SlideShare a Scribd company logo
Hadits Mutawatir
Anggota:
1. Angelika Rizki N. P. (06/XIA2)
2. Fatimah Azzahra (10/XIA2)
3. Nida Iftina Majida (14/XIA2)
4. Roisatul Khoiriyyati (19/XIA2)
5. Sabila Ainun Hasan (20/XIA2)
6. Ummu Khonsa (23/XIA2)
Ditinjau dari segi jumlah perawi yang
meriwayatkan maka hadits terbagi dalam dua
bagian
1. Hadits Mutawatir
2. HaditsAhad
HADITS
MUTAWATTIR
Pengertian
Bahasa
Istilah
Macam
Mutawatir
Lafdhy
Mutawatir
Ma’nawy
Mutawatir AmaliHukum
Nilai
Pendapat ulama
Korelasi
Kitab-kitab
Syarat / Kriteria
PENGERTIAN
~BAHASA : mutawatir isim fa’il dari at-tawatur memilki makna yang
sama dengan mutataabi’ (‫املتتابع‬) yang artinya beriringan, berturut-turut
atau beruntun.
~ISTILAH :
‫ا‬َ‫م‬ُ‫ﻩ‬‫َﺍ‬‫ﻭ‬َ‫ﺭ‬ُ‫ل‬ْ‫ي‬َِ‫َت‬ ُ‫ع‬َْ‫َج‬‫ﺍﻟ‬‫ء‬‫َﺎﺩﺓ‬‫ﻌ‬َ‫و‬َ‫ت‬‫ﺍ‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬‫ى‬‫ﺍ‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ْ‫ل‬
‫ﺍ‬ ِ‫ﻝ‬ََّ‫ﻭ‬َ‫ﺍ‬‫د‬ِ‫ن‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ﺍ‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫َل‬ُ‫ﻩ‬
Hadits mutawatir ialah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi
yang menurut adat, mustahil mereka sepakat untuk berdusta, mulai awal
sampai akhir mata rantai sanad,pada setiap tabaqat (generasi).
Mahmud at-Tahhan dalam bukunya Tafsir fii Mustalah al-Hadits,
menyatakan:
ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬ ‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ ‫ة‬َ‫اد‬َ‫الع‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ُِ‫َت‬ ‫ثر‬َ‫ك‬‫د‬َ‫د‬َ‫ع‬ ُ‫اه‬َ‫و‬َ‫ار‬َ‫م‬ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬
“Hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi secara tradisi”
Menurut Abuu Ya’laa al-Muusilli at-Tamimi, hadits mutawatir adalah:
َْ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ٌ‫ر‬َ‫ب‬َ‫خ‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ِ‫ر‬ِ‫ت‬ ‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َْ‫اْل‬َ‫ف‬َ‫ب‬ ٌ‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫َخ‬‫أ‬ ٍ‫س‬ْ‫و‬ُ‫س‬ِ‫ِف‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫غ‬َ‫ل‬
َ‫و‬َ‫ت‬ ُ‫ة‬َ‫اد‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ُِ‫َت‬ ‫ا‬ً‫غ‬َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫م‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬‫ا‬
“Suatu hadits hasil tanggapan dari panca indera, yang diriwayatkan
oleh sejumlah rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka
berkumpul dan bersepakat dusta”
Dalam ilmu Hadits maksudnya ialah hadits yang
diriwayatkan dengan banyak sanad yang
berlainan rawi-rawinya serta mustahil mereka itu
dapat berkumpul jadi satu untuk berdusta
mengadakan hadits itu.
1.Diriwayatkan Oleh Banyak Perawi
Para perawi hadits mutawatir syaratnya harus berjumlah
banyak. Para ulama hadits mempunyai perbedaan
pendapat tentang menentukan seberapa banyak perawi
yang harus meriwayatkan sebuah hadits sehingga
dikatakan sebagai hadits mutawatir. Dalam hal ini para
ulama’ berbeda pendapat tentang berapa jumlah perawi
minimalnya, ada yang mengatakan minimal 4, 5, 10, 12,
20, 40, dan ada yang mengatakan minimal 70 orang.
Imam As-Suyuthi memilih yang pertama, yakni 10 orang.
SYARAT/KRITERIA
• Abu Bakar al-Sairy menyatakan bahwa hadits ini diriwayatkan
oleh 40 sahabat secara marfu’
• Ibnu Shalkah berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh
62 sahabat, termasuk didalamnya adalah 10 sahabat yang
dijamin masuk Surga.
• Ibrahim al-Haraby dan Abu Bakar al-Bazariy berpendapat
bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 450 sahabat.
• Abu Qasim ibn Manduh berpendapat bahwa hadits ini
diriwayatkan oleh lebih dari 80 (delapan puluh) sahabat.
• Sebagian lagi mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh
lebih dari 100 (seratus) bahkan 200 (duaratus) sahabat.
• Zainuddin Al-Iraqi, hadits ini (selafadz) telah diriwayatkan lebih
dari 70 orang shahabat, tapi yang semakna dengan hadits ini
diriwayatkan oleh 200 orang sahabat sebagaimana yang
dikatakan Imam An-Nawawi.
2.Adanya Keseimbangan Antar Perawi Pada
Thabaqat Pertama Dengan Thabaqat Berikutnya
Artinya jika salah satu dari tingkatan tersebut ada
yang tidak mencapai jumlah minimal yang
ditetapkan, maka sanad tersebut tidak dikatagorikan
sanad mutawatir, tetapi disebut sanad ahad.
3.Mustahil Bersepakat Bohong
Berdasarkan jumlah perawi yang banyak, maka periwayatan
suatu hadits ini secara logika sangat sulit untuk bersepakat
berbohong dalam periwayatannya, karena mengingat bahwa
hadits yang diriwayatkan tersebut dalam jumlah yang
banyak. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kuantitas
bukan merupakan suatu hal yang mutlak ketika hadits
dikatakan mutawatir atau bukan, karena realitas yang ada
sekarang ini para periwayat haditspun masih ada
kemungkinan untuk berbohong dalam periwayatannya.
4. Berdasarkan Tanggapan Pancaindera
Maksudnya adalah berita yang disampaikan itu merupakan hasil dari
sesuatu yang didengar dengan telinga, dilihat dengan mata, dan bukan
merupakan hasil yang disandarkan pada logika atau akal belaka.
Sehingga, apabila berita tersebut merupakan hasil dari pemikiran atau
logika suatu peristiwa dan bukan merupakan hasil istinbath, maka hadits
tersebut tidak dapat dikatakatan sebagai hadits mutawatir. Hadits itu
berdasarkan tanggapan pancaindera, misalnya ungkapan periwayatan :
‫مسعنا‬= Kami mendengar (dari Rasulullah bersabda begini)
‫اينا‬‫ر‬‫او‬‫ملسنا‬ = Kami sentuh atau Kami melihat (Rasulullah melakukan
begini dan seterusnya)
Mutawatir Lafdhy1
Yang dimaksud dengan hadits mutawatir lafdzhi menurut Mahmud at-
Tahhan ialah :
َ‫و‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬‫ﺍ‬َ‫ر‬َ‫ت‬‫َﺍ‬‫ﻭ‬ِ‫ﺭ‬ ْ‫ﺕ‬ٍ‫ظ‬ْ‫ف‬َ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ي‬‫َﺍ‬‫ﻭ‬ِ‫ح‬ٍ‫د‬
“Hadits mutawatir lafzhi ialah hadits yang kemutawatiran perawinya
masih dalam satu lafal”
Menurut Ibnu Sholah yang pendapatnya diikuti Imam An-Nawawi bahwa
hadits mutawatir lafdzi sedikit sekali jumlahnya dan sulit diberikan
MACAM
Menurut Zainuddin Al-Iraqi, hadits ini (selafadz) telah
diriwayatkan lebih dari 70 orang shahabat, tapi yang semakna dengan
hadits ini diriwayatkan oleh 200 orang sahabat sebagaimana yang
dikatakan Imam An-Nawawi.
Jadi jika ditemukan sejumlah besar perawi hadits berkumpul
untuk meriwayatkan dengan berbagai jalan, yang menurut adat
kebiasaan mustahil mereka bersepakat untuk berbuat dusta, maka nilai
yang terkandung di dalamnya termasuk “ilmu yakin” artinya meyakinkan
bagi kita bahwa hadits tersebut telah di sandarkan kepada yang
menyabdakannya, yaitu Rasulullah saw.
Keterangan:
1) Hadits ini diriwayatkan orang dari jalan seratus sahabat Nabi
SAW.
Dalam men-sikapi hadits ini, para ahli berbeda-beda dalam
memberikan komentar, diantaranya ialah:
• Abu Bakar al-Sairy menyatakan bahwa hadits ini diriwayatkan
oleh 40 sahabat secara marfu’
• Ibnu Shalkah berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh
62 sahabat, termasuk didalamnya adalah 10 sahabat yang
dijamin masuk Surga.
• Ibrahim al-Haraby dan Abu Bakar al-Bazariy
berpendapat bahwa hadit ini diriwayatkan oleh 450
sahabat.
• Abu Qasim ibn Manduh berpendapat bahwa hadits ini
diriwayatkan oleh lebih dari 80 (delapan puluh) sahabat.
• Sebagian lagi mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan
oleh lebih dari 100 (seratus) bahkan 200 (duaratus)
sahabat.
2) Lafadz yang orang ceritakan hampir semua
bersamaan dengan contoh tersebut tersebut, diantaranya
ada yang berbunyi begini :
(Ibnu Majah)
Dan ada lagi begini :
(Hakim)
Maknanya semua sama. Perbedaan lafadz itu timbulnya boleh jadi
karena Nabi mengucapkannya beberapa kali.
3) Dari ketiga contoh itu, tahulah kita bahwa
yang dinamakan Mutawatir Lafdzi tidak mesti
lafadznya semua sama betul-betul.
4) Hadits tersebut diriwayatkan oleh
berpuluh-puluh imam ahli hadits, diantaranya:
Bukhari, Muslim, Darimy, Abu Dawud, Ibnu
Majah, Tarmidzi, Ath-Tajalisy, Abu Hanifah,
Thabarani dan Hakim.
Gambaran sanadnya dari 10 imam yang tersebut, kalau kita susun akan terdapat
begini :
Al-bukhari
(1)
Musa
Abu ‘Awanah
Abu Hushain
Abu Shalih
Abu Hurairah
Muslim
(2)
‘Ali Ibn Al-hidjr
‘Ali Ibn Musir
Muhammad Ibn Qais
‘Ali Ibn Rabi’ah
Al-mughirah
Ad-Darimy
(3)
Muhammad Ibn Isa
Haitsam
Abu Zubair
Zabir
Abu Dawud
(4)
‘Amr Ibn ‘Aun
Musaddad
Wabrah
‘Amir
‘Abdullah Ibn Az-
zubair
Az-zubair
Ibnu Majah
(5)
Muhammad Ibn Ramh
Al-laits
Ibnu Shihab
Anas
At-Tirmidzi
(6)
Abu Hisyam
Abu Bakar Ibn
Ajjaz
‘Ashim
Zirr
Ibnu Mas’ud
Ath-Thajalisy
(7)
Abdurrahman
Abi Zinad
Amir Ibn Sa’ied
Utsman
Abu Hanifah
(8)
‘Athijah
Abi Sa’ied Al-
khudri
Ath-Thabarani
(9)
Abu Ishaq
Ibrahim
Nubaith Ibn
Syarieth
Al-hakim
(10)
Abul Fad-l Ibn
Al-husain
Muhammad Ibn A.
Wahhab
Ja’far Ibn ‘Aun
Abu Hajjan
Jazid Ibn Hajjan
Zaid Ibn Arqam
5) Cobalah perhatikan 10 gambaran sanad di atas, diantara rawi-rawinya tidak ada
seorang pun yang sama, semua berlainan.
6) Selain dari hadits tersebut, ada banyak lagi
yang temasuk dalam mutawatir lafdzi,
sebagaimana kata imam Sayuti
Berikut ini disebutkan enam haditst :
َ‫و‬َ‫ف‬ ْ
ِ‫ِت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫م‬ َ‫ع‬َِ‫مس‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫م‬َ‫ا‬ ُ‫هللا‬ َ‫ر‬َ‫ض‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ظ‬ِ‫ف‬َ‫ح‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫اه‬َ‫ع‬(‫اه‬‫و‬‫ر‬
‫الرتميذي‬)
Artinya : Mudah-mudahan Allah akan berbuat
baik kepada orang yang mendengar sabdaku,
lalu ia peliharanya dan menjaganya serta
menyampaikannya (kepada manusia) (HR.
Turmudzi)
(HR. Nasai)
Lanjutan arti
(HR. Thabarani)
( َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫م‬ َ‫َل‬ْ‫س‬ِْ‫اْل‬‫ا‬ً‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫غ‬ُ‫يعوده‬َ‫س‬َ‫و‬ً‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫غ‬‫ا‬(‫الدارمي‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬
Artinya : Sesungguhnya agama Islam itu timbul dengan keadaan asing
dan akan kembali dengan asing (juga) (HR. Darimi)
( ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ق‬ِ‫ل‬ُ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ٌ‫ر‬َّ‫س‬َ‫ي‬ُ‫م‬ ٌ‫ل‬ُ‫ك‬(‫البخاري‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬
Artinya : Tiap-tiap orang dimudahkan kepada apa yang sudah ditakdirkan
baginya (HR. Bukhari)
7) Mutawatir Lafdzi ini sebenarnya tidak termasuk dalam
pembelajaran ilmu haditst, karena rawi-rawi yang menceritakan
haditst itu tidak perlu diperiksa dan dibahas lagi, sebab tida syarat
Mutawatir 37 sudah memadai untuk menetapkan keyakinan kita
akan benarnya dari Nabi SAW.
2 Mutawatir Ma’nawy
ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫م‬َ‫ر‬َ‫ات‬َ‫و‬َ‫ات‬َ‫م‬ْ‫ف‬َ‫ل‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ِ‫ه‬ِ‫ظ‬
“hadits yang mutawatir maknanya, bukan lafalnya”.
Hadits mutawatir yang berasal dari beberapa hadits yang
diriwayatkan dengan lafadz berbeda tetapi apabila dikumpulkan
mempunyai makna umum yang sama.
Ada pula yang mengatakan :
ِ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ ٌ‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ َ‫ل‬ِ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ُ‫ه‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬
َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ف‬َ‫اد‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬ُ‫ع‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ُ‫و‬َ‫و‬ُْ‫م‬ َ‫ع‬ِ‫ائ‬َ‫ق‬َ‫و‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ل‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ً‫ة‬َ‫ف‬ِ‫ل‬َ‫ت‬
ُ‫م‬ ٍ‫ر‬ْ‫َم‬‫أ‬ ِ‫ِف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬ ُ‫ك‬َِ‫رت‬ْ‫ش‬َ‫ت‬ٍَّ‫ّي‬َ‫ع‬
“hadits yang dinukilkan oleh sejumlah orang yang mustahil mereka
sepakat berdusta atau karena kebetulan. Mereka menukilkan
dalam berbagai bentuk, tetapi dalam satu masalah atau
mempunyai titik persamaan”
Contoh(1):
Hadits-hadits tentang mengangkat tangan ketika berdoa:
(HR. Bukhari Muslim)
(H.R. Bukhari)
Menurut penelitian al-Syuyuti Hadits yang semakna dengan
hadits ini telah diriwayatkan dari Nabi sekitar 100 macam
hadits tentang mengangkat tangan ketika berdo’a dalam
berbagai kesempatan. Dan setiap hadits tersebut berbeda
kasusnya dari hadits yang lain. Sedangkan setiap kasus
belum mencapai derajat mutawatir. Namun bisa menjadi
mutawatir karena adanya beberapa jalan dan persamaan
antara hadits-hadits tersebut, yaitu tentang mengangkat
tangan ketika berdo’a.
3 Mutawatir Amaly
Perbuatan dan pengamalan syari’ah islamiyah yang dilakukan Nabi
SAW secara terbuka atau terang-terangan yang kemudian
disaksikan dan diikuti oleh para sahabat. Pendapat para ulama
yang mengatakan bahwa:
َ‫ت‬َ‫و‬ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ر‬َ‫ض‬‫اال‬ِ‫ب‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫الد‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬ِ‫ل‬ُ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬َْ‫ْي‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َْ‫ْي‬َ‫ب‬َ‫ر‬ِ‫ات‬َ‫و‬َّ ِ‫َِّب‬‫ن‬‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬
ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ر‬َ‫َم‬‫أ‬ ْ‫َو‬‫أ‬
“Sesuatu yang diketahui dengan mudah bahwa ia dari agama dan
telah mutawatir dikalangan umat muslim (orang islam) bahwa Nabi
SAW mengajarkannya atau menyuruhnya atau selain itu”.
Contoh:
Hadits yang menjelaskan tentang shalat baik waktu maupun
rakaatnya, tentang haji, tentang zakat dan lain-lain.
Contoh(2):
Salat maghrib tiga rakaat.
Keterangan :
1. Satu riwayat menerangkan, bahwa dalam hadlar (negeri sendiri) nabi
sembahyang tiga rakaat.
2. Satu riwayat menunjukkan, bahwa dalam safar nabi sembahyang maghrib tiga
rakaat.
3. Satu riwayat membayangkan bahwa di Mekkah nabi sembahyang maghrib tiga
rakaat.
4. Satu riwayat mengatakan nabi sembahyang maghrib di
Madinah tiga rakaat.
5. Satu riwayat mengabarkan, bahwa sahabat sembahyang
maghrib tiga rakaat., diketahui oleh nabi. Dll.
~Semua cerita tersebut ceritanya berlainan, tetapi maksudnya satu
yakni menunjukkan dan menetapkan bahwa sembahyang maghrib
itu tiga rakaat~
Mayoritas ulama’ berpendapat bahwa keyakinan yang diperoleh dari
hadits mutawatir, sama kedudukannya dengan keyakinan yang diperoleh
melalui kesaksian langsung dengan panca indra. , oleh karena itu ia
berfaidah sebagai ilmu dharuri (pengetahuan yang mesti diterima),
sehingga membawa keyakinan yang qat’i. oleh karena itu petunjuk yang
diperoleh dari hadits mutawatir wajib dilaksanakan.
HUKUM
Haditst mutawatir itu mengandung nilai “dlaruriy”. Yakni suatu
keharusan bagi manusia untuk mengakui kapasitas kebenaran
suatu haditst, seperti halnya seseorang yang telah menyaksikan
suatu kejadian dengan mata kepala sendiri. Semua haditst
mutawatir bernilai maqbul (dapat diterima sebagai dasar hukum)
dan tidak perlu lagi diselidiki keadaan perawinya.
NILAI
Contoh Secara Umum
Di kalangan para ulama’ terdapat berbagai macam pendapat mengenai hadits
mutawatir ini. Mereka berbeda-beda dalam memberikan tanggapan, sesuai dengan
disiplin ilmu yang mereka miliki, diantaranya adalah :
1.Ahli hadits mutaqaddimin, tidak terlalu mendalam dalam memberikan bahasan,
sebab hadits mutawatir itu pada hakikatnya tidak dimasukkan ke dalam pembahasan
masalah-masalah, seperti:
a.Ilmu Isnad yaitu ilmu matarantai sanad, artinya sebuah disiplin ilmu yang hanya
membahas masalah shahih dan tidaknya, diamalkan dan tidaknya suatu hadits.
b.Ilmu Rijal Al-Hadits, artinya semua pihak yang terkait dengan persoalan
periwayatan hadits dan metode penyampaiannya.
PENDAPATULAMA
Oleh sebab itu, jika status hadits itu mutawatir, maka kebenaran didalamnya
wajib diyakini dan semua isi yang terkandung didalamnya wajib diamalkan,
sekalipun diantara para perawinya orang kafir.
2. Ahli hadits mutaakhirin dan ahli Ushul berpendapat bahwa hadits dapat
disebut dengan mutawatir jika memiliki kriteria-kriteria atau syarat-syarat
sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.
Korelasi hadits Mutawatir dengan kualitas hadits
Sebagian ulama mengatakan bahwa hadits mutawatir hanya dikaji dari segi
jumlah perawinya saja dan tidak tertuju pada kajian kualitas dari perawi
tersebut. Sehingga hadits mutawatir tidak termasuk ke dalam pembahasan
ilmu hadits, ini disebabkan bahwa ilmu hadits menilai shahih atau tidaknya
suatu hadits dilihat dari para perawi dan cara penyampaian periwayatannya.
Sedangkan dalam hadits mutawatir, kualitas pribadi para perawinya tidak
dijadikan acuan atau sasaran pembahasan. Dengan demikian, maka hadits
mutawatir tidak membutuhkan kajian tentang isnad dikarenakan yang
dibutuhkan hadits mutawatir hanya jumlah atau kuantitas bukan kualitas
perawinya.
KORELASI
Ada beberapa riwayat yang ditunjukkan untuk membuktikan bahwa hadits
mutawatir tidak berdasarkan pada kualitas perawi, yaitu riwayat tentang
hadits berdusta atas nama Nabi :
َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫ح‬ ‫ربي‬َ‫الغ‬ ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ُ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ‫د‬َّ‫م‬َُ‫م‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫وح‬َ‫ع‬ ْ‫ّي‬َ‫ص‬ُ‫ح‬ ْ ِ‫َِب‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ة‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ع‬ ْ‫و‬ُ‫َب‬‫أ‬ ‫ا‬‫اِب‬ ْ‫ن‬
ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ِ‫أِب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ح‬ِ‫ال‬َ‫ص‬‫ص‬‫لى‬ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫وسلم‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬َ‫ب‬َ‫ذ‬َ‫ك‬
ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫ع‬ْ‫ق‬َ‫م‬ ْ‫أ‬َّ‫و‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫د‬ِ‫م‬َ‫ع‬َ‫ت‬ُ‫م‬ َّ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ِ‫ر‬‫َّا‬‫ن‬‫ال‬ َ‫ن‬
“Imam Muslim menyatakan, telah menyampaikan kepada kami (dengan
menggunakan metode sama) dari Muhammad bin Ubaid al-Ghobiri, telah
menyampaikan kepada kami dari Abu ‘Awanah dari Husain dari Abi Salih
dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa
berdusta atas namaku secara sengaja, maka bersiap-siaplah menduduki
kedudukannya di dalam neraka” (HR. Muslim)
Hadits tersebut merupakan hadits mutawatir dan berstatus shahih.
Sebagian ulama telah mengumpulkan hadits-hadits mutawatir dalam sebuah kitab
tersendiri. Diantara kitab-kitab tersebut adalah :
• Al-Azhar Al-Mutanatsirah fi Al-Akbar Al-Mutawatirah, karya As-Suyuthi. Dalam
kitab tersebut, As Suyuthi menyusun bab demi bab dan setiap hadits diterangkan
sanad-sanadnya yang dipakai oleh pentakhrijnya.
• Qathf Al-Azhar, karya As-Suyuthi, ringkasan dari kitab diatas.
• Al-La’ali’ Al-Mutanasirah fi Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya Abu Abdillah
Muhammad bin Thulun Ad-Dimasyqi.
KITAB
• Nazm Al-Mutanasirah min Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya
Muhammad bin Ja’far Al-Kattani.
• thaf Dzawil Fadha’il al-Musythahirah bi Maa Waqaa’ min Ziyadah
‘Alaa al-AzharAl-Mutanasirah min Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya
ustadz Syeikh Abdul ‘Aziz al-Ghammari.
• Luqt al-Liaalii Al-Mutanasirah fi Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya Abii
al-Faidh Muhammad Murtadhaa al-Husainii az-Zubaidii al-Misri.

More Related Content

What's hot

Hadits maudhu'
Hadits maudhu'Hadits maudhu'
Hadits maudhu'
Agus Cahyono
 
Hadits Ahad
Hadits AhadHadits Ahad
Hadits Ahad
Azzahra Azzahra
 
Hadis dhaif
Hadis dhaifHadis dhaif
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
Moh Yakub
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Miftah Iqtishoduna
 
Metodologi tafsir
Metodologi tafsirMetodologi tafsir
Metodologi tafsir
Mar'ah Salamah
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)
Ibnu Ahmad
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Azzahra Azzahra
 
PPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan MadaniyahPPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan Madaniyah
rismariszki
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
Mutiara permatasari
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Riana Arum
 
Kodifikasi al quran
Kodifikasi al quranKodifikasi al quran
Kodifikasi al quranNisa Ell
 
Baithul hikmah, peradaban islam yang hilang
Baithul hikmah, peradaban islam yang hilangBaithul hikmah, peradaban islam yang hilang
Baithul hikmah, peradaban islam yang hilang
Anang Dwi Purwanto
 
Power point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyahPower point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyah
rizkyintan
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Holong Marina Ops
 
PERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITSPERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITS
Azzahra Azzahra
 
26.9.2012 hadis maudhu’
26.9.2012   hadis maudhu’26.9.2012   hadis maudhu’
26.9.2012 hadis maudhu’
Angah Rahim
 
Hadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Hadits Dha'if dan Hadits MaudhuHadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Hadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Fakhri Cool
 
pembagian hadits -- ulumul hadits
pembagian hadits  -- ulumul haditspembagian hadits  -- ulumul hadits
pembagian hadits -- ulumul hadits
universitas islam attahiriyah (UNIAT)
 

What's hot (20)

Hadits maudhu'
Hadits maudhu'Hadits maudhu'
Hadits maudhu'
 
Hadits Ahad
Hadits AhadHadits Ahad
Hadits Ahad
 
Hadis dhaif
Hadis dhaifHadis dhaif
Hadis dhaif
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
Metodologi tafsir
Metodologi tafsirMetodologi tafsir
Metodologi tafsir
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
 
PPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan MadaniyahPPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan Madaniyah
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Kodifikasi al quran
Kodifikasi al quranKodifikasi al quran
Kodifikasi al quran
 
Baithul hikmah, peradaban islam yang hilang
Baithul hikmah, peradaban islam yang hilangBaithul hikmah, peradaban islam yang hilang
Baithul hikmah, peradaban islam yang hilang
 
Power point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyahPower point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyah
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
PERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITSPERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITS
 
26.9.2012 hadis maudhu’
26.9.2012   hadis maudhu’26.9.2012   hadis maudhu’
26.9.2012 hadis maudhu’
 
Hadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Hadits Dha'if dan Hadits MaudhuHadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Hadits Dha'if dan Hadits Maudhu
 
pembagian hadits -- ulumul hadits
pembagian hadits  -- ulumul haditspembagian hadits  -- ulumul hadits
pembagian hadits -- ulumul hadits
 

Similar to Hadits mutawattir (without background)

hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptx
RaefanggaAngga
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis
long71
 
Hadits shahih & dhoif
Hadits shahih & dhoifHadits shahih & dhoif
Hadits shahih & dhoif
Muhammad Jamhuri
 
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuudasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
Locked Mount
 
UQ MATERI 10.pdf
UQ  MATERI 10.pdfUQ  MATERI 10.pdf
UQ MATERI 10.pdf
ZahranRafid1
 
Isi ulumul hadist
Isi ulumul hadistIsi ulumul hadist
Isi ulumul hadist
Mar Tabi'ah
 
"139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith""139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith"
Kaminorsabir Kamin
 
MAKALAH HADIST.doc
MAKALAH HADIST.docMAKALAH HADIST.doc
MAKALAH HADIST.doc
NikeNurjanah
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiFakhri Cool
 
Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009Bocah Nakal
 
Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009
Universitas Islam Virtual
 
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Ningsih Wahyu
 
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
caturwibowo83
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Rafi Mariska
 
Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbih
Muhsin Hariyanto
 
Qiraat Sab'ah
Qiraat Sab'ahQiraat Sab'ah
Qiraat Sab'ah
Fauzil Adzim
 
Agama hadits
Agama haditsAgama hadits
Agama haditsIntandea
 
Ulumul hadits 3
Ulumul hadits 3Ulumul hadits 3
Ulumul hadits 3
Doddy Elzha Al Jambary
 
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Abdul Fauzan
 

Similar to Hadits mutawattir (without background) (20)

hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptx
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis
 
Hadits shahih & dhoif
Hadits shahih & dhoifHadits shahih & dhoif
Hadits shahih & dhoif
 
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuudasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
 
UQ MATERI 10.pdf
UQ  MATERI 10.pdfUQ  MATERI 10.pdf
UQ MATERI 10.pdf
 
Isi ulumul hadist
Isi ulumul hadistIsi ulumul hadist
Isi ulumul hadist
 
"139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith""139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith"
 
MAKALAH HADIST.doc
MAKALAH HADIST.docMAKALAH HADIST.doc
MAKALAH HADIST.doc
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 
Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009
 
Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009
 
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
 
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
 
Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbih
 
Qiraat Sab'ah
Qiraat Sab'ahQiraat Sab'ah
Qiraat Sab'ah
 
Agama hadits
Agama haditsAgama hadits
Agama hadits
 
Ulumul hadits 3
Ulumul hadits 3Ulumul hadits 3
Ulumul hadits 3
 
Al hadist (as-sunnah)
Al hadist (as-sunnah)Al hadist (as-sunnah)
Al hadist (as-sunnah)
 
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
 

More from Azzahra Azzahra

ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
Azzahra Azzahra
 
Sejarah Kerajaan Aceh Indonesia
Sejarah Kerajaan Aceh Indonesia Sejarah Kerajaan Aceh Indonesia
Sejarah Kerajaan Aceh Indonesia
Azzahra Azzahra
 
SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Sholahuddin Al Ayyubi
SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Sholahuddin Al AyyubiSKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Sholahuddin Al Ayyubi
SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Sholahuddin Al Ayyubi
Azzahra Azzahra
 
ikhlas dan ridla kepada qodlo' dan qodar
ikhlas dan ridla kepada qodlo' dan qodarikhlas dan ridla kepada qodlo' dan qodar
ikhlas dan ridla kepada qodlo' dan qodar
Azzahra Azzahra
 
PELUANG
PELUANGPELUANG
Utsman bin Affan
Utsman bin AffanUtsman bin Affan
Utsman bin Affan
Azzahra Azzahra
 
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Azzahra Azzahra
 
Akidah akhlaq - adab berpakaian
Akidah akhlaq - adab berpakaianAkidah akhlaq - adab berpakaian
Akidah akhlaq - adab berpakaian
Azzahra Azzahra
 
Bartholomeus Dias
Bartholomeus DiasBartholomeus Dias
Bartholomeus Dias
Azzahra Azzahra
 

More from Azzahra Azzahra (9)

ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
 
Sejarah Kerajaan Aceh Indonesia
Sejarah Kerajaan Aceh Indonesia Sejarah Kerajaan Aceh Indonesia
Sejarah Kerajaan Aceh Indonesia
 
SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Sholahuddin Al Ayyubi
SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Sholahuddin Al AyyubiSKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Sholahuddin Al Ayyubi
SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Sholahuddin Al Ayyubi
 
ikhlas dan ridla kepada qodlo' dan qodar
ikhlas dan ridla kepada qodlo' dan qodarikhlas dan ridla kepada qodlo' dan qodar
ikhlas dan ridla kepada qodlo' dan qodar
 
PELUANG
PELUANGPELUANG
PELUANG
 
Utsman bin Affan
Utsman bin AffanUtsman bin Affan
Utsman bin Affan
 
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
 
Akidah akhlaq - adab berpakaian
Akidah akhlaq - adab berpakaianAkidah akhlaq - adab berpakaian
Akidah akhlaq - adab berpakaian
 
Bartholomeus Dias
Bartholomeus DiasBartholomeus Dias
Bartholomeus Dias
 

Recently uploaded

RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 

Recently uploaded (20)

RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 

Hadits mutawattir (without background)

  • 2. Anggota: 1. Angelika Rizki N. P. (06/XIA2) 2. Fatimah Azzahra (10/XIA2) 3. Nida Iftina Majida (14/XIA2) 4. Roisatul Khoiriyyati (19/XIA2) 5. Sabila Ainun Hasan (20/XIA2) 6. Ummu Khonsa (23/XIA2)
  • 3. Ditinjau dari segi jumlah perawi yang meriwayatkan maka hadits terbagi dalam dua bagian 1. Hadits Mutawatir 2. HaditsAhad
  • 5. PENGERTIAN ~BAHASA : mutawatir isim fa’il dari at-tawatur memilki makna yang sama dengan mutataabi’ (‫املتتابع‬) yang artinya beriringan, berturut-turut atau beruntun. ~ISTILAH : ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ﻩ‬‫َﺍ‬‫ﻭ‬َ‫ﺭ‬ُ‫ل‬ْ‫ي‬َِ‫َت‬ ُ‫ع‬َْ‫َج‬‫ﺍﻟ‬‫ء‬‫َﺎﺩﺓ‬‫ﻌ‬َ‫و‬َ‫ت‬‫ﺍ‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬‫ى‬‫ﺍ‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ْ‫ل‬ ‫ﺍ‬ ِ‫ﻝ‬ََّ‫ﻭ‬َ‫ﺍ‬‫د‬ِ‫ن‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ﺍ‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫َل‬ُ‫ﻩ‬ Hadits mutawatir ialah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi yang menurut adat, mustahil mereka sepakat untuk berdusta, mulai awal sampai akhir mata rantai sanad,pada setiap tabaqat (generasi).
  • 6. Mahmud at-Tahhan dalam bukunya Tafsir fii Mustalah al-Hadits, menyatakan: ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬ ‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ ‫ة‬َ‫اد‬َ‫الع‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ُِ‫َت‬ ‫ثر‬َ‫ك‬‫د‬َ‫د‬َ‫ع‬ ُ‫اه‬َ‫و‬َ‫ار‬َ‫م‬ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ “Hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi secara tradisi” Menurut Abuu Ya’laa al-Muusilli at-Tamimi, hadits mutawatir adalah: َْ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ٌ‫ر‬َ‫ب‬َ‫خ‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ِ‫ر‬ِ‫ت‬ ‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َْ‫اْل‬َ‫ف‬َ‫ب‬ ٌ‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫َخ‬‫أ‬ ٍ‫س‬ْ‫و‬ُ‫س‬ِ‫ِف‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫غ‬َ‫ل‬ َ‫و‬َ‫ت‬ ُ‫ة‬َ‫اد‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ُِ‫َت‬ ‫ا‬ً‫غ‬َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫م‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬‫ا‬ “Suatu hadits hasil tanggapan dari panca indera, yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta”
  • 7. Dalam ilmu Hadits maksudnya ialah hadits yang diriwayatkan dengan banyak sanad yang berlainan rawi-rawinya serta mustahil mereka itu dapat berkumpul jadi satu untuk berdusta mengadakan hadits itu.
  • 8. 1.Diriwayatkan Oleh Banyak Perawi Para perawi hadits mutawatir syaratnya harus berjumlah banyak. Para ulama hadits mempunyai perbedaan pendapat tentang menentukan seberapa banyak perawi yang harus meriwayatkan sebuah hadits sehingga dikatakan sebagai hadits mutawatir. Dalam hal ini para ulama’ berbeda pendapat tentang berapa jumlah perawi minimalnya, ada yang mengatakan minimal 4, 5, 10, 12, 20, 40, dan ada yang mengatakan minimal 70 orang. Imam As-Suyuthi memilih yang pertama, yakni 10 orang. SYARAT/KRITERIA
  • 9. • Abu Bakar al-Sairy menyatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 40 sahabat secara marfu’ • Ibnu Shalkah berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 62 sahabat, termasuk didalamnya adalah 10 sahabat yang dijamin masuk Surga. • Ibrahim al-Haraby dan Abu Bakar al-Bazariy berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 450 sahabat.
  • 10. • Abu Qasim ibn Manduh berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh lebih dari 80 (delapan puluh) sahabat. • Sebagian lagi mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh lebih dari 100 (seratus) bahkan 200 (duaratus) sahabat. • Zainuddin Al-Iraqi, hadits ini (selafadz) telah diriwayatkan lebih dari 70 orang shahabat, tapi yang semakna dengan hadits ini diriwayatkan oleh 200 orang sahabat sebagaimana yang dikatakan Imam An-Nawawi.
  • 11. 2.Adanya Keseimbangan Antar Perawi Pada Thabaqat Pertama Dengan Thabaqat Berikutnya Artinya jika salah satu dari tingkatan tersebut ada yang tidak mencapai jumlah minimal yang ditetapkan, maka sanad tersebut tidak dikatagorikan sanad mutawatir, tetapi disebut sanad ahad.
  • 12. 3.Mustahil Bersepakat Bohong Berdasarkan jumlah perawi yang banyak, maka periwayatan suatu hadits ini secara logika sangat sulit untuk bersepakat berbohong dalam periwayatannya, karena mengingat bahwa hadits yang diriwayatkan tersebut dalam jumlah yang banyak. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kuantitas bukan merupakan suatu hal yang mutlak ketika hadits dikatakan mutawatir atau bukan, karena realitas yang ada sekarang ini para periwayat haditspun masih ada kemungkinan untuk berbohong dalam periwayatannya.
  • 13. 4. Berdasarkan Tanggapan Pancaindera Maksudnya adalah berita yang disampaikan itu merupakan hasil dari sesuatu yang didengar dengan telinga, dilihat dengan mata, dan bukan merupakan hasil yang disandarkan pada logika atau akal belaka. Sehingga, apabila berita tersebut merupakan hasil dari pemikiran atau logika suatu peristiwa dan bukan merupakan hasil istinbath, maka hadits tersebut tidak dapat dikatakatan sebagai hadits mutawatir. Hadits itu berdasarkan tanggapan pancaindera, misalnya ungkapan periwayatan : ‫مسعنا‬= Kami mendengar (dari Rasulullah bersabda begini) ‫اينا‬‫ر‬‫او‬‫ملسنا‬ = Kami sentuh atau Kami melihat (Rasulullah melakukan begini dan seterusnya)
  • 14. Mutawatir Lafdhy1 Yang dimaksud dengan hadits mutawatir lafdzhi menurut Mahmud at- Tahhan ialah : َ‫و‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬‫ﺍ‬َ‫ر‬َ‫ت‬‫َﺍ‬‫ﻭ‬ِ‫ﺭ‬ ْ‫ﺕ‬ٍ‫ظ‬ْ‫ف‬َ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ي‬‫َﺍ‬‫ﻭ‬ِ‫ح‬ٍ‫د‬ “Hadits mutawatir lafzhi ialah hadits yang kemutawatiran perawinya masih dalam satu lafal” Menurut Ibnu Sholah yang pendapatnya diikuti Imam An-Nawawi bahwa hadits mutawatir lafdzi sedikit sekali jumlahnya dan sulit diberikan MACAM
  • 15. Menurut Zainuddin Al-Iraqi, hadits ini (selafadz) telah diriwayatkan lebih dari 70 orang shahabat, tapi yang semakna dengan hadits ini diriwayatkan oleh 200 orang sahabat sebagaimana yang dikatakan Imam An-Nawawi. Jadi jika ditemukan sejumlah besar perawi hadits berkumpul untuk meriwayatkan dengan berbagai jalan, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka bersepakat untuk berbuat dusta, maka nilai yang terkandung di dalamnya termasuk “ilmu yakin” artinya meyakinkan bagi kita bahwa hadits tersebut telah di sandarkan kepada yang menyabdakannya, yaitu Rasulullah saw.
  • 16.
  • 17. Keterangan: 1) Hadits ini diriwayatkan orang dari jalan seratus sahabat Nabi SAW. Dalam men-sikapi hadits ini, para ahli berbeda-beda dalam memberikan komentar, diantaranya ialah: • Abu Bakar al-Sairy menyatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 40 sahabat secara marfu’ • Ibnu Shalkah berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 62 sahabat, termasuk didalamnya adalah 10 sahabat yang dijamin masuk Surga.
  • 18. • Ibrahim al-Haraby dan Abu Bakar al-Bazariy berpendapat bahwa hadit ini diriwayatkan oleh 450 sahabat. • Abu Qasim ibn Manduh berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh lebih dari 80 (delapan puluh) sahabat. • Sebagian lagi mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh lebih dari 100 (seratus) bahkan 200 (duaratus) sahabat.
  • 19. 2) Lafadz yang orang ceritakan hampir semua bersamaan dengan contoh tersebut tersebut, diantaranya ada yang berbunyi begini :
  • 21. Dan ada lagi begini : (Hakim) Maknanya semua sama. Perbedaan lafadz itu timbulnya boleh jadi karena Nabi mengucapkannya beberapa kali.
  • 22. 3) Dari ketiga contoh itu, tahulah kita bahwa yang dinamakan Mutawatir Lafdzi tidak mesti lafadznya semua sama betul-betul. 4) Hadits tersebut diriwayatkan oleh berpuluh-puluh imam ahli hadits, diantaranya: Bukhari, Muslim, Darimy, Abu Dawud, Ibnu Majah, Tarmidzi, Ath-Tajalisy, Abu Hanifah, Thabarani dan Hakim.
  • 23. Gambaran sanadnya dari 10 imam yang tersebut, kalau kita susun akan terdapat begini : Al-bukhari (1) Musa Abu ‘Awanah Abu Hushain Abu Shalih Abu Hurairah Muslim (2) ‘Ali Ibn Al-hidjr ‘Ali Ibn Musir Muhammad Ibn Qais ‘Ali Ibn Rabi’ah Al-mughirah Ad-Darimy (3) Muhammad Ibn Isa Haitsam Abu Zubair Zabir Abu Dawud (4) ‘Amr Ibn ‘Aun Musaddad Wabrah ‘Amir ‘Abdullah Ibn Az- zubair Az-zubair Ibnu Majah (5) Muhammad Ibn Ramh Al-laits Ibnu Shihab Anas At-Tirmidzi (6) Abu Hisyam Abu Bakar Ibn Ajjaz ‘Ashim Zirr Ibnu Mas’ud Ath-Thajalisy (7) Abdurrahman Abi Zinad Amir Ibn Sa’ied Utsman Abu Hanifah (8) ‘Athijah Abi Sa’ied Al- khudri Ath-Thabarani (9) Abu Ishaq Ibrahim Nubaith Ibn Syarieth Al-hakim (10) Abul Fad-l Ibn Al-husain Muhammad Ibn A. Wahhab Ja’far Ibn ‘Aun Abu Hajjan Jazid Ibn Hajjan Zaid Ibn Arqam 5) Cobalah perhatikan 10 gambaran sanad di atas, diantara rawi-rawinya tidak ada seorang pun yang sama, semua berlainan.
  • 24. 6) Selain dari hadits tersebut, ada banyak lagi yang temasuk dalam mutawatir lafdzi, sebagaimana kata imam Sayuti Berikut ini disebutkan enam haditst : َ‫و‬َ‫ف‬ ْ ِ‫ِت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫م‬ َ‫ع‬َِ‫مس‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫م‬َ‫ا‬ ُ‫هللا‬ َ‫ر‬َ‫ض‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ظ‬ِ‫ف‬َ‫ح‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫اه‬َ‫ع‬(‫اه‬‫و‬‫ر‬ ‫الرتميذي‬) Artinya : Mudah-mudahan Allah akan berbuat baik kepada orang yang mendengar sabdaku, lalu ia peliharanya dan menjaganya serta menyampaikannya (kepada manusia) (HR. Turmudzi)
  • 25.
  • 27.
  • 29.
  • 30. ( َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫م‬ َ‫َل‬ْ‫س‬ِْ‫اْل‬‫ا‬ً‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫غ‬ُ‫يعوده‬َ‫س‬َ‫و‬ً‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫غ‬‫ا‬(‫الدارمي‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ Artinya : Sesungguhnya agama Islam itu timbul dengan keadaan asing dan akan kembali dengan asing (juga) (HR. Darimi) ( ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ق‬ِ‫ل‬ُ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ٌ‫ر‬َّ‫س‬َ‫ي‬ُ‫م‬ ٌ‫ل‬ُ‫ك‬(‫البخاري‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ Artinya : Tiap-tiap orang dimudahkan kepada apa yang sudah ditakdirkan baginya (HR. Bukhari)
  • 31. 7) Mutawatir Lafdzi ini sebenarnya tidak termasuk dalam pembelajaran ilmu haditst, karena rawi-rawi yang menceritakan haditst itu tidak perlu diperiksa dan dibahas lagi, sebab tida syarat Mutawatir 37 sudah memadai untuk menetapkan keyakinan kita akan benarnya dari Nabi SAW.
  • 32. 2 Mutawatir Ma’nawy ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫م‬َ‫ر‬َ‫ات‬َ‫و‬َ‫ات‬َ‫م‬ْ‫ف‬َ‫ل‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ِ‫ه‬ِ‫ظ‬ “hadits yang mutawatir maknanya, bukan lafalnya”. Hadits mutawatir yang berasal dari beberapa hadits yang diriwayatkan dengan lafadz berbeda tetapi apabila dikumpulkan mempunyai makna umum yang sama.
  • 33. Ada pula yang mengatakan : ِ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ ٌ‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ َ‫ل‬ِ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ُ‫ه‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ف‬َ‫اد‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬ُ‫ع‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ُ‫و‬َ‫و‬ُْ‫م‬ َ‫ع‬ِ‫ائ‬َ‫ق‬َ‫و‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ل‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ً‫ة‬َ‫ف‬ِ‫ل‬َ‫ت‬ ُ‫م‬ ٍ‫ر‬ْ‫َم‬‫أ‬ ِ‫ِف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬ ُ‫ك‬َِ‫رت‬ْ‫ش‬َ‫ت‬ٍَّ‫ّي‬َ‫ع‬ “hadits yang dinukilkan oleh sejumlah orang yang mustahil mereka sepakat berdusta atau karena kebetulan. Mereka menukilkan dalam berbagai bentuk, tetapi dalam satu masalah atau mempunyai titik persamaan”
  • 34. Contoh(1): Hadits-hadits tentang mengangkat tangan ketika berdoa: (HR. Bukhari Muslim)
  • 36. Menurut penelitian al-Syuyuti Hadits yang semakna dengan hadits ini telah diriwayatkan dari Nabi sekitar 100 macam hadits tentang mengangkat tangan ketika berdo’a dalam berbagai kesempatan. Dan setiap hadits tersebut berbeda kasusnya dari hadits yang lain. Sedangkan setiap kasus belum mencapai derajat mutawatir. Namun bisa menjadi mutawatir karena adanya beberapa jalan dan persamaan antara hadits-hadits tersebut, yaitu tentang mengangkat tangan ketika berdo’a.
  • 37. 3 Mutawatir Amaly Perbuatan dan pengamalan syari’ah islamiyah yang dilakukan Nabi SAW secara terbuka atau terang-terangan yang kemudian disaksikan dan diikuti oleh para sahabat. Pendapat para ulama yang mengatakan bahwa: َ‫ت‬َ‫و‬ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ر‬َ‫ض‬‫اال‬ِ‫ب‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫الد‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬ِ‫ل‬ُ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬َْ‫ْي‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َْ‫ْي‬َ‫ب‬َ‫ر‬ِ‫ات‬َ‫و‬َّ ِ‫َِّب‬‫ن‬‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ر‬َ‫َم‬‫أ‬ ْ‫َو‬‫أ‬ “Sesuatu yang diketahui dengan mudah bahwa ia dari agama dan telah mutawatir dikalangan umat muslim (orang islam) bahwa Nabi SAW mengajarkannya atau menyuruhnya atau selain itu”.
  • 38. Contoh: Hadits yang menjelaskan tentang shalat baik waktu maupun rakaatnya, tentang haji, tentang zakat dan lain-lain.
  • 39. Contoh(2): Salat maghrib tiga rakaat. Keterangan : 1. Satu riwayat menerangkan, bahwa dalam hadlar (negeri sendiri) nabi sembahyang tiga rakaat. 2. Satu riwayat menunjukkan, bahwa dalam safar nabi sembahyang maghrib tiga rakaat. 3. Satu riwayat membayangkan bahwa di Mekkah nabi sembahyang maghrib tiga rakaat.
  • 40. 4. Satu riwayat mengatakan nabi sembahyang maghrib di Madinah tiga rakaat. 5. Satu riwayat mengabarkan, bahwa sahabat sembahyang maghrib tiga rakaat., diketahui oleh nabi. Dll. ~Semua cerita tersebut ceritanya berlainan, tetapi maksudnya satu yakni menunjukkan dan menetapkan bahwa sembahyang maghrib itu tiga rakaat~
  • 41. Mayoritas ulama’ berpendapat bahwa keyakinan yang diperoleh dari hadits mutawatir, sama kedudukannya dengan keyakinan yang diperoleh melalui kesaksian langsung dengan panca indra. , oleh karena itu ia berfaidah sebagai ilmu dharuri (pengetahuan yang mesti diterima), sehingga membawa keyakinan yang qat’i. oleh karena itu petunjuk yang diperoleh dari hadits mutawatir wajib dilaksanakan. HUKUM
  • 42. Haditst mutawatir itu mengandung nilai “dlaruriy”. Yakni suatu keharusan bagi manusia untuk mengakui kapasitas kebenaran suatu haditst, seperti halnya seseorang yang telah menyaksikan suatu kejadian dengan mata kepala sendiri. Semua haditst mutawatir bernilai maqbul (dapat diterima sebagai dasar hukum) dan tidak perlu lagi diselidiki keadaan perawinya. NILAI
  • 44.
  • 45.
  • 46. Di kalangan para ulama’ terdapat berbagai macam pendapat mengenai hadits mutawatir ini. Mereka berbeda-beda dalam memberikan tanggapan, sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka miliki, diantaranya adalah : 1.Ahli hadits mutaqaddimin, tidak terlalu mendalam dalam memberikan bahasan, sebab hadits mutawatir itu pada hakikatnya tidak dimasukkan ke dalam pembahasan masalah-masalah, seperti: a.Ilmu Isnad yaitu ilmu matarantai sanad, artinya sebuah disiplin ilmu yang hanya membahas masalah shahih dan tidaknya, diamalkan dan tidaknya suatu hadits. b.Ilmu Rijal Al-Hadits, artinya semua pihak yang terkait dengan persoalan periwayatan hadits dan metode penyampaiannya. PENDAPATULAMA
  • 47. Oleh sebab itu, jika status hadits itu mutawatir, maka kebenaran didalamnya wajib diyakini dan semua isi yang terkandung didalamnya wajib diamalkan, sekalipun diantara para perawinya orang kafir. 2. Ahli hadits mutaakhirin dan ahli Ushul berpendapat bahwa hadits dapat disebut dengan mutawatir jika memiliki kriteria-kriteria atau syarat-syarat sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.
  • 48. Korelasi hadits Mutawatir dengan kualitas hadits Sebagian ulama mengatakan bahwa hadits mutawatir hanya dikaji dari segi jumlah perawinya saja dan tidak tertuju pada kajian kualitas dari perawi tersebut. Sehingga hadits mutawatir tidak termasuk ke dalam pembahasan ilmu hadits, ini disebabkan bahwa ilmu hadits menilai shahih atau tidaknya suatu hadits dilihat dari para perawi dan cara penyampaian periwayatannya. Sedangkan dalam hadits mutawatir, kualitas pribadi para perawinya tidak dijadikan acuan atau sasaran pembahasan. Dengan demikian, maka hadits mutawatir tidak membutuhkan kajian tentang isnad dikarenakan yang dibutuhkan hadits mutawatir hanya jumlah atau kuantitas bukan kualitas perawinya. KORELASI
  • 49. Ada beberapa riwayat yang ditunjukkan untuk membuktikan bahwa hadits mutawatir tidak berdasarkan pada kualitas perawi, yaitu riwayat tentang hadits berdusta atas nama Nabi : َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫ح‬ ‫ربي‬َ‫الغ‬ ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ُ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ‫د‬َّ‫م‬َُ‫م‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫وح‬َ‫ع‬ ْ‫ّي‬َ‫ص‬ُ‫ح‬ ْ ِ‫َِب‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ة‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ع‬ ْ‫و‬ُ‫َب‬‫أ‬ ‫ا‬‫اِب‬ ْ‫ن‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ِ‫أِب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ح‬ِ‫ال‬َ‫ص‬‫ص‬‫لى‬ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫وسلم‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬َ‫ب‬َ‫ذ‬َ‫ك‬ ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫ع‬ْ‫ق‬َ‫م‬ ْ‫أ‬َّ‫و‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫د‬ِ‫م‬َ‫ع‬َ‫ت‬ُ‫م‬ َّ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ِ‫ر‬‫َّا‬‫ن‬‫ال‬ َ‫ن‬ “Imam Muslim menyatakan, telah menyampaikan kepada kami (dengan menggunakan metode sama) dari Muhammad bin Ubaid al-Ghobiri, telah menyampaikan kepada kami dari Abu ‘Awanah dari Husain dari Abi Salih dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa berdusta atas namaku secara sengaja, maka bersiap-siaplah menduduki kedudukannya di dalam neraka” (HR. Muslim) Hadits tersebut merupakan hadits mutawatir dan berstatus shahih.
  • 50. Sebagian ulama telah mengumpulkan hadits-hadits mutawatir dalam sebuah kitab tersendiri. Diantara kitab-kitab tersebut adalah : • Al-Azhar Al-Mutanatsirah fi Al-Akbar Al-Mutawatirah, karya As-Suyuthi. Dalam kitab tersebut, As Suyuthi menyusun bab demi bab dan setiap hadits diterangkan sanad-sanadnya yang dipakai oleh pentakhrijnya. • Qathf Al-Azhar, karya As-Suyuthi, ringkasan dari kitab diatas. • Al-La’ali’ Al-Mutanasirah fi Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya Abu Abdillah Muhammad bin Thulun Ad-Dimasyqi. KITAB
  • 51. • Nazm Al-Mutanasirah min Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya Muhammad bin Ja’far Al-Kattani. • thaf Dzawil Fadha’il al-Musythahirah bi Maa Waqaa’ min Ziyadah ‘Alaa al-AzharAl-Mutanasirah min Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya ustadz Syeikh Abdul ‘Aziz al-Ghammari. • Luqt al-Liaalii Al-Mutanasirah fi Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya Abii al-Faidh Muhammad Murtadhaa al-Husainii az-Zubaidii al-Misri.