SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Bab 1 
A. pengertian Hak Asasi Manusia 
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan Yang 
Maha Esa. Hak asasi manusia merupakan anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi 
oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan 
martabat manusia. Hak asasi manusia disebut hak dasar. 
Hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan hak yang dimiliki manusia yang melekat (inheren) 
padanya karena dia adalah manusia. Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan dengan segala harkat dan 
martabatnya yang tinggi. Hal itulah yang membedakannya dengan makhluk lain. Hak asasi manusia ini 
sifat-sifatnya mendasar dan fundamental. Dalam arti, pelaksanaannya mutlak diperlukan agar manusia 
dapat berkembang sesuai dengan harkat, martabat, dan cita-citanya. Hak ini juga dianggap universal, 
artinya dimiliki semua manusia tanpa membedakan bangsa, ras, agama, dan jenis kelamin. 
Munculnya hak asasi manusia dilandasi oleh dua pemikiran. Kedua landasan itu adalah sebagai beikut : 
1. Landasan langsung dan pertama, yaitu kodrat manusia adalah sama derajat dan 
martabatnya. Semua manusia adalah sama derajat dan martabatnya. Semua manusia adalah 
sederajat tanpa membedakan ras, agama, suku dan bahasa. 
2. Landasan kedua dan lebih dalam, yaitu Tuhan menciptakan manusia dan semua 
manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama. Oleh karena itu, manusia di hadapan tuhan 
adalah sama, kecuali amalnya. 
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh set iapmanusia sebagai anugerah Tuhan 
yang melekat pada setiap dirimanusia sejak lahir. Dalam perwujudannya, hak asasi manusia tidakdapat 
dilaksanakan secara mutak karena dapat melanggar hak asasiorang lain. Memperjuangkan hak sendiri 
dengan mengabaikan hakorang lain, merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Kita wajibmenyadari 
bahwa hak-hak asasi kita selalu berbatasan dengan hak-hakasasi orang lain, karena itulah ketaatan 
terhadap aturan menjadipenting. 
Dalam berbagai dokumen ataupun pemikiran para tokoh, pengertian hak asasi manusia mungkin 
berbeda-beda. Tetapi, hampir semuapengertian mengarah pada suatu garis besar bahwa hak asasi 
manusiamerupakan hak yang melekat dalam diri manusia yang tanpa haktersebut manusia menjadi 
kehilangan inti keberadaan dirinya. Beberapapengertian dikemukakan oleh para tokoh atau yang terdapat 
dalamdokumen HAM dapat dikemukakan sebagai berikut: 
1. John Locke (Two Treaties on Civil Government) 
Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap 
manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat mutlak). Karena manusia sebagai makhluk 
sosial, hak-hak itu akan berhadapan dengan hak orang lain, oleh sebab itu: 
 Hak asasi harus dikorbankan untukkepentingan masyarakat, sehingga lahir kewajiban. 
 Hak asasi semakin berkembang meliputiberbagai bidang kebutuhan, antara lain hak 
dibidang politik,ekonomi, dan sosial budaya.
2. Koentjoro Poerbapranoto (1976) 
Hak asasi adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak yangdimiliki manusia nenurut 
kodratnya yang tidak dapat dipisahkan darihakikatnya sehingga sifatnya suci. 
3. UU No. 39 Tahun 1999 (Tentang Hak AsasiManusia) 
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat padahakikat dan keberadaan manusia 
sebagai makhluk Tuhan Yang MahaEsa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, 
dijunjungtinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi 
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabatmanusia 
B. Macam-macam Hak Asasi Manusia 
Hak asasi yang kita kenal kini mencakup berbagai aspek kehidupan yang sangat penting bagi manusia. 
Walaupun demikian, hak-hak asasintersebut tidak dengan serta dirumuskan secara lengkap 
sebagaimana tercantum dalam dokumen-dokumen perlindungan terhadap HAM.Sesungguhnya 
pandangan tentang hak asasi manusia sangat beragamdan bersifat dinamis. Dalam hal ini faktor-faktor 
seperti sejarah danpandangan politik juga berpengaruh terhadap keragaman tersebut. Halini antara lain 
dapat kita lihat kembali pada Magna Charta (1215), Bill of Rights (1689), Declaration of Independence 
(1776) dan pernyataan-pernyataan lain tentang hak asasi manusia. 
Kelahiran dokumen-dokumen semacam itu biasanya diawali olehadanya kesadaran bahwa penindasan 
manusia atas manusia yang lainmerupakan sebuah tindakan penistaan nilai kemanusiaan. 
Kesadaransemacam itu bisa mendorong timbulnya pemberontakan, atauberkembangnya pemikiran akan 
kebebasan yang akhirnya tertuangdalam dokumen pengakuan dan perlindungan terhadap hak 
asasimanusia. Declaration of Independence,misalnya, merupakanpernyataan konstitusi Amerika Serikat 
yang merdeka dari penjajahan;sementara Declaration des Droit de L’homme et du Citoyen 
adalahpengakuan terhadap hak asasi setelah terjadinya revolusi Perancis.
Perkembangan pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasimanusia sebenarnya dapat kita lacak 
melalui berbagai dokumensemacam itu. Tetapi, selain dokumen-dokumen yang secara jelasmenyatakan 
perlindungan seperti itu, terdapat pula berbagai pemikiranpara filsuf atau pemikir politik yang menyatakan 
hal serupa. Berbagaipemikiran tersebut jika dirangkum menghasilkan berbagai macam hakasasi manusia 
yang mencerminkan martabat kemanusiaan.Berikut ini pandangan dari berbagai tokoh yang 
mengidentifikasimacam-macam hak asasi manusia 
Fokus Kita : 
Hak asasi manusia dalam pengertian hukum adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap pribadi manusia 
sebagai anugerahTuhan yang dibawa sejak lahir. Ini berarti bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada 
makhluknya, hak asasi tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak asasi 
manusia tidak dapat dicabut oleh suatu kekuasaan. 
John Locke, Aristoteles, Montesquieu, J.J. Rousseau. Membagi HAM : 
1. Hak kemerdekaan atas diri sendiri, 
2. Hak kemerdekaan beragama, 
3. Hak kemerdekaan berkumpul, 
4. Hak menyatakan kebebasan warga negara dari pemenjaraan sewenang-wenang (bebas 
dari rasa takut), 
dan 
5. Hak kemerdekaan pikiran dan pers 
Brierly Membagi HAM : 
 Hak mempertahankan diri ( self preservation), 
 Hak kemerdekaan (independence), 
 Hak persamaan pendapat (equality) 
 Hak untuk dihargai (respect),dan 
 Hak bergaul satu dengan lain (intercourse) 
Beberapa pengertian mengenai hak asasi manusia yang dikemukakanoleh para pemikir hingga abad ke- 
19 masih sangat mendasar, yaitu menyangkut kemerdekaan untuk menyampaikan pendapat atau bebas 
dari rasa takut. Pemaknaan terhadap hak asasi manusia kemudian berkembang seiring tingkat kemajuan 
peradaban, hingga dewasa ini hak-hak asasi manusia mencakup beberapa bidang berikut: 
 Hak-hak Asasi Pribadi ( personalrights), yaitu meliputi kebebasan menyatakan pendapat, 
kebebasanmemeluk agama, kebebasan bergerak, dan sebagainya. 
 Hak-hak Asasi Ekonomi ( property rights), yaitu hak untuk memiliki, membeli, dan menjual, serta 
memanfaatkan sesuatu.
 Hak-hak Asasi Politik ( politicalrights), yaitu hak ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih 
danmemilih dalam suatu pemilu), hak untuk mendirikan parpol, dansebagainya. 
 Hak-hak Asasi untuk mendapatkanperlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights 
of legalequality). 
 Hak-hak Asasi Sosial danKebudayaan (social and cultural rights), yaitu meliputi hak untukmemilih 
pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dansebagainya. 
 Hak-hak Asasi manusia untukmendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan( 
procedural rights). Misalnya, peraturan dalam hal penahanan,penangkapan, penggeledahahan, peradilan 
dan sebagainya. 
C. Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM 
Pada masa lalu, banyak raja yang menyalahgunakan kekuasaan dengan melakukan penindasan 
terhadap rakyat. Selain itu banyak pula kerajaanatau negara yang melakukan invansi dan kemudian 
menjajah daerah lain. Tindakan-tindakan para penguasa yang lalim tersebut banyakmengakibatkan 
penderitaan pihak yang ditindas dan dijajah. Keinginan untuk merdeka dari penindasan dan penjajahan 
kemudian melahirkan pemberontakan terhadap kelaliman, hingga akhirnya muncul kesadaran bahwa 
manusia lahir dengan derajat yang sama dan hak-hak asasi sebagaianugerah Tuhan yang tidak boleh 
direnggut oleh pihak lain.Sebagaimana telah diuraikan di muka, perkembangan pemiki ran danupaya 
pemajuan, penghormatan dan penegakan hak asasi manusiasesungguhnya bersifat dinamis. Berbagai 
peristiwa penistaan terhadapnilai kemanusiaan yang terjadi pada masa lalu sebelumnya 
menyadarkanmanusia akan pentingnya perlindungan terhadap hak asasi tersebut. Tahapan 
perkembangan hak asasi manusia sebenarya melalui perjalananyang sangat panjang, hal ini dapat kita 
cermati dari berbagai peristiwamaupun dokumen yang lahir sebagai salah satu bentuk kesadaran 
akanpentingnya perlindungan HAM.Salah satu tonggak dalam upaya pemajuan, penghormatan 
danpenegakan hak asasi manusia yang telah mendapat perhatian duniainternasional, adalah ketika 
organisasi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia pada 
1946. Langkahuntuk pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM semakin nyataketika Majelis Umum 
PBB mengeluarkan Deklarasi Universal Hak AsasiManusia ( Universal Declaration of Human Rights) 
pada 10 Desember 1948. 
Deklarasi ini menjadi salah satu acuan bagi negara-negara anggotaPBB untuk menyusun langkah-langkah 
dalam penegakan HAM. Meskidemikian, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tidak bersifat 
mengikatnegara-negara anggota PBB. Secara rinci, hak-hak asasi manusiatercantum dalam pembukaan 
dan 30 pasal yang terdapat di dalamdeklarasi tersebut. 
Berikut ini akan diuraikan sejarah perkembangan upaya pemajuan,penghormatan dan penegakan hak 
asasi manusia dari berbagai sumber atau dokumen:
 2500s.d.1000SM (HukumHamurabi) Perjuangan Nabi Ibrahim melawankelaliman Raja 
Namrudyang memaksakan harus menyembah patung(berhala). Nabi Musa, memerdekakanbangsa 
Yahudi dari perbudakanRajaFir’aun (Mesir) agar terbebas darikewenangan-wenangan raja yang 
merasadirinya sebagai Tuhan. Terdapat pada masyarakat Babylonia yang menetapan ketentuan-ketentuanhukum 
yang menjamin keadilan bagi warganya. 
 600 SM Di Athena (Yunani),Solontelah menyusun undang-undang yang menjamin keadilandan 
persamaan bagi setiap warganya.Untuk itu dia membentuk Heliaie, yaituMahkamah Keadilan untuk 
melindungiorang-orang miskan dan Majelis Rakyatatau Ecdesia. Karena gagasannya inilah Solon 
dianggap sebagai pengajardemokrasi. Perjuangan Solon didukungoleh Parisles (tokoh negarawan 
Athena). 
 527s.d.322SM Corpus Luris Kaisar Romawi pada masaFlavius Anacius Justinianus 
menciptakanperaturan hukum modern yangterkodifikasi yang Corpus Luris sebagai jaminan atas keadilan 
dan hak asasimanusia.Pada masa kebangkitan Romawi telahbanyak lahir filsuf terkenal dengan 
visitentang hak asasi, seperti :Socrates dan Plato yang banyak dikenal sebagaipeletak dasar diakuinya 
hak-hak asasimanusia, sertaAristoteles yang mengajarkan tentang pemerintahanberdasarkan kemauan 
dan cita-citamayoritas warga. 
D. PERAN SERTA DALAM UPAYA PEMAJUAN, PENG-HORMATAN, DAN PENEGAKAN HAM DI 
INDONESIA 
Peran serta dan upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia, telah dilakukan baik 
oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) Peran Serta Pemerintah : 
1. Pada tanggal 7 Juni 1993, telah diupayakan berdirinya Komisi Nasional Hak Asasi 
Manusia (Komnas HAM). 
2. Disahkannya Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia pada 
tanggal 13 November 1998.
3. Dalam amandemen UUD 1945, persoalan HAM mendapat perhatian khusus, yaitu 
dengan ditambahkannya Bab XA tentang Hak Asasi Manusia yang terdiri atas pasal 28 A hingga 
28 J. 
4. Berdirinya pengadilan HAM yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 26 tahun 
2000. 
5. Pembentukan Komisi Penyelidik Pelanggraan (KPP) HAM tahun 2003 yang mempunyai 
tugas pokok untuk menyelidiki kemungkinan terjadinya pelanggaran HAM, antara lain kasus di 
Tanjung Priok dan Timor-Timur. 
Peran Serta LSM : Berbagai LSM, telah melakukan advokasi thd para korban keja-hatan HAM, antara 
lain Yayasan Lembaga Bantuan Hukum In-donesia (YLBHI), Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak 
Keke-rasan (KonTras), Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manu-sia (Elsham). Mereka berperan 
dalam memberikan bantuan hukum kepada korban kejahatan HAM serta menyebarluaskan pentingnya 
perhatian thd persoalan HAM. 
D. Hambatan dan Tantangan Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM di 
Indonesia 
Perkembangan HAM di Indonesia : 
1. Era 1945 s.d. 1955, bangsa Indonesia banyak disibukkan oleh perjua-ngan untuk 
mempertahankan kemerdekaan dan terjadinya rongrongan oleh berbagai pemberontakan 
sehingga masalah HAM masih terabaikan. 
2. Era Orde Lama (1955-1965) hingga peristiwa G 30S PKI 1965, masih terjadi krisis politik 
& kekacauan sosial sehingga persoa-lan HAM tidak memperoleh perhatian. 
3. Era Orde Baru (1966-1998), dalam perjalanannya rezim ini ku-rang konsisten terhadap 
masalah HAM. Meskipun telah berhasil membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 
(Komnas HAM). 
ERA REFORMASI, TELAH BANYAK MELAHIRKAN PRODUK PERATURAN PERUNDANGAN 
TENTANG HAK ASASI MANUSIA : 
1. Ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia 
2. UU No. 5 Tahun 1998 tentang pengesahan Konven-si menentang penyiksaan dan 
perlakuan atau peng-hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat 
manusia. 
3. Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasio-nal Anti Kekerasan terhadap 
perempuan. 
4. Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia 
Indonesia. 
5. Inpres No. 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan penggunaan istilah pribumi dan 
nonpribumi dalam semua perumusan dan penyelenggaraan kebijakan, perencanaan program, 
ataupun pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. 
6. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
7. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. 
8. Amandemen kedua UUD 1945 (2000) Bab XA Pasal 28A-28J mengatur secara eksplisit 
Pengakuan dan Jaminan Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. 
9. 
HAMBATAN PENEGAKAN HAM : Hambatan umum dalam pelaksanaan dan penegakan HAM di 
Indonesia : 
 Faktor Kondisi Sosial-Budaya 
 Faktor Komunikasi dan Informasi 
 Faktor Kebijakan Pemerintah 
 Faktor Perangkat Perundangan 
 
Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement). 
TANTANGAN PENEGAKAN HAM : Tantangan dlm penegakan HAM di Indonesia untuk masa-masa yang 
akan datang, telah digagas oleh Presiden Soeharto pada saat akan menyampaikan pidatonya di PBB 
dalam Konfrensi Dunia ke-2 (Juni 1992) dengan judul “Deklarasi Indonesia Tentang HAM”. 
 Prinsip Universlitas, 
 Prinsip Pembangunan Nasional, 
 Prinsip Kesatuan Hak-Hak Asasi Manusia (Prinsip Indivisibility), 
 Prinsip Objektifitas atau Non Selektivitas, 
 Prinsip Keseimbangan, 
 Prinsip Kompetensi Nasional, 
 Prinsip Negara Hukum. 
F. INSTRUMEN HUKUM DAN PERADILAN HAM INTERNASIONAL 
Piagam PBB menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya adalah untuk menyebarluaskan dan 
mendorong penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan dasar bagi semua tanpa 
memandang perbedaan ras, jenis kelamin, bahasa, dan agama No Tahun Uraian/Keterangan 
1. 1958 Lahirnya Konvensi tentang Hak-hak Politik Perempuan. 
2. 1966 Covenants of Human Rights telah diratifikasi oleh negara-negara 
anggota PBB, isinya mencakup : 
 The International on Civil and Pilitical Rights, yaitu memuat tentang hak -hak sipil dan 
hak-hak politik pria dan wanita. 
 Optional Protocol, yaitu adanya kemungkinan seorang warga negara mengadukan 
pelanggaran hak assi kepada PBB setelah melalui upaya pengadilan di negaranya. 
 The International Covenant of Economic, Social and Cultural Rights, yaitu berisi syarat - 
syarat dan nilai-nilai bagi sistem demokrasi ekonomi, sosial, dan budaya. 
3. 1976 Konvensi Internasional tentang Hak-hak Khusus. 
4. 1984 Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Terhadap Wanita 
5. 1990 Konvensi tentang Hak-hak Anak. 
6. 1993 Konvensi Anti-Apartheid Olahraga. 
7. 1998 Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yg Kejam, 
Tidak Manusiawi, & Merendahkan Martabat Manusia.
8. 1999 Konvensi Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Rasial. 
Sejarah mencatat bahwa dari masa ke masa, terdapat berbagai kejahatan kemanusiaan yang membawa 
banyak korban manusia, baik yang meninggal maupun yang dilukai hak-hak dasarnya sebagai manusia. 
Berikut ini adalah beberapa catatan tentang peristiwa-peristiwa pelanggaran hak asasi manusia yang 
sempat menjadi isu internasional. No Ngr & Th Kejadian/Peristiwa 
1. Jerman 
1923 Setelah kemenangan pemilu melalui Partai Buruh Jerman Sosialis, Adolf Hitler mendirikan 
negara totaliter. Lawan-lawan politiknya ditangkapi dan berbagai kejahatan kemanusiaan 
dilakukannya, dari gerakan pembasmian orang-orang Yahudi, agresi ke Austria dan 
Cekoslowakia (1938), hingga meletupkan Perang Dunia II dengan menyerbu Polandia (1939). 
2. Uni Soviet 
1979 85.000 tentara Uni Soviet, mengadakan invansi (penyerbuan) ke Kabul (Afganistan) yang 
mendukung pemerintahan Babrak Karmal melalui kudeta sehingga menimbulkan korban perang 
berkepanjangan sampai tahun 1990-an. 
3. Uganda 
1971 Idi Amin yang menjadi presiden Uganda pada 1971-1979 telah menjalankan 
pemerintahannya dengan otoriter, lalim dan penuh teror. Mulai dengan pengusiran 80.000 
keturunan Asia, penangkapan semena-mena, hingga tidak kurang 300.000 orang korban 
pembunuhan tanpa proses peradilan. 
Amerika Serikat 1989 Pembantaian anak-anak, pelakunya Patrick Edward P. Ia memberondong 
murid SD di Cleveland (California) dengan korban 5 tewas dan 30 luka-luka. Semua korban 
adalah anak Asia sehingga diduga unsur rasialisme. Peristiwa serupa pernah terjadi antara tahun 
1985-1988 di Alabama, Illionis, Chicago, Philadelphia, dan Florida. 
G. PERADILAN INTERNASIONAL HAM 
PBB telah membentuk komisi untuk Hak Asasi Manusia (The United Nations Commission on Human 
Rights).Memiliki kekuasaan untuk mengadili dan menghukum para penjahat kemanusiaan Internasional 
(pelanggar HAM berat). Terdiri dari 18 negara anggota, berkembang menjadi 43 anggota. Indonesia 
diterima tahun 1991. Cara kerja komisi PBB, sebagai berikut : 
 Melakukan pengkajian thd pelanggaran-pelanggaran yg dilakukan. 
 Seluruh temuan Komisi ini dibuat dalam Yearbook of Human Rights yang disampaikan kepada 
sidang umum PBB. 
 Setiap warga negara dan atau negara anggota PBB berhak mengadu kepada komisi ini. 
 Mahkamah Internasional, segera menindak lanjuti pengaduan. Hasil pengkajian/temuan, 
ditindaklan-juti untuk diadakan pendidikan, penahan, dan proses peradilan. 
BEBERAPA CONTOH PELAKSANAAN DAN PROSES PENGADILAN INTERNASIONAL YANG 
MENGADILI PELANGGARAN HAM : 
 Tahun 1987, Klaus Barbie (Nazi Jerman) dihukum seumur hidup, bersalah karena telah menyiksa 
842 orang Yahudi dan partisan Perancis (343 tewas). 
 Februari 1993, DK PBB mengeluarkan resolusi 808 untuk mengadili para penjahat perang 
pelanggar HAM di bekas negara Yugoslavia yang melakukan etnic cleansing. Pemimpin yang dianggap 
paling bertanggung jawab adalah Slobodan Milosevic dan Ratko Mladic. 
 Maret 1993, Komisi HAM PBB telah mempublikasikan sebuah laporan yang menyatakan bahwa 
militer El Salvador bertanggung jawab atas pelanggaran HAM selama perang 12 tahun.
BAB 2 
A. PEMBUKAAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945 
Piagam Jakarta 
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka 
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan 
perikeadilan. 
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang 
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang 
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. 
Atas berkat Rahmat Allah Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, 
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan menyatakan 
kemerdekaanya. 
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang 
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk 
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan 
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka 
disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar Negara Indonesia yang 
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat 
dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi 
pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan 
Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan 
perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 
Bila dip erhatikan Piagam Jakarta terdap at kalimat y ang ditandai warna merah ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat 
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Kalimat tersebut dirasa kurang tep at karena meny ebutkan agama tertentu (Islam), padahal di 
Indonesia terdapat bermacam-macam agama. Maka kemudian Pada sidang pertama PPKI TGL 18 Agustus 1945 rancangan UUD 
hasil kerja BPUPKI dibahas kembali. Kalimat di atas diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Semua itu diterima peserta 
sidang. Hal itu menunjukkan mereka sangat memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa. Piagam Jakarta yang telah 
mengalami perbaikan ini akhirnya menjadi Pembukaan (mukadimah) UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea. 
Berikut adalah Pembukaan (mukadimah) UUD 1945: YANG BENAR DAN SAH 
Pembukaan UUD 1945 
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia 
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." 
"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat 
sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, 
bersatu, berdaulat, adil dan makmur."
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan 
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya." 
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa 
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan 
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan 
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang -Undang Dasar 
negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat 
dengan berdasar kepada : 
 Ketuhanan Yang Maha Esa, 
 kemanusiaan yang adil dan beradab, 
 persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 
 serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." 
Renungkan 
 Mungkin Anda pernah menghafal isi Pembukaan UUD 1945. Cobalah Anda renungkan isinya. Kalau mungkin, 
hafallah kembali isinya. 
 Demikianlah Pembukaan UUD 1945 yang memuat rumusan Pancasila sebagai dasar negara, dan perubahannya setelah 
Piagam Jakarta 
 Bayangkan apa yang mungkin akan terjadi jika Pembukaan UUD 1945 itu diubah ! 
 Ungkapkan perasaan dan pendapatmu/pandanganmu !Apakah anda akan membiarkan hal tersebut terjadi ? 
B. Sejarah Singkat Perumusan Pembukaan UUD NRI 1945 
 Jepang membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (BPUPKI-62 orang) tanggal 29 April 1945 dan dilantik 28 Mei 1945 
dengan ketua : Dr. Rajiman Wedyodiningrat dan wakil ketua R. Panji Soeroso dan Ichibangase (orang Jepang) yang 
mulai bekerja 29 Mei 1945. 
Tugas BPUPKI tersebut adalah : 
1. Membuat rancangan dasar negara 
2. Membuat rancangan Undang-Undang Dasar 
 BPUPKI Melakukan 2 kali sidang, yaitu : 
1) Sidang pertama tanggal 29 mei s/d 1 juni 1945, membahas Dasar Negara Indonesia antara lain dikemukakan oleh 
: 
1) Muhammad Yamin (29 Mei 1945) yang diusulan secara lisan : 
a. Peri Kebangsaan 
b. Peri Kemanusiaan 
c. Peri Ketuhanan 
d. Peri Kerakyatan 
e. Kesejahteraan rakyat 
 Setelah berpidato Muhammad Yamin menyampaikan usulan tertulis yang terdiri dari : 
1. Ketuhanan Yang Maha Esa 
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia 
3. Rasa Kemanusiaan Yang adil dan beradab 
4. Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm permusyawaratan/perwakilan. 
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 
 2) Soepomo (31 Mei 1945 ) menyampaikan pokok-pokok 
1. pikirannya sebagai berikut : 
2. Paham Negara Persatuan 
3. Warga negara hendaknya tunduk kepada Tuhan dan supaya ingat kepada Tuhan (Perhubungan negara dan
agama) Sistem badan permusyawaratan 
4. Ekonomi negara bersifat kekeluargaan 
5. Hubungan antara bangsa yang bersifat Asia Timur Raya 
 3) Soekarno (1 Juni 1945) menyampaikan lima dasar negara sebagai berikut : 
a. Kebangsaan Indonesia 
b. Internasionlisme atau Peri kemanusiaan 
c. Mufakat atau demokrasi 
d. Kesejahteraan sosial 
e. Ketuhanan yang berkebudayaan 
 Namun, ketiga rumusan tersebut tidak ada yang ditetapkan sebagai dasar negara, maka dibentuklah Panitia Kecil 
(Panitia Sembilan) yang terdiri atas : Soekarno (ketua), Moh. Hatta, Moh. Yamin, Achmad Soebardjo, Wachid 
Hasyim, Agus Salim, Abdulkahar Moedzakir, Abikusno Tjokrosoejoso, AA. Maramis. 
 Panitia Kecil berhasil menyusun Piagam Jakarta (Jakarta Charter) nama ini diberikan oleh M. Yamin pada tgl 22 Juni 
1945, yaitu dokumen yang berisikan asas dan tujuan negara Indonesia Merdeka dengan rumusan berikut : 
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan s yari’at is lam bagi pemeluk pemeluknya. 
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 
3. Persatuan Indonesia 
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 
 2) Sidang kedua tanggal 10 sampai 16 Juli 1945, Membahas rancangan Undang- Undang Dasar Negara Indonesia 
yang menghasilkan UUD 1945 yang terdiri dari : 
1. Pembukaan UUD 1945 empat alinea yg didlmnya tercantum rumusan Pancasila. 
2. Batang tubuh yg terdiri dari 16 BAB, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturan tambahan. 
3. Penjelasan yang terdiri dari Penjelasan umum dan pasal demi pasal. 
 Dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, diputuskan : 
1. Mengesahkan Pembukaan UUD 1945 
2. Mengesahkan Rancangan Hukum Dasar menjadi UUD 1945 
3. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Hoh. Hatta sebagai wakil presiden. 
4. Sebelum terbentuknya MPR kekuasaan dijalankan oleh presiden dng bantuan Komite nasional. 
C. MAKNA PEMBUKAAN UUD NRI 1945 
Pembukaan UUD 1945 berisi pokok pikiran pemberontakan melawan imperialisme, kolonialisme, dan fasisme, 
serta memuat dasar pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain daripada itu, Pembukaan UUD 1945 
yang telah dirumuskan dengan padat dan khidmat dalam empat alinea, dimana setiap alinea mengandung arti dan 
makna yang sangat dalam, mempunyai nilai-nilai yang universal dan lestari. Mengandung nilai universal artinya 
mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh dunia, sedangkan lestari artinya 
mampu menampung dinamika masyarakat dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama 
bangsa Indonesia tetap setia kepada Negara Proklamasi 17 Agustus 1945. 
Alinea-alinea Pembukaan UUD 1945 pada garis besarnya adalah: 
Alinea I : terkandung motivasi, dasar, dan pembenaran perjuangan (kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan 
penjajahan bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan). 
Alinea II : mengandung cita-cita bangsa Indonesia (negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur). 
Alinea III : memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya (menyatakan bahwa kemerdekaan atas berkat rakhmat 
Allah Yang Maha Kuasa). 
Alinea IV : memuat tugas negara/tujuan nasional, penyusunan UUD 1945, bentuk susunan negara yang 
berkedaulatan rakyat dan dasar negara Pancasila. 
Selanjutnya marilah kita uraikan satu persatu makna masing-masing Alinea Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut: 
Alinea pertama : “Bahwa s esungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka 
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak s esuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” 
Makna yang terkandung dalam Alinea pertama ini adalah menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa 
Indonesia menghadapai masalah kemerdekaan melawan penjajah. 
Alinea ini mengungkapkan suatu dalil obyektif, yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan 
perikeadilan, dan oleh karenanya harus ditentang dan dihapuskan agar semua bangsa di dunia ini dapat 
menjalankan hak kemerdekaannya sebagai hak asasinya. Disitulah letak moral luhur dari pernyataan kemerdekaan 
Indonesia. 
Selain mengungkapkan dalil obyektif, alinea ini juga mengandung suatu pernyataan subyektif , yaitu aspirasi bangsa 
Indonesia sendiri untuk membebaskan diri dari penjajahan. Dalil tersebut di atas meletakkan tugas kewajiban
bangsa/pemerintah Indonesia untuk senantiasa berjuang melawan setiap bentuk penjajahan dan mendukung 
kemerdekaaan setiap bangsa. 
Alasan bangsa Indonesia menentang penjajahan ialah karena penjajahan itu bertentangan dengan perikemanusiaan 
dan perikeadilan. Ini berarti setiap hal atau sifat yang bertentangan atau tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan 
perikeadilan juga harus secara sadar ditentang oleh bangsa Indonesia. Pendirian tersebut itulah yang melandasi dan 
mengendalikan politik luar negeri kita. 
Alinea kedua : “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah s ampailah kepada s aat yang berbahagia 
dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia 
yang merdeka, bers atu, berdaulat, adil, dan makmur” 
Kalimat tersebut menunjukkan kebanggaan dan penghargaan kita akan perjuangan bangsa Indonesia selama ini. Hal 
Ini juga berarti adanya kesadaran keadaan sekarang yang tidak dapat dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah 
yang kita ambil sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang. Dalam alinea ini jelas apa yang dikehendaki 
atau diharapkan oleh para "pengantar" kemerdekaan, ialah Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil 
dan makmur. Nilai-nilai itulah yang selalu menjiwai segenap bangsa Indonesia dan terus berusaha untuk 
mewujudkannya. 
Alinea ini mewujudkan adanya ketetapan dan ketajaman penilaian : 
1. Bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan; 
2. Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan; 
3. Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan mewujudkan negara 
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. 
Alinea ketiga : “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuas a dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur, 
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indones ia menyatakan dengan ini kemerdekaannya” 
Kalimat tersebut bukan saja menegaskan apa yang menjadi motivasi nyata dan materiil bangsa Indonesia, untuk 
menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan motivasi spiritualnya, bahwa maksud dan tindakan 
menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa. Hal tersebut berarti bahwa bangsa Indonesia 
mendambakan kebidupan yang berkeseimbangan material dan spiritual serta keseimbangan kebidupan di dunia dan 
di akhirat. 
Alinea ini memuat motivasi spiritual yang luhur dan mengilhami Proklamasi Kemerdekaan (sejak dari Piagam 
Jakarta) serta menunjukkan pula ketaqwaan bangsa Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat ridho -Nyalah 
bangsa Indonesia berhasil dalam perjuangan mencapai kemerdekaannya, dan mendirikan negara yang berwawasan 
kebangsaan. 
Alinea keempat : “Kemudian daripada itu untuk membentuk s usunan pemerintahan negara Indonesia yang 
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan 
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, 
perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu 
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang 
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan 
beradab, persatuan Indonesia, dan 13 
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan 
mewujudkan s uatu keadilan s osial bagi s eluruh rakyat Indones ia”. 
Alinea ini merumuskan dengan padat sekali tujuan dan prinsip-prinsip dasar, untuk mencapai tujuan bangsa 
Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka. 
Tujuan nasional negara Indonesia dirumuskan dengan "... Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap 
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan 
kebidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan 
keadilan sosial" 
Sedangkan prinsip dasar yang dipegang teguh untuk mencapai tujuan itu adalah dengan menyusun kemerdekaan 
Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara 
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan PancasiIa. Dengan rumusan yang panjang dan 
padat ini, alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sekaligus menegaskan: 
1. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya yaitu:melindungi segenap bangsa 
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa 
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial; 
2. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat; 
3. Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil 
dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan 
perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 
D. Makna Pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa Indonesia 
Undang-Undang Dasar merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku di Indonesia, sedangkan Pembukaan UUD 
1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk mencapai tujuannya,
Pembukaan juga merupakan sumber dari “cita hukum” dan” cita-cita moral” y ang ingin ditegakkan baik dalam lingkungan 
nasional maupun dalam hubungan pergaulan bangsa-bangsa di dunia 
Pembukaan yang telah dirumuskan secara padat dan khidmat dalam empat alinea itu, setiap alinea kata-katanya mengandung arti 
dan makna yang sangat dalam, mempunyai nilai-nilai yg universal & lestari. 
>Universal, krn mengandung nilai-nilai yg dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh muka bumi; dan 
>Lestari, krn mampu menampung dinamika masyara-kat, dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama 
bangsa Indonesia tetap setia kepada Negara Proklamasi 17 Agustus 1945,serta bersifat tetap/permanen,tidak boleh diubah oleh 
siapapu;termasuk MPR hasil PEMILU,sebab merubah Pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan NKRI yang berdasarkan 
Pancasila. 
E.KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD NRI 1945 DALAM NKRI 
Pembukaan UUD mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa yang beradab diseluruh muka bumi. Kalimat 
di dalam Pembukaan UUD tersebut antara lain “Bahwa sesungguhny a kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab 
itu, maka p enjajahan di atas dunia harus dihap uskan, karena tidak sesuai dengan p rikemanusiaan dan p rikeadilan”. 
Di dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 termuat unsur-unsur seperti yang diisyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum 
y aitu “kebulatan dari keseluruhan p eraturan hukum”. Adap un sy arat -syarat yang dimaksudkan mencakup hal-hal berikut: 
1. Adanya kesatuan objek (penguasa) yang mengadakan peraturan-peraturan hukum. Hal ini terpenuhi dengan 
adanya suatu Pemerintah Republik Indonesia 
2. Adanya kesatuan asas kerohanian yang menjadi dasar keseluruhan peraturan hukum. Hal initerpenuhi oleh 
adanya dasar Filsafat Negara Pancasila 
3. Adanya kesatuan daerah dimana keseluruhan peraturan hukum itu berlaku, terpenuhi oleh penyebutan 
“seluruh tump ah darah Indonesia” 
4. Adanya kesatuan waktu dimana keseluruhan peraturan hukum itu berlaku. Hal itu terpenuhi oleh penyebutan 
“disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Negara Indonesia” y ang berlangsung saat sejak 
timbulnya Negara Indonesia sampai seterusnya selama Negara Indonesia ada. 
Pokok kaidah negera yang fundamental menurut ilmu hukm tata Negara mempunyai beberapa unsur mut lak antara lain: 
1. Dari segi terjadinya, ditentukan oleh pembentuk Negara dan terjelma dalam suatu bentuk pernyataan lahir 
sebagai penjelmaan kehendak pembentuk Negara untuk menjadikan hal-hal tetentu sebagai dasar Negara yang 
dibentuknya. 
2. Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok Negara yang dibentuk sebagai berikut : 
 Dasar tujuan Negara (tujuan umum dan tujuan khusus).Tujuan umum, tercakup dalam kalimat untuk memajukan kesejahteraan 
umumdan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social. Tujuan 
umum ini berhubungan dengan masalah hubungan antara bangsa (hubungan luar negri) atau politik luar negeri Indonesia yang 
bebas aktif. 
 Tujuan khusus, tercakup dalam kaimat “melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan 
ehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan social bagiseluruh rakyat Indonesia. Tujuan ini bersifat khusus dalam 
kerangka tujuan bersama, yaitu menuju masyarakat adil dan makmur. 
 Ketentuan diadakannya Undang- Undang Dasar y ang tersimp ul dalam kalimat, “Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan 
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia”. 
 Bentuk Negara, adalah “Rep ublik y ang berkedaulatan Raky at” 
 Dasar filsafat Negara (asas kerohaian) p ancasila y ang tercakup dalam kalimat “….dengan berdasar kep ada : Ke-Tuhanan yang 
MAha Esa; Kemanusian yang adil dan beradab, PersatuanIndonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan 
dalam permusyaaratan/p erwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh raky at Indonesia”. 
Dengan demikian, pembukaan UUD 1945 telah memenuhi syarat sebagai pokok kaidahNegara yang fundamental ( fundamental 
norm ). Dalam hubungannya dengan pasal-pasal UUD1945 (Batang Tubuh UUD 1945).UUD memiliki sifat -sifat sebagai berikut 
: 
1. Karena sifatnya tertulis dan rumusannya jelas, UUD 1945 merupakan hukum positif yangmengikat 
pemerintah sebagai penyelenggara negara, dan juga mengikat setiap warga negara. 
2. Membuat norma–norma, aturan–aturan serta ketentuan –ketentuan yang dapat dan harusdilaksanakan secara 
konstitusional.
UUD 1945, termasuk pembukaan UUD 1945 yang dalam tertib hukum Indonesia merupakan undang –undang yang 
tertinggi, menjadi alat kontrol norma–norma hukum yang lebihrendah dalam hirarki tertib hukum Indonesia 
. 
1. Pokok-pokok Pikiran Dlm Pembukaan UUD 1945 
 Pokok p ikiran p ertama : ”Negara – begitu bunyinya – ”melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah 
Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. 
 Pokok p ikiran kedua : ”Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”. . 
 Pokok p ikiran ketiga : ”Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakayatan dan permusyawaratan/ perwakilan”. 
 Pokok p ikiran keemp at : ”Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan 
beradab”. 
2. Hubungan Pembukaan Dengan Batang Tubuh UUD 1945 
Bahwa pokok-p okok p ikiran Pembukaan UUD 1945, merup akan ”— suasanan kebatinan dari UUD Negara Indonesia 
serta mewujudkan cita hukum yang menguasai hukum dasar negara, baik tertulis maupun tidak tertulis”--. 
Pembukan UUD 1945 mempunyai hubungan langsung dng Batang Tubuh UUD 1945, karena mengandung pokok-pokok 
pikiran yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal di Batang Tubuh UUD 1945. 
Pembukaan UUD 1945, memuat dasar falsafah negara Pancasila dan Batang Tubuh UUD 1945 yang merupakan satu 
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan hal ini menjadi rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu. 
3. Tata Urutan Peratutan Perundangan Yang Berlaku di Indonesia 
Pada awalnya tercantum di dalam TAP MPRS No.XX/MPRS/1966, Selanjutnya dikukuhkan kembali dengan TAP MPR 
No.V/MPR/1973, dan TAP MPR No.IX/MPR/1978. Di era reformasi, dirubah dengan keluarnya TAP MPR Nomor 
III/MPR/2003 
a. UUD 1945 
b. Ketetapan MPR 
c. Undang-undang 
d. Perpu 
e. Peraturan Pemerintah 
f. Keputusan Presiden 
g. Perda 
Tetapi dalam perjalanannya muncul UU No. 10 Tahun 2004 tentang tata urutan perundang-undangan RI sebagai berikut : 
a. UUD 1945 
b. UU / Perpu 
c. Peraturan Pemerintah 
d. Perpres 
e. Perda 
B. Perbandingan Konstitusi Pada Negara RI dengan Negara Liberal & Negara Komunis 
a. Konstitusi Negara Republik Indonesia 
Mekanisme demokrasi Pancasila telah tercantum di dalam Penjelasan UUD 1945. Penjabaran lebih lanjut sistem 
Pemerintahan negara sebagai berikut : 
• Indonesia ialah negara yg berdasar atas hukum. 
• Indonesia menggunakan sistem konstitusional. 
• Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR. 
• Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi di bawah majelis. 
• Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. 
• Menteri negara adalah pembantu Presiden ; Menteri negara tdk bertanggung jawab kpd DPR. 
• Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. 
Lembaga-lembaga Kenegaraan 
Konsepsi Konstitusi negara republik Indonesia bersumber kepada UUD 1945, dan berdasarkan Pancasila. 
 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
 Presiden 
 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 
 Mahkamah Agung (MA) 
b. Konstitusi Pada Negara Liberal 
Negara tidak boleh campur tangan dalam urusan pribadi, ekonomi, dan agama warganya. Negara hanya berfungsi sebagai 
“Penjaga Malam”, y aitu menjaga keamanan dan ketertiban individu serta menjamin kebebasan seluas-luasnya dalam 
memperjuangkan kehidupannya. 
Bentuk negara yang diidamkan aliran liberalisme adalah demokrasi parlementer dengan persamaan hak bagi seluruh rakyat 
di depan hukum dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia. Contoh Konstitusi di Negara Inggris. 
Pemerintahan negara Inggris dikenal sebagai induknya parlementaria (mother of parliament), dengan ciri-ciri : 
 Kekuasaan legislatif (DPR/Parlemen) lebih kuat dari kekuasaan eksekutif (Pemerintah = Perdana Menteri). 
 Menteri-menteri (kabinet) harus mempertanggungja-wabkan semua tindakannya kepada DPR. 
 Program-program kebijaksanaan kabinet harus dise-suaikan dengan tujuan politik sebagian besar anggota parlemen. 
 Kedudukan kepala negara (raja, ratu, pengeran, atau kaisar) hanya sebagai lambang atau simbol yang tidak dapat diganggu gugat . 
 Raja atau ratu sebagai pemegang tahta kerajaan, dalam pemerintahan bersifat seremonial. 
 Ratu memberi persetujuan resmi terhadap undang-undang yang telah disahkan oleh parlemen, tetapi tidak boleh menyatakan 
pendapatnya secara terbuka. 
 Ratu bertanggung jawab atas penunjukkan Perdana Menteri dan pembubaran parlemen sebelum masa pemilihan. 
 Kekuasaan dan hak-hak istimewa raja/ratu, sebenarnya tergantung pada Perdana Menteri dan Kabinetnya. 
 Menteri-menteri kabinet berasal dari partai mayoritas dalam Majelis Rendah (House of Commons). Sedangkan raja/ratu secara 
otomatis menduduki jabatan warisan dalam Majelis Tinggi (House of Lord).
BAB 3 
Bentuk dan Kedaulatan Negara 
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan konstitusi bagi Negara Indonesia. Sebagai 
dasar hukum, UUD 1945 memegang peranan dalam mewujudkan nilai-nilai luhur 
yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. 
Pancasila merupakan hukum diatas segala hukum (staats fundamental norm). Artinya 
UUD 1945 sebagai dasar hukum, dalam pembuatannya tidak boleh beretentangan dan 
harus mematuhi nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila, sebab UUD 1945 adalah 
hukum yang setingkat di bawah Pancasila. 
UUD 1945 dalam proses pelaksanaannya tidak bersifat sattis/absolut. UUD 1945 
dapat diamandemen sesuai dengan keadaan dan kebutuhan negara. Bahkan soal 
perubahan UUD ini sudah tertuang sendiri pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 37. 
Menurut A.A Struycken proses lahirnya UUD 1945 sebagai konstitusi negara sudah 
dimulai sejak sebelum proklamasi kemerdekaan R.I. pada 29 april 1945, indonesia 
mendesak jepang untuk membentuk badan yang bertugas menyelidiki kemungkinan 
pemberian kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. 
Dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia sempat mengalami pergantian konstitusi 
negara. Indonesia pernah menjadi negara republik indonesia serikat antara 27 
desember hingga 17 agustus 1950. Pada masa tersebut, konstitusi yang berlaku yaitu 
konstitusi RIS. Sementara itu, antara 17 agustus 1950- 5 juli 1959, konstitusi yang 
berlaku di indonesia adalah UUDS 1950. Setelah dekrit presiden pada 5 juli 59’, 
indonesia kembali ke konstitusi semula, yaitu UUD 1945 hingga sekarang. 
Istilah konstitusi berasal dari bahasa prancis, yaitu constitier, yang berarti membentuk. 
Dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa menerjemahkan constitution(dari 
bahasa inggris) menjadi undang-undang dasar(UUD). 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara 
BENTUK 
DAN 
KEDAULATAN NKRI 
Menurut teori modern, bentuk negara saat ini dibedakn menjadi dua, yaitu negara 
kesatuan (unitaris) dan negara serikat (federalis). 
Bentuk Negara Indonesia
Periode 17 Agustus 1950 – sekarang 
Negara serikat dirasakan kurang cocok bagi Indonesia. Karena bangsa Indonesia 
terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, agama, pulau-pulau, bahasa daerah, 
dan kemajemukan yang tinggi mengakibatkan resiko perpecahan tinggi. Dan kesulitan 
pemerintah federal mengatur negara bagian, membuat negara bagian cenderung ingin 
melepaskan diri dari RIS. 
Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 [RIS] (Bentuk Negara Serikat) 
Dalam periode ini bentuk negara Republik Indonesia berubah menjadi negara serikat. 
Sebetulnya bukan kehendak bangsa Indonesia untuk memakai bentuk negara dan 
sistem pemerintahan, politik, dan administrasi negara seperti ini, namun keadaan yang 
memaksa demikian. 
Periode 18 Agustus – 27 Desember 1949 (Bentuk Negara Kesatuan) 
Dalam masa ini bentuk negara sesuai dengan UUD45 yaitu kesatuan dan bentuk 
pemerintahannya republik 
Isi pokok UUD NRI 1945 tentang Bentuk Negara 
Tentang bentuk negara Indonesia ini dinyatakan dalam pasal 1 Ayat (1) UUD NRI 
1945, yaitu negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk Republik. 
Sistem Pemerintahan NRI 
Sistem pemerintahan di Indonesia terbagi menjadi Sistem Pemerintahan Sentralisasi, 
Sistem Pemerintahan Desentralisasi, Sistem Pemerintahan Presidensial, dan Sistem 
Pemerintahan Parlementer. 
Kelebihan Sistem Sentralisasi : 
- Keseragaman peraturan di semua wilayah 
- Kesederhanaan Hukum 
- Pendapatan daerah dapat di alokasikan ke semua daerah dengan adil dan sesuai 
kebutuhan. 
Kelemahan Sistem Sentralisasi : 
- Penumpukan pekerjaan di pusat, sehingga menghambat kinerja pemerintahan 
- Tidak sinkron antara peraturan yang dibuat di pusat dan kondisi lapangan di daerah 
Sistem Pemerintahan 
Sentralisasi 
Sistem Pemerintahan
Desentrlisasi 
Kelebihan Sistem Desentralisasi 
- Daerah lebih berkembang, pembangunan lebih cepat 
- Peraturan dan kebijakan lebih tepat dan sesuai kebutuhan daerah 
Kelebihan Sistem Desentralisasi 
- Daerah lebih berkembang, pembangunan lebih cepat 
- Peraturan dan kebijakan lebih tepat dan sesuai kebutuhan daerah 
Diposkan oleh Arief Pramono di 10.41 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan 
ke Pinterest 
Sistem Pemerintahan Indonesia 
Sistem Pemerintahan Indonesia 
Setiap negara memiliki sistem untuk menjalankan kehidupan permerintahannya. Sistem tersebut 
adalah sistem pemerintahan. Ada beberapa macam sistem pemerintahan di dunia ini. Setiap 
sistem pemerintahan memiliki kelebihan dan kekurangan, karakteristik, dan perbedaan masing-masing 
sistem. Sebelum lebih jauh membahas tentang Sistem Pemerintahan Indonesia, akan 
lebih baik lagi jika didahului dengan memahami beberapa hal dibawah ini. 
Klik untuk membaca lebih lanjut. 
 >> Pengertian Sistem Pemerintahan 
 >> Kelebihan & kelemahan sistem pemerintahan presidensial dan parlementer. 
 >> Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial dan parlementer. 
 >> Perbedaan Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial 
Sistem Pemerintahan dari Awal Kemerdekaan 
pada waktu awal kemerdekaan menganut sisten pemerintahan presidensial. 
Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 maka Presiden memiliki kekuasaan tertinggi dan 
dibantu oleh menteri-menteri sebagai pembantu presiden yang diangkat dan diberhentikan oleh 
Presiden dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Pada tanggal 12 September 1945 
dibentuklah Kabinet Presidensial( Kabinet RI I) dengan 12 departemen dan 4 menteri negara. 
Selain itu wilayah Indonesia yang begitu luas dibagi menjadi 8 provinsi dan 2 daerah istimewa 
yang masing-masing wilayah dipimpin oleh gubernur. 
Sistem Presidensial pernah berganti Sistem Parlementer yang dipimpin oleh kepala pemerintahan 
Perdana Menteri. Perdana Menteri Pertama Indonesia adalah Sutan Syahrir. Berubahnya sistem 
pemerintahan di Indonesia pada saat itu adalah pengaruh kuat dari kaum sosialis (KNIP). Selain 
itu Indonesia pada awal kemerdekaan juga masih belajar tentang bagaimana menjalankan 
pemerintahan. Dengan sistem parlementer ini maka Di Indonesia saat itu memiliki DPR yang 
anggotanya dipilih oleh rakyat. Sistem ini juga memungkinkan adanya banyak partai. Maksud 
dari sistem ini adalah untuk membatasi kewenangan presiden. Jika pada sistem presidensial
kabinet bertanggungjawab kepada presiden maka sistem parlementer, Presiden 
bertanggungjawab kepada parlemen/DPR. 
Sebenarnya sistem parlementer ini adalah sebuah penyimpangan ketentuan UUD 1945 yang 
menyebutkan "pemerintahan harus dijalankan menurut sistem kabinet presidensial, dimana 
menteri sebagai pembantu presiden". 
Karena sering mengalami kegagalan kabinet, dan banyak menimbulkan gerakan-gerakan 
pemberontakan yang menyebabkan stabilitas negara terganggu, Presiden Soekarno 
mengeluarkan Dekrit pada 5 Juli 1959 yang isinya antara lain mengembalikan konstitusi ke UUD 
1945 dan bentuk pemerintahan kembali ke sistem presidensial. 
Berikut Periodisasi Sistem Pemerintahan Indonesia 
1. Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949 
Lama periode : 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 
Bentuk Negara : Kesatuan 
Bentuk Pemerintahan : Republik 
Sistem Pemerintahan : Presidensial 
Konstitusi : UUD 1945 
Presiden & Wapres : Ir. Soekarno & Mohammad Hatta(18 Agustus 1945 - 19 Desember 
1948)Syafruddin Prawiranegara (ketua PDRI)(19 Desember 1948 - 13 Juli 1949)Ir. Soekarno & 
Mohammad Hatta(13 Juli 1949 27 - Desember 1949) 
Pernyataan van Mook untuk tidak berunding dengan Soekarno adalah salah satu faktor yang 
memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensiil menjadi parlementer. Gelagat ini sudah 
terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 
November 1945, Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang 
seorang sosialis dianggap sebagai figur yang tepat untuk dijadikan ujung tombak diplomatik, 
bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.Setelah munculnya Maklumat Wakil 
Presiden No.X tanggal 16 November 1945, terjadi pembagian kekuasaan dalam dua badan, yaitu 
kekuasaan legislatif dijalankan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan-kekuasaan 
lainnya masih tetap dipegang oleh presiden sampai tanggal 14 November 1945. 
Dengan keluarnya Maklumat Pemerintah 14 November 1945, kekuasaan eksekutif yang semula 
dijalankan oleh presiden beralih ke tangan menteri sebagai konsekuensi dari dibentuknya sistem 
pemerintahan parlementer. 
2. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950 
Lama periode : 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950 
Bentuk Negara : Serikat (Federasi) 
Bentuk Pemerintahan : Republik 
Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer) 
Konstitusi : Konstitusi RIS 
Presiden & Wapres : Ir.Soekarno = presiden RIS (27 Desember 1949 - 15 Agustus 1950)Assaat 
= pemangku sementara jabatan presiden RI(27 Desember 1949 - 15 Agustus 1950)
Pada tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 september 1949 dikota Den Hagg (Netherland) 
diadakan konferensi Meja Bundar (KMB). Delegasi RI dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta, Delegasi 
BFO (Bijeenkomst voor Federale Overleg) dipimpin oleh Sultan Hamid Alkadrie dan delegasi 
Belanda dipimpin olah Van Harseveen.Adapun tujuan diadakannya KMB tersebut itu ialah untuk 
meyelesaikan persengketaan Indonesia dan Belanda selekas-lekasnya dengan cara yang adil dan 
pengakuan kedaulatan yang nyata, penuh dan tanpa syarat kepada Republik Indonesia Serikat 
(RIS).Salah satu keputusan pokok KMB ialah bahwa kerajaan Balanda mengakui kedaulatan 
Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dam tidak dapat dicabut kembali kepada RIS selambat-lambatnya 
pada tanggal 30 Desember 1949.Demikianlah pada tanggal 27 Desember 1949 Ratu 
Juliana menandatangani Piagam Pengakuan Kedaulatan RIS di Amesterdam. Bila kita tinjau 
isinya konstitusi itu jauh menyimpang dari cita-cita Indonesia yang berideologi pancasila dan ber 
UUD 1945 karena :1. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalisme) yang 
terbagi dalam 16 negara bagian, yaitu 7 negara bagian dan 9 buah satuan kenegaraan (pasal 1 dan 
2, Konstitusi RIS). 
2. Konstitusi RIS menentukan suatu bentuk negara yang leberalistis atau pemerintahan 
berdasarkan demokrasi parlementer, dimana menteri-menterinya bertanggung jawab atas seluruh 
kebijaksanaan pemerintah kepada parlemen (pasal 118, ayat 2 Konstitusi RIS)3. Mukadimah 
Konstitusi RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa atau semangat pembukaan UUD 
proklamasi sebagai penjelasan resmi proklamasi kemerdekaan negara Indonesia (Pembukaan 
UUD 1945 merupakan Decleration of independence bangsa Indonesia, kata tap MPR no. 
XX/MPRS/1996).Termasuk pula dalam pemyimpangan mukadimah ini adalah perubahan kata-kata 
dari kelima sila pancasila. Inilah yang kemudian yang membuka jalan bagi penafsiran 
pancasila secara bebas dan sesuka hati hingga menjadi sumber segala penyelewengan didalam 
sejarah ketatanegaraan Indonesia. 
3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959 
Lama periode : 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 
Bentuk Negara : Kesatuan 
Bentuk Pemerintahan : Republik 
Sistem Pemerintahan : Parlementer 
Konstitusi : UUDS 1950 
Presiden & Wapres : Ir.Soekarno & Mohammad Hatta 
UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 
hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang- 
Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia 
Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama 
Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta.Konstitusi ini dinamakan 
"sementara", karena hanya bersifat sementara, menunggu terpilihnya Konstituante hasil 
pemilihan umum yang akan menyusun konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih 
Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru hingga
berlarut-larut.Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante untuk 
menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota konstituante mulai bersidang 
pada 10 November 1956. Namun pada kenyataannya sampai tahun 1958 belum berhasil 
merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di kalangan masyarakat pendapat-pendapat 
untuk kembali kepada UUD '45 semakin kuat. Dalam menanggapi hal itu, Presiden Soekarno 
lantas menyampaikan amanat di depan sidang Konstituante pada 22 April 1959 yang isinya 
menganjurkan untuk kembali ke UUD '45. Pada 30 Mei 1959 Konstituante melaksanakan 
pemungutan suara. Hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak setuju. 
Meskipun yang menyatakan setuju lebih banyak tetapi pemungutan suara ini harus diulang, 
karena jumlah suara tidak memenuhi kuorum. Pemungutan suara kembali dilakukan pada tanggal 
1 dan 2 Juni 1959. Dari pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum. Untuk 
meredam kemacetan, Konstituante memutuskan reses yang ternyata merupkan akhir dari upaya 
penyusunan UUD.Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang 
diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.Isi dekrit presiden 5 Juli 1959. 
4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Demokrasi Terpimpin) 
Lama periode : 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966 
Bentuk Negara : Kesatuan 
Bentuk Pemerintahan : Republik 
Sistem Pemerintahan : Presidensial 
Konstitusi : UUD 1945 
Presiden & Wapres : Ir.Soekarno & Mohammad Hatta 
Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Latar belakang 
dikeluarkannya dekrit ini adalah: 
1. Kehidupan politik yang lebih sering dikarenakan sering jatuh bangunnya kabinet dan 
persaingan partai politik yang semakin menajam. 
2. Kegagalan konstituante dalam menyusun Undang-undang dasar 
3. Terjadinya gangguan keamanan berupa pemberontakan bersenjata di daerah-daerahBerikut Isi 
Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959: 
1. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945. 
2. Pembubaran Badan Konstitusional 
3. Membentuk DPR sementara dan DPA sementara 
Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin 
1. Bentuk pemerintahan Presidensial Ir. Soekamo sebagai Presiden dan Perdana menteri dengan 
kabinetnya dinamakan Kabinet Kerja. 
2. Pembentukkan MPR sementara dengan penetapan Presiden No. 2 tahun 1959. Keanggotaan 
MPRS terdiri dari 583 anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan daerah dan 200 wakil-wakil 
golongan. 
3. Pembentukkan DPR sementara berdasarkan penetapan Presiden No.3 tahun 1959 yang 
diketuai oleh Prcsiden dengan 45 orang anggotanya. 
4. Pembentukkan Front Nasional melalui penetapan Prcsiden No.13 tahun 1959. tertanggal 31 
Desember 1959. Tujuan Front Nasional adalah: a. Menyelesaikan Revolusi Nasional b.
Melaksanakan pembangunan semesta nasional c. Mengembalikan Irian Barat dalam wilayah RI. 
Front Nasional banyak dimanfaatkan oleh PKI dan simpatisannya sebagai alat untuk mencapai 
tujuan politiknya. 
5. Pembentukkan DPRGR Presiden Soekarno pada 5 Maret 1959 melalui penetapan Presiden 
No.3 tahun 1959 membubarkan DPR hasil Pemilu sebagai gantinya melalui penetapan Presiden 
No.4 tahun I960 Presiden membentuk DPRGR yang keanggotaannya ditunjuk oleh Soekarno. 
6. Manipol USDEK Manifesto politik Republik Indonesia (Manipol) adalah isi pidato Presiden 
Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1959. Atas usul DPA Manipol dijadikan GBHN dengan 
Ketetapan MPRS No. 1 MPRS/I960, Menurut Presiden Soekano intisari dari Manipol ada lima 
yaitu : UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan 
Kepribadian Indonesia. Disingkat menjadi USADEK. Berkembang pula ajaran Presiden Soekano 
yang dikenal dengan NASAKOM (Nasionalisme, Agama dan Komunis). 
7. Berdasarkan Keputusan Presiden No.200 dan 201 tahun 1960 Presiden membubarkan Partai 
Masyumi dan PSI dengan alasan para pemimpin partai tersebut mendukung pemberontakan 
PRRI/Permesta. 
Keadaan Ekonomi Mengalami Krisis, terjadi kegagalan produksi hampir di semua sektor. Pada 
tahun 1965 inflasi mencapai 65 %, kenaikan harga-harga antara 200-300 %. Hal ini disebabkan 
oleh a). penanganan dan penyelesaian masalah ekonomi yang tidak rasional, lebih bersifat politis 
dan tidak terkontro. b). adanya proyek merealisasikan dan kontroversi. 
Pada masa demokrasi terpimpin ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya: 
• Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA 
menjadi Menteri Negara 
• MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup 
• Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis 
Indonesia 
5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru) 
Lama periode : 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998 
Bentuk Negara : Kesatuan 
Bentuk Pemerintahan : Republik 
Sistem Pemerintahan : Presidensial 
Konstitusi : UUD 1945 
Presiden & Wapres : Soeharto (22 Februari 1966 – 27 Maret 1968)Soeharto (27 Maret 1968 – 24 
Maret 1973)Soeharto & Adam Malik (24 Maret 1973 – 23 Maret 1978)Soeharto & 
Hamengkubuwono IX(23 Maret 1978 –11 Maret 1983)Soeharto & Try Sutrisno (11 Maret 1983 
– 11 Maret 1988)Soeharto & Umar Wirahadikusumah(11 Maret 1988 – 11 Maret 1993)Soeharto
& Soedharmono (11 Maret 1993 – 10 Maret 1998)Soeharto & BJ Habiebie (10 Maret 1998– 21 
Mei 1998) 
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan 
Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari 
Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang 
Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang 
memberi kekuasaan pada fihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita.Pada masa 
Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melalui sejumlah 
peraturan:• Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan 
untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya• 
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa 
bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat 
melalui referendum.• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang 
merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983. 
Sistem Pemerintahan Indonesia Sebelum dan Setelah Amandemen 
Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen. 
Pokok-pokok system pemerintahan Indonesiaberdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen 
tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara 
tersebut sebagai berikut. 
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat). 
2. Sistem Konstitusional. 
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat. 
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis 
Permusyawaratan Rakyat. 
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab 
kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. 
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, menurut UUD 1945 menganut sistem 
pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde 
Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah 
adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir semua kewenangan 
presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan 
atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu tidak adanya pengawasan dan tanpa 
persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. 
Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya 
yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu 
menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak 
mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. 
Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang 
besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang 
didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem 
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau 
pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa 
konstitusi negara itu berisi 
1. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif, 
2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara. 
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau 
amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang 
bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari 
yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, 
yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen 
itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini. 
Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen 
Setelah dilakukan amandemen terhadap konstitusi Indonesia, Undang-undang dasar Negara 
Indonesia tahun 1945, maka terjadi perubahan pula pada pokok, pokok sistem pemerintahan 
sebagai berikut 
Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Indonesia 
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah 
negara terbagi dalam beberapa provinsi. 
2. Bentuk pemerintahan adalah republik konstitusional, sedangkan sistem 
pemerintahan presidensial. 
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan 
wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket. 
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada 
presiden. 
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 
dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. 
DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan. 
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan 
dibawahnya. 
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer dan 
melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem 
presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah 
sebagai berikut; 
1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, 
DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung. 
2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan 
dari DPR. 
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau 
persetujuan dari DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang 
dan hak budget (anggaran) 
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu 
diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, 
antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks and balance, 
dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan 
fungsi anggaran. 
Diposkan oleh Arief Pramono di 10.27 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan 
ke Pinterest 
Bentuk Negara dan Pemerintahan 
Bentuk Negara Indonesia adalah kepulauan yang sangat banyak dan dikelilingi oleh 
laut yang sangat luas. Kekayaan Negara Indonesia tidak terhitung jumlahnya, baik 
dari hasil lautnya, hasil bumi dan pertambangannya. Menurut teori-teori modern 
sekarang ini, bentuk nagara yang terpenting ialah Negara Kesatuan (Unitarisme) dan 
Negara Serikat (Federasi). 
1. Negara Kesatuan ialah suatu negara yang merdeka dan berdaulat, di seluruh negara 
yang berkuasa hanya ada satu pemerintah (pusat) yang mengatur seluruh daerah. 
 a.) Negara Kesatuan dengan sistem sentralisasi yang segala sesuatu dalam 
negara itu langsung diatur dan diulas oleh pemerintah pusat dan daerah-daerah tinggal 
melaksanakannya. 
 b.) Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasi, di mana kepada daerah 
diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri 
(otonomi daerah) yang dinamakan daerah swatantra. Dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat 
(1), dinyatakan bahwa Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk 
Republik. 
2. Negara Serikat (federasi) ialah suatu negara yang merupakan gabungan dari 
beberapa negara, yang menjadi negara-negara bagian dari negara serikat itu. Negara-negara 
bagian itu asal mulanya adalah suatu negara yang merdeka dan berdaulat serta 
berdiri sendiri. Dengan menggabungkan diri dari dalam suatu negara serikat, maka 
yang negara tadinya berdiri sendiri itu dan sekarang menjadi negara bagian, 
melepaskan sebagian kekuasaannya dan menyerahkannya kepada negara serikat itu. 
Kekuasaan yang diserahkan itu disebutkan satu demi satu (limitatif), hanya kekuasaan 
yang disebutkan itu yang diserahkan kepada negara serikat (delegated powers). 
Kekuasaan asli pada negara bagian. Negara bagian berhubungan langsung dengan 
rakyatnya. Kekuasaan negara serikat adalah kekuasaan yang diterimanya dari negara 
bagian. Biasanya yang diserahkan oleh negara-negara bagian kepada negara serikat 
ialah hal-hal yang berhubungan dengan hubungan luar negeri, pertahanan negara, 
keuangan, dan urusan pos.
Adakalanya dalam pembagian kekuasaan antara pemerintah federasi dan pemerintah 
negara-negara bagian yang disebut adalah urusan-urusan yang diselenggarakan oleh 
pemerintah negara-negara bagian, yang berarti bahwa bidang kegiatan pemerintah 
federal adalahurusan-urusan kenegaraan selebihnya (residuary powers). 
Demikian sedikit penjelasan dari admin blog Sistem Pemerintahan Indonesia 
tentangBentuk Negara, semoga dapat menambah pengetahuan anda, terima kasih. 
Diposkan oleh Arief Pramono di 10.17 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan 
ke Pinterest 
Kedudukan Pembukaan UUD NRI 1945 
A. Pembukaan UUD 1945. 
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, 
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan 
dan peri-keadilan. 
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang 
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu 
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan 
makmur. 
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan 
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia 
menyatakan dengan ini kemerdekaannya. 
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang 
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk 
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut 
melaksana kan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi 
dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam 
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan 
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada 
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia 
dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam 
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi 
seluruh rakyat Indonesia. 
Hakekat Pembukaan UUD 1945 
1. Pembukaan UUD 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci, 
dengan memuat pokok-pokok pikiran tentang adanya cita-cita luhur. Hal ini menjadi 
semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan dalam bentuk negara Indonesia 
merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur, dengan berdasarkan asas kerohanian 
Pancasila. 
2. Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah fundamental negara, dalam hukum
memiliki kedudukan yang tetap, kuat dan tidak berubah. Hal ini terletak pada 
kelangsungan hidup negera yang telah dibentuk dengan proklamasi kemerdekaan 
sebagai satu rangkaian kesatuan organik dalam kesatuan negara Republik Indonesia. 
3. Pembukaan UUD 1945 menurut hierarki tertib hukum, adalah peraturan yang 
tertinggi merupakan dasar hukum diadakannya UUD negara, sehingga terjalin adanya 
hubungan kausal-organik antara Pembukaan UUD 1945 dengan pasal-pasalnya. 
B. Pokok pikiran pembukaan UUD 1945. 
 Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah 
Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi 
seluruh rakyat Indonesia. 
 Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 
 Negara yang berkedaulatan berdasar atas kerakyatan dan 
permusyawaratan/perwakilan. 
 Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan 
yang adil dan beradab. 
C. Kedudukan pembukaan dalam UUD 1945 
Dalam hubungan dengan tertib hukum Indonesia, maka pembukaan mempunyai 
kedudukan yang terpisah dari batang tubuh UUD. 
Dalam hubungan dengan kedudukan pembukaan sebagai pokok kaidah negara yang 
fundamentil, maka pembukaan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada 
batang tubuh UUD. 
Dengan perkataan lain : 
Pembukaan merupakan tertib hukum tertinggi dan terpisah dari batang tubuh UUD. 
Pembukaan merupakan pokok kaidah negara yang fundamentil yang menentukan 
adanya UUD itu 
Pembukaan terbawa oleh kedudukannya sebagai pokok kaidah negara yang 
fundamentil, mengandung pokok-pokok pikiran yang oleh UUD harus 
diciptakan/dituangkan dalam pasal-pasalnya 
D. Makna setiap alinea dalam pembukaan. 
Alinea I 
makna objektif (universal), yaitu kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan 
makna subjektif (tekad yang tumbuh dari bangsa Indonesia), yaitu menghapuskan 
penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. 
ALINEA III 
► Pernyataan kemerdekaan Indonesia yang didorong oleh nilai luhur bangsa yang 
bermartabat dan mempunyai harga diri sebagai bangsa yang sederajat dengan bangsa 
lain di dunia. 
► Motivasi spiritual religius, yaitu pengakuan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan 
Indonesia merupakan rahmat Allah, bukan semata-mata usaha manusia atau rakyat 
dan bangsa Indonesia.
ALINEA IV 
1.Tujuan negara, yaitu : 
− melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, 
− memajukan kesejahteraan umum, 
− mencerdaskan kehidupan bangsa, dan 
− ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi 
dan keadilan sosial. 
2.Ketentuan akan adanya undang-undang dasar : “ ……… maka disusunlah 
kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang-undang dasar …….. ” 
3.Asas politik negara, yakni asas politik dalam negeri berkedaulatan rakyat : “ ……. 
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat …… “. Sedangkan asas politik 
luar negeri adalah bebas aktif. 
4. Asas kerohanian negara, yakni Pancasila : “ …… yang berdasarkan kepada 
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan 
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam 
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi 
seluruh rakyat Indonesia ……..
BAB 4 
1. MATERI AJAR 
2. Pengertian Pemerintahan Pusat dan Daerah 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintah, sedangkan pemerintah berasal 
dari kata perintah. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, perintah mempunyai arti perkataan 
yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu sedangkan pemerintah adalah sekelompok 
orang yang secara bersama-sama memikul tanggungjawab terbatas untuk menggunakan 
kekuasaan memerintah sesuatu negara (daerah-negara) atau badan yang tertinggi yang 
memerintah sesuatu negara (seperti kabinet merupakan suatu pemerintah). Bagaimana dengan 
pengertian dari pemerintahan? 
Pemerintahan atau “goverment” menurut C.F. Strong adalah organisasi dalam mana 
dilektakkan hak untuk melaksanakan kekuasaan berdaulat atau tertinggi. Pemerintah (an) 
dalam arti luas merupakan sesuatu yang lebih besar dari pada suatu badan atau kementrian-kementrian. 
Pemerintah (an), diberi tanggungjawab meningkatkan kesejahteraan rakyat, 
pemeliharaan perdamaian dan keamanan negara, didalam atau pun diluar, pemerintah (an) 
harus memiliki kekuasaan militer atau pengawasan atas angkatan bersenjata: kekuasaan 
legislatif atau sarana pembuatan hukum; kekuasaan keuangan yaitu kesanggupan memungut 
uang yang cukup untuk membayar biaya mempertahankan negara dan menegakkan hukum 
yang dibuatna atas nama negara. Dengan demikian, pemerintahan mempunyai 
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan kehakiman yang disebut tiga cabang pemerintahan. 
S.E. Finner neyatakan istilah “goverment” mempunyai empat arti yaitu sebagai 
berikut: 
1. Menunjukkan kegiatan atau proses memerintah, yaitu melaksanakan kontrol atas pihk lain ( 
the activity or the process of governing). 
2. Menunjukkan masalah-masalah ( hal ikhawal) megara dalam kegiatan atau proses di atas 
dijumpai (state of affairs). 
3. Menunjukkan orang-orang ( maksudnya pejabat-pejabat) yang dibebani tugas-tugas untuk 
memerintah (people charged with the duty of governing). 
4. Menunjukkan cara, metode atau sistem dengan mana suatu masyarakat tertentu di perintah 
(the manner, method or system by which a particular society is governed). 
Berdasarkan hukum Tatanegara Republik Indonesia (UUD 1945) pemerintah itu adalah 
presiden, Wakil presiden dengan menteri-menteri negara. Hal yang demikian ini juga berlaku 
bagi negara-negara pada umumnya, baik yang menganut sistem presidensial maupun
parlementer. Pemerintah merupakan salah satu unsur konstitutif negara. Peran pemerintah 
antara lain sebagai organisasi yang mengatur dan memimpin negara, menegakkan hukum dan 
memberantas kekacauan, mengadakan perdamaian dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan 
yang bertentangan. Tanpa pemerintahan tidak mungkin negara itu berjalan secara 
baik. 
1. Pengertian Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah 
Setiap negara selalu berupaya meningkatkan kesejahteraan warga negaranya melalui 
penyelenggaran pemerintahan yang baik, walau tidak selalu berhasil. Disisi lain, wilayah suatu 
negara cenderung sangat luas, dan jumlah warga negaranya sangat banyak. Demi keefektifan 
dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik untuk mewujudkan tujuan 
negara, dilakukanlah distribusi kewenangan dan kekuasaan dalam bentuk pembagian wilayah 
penyelenggaraan pemerintahan menjadi berapa daerah. 
Berdasarkan ketentuan pasal 18 Ayat 1 dan 2, Negara Kesatuan Republik Indonesia dikenal 
adanya pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Pemerintahan pusatsebagai 
penyelenggara kegiatan pemerintahan secara nasional yang berpusat di ibukota negara, 
sedangkan pemerintahan daerah terdiri dari pemerintahan provinsi, dan pemerintahan 
provinsi terbagi atas pemerintahan daerah, kabupaten dan kota. 
Berdasarkan UU RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dalam pasal 1 
disebutkan bahwa pemerintah pusat adalah presiden RI yang memeng kekuasaan pemerintahan 
negara RI sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara RI tahun 1945. Sedangkana yang 
dimaksud dengan pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerinahan oleh 
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip 
otonomi seluas-uasnya dalam sistem dan prinsip NKRI ebagaimana dimaksud dalam UUD RI 
1945.pemerintah daerah menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 terdiri dari gubernur bupati atau 
walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Setiap daerah 
provinsi daerah kabupaten dan daerah kota mempunyai peerintahan daerah yang diatur dengan 
UU. Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri 
urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. 
Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 tugas pemerintah adalah penugasan dari pemerintah 
kepada daerah dan atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten atau kota dan atau 
desa serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas 
tertentu. 
Asas-asas dalam penyelenggaran pemerintahan yang baik atau “Good Goverment” 
(Pusat dan Daerah) yaitu sebagai berikut: 
No Asas-asas Good Penjelasan Contoh
Governance 
1. Kepastian hukum 
Apapun yang dialkukan 
pemerintah daerah 
haruslah berdasarkan 
hukum yang berlaku 
2. 
Tertib 
penyelenggaraan 
negara 
Penyelenggaraan 
pemerintah daerah harus 
dilaksanaan sesuai dengan 
tertib administrasi negara 
3. Kepentingan umum 
Apapun yang dilakukan 
pemerintah daerah 
haruslah untuk 
kepentingan umum 
4. Keterbukaan 
Masyarakat harus tau apa 
yang dilakukan oleh 
pemerintahnya dan tidak 
boleh ditutup-tutupi 
5. Proposionalitas 
Penyelenggaraan negara 
harus seimbang, tidak 
boleh berat sebelah 
6. Profesionalitas 
Penyelenggaraan 
pemerintah daerah harus 
dilakukan oleh orang yang 
ahli dibidang masing-masing 
7. Akuntabilitas 
Pemerintah harus bisa 
mempertanggungjawabkan 
tindakannya kepada 
masyarakat 
8. Efisiensi 
Penyelenggaraan 
pemerintah daerah harus 
bisa dijalankan dengan 
baik dengan waktu, dana 
dan tenaga seminimal
mungkin 
9. Efektivitas 
Penyelenggaraan 
pemerintah daerah hatus 
dilaksanakan dengan 
sebaik-baiknya dalam 
mewujudkan tujuan. 
1. Hubungan pemerintahan pusat dan daerah 
Berdasarkan ketentuan dalam aturan perundangan yang berlaku di negara kesatuan Republik 
Indonesia, penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dibagi dan diserahkan kepada daerah utnuk 
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi daerah dan tugas 
pembantuan. 
Otonomi adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus 
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan 
perundang-undangan. Sedangkan tugas pembantuan adalah penugasan dari pemrintah (pusat) 
kepada daerah dan/atau desa dari pemerintahan provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau 
desa dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. 
Walaupun pemerintahan daerah memiliki tnomi yang seluas-luasnya, dalam menyelenggarakan 
urusan pemerintahan masih memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dengan 
pemerintahan daerah lainnya. Pasal 2 (5) UU No. 32 Tahun 2004 menegaskan bahwa hubungan 
antara pemerintah pusat dan daerah meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan 
umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang dilaksanakan secara adil 
dan selaras. 
Selanjutnya dalam ayat 7 ditegaskan bahwa hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, 
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi 
dan kewilayahan antar susunan pemerintahan. 
Berdasarkan hal tersebut, hubungan dan pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah dapat 
dilihat dari dua aspek, yaitu hubungan struktural dan fungsional. Hubungan struktural antara 
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah menyangkut keduanya dalam sistem dan 
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, sedangkan hubungan funsional menyangkut atas 
pembagian tugas dan kewenangan yang harus djalankan oleh pemerintahan pusat dan daerah 
dalm rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik. 
1. Hubungan struktural pemerintahan pusat dan daerah 
Secara struktural pemerintah pusat merupakan penyelenggara urusan pemerintahan ditingkat 
nasional. Dalam hal ini presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan NKRI sebagaimana
ketetntuan yang terdapat pada UUD 1945. Sedangkan pemerintahan daerah merupakan 
penyelanggara urusan pemerintahan didaerah masing-masing bersama-sama DPRD menurut 
asas otonomi dan tugas pembantuan dalam sistem dan prinsip NKRI. Pelaksanaan pemerintah 
daerah mengacu pada UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan UU Nomor 33 
Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antar pusat dan daerah. 
Pemerintah desa adalah pemerintahan yang terdiri atas pemerintah desa dan badan 
permusyawaratan desa atau BPD yaitu kepala desa dan perangkat desa (sekretaris desa dan 
perangkat desa lainnya). Berdasarakan UU Nomor 32 Tahun 2004 yang dimaksud desa adalah 
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk 
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat 
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI. 
Secara struktural Presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam penyelenggaraan 
pemerintahan ditingkat nasional, sedangkan kepala daerah (provinsi atau kabupaten/kota) 
merupaka penyelenggara pemerintahan diwilayah darha masing-masing, sesuai dengan prinsip 
otonomi seluas-uasnya. 
Dapat diketahui secara struktural kepala daerah kabupaten/kota tidak emmiliki garis struktural 
dengan pemerintahan provinsi dan pemerintahan pusat karena memiliki otonomi seluas-luasnya. 
2. Hubungan fungsional pemerintahan pusat dan daerah 
Hubungan fungsional menyangkut atas pembagian tugas dan kewenangan yang harus 
dijalankan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan 
yang baik “Good Goverment”. Pembagian tugas, wewenang dan kewajiban pemerintahan daerah 
pada dasarnya ditunjukkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 
Hubungan fungsional antara pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerha provinsi 
kabupaten dan kotta atau antara provinsi dengan kabupaten dan kota telah diatur dalam UU 
dengan memperhatikan dengan memperhatikan kekhususan dengan keragaman daerah. 
Hubungan fungsional tersebut menyangkut tentang tugas dan kewenangan antara pemerintah 
pusat dan daerah. 
1. Otonomi Daerah 
Berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan tersebut diketahui bahwa pemerintah 
daerah provinsi, pemerintahan daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus urusan 
pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintaha daerah menjalankan 
otonomi seluas-luasnya kecuali urusan yang oleh UU ditentukan oleh urusan pemerintah pusat.
Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan lain untuk 
melaksanakan otonomi dan tugas embantuan. 
Dalam pelaksanakan otonomi daerah negara mengakui dan menghormati persatuan kesatuan 
masyarakat hukum, adat, beserta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai 
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip NKRI. Dengan diberikannya otonomi pada 
daerah pemerintah daerah bisa meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, 
mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan, dan pemerataan serta memilihara hubungan 
yang serasi antar pusat dan daerah dalam menjaga keutuhan NKRI. 
Hak dan kewajiban daerah otonom 
Hak dan Kewajiban Daerah 
Otonom Kewenangan Daerah Otonom 
1. Megatur dan mengurus sendiri 
urusan pemerintahannya 
2. Memilih pemimpin daerah 
3. Mengelola peraturan daerah 
4. Mengelola kekayaan daerah 
5. Memungut pajak daerah dan 
retribusi daerah 
6. Mendapatkan bagi hasil dari 
pengelolaan sumber daya alam 
dan sumber-sumber pendapatan 
lain yang sah 
7. Mendapatkan hak lainnya yang 
diatur dalam peraturan 
perundang-undangan 
8. Melindungi masyarakat 
9. Menjaga persatuan, kesatuan dan 
kerukunan nasional serta 
keutuhan NKRI 
10. Meningkatkan kualitas kehidupan 
masyarakat 
11. Mengembangkan kehidupan 
demokrasi 
12. Mewujudkan keadilan dan 
pemerataan 
13. Meningkatkan pelayanan dasar
pendidikan 
14. Menyediakan fasilitas pelayanan 
kesehatan 
15. Menyediakan fasilitas sosial dan 
fasilitas umum yang layak 
16. Mengebangkan sistem jaminan 
sosial 
17. Menyususn perencanaan dan tata 
ruang daerah 
18. Mengembangkan sumber daya 
produltif didaerah 
19. Melestarikan lingkungan hidup 
20. Mengelola administrasi kehidupan 
21. Melestarikan nilai sosial budaya 
22. Membentuk dan menerapkan 
peraturan perundang-undangan 
sesuai dengan kewenangannya 
23. Kewajiban lain yang diatur dalam 
peraturan perundang-undangan 
Pembagian Tugas dan Wewenang Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah 
Dalam bab III (tentang Pembagian Urusan Pemerintahan), Pasal10 UU No. 32 Tahun 2004 
disebutkan bahwa tugas dan wewenang yang menjadi urusan pemerintahan pusat dan daerah 
adalah sebagai berikut: 
Ayat (1) Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi 
kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukan 
menjadi urusan Pemerintah. 
Ayat (2) Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah 
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya 
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi 
dan tugas pembantuan. 
Ayat (3) Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada 
ayat (1) meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, 
dan agama.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat diluar 
urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud diatas, dapat dilakukan dengan cara sebagai 
berikut: 
1. Menyelenggarakan sendiri sebagai urusan pemerintahan. 
2. Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada gubernur selaku wakil pemerintah. 
3. Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah dan/pemerintahan desa 
berdasarkan asas tugas pembantuan. 
4. Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai sumber pendanaan, 
pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang 
5. 
Peran pemerintah pusat dalam kerangka otonomi daerah serta untuk mencapai tujuan 
menciptakan kesejahteraan rakyat adalah sebgai berikut: 
1. melakukan pembinaan, dengan memberikan pedoman, seperti dalam penilaian, 
pengembangan, perencanaan dan pengawasan. 
2. Memberikan standar, arahan, bimbingan, pelatihan, supervisi, pengendalian, koordinasi, 
pemantauan dan evaluasi. 
3. Memberikan fasilitas, yaitu berupa pemberian peluang kemudahan, bantuan dan dorongan 
kepada daerah agar dalam melaksanakan otonomi daerah dapat dilakukan secara efisien 
dan efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 
 Kewenangan Bidang Keuangan 
Hubungan antara pemerintahan pusat dengan daerah dalam bidang keuangan ditegaskan 
dalam UUD 1945 bahwa “hubungan keuangan”, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya 
alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan 
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang {Pasal 18A (2)}. 
Undang-undang yang mengatur hubungan kewenangan antara pemerintahan pusat dan daerah 
saat ini adalah UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara pusat dan 
Pemerintahan Daerah. Berdasarkan undang-undang tersebut ditegaskan adanya perimbangan 
keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah diantaranya sebagai berikut: 
 Perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintahan daerah merupakan suatu 
sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas desentralisasi, 
dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. 
 Pemberian sumber keuangan negara kepada pemerintahan daerah dalam rangka 
pelaksanaan desentralisasi didasarkan atas peneyarahan tugas oleh pemerintah kepada 
pemerintah daerah dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal. 
 Kewenangan Bidang Politik
Dalam otonomi daerah, rakyat diberi kesempatan memilih langsung kepala daerahnya dan 
wakil rakyat di daerah (anggota DPRD). Kepala daerah yang terpilih juga bukan penguasa 
tunggal karena ia harus bertanggung jawab kepada DPRD, jika melanggar peraturan, DPRD bisa 
memberhentikannya. 
 Kewenangan Bidang Administrasi 
Dalam otonomi daerah, kewenangan di bidang administrasi adalah sebagai berikut: 
 Menyangkut keuangan, pemerintah pusat memberikan uang kepada daerah, dan daerah 
mengelolanya untuk kepentingan-kepentingan organisasinya. Uang itu merupakan hasil 
pendapatan negara daari sumber daya alam, pajak dan bukan pajak. 
 Daerah otonom juga melaksanakan kewenangan dalam bidan pelayanan publik seperti: 
kesehatan, pendidikan, pertanian, pekerjaan umum, perhubungan, agama, pertambangan 
dan lain-lain. 
 Daerah otonom juga diperbolehkan membuat peraturan daerah dan mengusahakan sumber 
dana daerah melalui pembukaan dan promosi taman wisata agro-bahari, pengembangan 
industri, pengembangan budaya dan kesenian asli daerah, pengelolaan sumber daya alam 
dan lain-lain. 
 Otonom daerah dijalankan oleh pemerintah daerah selaku badan eksekutif daerah dan 
DPRD sebagai badan legislatif daerah. 
UU No. 32 Tahun 2004 juga mejelaskan tugas dan wewenang Kepala Daerah, yaitu sebagai 
berikut: 
 Mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
 Memegang teguh pancasila dan UUD 1945. 
 Menghormati kedaulatan rakyat. 
 Menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan. 
 Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. 
 Memelihara ketentraman dan keterlibatan masyarakat. 
 Mengajukan rencana peraturan daerah kepada DPRD. 
Sedangkan DPRD,sebagai bagian dari pemerintahan daerah mempunyai tugas dan wewenang 
sebagi berikut: 
 Bersama gubernur, bupati, atau walikota membentuk peraturan daerah. 
 Bersama gubernur, bupati, atau walikota membentuk dan menetapkan anggaran 
pendapatan dan belanja daerah. 
 Melakukan pengawasan. 
1. Pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya.
2. Pelaksanaan keputusan gubernur, bupati dan walikota. 
3. Pelaksanaan anggaran pendapatan belanja daerah. 
4. Kebijakan pemerintah daerah. 
5. Pelaksanaan kerja sama internasional di daerah. 
6. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah terhadap rencana perjanjian 
internasional yang menyangkut kepentingan daerah. 
 Menampung dan menindak lanjuti aspirasi daerah dan masyarakat. 
Sedangkan yang merupakan kewajiban DPRD adalah: 
 Mempertahankan dan memelihara keutuhan negara Kesatuan Republik Indonesia. 
 Mengamalkan Pancasila dan UUD 1945, serta mentaati segala peraturan perundang-undangan. 
 Membina demokrasi dalam menyelenggarakan pemerintah daerah. 
 Meningkatkan kesejahteraan rakyat di daerah berdasarkan demokrasi ekonomi. 
 Memperhatikan dan menyalurkan aspirasi, menerima keluhan dan pengaduan masyarakat 
serta memfasilitasi tindak lanjut penyelesaian
BAB 5 
Pengertian Hukum 
Hukum sebenarnya adalah bagian dari norma yang berlaku bagi masyarakat kita yaitu norma hukum. 
Selain norma hukum kita juga mengenal norma agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan. Norma 
hukum tentunya berbeda dengan norma-norma lainnya yang kemudian norma hukum tersebut disebut 
sebagai hukum. 
1. Pengertian Hukum 
dari beberapa pendapat para pakar tentang pengertian hukum tersebut, dapat disimpulkan 
bahwa : 
 Hukum memiliki unsur perintah dan larangan
 Hukum merupakan kaidah atau norma yang harus ditaati yang bersifat memaksa. 
Bagi yang melanggar tentunya akan mendapatkan sanksi. Sanksi adalah suatu akibat yang 
diterima apabila melakukan perbuatan yang melanggar dari pihak yang berwajib menegakan 
pelaksanaan hukum. 
Menurut Pasal 10 KUHP, macam-macam sanksi : 
Sanksi pokok terdiri dari: 
1) Hukuman mati 
2) Penjara 
3) Kurungan serta denda 
Sanksi tambahan terdiri dari: 
1) Pencabutan hak-hak tertentu 
2) Perampasan barang-barang tertentu 
3) Pengumuman keputusan hakim 
2. Asas dan tujuan hukum 
Asas hukum terdiri atas dua, yaitu 
a. Asas hukum umum, yaitu asas yang berhubungan dengan keseluruhan bidang hukum. 
b. Asas hukum khusus, yaitu asas yang berlaku dalam lapangan hukum tertentu. 
Dalam literatur hukum dikenal ada dua teori tentang tujuan hukum yaitu teori etis dan utilites. 
Teori etis mendasarkan pada etika sedang menurut teori utilitis hukum bertujuan semata-mata 
untuk mencapai keadilan. 
B. Penggolongan Hukum 
1. Hukum berdasarkan sumbernya, misalkan undang-undang, kebiasaan, traktat, dan 
yurisprudensi. 
2. Hukum berdasarkan tempat berlakunya. Dibedakan menjadi hukum lokal, hukum 
nasional dan hukum internasional 
3. Hukum berdasarkan waktu berlakunya. Terbagi atas hukum positif (ius constitutum) dan 
hukum dicitakan (ius constituendum). 
4. Hukum berdasarkan isinya. Dibagi atas hukum perdata atau privat dan hukum publik. 
5. Hukum berdasarkan cara mempertahankannya. Terbagi atas hukum material dan hukum 
formil. Hukum material memuat peraturan yang mengatur hubungan dan kepentingan yang 
berwujud perintah dan larangan, misalnya hukum pidana, hukum perdata, hukum dagang. 
Sedangkan hukum formil yaitu hukum yang mengatur cara bagaimana mempertahankan 
berlakunya hukum material, misalnya bagaimana cara mengajukan tuntutan, cara hakim 
mengambil keputusan . 
6. Hukum berdasarkan bentuk dan wujud. Terbagi atas hukum tertulis dan hukum tidak 
tertulis. 
7. Hukum berdasarkan sanksi atau sifat. Terbagai atas hukum yang sifatnya mengatur dan 
hukum yang sifatnya memaksa. 
C. Sistem Hukum di Indonesia
Pasal 1 Ayat (3) menjelaskan “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Karena itu untuk mewujudkan 
sebagai negara hukum maka segala penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara didasarkan 
pada hukum. Sayangnya Indonesia belum secara keseluruhan memiliki hukum nasional yang dibuat oleh 
bangsa sendiri. Untuk menjaga agar tidak terjadi kekosongan hukum, maka hukum di Indonesia masih 
menggunakan hukum-hukum warisan kolonial yang disesuaikan dengan keadaan hukum di Indonesia 
atau sesuai dengan UUD 1945. Seperti yang tertulis dalam Pasal 1 aturan peralihan UUD 1945 yang 
berbunyi “ Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan 
yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini”. Hukum nasional yang merupakan warisan dari zaman 
kolonial, antara lain: 
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) 
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) 
3. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) 
Hukum Pidana yang berlaku di Indonesia telah dilakukan kodifikasi. Sebagian besar dari aturan-aturan 
pidana telah disusun dalam suatu kitab undang-undan, yaitu KUH Pidana. Sebagian lagi tersebar dalam 
berbagai peraturan perundang-undangan, seperti peraturan lalu lintas, peraturan tentang tindak pidana 
terorisme. Selain sudah dikodifikasi, hukum pidana kita juga telah diunifikasi. Tujuan hukum positif 
Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang berbunyi “untuk membentuk suatu 
pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah 
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut 
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 
Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam pembukaan Undang 
Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan 
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam 
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat 
Indonesia. 
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Indonesia 
D. Lembaga-Lembaga Peradilan 
1. Peradilan Umum Badan peradilan yang mengadili rakyat Indonesia pada umumnya atau 
rakyat sipil. Peradilan umum sering disebut juga peradilan sipil. 
2. Peradilan Agama Merupakan peradilan agama islam, yang memeriksa dan memutuskan 
sengketa antara orang – orang yang beragama islam. 
3. Peradilan Militer Peradilan yang mengadili anggota TNI baik angkatan darat, angkatan 
laut maupun angkatan udara. 
4. Peradilan Tata Usaha Negara Badan peradilan yang mengadili perkara-perkara yang 
berhubungan dengan administrasi pemeintah.
HAM DUNIA
HAM DUNIA

More Related Content

What's hot

Makalah
MakalahMakalah
Makalahkujays
 
Tugas pp kn hak asasi manusia
Tugas pp kn hak asasi manusiaTugas pp kn hak asasi manusia
Tugas pp kn hak asasi manusiaNadia Santosa
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusiadichasenja
 
Makalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan hamMakalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan hamPutri Sanuria
 
Bab 5 HAM kelas 8 SMP KITA SEMUA SEDERAJAT DAN BERSAUDARA
Bab 5 HAM kelas 8 SMP KITA SEMUA SEDERAJAT DAN BERSAUDARABab 5 HAM kelas 8 SMP KITA SEMUA SEDERAJAT DAN BERSAUDARA
Bab 5 HAM kelas 8 SMP KITA SEMUA SEDERAJAT DAN BERSAUDARArframadhan
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang hamMakalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang hamSentra Komputer dan Foto Copy
 
Perkembangan Konsep Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Perkembangan Konsep Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di IndonesiaPerkembangan Konsep Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Perkembangan Konsep Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di IndonesiaYogyakarta State University
 
Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)
Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)
Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)fikri asyura
 
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi ManusiaPemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi ManusiaMade Lisando
 
Makalah Rule of law_dan_hak_asasi_manusia_tugas
Makalah Rule of law_dan_hak_asasi_manusia_tugasMakalah Rule of law_dan_hak_asasi_manusia_tugas
Makalah Rule of law_dan_hak_asasi_manusia_tugasGuru Ades Marsela
 

What's hot (17)

PKMakaah ham
PKMakaah hamPKMakaah ham
PKMakaah ham
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ham kelas x
Ham kelas xHam kelas x
Ham kelas x
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
 
123
123123
123
 
Tugas pp kn hak asasi manusia
Tugas pp kn hak asasi manusiaTugas pp kn hak asasi manusia
Tugas pp kn hak asasi manusia
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
 
hak-asasi-manusia
hak-asasi-manusiahak-asasi-manusia
hak-asasi-manusia
 
Makalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan hamMakalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan ham
 
Bab 5 HAM kelas 8 SMP KITA SEMUA SEDERAJAT DAN BERSAUDARA
Bab 5 HAM kelas 8 SMP KITA SEMUA SEDERAJAT DAN BERSAUDARABab 5 HAM kelas 8 SMP KITA SEMUA SEDERAJAT DAN BERSAUDARA
Bab 5 HAM kelas 8 SMP KITA SEMUA SEDERAJAT DAN BERSAUDARA
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang hamMakalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
 
Perkembangan Konsep Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Perkembangan Konsep Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di IndonesiaPerkembangan Konsep Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Perkembangan Konsep Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia
 
Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)
Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)
Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)
 
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi ManusiaPemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
 
Makalah Rule of law_dan_hak_asasi_manusia_tugas
Makalah Rule of law_dan_hak_asasi_manusia_tugasMakalah Rule of law_dan_hak_asasi_manusia_tugas
Makalah Rule of law_dan_hak_asasi_manusia_tugas
 

Similar to HAM DUNIA

4.ham dian 127855 copy
4.ham dian 127855   copy4.ham dian 127855   copy
4.ham dian 127855 copyDian Indriani
 
Mendeskripsikan HAM (PKn)
Mendeskripsikan HAM (PKn)Mendeskripsikan HAM (PKn)
Mendeskripsikan HAM (PKn)Mifta Finanti
 
Bab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKN
Bab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKNBab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKN
Bab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKNIchsan Maulana
 
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT HUKUM DAN HUKUM ISLAM_PROF SU...
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT HUKUM DAN HUKUM ISLAM_PROF SU...MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT HUKUM DAN HUKUM ISLAM_PROF SU...
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT HUKUM DAN HUKUM ISLAM_PROF SU...LusitaLg
 
Pendidikan Pancasila - Hak Asasi Manusia Berdasarkan UUD’ 45 dan Pancasila
Pendidikan Pancasila - Hak Asasi Manusia Berdasarkan  UUD’ 45 dan PancasilaPendidikan Pancasila - Hak Asasi Manusia Berdasarkan  UUD’ 45 dan Pancasila
Pendidikan Pancasila - Hak Asasi Manusia Berdasarkan UUD’ 45 dan PancasilaExa Purnama
 
Negara Hukum Rule of Law dan HAM (Slide 9).ppt
Negara Hukum Rule of Law dan HAM (Slide 9).pptNegara Hukum Rule of Law dan HAM (Slide 9).ppt
Negara Hukum Rule of Law dan HAM (Slide 9).pptAnggaHermawan28
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaNakano
 
Hak asasi manusia_Presentasi PKn
Hak asasi manusia_Presentasi PKnHak asasi manusia_Presentasi PKn
Hak asasi manusia_Presentasi PKnKhansa Hanun
 
Sejarah internasional hak asasi manusia
Sejarah internasional hak asasi manusiaSejarah internasional hak asasi manusia
Sejarah internasional hak asasi manusiaDoan Gabriel Silalahi
 

Similar to HAM DUNIA (20)

Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia (HAM)Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia (HAM)
 
Makalah hak asasi manusia (3)
Makalah hak asasi manusia (3)Makalah hak asasi manusia (3)
Makalah hak asasi manusia (3)
 
Makalah hak asasi manusia (2)
Makalah hak asasi manusia (2)Makalah hak asasi manusia (2)
Makalah hak asasi manusia (2)
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
4.ham dian 127855 copy
4.ham dian 127855   copy4.ham dian 127855   copy
4.ham dian 127855 copy
 
Makalah ham (2)
Makalah ham (2)Makalah ham (2)
Makalah ham (2)
 
Mendeskripsikan HAM (PKn)
Mendeskripsikan HAM (PKn)Mendeskripsikan HAM (PKn)
Mendeskripsikan HAM (PKn)
 
Bab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKN
Bab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKNBab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKN
Bab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKN
 
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT HUKUM DAN HUKUM ISLAM_PROF SU...
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT HUKUM DAN HUKUM ISLAM_PROF SU...MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT HUKUM DAN HUKUM ISLAM_PROF SU...
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT HUKUM DAN HUKUM ISLAM_PROF SU...
 
Pendidikan Pancasila - Hak Asasi Manusia Berdasarkan UUD’ 45 dan Pancasila
Pendidikan Pancasila - Hak Asasi Manusia Berdasarkan  UUD’ 45 dan PancasilaPendidikan Pancasila - Hak Asasi Manusia Berdasarkan  UUD’ 45 dan Pancasila
Pendidikan Pancasila - Hak Asasi Manusia Berdasarkan UUD’ 45 dan Pancasila
 
Negara Hukum Rule of Law dan HAM (Slide 9).ppt
Negara Hukum Rule of Law dan HAM (Slide 9).pptNegara Hukum Rule of Law dan HAM (Slide 9).ppt
Negara Hukum Rule of Law dan HAM (Slide 9).ppt
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
Hak asasi manusia_Presentasi PKn
Hak asasi manusia_Presentasi PKnHak asasi manusia_Presentasi PKn
Hak asasi manusia_Presentasi PKn
 
Sejarah internasional hak asasi manusia
Sejarah internasional hak asasi manusiaSejarah internasional hak asasi manusia
Sejarah internasional hak asasi manusia
 

More from fhnx

Video editing@
Video editing@Video editing@
Video editing@fhnx
 
Cara instalasi adobe premier pro 1
Cara instalasi adobe premier pro 1Cara instalasi adobe premier pro 1
Cara instalasi adobe premier pro 1fhnx
 
Webpage maker part 1
Webpage maker part 1Webpage maker part 1
Webpage maker part 1fhnx
 
Front page part 3
Front page part 3Front page part 3
Front page part 3fhnx
 
Front page part 2
Front page part 2Front page part 2
Front page part 2fhnx
 
Front page part 1
Front page part 1Front page part 1
Front page part 1fhnx
 
Html dasar
Html dasarHtml dasar
Html dasarfhnx
 
Pengenalan pascal
Pengenalan pascalPengenalan pascal
Pengenalan pascalfhnx
 
Smst 2
Smst 2Smst 2
Smst 2fhnx
 
Mulok kls 1 smt 1
Mulok kls 1 smt 1Mulok kls 1 smt 1
Mulok kls 1 smt 1fhnx
 
Materi p kn kelas xii
Materi p kn kelas xiiMateri p kn kelas xii
Materi p kn kelas xiifhnx
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11fhnx
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10fhnx
 
Buku x bab 5
Buku x bab 5Buku x bab 5
Buku x bab 5fhnx
 
Buku x bab 4
Buku x bab 4Buku x bab 4
Buku x bab 4fhnx
 
Buku x bab 3
Buku x bab 3Buku x bab 3
Buku x bab 3fhnx
 
Buku x bab 1
Buku x bab 1Buku x bab 1
Buku x bab 1fhnx
 
Buku x bab 2
Buku x bab 2Buku x bab 2
Buku x bab 2fhnx
 
Kelas 2 s2
Kelas 2 s2Kelas 2 s2
Kelas 2 s2fhnx
 
Kelas 2
Kelas 2Kelas 2
Kelas 2fhnx
 

More from fhnx (20)

Video editing@
Video editing@Video editing@
Video editing@
 
Cara instalasi adobe premier pro 1
Cara instalasi adobe premier pro 1Cara instalasi adobe premier pro 1
Cara instalasi adobe premier pro 1
 
Webpage maker part 1
Webpage maker part 1Webpage maker part 1
Webpage maker part 1
 
Front page part 3
Front page part 3Front page part 3
Front page part 3
 
Front page part 2
Front page part 2Front page part 2
Front page part 2
 
Front page part 1
Front page part 1Front page part 1
Front page part 1
 
Html dasar
Html dasarHtml dasar
Html dasar
 
Pengenalan pascal
Pengenalan pascalPengenalan pascal
Pengenalan pascal
 
Smst 2
Smst 2Smst 2
Smst 2
 
Mulok kls 1 smt 1
Mulok kls 1 smt 1Mulok kls 1 smt 1
Mulok kls 1 smt 1
 
Materi p kn kelas xii
Materi p kn kelas xiiMateri p kn kelas xii
Materi p kn kelas xii
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10
 
Buku x bab 5
Buku x bab 5Buku x bab 5
Buku x bab 5
 
Buku x bab 4
Buku x bab 4Buku x bab 4
Buku x bab 4
 
Buku x bab 3
Buku x bab 3Buku x bab 3
Buku x bab 3
 
Buku x bab 1
Buku x bab 1Buku x bab 1
Buku x bab 1
 
Buku x bab 2
Buku x bab 2Buku x bab 2
Buku x bab 2
 
Kelas 2 s2
Kelas 2 s2Kelas 2 s2
Kelas 2 s2
 
Kelas 2
Kelas 2Kelas 2
Kelas 2
 

HAM DUNIA

  • 1. Bab 1 A. pengertian Hak Asasi Manusia Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia merupakan anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hak asasi manusia disebut hak dasar. Hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan hak yang dimiliki manusia yang melekat (inheren) padanya karena dia adalah manusia. Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan dengan segala harkat dan martabatnya yang tinggi. Hal itulah yang membedakannya dengan makhluk lain. Hak asasi manusia ini sifat-sifatnya mendasar dan fundamental. Dalam arti, pelaksanaannya mutlak diperlukan agar manusia dapat berkembang sesuai dengan harkat, martabat, dan cita-citanya. Hak ini juga dianggap universal, artinya dimiliki semua manusia tanpa membedakan bangsa, ras, agama, dan jenis kelamin. Munculnya hak asasi manusia dilandasi oleh dua pemikiran. Kedua landasan itu adalah sebagai beikut : 1. Landasan langsung dan pertama, yaitu kodrat manusia adalah sama derajat dan martabatnya. Semua manusia adalah sama derajat dan martabatnya. Semua manusia adalah sederajat tanpa membedakan ras, agama, suku dan bahasa. 2. Landasan kedua dan lebih dalam, yaitu Tuhan menciptakan manusia dan semua manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama. Oleh karena itu, manusia di hadapan tuhan adalah sama, kecuali amalnya. Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh set iapmanusia sebagai anugerah Tuhan yang melekat pada setiap dirimanusia sejak lahir. Dalam perwujudannya, hak asasi manusia tidakdapat dilaksanakan secara mutak karena dapat melanggar hak asasiorang lain. Memperjuangkan hak sendiri dengan mengabaikan hakorang lain, merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Kita wajibmenyadari bahwa hak-hak asasi kita selalu berbatasan dengan hak-hakasasi orang lain, karena itulah ketaatan terhadap aturan menjadipenting. Dalam berbagai dokumen ataupun pemikiran para tokoh, pengertian hak asasi manusia mungkin berbeda-beda. Tetapi, hampir semuapengertian mengarah pada suatu garis besar bahwa hak asasi manusiamerupakan hak yang melekat dalam diri manusia yang tanpa haktersebut manusia menjadi kehilangan inti keberadaan dirinya. Beberapapengertian dikemukakan oleh para tokoh atau yang terdapat dalamdokumen HAM dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. John Locke (Two Treaties on Civil Government) Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat mutlak). Karena manusia sebagai makhluk sosial, hak-hak itu akan berhadapan dengan hak orang lain, oleh sebab itu:  Hak asasi harus dikorbankan untukkepentingan masyarakat, sehingga lahir kewajiban.  Hak asasi semakin berkembang meliputiberbagai bidang kebutuhan, antara lain hak dibidang politik,ekonomi, dan sosial budaya.
  • 2. 2. Koentjoro Poerbapranoto (1976) Hak asasi adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak yangdimiliki manusia nenurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan darihakikatnya sehingga sifatnya suci. 3. UU No. 39 Tahun 1999 (Tentang Hak AsasiManusia) Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat padahakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang MahaEsa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjungtinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabatmanusia B. Macam-macam Hak Asasi Manusia Hak asasi yang kita kenal kini mencakup berbagai aspek kehidupan yang sangat penting bagi manusia. Walaupun demikian, hak-hak asasintersebut tidak dengan serta dirumuskan secara lengkap sebagaimana tercantum dalam dokumen-dokumen perlindungan terhadap HAM.Sesungguhnya pandangan tentang hak asasi manusia sangat beragamdan bersifat dinamis. Dalam hal ini faktor-faktor seperti sejarah danpandangan politik juga berpengaruh terhadap keragaman tersebut. Halini antara lain dapat kita lihat kembali pada Magna Charta (1215), Bill of Rights (1689), Declaration of Independence (1776) dan pernyataan-pernyataan lain tentang hak asasi manusia. Kelahiran dokumen-dokumen semacam itu biasanya diawali olehadanya kesadaran bahwa penindasan manusia atas manusia yang lainmerupakan sebuah tindakan penistaan nilai kemanusiaan. Kesadaransemacam itu bisa mendorong timbulnya pemberontakan, atauberkembangnya pemikiran akan kebebasan yang akhirnya tertuangdalam dokumen pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasimanusia. Declaration of Independence,misalnya, merupakanpernyataan konstitusi Amerika Serikat yang merdeka dari penjajahan;sementara Declaration des Droit de L’homme et du Citoyen adalahpengakuan terhadap hak asasi setelah terjadinya revolusi Perancis.
  • 3. Perkembangan pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasimanusia sebenarnya dapat kita lacak melalui berbagai dokumensemacam itu. Tetapi, selain dokumen-dokumen yang secara jelasmenyatakan perlindungan seperti itu, terdapat pula berbagai pemikiranpara filsuf atau pemikir politik yang menyatakan hal serupa. Berbagaipemikiran tersebut jika dirangkum menghasilkan berbagai macam hakasasi manusia yang mencerminkan martabat kemanusiaan.Berikut ini pandangan dari berbagai tokoh yang mengidentifikasimacam-macam hak asasi manusia Fokus Kita : Hak asasi manusia dalam pengertian hukum adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugerahTuhan yang dibawa sejak lahir. Ini berarti bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak asasi manusia tidak dapat dicabut oleh suatu kekuasaan. John Locke, Aristoteles, Montesquieu, J.J. Rousseau. Membagi HAM : 1. Hak kemerdekaan atas diri sendiri, 2. Hak kemerdekaan beragama, 3. Hak kemerdekaan berkumpul, 4. Hak menyatakan kebebasan warga negara dari pemenjaraan sewenang-wenang (bebas dari rasa takut), dan 5. Hak kemerdekaan pikiran dan pers Brierly Membagi HAM :  Hak mempertahankan diri ( self preservation),  Hak kemerdekaan (independence),  Hak persamaan pendapat (equality)  Hak untuk dihargai (respect),dan  Hak bergaul satu dengan lain (intercourse) Beberapa pengertian mengenai hak asasi manusia yang dikemukakanoleh para pemikir hingga abad ke- 19 masih sangat mendasar, yaitu menyangkut kemerdekaan untuk menyampaikan pendapat atau bebas dari rasa takut. Pemaknaan terhadap hak asasi manusia kemudian berkembang seiring tingkat kemajuan peradaban, hingga dewasa ini hak-hak asasi manusia mencakup beberapa bidang berikut:  Hak-hak Asasi Pribadi ( personalrights), yaitu meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasanmemeluk agama, kebebasan bergerak, dan sebagainya.  Hak-hak Asasi Ekonomi ( property rights), yaitu hak untuk memiliki, membeli, dan menjual, serta memanfaatkan sesuatu.
  • 4.  Hak-hak Asasi Politik ( politicalrights), yaitu hak ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih danmemilih dalam suatu pemilu), hak untuk mendirikan parpol, dansebagainya.  Hak-hak Asasi untuk mendapatkanperlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of legalequality).  Hak-hak Asasi Sosial danKebudayaan (social and cultural rights), yaitu meliputi hak untukmemilih pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dansebagainya.  Hak-hak Asasi manusia untukmendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan( procedural rights). Misalnya, peraturan dalam hal penahanan,penangkapan, penggeledahahan, peradilan dan sebagainya. C. Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM Pada masa lalu, banyak raja yang menyalahgunakan kekuasaan dengan melakukan penindasan terhadap rakyat. Selain itu banyak pula kerajaanatau negara yang melakukan invansi dan kemudian menjajah daerah lain. Tindakan-tindakan para penguasa yang lalim tersebut banyakmengakibatkan penderitaan pihak yang ditindas dan dijajah. Keinginan untuk merdeka dari penindasan dan penjajahan kemudian melahirkan pemberontakan terhadap kelaliman, hingga akhirnya muncul kesadaran bahwa manusia lahir dengan derajat yang sama dan hak-hak asasi sebagaianugerah Tuhan yang tidak boleh direnggut oleh pihak lain.Sebagaimana telah diuraikan di muka, perkembangan pemiki ran danupaya pemajuan, penghormatan dan penegakan hak asasi manusiasesungguhnya bersifat dinamis. Berbagai peristiwa penistaan terhadapnilai kemanusiaan yang terjadi pada masa lalu sebelumnya menyadarkanmanusia akan pentingnya perlindungan terhadap hak asasi tersebut. Tahapan perkembangan hak asasi manusia sebenarya melalui perjalananyang sangat panjang, hal ini dapat kita cermati dari berbagai peristiwamaupun dokumen yang lahir sebagai salah satu bentuk kesadaran akanpentingnya perlindungan HAM.Salah satu tonggak dalam upaya pemajuan, penghormatan danpenegakan hak asasi manusia yang telah mendapat perhatian duniainternasional, adalah ketika organisasi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia pada 1946. Langkahuntuk pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM semakin nyataketika Majelis Umum PBB mengeluarkan Deklarasi Universal Hak AsasiManusia ( Universal Declaration of Human Rights) pada 10 Desember 1948. Deklarasi ini menjadi salah satu acuan bagi negara-negara anggotaPBB untuk menyusun langkah-langkah dalam penegakan HAM. Meskidemikian, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tidak bersifat mengikatnegara-negara anggota PBB. Secara rinci, hak-hak asasi manusiatercantum dalam pembukaan dan 30 pasal yang terdapat di dalamdeklarasi tersebut. Berikut ini akan diuraikan sejarah perkembangan upaya pemajuan,penghormatan dan penegakan hak asasi manusia dari berbagai sumber atau dokumen:
  • 5.  2500s.d.1000SM (HukumHamurabi) Perjuangan Nabi Ibrahim melawankelaliman Raja Namrudyang memaksakan harus menyembah patung(berhala). Nabi Musa, memerdekakanbangsa Yahudi dari perbudakanRajaFir’aun (Mesir) agar terbebas darikewenangan-wenangan raja yang merasadirinya sebagai Tuhan. Terdapat pada masyarakat Babylonia yang menetapan ketentuan-ketentuanhukum yang menjamin keadilan bagi warganya.  600 SM Di Athena (Yunani),Solontelah menyusun undang-undang yang menjamin keadilandan persamaan bagi setiap warganya.Untuk itu dia membentuk Heliaie, yaituMahkamah Keadilan untuk melindungiorang-orang miskan dan Majelis Rakyatatau Ecdesia. Karena gagasannya inilah Solon dianggap sebagai pengajardemokrasi. Perjuangan Solon didukungoleh Parisles (tokoh negarawan Athena).  527s.d.322SM Corpus Luris Kaisar Romawi pada masaFlavius Anacius Justinianus menciptakanperaturan hukum modern yangterkodifikasi yang Corpus Luris sebagai jaminan atas keadilan dan hak asasimanusia.Pada masa kebangkitan Romawi telahbanyak lahir filsuf terkenal dengan visitentang hak asasi, seperti :Socrates dan Plato yang banyak dikenal sebagaipeletak dasar diakuinya hak-hak asasimanusia, sertaAristoteles yang mengajarkan tentang pemerintahanberdasarkan kemauan dan cita-citamayoritas warga. D. PERAN SERTA DALAM UPAYA PEMAJUAN, PENG-HORMATAN, DAN PENEGAKAN HAM DI INDONESIA Peran serta dan upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia, telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) Peran Serta Pemerintah : 1. Pada tanggal 7 Juni 1993, telah diupayakan berdirinya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). 2. Disahkannya Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia pada tanggal 13 November 1998.
  • 6. 3. Dalam amandemen UUD 1945, persoalan HAM mendapat perhatian khusus, yaitu dengan ditambahkannya Bab XA tentang Hak Asasi Manusia yang terdiri atas pasal 28 A hingga 28 J. 4. Berdirinya pengadilan HAM yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 26 tahun 2000. 5. Pembentukan Komisi Penyelidik Pelanggraan (KPP) HAM tahun 2003 yang mempunyai tugas pokok untuk menyelidiki kemungkinan terjadinya pelanggaran HAM, antara lain kasus di Tanjung Priok dan Timor-Timur. Peran Serta LSM : Berbagai LSM, telah melakukan advokasi thd para korban keja-hatan HAM, antara lain Yayasan Lembaga Bantuan Hukum In-donesia (YLBHI), Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Keke-rasan (KonTras), Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manu-sia (Elsham). Mereka berperan dalam memberikan bantuan hukum kepada korban kejahatan HAM serta menyebarluaskan pentingnya perhatian thd persoalan HAM. D. Hambatan dan Tantangan Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM di Indonesia Perkembangan HAM di Indonesia : 1. Era 1945 s.d. 1955, bangsa Indonesia banyak disibukkan oleh perjua-ngan untuk mempertahankan kemerdekaan dan terjadinya rongrongan oleh berbagai pemberontakan sehingga masalah HAM masih terabaikan. 2. Era Orde Lama (1955-1965) hingga peristiwa G 30S PKI 1965, masih terjadi krisis politik & kekacauan sosial sehingga persoa-lan HAM tidak memperoleh perhatian. 3. Era Orde Baru (1966-1998), dalam perjalanannya rezim ini ku-rang konsisten terhadap masalah HAM. Meskipun telah berhasil membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). ERA REFORMASI, TELAH BANYAK MELAHIRKAN PRODUK PERATURAN PERUNDANGAN TENTANG HAK ASASI MANUSIA : 1. Ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia 2. UU No. 5 Tahun 1998 tentang pengesahan Konven-si menentang penyiksaan dan perlakuan atau peng-hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia. 3. Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasio-nal Anti Kekerasan terhadap perempuan. 4. Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia Indonesia. 5. Inpres No. 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan penggunaan istilah pribumi dan nonpribumi dalam semua perumusan dan penyelenggaraan kebijakan, perencanaan program, ataupun pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. 6. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
  • 7. 7. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. 8. Amandemen kedua UUD 1945 (2000) Bab XA Pasal 28A-28J mengatur secara eksplisit Pengakuan dan Jaminan Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. 9. HAMBATAN PENEGAKAN HAM : Hambatan umum dalam pelaksanaan dan penegakan HAM di Indonesia :  Faktor Kondisi Sosial-Budaya  Faktor Komunikasi dan Informasi  Faktor Kebijakan Pemerintah  Faktor Perangkat Perundangan  Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement). TANTANGAN PENEGAKAN HAM : Tantangan dlm penegakan HAM di Indonesia untuk masa-masa yang akan datang, telah digagas oleh Presiden Soeharto pada saat akan menyampaikan pidatonya di PBB dalam Konfrensi Dunia ke-2 (Juni 1992) dengan judul “Deklarasi Indonesia Tentang HAM”.  Prinsip Universlitas,  Prinsip Pembangunan Nasional,  Prinsip Kesatuan Hak-Hak Asasi Manusia (Prinsip Indivisibility),  Prinsip Objektifitas atau Non Selektivitas,  Prinsip Keseimbangan,  Prinsip Kompetensi Nasional,  Prinsip Negara Hukum. F. INSTRUMEN HUKUM DAN PERADILAN HAM INTERNASIONAL Piagam PBB menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya adalah untuk menyebarluaskan dan mendorong penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan dasar bagi semua tanpa memandang perbedaan ras, jenis kelamin, bahasa, dan agama No Tahun Uraian/Keterangan 1. 1958 Lahirnya Konvensi tentang Hak-hak Politik Perempuan. 2. 1966 Covenants of Human Rights telah diratifikasi oleh negara-negara anggota PBB, isinya mencakup :  The International on Civil and Pilitical Rights, yaitu memuat tentang hak -hak sipil dan hak-hak politik pria dan wanita.  Optional Protocol, yaitu adanya kemungkinan seorang warga negara mengadukan pelanggaran hak assi kepada PBB setelah melalui upaya pengadilan di negaranya.  The International Covenant of Economic, Social and Cultural Rights, yaitu berisi syarat - syarat dan nilai-nilai bagi sistem demokrasi ekonomi, sosial, dan budaya. 3. 1976 Konvensi Internasional tentang Hak-hak Khusus. 4. 1984 Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Terhadap Wanita 5. 1990 Konvensi tentang Hak-hak Anak. 6. 1993 Konvensi Anti-Apartheid Olahraga. 7. 1998 Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yg Kejam, Tidak Manusiawi, & Merendahkan Martabat Manusia.
  • 8. 8. 1999 Konvensi Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Rasial. Sejarah mencatat bahwa dari masa ke masa, terdapat berbagai kejahatan kemanusiaan yang membawa banyak korban manusia, baik yang meninggal maupun yang dilukai hak-hak dasarnya sebagai manusia. Berikut ini adalah beberapa catatan tentang peristiwa-peristiwa pelanggaran hak asasi manusia yang sempat menjadi isu internasional. No Ngr & Th Kejadian/Peristiwa 1. Jerman 1923 Setelah kemenangan pemilu melalui Partai Buruh Jerman Sosialis, Adolf Hitler mendirikan negara totaliter. Lawan-lawan politiknya ditangkapi dan berbagai kejahatan kemanusiaan dilakukannya, dari gerakan pembasmian orang-orang Yahudi, agresi ke Austria dan Cekoslowakia (1938), hingga meletupkan Perang Dunia II dengan menyerbu Polandia (1939). 2. Uni Soviet 1979 85.000 tentara Uni Soviet, mengadakan invansi (penyerbuan) ke Kabul (Afganistan) yang mendukung pemerintahan Babrak Karmal melalui kudeta sehingga menimbulkan korban perang berkepanjangan sampai tahun 1990-an. 3. Uganda 1971 Idi Amin yang menjadi presiden Uganda pada 1971-1979 telah menjalankan pemerintahannya dengan otoriter, lalim dan penuh teror. Mulai dengan pengusiran 80.000 keturunan Asia, penangkapan semena-mena, hingga tidak kurang 300.000 orang korban pembunuhan tanpa proses peradilan. Amerika Serikat 1989 Pembantaian anak-anak, pelakunya Patrick Edward P. Ia memberondong murid SD di Cleveland (California) dengan korban 5 tewas dan 30 luka-luka. Semua korban adalah anak Asia sehingga diduga unsur rasialisme. Peristiwa serupa pernah terjadi antara tahun 1985-1988 di Alabama, Illionis, Chicago, Philadelphia, dan Florida. G. PERADILAN INTERNASIONAL HAM PBB telah membentuk komisi untuk Hak Asasi Manusia (The United Nations Commission on Human Rights).Memiliki kekuasaan untuk mengadili dan menghukum para penjahat kemanusiaan Internasional (pelanggar HAM berat). Terdiri dari 18 negara anggota, berkembang menjadi 43 anggota. Indonesia diterima tahun 1991. Cara kerja komisi PBB, sebagai berikut :  Melakukan pengkajian thd pelanggaran-pelanggaran yg dilakukan.  Seluruh temuan Komisi ini dibuat dalam Yearbook of Human Rights yang disampaikan kepada sidang umum PBB.  Setiap warga negara dan atau negara anggota PBB berhak mengadu kepada komisi ini.  Mahkamah Internasional, segera menindak lanjuti pengaduan. Hasil pengkajian/temuan, ditindaklan-juti untuk diadakan pendidikan, penahan, dan proses peradilan. BEBERAPA CONTOH PELAKSANAAN DAN PROSES PENGADILAN INTERNASIONAL YANG MENGADILI PELANGGARAN HAM :  Tahun 1987, Klaus Barbie (Nazi Jerman) dihukum seumur hidup, bersalah karena telah menyiksa 842 orang Yahudi dan partisan Perancis (343 tewas).  Februari 1993, DK PBB mengeluarkan resolusi 808 untuk mengadili para penjahat perang pelanggar HAM di bekas negara Yugoslavia yang melakukan etnic cleansing. Pemimpin yang dianggap paling bertanggung jawab adalah Slobodan Milosevic dan Ratko Mladic.  Maret 1993, Komisi HAM PBB telah mempublikasikan sebuah laporan yang menyatakan bahwa militer El Salvador bertanggung jawab atas pelanggaran HAM selama perang 12 tahun.
  • 9. BAB 2 A. PEMBUKAAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945 Piagam Jakarta Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Atas berkat Rahmat Allah Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan menyatakan kemerdekaanya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bila dip erhatikan Piagam Jakarta terdap at kalimat y ang ditandai warna merah ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Kalimat tersebut dirasa kurang tep at karena meny ebutkan agama tertentu (Islam), padahal di Indonesia terdapat bermacam-macam agama. Maka kemudian Pada sidang pertama PPKI TGL 18 Agustus 1945 rancangan UUD hasil kerja BPUPKI dibahas kembali. Kalimat di atas diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Semua itu diterima peserta sidang. Hal itu menunjukkan mereka sangat memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa. Piagam Jakarta yang telah mengalami perbaikan ini akhirnya menjadi Pembukaan (mukadimah) UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea. Berikut adalah Pembukaan (mukadimah) UUD 1945: YANG BENAR DAN SAH Pembukaan UUD 1945 "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." "Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."
  • 10. "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya." "Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang -Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :  Ketuhanan Yang Maha Esa,  kemanusiaan yang adil dan beradab,  persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,  serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." Renungkan  Mungkin Anda pernah menghafal isi Pembukaan UUD 1945. Cobalah Anda renungkan isinya. Kalau mungkin, hafallah kembali isinya.  Demikianlah Pembukaan UUD 1945 yang memuat rumusan Pancasila sebagai dasar negara, dan perubahannya setelah Piagam Jakarta  Bayangkan apa yang mungkin akan terjadi jika Pembukaan UUD 1945 itu diubah !  Ungkapkan perasaan dan pendapatmu/pandanganmu !Apakah anda akan membiarkan hal tersebut terjadi ? B. Sejarah Singkat Perumusan Pembukaan UUD NRI 1945  Jepang membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (BPUPKI-62 orang) tanggal 29 April 1945 dan dilantik 28 Mei 1945 dengan ketua : Dr. Rajiman Wedyodiningrat dan wakil ketua R. Panji Soeroso dan Ichibangase (orang Jepang) yang mulai bekerja 29 Mei 1945. Tugas BPUPKI tersebut adalah : 1. Membuat rancangan dasar negara 2. Membuat rancangan Undang-Undang Dasar  BPUPKI Melakukan 2 kali sidang, yaitu : 1) Sidang pertama tanggal 29 mei s/d 1 juni 1945, membahas Dasar Negara Indonesia antara lain dikemukakan oleh : 1) Muhammad Yamin (29 Mei 1945) yang diusulan secara lisan : a. Peri Kebangsaan b. Peri Kemanusiaan c. Peri Ketuhanan d. Peri Kerakyatan e. Kesejahteraan rakyat  Setelah berpidato Muhammad Yamin menyampaikan usulan tertulis yang terdiri dari : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia 3. Rasa Kemanusiaan Yang adil dan beradab 4. Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm permusyawaratan/perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia  2) Soepomo (31 Mei 1945 ) menyampaikan pokok-pokok 1. pikirannya sebagai berikut : 2. Paham Negara Persatuan 3. Warga negara hendaknya tunduk kepada Tuhan dan supaya ingat kepada Tuhan (Perhubungan negara dan
  • 11. agama) Sistem badan permusyawaratan 4. Ekonomi negara bersifat kekeluargaan 5. Hubungan antara bangsa yang bersifat Asia Timur Raya  3) Soekarno (1 Juni 1945) menyampaikan lima dasar negara sebagai berikut : a. Kebangsaan Indonesia b. Internasionlisme atau Peri kemanusiaan c. Mufakat atau demokrasi d. Kesejahteraan sosial e. Ketuhanan yang berkebudayaan  Namun, ketiga rumusan tersebut tidak ada yang ditetapkan sebagai dasar negara, maka dibentuklah Panitia Kecil (Panitia Sembilan) yang terdiri atas : Soekarno (ketua), Moh. Hatta, Moh. Yamin, Achmad Soebardjo, Wachid Hasyim, Agus Salim, Abdulkahar Moedzakir, Abikusno Tjokrosoejoso, AA. Maramis.  Panitia Kecil berhasil menyusun Piagam Jakarta (Jakarta Charter) nama ini diberikan oleh M. Yamin pada tgl 22 Juni 1945, yaitu dokumen yang berisikan asas dan tujuan negara Indonesia Merdeka dengan rumusan berikut : 1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan s yari’at is lam bagi pemeluk pemeluknya. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.  2) Sidang kedua tanggal 10 sampai 16 Juli 1945, Membahas rancangan Undang- Undang Dasar Negara Indonesia yang menghasilkan UUD 1945 yang terdiri dari : 1. Pembukaan UUD 1945 empat alinea yg didlmnya tercantum rumusan Pancasila. 2. Batang tubuh yg terdiri dari 16 BAB, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturan tambahan. 3. Penjelasan yang terdiri dari Penjelasan umum dan pasal demi pasal.  Dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, diputuskan : 1. Mengesahkan Pembukaan UUD 1945 2. Mengesahkan Rancangan Hukum Dasar menjadi UUD 1945 3. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Hoh. Hatta sebagai wakil presiden. 4. Sebelum terbentuknya MPR kekuasaan dijalankan oleh presiden dng bantuan Komite nasional. C. MAKNA PEMBUKAAN UUD NRI 1945 Pembukaan UUD 1945 berisi pokok pikiran pemberontakan melawan imperialisme, kolonialisme, dan fasisme, serta memuat dasar pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain daripada itu, Pembukaan UUD 1945 yang telah dirumuskan dengan padat dan khidmat dalam empat alinea, dimana setiap alinea mengandung arti dan makna yang sangat dalam, mempunyai nilai-nilai yang universal dan lestari. Mengandung nilai universal artinya mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh dunia, sedangkan lestari artinya mampu menampung dinamika masyarakat dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama bangsa Indonesia tetap setia kepada Negara Proklamasi 17 Agustus 1945. Alinea-alinea Pembukaan UUD 1945 pada garis besarnya adalah: Alinea I : terkandung motivasi, dasar, dan pembenaran perjuangan (kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan). Alinea II : mengandung cita-cita bangsa Indonesia (negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur). Alinea III : memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya (menyatakan bahwa kemerdekaan atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa). Alinea IV : memuat tugas negara/tujuan nasional, penyusunan UUD 1945, bentuk susunan negara yang berkedaulatan rakyat dan dasar negara Pancasila. Selanjutnya marilah kita uraikan satu persatu makna masing-masing Alinea Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut: Alinea pertama : “Bahwa s esungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak s esuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” Makna yang terkandung dalam Alinea pertama ini adalah menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia menghadapai masalah kemerdekaan melawan penjajah. Alinea ini mengungkapkan suatu dalil obyektif, yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, dan oleh karenanya harus ditentang dan dihapuskan agar semua bangsa di dunia ini dapat menjalankan hak kemerdekaannya sebagai hak asasinya. Disitulah letak moral luhur dari pernyataan kemerdekaan Indonesia. Selain mengungkapkan dalil obyektif, alinea ini juga mengandung suatu pernyataan subyektif , yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk membebaskan diri dari penjajahan. Dalil tersebut di atas meletakkan tugas kewajiban
  • 12. bangsa/pemerintah Indonesia untuk senantiasa berjuang melawan setiap bentuk penjajahan dan mendukung kemerdekaaan setiap bangsa. Alasan bangsa Indonesia menentang penjajahan ialah karena penjajahan itu bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Ini berarti setiap hal atau sifat yang bertentangan atau tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan juga harus secara sadar ditentang oleh bangsa Indonesia. Pendirian tersebut itulah yang melandasi dan mengendalikan politik luar negeri kita. Alinea kedua : “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah s ampailah kepada s aat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bers atu, berdaulat, adil, dan makmur” Kalimat tersebut menunjukkan kebanggaan dan penghargaan kita akan perjuangan bangsa Indonesia selama ini. Hal Ini juga berarti adanya kesadaran keadaan sekarang yang tidak dapat dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah yang kita ambil sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang. Dalam alinea ini jelas apa yang dikehendaki atau diharapkan oleh para "pengantar" kemerdekaan, ialah Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Nilai-nilai itulah yang selalu menjiwai segenap bangsa Indonesia dan terus berusaha untuk mewujudkannya. Alinea ini mewujudkan adanya ketetapan dan ketajaman penilaian : 1. Bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan; 2. Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan; 3. Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Alinea ketiga : “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuas a dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indones ia menyatakan dengan ini kemerdekaannya” Kalimat tersebut bukan saja menegaskan apa yang menjadi motivasi nyata dan materiil bangsa Indonesia, untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan motivasi spiritualnya, bahwa maksud dan tindakan menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa. Hal tersebut berarti bahwa bangsa Indonesia mendambakan kebidupan yang berkeseimbangan material dan spiritual serta keseimbangan kebidupan di dunia dan di akhirat. Alinea ini memuat motivasi spiritual yang luhur dan mengilhami Proklamasi Kemerdekaan (sejak dari Piagam Jakarta) serta menunjukkan pula ketaqwaan bangsa Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat ridho -Nyalah bangsa Indonesia berhasil dalam perjuangan mencapai kemerdekaannya, dan mendirikan negara yang berwawasan kebangsaan. Alinea keempat : “Kemudian daripada itu untuk membentuk s usunan pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan 13 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan s uatu keadilan s osial bagi s eluruh rakyat Indones ia”. Alinea ini merumuskan dengan padat sekali tujuan dan prinsip-prinsip dasar, untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka. Tujuan nasional negara Indonesia dirumuskan dengan "... Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kebidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial" Sedangkan prinsip dasar yang dipegang teguh untuk mencapai tujuan itu adalah dengan menyusun kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan PancasiIa. Dengan rumusan yang panjang dan padat ini, alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sekaligus menegaskan: 1. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya yaitu:melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial; 2. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat; 3. Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. D. Makna Pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa Indonesia Undang-Undang Dasar merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku di Indonesia, sedangkan Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk mencapai tujuannya,
  • 13. Pembukaan juga merupakan sumber dari “cita hukum” dan” cita-cita moral” y ang ingin ditegakkan baik dalam lingkungan nasional maupun dalam hubungan pergaulan bangsa-bangsa di dunia Pembukaan yang telah dirumuskan secara padat dan khidmat dalam empat alinea itu, setiap alinea kata-katanya mengandung arti dan makna yang sangat dalam, mempunyai nilai-nilai yg universal & lestari. >Universal, krn mengandung nilai-nilai yg dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh muka bumi; dan >Lestari, krn mampu menampung dinamika masyara-kat, dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama bangsa Indonesia tetap setia kepada Negara Proklamasi 17 Agustus 1945,serta bersifat tetap/permanen,tidak boleh diubah oleh siapapu;termasuk MPR hasil PEMILU,sebab merubah Pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan NKRI yang berdasarkan Pancasila. E.KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD NRI 1945 DALAM NKRI Pembukaan UUD mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa yang beradab diseluruh muka bumi. Kalimat di dalam Pembukaan UUD tersebut antara lain “Bahwa sesungguhny a kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka p enjajahan di atas dunia harus dihap uskan, karena tidak sesuai dengan p rikemanusiaan dan p rikeadilan”. Di dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 termuat unsur-unsur seperti yang diisyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum y aitu “kebulatan dari keseluruhan p eraturan hukum”. Adap un sy arat -syarat yang dimaksudkan mencakup hal-hal berikut: 1. Adanya kesatuan objek (penguasa) yang mengadakan peraturan-peraturan hukum. Hal ini terpenuhi dengan adanya suatu Pemerintah Republik Indonesia 2. Adanya kesatuan asas kerohanian yang menjadi dasar keseluruhan peraturan hukum. Hal initerpenuhi oleh adanya dasar Filsafat Negara Pancasila 3. Adanya kesatuan daerah dimana keseluruhan peraturan hukum itu berlaku, terpenuhi oleh penyebutan “seluruh tump ah darah Indonesia” 4. Adanya kesatuan waktu dimana keseluruhan peraturan hukum itu berlaku. Hal itu terpenuhi oleh penyebutan “disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Negara Indonesia” y ang berlangsung saat sejak timbulnya Negara Indonesia sampai seterusnya selama Negara Indonesia ada. Pokok kaidah negera yang fundamental menurut ilmu hukm tata Negara mempunyai beberapa unsur mut lak antara lain: 1. Dari segi terjadinya, ditentukan oleh pembentuk Negara dan terjelma dalam suatu bentuk pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk Negara untuk menjadikan hal-hal tetentu sebagai dasar Negara yang dibentuknya. 2. Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok Negara yang dibentuk sebagai berikut :  Dasar tujuan Negara (tujuan umum dan tujuan khusus).Tujuan umum, tercakup dalam kalimat untuk memajukan kesejahteraan umumdan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social. Tujuan umum ini berhubungan dengan masalah hubungan antara bangsa (hubungan luar negri) atau politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.  Tujuan khusus, tercakup dalam kaimat “melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan ehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan social bagiseluruh rakyat Indonesia. Tujuan ini bersifat khusus dalam kerangka tujuan bersama, yaitu menuju masyarakat adil dan makmur.  Ketentuan diadakannya Undang- Undang Dasar y ang tersimp ul dalam kalimat, “Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia”.  Bentuk Negara, adalah “Rep ublik y ang berkedaulatan Raky at”  Dasar filsafat Negara (asas kerohaian) p ancasila y ang tercakup dalam kalimat “….dengan berdasar kep ada : Ke-Tuhanan yang MAha Esa; Kemanusian yang adil dan beradab, PersatuanIndonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaaratan/p erwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh raky at Indonesia”. Dengan demikian, pembukaan UUD 1945 telah memenuhi syarat sebagai pokok kaidahNegara yang fundamental ( fundamental norm ). Dalam hubungannya dengan pasal-pasal UUD1945 (Batang Tubuh UUD 1945).UUD memiliki sifat -sifat sebagai berikut : 1. Karena sifatnya tertulis dan rumusannya jelas, UUD 1945 merupakan hukum positif yangmengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, dan juga mengikat setiap warga negara. 2. Membuat norma–norma, aturan–aturan serta ketentuan –ketentuan yang dapat dan harusdilaksanakan secara konstitusional.
  • 14. UUD 1945, termasuk pembukaan UUD 1945 yang dalam tertib hukum Indonesia merupakan undang –undang yang tertinggi, menjadi alat kontrol norma–norma hukum yang lebihrendah dalam hirarki tertib hukum Indonesia . 1. Pokok-pokok Pikiran Dlm Pembukaan UUD 1945  Pokok p ikiran p ertama : ”Negara – begitu bunyinya – ”melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.  Pokok p ikiran kedua : ”Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”. .  Pokok p ikiran ketiga : ”Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakayatan dan permusyawaratan/ perwakilan”.  Pokok p ikiran keemp at : ”Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. 2. Hubungan Pembukaan Dengan Batang Tubuh UUD 1945 Bahwa pokok-p okok p ikiran Pembukaan UUD 1945, merup akan ”— suasanan kebatinan dari UUD Negara Indonesia serta mewujudkan cita hukum yang menguasai hukum dasar negara, baik tertulis maupun tidak tertulis”--. Pembukan UUD 1945 mempunyai hubungan langsung dng Batang Tubuh UUD 1945, karena mengandung pokok-pokok pikiran yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal di Batang Tubuh UUD 1945. Pembukaan UUD 1945, memuat dasar falsafah negara Pancasila dan Batang Tubuh UUD 1945 yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan hal ini menjadi rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu. 3. Tata Urutan Peratutan Perundangan Yang Berlaku di Indonesia Pada awalnya tercantum di dalam TAP MPRS No.XX/MPRS/1966, Selanjutnya dikukuhkan kembali dengan TAP MPR No.V/MPR/1973, dan TAP MPR No.IX/MPR/1978. Di era reformasi, dirubah dengan keluarnya TAP MPR Nomor III/MPR/2003 a. UUD 1945 b. Ketetapan MPR c. Undang-undang d. Perpu e. Peraturan Pemerintah f. Keputusan Presiden g. Perda Tetapi dalam perjalanannya muncul UU No. 10 Tahun 2004 tentang tata urutan perundang-undangan RI sebagai berikut : a. UUD 1945 b. UU / Perpu c. Peraturan Pemerintah d. Perpres e. Perda B. Perbandingan Konstitusi Pada Negara RI dengan Negara Liberal & Negara Komunis a. Konstitusi Negara Republik Indonesia Mekanisme demokrasi Pancasila telah tercantum di dalam Penjelasan UUD 1945. Penjabaran lebih lanjut sistem Pemerintahan negara sebagai berikut : • Indonesia ialah negara yg berdasar atas hukum. • Indonesia menggunakan sistem konstitusional. • Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR. • Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi di bawah majelis. • Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. • Menteri negara adalah pembantu Presiden ; Menteri negara tdk bertanggung jawab kpd DPR. • Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Lembaga-lembaga Kenegaraan Konsepsi Konstitusi negara republik Indonesia bersumber kepada UUD 1945, dan berdasarkan Pancasila.  Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
  • 15.  Presiden  Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)  Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)  Mahkamah Agung (MA) b. Konstitusi Pada Negara Liberal Negara tidak boleh campur tangan dalam urusan pribadi, ekonomi, dan agama warganya. Negara hanya berfungsi sebagai “Penjaga Malam”, y aitu menjaga keamanan dan ketertiban individu serta menjamin kebebasan seluas-luasnya dalam memperjuangkan kehidupannya. Bentuk negara yang diidamkan aliran liberalisme adalah demokrasi parlementer dengan persamaan hak bagi seluruh rakyat di depan hukum dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia. Contoh Konstitusi di Negara Inggris. Pemerintahan negara Inggris dikenal sebagai induknya parlementaria (mother of parliament), dengan ciri-ciri :  Kekuasaan legislatif (DPR/Parlemen) lebih kuat dari kekuasaan eksekutif (Pemerintah = Perdana Menteri).  Menteri-menteri (kabinet) harus mempertanggungja-wabkan semua tindakannya kepada DPR.  Program-program kebijaksanaan kabinet harus dise-suaikan dengan tujuan politik sebagian besar anggota parlemen.  Kedudukan kepala negara (raja, ratu, pengeran, atau kaisar) hanya sebagai lambang atau simbol yang tidak dapat diganggu gugat .  Raja atau ratu sebagai pemegang tahta kerajaan, dalam pemerintahan bersifat seremonial.  Ratu memberi persetujuan resmi terhadap undang-undang yang telah disahkan oleh parlemen, tetapi tidak boleh menyatakan pendapatnya secara terbuka.  Ratu bertanggung jawab atas penunjukkan Perdana Menteri dan pembubaran parlemen sebelum masa pemilihan.  Kekuasaan dan hak-hak istimewa raja/ratu, sebenarnya tergantung pada Perdana Menteri dan Kabinetnya.  Menteri-menteri kabinet berasal dari partai mayoritas dalam Majelis Rendah (House of Commons). Sedangkan raja/ratu secara otomatis menduduki jabatan warisan dalam Majelis Tinggi (House of Lord).
  • 16. BAB 3 Bentuk dan Kedaulatan Negara Undang-Undang Dasar 1945 merupakan konstitusi bagi Negara Indonesia. Sebagai dasar hukum, UUD 1945 memegang peranan dalam mewujudkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila merupakan hukum diatas segala hukum (staats fundamental norm). Artinya UUD 1945 sebagai dasar hukum, dalam pembuatannya tidak boleh beretentangan dan harus mematuhi nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila, sebab UUD 1945 adalah hukum yang setingkat di bawah Pancasila. UUD 1945 dalam proses pelaksanaannya tidak bersifat sattis/absolut. UUD 1945 dapat diamandemen sesuai dengan keadaan dan kebutuhan negara. Bahkan soal perubahan UUD ini sudah tertuang sendiri pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 37. Menurut A.A Struycken proses lahirnya UUD 1945 sebagai konstitusi negara sudah dimulai sejak sebelum proklamasi kemerdekaan R.I. pada 29 april 1945, indonesia mendesak jepang untuk membentuk badan yang bertugas menyelidiki kemungkinan pemberian kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia sempat mengalami pergantian konstitusi negara. Indonesia pernah menjadi negara republik indonesia serikat antara 27 desember hingga 17 agustus 1950. Pada masa tersebut, konstitusi yang berlaku yaitu konstitusi RIS. Sementara itu, antara 17 agustus 1950- 5 juli 1959, konstitusi yang berlaku di indonesia adalah UUDS 1950. Setelah dekrit presiden pada 5 juli 59’, indonesia kembali ke konstitusi semula, yaitu UUD 1945 hingga sekarang. Istilah konstitusi berasal dari bahasa prancis, yaitu constitier, yang berarti membentuk. Dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa menerjemahkan constitution(dari bahasa inggris) menjadi undang-undang dasar(UUD). UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara BENTUK DAN KEDAULATAN NKRI Menurut teori modern, bentuk negara saat ini dibedakn menjadi dua, yaitu negara kesatuan (unitaris) dan negara serikat (federalis). Bentuk Negara Indonesia
  • 17. Periode 17 Agustus 1950 – sekarang Negara serikat dirasakan kurang cocok bagi Indonesia. Karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, agama, pulau-pulau, bahasa daerah, dan kemajemukan yang tinggi mengakibatkan resiko perpecahan tinggi. Dan kesulitan pemerintah federal mengatur negara bagian, membuat negara bagian cenderung ingin melepaskan diri dari RIS. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 [RIS] (Bentuk Negara Serikat) Dalam periode ini bentuk negara Republik Indonesia berubah menjadi negara serikat. Sebetulnya bukan kehendak bangsa Indonesia untuk memakai bentuk negara dan sistem pemerintahan, politik, dan administrasi negara seperti ini, namun keadaan yang memaksa demikian. Periode 18 Agustus – 27 Desember 1949 (Bentuk Negara Kesatuan) Dalam masa ini bentuk negara sesuai dengan UUD45 yaitu kesatuan dan bentuk pemerintahannya republik Isi pokok UUD NRI 1945 tentang Bentuk Negara Tentang bentuk negara Indonesia ini dinyatakan dalam pasal 1 Ayat (1) UUD NRI 1945, yaitu negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk Republik. Sistem Pemerintahan NRI Sistem pemerintahan di Indonesia terbagi menjadi Sistem Pemerintahan Sentralisasi, Sistem Pemerintahan Desentralisasi, Sistem Pemerintahan Presidensial, dan Sistem Pemerintahan Parlementer. Kelebihan Sistem Sentralisasi : - Keseragaman peraturan di semua wilayah - Kesederhanaan Hukum - Pendapatan daerah dapat di alokasikan ke semua daerah dengan adil dan sesuai kebutuhan. Kelemahan Sistem Sentralisasi : - Penumpukan pekerjaan di pusat, sehingga menghambat kinerja pemerintahan - Tidak sinkron antara peraturan yang dibuat di pusat dan kondisi lapangan di daerah Sistem Pemerintahan Sentralisasi Sistem Pemerintahan
  • 18. Desentrlisasi Kelebihan Sistem Desentralisasi - Daerah lebih berkembang, pembangunan lebih cepat - Peraturan dan kebijakan lebih tepat dan sesuai kebutuhan daerah Kelebihan Sistem Desentralisasi - Daerah lebih berkembang, pembangunan lebih cepat - Peraturan dan kebijakan lebih tepat dan sesuai kebutuhan daerah Diposkan oleh Arief Pramono di 10.41 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Sistem Pemerintahan Indonesia Sistem Pemerintahan Indonesia Setiap negara memiliki sistem untuk menjalankan kehidupan permerintahannya. Sistem tersebut adalah sistem pemerintahan. Ada beberapa macam sistem pemerintahan di dunia ini. Setiap sistem pemerintahan memiliki kelebihan dan kekurangan, karakteristik, dan perbedaan masing-masing sistem. Sebelum lebih jauh membahas tentang Sistem Pemerintahan Indonesia, akan lebih baik lagi jika didahului dengan memahami beberapa hal dibawah ini. Klik untuk membaca lebih lanjut.  >> Pengertian Sistem Pemerintahan  >> Kelebihan & kelemahan sistem pemerintahan presidensial dan parlementer.  >> Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial dan parlementer.  >> Perbedaan Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial Sistem Pemerintahan dari Awal Kemerdekaan pada waktu awal kemerdekaan menganut sisten pemerintahan presidensial. Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 maka Presiden memiliki kekuasaan tertinggi dan dibantu oleh menteri-menteri sebagai pembantu presiden yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Pada tanggal 12 September 1945 dibentuklah Kabinet Presidensial( Kabinet RI I) dengan 12 departemen dan 4 menteri negara. Selain itu wilayah Indonesia yang begitu luas dibagi menjadi 8 provinsi dan 2 daerah istimewa yang masing-masing wilayah dipimpin oleh gubernur. Sistem Presidensial pernah berganti Sistem Parlementer yang dipimpin oleh kepala pemerintahan Perdana Menteri. Perdana Menteri Pertama Indonesia adalah Sutan Syahrir. Berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia pada saat itu adalah pengaruh kuat dari kaum sosialis (KNIP). Selain itu Indonesia pada awal kemerdekaan juga masih belajar tentang bagaimana menjalankan pemerintahan. Dengan sistem parlementer ini maka Di Indonesia saat itu memiliki DPR yang anggotanya dipilih oleh rakyat. Sistem ini juga memungkinkan adanya banyak partai. Maksud dari sistem ini adalah untuk membatasi kewenangan presiden. Jika pada sistem presidensial
  • 19. kabinet bertanggungjawab kepada presiden maka sistem parlementer, Presiden bertanggungjawab kepada parlemen/DPR. Sebenarnya sistem parlementer ini adalah sebuah penyimpangan ketentuan UUD 1945 yang menyebutkan "pemerintahan harus dijalankan menurut sistem kabinet presidensial, dimana menteri sebagai pembantu presiden". Karena sering mengalami kegagalan kabinet, dan banyak menimbulkan gerakan-gerakan pemberontakan yang menyebabkan stabilitas negara terganggu, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit pada 5 Juli 1959 yang isinya antara lain mengembalikan konstitusi ke UUD 1945 dan bentuk pemerintahan kembali ke sistem presidensial. Berikut Periodisasi Sistem Pemerintahan Indonesia 1. Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949 Lama periode : 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945 Presiden & Wapres : Ir. Soekarno & Mohammad Hatta(18 Agustus 1945 - 19 Desember 1948)Syafruddin Prawiranegara (ketua PDRI)(19 Desember 1948 - 13 Juli 1949)Ir. Soekarno & Mohammad Hatta(13 Juli 1949 27 - Desember 1949) Pernyataan van Mook untuk tidak berunding dengan Soekarno adalah salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensiil menjadi parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis dianggap sebagai figur yang tepat untuk dijadikan ujung tombak diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.Setelah munculnya Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 November 1945, terjadi pembagian kekuasaan dalam dua badan, yaitu kekuasaan legislatif dijalankan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan-kekuasaan lainnya masih tetap dipegang oleh presiden sampai tanggal 14 November 1945. Dengan keluarnya Maklumat Pemerintah 14 November 1945, kekuasaan eksekutif yang semula dijalankan oleh presiden beralih ke tangan menteri sebagai konsekuensi dari dibentuknya sistem pemerintahan parlementer. 2. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950 Lama periode : 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950 Bentuk Negara : Serikat (Federasi) Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer) Konstitusi : Konstitusi RIS Presiden & Wapres : Ir.Soekarno = presiden RIS (27 Desember 1949 - 15 Agustus 1950)Assaat = pemangku sementara jabatan presiden RI(27 Desember 1949 - 15 Agustus 1950)
  • 20. Pada tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 september 1949 dikota Den Hagg (Netherland) diadakan konferensi Meja Bundar (KMB). Delegasi RI dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta, Delegasi BFO (Bijeenkomst voor Federale Overleg) dipimpin oleh Sultan Hamid Alkadrie dan delegasi Belanda dipimpin olah Van Harseveen.Adapun tujuan diadakannya KMB tersebut itu ialah untuk meyelesaikan persengketaan Indonesia dan Belanda selekas-lekasnya dengan cara yang adil dan pengakuan kedaulatan yang nyata, penuh dan tanpa syarat kepada Republik Indonesia Serikat (RIS).Salah satu keputusan pokok KMB ialah bahwa kerajaan Balanda mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dam tidak dapat dicabut kembali kepada RIS selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949.Demikianlah pada tanggal 27 Desember 1949 Ratu Juliana menandatangani Piagam Pengakuan Kedaulatan RIS di Amesterdam. Bila kita tinjau isinya konstitusi itu jauh menyimpang dari cita-cita Indonesia yang berideologi pancasila dan ber UUD 1945 karena :1. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalisme) yang terbagi dalam 16 negara bagian, yaitu 7 negara bagian dan 9 buah satuan kenegaraan (pasal 1 dan 2, Konstitusi RIS). 2. Konstitusi RIS menentukan suatu bentuk negara yang leberalistis atau pemerintahan berdasarkan demokrasi parlementer, dimana menteri-menterinya bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah kepada parlemen (pasal 118, ayat 2 Konstitusi RIS)3. Mukadimah Konstitusi RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa atau semangat pembukaan UUD proklamasi sebagai penjelasan resmi proklamasi kemerdekaan negara Indonesia (Pembukaan UUD 1945 merupakan Decleration of independence bangsa Indonesia, kata tap MPR no. XX/MPRS/1996).Termasuk pula dalam pemyimpangan mukadimah ini adalah perubahan kata-kata dari kelima sila pancasila. Inilah yang kemudian yang membuka jalan bagi penafsiran pancasila secara bebas dan sesuka hati hingga menjadi sumber segala penyelewengan didalam sejarah ketatanegaraan Indonesia. 3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959 Lama periode : 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Parlementer Konstitusi : UUDS 1950 Presiden & Wapres : Ir.Soekarno & Mohammad Hatta UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta.Konstitusi ini dinamakan "sementara", karena hanya bersifat sementara, menunggu terpilihnya Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru hingga
  • 21. berlarut-larut.Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota konstituante mulai bersidang pada 10 November 1956. Namun pada kenyataannya sampai tahun 1958 belum berhasil merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di kalangan masyarakat pendapat-pendapat untuk kembali kepada UUD '45 semakin kuat. Dalam menanggapi hal itu, Presiden Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang Konstituante pada 22 April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD '45. Pada 30 Mei 1959 Konstituante melaksanakan pemungutan suara. Hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak setuju. Meskipun yang menyatakan setuju lebih banyak tetapi pemungutan suara ini harus diulang, karena jumlah suara tidak memenuhi kuorum. Pemungutan suara kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni 1959. Dari pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum. Untuk meredam kemacetan, Konstituante memutuskan reses yang ternyata merupkan akhir dari upaya penyusunan UUD.Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.Isi dekrit presiden 5 Juli 1959. 4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Demokrasi Terpimpin) Lama periode : 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945 Presiden & Wapres : Ir.Soekarno & Mohammad Hatta Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Latar belakang dikeluarkannya dekrit ini adalah: 1. Kehidupan politik yang lebih sering dikarenakan sering jatuh bangunnya kabinet dan persaingan partai politik yang semakin menajam. 2. Kegagalan konstituante dalam menyusun Undang-undang dasar 3. Terjadinya gangguan keamanan berupa pemberontakan bersenjata di daerah-daerahBerikut Isi Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959: 1. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945. 2. Pembubaran Badan Konstitusional 3. Membentuk DPR sementara dan DPA sementara Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin 1. Bentuk pemerintahan Presidensial Ir. Soekamo sebagai Presiden dan Perdana menteri dengan kabinetnya dinamakan Kabinet Kerja. 2. Pembentukkan MPR sementara dengan penetapan Presiden No. 2 tahun 1959. Keanggotaan MPRS terdiri dari 583 anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan daerah dan 200 wakil-wakil golongan. 3. Pembentukkan DPR sementara berdasarkan penetapan Presiden No.3 tahun 1959 yang diketuai oleh Prcsiden dengan 45 orang anggotanya. 4. Pembentukkan Front Nasional melalui penetapan Prcsiden No.13 tahun 1959. tertanggal 31 Desember 1959. Tujuan Front Nasional adalah: a. Menyelesaikan Revolusi Nasional b.
  • 22. Melaksanakan pembangunan semesta nasional c. Mengembalikan Irian Barat dalam wilayah RI. Front Nasional banyak dimanfaatkan oleh PKI dan simpatisannya sebagai alat untuk mencapai tujuan politiknya. 5. Pembentukkan DPRGR Presiden Soekarno pada 5 Maret 1959 melalui penetapan Presiden No.3 tahun 1959 membubarkan DPR hasil Pemilu sebagai gantinya melalui penetapan Presiden No.4 tahun I960 Presiden membentuk DPRGR yang keanggotaannya ditunjuk oleh Soekarno. 6. Manipol USDEK Manifesto politik Republik Indonesia (Manipol) adalah isi pidato Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1959. Atas usul DPA Manipol dijadikan GBHN dengan Ketetapan MPRS No. 1 MPRS/I960, Menurut Presiden Soekano intisari dari Manipol ada lima yaitu : UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kepribadian Indonesia. Disingkat menjadi USADEK. Berkembang pula ajaran Presiden Soekano yang dikenal dengan NASAKOM (Nasionalisme, Agama dan Komunis). 7. Berdasarkan Keputusan Presiden No.200 dan 201 tahun 1960 Presiden membubarkan Partai Masyumi dan PSI dengan alasan para pemimpin partai tersebut mendukung pemberontakan PRRI/Permesta. Keadaan Ekonomi Mengalami Krisis, terjadi kegagalan produksi hampir di semua sektor. Pada tahun 1965 inflasi mencapai 65 %, kenaikan harga-harga antara 200-300 %. Hal ini disebabkan oleh a). penanganan dan penyelesaian masalah ekonomi yang tidak rasional, lebih bersifat politis dan tidak terkontro. b). adanya proyek merealisasikan dan kontroversi. Pada masa demokrasi terpimpin ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya: • Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara • MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup • Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia 5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru) Lama periode : 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945 Presiden & Wapres : Soeharto (22 Februari 1966 – 27 Maret 1968)Soeharto (27 Maret 1968 – 24 Maret 1973)Soeharto & Adam Malik (24 Maret 1973 – 23 Maret 1978)Soeharto & Hamengkubuwono IX(23 Maret 1978 –11 Maret 1983)Soeharto & Try Sutrisno (11 Maret 1983 – 11 Maret 1988)Soeharto & Umar Wirahadikusumah(11 Maret 1988 – 11 Maret 1993)Soeharto
  • 23. & Soedharmono (11 Maret 1993 – 10 Maret 1998)Soeharto & BJ Habiebie (10 Maret 1998– 21 Mei 1998) Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada fihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita.Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melalui sejumlah peraturan:• Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya• Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983. Sistem Pemerintahan Indonesia Sebelum dan Setelah Amandemen Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen. Pokok-pokok system pemerintahan Indonesiaberdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut. 1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat). 2. Sistem Konstitusional. 3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat. 4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat. 5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkanya.
  • 24. Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi 1. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif, 2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara. Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini. Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen Setelah dilakukan amandemen terhadap konstitusi Indonesia, Undang-undang dasar Negara Indonesia tahun 1945, maka terjadi perubahan pula pada pokok, pokok sistem pemerintahan sebagai berikut Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Indonesia 1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi. 2. Bentuk pemerintahan adalah republik konstitusional, sedangkan sistem pemerintahan presidensial. 3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket. 4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden. 5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan. 6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan dibawahnya. Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut; 1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung. 2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR. 3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.
  • 25. 4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak budget (anggaran) Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran. Diposkan oleh Arief Pramono di 10.27 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Bentuk Negara dan Pemerintahan Bentuk Negara Indonesia adalah kepulauan yang sangat banyak dan dikelilingi oleh laut yang sangat luas. Kekayaan Negara Indonesia tidak terhitung jumlahnya, baik dari hasil lautnya, hasil bumi dan pertambangannya. Menurut teori-teori modern sekarang ini, bentuk nagara yang terpenting ialah Negara Kesatuan (Unitarisme) dan Negara Serikat (Federasi). 1. Negara Kesatuan ialah suatu negara yang merdeka dan berdaulat, di seluruh negara yang berkuasa hanya ada satu pemerintah (pusat) yang mengatur seluruh daerah.  a.) Negara Kesatuan dengan sistem sentralisasi yang segala sesuatu dalam negara itu langsung diatur dan diulas oleh pemerintah pusat dan daerah-daerah tinggal melaksanakannya.  b.) Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasi, di mana kepada daerah diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi daerah) yang dinamakan daerah swatantra. Dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (1), dinyatakan bahwa Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. 2. Negara Serikat (federasi) ialah suatu negara yang merupakan gabungan dari beberapa negara, yang menjadi negara-negara bagian dari negara serikat itu. Negara-negara bagian itu asal mulanya adalah suatu negara yang merdeka dan berdaulat serta berdiri sendiri. Dengan menggabungkan diri dari dalam suatu negara serikat, maka yang negara tadinya berdiri sendiri itu dan sekarang menjadi negara bagian, melepaskan sebagian kekuasaannya dan menyerahkannya kepada negara serikat itu. Kekuasaan yang diserahkan itu disebutkan satu demi satu (limitatif), hanya kekuasaan yang disebutkan itu yang diserahkan kepada negara serikat (delegated powers). Kekuasaan asli pada negara bagian. Negara bagian berhubungan langsung dengan rakyatnya. Kekuasaan negara serikat adalah kekuasaan yang diterimanya dari negara bagian. Biasanya yang diserahkan oleh negara-negara bagian kepada negara serikat ialah hal-hal yang berhubungan dengan hubungan luar negeri, pertahanan negara, keuangan, dan urusan pos.
  • 26. Adakalanya dalam pembagian kekuasaan antara pemerintah federasi dan pemerintah negara-negara bagian yang disebut adalah urusan-urusan yang diselenggarakan oleh pemerintah negara-negara bagian, yang berarti bahwa bidang kegiatan pemerintah federal adalahurusan-urusan kenegaraan selebihnya (residuary powers). Demikian sedikit penjelasan dari admin blog Sistem Pemerintahan Indonesia tentangBentuk Negara, semoga dapat menambah pengetahuan anda, terima kasih. Diposkan oleh Arief Pramono di 10.17 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Kedudukan Pembukaan UUD NRI 1945 A. Pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksana kan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hakekat Pembukaan UUD 1945 1. Pembukaan UUD 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci, dengan memuat pokok-pokok pikiran tentang adanya cita-cita luhur. Hal ini menjadi semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan dalam bentuk negara Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur, dengan berdasarkan asas kerohanian Pancasila. 2. Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah fundamental negara, dalam hukum
  • 27. memiliki kedudukan yang tetap, kuat dan tidak berubah. Hal ini terletak pada kelangsungan hidup negera yang telah dibentuk dengan proklamasi kemerdekaan sebagai satu rangkaian kesatuan organik dalam kesatuan negara Republik Indonesia. 3. Pembukaan UUD 1945 menurut hierarki tertib hukum, adalah peraturan yang tertinggi merupakan dasar hukum diadakannya UUD negara, sehingga terjalin adanya hubungan kausal-organik antara Pembukaan UUD 1945 dengan pasal-pasalnya. B. Pokok pikiran pembukaan UUD 1945.  Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.  Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.  Negara yang berkedaulatan berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.  Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. C. Kedudukan pembukaan dalam UUD 1945 Dalam hubungan dengan tertib hukum Indonesia, maka pembukaan mempunyai kedudukan yang terpisah dari batang tubuh UUD. Dalam hubungan dengan kedudukan pembukaan sebagai pokok kaidah negara yang fundamentil, maka pembukaan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada batang tubuh UUD. Dengan perkataan lain : Pembukaan merupakan tertib hukum tertinggi dan terpisah dari batang tubuh UUD. Pembukaan merupakan pokok kaidah negara yang fundamentil yang menentukan adanya UUD itu Pembukaan terbawa oleh kedudukannya sebagai pokok kaidah negara yang fundamentil, mengandung pokok-pokok pikiran yang oleh UUD harus diciptakan/dituangkan dalam pasal-pasalnya D. Makna setiap alinea dalam pembukaan. Alinea I makna objektif (universal), yaitu kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan makna subjektif (tekad yang tumbuh dari bangsa Indonesia), yaitu menghapuskan penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. ALINEA III ► Pernyataan kemerdekaan Indonesia yang didorong oleh nilai luhur bangsa yang bermartabat dan mempunyai harga diri sebagai bangsa yang sederajat dengan bangsa lain di dunia. ► Motivasi spiritual religius, yaitu pengakuan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan rahmat Allah, bukan semata-mata usaha manusia atau rakyat dan bangsa Indonesia.
  • 28. ALINEA IV 1.Tujuan negara, yaitu : − melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, − memajukan kesejahteraan umum, − mencerdaskan kehidupan bangsa, dan − ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2.Ketentuan akan adanya undang-undang dasar : “ ……… maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang-undang dasar …….. ” 3.Asas politik negara, yakni asas politik dalam negeri berkedaulatan rakyat : “ ……. Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat …… “. Sedangkan asas politik luar negeri adalah bebas aktif. 4. Asas kerohanian negara, yakni Pancasila : “ …… yang berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ……..
  • 29. BAB 4 1. MATERI AJAR 2. Pengertian Pemerintahan Pusat dan Daerah Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintah, sedangkan pemerintah berasal dari kata perintah. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, perintah mempunyai arti perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu sedangkan pemerintah adalah sekelompok orang yang secara bersama-sama memikul tanggungjawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan memerintah sesuatu negara (daerah-negara) atau badan yang tertinggi yang memerintah sesuatu negara (seperti kabinet merupakan suatu pemerintah). Bagaimana dengan pengertian dari pemerintahan? Pemerintahan atau “goverment” menurut C.F. Strong adalah organisasi dalam mana dilektakkan hak untuk melaksanakan kekuasaan berdaulat atau tertinggi. Pemerintah (an) dalam arti luas merupakan sesuatu yang lebih besar dari pada suatu badan atau kementrian-kementrian. Pemerintah (an), diberi tanggungjawab meningkatkan kesejahteraan rakyat, pemeliharaan perdamaian dan keamanan negara, didalam atau pun diluar, pemerintah (an) harus memiliki kekuasaan militer atau pengawasan atas angkatan bersenjata: kekuasaan legislatif atau sarana pembuatan hukum; kekuasaan keuangan yaitu kesanggupan memungut uang yang cukup untuk membayar biaya mempertahankan negara dan menegakkan hukum yang dibuatna atas nama negara. Dengan demikian, pemerintahan mempunyai kekuasaan legislatif, eksekutif, dan kehakiman yang disebut tiga cabang pemerintahan. S.E. Finner neyatakan istilah “goverment” mempunyai empat arti yaitu sebagai berikut: 1. Menunjukkan kegiatan atau proses memerintah, yaitu melaksanakan kontrol atas pihk lain ( the activity or the process of governing). 2. Menunjukkan masalah-masalah ( hal ikhawal) megara dalam kegiatan atau proses di atas dijumpai (state of affairs). 3. Menunjukkan orang-orang ( maksudnya pejabat-pejabat) yang dibebani tugas-tugas untuk memerintah (people charged with the duty of governing). 4. Menunjukkan cara, metode atau sistem dengan mana suatu masyarakat tertentu di perintah (the manner, method or system by which a particular society is governed). Berdasarkan hukum Tatanegara Republik Indonesia (UUD 1945) pemerintah itu adalah presiden, Wakil presiden dengan menteri-menteri negara. Hal yang demikian ini juga berlaku bagi negara-negara pada umumnya, baik yang menganut sistem presidensial maupun
  • 30. parlementer. Pemerintah merupakan salah satu unsur konstitutif negara. Peran pemerintah antara lain sebagai organisasi yang mengatur dan memimpin negara, menegakkan hukum dan memberantas kekacauan, mengadakan perdamaian dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang bertentangan. Tanpa pemerintahan tidak mungkin negara itu berjalan secara baik. 1. Pengertian Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah Setiap negara selalu berupaya meningkatkan kesejahteraan warga negaranya melalui penyelenggaran pemerintahan yang baik, walau tidak selalu berhasil. Disisi lain, wilayah suatu negara cenderung sangat luas, dan jumlah warga negaranya sangat banyak. Demi keefektifan dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik untuk mewujudkan tujuan negara, dilakukanlah distribusi kewenangan dan kekuasaan dalam bentuk pembagian wilayah penyelenggaraan pemerintahan menjadi berapa daerah. Berdasarkan ketentuan pasal 18 Ayat 1 dan 2, Negara Kesatuan Republik Indonesia dikenal adanya pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Pemerintahan pusatsebagai penyelenggara kegiatan pemerintahan secara nasional yang berpusat di ibukota negara, sedangkan pemerintahan daerah terdiri dari pemerintahan provinsi, dan pemerintahan provinsi terbagi atas pemerintahan daerah, kabupaten dan kota. Berdasarkan UU RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dalam pasal 1 disebutkan bahwa pemerintah pusat adalah presiden RI yang memeng kekuasaan pemerintahan negara RI sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara RI tahun 1945. Sedangkana yang dimaksud dengan pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerinahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-uasnya dalam sistem dan prinsip NKRI ebagaimana dimaksud dalam UUD RI 1945.pemerintah daerah menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 terdiri dari gubernur bupati atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Setiap daerah provinsi daerah kabupaten dan daerah kota mempunyai peerintahan daerah yang diatur dengan UU. Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 tugas pemerintah adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten atau kota dan atau desa serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Asas-asas dalam penyelenggaran pemerintahan yang baik atau “Good Goverment” (Pusat dan Daerah) yaitu sebagai berikut: No Asas-asas Good Penjelasan Contoh
  • 31. Governance 1. Kepastian hukum Apapun yang dialkukan pemerintah daerah haruslah berdasarkan hukum yang berlaku 2. Tertib penyelenggaraan negara Penyelenggaraan pemerintah daerah harus dilaksanaan sesuai dengan tertib administrasi negara 3. Kepentingan umum Apapun yang dilakukan pemerintah daerah haruslah untuk kepentingan umum 4. Keterbukaan Masyarakat harus tau apa yang dilakukan oleh pemerintahnya dan tidak boleh ditutup-tutupi 5. Proposionalitas Penyelenggaraan negara harus seimbang, tidak boleh berat sebelah 6. Profesionalitas Penyelenggaraan pemerintah daerah harus dilakukan oleh orang yang ahli dibidang masing-masing 7. Akuntabilitas Pemerintah harus bisa mempertanggungjawabkan tindakannya kepada masyarakat 8. Efisiensi Penyelenggaraan pemerintah daerah harus bisa dijalankan dengan baik dengan waktu, dana dan tenaga seminimal
  • 32. mungkin 9. Efektivitas Penyelenggaraan pemerintah daerah hatus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dalam mewujudkan tujuan. 1. Hubungan pemerintahan pusat dan daerah Berdasarkan ketentuan dalam aturan perundangan yang berlaku di negara kesatuan Republik Indonesia, penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dibagi dan diserahkan kepada daerah utnuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Otonomi adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan tugas pembantuan adalah penugasan dari pemrintah (pusat) kepada daerah dan/atau desa dari pemerintahan provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Walaupun pemerintahan daerah memiliki tnomi yang seluas-luasnya, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan masih memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah lainnya. Pasal 2 (5) UU No. 32 Tahun 2004 menegaskan bahwa hubungan antara pemerintah pusat dan daerah meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang dilaksanakan secara adil dan selaras. Selanjutnya dalam ayat 7 ditegaskan bahwa hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan. Berdasarkan hal tersebut, hubungan dan pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah dapat dilihat dari dua aspek, yaitu hubungan struktural dan fungsional. Hubungan struktural antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah menyangkut keduanya dalam sistem dan penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, sedangkan hubungan funsional menyangkut atas pembagian tugas dan kewenangan yang harus djalankan oleh pemerintahan pusat dan daerah dalm rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik. 1. Hubungan struktural pemerintahan pusat dan daerah Secara struktural pemerintah pusat merupakan penyelenggara urusan pemerintahan ditingkat nasional. Dalam hal ini presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan NKRI sebagaimana
  • 33. ketetntuan yang terdapat pada UUD 1945. Sedangkan pemerintahan daerah merupakan penyelanggara urusan pemerintahan didaerah masing-masing bersama-sama DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dalam sistem dan prinsip NKRI. Pelaksanaan pemerintah daerah mengacu pada UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antar pusat dan daerah. Pemerintah desa adalah pemerintahan yang terdiri atas pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa atau BPD yaitu kepala desa dan perangkat desa (sekretaris desa dan perangkat desa lainnya). Berdasarakan UU Nomor 32 Tahun 2004 yang dimaksud desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI. Secara struktural Presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan ditingkat nasional, sedangkan kepala daerah (provinsi atau kabupaten/kota) merupaka penyelenggara pemerintahan diwilayah darha masing-masing, sesuai dengan prinsip otonomi seluas-uasnya. Dapat diketahui secara struktural kepala daerah kabupaten/kota tidak emmiliki garis struktural dengan pemerintahan provinsi dan pemerintahan pusat karena memiliki otonomi seluas-luasnya. 2. Hubungan fungsional pemerintahan pusat dan daerah Hubungan fungsional menyangkut atas pembagian tugas dan kewenangan yang harus dijalankan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik “Good Goverment”. Pembagian tugas, wewenang dan kewajiban pemerintahan daerah pada dasarnya ditunjukkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hubungan fungsional antara pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerha provinsi kabupaten dan kotta atau antara provinsi dengan kabupaten dan kota telah diatur dalam UU dengan memperhatikan dengan memperhatikan kekhususan dengan keragaman daerah. Hubungan fungsional tersebut menyangkut tentang tugas dan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah. 1. Otonomi Daerah Berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan tersebut diketahui bahwa pemerintah daerah provinsi, pemerintahan daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintaha daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan yang oleh UU ditentukan oleh urusan pemerintah pusat.
  • 34. Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas embantuan. Dalam pelaksanakan otonomi daerah negara mengakui dan menghormati persatuan kesatuan masyarakat hukum, adat, beserta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip NKRI. Dengan diberikannya otonomi pada daerah pemerintah daerah bisa meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan, dan pemerataan serta memilihara hubungan yang serasi antar pusat dan daerah dalam menjaga keutuhan NKRI. Hak dan kewajiban daerah otonom Hak dan Kewajiban Daerah Otonom Kewenangan Daerah Otonom 1. Megatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya 2. Memilih pemimpin daerah 3. Mengelola peraturan daerah 4. Mengelola kekayaan daerah 5. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah 6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber-sumber pendapatan lain yang sah 7. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan 8. Melindungi masyarakat 9. Menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional serta keutuhan NKRI 10. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat 11. Mengembangkan kehidupan demokrasi 12. Mewujudkan keadilan dan pemerataan 13. Meningkatkan pelayanan dasar
  • 35. pendidikan 14. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan 15. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak 16. Mengebangkan sistem jaminan sosial 17. Menyususn perencanaan dan tata ruang daerah 18. Mengembangkan sumber daya produltif didaerah 19. Melestarikan lingkungan hidup 20. Mengelola administrasi kehidupan 21. Melestarikan nilai sosial budaya 22. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya 23. Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan Pembagian Tugas dan Wewenang Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Dalam bab III (tentang Pembagian Urusan Pemerintahan), Pasal10 UU No. 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa tugas dan wewenang yang menjadi urusan pemerintahan pusat dan daerah adalah sebagai berikut: Ayat (1) Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah. Ayat (2) Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Ayat (3) Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama.
  • 36. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat diluar urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud diatas, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan sendiri sebagai urusan pemerintahan. 2. Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada gubernur selaku wakil pemerintah. 3. Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah dan/pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan. 4. Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang 5. Peran pemerintah pusat dalam kerangka otonomi daerah serta untuk mencapai tujuan menciptakan kesejahteraan rakyat adalah sebgai berikut: 1. melakukan pembinaan, dengan memberikan pedoman, seperti dalam penilaian, pengembangan, perencanaan dan pengawasan. 2. Memberikan standar, arahan, bimbingan, pelatihan, supervisi, pengendalian, koordinasi, pemantauan dan evaluasi. 3. Memberikan fasilitas, yaitu berupa pemberian peluang kemudahan, bantuan dan dorongan kepada daerah agar dalam melaksanakan otonomi daerah dapat dilakukan secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.  Kewenangan Bidang Keuangan Hubungan antara pemerintahan pusat dengan daerah dalam bidang keuangan ditegaskan dalam UUD 1945 bahwa “hubungan keuangan”, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang {Pasal 18A (2)}. Undang-undang yang mengatur hubungan kewenangan antara pemerintahan pusat dan daerah saat ini adalah UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara pusat dan Pemerintahan Daerah. Berdasarkan undang-undang tersebut ditegaskan adanya perimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah diantaranya sebagai berikut:  Perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintahan daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.  Pemberian sumber keuangan negara kepada pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didasarkan atas peneyarahan tugas oleh pemerintah kepada pemerintah daerah dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal.  Kewenangan Bidang Politik
  • 37. Dalam otonomi daerah, rakyat diberi kesempatan memilih langsung kepala daerahnya dan wakil rakyat di daerah (anggota DPRD). Kepala daerah yang terpilih juga bukan penguasa tunggal karena ia harus bertanggung jawab kepada DPRD, jika melanggar peraturan, DPRD bisa memberhentikannya.  Kewenangan Bidang Administrasi Dalam otonomi daerah, kewenangan di bidang administrasi adalah sebagai berikut:  Menyangkut keuangan, pemerintah pusat memberikan uang kepada daerah, dan daerah mengelolanya untuk kepentingan-kepentingan organisasinya. Uang itu merupakan hasil pendapatan negara daari sumber daya alam, pajak dan bukan pajak.  Daerah otonom juga melaksanakan kewenangan dalam bidan pelayanan publik seperti: kesehatan, pendidikan, pertanian, pekerjaan umum, perhubungan, agama, pertambangan dan lain-lain.  Daerah otonom juga diperbolehkan membuat peraturan daerah dan mengusahakan sumber dana daerah melalui pembukaan dan promosi taman wisata agro-bahari, pengembangan industri, pengembangan budaya dan kesenian asli daerah, pengelolaan sumber daya alam dan lain-lain.  Otonom daerah dijalankan oleh pemerintah daerah selaku badan eksekutif daerah dan DPRD sebagai badan legislatif daerah. UU No. 32 Tahun 2004 juga mejelaskan tugas dan wewenang Kepala Daerah, yaitu sebagai berikut:  Mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Memegang teguh pancasila dan UUD 1945.  Menghormati kedaulatan rakyat.  Menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan.  Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat.  Memelihara ketentraman dan keterlibatan masyarakat.  Mengajukan rencana peraturan daerah kepada DPRD. Sedangkan DPRD,sebagai bagian dari pemerintahan daerah mempunyai tugas dan wewenang sebagi berikut:  Bersama gubernur, bupati, atau walikota membentuk peraturan daerah.  Bersama gubernur, bupati, atau walikota membentuk dan menetapkan anggaran pendapatan dan belanja daerah.  Melakukan pengawasan. 1. Pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya.
  • 38. 2. Pelaksanaan keputusan gubernur, bupati dan walikota. 3. Pelaksanaan anggaran pendapatan belanja daerah. 4. Kebijakan pemerintah daerah. 5. Pelaksanaan kerja sama internasional di daerah. 6. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah terhadap rencana perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan daerah.  Menampung dan menindak lanjuti aspirasi daerah dan masyarakat. Sedangkan yang merupakan kewajiban DPRD adalah:  Mempertahankan dan memelihara keutuhan negara Kesatuan Republik Indonesia.  Mengamalkan Pancasila dan UUD 1945, serta mentaati segala peraturan perundang-undangan.  Membina demokrasi dalam menyelenggarakan pemerintah daerah.  Meningkatkan kesejahteraan rakyat di daerah berdasarkan demokrasi ekonomi.  Memperhatikan dan menyalurkan aspirasi, menerima keluhan dan pengaduan masyarakat serta memfasilitasi tindak lanjut penyelesaian
  • 39. BAB 5 Pengertian Hukum Hukum sebenarnya adalah bagian dari norma yang berlaku bagi masyarakat kita yaitu norma hukum. Selain norma hukum kita juga mengenal norma agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan. Norma hukum tentunya berbeda dengan norma-norma lainnya yang kemudian norma hukum tersebut disebut sebagai hukum. 1. Pengertian Hukum dari beberapa pendapat para pakar tentang pengertian hukum tersebut, dapat disimpulkan bahwa :  Hukum memiliki unsur perintah dan larangan
  • 40.  Hukum merupakan kaidah atau norma yang harus ditaati yang bersifat memaksa. Bagi yang melanggar tentunya akan mendapatkan sanksi. Sanksi adalah suatu akibat yang diterima apabila melakukan perbuatan yang melanggar dari pihak yang berwajib menegakan pelaksanaan hukum. Menurut Pasal 10 KUHP, macam-macam sanksi : Sanksi pokok terdiri dari: 1) Hukuman mati 2) Penjara 3) Kurungan serta denda Sanksi tambahan terdiri dari: 1) Pencabutan hak-hak tertentu 2) Perampasan barang-barang tertentu 3) Pengumuman keputusan hakim 2. Asas dan tujuan hukum Asas hukum terdiri atas dua, yaitu a. Asas hukum umum, yaitu asas yang berhubungan dengan keseluruhan bidang hukum. b. Asas hukum khusus, yaitu asas yang berlaku dalam lapangan hukum tertentu. Dalam literatur hukum dikenal ada dua teori tentang tujuan hukum yaitu teori etis dan utilites. Teori etis mendasarkan pada etika sedang menurut teori utilitis hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. B. Penggolongan Hukum 1. Hukum berdasarkan sumbernya, misalkan undang-undang, kebiasaan, traktat, dan yurisprudensi. 2. Hukum berdasarkan tempat berlakunya. Dibedakan menjadi hukum lokal, hukum nasional dan hukum internasional 3. Hukum berdasarkan waktu berlakunya. Terbagi atas hukum positif (ius constitutum) dan hukum dicitakan (ius constituendum). 4. Hukum berdasarkan isinya. Dibagi atas hukum perdata atau privat dan hukum publik. 5. Hukum berdasarkan cara mempertahankannya. Terbagi atas hukum material dan hukum formil. Hukum material memuat peraturan yang mengatur hubungan dan kepentingan yang berwujud perintah dan larangan, misalnya hukum pidana, hukum perdata, hukum dagang. Sedangkan hukum formil yaitu hukum yang mengatur cara bagaimana mempertahankan berlakunya hukum material, misalnya bagaimana cara mengajukan tuntutan, cara hakim mengambil keputusan . 6. Hukum berdasarkan bentuk dan wujud. Terbagi atas hukum tertulis dan hukum tidak tertulis. 7. Hukum berdasarkan sanksi atau sifat. Terbagai atas hukum yang sifatnya mengatur dan hukum yang sifatnya memaksa. C. Sistem Hukum di Indonesia
  • 41. Pasal 1 Ayat (3) menjelaskan “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Karena itu untuk mewujudkan sebagai negara hukum maka segala penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara didasarkan pada hukum. Sayangnya Indonesia belum secara keseluruhan memiliki hukum nasional yang dibuat oleh bangsa sendiri. Untuk menjaga agar tidak terjadi kekosongan hukum, maka hukum di Indonesia masih menggunakan hukum-hukum warisan kolonial yang disesuaikan dengan keadaan hukum di Indonesia atau sesuai dengan UUD 1945. Seperti yang tertulis dalam Pasal 1 aturan peralihan UUD 1945 yang berbunyi “ Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini”. Hukum nasional yang merupakan warisan dari zaman kolonial, antara lain: 1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) 2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) 3. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Hukum Pidana yang berlaku di Indonesia telah dilakukan kodifikasi. Sebagian besar dari aturan-aturan pidana telah disusun dalam suatu kitab undang-undan, yaitu KUH Pidana. Sebagian lagi tersebar dalam berbagai peraturan perundang-undangan, seperti peraturan lalu lintas, peraturan tentang tindak pidana terorisme. Selain sudah dikodifikasi, hukum pidana kita juga telah diunifikasi. Tujuan hukum positif Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang berbunyi “untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Indonesia D. Lembaga-Lembaga Peradilan 1. Peradilan Umum Badan peradilan yang mengadili rakyat Indonesia pada umumnya atau rakyat sipil. Peradilan umum sering disebut juga peradilan sipil. 2. Peradilan Agama Merupakan peradilan agama islam, yang memeriksa dan memutuskan sengketa antara orang – orang yang beragama islam. 3. Peradilan Militer Peradilan yang mengadili anggota TNI baik angkatan darat, angkatan laut maupun angkatan udara. 4. Peradilan Tata Usaha Negara Badan peradilan yang mengadili perkara-perkara yang berhubungan dengan administrasi pemeintah.