SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Fisika sebagai bagian dari sains memiliki
peranan yang penting dalam menunjang
keberhasilan untuk menciptakan keberhasilan
baru yang diaplikasikan pada berbagai
pengalaman manusia dalam skala luas dan
mendorong pengembanagan teknologi. Fisika
merupakan jantung informasi baru dan yang
menyebabkan pesatnya perkembangan
teknologi sehingga mengubah kehidupan kita
dalam dekade terkahir. Pandangan fisika
sebagai mata pelajaran secara global, sungguh
luar biasa sukses dalam sejumlah bidang,
menyediakan secara instan metode lebih
generik dalam analisis menyelesaikan masalah
kompleks dalam kehidupan manusia. Namun,
fisika sebagai mata pelajaran di sekolah belum
mendapat respon atau tanggapan yang baik
dari peserta didik. Sehingga, berdasarkan
pendapat Euler (2004) fisikawan, guru, bahkan
peminat fisika umumnya mempunyai masalah
yang sangat besar dalam upaya menyajikan
fisika secara lebih bermakna dan membuat
generasi muda lebih tertarik dalam belajar
fisika.
Para pendidik fisika, baik di sekolah menengah
ataupun perguruan tinggi menghadapi
kenyataan bahwa fisika merupakan mata
pelajaran yang tidak menarik dan tidak
diminati sebab materi-materi fisika dianggap
sulit, salah satunya merupakan topik fisika
modern atau fisika kuantum. Dipihak lain,
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan hasil dari penelitian dan
pengembanagan ilmu fisika, terutama topik
tersebut (Zollman, 2002). Fisika kuantum
sebenarnya dapat menjadi suatu bidang kajian
yang sangat menarik bagi siswa, namun
kebanyakan mereka menganggap fisika
kuantum merupakan materi fisika yang sangat
abstrak dan secara konseptual sulit dipahami
(Asikainen et.al, 2005).
Kesulitan dalam memahami konsep ini
disebabkan karena materi fisika memiliki
keberagaman tingkat kesukaran, sehingga
memungkinkan terjadinya kesalahan
penafsiran terhadap materi atau konsep.
Kesalahan dalam penafsir inilah yang
menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi.
Menurut Brown, miskonsepsi didefenisikan
sebagai suatu pandangan yang naif, suatu
gagasan yang tidak cocok dengan pengertian
ilmiah yang sekarang diterima
(Dahar,1996:63). Terkait dengan pengertian
miskonsepsi, “misconception is inaccurate
understanding of a concept, misuse of a
concept name, wrong classification of concept
examples, confusion between different
concepts, improper hierarchical relationships,
over and under generalizing of a concept.”
(Fowler & Jaoude, 1987:183). Dengan
demikian, miskonsepsi dapat diartikan
ketidaksesuaian konsep yang dipahami dengan
konsep yang sebenarnya.
Sumber kesalahan dalam memahami sebuah
konsep dapat bersumber dari penafsiran awal
siswa yang salah atau kesalahan yang terjadi
pada guru ditularka kepada siswa, sebab
penyampaian informasi dan pemahaman
konsep yang benar dari guru akan
menghasilkan informasi dan pemahaman
konsep yang benar pula bagi siswa. Jika pada
awalnya informasi yang diterima oleh siswa
sudah salah maka siswa selamanya akan
memahami hal-hal yang salah. Terkadang,
penyampaian informasi dan konsep yang benar
pula belum tentu dapat diterima sebagai
informasi dan konsep yang benar, terlebih lagi
jika informasi dan konsep yang disampaikan
salah. Oleh karena itu, untuk meminimalisir
terjadinya miskonsepsi yang sama pada siswa
maka perlu dilakukan review dari jurnal-jurnal
terkait dengan analisis pemahaman konsep
siswa atau miskonsepsi siswa pada materi
gejala kuantum (fisika kuantum).
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kajian review dari jurnal-
jurnal yang relevan terkait dengan pemahaman
konsep siswa pada materi gajala kuantum
(fisika kuantum), maka dapat diperoleh
perbandingan hasil dari jurnal tersebut sebagai
berikut
Identitas Jurnal Tujuan Temuan
Jurnal 1
Judul: Analisis
MiskonsepsiFisika Siswa
Dalam Menjawab
Soal Ujian Nasional Sma
Di Kabupaten Buton.
Penulis: Halimin, Heri dan
Retnawati
Tahun : 2015
Metode penelitian:
penelitian deskriptif
dengan pendekatan
kuantitatif dengan teknik
analisis data menggunakan
instrumen tes.
1. Mengidentifikasi
miskonsepsi fisika siswa
dalam menjawab soal
Ujian Nasional SMA di
Kabupaten Buton,
2. Mengidentifikasi materi
yang paling dominan
terjadi miskonsepsi fisika
siswa dalam menjawab
soal Ujian Nasional SMA
di Kabupaten Buton
1. Persentase jawaban benar siswa dalam menjawab
soal Ujian Nasional adalah hanya sebesar 32,10%.
67,90% sisanya adalah merupakan jawaban yang
salah. Hal ini menujukkan bahwa kemampuan siswa
dalam menjawab soal ujian nasional masih sangat
rendah.
2. Secara rinci, dapat dijabarkan bahwa dari 32,10%
siswa yang menjawab benar UN, 17,76%
disebabkan karena siswa paham konsep, 10,59%
siswa hanya memahami sebagian konsep saja, dan
11,70% siswa tidak yakin dengan jawaban yang
diberikan (faktor keberuntungan).
3. 67,90% siswa yang menjawab salah dalam UN,
28,79% disebabkan miskonsepsi, 28,57% siswa
memahami sebagian konsep saja, dan 10,54% siswa
tidak paham konsep.
4. Secara proporsional berdasarkan butir soal, materi
teori atom adalah materi dengan tingkat
miskonsepsi yang paling besar di mana soal tentang
materi ini termuat dalam butir soalnomor 30 dengan
proporsi miskonsepsi sebesar 53,72%.
5. Konsep efek foto listrik merupakan materi dengan
tingkat miskonsepsi yang terbesar ke dua dimana
soal tentang materi ini termuat dalam butir nomor
31dengan proporsi miskonsepsi sebesar 51,06%.
6. Hukum kekekalan energi mekanik merupakan
materi tingkat miskonsepsi terbesar ketiga yaitu
sebesar 45,74% yang termuat pada soal nomor
sembilan.
Jurnal 2
Judul: Pemahaman
Mahasiswa Tentang Efek
Fotolistrik.
Penulis: Siswoyo
Tahun: 2015
Metode penelitian:
Penelitian Deskriptif
dengan teknik analisis data
survey
1. Mengidentifikasi
pemahaman
mahasiswa pada materi
efek fotolistrik.
1. Berdasarkan hasil survey ternyata semua
mahasiswa menyatakan bahwa mereka
mengetahui PhET tentang Efek Fotolistrik sejak
kuliah. Hal ini menunjukkan bahwa selama di
SMA mereka tidak mengenal pembelajaran efek
fotolistrik dengan menggunakan PhET Interactive
Simulation.
2. masih banyak sekali mahasiswa yang gagal
mendefiniskan efek fotolistrik dengan benar.
Hanya 23% dari responden yang mendefinisikan
dengan benar sedangkan sebanyak 57 % salah
dalam mendefinisikan efek fotolistrik, dan 20%
sisanya tidak mampu mendefinisikan (tidak
memberi jawaban).
3. Berdasarkan survey, 76% responden sudah dapat
menentukan kondisi atau keadaan ketika
intensitas sumber cahaya, frekuensi atau panjang
gelombang dan beda potensional semuanya sama
dengan nol, sedangkan 24% responden menjawab
salah.
4. Berdasarkan hasil survey hanya 53% responden
yang menjawab benar tentang pengaruh
perubahan frekuensi terhadap jumlah elektron
yang keluar, tetapi sebagian besar hanya
menyatakan bahwa elektron yang keluar
bertambah banyak, sedangkan sebanyak 47%
responden menjawab salah.
5. Berdasarkan hasil survey hanya 8% responden
yang menjawab benar tentang grafik hubungan
antara frekuensi dan energi kinetik, sedangkan
92% menjawab salah.
6. Berdasarkan hasil survey hanya 5% responden
yang menjawab benar terkait dengan grafik
hubungan arus dengan beda potensial (intensitas
dan beda potensial konstan, frekuensi diubah).
7. Berdasarkan hasil survey hanya 5% responden
yang menjawab benarterkait grafik hubungan arus
terhadap intensitas cahaya.
8. Berdasarkan hasil survey hanya 3 % rensponden
yang menjawab benar terkait dengan grafik
hubungan kuat arus terhadap beda potensial
(frekuensi dan intensitas tetap, beda potensial
diubah).
9. Berdasarkan hasil survey hanya 2% responden
yang dapat menjawab dengan benar dalam
menjelaskan peristiwa yang terjadi pada setiap
grafik dengan variabel tertentu.
10. Mahasiswa masih salah dalam menggambarkan
grafik stoping potensial
Informasi yang diperoleh berdasarkan jurnal 1
yaitu kemampuan siswa dalam menjawab soal
ujian masih rendah, hal ini terbukti karena
masih banyak siswa yang menjawab salah
dalam ujian nasional. Persentase jawaban
benar siswa dalam menjawab soal Ujian
Nasional hanya sebesar 32,10%. 67,90%
sisanya adalah merupakan jawaban yang salah.
Secara rinci, dapat dijabarkan bahwa dari
32,10% siswa yang menjawab benar UN,
17,76% disebabkan karena siswa paham
konsep, 10,59% siswa hanya memahami
sebagian konsep saja, dan 11,70% siswa tidak
yakin dengan jawaban yang diberikan (faktor
keberuntungan). Sedangkan, 67,90% siswa
yang menjawab salah dalam UN, 28,79%
disebabkan miskonsepsi, 28,57% siswa
memahami sebagian konsep saja, dan 10,54%
siswa tidak paham konsep. Miskonsepsi dalam
menyelesaikan soal fisika dikategorikan
berdasarkan materi tes dalam isi fisika antara
lain: miskonsepsi atas fakta fisika, konsep
dasar fisika, penerapan konsep atas prinsip
fisika, penerapan konsep atas hukum fisika,
penerapan konsep atas teori fisika, penerapan
konsep untuk membuat hipotesis fisika dan
penerapan konsep atas model fisika. Instrumen
dalam penelitian ini disusun berdasarkan
standar kompetensi lulusan
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Asikainen, M., dkk. (2005). A Novel Quantum
Physics Course for Physics Teacher:
Theoretical Background. The report of
cooperation project between Univercities
of Joensuu and Helsinki.
Dahar, R.W., (1996). Teori-teori belajar.
Jakarta: Erlangga.
Euler, M. (2004). The role of experiment in
the teaching and learning physics.
Proceedings of the international school
of physics “Enrico Fermi’. Italia: IOS
Press.
Fowler, T.W & Jaoude, S.B (1983).Using
hierarchical concepts/proposition maps to plan
instructions that addresses existing and
potential student misunderstanding in science.
In Proceedings of the Second International
Seminar on Misconceptions and Educational
Stategies In Science and Mathematics.1,182-
186.
Zollman, D.A., Rebello, N.S. and Hong, K.
(2002). Quantum mechanics for everyone:
hands on activities integrated with technology.
Am. J. Phys. 70(3):252-259.

More Related Content

What's hot

makalah prosiding ilmiah
makalah prosiding ilmiahmakalah prosiding ilmiah
makalah prosiding ilmiahyunita97544748
 
Presentasi hasil STM
Presentasi hasil STMPresentasi hasil STM
Presentasi hasil STMmeghawhati
 
Jurnal chandra harefa (5115080257)
Jurnal chandra harefa (5115080257)Jurnal chandra harefa (5115080257)
Jurnal chandra harefa (5115080257)andiar7
 
Laporan Akhir Minat Mahasiswa(i) Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Terhadap Mata Kuli...
Laporan Akhir Minat Mahasiswa(i) Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Terhadap Mata Kuli...Laporan Akhir Minat Mahasiswa(i) Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Terhadap Mata Kuli...
Laporan Akhir Minat Mahasiswa(i) Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Terhadap Mata Kuli...-
 
Inovasi pembelajaran berbasis ketrampilan generik
Inovasi pembelajaran berbasis ketrampilan generikInovasi pembelajaran berbasis ketrampilan generik
Inovasi pembelajaran berbasis ketrampilan generikAjeng Rizki Rahmawati
 
Jurnal chandra harefa (5115080257)
Jurnal chandra harefa (5115080257)Jurnal chandra harefa (5115080257)
Jurnal chandra harefa (5115080257)andiar7
 
Jurnal chandra harefa (5115080257)
Jurnal chandra harefa (5115080257)Jurnal chandra harefa (5115080257)
Jurnal chandra harefa (5115080257)andiar7
 

What's hot (14)

makalah prosiding ilmiah
makalah prosiding ilmiahmakalah prosiding ilmiah
makalah prosiding ilmiah
 
Jurnal Pictorial Riddle
Jurnal Pictorial RiddleJurnal Pictorial Riddle
Jurnal Pictorial Riddle
 
Presentasi hasil STM
Presentasi hasil STMPresentasi hasil STM
Presentasi hasil STM
 
Ipi32246
Ipi32246Ipi32246
Ipi32246
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
4201411114
42014111144201411114
4201411114
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Jurnal chandra harefa (5115080257)
Jurnal chandra harefa (5115080257)Jurnal chandra harefa (5115080257)
Jurnal chandra harefa (5115080257)
 
Laporan Akhir Minat Mahasiswa(i) Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Terhadap Mata Kuli...
Laporan Akhir Minat Mahasiswa(i) Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Terhadap Mata Kuli...Laporan Akhir Minat Mahasiswa(i) Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Terhadap Mata Kuli...
Laporan Akhir Minat Mahasiswa(i) Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Terhadap Mata Kuli...
 
Inovasi pembelajaran berbasis ketrampilan generik
Inovasi pembelajaran berbasis ketrampilan generikInovasi pembelajaran berbasis ketrampilan generik
Inovasi pembelajaran berbasis ketrampilan generik
 
Metode q
Metode qMetode q
Metode q
 
Jurnal chandra harefa (5115080257)
Jurnal chandra harefa (5115080257)Jurnal chandra harefa (5115080257)
Jurnal chandra harefa (5115080257)
 
Jurnal chandra harefa (5115080257)
Jurnal chandra harefa (5115080257)Jurnal chandra harefa (5115080257)
Jurnal chandra harefa (5115080257)
 

Similar to Lporan

Jurnal Artikel Muhammad Badrussya ban.docx
Jurnal Artikel Muhammad Badrussya ban.docxJurnal Artikel Muhammad Badrussya ban.docx
Jurnal Artikel Muhammad Badrussya ban.docxLoueMois
 
Analisis Jurnal 1 mujahid imam muttaqin 1906868
Analisis Jurnal 1 mujahid imam muttaqin 1906868Analisis Jurnal 1 mujahid imam muttaqin 1906868
Analisis Jurnal 1 mujahid imam muttaqin 1906868Mujahid Imam Muttaqin
 
Penyusunan tes diagnostik 1
Penyusunan tes diagnostik 1Penyusunan tes diagnostik 1
Penyusunan tes diagnostik 1Sugiatno Sakidin
 
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang TepatMiskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang TepatPuji Lestari
 
42622-75676629363-1-SM.pdf
42622-75676629363-1-SM.pdf42622-75676629363-1-SM.pdf
42622-75676629363-1-SM.pdfDewiVatikaSari
 
Tahap 2 penelitian
Tahap 2 penelitianTahap 2 penelitian
Tahap 2 penelitianindraf13
 
J1f111019 abdul hadi
J1f111019 abdul hadiJ1f111019 abdul hadi
J1f111019 abdul hadibankir212
 
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)  Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs) NERRU
 
3842 8495-1-sm
3842 8495-1-sm3842 8495-1-sm
3842 8495-1-smriko45
 
4029-Article Text-7055-1-10-20171014.pdf
4029-Article Text-7055-1-10-20171014.pdf4029-Article Text-7055-1-10-20171014.pdf
4029-Article Text-7055-1-10-20171014.pdfVikram1003
 
Design Pembelajaran Matematika dg Konteks GMT
Design Pembelajaran Matematika dg Konteks GMTDesign Pembelajaran Matematika dg Konteks GMT
Design Pembelajaran Matematika dg Konteks GMTSuci Agustina
 
Cjr momentum dan impuls
Cjr momentum dan impulsCjr momentum dan impuls
Cjr momentum dan impulsLinda Rosita
 
Kimia adalah salah satu cabang yang paling penting dari ilmu pengetahuan
Kimia adalah salah satu cabang yang paling penting dari ilmu pengetahuanKimia adalah salah satu cabang yang paling penting dari ilmu pengetahuan
Kimia adalah salah satu cabang yang paling penting dari ilmu pengetahuanMasiv Rcm
 
Analisis kesulitan belajar biologi
Analisis kesulitan belajar biologiAnalisis kesulitan belajar biologi
Analisis kesulitan belajar biologiGun-gun Gunawan
 

Similar to Lporan (20)

Jurnal Artikel Muhammad Badrussya ban.docx
Jurnal Artikel Muhammad Badrussya ban.docxJurnal Artikel Muhammad Badrussya ban.docx
Jurnal Artikel Muhammad Badrussya ban.docx
 
Analisis Jurnal 1 mujahid imam muttaqin 1906868
Analisis Jurnal 1 mujahid imam muttaqin 1906868Analisis Jurnal 1 mujahid imam muttaqin 1906868
Analisis Jurnal 1 mujahid imam muttaqin 1906868
 
112.meor
112.meor112.meor
112.meor
 
112.meor
112.meor112.meor
112.meor
 
Penyusunan tes diagnostik 1
Penyusunan tes diagnostik 1Penyusunan tes diagnostik 1
Penyusunan tes diagnostik 1
 
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang TepatMiskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
 
42622-75676629363-1-SM.pdf
42622-75676629363-1-SM.pdf42622-75676629363-1-SM.pdf
42622-75676629363-1-SM.pdf
 
Tahap 2 penelitian
Tahap 2 penelitianTahap 2 penelitian
Tahap 2 penelitian
 
J1f111019 abdul hadi
J1f111019 abdul hadiJ1f111019 abdul hadi
J1f111019 abdul hadi
 
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)  Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
 
Proposal Penelitian Eksperimen
Proposal Penelitian EksperimenProposal Penelitian Eksperimen
Proposal Penelitian Eksperimen
 
3842 8495-1-sm
3842 8495-1-sm3842 8495-1-sm
3842 8495-1-sm
 
4029-Article Text-7055-1-10-20171014.pdf
4029-Article Text-7055-1-10-20171014.pdf4029-Article Text-7055-1-10-20171014.pdf
4029-Article Text-7055-1-10-20171014.pdf
 
Design Pembelajaran Matematika dg Konteks GMT
Design Pembelajaran Matematika dg Konteks GMTDesign Pembelajaran Matematika dg Konteks GMT
Design Pembelajaran Matematika dg Konteks GMT
 
Cjr momentum dan impuls
Cjr momentum dan impulsCjr momentum dan impuls
Cjr momentum dan impuls
 
1042 2013-1-pb
1042 2013-1-pb1042 2013-1-pb
1042 2013-1-pb
 
Profosal nifa
Profosal nifaProfosal nifa
Profosal nifa
 
4435 14519-1-pb
4435 14519-1-pb4435 14519-1-pb
4435 14519-1-pb
 
Kimia adalah salah satu cabang yang paling penting dari ilmu pengetahuan
Kimia adalah salah satu cabang yang paling penting dari ilmu pengetahuanKimia adalah salah satu cabang yang paling penting dari ilmu pengetahuan
Kimia adalah salah satu cabang yang paling penting dari ilmu pengetahuan
 
Analisis kesulitan belajar biologi
Analisis kesulitan belajar biologiAnalisis kesulitan belajar biologi
Analisis kesulitan belajar biologi
 

Recently uploaded

MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarAureliaAflahAzZahra
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Fathan Emran
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptretno12886
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuKhiyaroh1
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungSemediGiri2
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...walidumar
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptxM5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptxAndrewKen3
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptxM5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Lporan

  • 1. ABSTRAK PENDAHULUAN Fisika sebagai bagian dari sains memiliki peranan yang penting dalam menunjang keberhasilan untuk menciptakan keberhasilan baru yang diaplikasikan pada berbagai pengalaman manusia dalam skala luas dan mendorong pengembanagan teknologi. Fisika merupakan jantung informasi baru dan yang menyebabkan pesatnya perkembangan teknologi sehingga mengubah kehidupan kita dalam dekade terkahir. Pandangan fisika sebagai mata pelajaran secara global, sungguh luar biasa sukses dalam sejumlah bidang, menyediakan secara instan metode lebih generik dalam analisis menyelesaikan masalah kompleks dalam kehidupan manusia. Namun, fisika sebagai mata pelajaran di sekolah belum mendapat respon atau tanggapan yang baik dari peserta didik. Sehingga, berdasarkan pendapat Euler (2004) fisikawan, guru, bahkan peminat fisika umumnya mempunyai masalah yang sangat besar dalam upaya menyajikan fisika secara lebih bermakna dan membuat generasi muda lebih tertarik dalam belajar fisika. Para pendidik fisika, baik di sekolah menengah ataupun perguruan tinggi menghadapi kenyataan bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang tidak menarik dan tidak diminati sebab materi-materi fisika dianggap sulit, salah satunya merupakan topik fisika modern atau fisika kuantum. Dipihak lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil dari penelitian dan pengembanagan ilmu fisika, terutama topik tersebut (Zollman, 2002). Fisika kuantum sebenarnya dapat menjadi suatu bidang kajian yang sangat menarik bagi siswa, namun kebanyakan mereka menganggap fisika kuantum merupakan materi fisika yang sangat abstrak dan secara konseptual sulit dipahami (Asikainen et.al, 2005). Kesulitan dalam memahami konsep ini disebabkan karena materi fisika memiliki keberagaman tingkat kesukaran, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan penafsiran terhadap materi atau konsep. Kesalahan dalam penafsir inilah yang menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi. Menurut Brown, miskonsepsi didefenisikan sebagai suatu pandangan yang naif, suatu gagasan yang tidak cocok dengan pengertian ilmiah yang sekarang diterima (Dahar,1996:63). Terkait dengan pengertian miskonsepsi, “misconception is inaccurate understanding of a concept, misuse of a concept name, wrong classification of concept examples, confusion between different concepts, improper hierarchical relationships, over and under generalizing of a concept.” (Fowler & Jaoude, 1987:183). Dengan demikian, miskonsepsi dapat diartikan ketidaksesuaian konsep yang dipahami dengan konsep yang sebenarnya. Sumber kesalahan dalam memahami sebuah konsep dapat bersumber dari penafsiran awal siswa yang salah atau kesalahan yang terjadi pada guru ditularka kepada siswa, sebab penyampaian informasi dan pemahaman konsep yang benar dari guru akan menghasilkan informasi dan pemahaman konsep yang benar pula bagi siswa. Jika pada awalnya informasi yang diterima oleh siswa
  • 2. sudah salah maka siswa selamanya akan memahami hal-hal yang salah. Terkadang, penyampaian informasi dan konsep yang benar pula belum tentu dapat diterima sebagai informasi dan konsep yang benar, terlebih lagi jika informasi dan konsep yang disampaikan salah. Oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya miskonsepsi yang sama pada siswa maka perlu dilakukan review dari jurnal-jurnal terkait dengan analisis pemahaman konsep siswa atau miskonsepsi siswa pada materi gejala kuantum (fisika kuantum). METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kajian review dari jurnal- jurnal yang relevan terkait dengan pemahaman konsep siswa pada materi gajala kuantum (fisika kuantum), maka dapat diperoleh perbandingan hasil dari jurnal tersebut sebagai berikut Identitas Jurnal Tujuan Temuan Jurnal 1 Judul: Analisis MiskonsepsiFisika Siswa Dalam Menjawab Soal Ujian Nasional Sma Di Kabupaten Buton. Penulis: Halimin, Heri dan Retnawati Tahun : 2015 Metode penelitian: penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis data menggunakan instrumen tes. 1. Mengidentifikasi miskonsepsi fisika siswa dalam menjawab soal Ujian Nasional SMA di Kabupaten Buton, 2. Mengidentifikasi materi yang paling dominan terjadi miskonsepsi fisika siswa dalam menjawab soal Ujian Nasional SMA di Kabupaten Buton 1. Persentase jawaban benar siswa dalam menjawab soal Ujian Nasional adalah hanya sebesar 32,10%. 67,90% sisanya adalah merupakan jawaban yang salah. Hal ini menujukkan bahwa kemampuan siswa dalam menjawab soal ujian nasional masih sangat rendah. 2. Secara rinci, dapat dijabarkan bahwa dari 32,10% siswa yang menjawab benar UN, 17,76% disebabkan karena siswa paham konsep, 10,59% siswa hanya memahami sebagian konsep saja, dan 11,70% siswa tidak yakin dengan jawaban yang diberikan (faktor keberuntungan). 3. 67,90% siswa yang menjawab salah dalam UN, 28,79% disebabkan miskonsepsi, 28,57% siswa memahami sebagian konsep saja, dan 10,54% siswa tidak paham konsep. 4. Secara proporsional berdasarkan butir soal, materi teori atom adalah materi dengan tingkat miskonsepsi yang paling besar di mana soal tentang materi ini termuat dalam butir soalnomor 30 dengan proporsi miskonsepsi sebesar 53,72%. 5. Konsep efek foto listrik merupakan materi dengan tingkat miskonsepsi yang terbesar ke dua dimana soal tentang materi ini termuat dalam butir nomor 31dengan proporsi miskonsepsi sebesar 51,06%. 6. Hukum kekekalan energi mekanik merupakan materi tingkat miskonsepsi terbesar ketiga yaitu sebesar 45,74% yang termuat pada soal nomor sembilan. Jurnal 2 Judul: Pemahaman Mahasiswa Tentang Efek Fotolistrik. Penulis: Siswoyo Tahun: 2015 Metode penelitian: Penelitian Deskriptif dengan teknik analisis data survey 1. Mengidentifikasi pemahaman mahasiswa pada materi efek fotolistrik. 1. Berdasarkan hasil survey ternyata semua mahasiswa menyatakan bahwa mereka mengetahui PhET tentang Efek Fotolistrik sejak kuliah. Hal ini menunjukkan bahwa selama di SMA mereka tidak mengenal pembelajaran efek fotolistrik dengan menggunakan PhET Interactive Simulation. 2. masih banyak sekali mahasiswa yang gagal mendefiniskan efek fotolistrik dengan benar. Hanya 23% dari responden yang mendefinisikan dengan benar sedangkan sebanyak 57 % salah
  • 3. dalam mendefinisikan efek fotolistrik, dan 20% sisanya tidak mampu mendefinisikan (tidak memberi jawaban). 3. Berdasarkan survey, 76% responden sudah dapat menentukan kondisi atau keadaan ketika intensitas sumber cahaya, frekuensi atau panjang gelombang dan beda potensional semuanya sama dengan nol, sedangkan 24% responden menjawab salah. 4. Berdasarkan hasil survey hanya 53% responden yang menjawab benar tentang pengaruh perubahan frekuensi terhadap jumlah elektron yang keluar, tetapi sebagian besar hanya menyatakan bahwa elektron yang keluar bertambah banyak, sedangkan sebanyak 47% responden menjawab salah. 5. Berdasarkan hasil survey hanya 8% responden yang menjawab benar tentang grafik hubungan antara frekuensi dan energi kinetik, sedangkan 92% menjawab salah. 6. Berdasarkan hasil survey hanya 5% responden yang menjawab benar terkait dengan grafik hubungan arus dengan beda potensial (intensitas dan beda potensial konstan, frekuensi diubah). 7. Berdasarkan hasil survey hanya 5% responden yang menjawab benarterkait grafik hubungan arus terhadap intensitas cahaya. 8. Berdasarkan hasil survey hanya 3 % rensponden yang menjawab benar terkait dengan grafik hubungan kuat arus terhadap beda potensial (frekuensi dan intensitas tetap, beda potensial diubah). 9. Berdasarkan hasil survey hanya 2% responden yang dapat menjawab dengan benar dalam menjelaskan peristiwa yang terjadi pada setiap grafik dengan variabel tertentu. 10. Mahasiswa masih salah dalam menggambarkan grafik stoping potensial Informasi yang diperoleh berdasarkan jurnal 1 yaitu kemampuan siswa dalam menjawab soal ujian masih rendah, hal ini terbukti karena masih banyak siswa yang menjawab salah dalam ujian nasional. Persentase jawaban benar siswa dalam menjawab soal Ujian Nasional hanya sebesar 32,10%. 67,90% sisanya adalah merupakan jawaban yang salah. Secara rinci, dapat dijabarkan bahwa dari 32,10% siswa yang menjawab benar UN, 17,76% disebabkan karena siswa paham konsep, 10,59% siswa hanya memahami sebagian konsep saja, dan 11,70% siswa tidak yakin dengan jawaban yang diberikan (faktor keberuntungan). Sedangkan, 67,90% siswa yang menjawab salah dalam UN, 28,79% disebabkan miskonsepsi, 28,57% siswa memahami sebagian konsep saja, dan 10,54% siswa tidak paham konsep. Miskonsepsi dalam menyelesaikan soal fisika dikategorikan berdasarkan materi tes dalam isi fisika antara lain: miskonsepsi atas fakta fisika, konsep dasar fisika, penerapan konsep atas prinsip fisika, penerapan konsep atas hukum fisika, penerapan konsep atas teori fisika, penerapan konsep untuk membuat hipotesis fisika dan penerapan konsep atas model fisika. Instrumen dalam penelitian ini disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan KESIMPULAN DAN SARAN
  • 4. DAFTAR PUSTAKA Asikainen, M., dkk. (2005). A Novel Quantum Physics Course for Physics Teacher: Theoretical Background. The report of cooperation project between Univercities of Joensuu and Helsinki. Dahar, R.W., (1996). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga. Euler, M. (2004). The role of experiment in the teaching and learning physics. Proceedings of the international school of physics “Enrico Fermi’. Italia: IOS Press. Fowler, T.W & Jaoude, S.B (1983).Using hierarchical concepts/proposition maps to plan instructions that addresses existing and potential student misunderstanding in science. In Proceedings of the Second International Seminar on Misconceptions and Educational Stategies In Science and Mathematics.1,182- 186. Zollman, D.A., Rebello, N.S. and Hong, K. (2002). Quantum mechanics for everyone: hands on activities integrated with technology. Am. J. Phys. 70(3):252-259.