SlideShare a Scribd company logo
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA SEKOLAH
DASAR DI PUSKESMAS KELURAHAN CILILITAN
JAKARTA TIMUR.
Esa Maharani1
Esa Maharani : PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, Jl.
Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510
ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ) adalah infeksi saluran pernafasan.
Resiko terjadinya ISPA di pengaruhi faktor pendidikan orang tua, pengetahuan
orang tua, dan keadaan lingkungan rumah sekitar. Penelitian ini menggunakan
desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian
berjumlah 80 responden dengan tekhnik total sampling. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisa dilakukan melalui analisa
univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan Chi Square. Tujuan
penelitian adalah mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan resiko
kejadian ISPA pada anak usia sekolah dasar di puskesmas kelurahan cililitan
jakarta timur. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara
pendidikan orang tua p-value 0,010 atau p<0,05, pengetahuan orang tua p-value
0,001 atau p<0,05 dan keadaan lingkungan sekitar rumah p-value 0,008 atau
p<0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari faktor pendidikan orang tua,
pengetahuan orang tua, dan keadaan lingkungan rumah sekitar sangat berpengaruh
terhadap terjadinya ISPA pada anak usia sekolah dasar.
Kata kunci : Hubungan pendidikan dan pengetahuan orang tua, dan keadaan
lingkungan rumah sekitar.
PENDAHULUAN
Anak Merupakan individu yang unik,
dimana mereka mempunyai
kebutuhan yang berbeda beda sesuai
dengan tahapan usianya. Anak bukan
miniatur dari orang dewasa atau
orang dewasa dengan tubuh yang
kecil. Anak usia sekolah adalah anak
yang menjalani rentang kehidupan
yang dimulai dari usia 6 – 12 tahun
dan memiliki berbagai label, yang
masing – masing menguraikan
karakteristik penting dari priode
tersebut. Periode ini dimulai dengan
masuknya anak kelingkungan
sekolah, yang memiliki dampak
signifikan dalam perkembangan dan
hubungan anak dengan orang lain.
Anak mulai bergabung dengan teman
seusianya, mempelajari budaya masa
kanak – kanak, dan mengabungkan
diri kedalam kelompok sebaya, yang
merupakan hubungan dekat pertama
di luar kelompok keluarga
(Cahyaningsih,2011).
Gambaran tumbuh kembang anak
sekolah usia sekolah secara biologis
anak mengalami pertumbuhan
ukuran sel dan kematangan fungsi
organ, secara psikologi anak mulai
bersosialisai dan berpartisipasi dalam
pekerjaan yang berarti dan berguna
secara social. Secara koknitif ketika
anak memasuki usia sekolah, mereka
mulai memperoleh kemampuan
untuk menghubungkan serangkaian
kejadian untuk mengambarkan
mental anak yang dapat diungkapkan
secara verbal ataupun simbolik.
Secara moral pada saat pola pikir
anak mulai berubah dari
egosentrisme ke polapikir lebih logis,
mereka juga bergerak melalui
tahapan perkembangan kesadaran
diri dan standar moral. Secara
spiritual anak – anak usia dini
berpikir dalam batasan kongkrit
tetapi merupakan pelajaran yang baik
dan memiliki kemampuan besar
untuk mempelajari Tuhan. Secara
sosial salah satu agent sosial penting
dalam anak usia sekolah adalah
kelompok teman sebayanya. Selain
orang tua dan sekolah, kelompok
teman sebayanya memberi sejumlah
hal yang penting kepada anggotanya.
Secara konsep diri merujuk pada
pengetahuan yang disadari mengenai
berbagai presepsi diri, seperti
karakteristik fisik, nilai, ideal diri
dan pengharapan secara ide – ide
dirinya sendiri dalam hubungan
dengan orang lain, konsep diri juga
termasuk citra tubuh, seksualitas dan
juga harga diri anak
(Cahyaningsih,2011).
Jumlah anak usia sekolah sekitar 66
juta jiwa atau 28% dari jumlah
penduduk Indonesia. Berbagai
masalah yang tejadi pada anak usia
sekolah diantaranya yaitu masalah
kesehatan fisik,
pisikologis/emosional dan spiritual
yang disebabkan oleh bebagai
masalah seperti kecelakan,
kekerasan, bakteri, virus dan parasit.
Salah satu penyakit yang banyak
menyerang anak usia sekolah adalah
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA), (BKKBN,2015).
ISPA adalah radang akut saluran
pernafasan atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi jasad renik
atau bakteri, virus maupun riketsia,
tanpa atau disertai radang parenkim
paru (Alsagaff & Mukty, 2010).
Salah satu yang termasuk dalam
infeksi saluran perenafasan bagian
atas adalah batuk pilek biasa, sakit
telinga, radang tenggorokan,
influenza, brochitis dan sinusitis
(Depkes RI, 2007).
ISPA berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan dan keluarga penduduk
adalah 25% dari jumlah penduduk
Indonesia. ISPA menyebabkan
kematian bayi pada balita yang
cukup tinggi yaitu kira – kira 1 dari 4
kematian yang terjadi. Setiap anak
diperkirakan mengalami 3-6 episode
ISPA setiap tahunnya. Antara 40% -
60% dari kunjungan di puskesmas
adalah karena penyakit ISPA. Jumlah
penderita ISPA di DKI Jakarta
khususnya pada anak usia sekolah
42.563 kasus (Riskesdas,2013).
Faktor penyebab infeksi saluran
pernafasan atas di bagi menjadi dua
yaitu faktor internal yang terdiri dari
faktor manusia (anak) diantaranya
adalah umur, jenis kelamin anak,
setatus gizi anak dan faktor orang tua
yang terdiri dari yaitu
pendidikan,setaus ekonomi orang tua
dan pengetahuan orang tua. Adapun
faktor eksternal yaitu cuaca
diantaranya adalah lingkungan fisik
rumah dan polusi udara.
Berdasarkan data studi pendahuluan
yang dilakukan di Puskesmas
Kelurahan Cililiatan Jakarta Timur,
disampaikan bahwa anak usia
sekolah yang terkena ISPA bulan
Oktober tahun 2015 sebanyak kuang
lebih 80 kasus. Oleh karena itu
berdasarkan fenomena diatas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian “
Faktor – Faktor Yang Berhubungan
Dengan Resiko Kejadian ISPA Pada
Anak Usia Sekolah Dasar Di
Puskesmas Kelurahan Cililitan”.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan desain deskriptif
korelatif. Studi korelasi adalah suatu
penelitaian atau penelaahan
hubungan antara dua variabel pada
suatu situasi atau sekelompok objek.
Hal ini dilakukan untuk melihat
hubungan antara suatu variabel
dengan variabel yang lain, yaitu
variabel independen (faktor internal
dan eksternal) dengan variabel
dependen (ISPA), pada umumnya
survei deskriptif di gunakan untuk
membuat suatru penelitian terhadap
suatu kondisi dan penyelenggaraan
dimasa sekarang, kemudian hasilnya
digunakan untuk menyusun
perencanaan perbaikan program
tersebut (Notoatmodjo, 2012).
Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah cross secrional.
Keuntungan metode cross sectional
ini adalah kemudahan dalam
melakukan penelitian, sederhana,
ekonomis dalam hal waktu dan
hasilnya dapat diproleh dengan cepat
(Nursalam, 2009).
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di
Puskesmas Kelurahan Cililitan
Jakarta Timur, dikarnakan peneliti
medapatkan informasi bahwa di
Puskesmas inilah banyak fenomena
ISPA terjadi pada anak usia sekolah
dasar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas
Kelurahan Cililitan Jakarta Timur,
yang dilaksanakan pada bulan
september 2015 hingga Maret 2016
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua elemen yang
terdiri dari individu, objek atau
substansi yang memiliki kriteria
tertentu untuk dapat digunakan
dalam penelitian (Notoatmodjo,
2010). Populasi adalah seluruh
subyek atau data dengan
karakteristik tertentu yang akan
diteliti (Nursalam, 2009).
Pada penelitian “ Faktor-faktor yang
berhubungan dengan resiko kajadian
ISPA pada anak usia sekolah dasar di
Puskesmas Kelurahan Cililitan
Jakarta Timur “ populasinya adalah
anak usia sekolah dasar di
Puskesmas Kelurahan Cililitan
Jakarta Timur. Berdasarkan data
studi pendahuluan yang dilakukan di
Puskesmas Kelurahan Cililitan
Jakarata Timur, disimpulkan bahwa
anak usia sekolah yang terkena ISPA
bulan Oktober tahun 2015 sebanyak
kurang lebih 80 kasus.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh
populasi ini. Dalam mengambil
sampel penelitian ini digunakan cara
atau tehnik-tehnik tertentu sehingga
sampel tersebut mungkil mewakili
populasinya. Tehnik ini biasanya
disebut metode sampling atau tehnik
sampling (Notostmodjo, 2012).
Agar karakteristik sampel tidak
menyimpang dari populasi yang
digunakan peneliti, maka sebelum
dilakukan pengambilan sampel perlu
ditentukan kriteria instruksi dan
eksklusi. Kriteria inklusi adalah
kriteria yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat di
ambil sebagai sampel. Sedangkan
kriteria eksklusi adalah ciri-ciri
anggota populasi yang tidak dapat di
ambil sampel (Notoatmodjo, 2010).
Peneliti telah menentukan kriteria
untuk sampel yang akan di teliti,
meliputi :
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik
umum sebjektif penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau yang
akan diteliti. Pertimbangan ilmiah
harus menjadi pedoman dalam
menentukan kriteria inklusi. Adapun
target pada penelitian ini adalah : 1)
Orang tua yang mempunyai anak
usia sekolah 6-12 tahun yang terkena
ISPA ; 2) Memahami bahasa
indonesia ; 3) Bersedia menjadi
respinden ; 4) Sehat jasmani.
Tehnik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah Total Sampling
yang artinya seluruh responden yang
berjumlah 80 dijadikan objek
penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Cara Pengumpulan Data dan
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang
akan digunakan untuk pengumpulan
data. Pada penelitian ini peneliti
mengunakan kuesioner sebagai
instrumen pengumpulan data pada
penelitian “ Faktor-faktor yang
berhubungan dengan resiko kajadian
ISPA pada anak usia sekolah dasar di
Puskesmas Kelurahan Cililitan
Jakarta Timur “. Kuesioner tersebut
berisi pertanyaan tertutup agar lebih
mudah mengarahkan jawaban
responden dan mudah diolah dimana
responden hanya memberikan
jawaban atau dengan memberikan
tanda yang telah ditentukan oleh
peneliti (Nursalam , 2009).
Jenis instrumen yang digunakan
adalah kuesioner, pada penelitian ini
jumlah keseluruhan yaitu 18
kuesioner. Untuk keadaan
lingkungan mengunakan sekala likert
yang dibuat snediri oleh peneliti
dengan mengacu pada teori dan
konsep dengan pilihan jawaban :
Sering , Jarang, Pernah, Tidak
Pernah. Sedangkan pada
pengetahuan orang tua peneliti
menggunakan sekala Guttman
menggunakan pilihan Ya dan Tidak
(Saryomo, 2011). Dengan
pertanyaan-pertanyaan di atas yang
telah di modifikasi oleh peneliti.
Uji Instrumen
Suatu alat ukur mempunyai kriteria
validitas dan reliabilitas. Setelah
kuisioner sebagai alat ukur atau alat
pengumpul selesai disusun, belum
berarti kuesioner tersebut dapat
langsung di gunakan untuk
mengumpulkan data. Kuesioner
dapat digunakan sebagai alat ukutr
penelitian perlu uji validasi dan
reliabilitas. Untuk itu, makan
kuesioner tersebut harus dilakukan
uji “trial” dilapangan. Responden
yang di gunakan untuk uji coba
sebaiknya memiliki ciri-ciri
responden dari tempat dimana
peneliti tersebut harus di laksanakan
( Notoatmodjo, 2012).
Pengolahan dan Metode Analisa
Data
Setelah pengumpulan data dengan
kuesioner, tahap selanjutnya adalah
pengumpulan data. Dalam suatu
penelitian pengolahan data
merupakan salah satu langkah yang
penting. Untuk memperoleh
penyajian data sebagai hasil yang
berarti dan kesimpulan yang baik
maka diperlukan pengolahan data.
Perlu diingat bahwa peranan
komputer dalam pengolahan dan
analisa data hanya sebagai alat,
sehingga kita tidak dapat
mengandalkan sepenuhnya kepada
komputer. Demikian pula hasil
pengolahan dan analisa yang kita
peroleh dengan bantuan komputer,
juga tergantung kepada kualitas data
itu sendiri.
Menurut Notoatmodjo (2012), tahap-
tahap pengolahan data yang
dilakukan adalah :
1. Editing Data
Peneliti mewawancarai dan
memberikan kuesioner kepada
responden lalu setelah dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih
dahulu. Secara umum editing adalah
kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan isian formulir atau
kuesioner.
2. Coding
Setelah semua kuesioner telah diedit
atau disunting, selanjutnya peneliti
melakukan peng ”kodean” atau
“coding” yakini merubah data
berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan.
Koding atau pemeberian kode ini
sangat berguna dalam memasukan
data (data entry).
3. Entry Data
Data yakini jawaban – jawaban dari
masing – masing responden yang
dalam bentuk “kode” (angka atau
huruf) dimasukan ke dalam program
atau software komputer. Software
komputer ini bermacam-macam,
masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangannya. Salah
satu paket program yang paling
sering di gunakan untuk “entry data”
penelitian adalah paket program
SPSS for Window.
Dalam proses ini juga di tuntut
ketelitian dari peneliti yang
melakukan “data entry” ini. Apabila
tidak akan terjadi bias, meskipun
hanya memasukan data saja.
4. Cleanig
Setelah semua data dari setiap
sumber data atau responden selesai
dimasukan, dicek kembali untuk
melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya kesalahan – kesalahan kode,
ketidak lengkapan dan sebagainya,
dan lakukan pembetulan datau
koreksi. Proses ini disebut
pembersihan data (data cleaning).
Analisa Data
Analisa dalam suatu penelitian, bisa
melalui prosedur bertahap antara
lain:
1. Univariat
Analisa univariat adalah menjelaskan
atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian. Bentuk
analisis univariat terganting dari
jenis datanya. Untuk data numeric
digunakan nilai mean atau rata-rata,
median dan standar deviasi. Pada
umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekwensi
dan presentasi dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2012).
2. Bivariat
Apabila telah dilakukan analisa
univariat, hasilnya akan diketahui
karakteristik dan distribusi setiap
variabel, dan dapat dilanjutkan
analisis bivariat. Analisis bivariat
yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau
berkolerasi (Notoatmodjo, 2012).
Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu
pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan penelitian yang
melibatkan anatara pihak peneliti,
pihak yang diteliti (sbjek penelitian)
dan masyarakat yang akan
memperoleh dampak penelitian
tersebut ( Notoatmodjo, 2012).
Menurut Notatmodjo (2012), ada
empat prinsip yang harus dipegang
teguh dalam penelitian yaitu :
1. Perinsip menghargai hak dan
martabat partisipan
Prinsip ini dapat dilakukan penelitian
untuk memenuhi hak-hak partisipan
dengan cara menjaga keahasiaan
partisipan yaitu dengan tidak
memberitahukan kepada orang lain
kecuali apabila diminta oleh
pengadilan. Selain itu menghormati
otonomi responden (respect for
autonomy) bahwa setiap partisipan
berhak menolak menjadi responden.
2. Prinsip memperhatikan
kesejahteraan partisipan
Penerapan prinsip ini dilakukan
peneliti dengan memenuhi hak-hak
partisipan dengan memberikan
manfaat dari hasil penelitian kepada
partisipan untuk meminimkan resiko
terjadi ISPA pada anak usia sekolah
dasar dan menghindari
ketidaknyamanan partisipan saat
dilakukan penelitian dengan tidak
mlakukan paksaan untuk menjadi
responden.
3. Prinsip keadilan untuk semua
partisipan
Hak ini memberikan semua
partisipan yang sama untuk di pilih
atau berkontibusi dalam penelitian
tanpa diskriminasi. Semua partisipan
memperoleh perlakuan adil dan tidak
di beda-bedakan di antara mereka
selama kegiatan riset dilakukan.
Setiap peneliti memberi perlakuaan
dan penghargaan yang sama dalam
hal apapub selama kegiatan riset
dilakukan tanpa memandang suku,
agama,etnis dan kelas soial.
4. Persetujuan setelah penjelasan
Terdapat dua hal tahapan pada proses
PSP, yaitu : memberikan penjelasan
berkenaan dengan proses penelitian
dan memperoleh pernyataan
persetujuan dari partisipan untuk
mengikuti proses penelitian.
Pernyataan persetujuan diberikan
para partisipan setelah memperoleh
berbagai informasi berupa tujuan
penelitian, prosedur penelitian,
durasi keterlibatan penelitian, hak-
hak partisipan dengan memberikan
tanda tangan pada lembar
persetujuan tersebut
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian
ini akan melihat distribusi frekwensi
dari seluruh variabel, yaitu variabel
independen antara lain pendidikan
orang tua, pengetahuan orang tua,
keadan lingkungan sekitar, usia anak,
jenis kelamin anak, dari status gizi
anak. ISPA pada anak sebagai
variabel terkait (dependen). Analisa
univariat akan dijelaskan pada tabel
di bawah ini :
Variabel Independen
a. Pendidikan Orang Tua
Tabel 1
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan
Pendidikan Orang Tua di Puskesmas Kelurahan Cililitan JakartaTimur.
Pendidikan Orang Tua Jumlah Persen
1. Pendidikan Tinggi 36 45
2. Pendidikan Rendah 44 55
Jumlah 80 100,0
Dari hasil analisis diatas
menunjukan bahwa
mayoritas pendidikan
orang tua rendah dengan
jumlah 44 responden
(55%). Dan dengan
pendidikan orang tua
tinggi dengan jumlah 36
responden (45%).
b. Pengetahuan Orang Tua
Tabel 2
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan
Pekerjaan Orang Tua di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta
Timur.
Pengetahuan Orang Tua Jumlah Persen
1. Pengetahuan Baik 35 43,8
2. Pengetahuan Kurang 45 56,2
Jumlah 80 100,0
Dari hasil analisis diatas
menunjukan bahwa
pengetahuan orang tua
yang mayoritas adalah
kurang yang berjumlah 45
responden (56,2%). Dan
dengan pengetahuan
orang tua baik dengan
jumlah 35 responden
(43,8%).
c. Lingkungan Rumah
Tabel 3
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan
Lingkungan Rumah di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta
imur.
Pengetahuan Orang Tua Jumlah Persen
1. Lingkungan Rumah Baik 31 38,8
2. Lingkungan Rumah
Buruk
49 61,2
Jumlah 80 100,0
Dari hasil analisis diatas
menunjukan bahwa
Lingkungan Rumah yang
mayoritas adalah buruk
yang berjumlah 49
responden (61,2%). Dan
dengan lingkurngan
rumah yang baik dengan
jumlah 31 responden
(38,8%).
d. Usia Anak
Tabel 4
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan
Usia Anak di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur.
Usia Anak Jumlah Persen
1. Anak Usia Sekolah Awal 39 48,8
2. Anak Usia Sekolah Akhir 41 51,2
Jumlah 80 100,0
Dari hasil analisis diatas
menunjukan bahwa Usia
Anak yang mayoritas
adalah akhir yang
berjumlah 41 responden
(51,2%). Dan anak usia
dengan sekolah awal
didapatkan jumlah 39
responden (48,8%).
e. Jenis Kelamin
Tabel 5
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur.
Jenis Kelamin Jumlah Persen
1. Perempuan 26 32,5
2. Laki-laki 54 67,5
Jumlah 80 100,0
Dari hasil analisis diatas
menunjukan bahwa Jenis
Kelamin Anak yang
mayoritas adalah laki-laki
yang berjumlah 54
responden (67,5%). Dan
pada anak perempuan
berjumlah 26 responden
(32,5%).
f. Status Gizi
Tabel 6
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan
Status Gizi Anak di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta
Timur.
Status Gizi Jumlah Persen
1. Gizi Kurang 0 100,0
2. Gizi Baik 80 100,0
Jumlah 80 100,0
Dari hasil analisis diatas
menunjukan bahwa Status
Gizi yang mayoritas
adalah baik yang
berjumlah 80 responden
(100,0%).
1. Variabel Dependen
a. ISPA
Tabel 7
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan
ISPA di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur.
Ispa Jumlah Persen
1. Ispa 47 58,8
2. Tidak Ispa 33 41,2
Jumlah 80 100,0
Dari hasil analisis diatas menunjukan
bahwa Anak yang mengalami ispa
sebanyak 47 responden (58,8%). Dan
yang tidak mengalami ispa
berjumlah 33 responden (41,2%).
A. Analisis Bivariat
Analisa bivariat, yaitu untuk menguji
hipotesis dengan menentukan
hubungan antara variabel dependen
dan variabel idependen dengan
mengunakan uji Chi-Square. Jenis
data yang peneliti gunakan untuk
analisis adalah data kategorikal.
Sehingga uji hipotesis yang
digunakan adalah uji Chi – Square
(X2
) dengan tingkat kemaknaan 5%.
Analisis bivariat digunakan untuk
menguji hubungan antara variabel-
variabel antara lain variabel
pendidikan orang tua, pengetahuan
orang tua, keadaan lingkungan, usia
anak, jenis kelamin, dan status gizi
sebagai variabel bebas (independen).
ISPA sebagai variabel terikat
(dependen). Analisa bivariat akan di
jelaskan pada tabel-tabel di bawah
ini :
Tabel 8
Hubungan Pendikan Orang Tua Terhadap Resiko Terjadinya ISPA
Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakata Timur.
Pendidikan
Orang Tua
ISPA Total % OR P
valueTidak ISPA ISPA
N % N %
1. Tinggi 21 58,3 15 41,7 36 100,0 3,733 0,010
2. Rendah 12 27,3 32 72,7 44 100,0
Jumlah 33 41,3 47 58,8 69 100,0
Berdasarkan hasil analisis
menunjukan bahwa pendidikan
orang tua rendah lebih besar
mengalami ISPA daripada yang
tidak ISPA yaitu sebesar 32
(72,7%). Dari analisis melalui uji
statistik chi square diperoleh p-
value 0,010 atau p<0,05 jadi
berdasarkan hasil analisis diatas
menunjukan bahwa Ho ditolak
yaitu ada hubungannya yang
signifikan antara pendidikan
orang tua terhadap resiko
kejadian ISPA. Sedangkan
diperoleh hasil OR 3,733 yang
artinya pendidikan orang tua
rendah berpeluang 3,733 kali
untuk terjadinya ISPA pada anak
usia sekolah dasar.
Tabel 9
Hubungan Pengetahuan Orang Tua Terhadap Resiko Terjadiny ISPA
Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakata Timur.
Pengerahuan
Orang Tua
ISPA Total % OR P
valueTidak ISPA ISPA
N % N %
1. Baik 22 62,9 13 37,1 35 100,0 5,231 0.001
2. Kurang 11 24,4 34 75,6 34 100,0
Jumlah 33 41,3 47 58,8 69 100,0
Berdasarkan hasil analisis
menunjukan bahwa pengetahuan
orang tua kurang lebih besar
mengalami ISPA daripada yang
tidak ISPA yaitu sebesar 34
(75,6%). Dari analisis melalui uji
statistik chi square diperoleh p-
value 0,001 atau p<0,05 jadi
berdasarkan hasil analisis diatas
menunjukan bahwa Ho ditolak
yaitu ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan
orang tua terhadap resiko
kejadian ISPA. Sedangkan
diperoleh hasil OR 5,231 yang
artinya pengetahuan orang tua
kurang berpeluang5,231 kali
untuk terjadinya ISPA.
Tabel 10
Hubungan Keadaan Lingkungan Terhadap Resiko Terjadiny ISPA
Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakata Timur.
Keadaan
Lingkungan
Rumah
ISPA Total % OR P
valueTidak ISPA ISPA
N % N %
1. Baik 19 61,3 12 38,7 31 100,0 3,958 0.008
3. Buruk 14 28,6 47 71,4 49 100,0
Jumlah 33 41,3 47 58,8 80 100,0
Berdasarkan hasil analisis
menunjukan bahwa keadan
lingkungan buruk lebih besar
mengalami ISPA daripada yang
tidak ISPA yaitu sebesar 47
(71,4%). Dari analisis melalui uji
statistik chi square diperoleh p-
value 0,008 atau p<0,05 jadi
berdasarkan hasil analisis diatas
menunjukan bahwa Ho ditolak
yaitu ada hubungan yang
signifikan antara keadaan
lingkungan orang tua terhadap
resiko kejadian ISPA. Sedangkan
diperoleh hasil OR 3,958 yang
artinya lingkungan buruk
berpeluang 3,958 kali untuk
terjadinya ISPA.
Tabel 11
Hubungan Usia Anak Sekolah Terhadap Resiko Terjadiny ISPA
Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakata Timur.
Usia Anak
Sekolah
ISPA Total % OR P
valueTidak ISPA ISPA
N % N %
1. Awal 16 41,0 23 59,0 39 100,0 0,982 1,000
2. Akhir 17 41,5 24 58,5 41 100,0
Jumlah 33 41,3 47 58,8 80 100,0
Berdasarkan hasil analisis
menunjukan bahwa usia anak
sekolah akhir lebih bersar mengalami
ISPA daripada yang tidak ISPA yaitu
sebesar 24 (58,5%). Dari analisis
melalui uji statistik chi square
diperoleh p-value 1,000 p<0,05 jadi
berdasarkan hasil analisis diatas
menunjukan bahwa Ho ditolak yaitu
ada hubungan yang signifikan usia
sekolah terhadap resiko kejadian
ISPA. Sedangkan diperoleh hasil OR
0,982 yang artinya usia anak sekolah
awal berpeluang 0,982 kali untuk
terjadinya ISPA.
Tabel 12
Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Resiko Terjadiny ISPA
Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakata Timur.
Jenis Kelamin ISPA Total % OR P
valueTidak ISPA ISPA
N % N %
1. Peremp
uan
10 35,5 16 61,5 26 100,0 0,842 0,913
2. Laki –
Laki
23 42,6 31 57,4 54 100,0
Jumlah 33 41,3 47 58,8 80 100,0
Berdasarkan hasil analisis
menunjukan bahwa usia jenis
kelamin laki- laki lebih besar
mengalami ISPA daripada yang tidak
ISPA yaitu sebesar 31 (57,4%). Dari
analisis melalui uji statistik chi
square diperoleh p-value 0,913
p<0,05 jadi berdasarkan hasil analisis
diatas menunjukan bahwa Ho ditolak
yaitu ada hubungan yang signifikan
jenis kelamin terhadap resiko
kejadian ISPA. Sedangkan diperoleh
hasil OR 0,842 yang artinya jenis
kelamin perempuan berpengaruh
0,842 kali untuk terjadinya ISPA.
Tabel 13
Hubungan Status Gizi Terhadap Resiko Terjadinya ISPA
Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakata Timur.
Status Gizi ISPA Total % OR P
valueTidak ISPA ISPA
N % N %
1. B
uruk
0 0 0 0 0 0 1,424 0,521
2. B
aik
33 41,3 47 58,8 80 100,0
Jumlah 33 41,3 47 58,8 80 100,0
Berdasarkan hasil analisis
menunjukan bahwa status gizi baik
lebih besar mengalami ISPA
daripada yang tidak ISPA yaitu
sebesar 47 (58,8%). Dari analisis
melalui uji statistik chi square
diperoleh p-value 0,521 p<0,05 jadi
berdasarkan hasil analisis diatas
menunjukan bahwa Ho diterima
yaitu tidak ada hubungan yang
signifikan antara setatus gizi
terhadap resiko kejadian ISPA.
Sedangkan diperoleh hasil OR 1,424
yang artinya jenis status gizi buruk
berpeluang 1,424 kali untuk
terjadinya ISPA.
PEMBAHASAN
Analisa Univariat
Variabel Independen
Pendidikan Orang Tua
Dari hasil analisis penelitian
menunjukan bahwa mayoritas
pendidikan orang tua rendah dengan
44 responden (55%).
Hasil penelitian diatas didukung oleh
teori Dep.Kes. RI tahun 2012 bahwa
tingkat pendidikan orang tua
menunjukan adanya hubungan
terbalik antara angka kejadian
dengan kematian ISPA. Kurangnya
pengetahuan menyebabkan sebagian
kasus ISPA tidak diketahui oleh oang
tua dan tidak diobati. Dan didukung
penelitian Ahmad tahun 2002 bahwa
faktor pendidikan juga menjadi salah
satu faktor resiko yang dapat
menyebabkan terjadinya ISPA pada
balita.
Sedangkan menurut pendapat penulis
pendidikan mempengaruhi kejadian
ISPA karena dengan pengetahuan
rendah orang tua tidak bisa
mengenali gejala, penyebab, dan
mencegah terjadinya penyakit ISPA,
sedangkan dengan pengetahuan yang
baik orang tua bisa memahami apa
itu ISPA dan melakukan kiat-kiat
pencegahan maupun pengobatan.
Analisa Bivariat
Hubungan antara pendidikan
orang tua dengan resiko kejadian
ISPA
Berdasarkan hasil analisis
menunjukan bahwa pendidikan orang
tua rendah lebih besar mengalami
ISPA daripada yang tidak ISPA yaitu
sebesar 32 (72,7%).
Dari analisis melalui uji statistik chi
square diperoleh p-value 0,010 atau
p<0,05 jadi berdasarkan hasil analisis
diatas menunjukan bahwa Ho ditolak
yaitu ada hubungan paling signifikan
antara pendidikan orang tua terhadap
resiko kejadian ISPA, diperoleh juga
OR 3,733 yang artinya pendidikan
orang tua rendah berpeluang 3,733
kali untuk terjadinya ISPA.
Hasil penelitian diatas tidak
didukung oleh penelitian Pharamitha
A.Marmi dan kawan-kawan tahun
2013 dengan judul hubungan tingkat
pengetahuaan ibu tentang ispa
dengan kemampuan ibu merawat
balita ISPA pada balita di Kota
Manado didapatkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara tingkat
pendidikan dengan perawatan ISPA
pada balita di Puskesmas Bahu Kota
Manado dnegan uji chi square
didapatkan nilai p = 0.115> a = 0,05
yang berati Ho diterima, sedangkan
pada pengetahuan terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan
perawatan ISPA pada balita di
Puskesmas Bahu Kota Manado
dengan uji chi square didapatkan
nilai p = 0,029 < a=0,05 yang berarti
Ho ditolak.
Menurut peneliti tingkat pendidikan
orang tua mempengaruhi kejadian
ISPA pada anak usia seklolah karna
dengan pengetahuan baik maka
orang tua bisa mengindarkan anak
dari penyebab penyakit ISPA seperti
mengontrol lingkungan sekitar
rumah, mengurangi polusi akibat
pembakaran sampah maupun polusi
kendaraan, mengatur pencahyaan
matahari langsung serta memenuhi
kebutuhan gizi anak.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Ada hubungan yang signifikan
antara pendidikan orang tua terhadap
resiko kejadian ISPA (p<0,05) dan
pendidikan orang tua rendah
berpeluang 3,733 kali untuk
terjadinya ISPA.
2. Ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan orang tua
terhadap resiko kejadian ISPA
(p<0,05) dan pengaruh orang tua
kurang berpeluang 5,231 kali untuk
terjadinya ISPA.
3. Ada hubungan yang signifikan
antara keadaan lingkungan terhadap
resiko kejadian ISPA (p<0,05) dan
lingkungan buruk berpeluang 3,958
kali untuk terjadinya ISPA.
4. Tidak Ada hubungan yang
signifikan antara usia anak sekolah
terhadap resiko kejadian ISPA
(p<0,05) dan usia anak sekolah awal
berpeluang 0,982 kali untuk
terjadinya ISPA.
5. Tidak Ada hubungan yang
signifikan antara jenis kelamin
terhadap resiko kejadian ISPA
(p<0,05) dan jenis kelamin
perempuan berpeluang 0,913 kali
untuk terjadinya ISPA.
6. Tidak Ada hubungan yang
signifikan antara setatus gizi
terhadap resiko kejadian ISPA
(p<0,05) dan status gizi buruk
berpeluang 1,424 kali untuk
terjadinya ISPA.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil
penelitian “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Resiko
Kejadian ISPA Pada Anak Usia
Sekolah Dasar Di Puskesmas
Kelurahan Cililitan Jakarta Timur”,
maka dapat diberikan saran-saran
yang berkaitan dengan sebagai
berikut :
1. Bagi Masyarakat
Dapat dimanfaatkan sebagai
masukan dan penambahan
pengetahuan sehingga masyarakat
bisa mencegah terjadinya infeksi
saluran pernafasan akut dengan
membentuk program lingkungan
sehat yang diprakarsai oleh tokoh
maupun anggota masyarakat seperti
melaksanakan gotong royong, serta
pendidikan kesehatan dari warga
untuk warga agar mengerti serta
menjauhi faktor-faktor yang menjadi
penyebab ISPA di lingkungan tempat
tinggal.
2. Bagi Puskesmas
Memberikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat tentang ISPA
lebih lanjut seperti penyebab,
pencegahan, dan bagaimana sanitasi
lingkungan yang baik sehingga bisa
diaplikasikan oleh masyarakat serta
membentuk tim khusus penanganan
ISPA yang memiliki program
pengobatan dan penatalaksanaan
penderita ISPA pada anak usia
sekolah baik dilingkungan
masyarakat atau disekolah dasar.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya
disarankan untuk meneliti peran
masyarakat dalam pencegahan ISPA
dan faktor-faktor lain yang belum
diteliti dalam penelitian ini yang
berhubungan dengan faktor resiko
terjadinya ISPA dengan sampel yang
lebih besar dan ruang lingkup yang
lebih luas.
UCAPAN TERIMAKASIH
Keberhasilan dalam penelitian ini
tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan berbagai pihak dengan
tulus ikhlas. Izinkanlah peneliti
menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih, terutama
kepada :
1. ALLAH SWT yang telah
memberikan nikmat yang tidak
ternilai harganya dan telah
memberikan keberkahan melalui
ketenangan dalam doa sepenuh hati
di setiap perjalanan penulis dalam
menyelesaikan laporan penelitian ini.
2. Dr, Muhammad Hadi, SKM. M.Kes,
selaku Dekan Program Studi Ilmu
Keperawatan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
3. Dr. Irna Nursanti, M.Kep. Sp,
Kep.Mat. selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
4. Bapak Ns. Nana Supriyatna, M.Kep,
Sp.Kep. Kom selaku pembimbing
Riset Keperawatan yang penuh
dengan kesabaran dan bersedia
meluangkan waktunya untuk
memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada saya.
5. Kepala Puskesmas Kelurahan
Cililitan beserta Staf.
6. Staf perpustakaan yang telah banyak
meminjamkan buku kepada peneliti.
7. Yang tercinta dan tersayang kedua
orang tuaku Mama dan Papa, dan
Kakak-kakakku (Mas Eko, Mba
Indah, Mas Rino dan Mba Melly)
yang telah memberikan doa, dan
kasih sayang. Motivasi, moril dan
materi dalam menyelesaikan
penelitian ini.
8. Yang tercinta Aditia Rachmayunda
yang telah memberikan dukungan
dan support selama menempuh
proses perkuliahan sampai
pembuatan tugas penelitian ini
selesai.
9. Sahabat – Sahabat seperjuangan
(David, Rini, Chintya, Anisa Amtsal,
Anisa O, Maul, Ayu, dan Ianah)
mereka jugalah yang telah
memberikan support dan motivasi
dalam menyelesaikan tugas penelitia
ini.
10. Mia Rachmawati yang senantiasa
selalu memberikan semangat untuk
menyelesaikan tugas penelitian ini.
11. Rekan – rekan mahasiswa kelas 3B
Program Studi Ilmu Keperawatan
UMJ Transfer, yang telah banyak
memberikan dukungan dan semnagat
dalam menyelesaikan tugas
penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa penelitian
ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi bentuk, isi, maupun teknik
penyajian. Oleh sebab itu, peneliti
mengharapkan kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak
dengan tangan terbuka. Semoga
penelitian ini bermanfaat guna
kemajuan dan perkembangan di
bidang kesehatan.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Daftar Pustaka
Asmadi. ( 2008 ). Konsep dasar
keperawatan. Jakarta : EGC
Cahyaningsih, Sulistyo dwi. (2011).
Pertumbuhan perkembangan
anak dan remaja, Jakarta: TIM
Hastono, S.P & Sabri, Luknis.
(2014). Statistik kesehatan.
Jakarta: PT Raja Grapindo
Persada
Hurlock, E. (2002). Psikologi
perkembangan. Jakarta:
Erlangga
Misnadiarly. (2008). Penyakit
saluran nafas atas, pneumonia.
Jakarta: Pustaka Obor Populer
Mubarak, Wahid Iqbal, Cahyatin,
Nurul. (2009). Ilmu kesehatan
masyarakat teori dan aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).
Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012).
Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Nursalam. (2003). Konsep dan
penerapan metodologi
penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2009). Konsep dan
penerapan metodologi
penelitian ilmu keperawatan
pedoman skripsi, tesis, dan
instrumen penelitian
keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Saryono (2011). Metode penelitian
kesehatan. Yogyakarta: Mitra
Cendikia
Sujarweni, V Wiratna. (2014).
Metodologi penelitian
keperawatan. Yogyakarta:
Gava Medika
Susilo, H Wihelmus, Aima, Havidz.
(2013). Skala pengukuran dan
instrumen penelitian. Jakarta:
IN MEDIA
Wong, D.L.,et all. (2009). Buku ajar
keperawatan pediatrik edisi 6
volume 1. (Alih Bahasa: Agus
Sutarna, Neti Juniarti, H.Y.
Kuncara). Jakarta:EGC

More Related Content

What's hot

Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2
Iwan Hariyanto
 
Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4
Iwan Hariyanto
 
Kejadian infeksi nosokomial
Kejadian infeksi nosokomialKejadian infeksi nosokomial
Kejadian infeksi nosokomialMuhammad Badar
 
Publikasi 3
Publikasi 3Publikasi 3
Publikasi 3
Akhmad Fauzi Afandi
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORALISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
shishamuddin1979
 
Riset keperawatan kelompok
Riset keperawatan kelompokRiset keperawatan kelompok
Riset keperawatan kelompok
anisdwiprakasiwi
 
Metod
MetodMetod
15428 42110-2-pb
15428 42110-2-pb15428 42110-2-pb
15428 42110-2-pb
Faradlina Mufti
 
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)rsd kol abundjani
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Bank Miko
 
Deskripsi jurnal
Deskripsi jurnalDeskripsi jurnal
Deskripsi jurnal
salmawangief
 
Tugas semester jenis penelitian
Tugas semester jenis penelitianTugas semester jenis penelitian
Tugas semester jenis penelitiananihdx
 
Metode Survey 2 (Psikologi Umum)
Metode Survey 2 (Psikologi Umum)Metode Survey 2 (Psikologi Umum)
Metode Survey 2 (Psikologi Umum)atone_lotus
 
pendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulumpendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulum
pascasarjan
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
Ginan Ginanjar Kosim
 
Laporan jurnal rinia
Laporan jurnal riniaLaporan jurnal rinia
Laporan jurnal rinia
riniaa
 
Penelitian kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatifPenelitian kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatif
putralaksana
 

What's hot (20)

Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2
 
Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4
 
Kejadian infeksi nosokomial
Kejadian infeksi nosokomialKejadian infeksi nosokomial
Kejadian infeksi nosokomial
 
Publikasi 3
Publikasi 3Publikasi 3
Publikasi 3
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORALISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
 
Lporan
LporanLporan
Lporan
 
Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif
 
Riset keperawatan kelompok
Riset keperawatan kelompokRiset keperawatan kelompok
Riset keperawatan kelompok
 
Metod
MetodMetod
Metod
 
15428 42110-2-pb
15428 42110-2-pb15428 42110-2-pb
15428 42110-2-pb
 
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 
Deskripsi jurnal
Deskripsi jurnalDeskripsi jurnal
Deskripsi jurnal
 
Tugas semester jenis penelitian
Tugas semester jenis penelitianTugas semester jenis penelitian
Tugas semester jenis penelitian
 
Metode Survey 2 (Psikologi Umum)
Metode Survey 2 (Psikologi Umum)Metode Survey 2 (Psikologi Umum)
Metode Survey 2 (Psikologi Umum)
 
pendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulumpendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulum
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
Laporan jurnal rinia
Laporan jurnal riniaLaporan jurnal rinia
Laporan jurnal rinia
 
Penelitian kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatifPenelitian kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatif
 

Viewers also liked

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...
Warnet Raha
 
Lembar kuesioner
Lembar kuesionerLembar kuesioner
Lembar kuesioner
tanux5792
 
Pengetahuan lingkungan industri pengetahuan lingkungan hidup
Pengetahuan lingkungan industri   pengetahuan lingkungan hidupPengetahuan lingkungan industri   pengetahuan lingkungan hidup
Pengetahuan lingkungan industri pengetahuan lingkungan hidup
Wildan Wafiyudin
 
Bab iii tamsir
Bab iii tamsirBab iii tamsir
Bab iii tamsir
tanux5792
 
Kuesioner
KuesionerKuesioner
Kuesioner
Iand Nurtanio
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
Adil Athilshipate
 
Pendidikan &amp; pengetahuan lingkungan hidup
Pendidikan &amp; pengetahuan lingkungan hidupPendidikan &amp; pengetahuan lingkungan hidup
Pendidikan &amp; pengetahuan lingkungan hidup
Aziz_Kurniawan
 
Tugas makalah Analisa Sumber Daya Alam (ASDAL) BAB1,BAB2,BAB3
Tugas makalah Analisa Sumber Daya Alam (ASDAL) BAB1,BAB2,BAB3Tugas makalah Analisa Sumber Daya Alam (ASDAL) BAB1,BAB2,BAB3
Tugas makalah Analisa Sumber Daya Alam (ASDAL) BAB1,BAB2,BAB3
Fanly Sondakh
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDFASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
Baskoro Abdiansyah
 
Infeksi saluran pernafasan akut
Infeksi saluran pernafasan akutInfeksi saluran pernafasan akut
Infeksi saluran pernafasan akut
GadisMentari
 
Materi amdal
Materi amdalMateri amdal
Materi amdal
Lubuk Ketam
 
Rekling08 amdal
Rekling08 amdalRekling08 amdal
Rekling08 amdal
Arif Rahman
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptx
Effrila Nita
 
Penyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasiPenyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasi
Graita Angesty
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Trisnadi Wijaya
 

Viewers also liked (20)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...
 
Kti tentang ispa
Kti tentang ispaKti tentang ispa
Kti tentang ispa
 
Lembar kuesioner
Lembar kuesionerLembar kuesioner
Lembar kuesioner
 
Pengetahuan lingkungan industri pengetahuan lingkungan hidup
Pengetahuan lingkungan industri   pengetahuan lingkungan hidupPengetahuan lingkungan industri   pengetahuan lingkungan hidup
Pengetahuan lingkungan industri pengetahuan lingkungan hidup
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
100681759 skripsi-keperawatan
100681759 skripsi-keperawatan100681759 skripsi-keperawatan
100681759 skripsi-keperawatan
 
Bab iii tamsir
Bab iii tamsirBab iii tamsir
Bab iii tamsir
 
Anie
AnieAnie
Anie
 
Kuesioner
KuesionerKuesioner
Kuesioner
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
 
Pendidikan &amp; pengetahuan lingkungan hidup
Pendidikan &amp; pengetahuan lingkungan hidupPendidikan &amp; pengetahuan lingkungan hidup
Pendidikan &amp; pengetahuan lingkungan hidup
 
Tugas makalah Analisa Sumber Daya Alam (ASDAL) BAB1,BAB2,BAB3
Tugas makalah Analisa Sumber Daya Alam (ASDAL) BAB1,BAB2,BAB3Tugas makalah Analisa Sumber Daya Alam (ASDAL) BAB1,BAB2,BAB3
Tugas makalah Analisa Sumber Daya Alam (ASDAL) BAB1,BAB2,BAB3
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDFASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
 
Infeksi saluran pernafasan akut
Infeksi saluran pernafasan akutInfeksi saluran pernafasan akut
Infeksi saluran pernafasan akut
 
Materi amdal
Materi amdalMateri amdal
Materi amdal
 
Rekling08 amdal
Rekling08 amdalRekling08 amdal
Rekling08 amdal
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptx
 
Penyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasiPenyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasi
 
Gizi seimbang bayi & balita
Gizi seimbang bayi & balitaGizi seimbang bayi & balita
Gizi seimbang bayi & balita
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
 

Similar to FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI PUSKESMAS KELURAHAN CILILITAN JAKARTA TIMUR

Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dini
nrukmana rukmana
 
Warna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptx
Warna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptxWarna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptx
Warna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptx
lenarainy13
 
Laporan tahap 1 tingkat kesadaran manusia dalam membuang sampah sembarangan
Laporan tahap 1 tingkat kesadaran manusia dalam membuang sampah sembaranganLaporan tahap 1 tingkat kesadaran manusia dalam membuang sampah sembarangan
Laporan tahap 1 tingkat kesadaran manusia dalam membuang sampah sembaranganraudlatulm
 
Kueisioner daftar isi
Kueisioner daftar isiKueisioner daftar isi
Kueisioner daftar isiAndi Manurung
 
559 article text-1129-1-10-20200626 2020
559 article text-1129-1-10-20200626 2020559 article text-1129-1-10-20200626 2020
559 article text-1129-1-10-20200626 2020
fajrilanwar
 
Penyusunan tes diagnostik 1
Penyusunan tes diagnostik 1Penyusunan tes diagnostik 1
Penyusunan tes diagnostik 1Sugiatno Sakidin
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
josen sembiring
 
4. DONI NST1), Sugiyanto2).docx
4. DONI NST1),  Sugiyanto2).docx4. DONI NST1),  Sugiyanto2).docx
4. DONI NST1), Sugiyanto2).docx
andy692840
 
Karya tulis ilmiah kesehatan
Karya tulis ilmiah kesehatanKarya tulis ilmiah kesehatan
Karya tulis ilmiah kesehatanRiana Apriliia
 
Dokumen (15) (2).docx
Dokumen (15) (2).docxDokumen (15) (2).docx
Dokumen (15) (2).docx
SandikaChannelOffici
 
Publikasi karya_ilmiah
Publikasi  karya_ilmiahPublikasi  karya_ilmiah
Publikasi karya_ilmiah
Mas Mujoko
 
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengArtikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengNastiti Rahajeng
 
Tugas metodepenelitian
Tugas metodepenelitianTugas metodepenelitian
Tugas metodepenelitiancorenida
 
RPS AGENT PENYAKIT kesehatan masyarakat.pdf
RPS AGENT PENYAKIT kesehatan masyarakat.pdfRPS AGENT PENYAKIT kesehatan masyarakat.pdf
RPS AGENT PENYAKIT kesehatan masyarakat.pdf
PutriDamayanti51
 
Slide Sari.pptx
Slide Sari.pptxSlide Sari.pptx
Slide Sari.pptx
HenraLumpsGurning
 
Power Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptxPower Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptx
normaPintaTama1
 
Program layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswa
Program layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswaProgram layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswa
Program layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswa
Psikopedagogia uad
 

Similar to FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI PUSKESMAS KELURAHAN CILILITAN JAKARTA TIMUR (20)

Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dini
 
Warna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptx
Warna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptxWarna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptx
Warna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptx
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Laporan tahap 1 tingkat kesadaran manusia dalam membuang sampah sembarangan
Laporan tahap 1 tingkat kesadaran manusia dalam membuang sampah sembaranganLaporan tahap 1 tingkat kesadaran manusia dalam membuang sampah sembarangan
Laporan tahap 1 tingkat kesadaran manusia dalam membuang sampah sembarangan
 
Kueisioner daftar isi
Kueisioner daftar isiKueisioner daftar isi
Kueisioner daftar isi
 
559 article text-1129-1-10-20200626 2020
559 article text-1129-1-10-20200626 2020559 article text-1129-1-10-20200626 2020
559 article text-1129-1-10-20200626 2020
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Penyusunan tes diagnostik 1
Penyusunan tes diagnostik 1Penyusunan tes diagnostik 1
Penyusunan tes diagnostik 1
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
 
4. DONI NST1), Sugiyanto2).docx
4. DONI NST1),  Sugiyanto2).docx4. DONI NST1),  Sugiyanto2).docx
4. DONI NST1), Sugiyanto2).docx
 
Karya tulis ilmiah kesehatan
Karya tulis ilmiah kesehatanKarya tulis ilmiah kesehatan
Karya tulis ilmiah kesehatan
 
Dokumen (15) (2).docx
Dokumen (15) (2).docxDokumen (15) (2).docx
Dokumen (15) (2).docx
 
Publikasi karya_ilmiah
Publikasi  karya_ilmiahPublikasi  karya_ilmiah
Publikasi karya_ilmiah
 
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengArtikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
 
Tugas metodepenelitian
Tugas metodepenelitianTugas metodepenelitian
Tugas metodepenelitian
 
RPS AGENT PENYAKIT kesehatan masyarakat.pdf
RPS AGENT PENYAKIT kesehatan masyarakat.pdfRPS AGENT PENYAKIT kesehatan masyarakat.pdf
RPS AGENT PENYAKIT kesehatan masyarakat.pdf
 
Slide Sari.pptx
Slide Sari.pptxSlide Sari.pptx
Slide Sari.pptx
 
Power Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptxPower Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptx
 
Program layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswa
Program layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswaProgram layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswa
Program layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswa
 

More from Nanang Soleh

Ipi186703
Ipi186703Ipi186703
Ipi186703
Nanang Soleh
 
Ipi119514
Ipi119514Ipi119514
Ipi119514
Nanang Soleh
 
jurnal
jurnaljurnal
jurnal
Nanang Soleh
 
Tugas metpen
Tugas metpen Tugas metpen
Tugas metpen
Nanang Soleh
 
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...
Nanang Soleh
 
Pkm gt it_solution
Pkm gt it_solutionPkm gt it_solution
Pkm gt it_solution
Nanang Soleh
 
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
Nanang Soleh
 
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
Nanang Soleh
 
Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...
Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...
Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...
Nanang Soleh
 
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
Nanang Soleh
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
Nanang Soleh
 
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
Nanang Soleh
 
Manuskrip
ManuskripManuskrip
Manuskrip
Nanang Soleh
 
jurnal
jurnaljurnal
jurnal
Nanang Soleh
 

More from Nanang Soleh (14)

Ipi186703
Ipi186703Ipi186703
Ipi186703
 
Ipi119514
Ipi119514Ipi119514
Ipi119514
 
jurnal
jurnaljurnal
jurnal
 
Tugas metpen
Tugas metpen Tugas metpen
Tugas metpen
 
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...
 
Pkm gt it_solution
Pkm gt it_solutionPkm gt it_solution
Pkm gt it_solution
 
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
 
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
 
Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...
Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...
Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...
 
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
 
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
 
Manuskrip
ManuskripManuskrip
Manuskrip
 
jurnal
jurnaljurnal
jurnal
 

Recently uploaded

Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 

Recently uploaded (7)

Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI PUSKESMAS KELURAHAN CILILITAN JAKARTA TIMUR

  • 1. FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI PUSKESMAS KELURAHAN CILILITAN JAKARTA TIMUR. Esa Maharani1 Esa Maharani : PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510 ABSTRAK Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ) adalah infeksi saluran pernafasan. Resiko terjadinya ISPA di pengaruhi faktor pendidikan orang tua, pengetahuan orang tua, dan keadaan lingkungan rumah sekitar. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 80 responden dengan tekhnik total sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisa dilakukan melalui analisa univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan Chi Square. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan resiko kejadian ISPA pada anak usia sekolah dasar di puskesmas kelurahan cililitan jakarta timur. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan orang tua p-value 0,010 atau p<0,05, pengetahuan orang tua p-value 0,001 atau p<0,05 dan keadaan lingkungan sekitar rumah p-value 0,008 atau p<0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari faktor pendidikan orang tua, pengetahuan orang tua, dan keadaan lingkungan rumah sekitar sangat berpengaruh terhadap terjadinya ISPA pada anak usia sekolah dasar. Kata kunci : Hubungan pendidikan dan pengetahuan orang tua, dan keadaan lingkungan rumah sekitar. PENDAHULUAN Anak Merupakan individu yang unik, dimana mereka mempunyai kebutuhan yang berbeda beda sesuai dengan tahapan usianya. Anak bukan miniatur dari orang dewasa atau orang dewasa dengan tubuh yang kecil. Anak usia sekolah adalah anak yang menjalani rentang kehidupan yang dimulai dari usia 6 – 12 tahun dan memiliki berbagai label, yang masing – masing menguraikan karakteristik penting dari priode tersebut. Periode ini dimulai dengan masuknya anak kelingkungan sekolah, yang memiliki dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan orang lain. Anak mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanak – kanak, dan mengabungkan diri kedalam kelompok sebaya, yang merupakan hubungan dekat pertama di luar kelompok keluarga (Cahyaningsih,2011). Gambaran tumbuh kembang anak sekolah usia sekolah secara biologis
  • 2. anak mengalami pertumbuhan ukuran sel dan kematangan fungsi organ, secara psikologi anak mulai bersosialisai dan berpartisipasi dalam pekerjaan yang berarti dan berguna secara social. Secara koknitif ketika anak memasuki usia sekolah, mereka mulai memperoleh kemampuan untuk menghubungkan serangkaian kejadian untuk mengambarkan mental anak yang dapat diungkapkan secara verbal ataupun simbolik. Secara moral pada saat pola pikir anak mulai berubah dari egosentrisme ke polapikir lebih logis, mereka juga bergerak melalui tahapan perkembangan kesadaran diri dan standar moral. Secara spiritual anak – anak usia dini berpikir dalam batasan kongkrit tetapi merupakan pelajaran yang baik dan memiliki kemampuan besar untuk mempelajari Tuhan. Secara sosial salah satu agent sosial penting dalam anak usia sekolah adalah kelompok teman sebayanya. Selain orang tua dan sekolah, kelompok teman sebayanya memberi sejumlah hal yang penting kepada anggotanya. Secara konsep diri merujuk pada pengetahuan yang disadari mengenai berbagai presepsi diri, seperti karakteristik fisik, nilai, ideal diri dan pengharapan secara ide – ide dirinya sendiri dalam hubungan dengan orang lain, konsep diri juga termasuk citra tubuh, seksualitas dan juga harga diri anak (Cahyaningsih,2011). Jumlah anak usia sekolah sekitar 66 juta jiwa atau 28% dari jumlah penduduk Indonesia. Berbagai masalah yang tejadi pada anak usia sekolah diantaranya yaitu masalah kesehatan fisik, pisikologis/emosional dan spiritual yang disebabkan oleh bebagai masalah seperti kecelakan, kekerasan, bakteri, virus dan parasit. Salah satu penyakit yang banyak menyerang anak usia sekolah adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), (BKKBN,2015). ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus maupun riketsia, tanpa atau disertai radang parenkim paru (Alsagaff & Mukty, 2010). Salah satu yang termasuk dalam infeksi saluran perenafasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza, brochitis dan sinusitis (Depkes RI, 2007). ISPA berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluarga penduduk adalah 25% dari jumlah penduduk Indonesia. ISPA menyebabkan kematian bayi pada balita yang cukup tinggi yaitu kira – kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. Antara 40% - 60% dari kunjungan di puskesmas adalah karena penyakit ISPA. Jumlah penderita ISPA di DKI Jakarta khususnya pada anak usia sekolah 42.563 kasus (Riskesdas,2013). Faktor penyebab infeksi saluran pernafasan atas di bagi menjadi dua yaitu faktor internal yang terdiri dari faktor manusia (anak) diantaranya adalah umur, jenis kelamin anak, setatus gizi anak dan faktor orang tua yang terdiri dari yaitu pendidikan,setaus ekonomi orang tua dan pengetahuan orang tua. Adapun faktor eksternal yaitu cuaca diantaranya adalah lingkungan fisik rumah dan polusi udara. Berdasarkan data studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kelurahan Cililiatan Jakarta Timur, disampaikan bahwa anak usia sekolah yang terkena ISPA bulan
  • 3. Oktober tahun 2015 sebanyak kuang lebih 80 kasus. Oleh karena itu berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “ Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Resiko Kejadian ISPA Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Puskesmas Kelurahan Cililitan”. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif. Studi korelasi adalah suatu penelitaian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain, yaitu variabel independen (faktor internal dan eksternal) dengan variabel dependen (ISPA), pada umumnya survei deskriptif di gunakan untuk membuat suatru penelitian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan dimasa sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut (Notoatmodjo, 2012). Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah cross secrional. Keuntungan metode cross sectional ini adalah kemudahan dalam melakukan penelitian, sederhana, ekonomis dalam hal waktu dan hasilnya dapat diproleh dengan cepat (Nursalam, 2009). Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur, dikarnakan peneliti medapatkan informasi bahwa di Puskesmas inilah banyak fenomena ISPA terjadi pada anak usia sekolah dasar. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur, yang dilaksanakan pada bulan september 2015 hingga Maret 2016 Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah semua elemen yang terdiri dari individu, objek atau substansi yang memiliki kriteria tertentu untuk dapat digunakan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2010). Populasi adalah seluruh subyek atau data dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Nursalam, 2009). Pada penelitian “ Faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko kajadian ISPA pada anak usia sekolah dasar di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur “ populasinya adalah anak usia sekolah dasar di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur. Berdasarkan data studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarata Timur, disimpulkan bahwa anak usia sekolah yang terkena ISPA bulan Oktober tahun 2015 sebanyak kurang lebih 80 kasus. 2. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini. Dalam mengambil sampel penelitian ini digunakan cara atau tehnik-tehnik tertentu sehingga sampel tersebut mungkil mewakili populasinya. Tehnik ini biasanya disebut metode sampling atau tehnik sampling (Notostmodjo, 2012). Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasi yang digunakan peneliti, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria instruksi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat di
  • 4. ambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat di ambil sampel (Notoatmodjo, 2010). Peneliti telah menentukan kriteria untuk sampel yang akan di teliti, meliputi : a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum sebjektif penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi. Adapun target pada penelitian ini adalah : 1) Orang tua yang mempunyai anak usia sekolah 6-12 tahun yang terkena ISPA ; 2) Memahami bahasa indonesia ; 3) Bersedia menjadi respinden ; 4) Sehat jasmani. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Total Sampling yang artinya seluruh responden yang berjumlah 80 dijadikan objek penelitian (Notoatmodjo, 2012). Cara Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Pada penelitian ini peneliti mengunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data pada penelitian “ Faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko kajadian ISPA pada anak usia sekolah dasar di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur “. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan tertutup agar lebih mudah mengarahkan jawaban responden dan mudah diolah dimana responden hanya memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda yang telah ditentukan oleh peneliti (Nursalam , 2009). Jenis instrumen yang digunakan adalah kuesioner, pada penelitian ini jumlah keseluruhan yaitu 18 kuesioner. Untuk keadaan lingkungan mengunakan sekala likert yang dibuat snediri oleh peneliti dengan mengacu pada teori dan konsep dengan pilihan jawaban : Sering , Jarang, Pernah, Tidak Pernah. Sedangkan pada pengetahuan orang tua peneliti menggunakan sekala Guttman menggunakan pilihan Ya dan Tidak (Saryomo, 2011). Dengan pertanyaan-pertanyaan di atas yang telah di modifikasi oleh peneliti. Uji Instrumen Suatu alat ukur mempunyai kriteria validitas dan reliabilitas. Setelah kuisioner sebagai alat ukur atau alat pengumpul selesai disusun, belum berarti kuesioner tersebut dapat langsung di gunakan untuk mengumpulkan data. Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukutr penelitian perlu uji validasi dan reliabilitas. Untuk itu, makan kuesioner tersebut harus dilakukan uji “trial” dilapangan. Responden yang di gunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri-ciri responden dari tempat dimana peneliti tersebut harus di laksanakan ( Notoatmodjo, 2012). Pengolahan dan Metode Analisa Data Setelah pengumpulan data dengan kuesioner, tahap selanjutnya adalah pengumpulan data. Dalam suatu penelitian pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik maka diperlukan pengolahan data. Perlu diingat bahwa peranan komputer dalam pengolahan dan analisa data hanya sebagai alat, sehingga kita tidak dapat mengandalkan sepenuhnya kepada komputer. Demikian pula hasil pengolahan dan analisa yang kita
  • 5. peroleh dengan bantuan komputer, juga tergantung kepada kualitas data itu sendiri. Menurut Notoatmodjo (2012), tahap- tahap pengolahan data yang dilakukan adalah : 1. Editing Data Peneliti mewawancarai dan memberikan kuesioner kepada responden lalu setelah dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner. 2. Coding Setelah semua kuesioner telah diedit atau disunting, selanjutnya peneliti melakukan peng ”kodean” atau “coding” yakini merubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding atau pemeberian kode ini sangat berguna dalam memasukan data (data entry). 3. Entry Data Data yakini jawaban – jawaban dari masing – masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukan ke dalam program atau software komputer. Software komputer ini bermacam-macam, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Salah satu paket program yang paling sering di gunakan untuk “entry data” penelitian adalah paket program SPSS for Window. Dalam proses ini juga di tuntut ketelitian dari peneliti yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak akan terjadi bias, meskipun hanya memasukan data saja. 4. Cleanig Setelah semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan, dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan – kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, dan lakukan pembetulan datau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning). Analisa Data Analisa dalam suatu penelitian, bisa melalui prosedur bertahap antara lain: 1. Univariat Analisa univariat adalah menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat terganting dari jenis datanya. Untuk data numeric digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekwensi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). 2. Bivariat Apabila telah dilakukan analisa univariat, hasilnya akan diketahui karakteristik dan distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2012). Etika Penelitian Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan anatara pihak peneliti, pihak yang diteliti (sbjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak penelitian tersebut ( Notoatmodjo, 2012). Menurut Notatmodjo (2012), ada empat prinsip yang harus dipegang teguh dalam penelitian yaitu : 1. Perinsip menghargai hak dan martabat partisipan Prinsip ini dapat dilakukan penelitian untuk memenuhi hak-hak partisipan dengan cara menjaga keahasiaan partisipan yaitu dengan tidak
  • 6. memberitahukan kepada orang lain kecuali apabila diminta oleh pengadilan. Selain itu menghormati otonomi responden (respect for autonomy) bahwa setiap partisipan berhak menolak menjadi responden. 2. Prinsip memperhatikan kesejahteraan partisipan Penerapan prinsip ini dilakukan peneliti dengan memenuhi hak-hak partisipan dengan memberikan manfaat dari hasil penelitian kepada partisipan untuk meminimkan resiko terjadi ISPA pada anak usia sekolah dasar dan menghindari ketidaknyamanan partisipan saat dilakukan penelitian dengan tidak mlakukan paksaan untuk menjadi responden. 3. Prinsip keadilan untuk semua partisipan Hak ini memberikan semua partisipan yang sama untuk di pilih atau berkontibusi dalam penelitian tanpa diskriminasi. Semua partisipan memperoleh perlakuan adil dan tidak di beda-bedakan di antara mereka selama kegiatan riset dilakukan. Setiap peneliti memberi perlakuaan dan penghargaan yang sama dalam hal apapub selama kegiatan riset dilakukan tanpa memandang suku, agama,etnis dan kelas soial. 4. Persetujuan setelah penjelasan Terdapat dua hal tahapan pada proses PSP, yaitu : memberikan penjelasan berkenaan dengan proses penelitian dan memperoleh pernyataan persetujuan dari partisipan untuk mengikuti proses penelitian. Pernyataan persetujuan diberikan para partisipan setelah memperoleh berbagai informasi berupa tujuan penelitian, prosedur penelitian, durasi keterlibatan penelitian, hak- hak partisipan dengan memberikan tanda tangan pada lembar persetujuan tersebut HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini akan melihat distribusi frekwensi dari seluruh variabel, yaitu variabel independen antara lain pendidikan orang tua, pengetahuan orang tua, keadan lingkungan sekitar, usia anak, jenis kelamin anak, dari status gizi anak. ISPA pada anak sebagai variabel terkait (dependen). Analisa univariat akan dijelaskan pada tabel di bawah ini : Variabel Independen a. Pendidikan Orang Tua Tabel 1 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua di Puskesmas Kelurahan Cililitan JakartaTimur. Pendidikan Orang Tua Jumlah Persen 1. Pendidikan Tinggi 36 45 2. Pendidikan Rendah 44 55 Jumlah 80 100,0 Dari hasil analisis diatas menunjukan bahwa mayoritas pendidikan orang tua rendah dengan jumlah 44 responden (55%). Dan dengan pendidikan orang tua tinggi dengan jumlah 36 responden (45%).
  • 7. b. Pengetahuan Orang Tua Tabel 2 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur. Pengetahuan Orang Tua Jumlah Persen 1. Pengetahuan Baik 35 43,8 2. Pengetahuan Kurang 45 56,2 Jumlah 80 100,0 Dari hasil analisis diatas menunjukan bahwa pengetahuan orang tua yang mayoritas adalah kurang yang berjumlah 45 responden (56,2%). Dan dengan pengetahuan orang tua baik dengan jumlah 35 responden (43,8%). c. Lingkungan Rumah Tabel 3 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Lingkungan Rumah di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta imur. Pengetahuan Orang Tua Jumlah Persen 1. Lingkungan Rumah Baik 31 38,8 2. Lingkungan Rumah Buruk 49 61,2 Jumlah 80 100,0 Dari hasil analisis diatas menunjukan bahwa Lingkungan Rumah yang mayoritas adalah buruk yang berjumlah 49 responden (61,2%). Dan dengan lingkurngan rumah yang baik dengan jumlah 31 responden (38,8%). d. Usia Anak Tabel 4 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Usia Anak di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur. Usia Anak Jumlah Persen 1. Anak Usia Sekolah Awal 39 48,8 2. Anak Usia Sekolah Akhir 41 51,2 Jumlah 80 100,0
  • 8. Dari hasil analisis diatas menunjukan bahwa Usia Anak yang mayoritas adalah akhir yang berjumlah 41 responden (51,2%). Dan anak usia dengan sekolah awal didapatkan jumlah 39 responden (48,8%). e. Jenis Kelamin Tabel 5 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur. Jenis Kelamin Jumlah Persen 1. Perempuan 26 32,5 2. Laki-laki 54 67,5 Jumlah 80 100,0 Dari hasil analisis diatas menunjukan bahwa Jenis Kelamin Anak yang mayoritas adalah laki-laki yang berjumlah 54 responden (67,5%). Dan pada anak perempuan berjumlah 26 responden (32,5%). f. Status Gizi Tabel 6 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Status Gizi Anak di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur. Status Gizi Jumlah Persen 1. Gizi Kurang 0 100,0 2. Gizi Baik 80 100,0 Jumlah 80 100,0 Dari hasil analisis diatas menunjukan bahwa Status Gizi yang mayoritas adalah baik yang berjumlah 80 responden (100,0%). 1. Variabel Dependen a. ISPA Tabel 7 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan ISPA di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur. Ispa Jumlah Persen 1. Ispa 47 58,8 2. Tidak Ispa 33 41,2 Jumlah 80 100,0
  • 9. Dari hasil analisis diatas menunjukan bahwa Anak yang mengalami ispa sebanyak 47 responden (58,8%). Dan yang tidak mengalami ispa berjumlah 33 responden (41,2%). A. Analisis Bivariat Analisa bivariat, yaitu untuk menguji hipotesis dengan menentukan hubungan antara variabel dependen dan variabel idependen dengan mengunakan uji Chi-Square. Jenis data yang peneliti gunakan untuk analisis adalah data kategorikal. Sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi – Square (X2 ) dengan tingkat kemaknaan 5%. Analisis bivariat digunakan untuk menguji hubungan antara variabel- variabel antara lain variabel pendidikan orang tua, pengetahuan orang tua, keadaan lingkungan, usia anak, jenis kelamin, dan status gizi sebagai variabel bebas (independen). ISPA sebagai variabel terikat (dependen). Analisa bivariat akan di jelaskan pada tabel-tabel di bawah ini : Tabel 8 Hubungan Pendikan Orang Tua Terhadap Resiko Terjadinya ISPA Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakata Timur. Pendidikan Orang Tua ISPA Total % OR P valueTidak ISPA ISPA N % N % 1. Tinggi 21 58,3 15 41,7 36 100,0 3,733 0,010 2. Rendah 12 27,3 32 72,7 44 100,0 Jumlah 33 41,3 47 58,8 69 100,0 Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa pendidikan orang tua rendah lebih besar mengalami ISPA daripada yang tidak ISPA yaitu sebesar 32 (72,7%). Dari analisis melalui uji statistik chi square diperoleh p- value 0,010 atau p<0,05 jadi berdasarkan hasil analisis diatas menunjukan bahwa Ho ditolak yaitu ada hubungannya yang signifikan antara pendidikan orang tua terhadap resiko kejadian ISPA. Sedangkan diperoleh hasil OR 3,733 yang artinya pendidikan orang tua rendah berpeluang 3,733 kali untuk terjadinya ISPA pada anak usia sekolah dasar. Tabel 9 Hubungan Pengetahuan Orang Tua Terhadap Resiko Terjadiny ISPA Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakata Timur. Pengerahuan Orang Tua ISPA Total % OR P valueTidak ISPA ISPA N % N % 1. Baik 22 62,9 13 37,1 35 100,0 5,231 0.001 2. Kurang 11 24,4 34 75,6 34 100,0 Jumlah 33 41,3 47 58,8 69 100,0 Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa pengetahuan orang tua kurang lebih besar mengalami ISPA daripada yang tidak ISPA yaitu sebesar 34 (75,6%). Dari analisis melalui uji statistik chi square diperoleh p- value 0,001 atau p<0,05 jadi berdasarkan hasil analisis diatas menunjukan bahwa Ho ditolak yaitu ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
  • 10. orang tua terhadap resiko kejadian ISPA. Sedangkan diperoleh hasil OR 5,231 yang artinya pengetahuan orang tua kurang berpeluang5,231 kali untuk terjadinya ISPA. Tabel 10 Hubungan Keadaan Lingkungan Terhadap Resiko Terjadiny ISPA Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakata Timur. Keadaan Lingkungan Rumah ISPA Total % OR P valueTidak ISPA ISPA N % N % 1. Baik 19 61,3 12 38,7 31 100,0 3,958 0.008 3. Buruk 14 28,6 47 71,4 49 100,0 Jumlah 33 41,3 47 58,8 80 100,0 Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa keadan lingkungan buruk lebih besar mengalami ISPA daripada yang tidak ISPA yaitu sebesar 47 (71,4%). Dari analisis melalui uji statistik chi square diperoleh p- value 0,008 atau p<0,05 jadi berdasarkan hasil analisis diatas menunjukan bahwa Ho ditolak yaitu ada hubungan yang signifikan antara keadaan lingkungan orang tua terhadap resiko kejadian ISPA. Sedangkan diperoleh hasil OR 3,958 yang artinya lingkungan buruk berpeluang 3,958 kali untuk terjadinya ISPA. Tabel 11 Hubungan Usia Anak Sekolah Terhadap Resiko Terjadiny ISPA Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakata Timur. Usia Anak Sekolah ISPA Total % OR P valueTidak ISPA ISPA N % N % 1. Awal 16 41,0 23 59,0 39 100,0 0,982 1,000 2. Akhir 17 41,5 24 58,5 41 100,0 Jumlah 33 41,3 47 58,8 80 100,0 Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa usia anak sekolah akhir lebih bersar mengalami ISPA daripada yang tidak ISPA yaitu sebesar 24 (58,5%). Dari analisis melalui uji statistik chi square diperoleh p-value 1,000 p<0,05 jadi berdasarkan hasil analisis diatas menunjukan bahwa Ho ditolak yaitu ada hubungan yang signifikan usia sekolah terhadap resiko kejadian ISPA. Sedangkan diperoleh hasil OR 0,982 yang artinya usia anak sekolah awal berpeluang 0,982 kali untuk terjadinya ISPA. Tabel 12 Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Resiko Terjadiny ISPA Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakata Timur. Jenis Kelamin ISPA Total % OR P valueTidak ISPA ISPA N % N % 1. Peremp uan 10 35,5 16 61,5 26 100,0 0,842 0,913
  • 11. 2. Laki – Laki 23 42,6 31 57,4 54 100,0 Jumlah 33 41,3 47 58,8 80 100,0 Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa usia jenis kelamin laki- laki lebih besar mengalami ISPA daripada yang tidak ISPA yaitu sebesar 31 (57,4%). Dari analisis melalui uji statistik chi square diperoleh p-value 0,913 p<0,05 jadi berdasarkan hasil analisis diatas menunjukan bahwa Ho ditolak yaitu ada hubungan yang signifikan jenis kelamin terhadap resiko kejadian ISPA. Sedangkan diperoleh hasil OR 0,842 yang artinya jenis kelamin perempuan berpengaruh 0,842 kali untuk terjadinya ISPA. Tabel 13 Hubungan Status Gizi Terhadap Resiko Terjadinya ISPA Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakata Timur. Status Gizi ISPA Total % OR P valueTidak ISPA ISPA N % N % 1. B uruk 0 0 0 0 0 0 1,424 0,521 2. B aik 33 41,3 47 58,8 80 100,0 Jumlah 33 41,3 47 58,8 80 100,0 Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa status gizi baik lebih besar mengalami ISPA daripada yang tidak ISPA yaitu sebesar 47 (58,8%). Dari analisis melalui uji statistik chi square diperoleh p-value 0,521 p<0,05 jadi berdasarkan hasil analisis diatas menunjukan bahwa Ho diterima yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara setatus gizi terhadap resiko kejadian ISPA. Sedangkan diperoleh hasil OR 1,424 yang artinya jenis status gizi buruk berpeluang 1,424 kali untuk terjadinya ISPA. PEMBAHASAN Analisa Univariat Variabel Independen Pendidikan Orang Tua Dari hasil analisis penelitian menunjukan bahwa mayoritas pendidikan orang tua rendah dengan 44 responden (55%). Hasil penelitian diatas didukung oleh teori Dep.Kes. RI tahun 2012 bahwa tingkat pendidikan orang tua menunjukan adanya hubungan terbalik antara angka kejadian dengan kematian ISPA. Kurangnya pengetahuan menyebabkan sebagian kasus ISPA tidak diketahui oleh oang tua dan tidak diobati. Dan didukung penelitian Ahmad tahun 2002 bahwa faktor pendidikan juga menjadi salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya ISPA pada balita. Sedangkan menurut pendapat penulis pendidikan mempengaruhi kejadian ISPA karena dengan pengetahuan rendah orang tua tidak bisa mengenali gejala, penyebab, dan mencegah terjadinya penyakit ISPA,
  • 12. sedangkan dengan pengetahuan yang baik orang tua bisa memahami apa itu ISPA dan melakukan kiat-kiat pencegahan maupun pengobatan. Analisa Bivariat Hubungan antara pendidikan orang tua dengan resiko kejadian ISPA Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa pendidikan orang tua rendah lebih besar mengalami ISPA daripada yang tidak ISPA yaitu sebesar 32 (72,7%). Dari analisis melalui uji statistik chi square diperoleh p-value 0,010 atau p<0,05 jadi berdasarkan hasil analisis diatas menunjukan bahwa Ho ditolak yaitu ada hubungan paling signifikan antara pendidikan orang tua terhadap resiko kejadian ISPA, diperoleh juga OR 3,733 yang artinya pendidikan orang tua rendah berpeluang 3,733 kali untuk terjadinya ISPA. Hasil penelitian diatas tidak didukung oleh penelitian Pharamitha A.Marmi dan kawan-kawan tahun 2013 dengan judul hubungan tingkat pengetahuaan ibu tentang ispa dengan kemampuan ibu merawat balita ISPA pada balita di Kota Manado didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan perawatan ISPA pada balita di Puskesmas Bahu Kota Manado dnegan uji chi square didapatkan nilai p = 0.115> a = 0,05 yang berati Ho diterima, sedangkan pada pengetahuan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perawatan ISPA pada balita di Puskesmas Bahu Kota Manado dengan uji chi square didapatkan nilai p = 0,029 < a=0,05 yang berarti Ho ditolak. Menurut peneliti tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi kejadian ISPA pada anak usia seklolah karna dengan pengetahuan baik maka orang tua bisa mengindarkan anak dari penyebab penyakit ISPA seperti mengontrol lingkungan sekitar rumah, mengurangi polusi akibat pembakaran sampah maupun polusi kendaraan, mengatur pencahyaan matahari langsung serta memenuhi kebutuhan gizi anak. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan orang tua terhadap resiko kejadian ISPA (p<0,05) dan pendidikan orang tua rendah berpeluang 3,733 kali untuk terjadinya ISPA. 2. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan orang tua terhadap resiko kejadian ISPA (p<0,05) dan pengaruh orang tua kurang berpeluang 5,231 kali untuk terjadinya ISPA. 3. Ada hubungan yang signifikan antara keadaan lingkungan terhadap resiko kejadian ISPA (p<0,05) dan lingkungan buruk berpeluang 3,958 kali untuk terjadinya ISPA. 4. Tidak Ada hubungan yang signifikan antara usia anak sekolah terhadap resiko kejadian ISPA (p<0,05) dan usia anak sekolah awal berpeluang 0,982 kali untuk terjadinya ISPA. 5. Tidak Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap resiko kejadian ISPA (p<0,05) dan jenis kelamin perempuan berpeluang 0,913 kali untuk terjadinya ISPA. 6. Tidak Ada hubungan yang signifikan antara setatus gizi terhadap resiko kejadian ISPA (p<0,05) dan status gizi buruk berpeluang 1,424 kali untuk terjadinya ISPA. Saran
  • 13. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Resiko Kejadian ISPA Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur”, maka dapat diberikan saran-saran yang berkaitan dengan sebagai berikut : 1. Bagi Masyarakat Dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan penambahan pengetahuan sehingga masyarakat bisa mencegah terjadinya infeksi saluran pernafasan akut dengan membentuk program lingkungan sehat yang diprakarsai oleh tokoh maupun anggota masyarakat seperti melaksanakan gotong royong, serta pendidikan kesehatan dari warga untuk warga agar mengerti serta menjauhi faktor-faktor yang menjadi penyebab ISPA di lingkungan tempat tinggal. 2. Bagi Puskesmas Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang ISPA lebih lanjut seperti penyebab, pencegahan, dan bagaimana sanitasi lingkungan yang baik sehingga bisa diaplikasikan oleh masyarakat serta membentuk tim khusus penanganan ISPA yang memiliki program pengobatan dan penatalaksanaan penderita ISPA pada anak usia sekolah baik dilingkungan masyarakat atau disekolah dasar. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti peran masyarakat dalam pencegahan ISPA dan faktor-faktor lain yang belum diteliti dalam penelitian ini yang berhubungan dengan faktor resiko terjadinya ISPA dengan sampel yang lebih besar dan ruang lingkup yang lebih luas. UCAPAN TERIMAKASIH Keberhasilan dalam penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak dengan tulus ikhlas. Izinkanlah peneliti menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih, terutama kepada : 1. ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat yang tidak ternilai harganya dan telah memberikan keberkahan melalui ketenangan dalam doa sepenuh hati di setiap perjalanan penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian ini. 2. Dr, Muhammad Hadi, SKM. M.Kes, selaku Dekan Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta. 3. Dr. Irna Nursanti, M.Kep. Sp, Kep.Mat. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta. 4. Bapak Ns. Nana Supriyatna, M.Kep, Sp.Kep. Kom selaku pembimbing Riset Keperawatan yang penuh dengan kesabaran dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan kepada saya. 5. Kepala Puskesmas Kelurahan Cililitan beserta Staf. 6. Staf perpustakaan yang telah banyak meminjamkan buku kepada peneliti. 7. Yang tercinta dan tersayang kedua orang tuaku Mama dan Papa, dan Kakak-kakakku (Mas Eko, Mba Indah, Mas Rino dan Mba Melly) yang telah memberikan doa, dan kasih sayang. Motivasi, moril dan materi dalam menyelesaikan penelitian ini. 8. Yang tercinta Aditia Rachmayunda yang telah memberikan dukungan dan support selama menempuh proses perkuliahan sampai
  • 14. pembuatan tugas penelitian ini selesai. 9. Sahabat – Sahabat seperjuangan (David, Rini, Chintya, Anisa Amtsal, Anisa O, Maul, Ayu, dan Ianah) mereka jugalah yang telah memberikan support dan motivasi dalam menyelesaikan tugas penelitia ini. 10. Mia Rachmawati yang senantiasa selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan tugas penelitian ini. 11. Rekan – rekan mahasiswa kelas 3B Program Studi Ilmu Keperawatan UMJ Transfer, yang telah banyak memberikan dukungan dan semnagat dalam menyelesaikan tugas penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi bentuk, isi, maupun teknik penyajian. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak dengan tangan terbuka. Semoga penelitian ini bermanfaat guna kemajuan dan perkembangan di bidang kesehatan. Wassalamu’alaikum wr wb. Daftar Pustaka Asmadi. ( 2008 ). Konsep dasar keperawatan. Jakarta : EGC Cahyaningsih, Sulistyo dwi. (2011). Pertumbuhan perkembangan anak dan remaja, Jakarta: TIM Hastono, S.P & Sabri, Luknis. (2014). Statistik kesehatan. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada Hurlock, E. (2002). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga Misnadiarly. (2008). Penyakit saluran nafas atas, pneumonia. Jakarta: Pustaka Obor Populer Mubarak, Wahid Iqbal, Cahyatin, Nurul. (2009). Ilmu kesehatan masyarakat teori dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam. (2009). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Saryono (2011). Metode penelitian kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Sujarweni, V Wiratna. (2014). Metodologi penelitian keperawatan. Yogyakarta: Gava Medika Susilo, H Wihelmus, Aima, Havidz. (2013). Skala pengukuran dan instrumen penelitian. Jakarta: IN MEDIA Wong, D.L.,et all. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik edisi 6 volume 1. (Alih Bahasa: Agus Sutarna, Neti Juniarti, H.Y. Kuncara). Jakarta:EGC