Kerajaan Gowa Tallo berdiri pada tahun 1528 melalui persekutuan antara Kerajaan Gowa dan Tallo. Kerajaan ini berkembang menjadi kerajaan maritim yang makmur berkat letak strategis dan perdagangannya. Islam mulai masuk pada abad ke-16 dan berkembang pesat di bawah Sultan Alaudin dan Sultan Hasanuddin. Kerajaan mencapai puncak kejayaannya di bawah Sultan Hasanuddin namun akhirnya jatuh ke tangan
1. MAKALAH
Kerajaan Gowa Tallo
Di susun oleh:
1) M. salmon purwandi
2) Ama faridatul husna jamil
3) Nurul latifatul azizah
4) Salma aqilatul M
KEMENTRIAN AGAMA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PUNCU
2. KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
puji syukur kami ucapkan kehadirat allah swt, yang telah memberikan
rahmat,nikmat,taufik serta hidayahnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. Sholawat dan salam tetap
kami ucapkan kepada baginda nabi agung muhammd SWT.
Tidak lupa kami ucapakan terima kasih kepada pembimbing kami yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing kami dalam menyelesaikan
karya tulis ini. Terima kasih juga kami ucapakan kepada bapak serta ibu
guru yang telah memberi pengetahuan kepada kami, serta kepada temanteman yang juga bekerja sama dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Mudah-mudahan karya tulis ini dapat berguna dan menambah
pengetahuan bagi para pembacanya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Puncu 30 Agustus 2012
ii
3. DAFTAR ISI
COVER................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………… 4
1.1.Pendahuluan...................................................... 4
1.2.rumusan masalah............................................... 5
BAB II
AWAL BERDIRINYA…………………........................
2.1.awal berdirinya..................................................
2.2.kehidupan ekonomi...........................................
2.3.kehidupan sosial budaya....................................
2.4.kehidupan politik...............................................
6
6
7
8
9
BAB III
KESIMPULAN
3.1.Kesimpulan........................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 15
iii
5. BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan
besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat
dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan
dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada dibawah
Kabupaten Gowa dan daerah sekitarnya yang dalam bingkai negara kesatuan
RI dimekarkan menjadi Kotamadya Makassar dan kabupaten lainnya.
Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin,
yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar
(1666-1669) terhadap Belanda yang dibantu oleh Kerajaan Bone yang
berasal dari Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka. Tapi perang ini
bukan berati perang antar suku Makassar – suku Bugis, karena di pihak
Gowa ada sekutu bugisnya demikian pula di pihak Belanda-Bone, ada
sekutu Makassarnya. Politik Divide et Impera Belanda, terbukti sangat
ampuh disini. Perang Makassar ini adalah perang terbesar Belanda yang
pernah dilakukannya di abad itu.
4
6. RUMUSAN MASALAH
Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki posisi yang sangat
strategis, karena berada di jalur pelayaran (perdagangan Nusantara). Bahkan
daerah Makasar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang
berasal dari Indonesia bagian Timur maupun yang berasal dari Indonesia
bagian Barat. Dengan posisi strategis tersebut maka kerajaan Makasar
berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan
Nusantara. Masing-masing kerajaan tersebut membentuk persekutuan sesuai
dengan pilihan masing-masing. Kerajaan Gowa dan Tallo membentuk
persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang
lebih dikenal dengan sebutan kerajaan Makasar.
5
7. BAB II
AWAL BERDIRINYA KERAJAAN GOWA TALLO
AWAL BERDIRINYA
Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang
dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian
menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data,
Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik
damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk
Kerajaan Gowa. Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung
sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi Makassar lain menyebutkan
empat orang yang mendahului datangnya Tumanurung, dua orang pertama
adalah Batara Guru dan saudaranya
Gambar di bawah merupakan peta Sulawesi Selatan. Di Sulawesi
Selatan pada abad 16 terdapat beberapa kerajaan di antaranya Gowa, Tallo,
Bone, Sopeng, Wajo dan Sidenreng. Untuk mengetahui letak kerajaankerajaan tersebut, silahkan diamati gambar peta tersebut.
Masing-masing kerajaan tersebut membentuk
persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing.
Salah satunya adalah kerajaan Gowa dan Tallo
membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga
6
8. melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan sebutan kerajaan
Makasar. Nama Makasar sebenarnya adalah ibukota dari kerajaan Gowa dan
sekarang masih digunakan sebagai nama ibukota propinsi Sulawesi Selatan.
Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki posisi yang sangat
strategis, karena berada di jalur pelayaran (perdagangan Nusantara). Bahkan
daerah Makasar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang
berasal dari Indonesia bagian Timur maupun yang berasal dari Indonesia
bagian Barat. Dengan posisi strategis tersebut maka kerajaan Makasar
berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan
Nusantara.
MASA PERKEMBANGAN KARAJAAN GOWA TALLO
Kehidupan Ekonomi
Seperti yang telah Anda ketahui bahwa kerajaan Makasar merupakan
kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia
bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor seperti letak yang
strategis, memiliki pelabuhan yang baik serta didukung oleh jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak
pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.
Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan
internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti
Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di
Makasar.
7
9. Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum niaga
yang
disebut
dengan
ADE’
ALOPING
LOPING
BICARANNA
PABBALUE (ket : artinya apa), sehingga dengan adanya hukum niaga
tersebut, maka perdagangan di Makasar menjadi teratur dan mengalami
perkembangan
yang
pesat.
Selain
perdagangan,
Makasar
juga
mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga menguasai daerahdaerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan.
Kehidupan Sosial Budaya
Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah
nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf
kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk
menambah kemakmuran hidupnya.
Sejak Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin
hubungan dengan Ternate yang sudah menerima Islam dari Gresik. Raja
Ternate yakni Baabullah mengajak raja Gowa Tallo untuk masuk Islam, tapi
gagal. Baru pada masa Raja Datu Ri Bandang datang ke Kerajaan Gowa
Tallo agama Islam mulai masuk ke kerajaan ini. Setahun kemudian hampir
seluruh penduduk Gowa Tallo memeluk Islam. Mubaligh yang berjasa
menyebarkan Islam adalah Abdul Qodir Khotib Tunggal yang berasal dari
Minangkabau.
Raja Gowa Tallo sangat besar perannya dalam menyebarkan Islam,
sehingga bukan rakyat saja yang memeluk Islam tapi kerajaan-kerajaan
disekitarnya juga menerima Islam, seperti Luwu, Wajo, Soppeg, dan Bone.
Wajo menerima Islam tahun 1610 M. Raja Bone pertama yang menerima
8
10. Islam bergelar Sultan Adam. Walaupun masyarakat Makasar memiliki
kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi
dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka
anggap sakral. Norma kehidupan masyarakat Makasar diatur berdasarkan
adat dan agama Islam yang disebut PANGADAKKANG. Dan masyarakat
Makasar sangat percaya terhadap norma-norma tersebut.
Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal
pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan
bangsawan
dan
keluarganya
disebut
dengan
“Anakarung/Karaeng”,
sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka” dan masyarakat
lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut dengan golongan “Ata”.
Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan
benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka
terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makasar
dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo. Kapal Pinisi dan Lombo merupakan
kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.
Kehidupan Politik Dan Masa Kemunduran kerajaan Gowa -Tallo
Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk Robandang
dari Sumatera, sehingga pada abad 17 agama Islam berkembang pesat di
Sulawesi Selatan, bahkan raja Makasar pun memeluk agama Islam.
Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Karaeng
Matoaya (Raja Gowa) yang bergelar Sultan Alaudin yang memerintah
9
11. Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh Daeng Manrabia (Raja Tallo)
sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah. Sejak pemerintahan Sultan
Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan maritim dan
berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Malekul Said (1639 –
1653).
Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada
masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669). Pada masa
pemerintahannya Makasar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu
dengan menguasai daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat
menunjang keperluan perdagangan Makasar. Perluasan daerah Makasar
tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat.
Daerah kekuasaan Makasar luas, seluruh
jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat
dikuasainya. Sultan Hasannudin terkenal sebagai
raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Oleh
karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli
yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa
di Ambon. Untuk itu hubungan antara Batavia
(pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan
Ambon terhalangi oleh adanya kerajaan Makasar. Dengan kondisi tersebut
maka timbul pertentangan antara Sultan Hasannudin dengan VOC, bahkan
menyebabkan terjadinya peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah
Maluku.
Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin
sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di
10
12. Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian
Sultan Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya
sebagai Ayam Jantan dari Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri
peperangan dengan Makasar yaitu dengan melakukan politik adu-domba
antara Makasar dengan kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makasar). Raja
Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makasar meminta bantuan
kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makasar. Sebagai
akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan
Makasar.
Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota
kerajaan Makasar. Dan secara terpaksa kerajaan Makasar harus mengakui
kekalahannya dan menandatangai perjanjian Bongaya tahun 1667 yang
isinya tentu sangat merugikan kerajaan Makasar.
Isi dari perjanjian Bongaya antara lain:
a. VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Makasar.
b. Belanda dapat mendirikan benteng di Makasar.
c. Makasar harus melepaskan daerah-daerah jajahannya seperti Bone dan
pulau-pulau di luar Makasar.
d. Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.
Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makasar
terhadap Belanda tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan
Hasannudin yaitu Mapasomba (putra Hasannudin) meneruskan perlawanan
melawan Belanda. Untuk menghadapi perlawanan rakyat Makasar, Belanda
11
13. mengerahkan pasukannya secara besar-besaran. Akhirnya Belanda dapat
menguasai sepenuhnya kerajaan Makasar, dan Makasar mengalami
kehancurannya.
12
14. BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan
besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat
dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan
dan pesisir barat Sulawesi. Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan
komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera),
yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, ParangParang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Sejak Gowa
Tallo sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan
dengan Ternate yang sudah menerima Islam dari Gresik. Raja Ternate yakni
Baabullah mengajak raja Gowa Tallo untuk masuk Islam, tapi gagal. Baru
pada masa Raja Datu Ri Bandang datang ke Kerajaan Gowa Tallo agama
Islam mulai masuk ke kerajaan ini.
Setahun kemudian hampir seluruh penduduk Gowa Tallo memeluk
Islam. Mubaligh yang berjasa menyebarkan Islam adalah Abdul Qodir
Khotib Tunggal yang berasal dari Minangkabau. Makasar mencapai puncak
kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669).
Daerah kekuasaan Makasar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia
Timur dapat dikuasainya. Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang
sangat anti kepada dominasi asing. Dalam peperangan melawan VOC,
Sultan Hasannudin memimpin sendiri pasukannya untuk memporakporandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda
13
15. semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasannudin tersebut maka
Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur.
14