Tinjauan pustaka meninjau pengertian momentum dan impuls, hubungan antara momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum, dan jenis-jenis tumbukan. Konsep momentum didefinisikan sebagai hasil kali massa dan kecepatan, sementara impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya dan selang waktu. Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama.
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Cjr momentum dan impuls
1. CRITICAL JOURNAL REVIEW
MOMENTUM DAN IMPULS
Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Mekanika dan
Kalor
DISUSUN
OLEH:
NAMA KELOMPOK :
1. DEVITA SURI AIRINA (4171131009)
2. DINDA MAISYARAH (4171131010)
3. LINDA ROSITA (4173131020)
4. FRANS HARDI SAMOSIR (4172131016)
JURUSAN : KIMIA
KELAS : KIMIA DIK B 2017
PROGRAM : S-1 PENDIDIDKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
DAFTAR ISI
2. Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang masalah.................................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah................................................................................................................................ 1
3. Tujuan........................................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Indentitas buku...................................................................................................................................... 3
2. Ringkasan teoritis jurnal .................................................................................... 3
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 5
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................... 6
BAB V KESIMPULAN............................................................................................ 7
BAB VI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ................................................... 8
BAB VII PENDAPAT.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................... 10
3. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah
dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas Critical Journal Report (CJR) kami ini, tak
lupa pula shalawat bertangkaikan salam kami hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati
Aminah ialah Nabi besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari
kelak, dan semoga kita menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Amin.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari
peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam
kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Dasar Mekanika dan Kalor
Bapak Abu Bakar yang telah membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ini, dengan selesainya makalah ini kami berharap agar makalah ini nantinya bisa menjadi
bukti bahwa kami telah melaksanakan kritik terhadap buku Fisika ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Medan, 30 Oktober 2017
Tim Penyusun
i
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dalam setiap perkuliahan, dosen dan mahasiswasenantiasa mengharapkan agar tujuan
perkuliahan yang telah ditetapkan tercapai.Dosenterkadang telah merasa total dalam
membelajarkan mahasiswa, tetapi kenyataannya ditinjau dari hasil tes atau ujian, banyak
mahasiswa yang tidak dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Selain itu, selama
proses perkuliahan, kadang dosen kesulitan dalam menentukan seberapa banyak mahasiswa
yang benar-benar telah mencapai hasil belajar dan seberapa banyak mahasiswa yang masih
mengalami kesulitan belajar, apalagi jika dalam perkuliahan kelas besar, misalnya 130
mahasiswa dalam satu kelas.
Kesulitan yang dialami mahasiswa hendaknya dideteksi oleh dosen sedini mungkin
agar segera dapat direncanakan program pembelajaran (termasuk penguatan materi) yang
sesuai.Kesulitan belajar yang dialami mahasiswa tentu bervariasi, baik macammaupun
penyebabnya. Menurut Surya dan Amin (1984), terdapat gejala yang mengindikasikan
mahasiswa mengalami kesulitan belajar, beberapa diantaranya yaitu: menunjukkanperolehan
hasil belajar yang rendah,tidak seimbangnya hasil yang dicapai dengan usaha yang telah
dilakukan dan lambat dalam melakukan tugas kegiatan belajar.Berdasarkanindikasi tersebut,
makacara yang efektif untuk mendeteksi kesulitan belajar mahasiswa, apalagi dalam sebuah
perkuliahan kelas besar, yaitu denganmelakukan pengukuran hasil belajar, misalnya dengan
menggunakan tes diagnostik.
Metode serupa juga digunakan oleh Physics Education Research Group (PER) yang
dipelopori oleh Lilian C. Mc Dermott, hampir selama dua dekade, untuk menyelidiki
pemahaman konsep dan kesulitan konseptual yang dialami oleh mahasiswa (Heron dan Mc
Dermott, 1998) . Dua metode yang digunakan oleh PER, yaitu wawancara demonstrasi
individu (individual demons-tration interview) dan studi deskriptif melalui tes tertulis
(written tests) (Mc Dermott, 2013). Pengamatan dan interaksi dengan mahasiswa di dalam
kelas juga memberi informasi mendalam tentang baaimana mahasiswa belajar dengan baik.
Konsep momentum merupakan konsep yang penting dalam fisika sama halnya
dengan konsep energi (Van Heuvelen,1991). Close dan Heron (2010) melaporkan bahwa
mahasiswa cenderung meninjau hukum kekekalan momentum sebagai hukum kekekalan
besaran skalar, bukan sebagai vektor. Penelitian Graham dan Berry (1996) terhadap lebih dari
500 siswa di Inggris (usia 17-18) juga menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa memahami
momentum sebagai besaran skalar. Selain memahami momentum sebagai besaran skalar,
mahasiswa juga kesulitan dalam menghubungkan persamaan matematis momentum pada
kasus tumbukan dengan fenomena gerak yang mereka amati.
Kenyataan bahwa mahasiswa mengalami kesulitan pada konsep momentum,
bertolakbelakang dengan pengamatan selama pembelajaran. Selama proses perkuliahan, hasil
pengamatan langsung menunjukkan bahwa mahasiswa cukup paham dengan konsep
momentum yang disampaikan. Sebagian besar mahasiswa tampak bisa mengikuti perkuliahan
dan menerima materi yang sedang dipelajari.Hal ini dibuktikan dengan apabila dosen
mengajukan pertanyaan konseptual untuk mengecek pemahaman mahasiswa saat itu,
mahasiswa bisa menjawab.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengetahui secara pasti kesulitan
mahasiswa adalah dengan memberikan tes diagnostik. Mengidentifikasi kesulitan belajar
dengan tes diagnostik sebenarnya merupakan langkah awal saja. Langkah berikutnya adalah
melacak penyebab kesulitan belajar mahasiswa tersebut, kemudian menentukan penanganan
yang tepat. Menurut Nitko, seperti yang dikutip dalam Mulyono (2003) tes diagnostik
mempunyai dua fungsi, yaitu mengetahui target belajar yang belum dicapai oleh mahasiswa
1
5. dan mengidentifikasi penyebab mengapa mahasiswa tidak mencapai target tersebut.
Selain itu, tes diagnostik utamanya juga bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan
belajar yang menetap atau berulang dan untuk merumuskan rencana pengajaran yang tepat
(Gronlund, 1985).
Berdasarkan paparan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesulitan
mahasiswa dalam memahami konsep momentum melalui tes diagnostik. Hal ini dilakukan
dalam rangka untuk menentukan rancangan pembelajaran yang tepat, terutama dalam
kegiatan responsi. Dengan demikian, kegiatan responsi benar-benar sebagai upaya untuk
menguatkan pemahaman konsep mahasiswa, sekaligus merespon dan membantu mengatasi
kesulitan mahasiswa sebelum menghadapi ujian.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam memahami konsep momentum dan
impuls ?
Apa saja faktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami
konsep momentum dan impuls ?
Bagaimana solusi terbaik dalam membantu mahasiswa dalam memahami konsep momentum
dan impuls ?
1.3. Tujuan
Mengetahui kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam memahami konsep momentum dan
impuls.
Mengetahui faktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami
konsep momentum dan impuls.
Mengetahui solusi terbaik dalam membantu mahasiswa dalam memahami konsep momentum
dan impuls.
2
6. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Identitas Jurnal
1. Judul Artikel : Diagnosis Kesulitan Belajar Mahasiswa dalam Memahami
Konsep Momentum.
2. Nama Journal : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika .
3. Pengarang artikel : Saeful Karim, Duden Saepuzamani, Sriyansyah.
4. Kota terbit : Bandung
5. Tahun terbit : Juni 2015
6. Volume : 1
7. Nomor : 01
8. Halaman : 85-90
9. Nomor ISSN : 2461-0933
10. Alamat Situs : http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpppf/article/view/37
2.2. Ringkasan Tinjauan Teoritis Jurnal
A. Pengertian Momentum
Momentum adalah ukuran kesukaan untuk memberhentikan suatu benda, dan
didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan kecepatan. Momentum disebut juga dengan
pusa sehingga dilambangkan p. Momentum suatu benda (P) yang bermassa m dan bergerak
dengan kecepatan v diartikan sebagai :
Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor.
Perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan besaran
vektor. Jadi, momentum merupakan besaran vektor. Arah momentum searah dengan arah
kecepatan.
Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan
benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai momentum yang lebih besar
dibandingkan mobil yang ringan yang bergerak dengan kelajuan yang sama. Gaya yang lebih
besar dibutuhkan untuk menghentikan truk tersebut dibandingkan dengan mobil yang ringan
dalam waktu tertentu.
B. Hubungan momentum dan impuls
Apa yang menyebabkan suatu benda diam menjadi gerak? Anda telah mengetahuinya,
yaitu gaya. Bola yang diam bergerak ketika gaya tendangan Anda bekerja pada bola. Gaya
tendangan Anda pada bola termasuk gaya kontak yang bekerja dalam waktu yang singkat.
Gaya seperti ini disebut gaya implusif. Jadi, gaya implusif mengawali suatu percepatan dan
menyebabkan bola bergerak cepat dan makin cepat. Gaya implusif mulai dari nilai nol pada
saat t min, bertambah nilainya secara cepat ke suatu nilai puncak, dan turun drastic secara
cepat ke nol pada saat t maks.
Impuls = F . Δt
Apakah impuls termasuk besaran scalar atau vector ? Impuls adalah hasil kali antara
besaran vector gaya F dengan besaran scalar selang waktu t, sehingga impuls termasuk
besaran vector. Arah impuls I searah dengan arah gaya implusif F.
Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami
benda itu, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum awalnya.
3
7. Momentum benda erat kaitannya dengan gaya. Artinya, untuk memperbesar atau
memperkecil nilai momentum dibutuhkan gaya. Berdasarkan hukum newton II :
∑F = m . a
∑F = rumus tersebut dapat di ubah menjadi :
∑F . Δt = Δp
I = Δp , sehingga dapat dikatakan bahwa impuls sama dengan perubahan momentum.
C. Hukum Kekekalan Momentum
Momentum termasuk besaran yang kekal seperti halnya energi, artinya jumlah
momentum dua buah benda yang saling bertumbukan adalah konstan. Secara rinci dapat
dinyatakan jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama.
m1 . v1 + m2 . v2 = m1’ . v1’ + m2’ . v2’
v1’ dan v2’ masing – masing adalah kecepatan kedua benda setelah tumbukan.
Catatan : dalam menggunakan rumus tersebut harus memperhatikan tanda arah kecepatan
benda.
D. Tumbukan
Tumbukan antar benda merupakan peristiwa yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari – hari. Kita dapat menganalisis tumbukan berdasarkan hukum kekekalan momentum
dan kekekalan energi.
Tumbukan ada tiga macam :
a. Tumbukan lenting sempurna
Jika dua benda sangat keras bertumbukkan dan tidak ada panas yang dihasilkan
oleh tumbukan, maka energi kinetiknya kekal, artinya energi kinetik total sebelum
tumbukan sama dengan total sesudah tumbukan. Dalam hal ini, momentum totalnya juga
kekal. Tumbukkan seperti ini disebut dengan tumbukan lenting sempurna. Sehingga
berlaku :
m1 . v1 + m2 . v2 = m1’ . v1’ + m2’ . v2’ (kekekalan momentum)
m1 . v1
2 + m2 . v2
2 = m1’ . v1
2’ + m2’ . v2
2’ (kekekalan energi)
Catatan = tanda aksen mrnunjukkan setelah tumbukkan. Nilai koefisian tumbukan (e)
jenis ini adalah 1
b. Tumbukan Lenting Sebagian
Jika akibat tumbukan terjadi panas yang hilang, maka energi kinetik total serta
momentum tidak kekal. Tumbukan jenis ini disebut lenting sebagian, Sehingga berlaku:
m1 . v1 + m2 . v2 = m1’ . v1’ + m2’ . v2’ (kekekalan momentum)
Ek1 + Ek2 =Ek1’ + Ek2’ + energi panas dan bentuk lainnya ( energi kinetik yang hilang ),
sehingga : ∑Ekawal - ∑Ekakhir = energi kinetik yang hilang Nilai koefisien tumbukan jenis
ini adalah e = 0.
c. Tumbukan tidak lenting
m1 . v1 + m2 . v2 = (m1’+ m2’) . v’ (kekekalan momentum)
Jika akibat tumbukan dua benda bergabung menjadi satu, maka tumbukan jenis ini disebut
tidak lenting sama sekali. Pada tumbukan jenis ini ada jumlah maksimum energi kinetik
yang di ubah menjadi bentuk lain, tetapi momentum totalnya tetap kekal. Sehingga
berlaku:
∑Ekawal - ∑Ekakhir = energi kinetik yang hilang
Nilai koefisien tumbukan jenis ini adalah e = 0.
4
8. Hukum kekekalan Momentum berlaku pada peristiwa :
1. Tumbukan benda
2. Interaksi dua benda
3. Peristiwa ledakan
4. Peristiwa tarik-menaik
5. Peristiwa jalannya roket maupun jet
E. Contoh dalam kehidupan sehari-hari
Berikut ini disajikan beberapa contoh penerapan konsep impuls dan momentum
dalam kehidupan sehari-hari:
1. Mobil
Ketika sebuah mobil tertabrak, mobil akan penyok. Mobil didesain mudah penyok
dengan tujuan memperbesar waktu sentuh pada saat tertabrak. Waktu sentuh yang lama
menyebabkan gaya yang diterima mobil atau pengemudi lebih kecil dan diharapkan
keselamatan penggemudi lebih terjamin.
2. Balon udara dan sabuk pengaman pada mobil
Ketika terjadi kecelakaan pengemudi akan menekan tombol dan balon udara akan
mengembang, sehingga waktu sentuh antara kepala atau bagian tubuh yang lain lebih
lama dan gaya yang diterima lebih kecil. Sabuk pengaman juga didesain untuk
mengurangi dampak kecelakaan. Sabuk pengaman didesain elastic.
F. Contoh soal
1. Ditetapkan arah ke kanak sebagai acuan arah positif, hitunglah momentum:
a. peluru bermassa 20 gram yang sedang bergerak ke kiri dengan kelajuan 50 m /s
b. sepeda bermassa 100 kg (beserta pengendara) yang bergerak ke kanan dengan kelajuan
4 m/s.
Jawab :
a. m = 20 gram = 0.02 kg b. m = 100 kg
v = - 50 m/s v = 4 m/s
p = m x v p = m x v
p = 0,02 kg x (-50 m/s) = 100 kg x 4 m/s
= -1 kg m/s = 400 kg m/s
2. Dua mobil A dan B masing-masing bermassa 1.600 kg dan 800 kg. Hitunglah vektor
momentum resultan A dan B (besar dan arahnya), jika mobil A bergerak ke utara
dengan kelajuan 20 m/s dan mobil B bergerak dengan kelajuan 30 m/s ke timur !
Jawab :
mA = 1.600 kg mB = 800 kg
vA = 20 m/s vB = 30 m/s
PA = mA x vA PB = mB x vB
= 1.600 kg . 20 m/s = 800 kg . 30 m/s
= 32.000 kg . m/s = 24.000 kg. m/s
momentum resultan PR = PA2 + P B2
PR = (32.000)2 + (24.000)2 = 40.000 kg m/s
Arah momentum resultan : tan 0 = PB = 24.000 = 3
PA 32.000
5
9. BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dengan judul Diagnosis Kesulitan Belajar Mahasiswa Dalam Memahami
Konsep Momentum merupakan penelitian deskriptif analitik dimana subjek penelitian
sebanyak 41 mahasiswa pendidikan Fisika angkatan 2014/2015 yang mengambil mata kuliah
Fisika Dasar I. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes standar berbentuk pilihan
ganda sebanyak 15 item soal, 13 soal diambil dari tes Momentum Conceptual Survey dan 2
soal diambil dari tes Mechanics Test. Soal-soal yang diambil dari beberapa materi sisikan
diantaranya definisi momentum, hukum kekekalan momentum, aplikasi hukum kekekalan
momentum, dan teorema impuls-momentum.
6
10. BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian yang berjudul Diagnosis Kesulitan Belajar Mahasiswa Dalam Memahami
Konsep Momentum mendapatkan hasil yaitu jumlah mahasiswa yang menjawab benar (B)
dan salah (S) untuk tiap item soal. Adapun kesulitan mahasiswa pada tiap konsep berturut-
turut: definisi momentum (14%), hukum kekekalan momentum (35%), dan teorema impuls-
momentum (24%). Sebanyak 30 dari 41 mahasiswa menjawab salah. Mahasiswa mengerti
bahwa jenis tumbukan yang disajikan dalam soal adalah inelastik (tidak elastik), tetapi
kecenderungan mahasiswa yang salah menjawab pilihan (A) dan (C). Untuk pilihan (A),
mahasiswa beralasan bahwa hujan yang jatuh vertikal tidak memberikan pengaruh pada laju
kereta, sedangkan untuk pilihan (C), menurut mahasiswa momentum dalam arah horizontal
bersifat kekal, karena air hujan tidak mempunyai komponen momentum dalam arah
horizontal, sehingga kecepatan kereta dalam arah horizontal tidak berubah. Kesulitan yang
dihadapi mahasiswa karena tidak menggunakan prinsip fisika, mahasiswa terlalu berfokus
pada penalaran dan logika tanpa melakukan perhitungan secara kuantitatif menggunakan
prinsip fisika. Padahal sebenarnya meskipun soalnya bersifat deskriptif, tetapi untuk
menjawabnya bisa dilakukan secara analisis kuantitatif menggunakan teorema impuls-
momentum. Adapun secara keseluruhan, gambaran kesulitan yang dialami mahasiswa dalam
penelitian ini, sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya, yaitu mahasiswa cenderung
menganggap momentum sebagai besaran skalar, bukan besaran vektor, dan masih mengalami
kesulitan menghubungkan dan/atau memahami arti fisis persamaan matematis kaitannya
dengan fenomena gerak yang diamati.
7
11. BAB V
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
5.1. Kelebihan
1. Instrumen penelitian yang digunakan sesuai dengan masalah penelitian
yang akan dipecahkan,
2. Meggunakan kalimat-kalimat yang mudah dipahami .
3. Terdapat tabel dan penjelasan yang dapat memperkuat data dari hasil
penelitian.
5.2. Kekurangan
1. Jurnal ini yaitu tidak memiliki bagian kesimpulan secara khusus.
Kesimpulan jurnal diletakkan di isi penutup. Jika pembaca tidak membaca
secara teliti, maka mereka tidak akan mengetahui bahwa jurnal ini
memiliki kesimpulan.
2. Penulisannya kurang rapi, hal ini dapat dilihat dari kalimat-kalimat yang
tidak dibuat spasi antara kalimat satu dengan kalimat yang lain sehingga
pembaca merasa kesulitan dalam membaca.
8
12. BAB VI
KESIMPULAN
1. Mahasiswa kesulitan dalam menerapkan konsep momentum dalam berbagai situasi
fisika, terutama situasi fisika baru atau situasi fisika yang dinyatakan dalam bentuk
deskriptif. Mahasiswa masih sering menyelesaikan persoalan momentum yang
dinyatakan secara deskriptif, tidak dalam bentuk angka-angka, tanpa menggunakan
prinsip Fisika yang telah dipelajari.
2. Mahasiswa memandang konsep momentum sama dengan konsep energi, yaitu sebagai
besaran skalar.
3. Mahasiswa kesulitan menerapkan hukum kekekalan momentum dalam situasi fisika
baru, terutama dalam konteks soal yang memiliki massa yang berubah. Mahasiswa
terlalu fokus pada aspek kecepatan dalam penyelesaian persoalan momentum.
4. Adanya kekeliruan berfikir terkait keberkelakuan hukum kekekalan momentum untuk
benda, bukan hanya untuk sistem.
5. Mahasiswa kesulitan dalam mendeskripsikan momentum, perubahan momentum,
implus yang dinyatakan dalam representasi vektor.
9
13. BAB VII
PENDAPAT
1. Kesesuaian/kecocokan metode dan instrumen penelitian yang digunakan dalam
skripsi/jurnal dengan masalah/tujuan penelitian
Jawab :
Antara metode dan instrumen dengan tujuan masalah penelitian telah sesuai.Pada
jurnal yang di review kali ini memiliki tujuan penelitian yaitu mengetahui
pemahaman dan mengungkap kesulitan mahasiswa pada konsep momentum dalam
rangka merencanakan program pembelajaran yang tepat. Dimana untuk dapat
mencapai tujuan tersebut,instrumen penelitian yang digunakan berupa tes standar
berbentuk pilihan ganda sebanyak 15 soal.Dengan instrumen penelitian tersebut,maka
tujuan penelitian tersebut akan tercapai.
2. Kesesuaian/kecocokan hasil penelitian/diskusi penelitian dan kesimpulan yang
diperoleh dalam skripsi/jurnal dengan masalah/tujuan penelitian.
Jawab :
Hasil dan Pembahasan pada jurnal ini merupakan jawaban daru tujuan penelitian.
Dapat kita buktikan langsung dengan membaca bagian analisis kesulitan mahasiswa.
Namun jurnal ini tidak memiliki bagaian kesimpulan, tetapi terdapat pada bagian
penutup. Kesimpulan juga dijelaskan dengan cukup rinci.
3. Apakah ada masalah/tujuan penelitian yang masih belum terjawab
Jawab :
Tidak semua tujuan penelitian telah terjawab pada bagian hasil dan pembahasan.
Hasil dan Pembahasan jurnal mampu menjawab semua masalah dalam jurnal
penelitian ini.
4. Dimanakah kelemahan dari skripsi/jurnal tersebut.
Jawab :
Kelemahan dari jurnal ini yaitu tidak memiliki bagian kesimpulan secara khusus.
Kesimpulan jurnal diletakkan di isi penutup. Jika pembaca tidak membaca secara
teliti, maka mereka tidak akan mengetahui bahwa jurnal ini memiliki kesimpulan.
5. Apakah anda memiliki ide lain untuk memecahkan masalah yang sama.
Jawab :
Ide lain yang dapat di gunakan untuk mengetahui pemahaman konsep mahasiswa dan
mengungkap kesulitan mahasiswa pada konsep momentum dalam rangka
merencanakan program pembelajaran yang tepat yaitu dengan membuat games berupa
tanya jawab dimana mahasiswa yang mampu menjawab soal akan mendapatkan
tambahan nilai. Dengan begitu, dosen pengampu dapat mengetahui tingkat
pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah disampaikan.
10
14. DAFTAR PUSTAKA
Karim, S, 2015, Diagnosis Kesulitan Belajar Mahasiswa dalam Memahami Konsep Momentum,
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika, 1(01), hal : 85-90, ISSN : 2461-
0933
Muchlis, 2014, http://muchlis27.blogspot.co.id/2014/05/momentum-dan-impuls-makalah.html
(Diakses pada tanggal 01 November 2017 pada pukul 20.00 WIB)
Rinaldi,2016,http://myrayrinaldi.blogspot.co.id/2016/12/makalah-tentang-momentum-tumbukan.
html (Diakses pada tanggal 01 November 2017 pada pukul 20.10 WIB)
11