Teks tersebut membahasakan penggunaan metode kata kunci "Use Different B R A To Fix Value" untuk membantu pelajar mengenali dan mengendalikan pembolehubah dalam soalan kertas 3 biologi. Metode ini melibatkan pengenalan tiga jenis pembolehubah yaitu manipulasi, bergerak balas, dan dimalarkan melalui kata kunci tersebut. Hasil ujian menunjukkan metode ini berhasil meningkatkan prestasi pelajar.
Tes pemahaman konsep fisika perlu dikembangkan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep-konsep fisika secara lebih mendalam daripada tes hitungan tradisional. Penelitian ini bertujuan mengembangkan tes pemahaman konsep listrik dan prinsip-prinsip pengembangannya.
Teks tersebut membahasakan penggunaan metode kata kunci "Use Different B R A To Fix Value" untuk membantu pelajar mengenali dan mengendalikan pembolehubah dalam soalan kertas 3 biologi. Metode ini melibatkan pengenalan tiga jenis pembolehubah yaitu manipulasi, bergerak balas, dan dimalarkan melalui kata kunci tersebut. Hasil ujian menunjukkan metode ini berhasil meningkatkan prestasi pelajar.
Tes pemahaman konsep fisika perlu dikembangkan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep-konsep fisika secara lebih mendalam daripada tes hitungan tradisional. Penelitian ini bertujuan mengembangkan tes pemahaman konsep listrik dan prinsip-prinsip pengembangannya.
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran inkuiri bebas terhadap hasil belajar kimia siswa serta interaksinya dengan sikap ilmiah.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri bebas berpengaruh positif terhadap hasil belajar kimia siswa dibandingkan model konvensional, terutama untuk siswa dengan sikap ilmiah tinggi."
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENGARUH GAYA TERHADAP BENTUK DAN GERAK BENDA MELALUI METODE INQUIRY PADA SISWA KELAS V
SDN SUKOWONO 01 SUKOWONO JEMBER
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas remediasi miskonsepsi siswa pada materi getaran di SMP dengan menggunakan media flip chart, di mana pembelajaran getaran masih menimbulkan miskonsepsi pada siswa dan peneliti ingin mengetahui apakah penggunaan media flip chart dapat mengurangi persentase miskonsepsi siswa.
Kimia adalah salah satu cabang yang paling penting dari ilmu pengetahuanMasiv Rcm
Kimia merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa karena banyak menggabungkan konsep-konsep abstrak. Siswa memiliki kesulitan memahami konsep-konsep kimia yang abstrak ini dan cenderung memiliki konsepsi alternatif. Pengajaran dan penilaian kimia saat ini juga dianggap bermasalah karena terlalu berfokus pada pengetahuan deklaratif dan keterampilan menghafal definisi konsep.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merangkum latar belakang pengembangan media interaktif berbasis CD untuk pembelajaran sistem peredaran darah pada siswa kelas V SD, meliputi tujuan pengembangan media, spesifikasi produk yang diharapkan, metode penelitian dan pengembangan yang digunakan, serta tahapan validasi dan uji coba produk yang dikembangkan.
Cjr identification of chemistry learning problemsLinda Rosita
Jurnal ini secara ringkas mengidentifikasi masalah pembelajaran kimia yang dialami siswa berdasarkan model perubahan konseptual. Masalah tersebut terkait aspek kebutuhan, kejelasan, masuk akal, dan keberhasilan. Guru kurang menekankan konteks dan mengabaikan konsepsi siswa, sehingga menyebabkan kesalahpahaman konsep buffer solution.
Dokumen tersebut merupakan analisis butir soal olimpiade biologi SMA tahun 2013 di beberapa kabupaten di Jawa Timur. Analisis menunjukkan bahwa secara umum soal memiliki tingkat kesukaran yang tinggi, daya pembeda yang baik, efektivitas distraktor yang baik, validitas dan reliabilitas yang tinggi, serta materi, konstruksi dan bahasa yang sesuai.
Definition, Types of Biometric Identifiers, Factors in Biometrics Systems, Benefits, Criteria for selection of biometrics.
You can find a .PDF document that explains the entire presentation here : https://www.sugarsync.com/pf/D1925164_77526841_812014
Good luck!!
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran inkuiri bebas terhadap hasil belajar kimia siswa serta interaksinya dengan sikap ilmiah.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri bebas berpengaruh positif terhadap hasil belajar kimia siswa dibandingkan model konvensional, terutama untuk siswa dengan sikap ilmiah tinggi."
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENGARUH GAYA TERHADAP BENTUK DAN GERAK BENDA MELALUI METODE INQUIRY PADA SISWA KELAS V
SDN SUKOWONO 01 SUKOWONO JEMBER
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas remediasi miskonsepsi siswa pada materi getaran di SMP dengan menggunakan media flip chart, di mana pembelajaran getaran masih menimbulkan miskonsepsi pada siswa dan peneliti ingin mengetahui apakah penggunaan media flip chart dapat mengurangi persentase miskonsepsi siswa.
Kimia adalah salah satu cabang yang paling penting dari ilmu pengetahuanMasiv Rcm
Kimia merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa karena banyak menggabungkan konsep-konsep abstrak. Siswa memiliki kesulitan memahami konsep-konsep kimia yang abstrak ini dan cenderung memiliki konsepsi alternatif. Pengajaran dan penilaian kimia saat ini juga dianggap bermasalah karena terlalu berfokus pada pengetahuan deklaratif dan keterampilan menghafal definisi konsep.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merangkum latar belakang pengembangan media interaktif berbasis CD untuk pembelajaran sistem peredaran darah pada siswa kelas V SD, meliputi tujuan pengembangan media, spesifikasi produk yang diharapkan, metode penelitian dan pengembangan yang digunakan, serta tahapan validasi dan uji coba produk yang dikembangkan.
Cjr identification of chemistry learning problemsLinda Rosita
Jurnal ini secara ringkas mengidentifikasi masalah pembelajaran kimia yang dialami siswa berdasarkan model perubahan konseptual. Masalah tersebut terkait aspek kebutuhan, kejelasan, masuk akal, dan keberhasilan. Guru kurang menekankan konteks dan mengabaikan konsepsi siswa, sehingga menyebabkan kesalahpahaman konsep buffer solution.
Dokumen tersebut merupakan analisis butir soal olimpiade biologi SMA tahun 2013 di beberapa kabupaten di Jawa Timur. Analisis menunjukkan bahwa secara umum soal memiliki tingkat kesukaran yang tinggi, daya pembeda yang baik, efektivitas distraktor yang baik, validitas dan reliabilitas yang tinggi, serta materi, konstruksi dan bahasa yang sesuai.
Definition, Types of Biometric Identifiers, Factors in Biometrics Systems, Benefits, Criteria for selection of biometrics.
You can find a .PDF document that explains the entire presentation here : https://www.sugarsync.com/pf/D1925164_77526841_812014
Good luck!!
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive functioning. Exercise causes chemical changes in the brain that may help protect against mental illness and improve symptoms.
Results proven sales and brand strategist with a history of maximizing revenue, driving market share and position products for explosive growth. An accomplished, energetic, experienced and innovative results driven leader with proven ability to create, develop and execute the entire gamut of products and services that tangibly increase a businesses revenue stream. Excellent communication and public speaking skills. Driver of change noted for creating winning environments, building top performing teams and cross functional collaboration. Bilingual - Spanish. Key strengths:
Sales • Training and Development • Business to Business Sales • Sales Management
Pipeline Maintenance • Business Development • Coaching • Leadership Development
Change Management • Executive Leadership • Executive Management • Microsoft Office • Global Sales
Channel Sales • Real Estate • Communication Skills • Advertising Sales • Digital Advertising
Interpersonal Skills • Digital Media
شركة وطنية للاستثماروالحلول المتكاملة تعمل في مجال تقديم الحلول الإدارية المتكاملة للجهات والشركات والأفراد لما يواجههم من مشاكل في سوق العمل علي مستوي المجال الطبي ، الاداري ، تكنولوجيا المعلومات ، الموارد البشرية ، المبيعات والتسويق.
تقدم وطنيه خدمات متميزة من خلال أداء فعال لمنشأة قادرة على التطور والإبداع وفريق عمل منتقى ومتطور لديه القدرة على تقديم وتيسير ودعم الاستشارات الإدارية ، والعمل بمنهجية الأداء المتوازن والتدريب للكيانات الإدارية لتحقيق أهدافهم السامية وطموحاتهم الراقية.
This document summarizes a startup pitch that proposes fixing poor English skills by giving people coffee and letting them speak English freely. It notes that blaming individuals for their English skills is wrong, and that schools are not effectively teaching English. The alternative solutions proposed are to reform schools, let people speak English without restrictions, and give people coffee, which would make everybody happy and improve their English. The document invites the reader to learn more about the pitch at an upcoming startup event.
KONIG is implementing Six Sigma to drive growth, productivity, and performance excellence. Six Sigma aims to accelerate improvements across all processes and products by reducing defects, variations, and waste. It is a proven method to achieve financial and performance goals through fact-based decision making. KONIG aims to save $1 million in 2004, $2 million in 2005, and $4 million in 2006 through Six Sigma. The DMAIC method will be used to define, measure, analyze, improve, and control processes. Green belts and black belts will be trained to lead Six Sigma projects using various tools. The goal is to achieve six sigma quality levels with virtually no defects. Examples show benefits including reduced errors and costs, improved efficiency
This document discusses creating a language exchange platform to help unemployed language professionals and power users with high reputations provide freelance teaching and translation services. It raises issues of unemployment, job mobility, and expensive schools, and proposes a solution in the form of an online exchange that allows users to improve language proficiency through feedback while working.
Teknik lewi meningkatkan kemahiran pelajar menulis formula kamiran luasMagdalene Lim
Ringkasan:
1. Kajian ini bertujuan meningkatkan kemahiran pelajar dalam menulis formula kamiran untuk mencari luas antara lengkung dengan menggunakan teknik LE-WI.
2. Teknik LE-WI menggunakan konsep luas segiempat tepat untuk membentuk formula kamiran luas antara dua lengkung.
3. Ujian pra menunjukkan 62% pelajar salah menulis formula kamiran manakala 25% mendapat nilai lu
Dokumen ini merupakan analisis materi ajar dan pembelajaran kimia di SMA/MA kelas X. Penelitian ini menganalisis kesesuaian materi kimia dengan kurikulum, proses pembelajaran, respon siswa, dan masalah yang ditemukan di dua sekolah. Hasilnya menunjukkan bahwa materi kimia sesuai dengan kurikulum, proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi, namun sebagian besar siswa kurang men
Dokumen tersebut membahas pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikombinasikan dengan Macromedia Flash media untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat ketika diajarkan dengan metode tersebut karena membimbing siswa belajar secara sistematis dan mandiri.
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs) NERRU
Kesalahan dalam memahami konsep menjadi salah satu faktor yang menyebabkan miskonsepsi pada pelajaran matematika. Miskonsepsi pada materi bangun datar disebabkan oleh cara belajar siswa yang hanya menghafalkan bentuk dasar tanpa memahami hubungan antar bangun datar dan sifat-sifatnya. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi miskonsepsi tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran konstruktivis. Salah satu model pembelajaran konstruktivis adalah Conceptual Understanding Procedures (CUPs). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) sebagai upaya mengatasi miskonsepsi matematis siswa pada materi sifat-sifat bangun datar segiempat. Subjek penelitian adalah 12 orang siswa SMP yang mengalami miskonsepsi pada materi sifat-sifat bangun datar segiempat. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui tes, video, observasi, dan wawancara. Validitas dan reliabilitas data melalui credibility, dependability, transferability, dan confirmability. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) yang terdiri dari fase individu, fase kelompok triplet, dan fase interpretasi seluruh kelas dapat mengatasi miskonsepsi siswa pada materi sifat-sifat bangun datar segiempat. Perubahan miskonsepsi siswa juga dapat dilihat dari nilai tes yang mengalami peningkatan nilai berdasarkan nilai tes awal dan tes akhir siswa.
Kata Kunci: Conceptual Understanding Procedures (CUPs), miskonsepsi, segiempat
Mistakes in understanding the concept became one of the factors that led to misconceptions in mathematics. The misconceptions in plane shapes are caused by the way of learning of students who only memorize the basic form without understanding the relationship between the plane shapes and its properties. Efforts made in overcoming these misconceptions is to apply constructivist learning. One of the constructivist learning models is Conceptual Understanding Procedures (CUPs). The purpose of this research is to know the application of conceptual learning model Conceptual Understanding Procedure (CUPs) as an effort to overcome students' mathematical misconception on the properties of quadrilateral. Research subjects were 12 students who experienced misconceptions on the properties of quadrilaterals. Data collection was conducted through test, video, observation, and interview. Validity and reliability of data through credibility, reliability, transferability, and confirmability. The results of this study indicate that the application of learning models. Comprising individual phases, triplet group phases, and all-class interpretation phenomena can overcome student misconceptions on quadrilateral properties. Changes in student misconceptions can also be seen from tests that have improved
Keywords: Conceptual Understanding Procedures (CUPs), misconception, quadrilateral
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Penelitian ini menggambarkan masalah pembelajaran kimia yang terkait dengan materi larutan buffer dilihat dari model perubahan konseptual.
2) Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesalahpahaman siswa terhadap konsep larutan buffer dan masalah yang terkait dengan proses pembelajaran kimia.
3) Jurnal ini menganalisis kelebihan dan kele
Tiga kelompok strategi pemecahan masalah stoikiometri berdasarkan persamaan kimia diidentifikasi yaitu metode mol, metode perbandingan, dan metode campuran. Struktur pengetahuan siswa berbeda antara kelompok yang menggunakan strategi dan yang tidak, dengan kelompok strategi menunjukkan pengetahuan lebih terfokus pada algoritma dibanding konsep.
Jurnal Artikel Muhammad Badrussya ban.docxLoueMois
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat miskonsepsi mahasiswa pada materi gaya Lorentz menggunakan soal two-tier beralasan.
2. Hasilnya menunjukkan tingkat miskonsepsi mahasiswa pada materi ini cukup tinggi, terutama dalam soal perbandingan gaya Lorentz pada dua kawat lurus.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan profil miskonsepsi mahasiswa secara terperinci pada
Teaching lab report writing through inquiry a green chemistry stoichiometry ...Linda Rosita
Eksperimen ini mengajarkan konsep stoikiometri melalui pendekatan kimia hijau kepada siswa kimia umum. Siswa melakukan eksperimen pemanasan campuran natrium karbonat dan natrium bikarbonat sambil mencoba mereplikasi hasil dari laporan laboratorium yang tidak lengkap. Mereka belajar pentingnya komunikasi ilmiah melalui format laporan standar dan menerapkan prinsip ekonomi atom dan pencegahan limbah dalam eksperimen.
Artikel ini berisi hasil Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran Fisika dengan menggunakan metode Experimen. Untuk artikel yang lainnya : https://www.facebook.com/RMT-BookStore-414768045235149/
Penelitian ini mengungkap miskonsepsi siswa menengah di Turki tentang materi Partikel Alam (PNM) dilihat dari perspektif ontologi. Peneliti menemukan bahwa siswa kesulitan menghubungkan sifat makroskopis dan mikroskopis secara tepat sesuai kategori ontologinya, seperti menghubungkan sifat atom dengan daun. Kesalahpahaman ini terjadi karena ketidakcocokan antara kateg
Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrumen tes diagnostik untuk mengungkap miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada materi Fluida dan Teori Kinetik Gas. Peneliti mengembangkan 56 butir soal melalui validasi teoritis dan uji coba, yang menghasilkan instrumen berupa soal pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 33 butir untuk setiap tipe soal. Instrumen tersebut memiliki reliabilitas cukup untuk mengung
Studi ini mengintegrasikan remediasi miskonsepsi tentang gelombang melalui model pembelajaran generatif untuk mengurangi miskonsepsi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan konsep siswa dan jumlah siswa yang salah konsep, serta peningkatan hasil belajar dan pengurangan miskonsepsi yang tinggi dengan model pembelajaran ini.
Pengertian kimia hijau, prinsip-prinsip, penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Persamaan reaksi kimia dan koefisien reaksi. Sistem periodik umsur dan cara penggolongannya
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pengaruh motivasi belajar dan pendekatan pembelajaran berbasis proyek menggunakan media internet terhadap hasil belajar siswa pada materi zat aditif di sekolah. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara kelas eksperimen dan kontrol dalam hal motivasi maupun hasil belajar siswa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Kefahaman konsep dalam matematik penting untuk pembelajaran yang berkesan
2) Pengajaran tradisional yang menekankan hafalan kurang membantu pelajar memahami dan mengaplikasi konsep
3) Pendekatan pembelajaran berasaskan konsep perlu digunakan untuk meningkatkan pemahaman pelajar
Dokumen tersebut merupakan proposal penelitian yang membahas latar belakang masalah, tujuan, metodologi, dan rencana pelaksanaan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran tertentu.
1. 1
Penguasaan Istilah Kimia Dan Hubungannya Dengan Penyelesaian Masalah Konsep Mol: Satu
Kajian Kes Di Kalangan Pelajar Tahun Dua Jurusan Pendidikan Kimia Di Fakulti Pendidikan,
Universiti Teknologi Malaysia.
Meor Ibrahim Kamaruddin, Marie Stella Ambrose, Heng Lee Ling
Fakulti Pendidikan, Universiti Teknologi Malaysia
81310 Skudai, Johor, Malaysia
Wee Leong Chuan
Sekolah Sukan Bandar Penawar, Kota Tinggi
Abstrak : Kajian ini bertujuan untuk mengkaji penguasaan istilah kimia dan
hubungannya dengan penyelesaian masalah konsep mol. Sejumlah 18 orang pelajar tahun
dua jurusan pendidikan kimia di Fakulti Pendidikan dipilih secara persampelan bertujuan
sebagai sampel kajian. Instrumen yang digunakan dalam kajian ini adalah satu set soalan
penyelesaian masalah terbuka (open-ended questions) yang melibatkan tiga jenis soalan.
Soalan ini adalah untuk menguji penerangan, pencapaian dan hubungkait antara istilah-
istilah kimia di kalangan pelajar. Pemerhatian dijalankan terhadap corak jawapan-
jawapan yang diberikan oleh pelajar di samping temubual. Kaedah triangulasi digunakan
untuk menganalisis data. Dapatan kajian menunjukkan kebolehan pelajar untuk
menyelesaikan masalah konsep mol dengan mengaplikasikan istilah-istilah kimia adalah
lemah. Walaupun pelajar dapat menguasai istilah-istilah yang berkaitan dengan konsep
mol, mereka tidak dapat menghubungkaitkan dengan konsep mol. Ini menyebabkan
pelajar gagal menguasai serta menyelesaikan masalah dalam konsep mol. Hakikat ini
menunjukkan betapa pentingnya kajian yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam
menguasai sesuatu konsep dan penyelesaian masalah dalam pendidikan kimia.
1. Pengenalan
Pelaksanaan kurikulum sains KBSM yang disemak semula memberi penekanan yang utama kepada
kaedah penyelesaian masalah dalam proses pengajaran dan pembelajaran (P&P) khasnya mata pelajaran
kimia (PPK, 2001). Penyelesaian masalah ialah satu kaedah yang melibatkan pelajar secara aktif untuk
membuat keputusan atau untuk mencapai sasaran tertentu. Ia merupakan cara yang terbaik untuk
mengajar kemahiran berfikir pelajar (Sudharshan Naidu, 2003). Penyelesaian masalah ini juga merupakan
kaedah terbaik untuk mendapatkan maklumat daripada pelajar mengenai sesuatu konsep kimia yang telah
dikuasai (Gabel et al., 1984). Mata pelajaran kimia melibatkan kemahiran daya pemikiran dan kreativiti
pelajar pada aras yang tinggi (Abu Hassan, 2003). Pembelajaran kimia juga memerlukan kefahaman
sesuatu konsep dengan mantap dan menyeluruh. Maka perlaksanaan proses P&P kimia perlu mengambil
kira keperluan dan tahap pencapaian pelajar. Kajian ini adalah mengenai penguasaan istilah-istilah kimia
dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan konsep mol. Kajian-kajian yang telah dijalankan oleh
ramai penyelidik (Duncan & Johnstone, 1971; Larson, 1997; Johnsten, 2000, Furio et al., 2002)
mendapati tajuk konsep mol merupakan salah satu tajuk kimia yang sukar dikuasai oleh pelajar. Proses
P&P kimia bagi tajuk konsep mol adalah satu cabaran kepada guru dan pelajar (Larson op cit., Furio et al.
op cit.), kerana tajuk ini melibatkan banyak pengiraan matematik, istilah-istilah kimia yang baru dan
fakta-fakta yang abstrak yang sukar dikuasai oleh kebanyakan pelajar terutamanya pelajar yang lemah
2. 2
dalam kemahiran matematik (Gabel&Sherwood, 1984; Niaz, 1996; Reid et al., 2002). Kurikulum
pendidikan kimia mengharapkan agar pelajar dapat menguasai sesuatu konsep kimia agar selaras dengan
pandangan ahli sains (Freyberg & Osborne, 1981; Dawson, 1993; PPK, 2000). Malangnya banyak kajian
(Dierks,1981; Driver et al., 1983; Bodner, 1986; Baker, 1991; Claesgens & Stacy, 2003) yang dijalankan
menunjukkan ramai pelajar mempunyai kerangka alternatif di mana mereka cenderung mengemukakan
pendapat mereka sendiri berdasarkan pengalaman seharian yang bercanggah dengan konsep-konsep
saintifik yang tepat. Akibatnya pelajar mengalami kesukaran menguasai sesuatu konsep dan seterusnya
menjejaskan pencapaian dan penguasaan mereka dalam mempelajari mata pelajaran kimia (Freyberg &
Osborne op cit.). Pakar-pakar penyelidik pendidikan dari seluruh dunia telah membuat rumusan bahawa
kebanyakan pelajar tidak mengetahui maksud sebenar perkataan dalam kimia seperti jirim, konsep mol,
isotop, sebatian, molekul dan atom (Gabel et al.,1984; Lynons et al., 1997; Jinmeei, 2000; Judith, 2001;
Aziz, 2003). Oleh itu, kajian ini menfokuskan kepada penguasaan istilah-istilah kimia yang bekaitan
dengan konsep mol bagi mengenal pasti sejauh manakah pelajar telah menguasainya serta
mengaplikasikannya dalam penyelesaian masalah konsep mol.
2. Latar Belakang Masalah
Dalam konteks kurikulum masa kini yang berorientasikan peperiksaan, proses P&P masih lagi
berpusatkan kepada guru (Abu Hassan, 2003). Ramai guru percaya berpandangan bahawa pelajar tidak
mempunyai sebarang idea mengenai sesuatu konsep kimia maka mereka cenderung untuk mengamalkan
P&P yang berpusatkan guru dengan menghadkan penglibatan aktif pelajar (Abu Hassan, 2001; Bah et al.
,2002; Mohammad Yusuf et al., 2002) Pendekatan P&P yang sedia ada memberikan perhatian dan
penekanan dalam bidang kognitif aras rendah iaitu penghafalan, ingatan kembali dan kefahaman (Gabel,
1983). Penekanan untuk memperkembangkan kemahiran kognitif seperti mencari idea, menganalisis,
mengaplikasi, mensintesis, membuat penilaian atau menyelesaikan masalah adalah sangat terhad (Bowen
& Bunce, 1997). Akibatnya, pelajar menjadi kurang aktif, perkembangan intelek terbatas, tidak kritis dan
kreatif dalam perbincangan walaupun mempunyai gred pencapaian yang baik dalam peperiksaan (Ali &
Shaharom, 2003). Pendekatan P&P yang diamalkan oleh guru menyebabkan pelajar baru aliran sains
yang mengambil mata pelajaran kimia sering menghadapi kesukaran dalam memahami sesuatu konsep
yang abstrak (Mohammad Yusuf, op cit.). Keadaan ini bertambah meruncing apabila pelajar dikehendaki
menerima secara bulat fakta dan konsep yang disampaikan bagi tujuan peperiksaan (Abu Hassan, 2003;
Reid & Yang, 2002). Kesukaran-kesukaran yang timbul menyebabkan pelajar kurang memberikan
tumpuan dan kurang minat terhadap mata pelajaran kimia (Chou, 2002). Di samping itu, dapatan kajian-
kajian lepas melaporkan bahawa ramai pelajar berpendapat P&P kimia sebagai sesuatu yang tidak
menarik dan tidak releven dengan kehidupan seharian (Judith, 2001). Keadaaan ini terjadi kerana terlalu
banyak formula untuk dihafal dan kerumitan dalam menyelesaikan masalah terutamanya soalan-soalan
yang berbentuk pengiraan (Alias,1998).
Kebolehan pelajar menyelesaikan masalah kimia bergantung kepada kebolehan, kecerdasan dan sikap
mereka dalam mempelajari istilah-istilah kimia (Sumfleth, 1988). Kajian lepas (Sumfleth, op cit.; Chou,
2002; Aziz, 2003) mendapati faktor utama yang menyebabkan pelajar tidak dapat menyelesaikan sesuatu
masalah konsep kimia dengan baik adalah disebabkan oleh ketidakfahaman istilah utama dalam soalan
yang ditanya. Pelajar sering membina makna tersendiri mengenai sesuatu konsep dengan menggunakan
pentafsiran harian (Dominic, 1996; Bowen & Bunce, 1997; Muhammad Yusuf et al., 2002). Keadaan ini
mendorong kepada kewujudan kerangka alternatif dalam diri pelajar yang menyebabkan mereka tidak
dapat menguasai sesuatu konsep dan sering kali gagal menjadi penyelesai masalah yang berjaya (Gilbert
et al., 1982; Gabel et al., 1984; Bodner, 1986; Gayford, 1992; Niaz, 1996; Jinmeei, 2000). Pengetahuan
istilah kimia adalah penting dalam proses P&P sebagai pengetahuan sedia ada bagi menguasai sesuatu
konsep dengan cara yang lebih berkesan dan bermakna (Larkin et al , 1980; Sumfleth, op cit; Aziz, 2003).
3. 3
Kajian ini adalah penting untuk melihat sejauh manakah penguasaan istilah kimia dalam konsep mol di
kalangan pelajar jurusan pendidikan kimia yang merupakan bakal guru kimia di sekolah menengah di
Malaysia.
3. Objektif Kajian
Objektif kajian ini adalah untuk mengenal pasti tahap penguasaan istilah kimia dan hubungannya
dengan penyelesaian masalah konsep mol di kalangan pelajar tahun dua jurusan pendidikan kimia di
Fakulti Pendidikan, Universiti Teknologi Malaysia:
i) mengenal pasti tahap penguasaan istilah kimia asas yang berkaitan dengan konsep mol.
ii) mengenal pasti kebolehan pelajar menyelesaikan masalah konsep mol.
iii) mengenal pasti sama ada terdapat hubungan antara penguasaan istilah kimia dengan
penguasaan konsep mol.
4. Metodologi Kajian
Kajian ini ialah kajian kualitatif yang berbentuk kajian kes untuk melihat penguasaan istilah kimia
dan hubungannya dengan penyelesaian masalah konsep mol. Reka bentuk tinjauan di gunakan untuk
mendapatkan maklumat daripada 18 sampel kajian yang sedang mengikuti kursus Ijazah Sarjana Muda
dalam jurusan pendidikan kimia di Fakulti Pendidikan, Universiti Teknologi Malaysia. Sampel ini dipilih
secara persampelan bertujuan. Kajian ini menggunakan satu set soalan penyelesaian masalah terbuka
(open-ended questions) yang melibatkan tiga jenis soalan yang dibina khas sebagai instrumen kajian
Soalan ini adalah untuk menguji penerangan, pencapaian dan hubungkait antara istilah-istilah kimia di
kalangan pelajar..
Bahagian A mengandungi enam (6) istilah asas yang berkaitan dengan konsep mol bagi menguji
penguasaan istilah. Dalam ujian ini, jawapan pelajar dianalisis bagi mendapatkan peratusan (%) pelajar
yang memberi jawapan yang tepat, separa tepat, salah dan tiada jawapan.
Bahagian B mengandungi lima (5) soalan penyelesaian masalah konsep mol yang berkaitan dengan
istilah-istilah yang telah diuji di bahagian A. Soalan satu (1) dan soalan lima (5) merupakan soalan mudah
berbentuk melukis dan memberi penerangan. Soalan dua (2), (3) dan (4) pula melibatkan soalan pengiraan
konsep mol dan formula kimia yang merupakan soalan yang lebih sukar dan mencabar. Bahagian ini
berperanan untuk menguji kefahaman pelajar terhadap konsep yang dipelajari dan melihat sejauh
manakah pelajar boleh menyelesaikan masalah yang dikemukakan berdasarkan pengetahuan istilah-istilah
kimia asas dalam konsep mol. Markah maksimum bagi setiap soalan adalah tiga markah.
Bahagian C iaitu Ujian Menghubungkait terbahagi kepada dua iaitu pertama, membina peta konsep
berdasarkan 20 istilah yang diberi. Kedua adalah penerangan bagi setiap hubungan yang wujud antara
setiap istilah dalam peta konsep yang dibina. Kesemua 20 istilah berkenaan adalah berkaitan dengan
konsep mol dan juga melibatkan semua istilah yang terdapat dalam Ujian Penerangan.
Kesahan set soal selidik sebagai instrumen kajian telah diperolehi daripada duaorang guru
berpengalaman mengajar kimia di sekolah menengah melalui kajian rintis. Kaedah triangulasi digunakan
untuk menganalisis data. Data dianalisis secara manual dan berasingan mengikut tiga jenis ujian yang
dijalankan. Bagi Ujian Penerangan dan Ujian Pencapaian, data dianalisis bagi mendapatkan jawapan yang
4. 4
tepat, sebahagian tepat, salah dan tiada jawapan. Bagi ujian Menghubungkait pula, satu markah diberi
bagi setiap hubungan dalam peta konsep yang betul dan satu markah bagi penerangan yang dinyatakan.
Pemerhatian dijalankan terhadap corak jawapan-jawapan yang diberikan oleh pelajar di samping
temubual.
5. Keputusan Dan Perbincangan
5.1 Ujian Penerangan
Ujian penerangan ini bertujuan untuk mengenal pasti tahap penguasaan istilah kimia asas yang
berkaitan dengan konsep mol. Terdapat enam (6) istilah asas yang berkaitan dengan konsep mol telah
dikemukakan. Kebanyakan pelajar tidak dapat memberikan jawapan yang tepat bagi istilah-istilah kimia
asas dalam konsep mol, namun walau bagaimanapun pelajar mempunyai sedikit idea terhadap istilah yang
telah dikemukakan. Penerangan sebenar bagi jirim adalah ia merupakan sebarang bahan yang mempunyai
jisim dan memenuhi ruang. Separuh daripada pelajar boleh memberikan penerangan yang boleh diterima
(22.22% dan 27.78%) manakala separuh lagi tidak mempunyai idea tentang jirim. Keadaan ini berlaku
kerana istilah jirim adalah umum tetapi mengambarkan sesuatu yang sangat abstrak dan sukar difahami.
Jawapan tepat bagi atom adalah zarah neutral yang paling kecil bagi sesuatu unsur dan boleh mengambil
bahagian dalam tindak balas kimia. Istilah atom sukar diterangkan oleh pelajar di mana hanya sebilangan
pelajar yang dapat memberikan jawapan yang tepat (5.56%) manakala kebanyakkan pelajar memberikan
penerangan yang separa tepat dan salah. Daripada jawapan pelajar didapati, ramai pelajar tidak dapat
menguasai istilah atom serta mengalami miskonsepsi di mana pelajar menganggap atom adalah zarah
yang tidak dapat dipotong lagi atau atom adalah terbentuk daripada sebarang unsur. Ini mungkin
disebabkan istilah atom adalah terlalu abstrak di mana pelajar menghadapi kesukaran untuk membezakan
komponen-komponen yang terdapat dalam jirim. Pelajar gagal untuk menguasai istilah atom yang
merupakan asas dalam konsep mol. Kebanyakan pelajar (22.22% dan 50.00%) dapat menerangkan istilah
ion tepat dan separa tepat. Sebilangan pelajar didapati keliru serta tidak dapat membezakan ciri-ciri antara
atom, unsur dan ion. Kebanyakan pelajar (55.56%) mempunyai idea mengenai istilah molekul namun
jawapan yang tepat hanya diberikan oleh sebilangan kecil pelajar (5.56%). Hampir 40.00% pelajar
mempunyai penguasaan istilah molekul yang lemah walaupun istilah ini sering digunakan dalam banyak
tajuk sejak daripada sekolah rendah lagi. Bagi istilah mol pula, didapati kesemua pelajar yang terlibat
dalam kajian ini tidak menguasai istilah asas konsep mol. Sebenarnya mol merujuk kepada kuantiti bahan
yang memgandungi bilangan zarah yang sama dengan bilangan atom yang terdapat dalam 12g karbon-12.
Ini menunjukkan pelajar mengalami miskonsepsi yang mungkin akan memberikan kesan terhadap ujian
pencapaian dan ujian menghubungkait. Seterusnya, istilah pemalar Avogadro. Kebanyakan pelajar
(61.11%) telah mengetahui nilai pemalar Avogadro sebanyak 6.023 x 1023
manakala yang selebihnya
mempunyai idea yang salah mengenai istilah ini. Tiada pelajar yang memberikan penerangan yang tepat
dan ini menunjukkan pelajar masih lemah dalam menguasai istilah asas yang terpenting dalam konsep
mol. Pelajar gagal mengenal pasti pemalar Avogadro sebagai suatu nombor malar. Hasil kajian bagi Ujian
Penerangan ini dirumuskan dalam Jadual 1.
5. 5
Jadual 1: Peratusan (%) Jawapan Pelajar Bagi Ujian Penerangan
Jawapan
Soalan
Tepat (%) Separa
Tepat (%)
Salah (%) Tiada
(%)
Jumlah
(%)
Jirim 22.22 27.78 50.0 0.00 100
Atom 5.56 44.44 44.44 5.56 100
Ion 22.22 50.00 22.22 5.56 100
Molekul 5.56 55.56 33.33 5.55 100
Mol 0.00 10.11 72.78 17.11 100
Pemalar
avogadro
0.00 61.11 33.33 5.56 100
5.2 Ujian Pencapaian
Ujian pencapaian ini bertujuan untuk mengenal pasti kebolehan pelajar menyelesaikan
masalah konsep mol berdasarkan pengetahuan istilah-istilah kimia yang asas dalam konsep mol.
Terdapat lima (5) soalan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam ujian
penerangan.
Soalan 1: Lukiskan perubahan struktur jirim akibat perubahan haba. Terangkan pengerakan
Zarah jirim dalam keadaan pepejal, cecair dan gas. Kaitkan pengerakan zarah dalam
tiga (3) keadaan yang berbeza dengan kadar resapan.
Semua pelajar memberikan jawapan yang hampir sama di mana bilangan zarah dalam
pepejal, cecair dan gas adalah berbeza mengikut susunan zarah masing-masing. Lukisan pelajar
didapati boleh diterima kerana menepati kehendak soalan. Namun secara keseluruhannya pelajar
didapati mengalami semasa melukiskan perubahan struktur jirim. Kejadian miskonsepsi ini juga
ketara dalam kebanyakan buku tes, buku rujukan dan pengajaran guru (Baker, 1991; Muhammad
Yusuf et al., 2002; Chou, 2002). Hasil analisis jawapan pelajar mendapati, pelajar dapat
menerangkan pengerakan zarah dalam keadaan pepejal, cecair dan gas serta mampu
mengaitkannya dengan kadar resapan.
Soalan 2: Anda dibekalkan 32g sulfur dioksida dan 7g nitrogen. Antara dua bahan tersebut, yang
manakah mempunyai bilangan molekul yang paling banyak?
Sebanyak 16.67% pelajar telah menjawab soalan ini dengan betul dengan melibatkan
pengiraan bilangan mol, bilangan molekul, pemalar avogadro dan membuat perbandingan bahan
bilangan molekul. Sebahagian kecil pelajar (5.56%) pelajar telah menjawab dengan betul
bilangan molekul yang dikehendaki dalam soalan ini tetapi cara penyelesaian masalahanya adalah
tidak sistematik di mana pengiraan bilangan mol tidak ditunjukkan. Kebanyakan pelajar
cenderung untuk mengira bilangan mol sahaja dalam set soalan yang mengkehandaki pengiraan
bilangan molekul.sebilangan kecil (5.56%) pelajar telah memberikan jawapan yang salah dan
selebihnya (16.67%) tidak memberikan sebarang jawapan. Dalam soalan ini, pelajar cenderung
menentukan bilangan molekul sesuatu unsur namun tidak berjaya menyelesaikan masalah ini
dengan tepat kerana menggunakan jalan penyelesaian masalah yang tidak sistematik. Ada juga
pelajar yang gagal menyelesaikan masalah ini kerana tidak dapat membezakan antara atom dan
6. 6
molekul misalnya gas nitrogen menpunyai dua atom nitrogen, namun pelajar menganggapnya
sebagai satu mol atom nitrogen sahaja. Ini memberikan kesan terhadap bilangan mol yang dikira.
Sesetengah pelajar pula tidak dapat membezakan antara bilangan mol dan bilangan molekul
dengan menganggap kedua-duanya adalah sama.
Soalan 3: Oksida logam M mempunyai formula molekul M2O3. JMRnya ialah 152g (JAR:
O=16; PA=6.023 x 1023
). Apakah JAR logam M? Hitung bilangan mol bagi 38g
sebatian M2O3. Hitung bilangan ion M yang terdapat dalam 38g sebatiaan M2O3.
Seramai 33.33% pelajar telah menjawab set soalan ini dengan betul dan selebihnya
(66.67%) berikan jawapan yang separa tepat. Pelajar yang berjaya menjawap soalan ini dengan
tepat didapati telah menguasai konsep JAR, bilangan mol dan bilangan ion dengan baik. Pelajar
ini dapat mengaitkannya antara satu sama lain dalam menyelesaikan masalah ini. Bagi pelajar
yang tidak dapat menyelesaikan masalah ini dengan baik didapati tidak menghubungkaitkan
bilangan mol untuk pengiraan bilangan ion dengan melibatkan pemalar avogadro. Secara
keseluruhannya, terdapat pelajar yang masih kabur dengan istilah bilangan ion. Ini mungkin
disebabkan, ia jarang diaplikasikan dalam pembelajaran konsep mol berbanding dengan bilangan
atom dan bilangan molekul. Oleh itu, ramai pelajar tidak menjawab soalan hitung bilangan ion M.
Ada juga sesetengah pelajar yang masih lagi tidak menguasai pengiraan JAR yang merupakan
asas dalam pembelajaran kimia.
Soalan 4: Berapa kalikah bilangan atom dalam 1.28g gas oksigen yang lebih banyak daripada
bilangan atom dalam 1.3 g zink? (JAR: O=16, Zn=65, PA=6.023 x 1023
)
Seramai 11.11% pelajar telah menjawab soalan ini dengan betul dan seramai 5.56%
pelajar memberikan jawapan yang salah. Dalam ujian ini, seramai 55.56% pelajar telah menjawab
soalan ini dengan separa tepat di mana semua pelajar telah mengira bilangan mol 1.28g gas
oksigen dan bilangan mol 1.3g zink dengan betul. Walau bagaimanapun, dari segi pengiraan
bilangan atom gas oksigen, tiada seorang pelajar pun yang menjawap dengan betul, manakala
semua pelajar ini telah memberikan jawapan yang tepat bagi bilangan atom zink. Ada pula
sesetengah pelajar yang gagal memberikan sebarang jawapan mengenai bilangan atom. Dengan
ini, dapat disimpulkan bahawa ramai pelajar masih tidak meguasai pengetahuan dan kefahaman
terhadap istilah kimia seperti atom dan molekul dengan berkesan di mana kekurangan
pengetahuan, kefahaman dan pengalaman menyebabkan pelajar kurang berjaya dalam
menyelesaikan masalah ini.
Soalan 5: Di beri unsur A dengan nombor proton 11 dan unsur B dengan proton 17. Tuliskan
susunan elektron unsur A dan unsur B. Apakah yang anda faham dengan susunan
elektron yang stabil. Bagaimanakah unsur A dan B mencapai kestabilan susunan
elektron masing-masing.
Kebanyakan pelajar (55.56%) pelajar menjawab soalan ini dengan tepat. Pelajar didapati
mempunyai penguasaan konsep yang baik kerana dapat menghubungkaitkan konsep susunan
elektron dengan konsep mol. Pelajar yang tidak berjaya menjawab soalan dengan tepat didapati
kurang pengetahuan asas tentang susunan elektron. Kebanyakan pelajar dapat menunjukkan
kestabilan susunan elektron dengan cara melukiskan konfigurasi susunan elektron.
7. 7
5.3 Ujian Menghubungkait
Ujian menghubungkait ini adalah untuk mengenal pasti sama ada terdapat hubungan antara
penguasaan istilah kimia dengan penguasaan konsep mol. Ujian ini mengandungi 20 istilah kimia
yang berkaitan dengan konsep mol termasuk istilah yang terdapat dalam ujian penerangan.
Kesemua 20 istilah digunakan untuk membina peta konsep berserta penerangan bagi setiap
hubungan yang wujud antara setiap istilah. Secara keseluruhannya, hasil kajian mendapati
kebanyakan pelajar tidak dapat menghubungkaitkan istilah-istilah dalam konsep mol kerana
mereka tidak dapat membina peta konsep yang menyeluruh dengan baik dengan menggunakan
kesemua istilah yang telah diberikan. Pelajar didapati lemah dalam pembinaan peta konsep
dengan menghubungkaitkan istilah-istilah konsep mol, mungkin disebabkan penguasaan konsep
asas yang lemah. Selain itu, pelajar juga didapati tidak dapat menjawab soalan ini dengan baik
disebabkan oleh tiada pengalaman atau kurang pendedahan dengan peta konsep dalam P&P
kimia. Hasil analisis jawapan pelajar menunjukkan hampir semua pelajar tidak berjaya untuk
menerangkan istilah-istilah dalam peta konsep. Keadaan ini jelas daripada kegagalan pembinaan
peta konsep yang betul, justeru pelajar tidak dapat memberikan penerangan yang sesuai. Pelajar
tidak dapat menjawab bahagian ini dengan baik mungkin kerana kekurangan pengetahuan yang
bermakna terhadap istilah-istilah asas dalam konsep mol di mana ia turut mendorong kepada
kegagalan pelajar mengait serta mengaplikasikan sesuatu konsep yang dipelajari dengan konsep
yang lain (Muhamamad Yusuf et al.,2000).
6. Implikasi Kajian
Penguasaan istilah kimia adalah penting sebagai pengetahuan sedia ada pelajar bagi
menyelesaikan masalah konsep mol, tetapi tidak mencukupi dalam pembelajaran kimia secara
keseluruhannya (Sumfleth, 1985; Abu Hassan, 2003). Pengetahuan dan penguasaan istilah
sememangnya perlu bagi membolehkan otak manusia mengkod, ubahsuai dan menyimpan
maklumat yang diterima daripada sumber (Bodner, 1986: Jinmeei, 2000). Pemindahan maklumat
berlaku melalui proses pemikiran. Persoalan yang timbul adalah bagaimanakah maklumat ini
disimpan dan dipindahkan dalam otak? Ianya adalah berkaitan dengan pengetahuan yang
bermakna mengenai istilah yang terlibat dengan maklumat itu (Bodner & Daniel,1995).
Kewujudan pelbagai kerangka alternatif di kalangan pelajar adalah akibat daripada kegagalan
untuk menguasai konsep sains pada tiga aras pemikiran iaitu aras pengetahuan istilah, penguasaan
konsep dan penyelesaian masalah (Freyberg & Osborne, 1981; Dawson, 1993). Kerangka
alternatif ini telah menyebabkan pelajar gagal untuk memahami dan menerangkan fenomena di
persekitaran mereka seperti konsep jirim dan konsep mol (Larson, 1997; Muhammad Yusuf et al.,
2000). Dapatan kajian lepas mendapati bahawa pelajar telah mempunyai pemahaman tersendiri
mengenai perkataan saintifik sebelum mempelajari sains (Niaz, 1996). Oleh itu, strategi P&P
sains, khususnya kimia haruslah memberikan penekanan terhadap penguasaan pelajar terhadap
konsep sains pada aras ini (Chandran et al., 1987). Aras penguasaan konsep boleh digambarkan
dalam bentuk visual yang mudah difahami pelajar serta penerangan yang mampu mengajar
pelajar berfikir terhadap fenomena yang berlaku di persekitaran mereka. Ini seterusnya
membolehkan pelajar dapat mengatasi masalah kerangka alternatif di dalam minda mereka
dengan lebih berkesan (Gilbert et al.,1982; Griffiths et al.,1992; Case & Fraser,1999). Aras
pengetahuan istilah pula boleh digambarkan dalam bentuk persimbolan kimia dan bahasa kimia
(Sumfleth,op cit.; Aziz, 2003).
8. 8
Penyelesaian masalah dalam kimia biasanya bersifat terbuka yang mungkin mempunyai lebih
daripada satu jalan penyelesaian yang sesuai (Gabel et al., 1984). Oleh yang demikian, guru dan
pelajar perlu menguasai kemahiran dan teknik untuk menentukan cara terbaik bagi menyelesaikan
sesuatu masalah. Penyelesaian masalah sebenarnya memberi peluang yang banyak terutamanya
kepada pelajar bagi menyelesaikan masalah yang bersifat terbuka di mana pelajar perlu membuat
perkaitan dengan pelbagai pengetahuan matematik yang telah dipelajari bagi menggalakkan
pemikiran dan bukan lagi menghafal (Gabel, 1983; Baker, 1991). Sifat masalah terbuka adalah
amat berkesan kepada penemuan saintifik, mereka cipta serta inovasi terutamanya dalam sains
manakala sifat masalah tertutup pula adalah menghadkan perkembangan kemahiran pelajar.
Penyelesaian masalah dalam proses P&P sains, khususnya kimia adalah untuk menyediakan satu
suasana pembelajaran yang aktif dengan penglibatan pelajar yang maksimum. Selain itu,
penyelesaian masalah sesuatu konsep memerlukan sokongan dari pelbagai aspek pembelajaran
seperti kemahiran, pengetahuan, pemahaman dan pendekatan. Salah satu faktor utama yang
mendorong kepada kegagalan pelajar sebagai penyelesai masalah yang berjaya ialah kegagalan
pelajar menguasai konsep asas dari segi istilah sains. Tambahan pula proses P&P lazimnya
berbentuk syarahan secara verbal dan formal. Ini seterusnya akan meminimumkan daya
pembelajaran serta melahirkan miskonsepsi terhadap pelajar yang tidak mempunyai penguasaan
istilah dan pengalaman yang konkrit. Keadaan ini berlaku kerana kebanyakan pelajar tidak
memahami konsep asas dan seterusnya menyebabkan mereka tidak dapat mengingat kembali
konsep penting yang akhirnya menyebabkan mereka tidak dapat menggunakan pengetahuan
sesuatu konsep semasa menyelesaikan sesuatu masalah. Bagi mengatasi masalah ini dan sebagai
usaha bagi melahirkan pelajar yang berjaya sebagai penyelesai masalah, guru-guru sains
terutamanya kimia haruslah sentiasa membimbing pelajar dalam mempelajari konsep kimia pada
tahap mikroskopik dan bukan hanya setakat tahap makroskopik. Peta konsep adalah satu cara
yang berkesan bagi melihat pengetahuan dan kebolehan pelajar menguasai serta
menghubungkaitkan konsep mol. Pembinaan peta konsep ini memerlukan pelajar
mengaplikasikan pengetahuan konseptual dalam konsep mol. Kelebihan strategi ini ialah ia
memberi peluang kepada untuk mengawal atur pengetahuan mereka terhadap konsep mol melalui
istilah-istilah kimia yang dikemukakan (Sumfleth, 1988; Abu Hassan, 2003). Secara
kesimpulannya, penyelesaian masalah kimia haruslah mengambil kira penguasaan istilah asas
yang berkaitan dan pengaplikasiannya dalam kehidupan seharian. Guru dan pelajar perlu
mempertingkatkan keupayaan konsep asas dalam menyelesaikan masalah kimia terutamanya
konsep mol.
7. Penutup
Kajian ini bertujuan untuk mengenal pasti tahap penguasaan istilah kimia dan hubungannya dengan
penyelesaian masalah konsep mol di kalangan pelajar tahun dua (2) jurusan pendidikan kimia di Fakulti
Pendidikan, Universiti Teknologi Malaysia. Kajian ini mendapati kefahaman pelajar terhadap konsep mol
adalah kurang memuaskan akibat kewujudan pelbagai kerangka alternatif yang menghalang pelajar
memberikan pengkonsepan yang tepat. Kelemahan pelajar untuk menerangkan konsep mol pada tiga aras
pemikiran iaitu pengetahuan istilah, penguasaan konsep dan penyelesaian masalah menyebabkan pelajar
memberikan penjelasan yang bercanggah dengan konsep saintifik konsep mol seperti yang dikemukakan
oleh ahli sains. Secara keseluruhannya, daripada tiga (3) ujian (Ujian penerangan, ujian pencapaian, ujian
menghubungkait) yang telah dijalankan, pelajar memberikan respon yang lebih baik dalam ujian
penerangan berbanding dengan ujian yang lain. Ini jelas menunjukkan bahawa pelajar mempunyai
pengetahuan asas dalam bidang kimia tetapi tidak dapat menghubungkait serta tidak mampu untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang ada dalam penyelesaian masalah. Memahami sesuatu hubungkait dan
perkaitan adalah sangat penting dalam kajian ini di mana hubungan yang kuat antara penguasaan,
kefahaman dan kejayaan pelajar dalam ujian pencapaian telah dibuktikan melalui kajian ini.
9. 9
8. Rujukan
Abu Hassan Kassim (2001). Pendidikan Amali Sains: Kemahiran Saintifik. Universiti Teknologi
Malaysia, Skudai. Tidak diterbitkan.
Abu Hassan Kassim (2003). Pengajaran Pembelajaran Kimia Di Sekolah. Universiti Teknologi
Malaysia, Skudai. Tidak diterbitkan.
Alias Baba (1998). Pemetaan Konsep: Satu Strategi Pengajaran Pembelajaran. UKM: Bangi.
Aziz Nordin (2003). “Peranan Bahasa Dalam Pembelajaran Kimia.” Fakulti Pendidikan, UTM: Skudai.
Bah Hock Guan, Abdul Raof Zain & Tio Mie Ling (2002). Integrated Curriculum For Secondary
School: Science Form 1 Volume 2. Kuala Lumpur: Berita Publishing.
Baker (1991). “Misconceptions”. Science Eduation 75 (3) 323-330.
Bodner, G.M. (1986). “Constructivism: A Theory of Knowledge.” Journal of Chemical Education,
63(10) 873-877
Bowen, C.W. & Bunce, D.M. (1997). “Testing for Conceptual Understanding in General Chemistry.”
Paper presented at the 213th
National Meeting of the American Chemical Society. San Francisco.
Ching Yang Chou (2002). “Science teachers’ understanding of concepts in chemistry.” Prociding of
National science council 12(2) 73-78
Chandran, S., Treagust, D.F. & Tobin, K. (1987). “ The Role of Cognitive Factors in Chemistry
Achievement.” Journal of Research in Science Teaching, 24(2), 145-160.
Case, J.M. & Fraser, D.M (1999). “An Investigation into Chemical Engineering Students’ Understanding
of The Mole and The Use of Concrete Activities to Promote Conceptual Change.” International
Journal of Science Education, 21(12), 1237-1249.
Claesgens, J & Stacy, A. (2003). “What the students’s initial ideas about the amount of substance? Is
there a specific weight for a mole?”. Journal of Chemical Education 60. 893-895
Dawson, C. (1993). “Chemistry in Concept”. Education in Chemistry. 73-76
Dierks, W. (1981). “Teaching the mole.” European Journal of Science Education 3. 145-148
Dominic, S. (1996). “What’s a mole?”. Journal of Chemical Education 73 (4).
Duncan, I. M. & Johnstone, A.H. (1973). “The mole concept”. Education in Chemistry. 10. 213-214
Driver, R. (1983). The pupil as scientist? Milton Keynes: Open University.
Furio, C. Azcona, R. & Guisasola, J. (2002). “The learning and teachning of the concepts amount of
substance and mole: a review of the literature”. Chemistry education: Research andPractice in
Europe 3(3) 277-292.
Freyberg, P. & Osborne, R. J. (1981). “Who Structure The Curriculum: Teacher or Learner?”
SET Research Information for Teachers 2, Item 6.
Gabel, D.L (1983). “What High School Chemistry Texts Do Well and What They Do Poorly”.
Journal of Chemical Education 60. 893-895
Gabel, D., Sherwood, R.D. & Enochs, L. (1984). “Facilitating Problem Solving in HIGH School
Chemistry.” Journal of Research in Science Teaching, 20 (2).
Gabel, D. & Sherwood, R.D. (1984). “Analyzing difficulties with mole-concept task by using
familiar analog tasks”. Journal of Research in Science Teaching, 21, 843-851.
Gayford, C. (1992). “ Patterns of Group Behaviour in Open-Ended Problem Solving In Science Classes of
15 Year old students in England.” International Journal of Science Education 14(1). 41-49.
Gilbert, J.K., Osborne, R.J. & Fensham, P.J. (1982). “Children’s science and its Consequences for
Teaching.” Science Education, 66, 623-633.
Gower, D.M., Daniels, D.J. & Lloyd, G. (1977). “The mole concept.”. The School Science Review,58
(205), 658-676.
Griffiths, A.K.& Preston, K.R. (1992). Grade-12 students’ misconceptions relating to fundamental
characteristics of atom and molecules.” Journal of Research in Science Teaching, 29, 611-628.
Johnsen, E.B. (1993). Textbooks’ in the Kaleidoscope: A critical survey of literature and research on
educational textbooks. Oslo, Norway: Scandinavian University Press.
10. 10
Johnstone, A.H.(2000). “Teaching of Chemistry- Logical or Psychological?” Chemistry Education:
Research and Practice in Europe, 1(1), 9-15.
Jinmeei, K. H., (2000). Students’ conceptual learning through teaching strategy with scientific writing.
Department of Applied Pyhysics, National Chiayi University, Taiwan.
Judith, B., (2001). “Science With Attitude: The Perennial Issues of Pupils Responses to Science”. School
Science Review, 82 (300).
Larkin, J., McDermott, J., Simon, D. P., & Simon, H. A., (1980). “Expert and Novices Performance in
Solving Problem”. School Science Review, 80 (200).
Larson, J.O., (1997). “Constructing understanding of the mole concept: Interaction of chemistry text,
teacher and learners”. A paper presented at the Annual Meeting of the National Association for
Research in Science Teaching,Chicago.
Lyons, L.L., Freitag, P.K. & Hewson, P.W. (1997). “Dichotonomy in Thinking, Dilemma in actions:
Researchers and Teacher Perpectives on a chemistry Teaching Practice”. Journal of Research in
Science Teaching, 34, (3) 239-254.
Mohd Ali Ibrahim & Shaharom Noordin (2003). Perbandingan pencapaian para pelajar dalam
pentaksiran kerja amali dengan peperiksaan bertulis. Fakulti Pendidikan : Universiti Teknologi
Malaysia, Skudai. Tidak diterbitkan.
Mohammad Yusof Arshad, Johari Surif, Utahayakumari, Tan Soo Yin & Dalina Daud (2002).
“Kefahaman Pelajar Mengenai Konsep Zarah”: Perbandingan Respon Pelajar Di Malaysia Dan
Pelajar Di United Kingdom”. Jurnal Pendidikan Universiti Teknologi Malaysia .Jilid 8.
Niaz Mansoor (1996). “Reasoning Strategies of Students in solving chemistry problems as a function of
development level, functional M-capacity and disembedding ability.” International Journal of
Science Education 18(5). 525-541.
Pusat Perkembangan Kurikulum, KPM (2000). KBSM Sukatan Pelajaran Kimia Tingkatan IV. Kuala
Lumpur: Dewan Bahasa & Pustaka.
Pusat Perkembangan Kurikulum, KPM (2001). Kemahiran Berfikir Dalam Pengajaran-Pembelajaran.
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa & Pustaka.
Reid, N. & Yang, M.J.(2002). “The solving of problem in chemistry: The more open-ended Problems.”
Research in Science and Technological Education, 20 (1).
Sudharhan Naidu (2003). EDUE 2015: Perancangan Kurikulum Dalam Pendidikan Teknik Dan
Vokasional. Kuala Lumpur: Open University.
Sumfleth, E. (1988). “Knowledge of terms and problem solving in chemistry.”International Journal of
Science Education, 10 (1), 45-60.