"Perubahan bentuk benda elastis akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya sampai batas tertentu (batas elastisitas). Jika gaya yang diberikan ditambah hingga melebihi batas elastisitas benda maka benda akan mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen".
"Perubahan bentuk benda elastis akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya sampai batas tertentu (batas elastisitas). Jika gaya yang diberikan ditambah hingga melebihi batas elastisitas benda maka benda akan mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen".
Laporan Resmi dari Praktikum IPA 1 bertopik Nabitor (Natural Acid Base Indicator)
Laporan ini laporan lengkap mulai dari judul hingga daftar pustaka
semoga laporan ini bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik
Laporan Resmi dari Praktikum IPA 1 bertopik Nabitor (Natural Acid Base Indicator)
Laporan ini laporan lengkap mulai dari judul hingga daftar pustaka
semoga laporan ini bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik
Kelompok 1 (Moeslem Generation)
1. Muhammad Ananta Buana
2. Muhammad Naufal Saranani
3. Muhammad Riyadh Ma'arif
4. Hamriyana Hamzah
5. Meilinda Sari
6. Aslan Nur
Tugas kelompok Pendidikan Agama Islam SMA. Smg bermanfaat ya :)
Hadist :
- Klasifikasi hadist berdasarkan 3 : bentuk, jumlah sanad, dan kualitas
- Macam-macam hadist pada tiap klasifikasi
- Cara pelestarian hadist
- Sikap dan upaya yang mencerminkan pemahaman hadist
Tugas kelompok biologi SMA
Pteridophyta:
- Ciri umum
- Cara hidup & habitat
- Fase hidup pteridophyta : sporofit dan gametofit
- Sporofit
- Gametofit
- Reproduksi pteridophyta ada 3 macam
- Klasifikasi
Tugas Ekonomi SMA Semoga bermanfaat
Daftar isi :
Pengertian, Ciri, Kelebihan, Kelemahan dari
- Sistem Ekonomi Tradisional
- Sistem Ekonomi Pasar
- Sistem Ekonomi Campuran
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Β
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. I. JUDUL
Laporan Praktikum Elastisitas Bahan
II. TUJUAN
Mengamati elastisitas bahan.
III. DASAR TEORI
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda kembali ke bentuk awalnya segera setelah
gaya yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan (dibebaskan).
1. Hukum Hooke
Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut
akan kembali ke keadaannya semula. Kesimpulannya bahwa sifat elastis pegas
tersebut ada batasnya dan besar gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang
pegas.
Secara matematis, pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
F = Gaya ( N )
K = Konstanta pegas ( N/m )
X = Pertambahan Panjang
2. Pengaruh gaya berat ( W=m.g ) pada suatu benda dapat menyebabkan pertambahan
panjang (βL).
3. Secara matematis, untuk mencari Gaya F dapat ditulis
F = Gaya ( N )
m = Beban ( kg )
m0 = beban awal (kg)
g = Percepatan Gravitasi ( m/s2 )
4. Untuk mencari pertambahan panjang
βL = Pertambahan panjang
L = Panjang
L 0 = Panjang awal
F = βk βx
F=(m-m0)g
βL = L β L 0
3. 5. , maka
F = Gaya ( N )
K = Konstanta pegas ( N/m )
X = Pertambahan Panjang
IV. ALAT β ALAT
1. Statif + Penjepit
2. Mistar 1 meter
3. Beban gantung (macam-macam)
4. Karet ventil
5. Pegas
V. CARA KERJA
1. Susunlah alat-alat di atas sehingga tersusun seperti gambar dibawah ini.
2. Gantungkan sebuah karet pada batang penggantung, kemudian ukurlah panjang karet
bebas (tanpa beban) dengan membaca skala pada mistar dan catatlah pada tabel data
hasil pengamatan sebagai L0. Catat pula masa yang anda gantungkan pada ujung
karet tadi sebagai m0.
Kemudian tambahkan beban secara bertahapp, dari 0,1 kg, 0,15 kg, 0,2 kg, 0,25 kg,
hingga 0,3 kg dan catatlah panjang karet setiap pertambahan 1 beban.
3. Gantungkan sebuah beban di ujung pegas 1, lalu bacalah panjang pegas berbeban
tersebut pada skala mistar dan catat pada Tabel Hasil Pengamatan sebagai L0, catat
juga massa beban yang anda gantungkan pada ujung pegas tadi sebagai m0.
Kemudian tambahkan beban secara bertahapp, dari 0,1 kg, 0,15 kg, 0,2 kg, 0,25 kg,
hingga 0,3 kg dan catatlah panjang karet setiap pertambahan 1 beban.
K =
πΉ
βπ₯
F = βk βx
F
4. 4. Ulangi langkah 3 untuk pegas 2, 2 pegas yang disusun secara seri, dan 2 pegas yang
disusun secara pararel.
5. Buatlah grafik hunbungan antara F dan βl
Apakah bentuk grafik itu?
VI. DATA HASIL PERCOBAAN
1. Karet ventil
l0 = 0,125 m
m0 = 0 kg
No
Beban m
(kg)
m-m0
(kg)
F=(m-m0)g
(N)
l
(m)
βl = (l-l0)
(m)
1 0,05 0,05 0,05 x 10 = 0,5 0,14 0,015
2 0,1 0,1 0,1 x 10 = 1 0,167 0,042
3 0,15 0,15 0,15 x 10 = 1,5 0,206 0,081
4 0,2 0,2 0,2 x 10 = 2 0,26 0,135
5 0,25 0,25 0,25x10 = 2,5 0,317 0,192
6 0,3 0,3 0,3 x 10 = 3 0,37 0,245
2. Pegas 1
l0 = 0,158 m
m0 = 0 kg
No Beban m
(kg)
m-m0
(kg)
F=(m-m0)g
(N)
l
(m)
βl = (l-l0)
(m)
1 0,05 0,05 0,05 x 10 = 0,5 0,16 0,002
2 0,1 0,1 0,1 x 10 = 1 0,19 0,032
3 0,15 0,15 0,15 x 10 = 1,5 0,244 0,086
5. 3. Pegas 2
l0 = 0,159 m
m0 = 0 kg
No Beban m
(kg)
m-m0
(kg)
F=(m-m0)g
(N)
l
(m)
βl = (l-l0)
(m)
1 0,05 0,05 0,05 x 10 = 0,5 0,16 0,001
2 0,1 0,1 0,1 x 10 = 1 0,162 0,003
3 0,15 0,15 0,15 x 10 = 1,5 0,208 0,049
4. Disusun secara seri
l0 = 0,338 m
m0 = 0 kg
No Beban m
(kg)
m-m0
(kg)
F=(m-m0)g
(N)
l
(m)
βl = (l-l0)
(m)
1 0,05 0,05 0,05 x 10 = 0,5 0,341 0,003
2 0,1 0,1 0,1 x 10 = 1 0,403 0,065
3 0,15 0,15 0,15 x 10 = 1,5 0,522 0,184
5. Disusun secara pararel
l0 = 0,16 m
m0 = 0 kg
No Beban m
(kg)
m-m0
(kg)
F=(m-m0)g
(N)
l
(m)
βl = (l-l0)
(m)
1 0,05 0,05 0,05 x 10 = 0,5 0,161 0,001
2 0,1 0,1 0,1 x 10 = 1 0,163 0,003
3 0,15 0,15 0,15 x 10 = 1,5 0,165 0,005
6. VII. PEMBAHASAN
1. Hukum Hooke : gaya-gaya yang bekerja pada pegas berbanding lurus dengan
pertambahan panjang dari keadaan seimbang.
Dalam rumus : βF = C (l β l0)
Apakah grafik yang diperoleh sesuai dengan makna hukum hooke tersebut? Jelaskan!
Jawab : grafik yang diperoleh sesuai dengan makna hukum hooke karena semakin
besar gayanya, pertambahan panjangnya juga semakin besar.
Tetapan (C) pada pegas itu disebut : konstanta/gaya pegas (tetapan pegas/karet)
Dapat ditulis : βF = C βl
C =
βF
βL
Pada percobaan di atas, nilai C pada :
a. Karet Ventil
Data 1 Data 2 Data 3
C =
βF
βL
C =
βF
βL
C =
βF
βL
=
0,5 N
0,015 m
=
1,0 N
0,042 m
=
1,5 N
0,081 m
=33,33 N/m = 23,80 N/m = 18,52 N/m
Data 4 Data 5 Data 6
C =
βF
βL
C =
βF
βL
C =
βF
βL
=
2,0 N
0,135 m
=
2,5 N
0,192 m
=
3,0 N
0,245m
= 14,81 N/m = 13,02 N/m = 12,24 N/m
b. Pada pegas 1
Data 1 Data 2 Data 3
C =
βF
βL
C =
βF
βL
C =
βF
βL
=
0,5 N
0,002 m
=
1,0 N
0,032 m
=
1,5 N
0,086 m
=250 N/m = 31,25 N/m = 17,44 N/m
c. Pada Pegas 2
Data 1 Data 2 Data 3
C =
βF
βL
C =
βF
βL
C =
βF
βL
=
0,5 N
0,001 m
=
1,0 N
0,003 m
=
1,5 N
0,049 m
= 500 N/m = 333,33 N/m = 30,62 N/m
7. 2. Tegangan (π) ialah gaya persatuan luas penampang
π =
πΉ
π΄
3. Regangan (π) ialah penambahan panjang persatuan panjang
π =
βπ
π
4. Modulus Young () ialah perbandingan antara tegangan dan regangan
πΈ =
π
π
5. Bagaimana nilai C apabila pegas disusun seri atau parelel? Apakah tetap atau
berubah?
Berikut data nilai C pada pegas yang disusun seri dan paralel
a. 2 Pegas jika disusun seri
Data 1 Data 2 Data 3
C =
βF
βL
C =
βF
βL
C =
βF
βL
=
0,5 N
0,003 m
=
1,0 N
0,065 m
=
1,5 N
0,184 m
= 166,67 N/m = 15,38 N/m = 8,15 N/m
b. 2 Pegas jika disusun pararel
Data1 Data 2 Data 3
C =
βF
βL
C =
βF
βL
C =
βF
βL
=
0,5 N
0,001 m
=
1,0 N
0,003 m
=
1,5 N
0,005 m
= 500 N/m = 333,33 N/m = 300 N/m
Jadi nilai C pada susunan seri dan paralel berubah.
c. Buatlah kesimpulan nilai C pada seri dan paralel. Dalam bentuk rumus:
Susunan seri
βπ π‘ππ‘ππ =
πΉ
πΆ1
+
πΉ
πΆ2
βπ π‘ππ‘ππ
πΉ
=
1
πΆ1
+
1
πΆ
1
πΆπ‘ππ‘ππ
=
1
πΆ1
+
1
πΆ2
1
πΆπ‘ππ‘ππ
=
1
πΆ1
+
1
πΆ2
+ β―+
1
π π
8. Susunan paralel
πΉπ‘ππ‘ππ = πΉ1 + πΉ2
πΉπ‘ππ‘ππ = βπ ( πΆ1 + πΆ2)
πΉπ‘ππ‘ππ
βπ
= πΆ1 + πΆ2
πΆ ππ‘ππ = πΆ1 + πΆ2
6. Carilah satuan regangan, tegangan, dan modulus Young!
Tegangan
π =
πΉ
π΄
π =
π
π2
π = πππ πππ
Regangan
π =
βπ
π
π =
π
π
π = π‘ππππ ππππ ππ‘π’ππ
Elastisitas
πΈ =
π
π
πΈ =
πΉ
π΄
βπ
π
πΈ =
π
π2
π‘ππππ ππππ ππ‘π’ππ
πΈ =
π
π2
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan di atas kita dapat mengetahui berapa pertambahan panjang dari
pegas, dan pentil,jika diberi beban berat. Jika beban dilepas maka pegas, pentil, dan karet
gelang kembali pada keadaan semula yang dinamakan elastisitas.
k merupakan hasil dari gaya dibagi pertambahan panjang jadi makin panjang suatu
benda, makin besar pertambahan panjangnya. Hubungan antara F dengan βl adalah jika
gaya tarik F tidak melampaui batas elastis pegas maka pertambahan panjang pegas
berbanding lurus dengan gaya tarik F.