Rasulullah s.a.w dalam bentuk pembohongan
dan pendustaan berhubung dengan sesuatu
yang baginda tidak pernah ucapkan, lakukan
dan ikrarkan.
“Tuntutlah ilmu pengetahuan itu walau di
negeri Cina sekalipun”.
(Hadis ini banyak dalam kitab, namun ulamak
menghukumkannya maudhu’)
14. Hadith yang mempunyai sanad yang
bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil
dan dhabit (tepat dalam meriwayatkan hadith sama
ada melalui kekuatan ingatan atau ketepatan
catatannya), dan terselamat daripada syaz dan
kecacatan.
An-Nu’man bin Basyir r.a. berkata: Aku telah
mendengar Nabi SAW. bersabda:
Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli neraka di
hari kiamat, ialah orang yang di bawah telapak
kakinya diletakkan bara api yang dapat
mendidihkan otaknya.
(Bukhari, Muslim).
15. Hadis yang berhubung/bersambungan sanad
dari permulaan hingga akhir dan periwayat-
periwayat tersebut bersifat seperti Hadis
Sahih, tetapi mereka tidak mempunyai
ingatan yang kuat.
"Sembelihan bagi bayi haiwan yang ada dalam
perut ibunya {janin} cukuplah dengan
sembelihan ibunya saja.“
(H.R beberapa Imam, antara lain Tirmizi, Hakim
dan Darimi).
16. Hadith yang bilangan periwayatnya tidak
mencapai bilangan hadith Mutawatir.
”Sesungguhnya setiap amalan itu dengan niat
dan setiap orang itu bergantung pada perkara
yang diniatkan”.
(Hadith Bukhari dan Muslim)
17. Kedudukan hadith dalam Islam adalah sesuatu
yang tidak dapat diragukan kerana terdapat
penegasan yang banyak di dalam al Quran
tentang hadith – di dalam al Quran disebut
sebagai al Sunnah – malahan dalam banyak
tempat hadith disebutkan selari dengan al Kitab
ataupun al Quran.
Di dalam al-Quran juga disebutkan dengan
ketaatan terhadap Rasulullah saw yang
disebutkan bersama dengan ketaataan kepada
Allah.
18. Maksudnya ; “Dan taatilah Allah dan RasulNya, jika kamu
adalah orang-orang yang beriman” (surah al Anfāl : ayat 1)
Maksudnya ; “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang
mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukminah, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain
bagi urusan mereka” (surah al Ahzāb : ayat 36)
Maksudnya ; “Apa yang diberikan Rasul kepada
kamu, maka ambillah ia, dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah” (surah al Hasyr : ayat 7)