Hal inilah yang memungkinkan sebuah bentuk penyadaran melalui pemahaman tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Artinya, dengan adanya ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia tersebut, Negara wajib hadir untuk melindungi setiap hak individu warga negaranya, sehingga dapat secara bebas untuk memperoleh kehidupan yang layak,mengembangkan diri,mengekspresikan gagasan dan kreativitasnya.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
HAM dan Filsafat
1. i
“MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DAN FILSAFAT HUKUM”
DISUSUN OLEH :
ROSA ZHAL ZHABILA (17.02.51.0038)
FENTI ANITA SARI (17.02.51.0039)
RAHMA EKA MAHARANI (17.02.51.0040)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG
2019
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Hak Asasi Manusia dan Filsafat Hukum.” Sholawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita,nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
kuliah “Hukum dan HAM”. Di samping itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini sehingga dapat
terealisasikanlah. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Serta kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki lebih baik lagi.
Semarang, 23 September 2019
3. iii
DAFTAR ISI
Judul .................................................................................................................................. i
Kata Pengantar .................................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
3. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................................3
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan ............................................................................................................ 14
2. Saran .......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 15
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejak berabad-abad yang lalu manusia telah mencatat hidup dan kehidupan
dengan berbagai dimensi fenomena perilakunya, sehingga melahirkan berbagai persoalan
dengan sederetan pola-pola kepentingan yang sangat menajam. Sering kali berbagai
kepentingan tersebut menjadi buah pertengkaran yang tak kunjung selesai. Persoalan
menjadi berat ketika sekelompok manusia dihadapkan pada persoalan penindasan
penguasa atas hak-hak yang dimilikinya. Manusia cenderung melakukan perlawanan atas
hak yang semestinya.Oleh karenanya, diperlukan sebuah kata sepakat mengenai
seperangkat hak tersebut.apalagi hal-hal yang dianggap menyinggung perasaan sekaligus
merendahkan martabat manusia.
Hal inilah yang memungkinkan sebuah bentuk penyadaran melalui pemahaman
tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia,disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
Negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.Artinya, dengan adanya ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia
tersebut, Negara wajib hadir untuk melindungi setiap hak individu warga negaranya,
sehingga dapat secara bebas untuk memperoleh kehidupan yang layak,mengembangkan
diri,mengekspresikan gagasan dan kreativitasnya.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia
secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi
dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu
5. 2
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HAM?
2. Bagamaina Sejarah Perkembangan HAM?
3. Bagaimana ciri dan tujuan HAM?
4. Apa yang dimaksud Filsafat Hukum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya Hak Asasi Manusia (HAM).
2. Untuk mengetahui apa itu Filsafat Hukum.
3. Untuk memebuhi tugas Hukum dan HAM
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
1) HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA (HAM)
a. Pengertian HAM
Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap
manusia sejak lahir sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Kesadaran akan Hak Asasi
Manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk Tuhan
memiliki derajad dan martabat yang sama. Dengan pengakuan akan prinsip dasar
tersebut, maka setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut “Hak Asasi Manusia”.
Jadi, adanya hak asasi manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa mereka
adalah sama dan sederajad.
Pengakuan terhadap HAM,memiliki 2 landasan,yaitu :
1. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia.Bahwa kodrat manusia
adalah sama derajad dan martabatnya.
2. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni Tuhan menciptakan manusia.
Bahwa manusia diciptakan oleh pencipta yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian, kesadaran manusia akan hak asasi manusia itu ada karena pengakuan
atas harkat dan martabat yang sama sebagai manusia. Pada masa lalu,banyak yang belum
mengakui derajad manusia lain. Akibatnya,banyak terjadi penindasan manusia oleh
manusia lain. Oleh karena itu, perjuangan penegakkan Hak Asasi Manusia harus terus
dilakukan. Hak asasi manusia wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
Istilah Hak Asasi Manusia bermula dari Barat yang dikenal dengan “rights of
man”. Karena istilah rights of man tidak mencakup rights of woman maka oleh Eleanor
Roosevelt diganti dengan istilah human rights yang lebih universal dan netral
(Gazalli,2004).
b. Macam-Macam HAM
Berdasarkan Undang-Undang No 39 thn 1999 tentang Hak Asasi Manusia,dinyatakan
bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum,
pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat
manusia.
7. 4
Berdasarkan pengertian HAM, maka ciri pokok dari hakikat HAM adalah (Tim
ICCE,UIN,2003) :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian manusia
secara otomatis.
b. HAM Berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal usul, ras,
agama, etnik dan pandangan politik.
c. HAM tidak boleh dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi
atau melanggar hak orang lain.
HAM merupakan hak dasar manusia. Beberapa contoh hak dasar manusia tersebut
adalah:
1. HAM menurut Piagam PBB tentang Deklarasi Universal HAM 1948,meliputi :
a. Hak berpikir dan menegeluarkan pendapat
b. Hak memiliki sesuatu
c. Hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran
d. Hak menganut alairan kepercayaan atau agama
e. Hak untuk hidup
f. Hak untuk kemerdekaan hidup
g. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum,dll
1) HAM menurut UU No. 39 thn 1999 tentang HAM,meliputi :
a. Hak untuk hidup
b. Hak berkeluarga
c. Hak mengembangkan diri
d. Hak keadilan
e. Hak kemerdekaan
f. Hak komunikasi
g. Hak keamanan,dll
Hak asasi meliputi berbagai bidang,sebagai berikut ;
a. Hak asasi pribadi (personal rights),misalnya hak memeluk agama.
b. Hak asasi politik (political rights),yaitu hak diakui sebagai warga negara.Misalnya
memilih dan dipilih.
c. Hak asasi ekonomi (property rights),misalnya hak memiliki sesuatu,hak mengadakan
perjanjian.
d. Hak asasi sosial dan kebudayaan (social and cultural rights),misalnya mendapatkan
pendidikan.
e. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of
legal equality)
f. Hak untuk mendapat perlakuan sama dalam tata cara peradilan dan perlindungan
(prosedural rights)
8. 5
2) SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)
A. Sejarah Pengakuan HAM
Latar belakang sejarah Hak Asasi Manusia pada hakikatnya muncul karena
inisiatif manusia terhadap harga diri dan martabatnya.Perkembangan pengakuan hak asasi
manusia ini berjalan secara perlahan dan beraneka ragam.Perkembangannya dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Perkembangan Hak Asasi Manusia pada Masa Sejarah
a. Perjuangan Nabi Musa a.s dalam membebaskan umat Yahudi dan perbudakan
(tahun 6000 sebelum Masehi).
b. Hukum Hammurabi di Babylonia yang mmberi jaminan keadilan bagi warga
negara (tahun 2000 sebelum Masehi).
c. Socrates (469-399 SM),Plato (429-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM)
sebagai filosof Yunani peletak dasar diakuinya hak asasi manusia.Mereka
mengajarkan untuk mengkritik pemerintah yang tidak berdasar keadilan,cita-cita
dan kebijaksanaan.
d. Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi wanita dan
wanita dari penindasan bangsa Quraisy (tahun 600 Masehi).
2. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris
Perkembangan HAM muncul di dunia barat,antara lain Inggris,Perancis dan Amerika
Serikat.Inggris dipandang sebagai negara pertama yang memperjuangkan HAM.
Perjuangan untuk HAM di Inggris dapat dilihat dari beberapa dokumen berikut :
Tahun 1215 munculnya piagam “Magna Charta” atau Piagam Agung.
Terjadi pada pemerintahan Raja John,yang bertindak sewenang-wenangterhadap
rakyat dan terhadap kelompok bangsawan.Magna Charta membatasi kekuasaan
Raja John di Inggris.
Tahun 1268 keluarnya “Petition of Right”
Dokumen ini berisi pertanyaan mengenai hak-hak rakyat beserta jaminannya.
Tahun 1679 munculnya “Habeas Corpus Act”
Dokumen ini merupakan UU yang mengatur tentang penahanan seseorang.
Tahun 1689 keluarnya “Bill of Rights”
Merupakan UU yang diterima parlemen Inggris sebagai bentuk perlawan
terhadap Raja James II.
3. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
Perjuangan penegakan HAM di Amerika Serikat didasari pemikiran John Locke
tentang hak-hak alam seperti hak hidup (live),hak kebebasan (liberty) dan hak milik
(property).Dasar inilah yang kemudian dijadikan landasan bagi pengakuan hak-hak
asasi manusia yang terlihat dalam United State Declaration of Independence.
9. 6
Deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat dimasukkan ke dalam konstitusi
negara tersebut.Dalam perjuangan hak asasi manusia,negara Amerika Serikat dapat
dikatakan sebagai negara pertama yang menetapkan dan melindungi hak asasi
manusia dalam konstitusinya.
4.Perkembangan Hak Asasi Manusia di Perancis
Perjuangan hak asasi manusia di Perancis dirumuskan dalam suatu naskah
pada awal Revolusi Perancis 1789,sebagai pernyataan tidak puas dari kaum
Borjuis dan rakyat terhadap kesewenang-wenangan Raja Louis XVI.Naskah
tersebut dikenal dengan Declaration des Droits de L’ homme et Du Citoyen
(pernyataan mengenai hak-hak asasi manusia dan warga negara).
Deklarasi ini menyatakan bahwa “hak asasi manusia ialah hak-hak
alamiah yang dimiliki manusia menurut kodratnya,yang tidak dapat dipisahkan
daripada hakikatnya dan karena itu bersifat suci,”
5. Atlantic Charter tahun 1947
Atlantic Charter muncul pada saat terjadinya Perang Dunia ke II yang
dipelopori oleh Franklin Roosevelt yang menyebutkan The Four Freedom (4
kebebasan),yakni :
Kebebasan untuk beragama (freedom of religion)
Kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech)
Kebebasan dari ketakutan (freedom from fear)
Kebebasan dari kemiskinan (freedom from want)
6. Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh PBB
Pada tanggal 10 Desember 1948,PBB berhasil merumuskan naskah yang
dikenal sebagai Universal Declaration of Human Rights,yaitu pernyataan sedunia
tentang hak-hak asasi manusia.Atas peristiwa itu tanggal 10 Desember diperingati
sebagai hari Hak Asasi Manusia.Isi pokok deklarasi itu tertuang dalam pasal 1
yang menyatakan : “Sekalian orang dilahirkan merdekan dan mempunyai
martabat dan hak yang sama.Mereka dikaruniai akal dan budi dan kehendaknya
bergaul satu sama lain dalam persaudaraan.” Deklarasi tersebut melambangkan
komitmen moral dunia internasional pada hak asasi manusia.
7. Hasil Sidang Majelis Umum PBB tahun 1966
Dalam sidang Mejlis Umum PBB thn1966,”International Covenants of
Human Right” telah diakui dalam hukum Internasional dan diratifikasi oleh
negara-negara anggota PBB.Konvensi tersebut antara lain :
10. 7
The International Covenant on Civil and Political Rights (konvensi tentang hak
sipil dan politik 1966)
The International Covenant of Economics,Social and Cultural Rights (konvensi
tentang hak ekonomi,sosial dan budaya 1966)
Optional Protocol,adanya kemungkinan seorang warga negara yang mengadukan
pelanggaran hak asasi manusia kepada Komisi HAM PBB,setelah melalui upaya
pengadilan di negaranya.
Selanjutnya,beberapa deklarasi mengenai hak asasi manusia di dunia antara lain :
Declaration on the Rights of Peoples to Peace (Deklarasi Hak Bangsa Atas
Perdamaian) pada thn 1984.
Declaration on the Rights Development (Deklarasi Hak Atas Pembangunan) pada
thn 1986.
Cairo Declaration on Human Rights in Islam oleh negara yanng tergabung dalam
OKI (Organisasi Konferensi Islam) thn 1990.
Bangkok Declaration diterima oleh negara-negara Asia pada thn 1993.
Vienna Declaration and Progamme of Action (Deklarasi Wina) pada Juni thn
1993.
Berdasarkan sejarah perkembangannya,ada 3 (tiga) generasi hak asasi
manusia,yaitu :
1. Generasi Pertama adalah hak sipil dan politik yang bermula di dunia Barat
(Eropa).Contohnya hak atas hidup,hak atas kebebasan dan keamanan,hak
beragama,hak berkumpul.
2. Generasi kedua adalah hak ekonomi,sosial dan budaya yang diperjuangkan oleh
negara sosialis di Eropa Timur.Contohnya hak atas pekerjaan,hak atas
pangan,hak atas pendidikan,hak atas penghasilan yang layak.
3. Generasi ketiga adalah hak perdamaian dan pembangunan yang diperjuangkan
oleh negara-negara berkembang (Asia-Afrika).Contohnya hak bebas dari
ancaman musuh,hak setiap bangsa untuk merdeka,hak mendapatkan kedamaian.
Perkembangan berikutnya,yaitu muncul generasi keempat hak asasi
manusia.Hak asasi manusia generasi keempat ini mengkritik peranan negara yang
sangat dominan dalam proses pembangunan yang berfokus pembangunan
ekonomi sehingga menimbulkan dampak negatif bagi keadilan rakyat.Pemikiran
hak asasi manusia generasi keempat dipelopori oleh negara-negara Asia pada
tahun 1983 yang melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut
Declaration of The Basic Duties of Asia People and Goverment.
Di samping munculnya deklarasi Internasional mengenai HAM,
masyarakat Internasional merumuskan pula deklarasi universal tentang tanggung
11. 8
jawab manusia.Pada tahun 1977,Interaction Council mencanangkan tentang
suatu naskah,Universal Declaration of Human Responsibilities (Deklarasi
Universal Tanggung Jawab Manusia) yang dirumuskan oleh sejumlah tokoh dunia
seperti Helmut Schmidt,Malcolm Fraser,Jimmy Carter,Lee Kan Yew dan Hassan
Hnafi selama 10 tahun sejak Maret 1987.
3) CIRI DAN TUJUAN HAK ASASI MANUSIA
Hak Asasi Manusia pada dasarnya bersifat umum atau universal karena diyakini
bahwa beberapa hak yang dimiliki manusia tidak memiliki perbedaan atas bangsa,
ras, atau jenis kelamin. Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik
kesimpulan tentang ciri pokok hakikat HAM, yaitu sebagai berikut :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM merupakan bagian dari
manusia secara otomatis
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik , atau asal usul social dan bangsanya
c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk melanggar
dan membatasi orang lain
Tujuan Hak Asasi Manusia,yaitu sebagai berikut:
a. HAM adalah alat untuk melindungi orang dari kekerasan
b. HAM mengenmbangkan saling menghargai antar manusia
c. HAM mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab
untuk menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar
1. HAM di Indonesia
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku tiga
undang-undang dalam 4 periode, yaitu :
a. Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945,
b. Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku Konstitusi Republik
Indonesia Serikat.
c. Periode 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959, berlaku UUDS 1950.
d. Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku kembali UUD 1945.
12. 9
4) PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM
A. Pengertian Filsafat
Filsafat pada awalnya dikenal pada kisaran tahun 700 SM di Yunani.Filsafat
yang dalam bahasa Yunani disebut philoshopia,pada dasarnya terkontruksi dari dua
suku kata,yaitu philos dan shopos. Philos diartikan sebagai cinta, persahabatan,
sedangkan sophos berarti kebijaksanaan. Oleh karena itu Philoshopia dapat diartikan
sebagai cinta kebijaksanaan dan kebenaran. Philoshopia adalah hasil dari perbuatan
yang disebut philoshopien, sedangkan philoshopos adalah orang yang melakukan
philoshopien. Bermula dari kata ini pulalah dikenal philoshophy dalam bahasa
Inggris, philoshopie dalam bahasa Belanda, Jerman dan Perancis dan filsafat/falsafat
dalam bahasa Indonesia.
B. Pengertian Hukum
J. Van Kan menjelaskan hukum sebagai keseluruhan ketentuan kehidupan yang
bersifat memaksa,yang melindungi kepentingan-kepentingan masyarakat. Pendapat
tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rudolf Von Ilering yang
menyatakn bahwa hukum adalah keseluruhan norma yang memaksa yang berlaku
dalam suatu negara. Hans Kelsen juga melengkapi dua pendapat filsuf
sebelumnyadengan mengatakan bahwa hukum adalah kesatuan norma-norma
bagaimana orang harus berperilaku.
C. Pengertian Filsafat Hukum
Para ahli hukum memberikan pengertian sebagai filsafat hukum dengan rumusan
yang berbeda, sebagai berikut,menurut :
a. Soetikno
Filsafat hukum adalah mencari hakikat dari hukum, dia ingin mengetahui
apa yang ada di belakang hukum, mencari apa yang tersembunyi di dalam
hukum, dia menyelidiki kaidah-kaidah hukum sebagai pertimbangan nilai, dia
memberi penjelasan mengenai nilai, mengkaji sampai pada dasar-dasarnya
dan berusaha untuk mencapai akar-akar dari hokum.
b. Satjipto Raharjo dan Soerjono Soekanto
Filsafat hukum mempelajari pertanyaan-pertanyaan dasar dari hukum,
tentang dasar bagi kekuatan yang mengikat dari hukum, merupakan contoh-
contoh pertanyaan yang bersifat mendasar itu. Atas dasar yang demikian itu,
filsafat hukum bisa menggarap bahan hukum, tetapi masing-masing
mengambil sudut pemahaman yang berbeda sama sekali. Ilmu hukum positif
13. 10
hanya berurusan dengan suatu tata hukum tertentu dan mempertayakan
konsistensi logis, peraturan, bidang serta sistem hukum itu sendiri.
Secara sederhana,filsafat hukum dapat dikatakan sebagai cabang
filsafat yang mengatur tingkah laku dan etika yang mempelajari hakikat
hukum.Dengan kata lain,filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum
secara filosofis. Jadi yang dikaji secara mendalam sampai pada inti atau
dasarnya yang disebut hakikat. Filsafat hukum dituntut untuk menyertakan
argumen-argumen yang dapat dipahami dari perspektif rasional.Jadi filsafat
hukum adalah perenungan dan perumusan nilai-nilai selain itu fisafat hukum
juga mencakup penyerasian nilai-nilai.
1. Sifat-Sifat Filsafat Hukum
Sifat-sifat filsafat hukum terbagi dalam tiga sifat, yaitu:
1) Holistik atau menyeluruh
Dengan cara berpikir yang holistik tersebut, kita diajak untuk berwawasan luas dan
terbuka. Mereka diajak untuk menghargai pemikiran, pendapat dan pedirian orang
lain. Itulah sebabnya dalam filsafat hukum diajarkan berbagai aliran tentang
hukum. Dengan demikian kita tidak bersifat arogam dan apriori, bahwa disiplin
ilmu yang dimilikinya lebih tinggi daripada disiplin ilmu lainnya.
2) Mendasar
Artinya dalam menganalisis suatu masalah kita dituntut untuk berpikir kritis dan
radikal. Mereka yang mempelajari filsafat hokum diajak untuk memahami hokum
tidak dalam arti hokum positif semata, tidak akan mampu memanfaatkan dan
memanfaatkan hokum secara baik.
3) Spekulatif
Sifat ini tidak boleh diartikan secara negatif. Sebagaimana dinyatakan oleh
Suriasumantri, bahwa semua ilmu yang berkembang saat ini bermula dari sifat
spekulatif tersebut. Sifat ini mengajak mereka yang mempelajari filsafat hokum
untuk berpikir inovatif, selalu mencari sesuatu yang baru. Memang salah satu ciri
orang yang besifat yang senang terhadap hal yang baru. Tapi disini tentu saja,
tindakan spekulatif.Ini dimaksud dengan tindakan yang terarah, yang dapat
dipertangungjawabkan secara ilmiah. Dengan berpikir spekulatif (dalam arti positif)
itulah hokum, dapat dikembangkan kearah yang dapat dicita-citakan bersama.
2. Aliran Keadilan dalam Filsafat Hukum
Keadilan diuraikan sebagai suatu sikap dan karakter. Sikap dan karakter yang
membuat orang melakukan perbuatan dan berharap atas keadilan adalah keadilan,
sedangkan sikap dan karakter yang membuat orang bertindak dan berharap ketidakadilan
adalah ketidakadilan.
Keadilan sebagai bagian dari nilai sosial memiliki makna yang amat luas, bahkan
pada suatu titik bisa bertentangan dengan hukum sebagai salah satu tata nilai sosial. Suatu
kejahatan yang dilakukan adalah suatu kesalahan. Namun apabila hal tersebut bukan
14. 11
merupakan keserakahan tidak bisa disebut menimbulkan ketidakadilan. Sebaliknya
sesuatu tindakan yang bukan merupakan kejahatn dapat menimbulkan ketidakadilan.
Hal tersebut di atas adalah keadilan dalam arti umum. Keadilan dalam arti ini
terdiri dari dua unsur yaitu fair dan sesuai dengan hukum, yang masing-masing bukanlah
hal yang sama. Tidak fair adalah melanggar hukum, tetapi tidak semua tindakan
melanggar hukum adalah tidak fair. Keadilan dalam arti umum terkait erat dengan
kepatuhan terhadap hokum.
A. Teori Keadilan pada Masa Klasik
Berikut beberapa teori tentang keadilan yang dikemukakan tokoh. Didalam filsafat
hukum terdapat beberapa ahli yang mengemukakan teori keadilan,yaitu :
1. Plato,
Plato berpendapat bahwa keadilan adalah diluar kemampuan manusia biasa. Sumber
ketidakadilan adalah adanya perubahan dalam masyarakat.Masyarakat memiliki
elemen-elemen prinsipal yang harus dipertahankan, yaitu:
Pemilahan kelas-kelas yang tegas, misalnya kelas penguasa yang diisi oleh
penggembala dan anjing penjaga harus dipisahkan secara tegas dengan domba
manusia.
Identifikasi takdir Negara dengan takdir kelas penguasa; perhatian khusus terhadap
kelas ini dan persatuannya; dan kepatuhan pada persatuannya, aturan-aturan yang
rigid bagi pemeliharaan dan pendidikan kelas ini, dan pengawasan yang ketat serta
kolektivisasi kepentinga-kepentingan anggotanya.
Untuk mewujudkan keadilan masyrakat harus dikembalikan pada struktur aslinya,
domba menjadi domba, penggembala menjadi penggembala. Tugas ini adalah tugas
Negara untuk menghentikan perubahan. Dengan demikian keadilan bukan mengenai
hubungan antara individu melainkan hubungan individu dengan Negara. Bagaimana
individu melayani Negara.Oleh karena inilah,Plato mengungkapkan bahwa yang
memimpin Negara seharusnya manusia super, yaitu the King of Philosopher.
2. ARISTOTELES
Aristoteles adalah peletak dasar rasionalitas dan empirisme. Pemikirannya tentang
keadilan diuraikan dalam bukunya yang berjudul Nicomachean Ethics.Teori keadilan
Aristoteles atas pengaruh Aristoteles secara tradisioanal keadilan dibagi menjadi tiga:
Keadilan Legal,
15. 12
Keadilan legal yaitu perlakuan yang sama terhadap semua orang sesuai dengan
hukum yang berlaku. Itu berarti semua orang harus dilindungi dan tunduk pada
hukum yang ada secara tanpa pandang bulu. Keadilan legal menyangkut
hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan Negara.
Keadilan Komutatif,
Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang yang satu dengan orang
yang lainya ata warga Negara yang satu dengan warga Negara yang lainnya.
Keadilan komutatif menyangkut hubungan horizontal atara warga Negara satu
dengan warga Negara lainnya.Dengan kata lain,keadilan komutatif menyangkut
pertukaran yang adil antara pihak-pihak yang terlibat.
Keadilan Distributor,
Prinsip dasar keadilan distributif yang dikenal sebagai keadilan ekonomi adalah
distibusi ekonomi yang merata atau dianggap adail bagi semua warga Negara.
Keadilan distributif punya relevansi dalam dunia bisnis, khususnya dalam
perusahaan. Distributif yang adil boleh jadi merupakan distribusi yang sesuai
dengan nilai kebaikannya, yakni nilainya bagi masyarakat.
B. Teori Keadilan pada Masa Modern
1. John Rawls
John Rawls dikenal sebagai seorang fisuf yang secara keras mengkritik ekonomi
pasar bebas. Menurut Rawls, prinsip paling mendasar dari keadilan adalah bahwa
setiap orang memiliki hak yang sama dari posisi-posisi mereka yang wajar.
Menurutnya kebaikan bagi seluruh masyarakat tidak dapat mengesampingkan
atau mengganggu rasa keadilan dari setiap orang yang telah memperoleh rasa
keadilan, khususnya masyarakat lemah. Teori keadilan Rawls dapat disimpulkan
memiliki inti sebagai berikut :
Memaksimalkan kemerdekaan
Kesetaraan bagi semua orang,baik kesetaraan dalam kehidupan sosial maupun
kesetaran dalam bentuk pemanfaatan kekayaan alam
Kesetaraan kesempatan untuk kejujuran dan penghapusan terhadap
ketidaksetaraan berdasarkan kelahiran dan kekayaan.
Rawls melahirkan prinsip keadilan, yang sering dijadikan rujukan oleh beberapa
ahli yakni:
1. Prinsip Kebebasan (liberty of principle)
2. Prinsip Persamaan (equal of principle)
16. 13
3. Prinsip-Prinsip Keadilan
1. Prinsip Kebebasan (Liberty of Principle)
Setiap orang memiliki hak yang sama atas kebebasan-kebebasan dasar yang paling
luas dan kompatibel dengan kebebasan-kebebasan sejenis bagi orang lain.Prinsip ini
dikenal dengan prinsip kebebasan yang sama (equal liberty principle), seperti
misalnya kemerdekaan berpolitik (political of liberty), kebebasan berpendapat dan
mengemukakan ekspresi (freedom of speech and expression), serta kebebasan
beragama (freedom of religion).
Ini merupakan hal yang paling mendasar (hak asasi) yang harusnya dimiliki semua
orang. Dengan kata lain, hanya dengan adanya jaminan kebebasan yang sama bagi
semua orang maka keadilan akan terwujud (Prinsip Kesamaan Hak).
2. Prinsip Persamaan (Equal of Principle)
Ketimpangan atau ketidaksamaan sosial dan ekonomi yang diatur sedemikian rupa,
sehingga menjadi dua frasa, yakni:
a. Prinsip Perbedaan (Difference Principle)
Prinsip perbedaan ini berangkat dari prinsip ketidaksamaan yang dapat
dibenarkan melalui kebijaksanaan terkontrol sepanjang menguntungkan
kelompok masyarakat lemah.Prinsip ini memerlukan persamaan atas hak dan
kewajiban dasar.
b. Prinsip Persamaan Kesempatan (Equal Opportunity Principle)
Prinsip ini tidak hanya memerlukan adanya prinsip kualitas kemampuan
semata, namun juga adanya dasar kemauan dan kebutuhan dari kualitas
tersebut. Sehingga dengan kata lain, ketidaksamaan kesempatan akibat adanya
perbedaan kualitas kemampuan, dan kemauan, dan kebutuhan juga dapat
dipandang sebagai suatu nilai yang adil berdasarkan prespektif Rawls.Prinsip
ini berpijak dari hadirnya ketimpangan sosial dan ekonomi yang kemudian
dalam mencapai nilai-nilai keadilan dapt diperkenankan jika memberikan
manfaat bagi setiap orang, khususnya terhadap kelompok masyarakat yang
kurang beruntung (the least advantage).
Rawls mengatakan bahwa prinsip Different Principle, harus lebih
diprioritaskan dari prinsip yang kedua apabila keduanya berkonflik.
Sedangkan prinsip kedua,yaitu Equal Opportunity Principle harus lebih
diprioritaskan dari Different Principle.
17. 14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan
Yang Maha Pencipta (hak-hak yang bersifat kodrati). Pada hakikatnya HAM terdiri dari
atas dua hak dasar yang paling fundamental, yaitu hak persamaan dan hak kebebasan.
Dari kedua hak dasar inilah lahir HAM yang lainnya atau tanpa kedua hak dasar ini hak
asasi manusia lainnya sulit ditegakkan.
Sedangkan filsafat hukum dapat dikatakan sebagai cabang filsafat yang mengatur
tingkah laku dan etika yang mempelajari hakikat hukum. Dengan kata lain,filsafat hukum
adalah ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis. Dan di dalam filsafat hukum
terdapat teori yang bernama teori keadilan.
Jika kita sangkut pautkan HAM itu sendiri dengan prinsip keadilan yang di
dalamnya disebutkan bahwa keadilan itu memberi perlakuan yang sama terhadap semua
orang sesuai dengan hukum yang berlaku dalam filsafat hukum jelas berkaitan.
2. Saran
Saran kami adalah supaya penegakan hukum di Indonesia lebih ditingkatkan lagi
dalam segi apapun,terutama dalam penegakan HAM.
19. 15
DAFTAR PUSTAKA
Sumber dari Buku :
Aburaera,Sukarno,dkk.2013.Filsafat Hukum Teori dan Praktik.Jakarta:Kencana.
Sumber dari Internet :
http://moh1505.blogspot.com/2013/09/ham-dalam-filsafat-hukum_23.html