4. LATAR BELAKANG
✘ Kerajaan Gowa yang pada akhirnya pada abad ke-17
bergabung dengan Tallo, merupakan salah satu dari
banyak kerajaan lokal di Sulawesi.
✘ Raja Gowa sendiri baru mengadopsi Islam sebagai
agama kerajaan pada abad ke-17 ketika Daeng
Manrabbia Sultan Alauddin I memeluk agama Islam.
✘ Kerajaan Gowa-Tallo tumbuh menjadi penguasa terbesar
di Sulawesi, mencapai pesisir Kalimantan, Maluku, dan
Nusa Tenggara. Kerajaan ini menjadi gerbang
perdagangan dengan Nusantara bagian Timur.
4
6. LETAK DAN PENDIRI KERAJAAN
✘ Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Sulawesi Selatan, bagian
pesisir barat. Tepatnya di wilayah kabupaten gowa dan
sekitarnya.
✘ Mayoritas penduduk bersuka Makassar. Pemimpin
pertamanya dalam beberapa catatan adalah Tumanurung
Bainea, yang merupakan penguasa lokal Gowa pada
abad ke-14.
6
8. RAJA – RAJA
✘ Sepanjang sejarah, Gowa tercatat memiliki lebih dari 30
orang raja sejak beridrinya sekitar abad ke-14 sampai
dengan tahun 1895 ketika direbut oleh Belanda. Raja –
raja yang terkenal diantaranya :
a. Daeng Manrabbia Sultan Alauddin I
Daeng Manrabbia merupakan raja pertama yang
memeluk agama Islam, kurang lebih pada tahun
1607, setelah sebelumnya di dahului oleh Karaeng
Tallo pada tahun 1605. Satu kerpercayaan ini
kemudian menjadi modal utama penyatuan dua
kerajaan menjadi satu, Gowa-Tallo.
8
9. RAJA – RAJA
a. Daeng Manrabbia Sultan Alauddin I
b. Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanudin
Sultan Hasanudin merupakan raja yang terpenting
dalam perjalanan kerajaan Gowa-Tallo. Dengan
ambisinya menguasai kawasan Sulawesi Selatan dan
perdagangan ke timur berhadapan dengan VOC dan
raja – raja lokal yang bersekutu.
Perang Makassar yang berlangsung, melemahkan Gowa-
Tallo, tetapi mereka berhasil berkobar kembali. Pada tahun
1667, VOC dan Arung Palakka dari bone berhasil
mengalahkan Hasanudin. Ia pun menyerah dan
menyerahkan kekuasaan kepada VOC.
9
11. KEHIDUPAN POLITIK
✘ Sebelum menjadi kerajaan berbasis Islam, Gowa-Tallo
kerap berperang dengan wilayah lain di Sulawesi Selatan.
Ada beberapa yang berhasil ditaklukan tetapi kebanyak
belum.
✘ Memasuki masa Islam, Gowa Tallo menyebarkan
pengaruh Islam, hal ini menjadi bagian dari oenguasaan
Gowa-Tallo atas wilayah mereka. Pertentangan terus
berlangsung, sampai pada kahirnya Gowa-Tallo harus
berhadapan dengan kerajaan lain yang disokong VOC.
11
12. KEHIDUPAN EKONOMI
✘ Gowa-Tallo disebut kaya akan beras putih dan makanan
lainnya yang diperdagangkan. Mereka sering menjual
kapur barus hitam yang ditukar dengan berbagai
komoditas di wilayah lain. Impor tekstil dari Indiea dan
keramik dari Cina banyak ditemukan sebagai bukti
perdagangan yang berlangsung dalam kurun waktu lama.
12
13. KEHIDUPAN SOSIAL
✘ Gowa-Tallo memegang erat bahwa agama Islam sebagai
instrument penting dalam roda kehiduapan masyarakat.
Dikenal beberapa mubalig utama atau Daltu Tallu,
beberapa diantaranya berasal dari Jawa. Mereka inilah
yang berjasa mengislamkan raja - raja Sulawesi Selatan,
dan menyebarkan secara luas kepada masyarakat.
13
15. MASA KEJAYAAN
✘ Gowa-Tallo berjaya pada awal sampai pertengahan abad
ke-17. Tepatnya ketika Karaeng Gowa-Tallo bersama –
sama menganut Islam dan membentuk aliansi utnuk
mendominasi Kawasan. Pada masa itu, Gowa-Tallo
mampu membentuk sebagian besar wilayah Sulawesi
Selatan dan Barat. Pada masa itu juga, segala
perdagangan berjalan dengan lancar.
15
17. RUNTUHNYA GOWA-TALLO
✘ Kemunduran Kerajaan Gowa-Tallo sebagai pemilik
dominasi Sulawesi sebenarnya terjadi secara langsung
setelah kekalahan Hasanuddin pada 1667 melawan VOC
dan Bone. Kekuatannya terus melemah di wilayah
tersebut. Sampai akhir abad ke-19 Gowa Tallo masih bisa
bertahan, meskipun dengan kekuasaan yang semakin
sempit.
✘ Sultan Hassanudin mengeluarkan Perjanjian Bongaya,
dan kebanyakan pasalnya meruntuhkan. Pada tahun
1895, Pemerintah colonial Hindia Belanda mulai gencar
melakukan penaklukkan di wilayah Sulawesi.
17
19. PENINGGALAN
✘ Benteng Somba Opu Pusat perdagangan / pelabuhan
Gowa Tallo.
✘ Batu Tamanurung/Pallantikan Makam bagi para raja,
beberapa cerita mengatakan tempat pelantikan raja.
✘ Benteng Ujung Pandang/Roterdam Gudang
penampungan rempah VOC
19
20. “Orang – orang tanpa
sepengetahuan sejarah,
asal – susul dan budaya masa
lalu seperti pohon tanpa akar.”
- Marcus Garvey -
20