KERAJAAN ISLAM DI MALUKU UTARA
-Dikutip dari berbagai sumber di Internet-
HANYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH UNTUK MEMENUHI TUGAS BELAJAR, KRITIK & SARAN SANGAT KAMI BUTUHKAN AGAR DAPAT MENJADI LEBIH BAIK KEDEPANNYA. SEKIAN DAN TERIMAKASIH,
Kerajaan Aceh & Ternate Tidore + Peninggalan Bercorak Islam Zikri Andhika
Â
KERAJAAN ACEH
A. Kehidupan Ekonomi
B. Kehidupan Sosial
C. Kehidupan Budaya
KERAJAAN TERNATE - TIDORE
A. Kehidupan Politik
B. Kehidupan Sosial
C. Kehidupan budaya
KERAJAAN ISLAM DI MALUKU UTARA
-Dikutip dari berbagai sumber di Internet-
HANYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH UNTUK MEMENUHI TUGAS BELAJAR, KRITIK & SARAN SANGAT KAMI BUTUHKAN AGAR DAPAT MENJADI LEBIH BAIK KEDEPANNYA. SEKIAN DAN TERIMAKASIH,
Kerajaan Aceh & Ternate Tidore + Peninggalan Bercorak Islam Zikri Andhika
Â
KERAJAAN ACEH
A. Kehidupan Ekonomi
B. Kehidupan Sosial
C. Kehidupan Budaya
KERAJAAN TERNATE - TIDORE
A. Kehidupan Politik
B. Kehidupan Sosial
C. Kehidupan budaya
Kerajaan Islam di Sumatera, (Pelajaran Sejarah Indonesia Kelas 10)
Penjelasan ringkas mengenai kerajaan samudra Pasai, Kesultanan Aceh Darussalam, Kerajaan di Riau, dan Jambi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
3. Gowa dan Tallo juga mempunyai peranan
penting dalam penyebaran Islam di Sulawesi
Selatan.
Penyebaran Islam di Nusantara selalu dikaitkan
dengan jalur perdagangan.
4.
5. a. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal
dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini
terletak didaerah Sulawesi Selatan. Bahkan,
daerah Makassar menjadi pusat persinggahan
para pedagang, baik yang berasal dari Indonesia
bagian timur, maupun para pedagang yang
berasal dari daerah Indonesia bagian barat.
6. Kerajaan Luwu yang bersekutu dengan
Wajo ditaklukan oleh Kerajaan Gowa-Tallo.
Ketiga Kerajaan Bone, Wajo, dan Soppeng
mengadakan persatuan untuk
mempertahankan kemerdekaannya yang
disebut perjanjian Tellum Pocco, sekitar
1582. Sejak Kerajaan Gowa resmi sebagai
kerajaan bercorak Islam pada 1605, Gowa
meluaskan pengaruh politiknya.
7. Perang besar-besaran antara Kerajaan
Gowa-Tallo di bawah Sultan Hasanuddin melawan
VOC pimpinan Speelman yang mendapat bantuan
dari Aru Palaka dari Bone berakhir dengan
Perjanjian Bongaya pada 1667(penyerahan
Kerajaan Gowa pada VOC.
pada 1670 Kerajaan Wajo yang diserang
tentara Bone dan VOC sehingga jatuhlah ibukota
Kerajaan Wajo yaitu Tosora. Arung-matoa to
Sengeng gugur. Arung-matoa penggantinya
terpaksa menandatangani perjanjian di Makassar
tentang penyerahan Kerajaan Wajo kepada VOC
9. KERAJAAN TERNATE
Kesultanan Ternate atau juga dikenal
dengan Kerajaan Gapi. Kesultanan Ternate
menikmati kegemilangan di paruh abad ke-
16 berkat perdagangan rempah-rempah dan
kekuatan militernya. Pada masa jaya
kekuasaannya membentang mencakup
wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara, timur
dan tengah, bagian selatan kepulauan
Filipina hingga sejauh Kepulauan Marshall di
Pasifik.
10.
11. Sejak awal berdirinya kerajaan Ternate
telah mengenal Islam.
 Bukti nama raja awal Ternate sudah
menggunakan bernuansa Islam.
Raja pertama yang menganut Islam
ialah Sultan Marhum (1465 - 1486).
Sejak itu Ternate menjadi pusat Islam
di Maluku.
akhir abad-16 Islam tersiar hingga
Mindanao (Philipina Selatan).
12. Persaingan Ternate-Tidore
Telah berabad-abad lamanya antara Ternate dan Tidore terjadi
persaingan-pertentangan. Baik Ternate maupun Tidore selalu
berusaha untuk menguasai sendiri seluruh hasil rempah-rempah.
Hal itu menyebabkan timbulnya dua persekutuan yang memecah
persatuan rakyat Maluku. Kerajaan Ternate dikenal sebagai
pemimpin Uli Lima, yaitu persekutuan lima bersaudara dengan
wilayahnya meliputi Ternate, Obi, Bacan, Seram, dan
Ambon. Sementara Kerajaan Tidore dikenal sebagai pemimpin Uli
Siwa, yakni Persekutuan Sembilan (Persekutuan Sembilan Saudara)
dengan wilayahnya meliputi pulau-pulau Makyan, Jailolo atau
Halmahera, dan pulau-pulau di daerah
tersebut sampai dengan wilayah Papua
13. Raja-raja Ternate
Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat
sebagai kolano (raja) pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo
(1257-1272). Semakin besar dan populernya Kota Ternate, sehingga
kemudian orang lebih suka mengatakan kerajaan Ternate daripada
kerajaan Gapi.
Sultan Hairun adalah Raja Ternate yang berkuasa sejak tahun 1559
M. Sultan Hairun sangat tidak setuju dengan kedatangan bangsa
Portugis, apalagi dengan keberadaan militer Portugis dan
membangun benteng Sao Paolo di Ternate. Mereka diyakini
mempunyai niat yang tidak baik terhadap Kerajaan Ternate. Sultan
Hairun meninggal pada tahun 1570 M karena terbunuh. Dalam
catatan sejarah, yang dicurigai sebagai dalang pembunuhan adalah
para pejabat Portugis.
14. Kekuasaan Sultan Hairun digantikan oleh Sultan Baabullah. Pada
masa kekuasaannya, Sultan Baabullah berhasil menyingkirkan
bangsa Portugis dan meninggalkan bentengnya di Ternate. Mereka
pergi ke Selatan kemudian pada tahun 1578 M, Portugis berhasil
menundukkan Timor. Bangsa Portugis menduduki Timor sampai
pada tahun 1976
Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut
silsilah raja-raja Ternate dan Tidore, Raja Tidore pertama adalah
Muhammad Naqil yang naik tahta pada tahun 1081. Baru pada
akhir abad ke-14, agama Islam dijadikan agama resmi Kerajaan
Tidore oleh Raja Tidore ke-11, Sultan Djamaluddin, yang bersedia
masuk Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab.
15. • Kesultanan Tidore puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku
dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-
sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda
kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu,
Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang
biasa. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu,
baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris
sehingga kemakmuran rakyatnya terus
meningkat. Wilayah kekuasaan
Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram,
Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat,
Kai, dan Papua. Pengganti Sultan Nuku
adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat
menentang Belanda yangabad ke-18.
16. Tidore menjadi salah satu kerajaan paling independen di wilayah
Maluku. Terutama di bawah kepemimpinan Sultan Saifuddin (1657-
1689), Tidore berhasil menolak pengusaan VOC terhadap wilayahnya
dan tetap menjadi daerah merdeka hingga akhir abad ke-18.
Kemunduran Kesultanan Tidore disebabkan karena diadu domba
dengan Kesultanan Ternate yang dilakukan oleh bangsa Spanyol dan
Portugis yang ingin memonopoli daerah rempah. Setelah Sultan Tidore
dan Sultan Ternate sadar bahwa mereka telah diadu Domba oleh
Portugal dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil
mengusir Portugal dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun
kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk
Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku
berhasil