SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB I
                              PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

           Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia
    sejak ia dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat
    siapapun. Hak – hak ini berisi tentang kesamaan atau keselarasan tanpa
    membeda bedakan suku, golongan, keturunanan, jabatan dan lain sebagainya
    antara setiap manusia yang hakikatnya adalah sama-sama makhluk ciptaan
    Tuhan. Dalam perkembangan perwujudan HAM di Negara ini, masih terdapat
    pelanggaran HAM yang dapat kita jumpai, terutama yang memprihatinkan
    adalah kekerasan pada anak, anak yang seharusnya diberikan perlindungan,
    dan pendidikan yang cukup justru disakati atau dicederai hak – haknya
    sebagai manusia. Untuk menyelesaikan masalah ini perlu adanya keseriusan
    dari pemerintah menangani pelanggaran pelanggaran yang terjadi dan
    menghukum individu atau oknum terbukti melakukan pelanggaran HAM.
    Selain itu masyarakat juga perlu mengerti tentang HAM dan turut
    menegakkan HAM mulai dari lingkungan sosial tempat mereka tinggal
    hingga nantinya akan terbentuk penegakan HAM tingkat nasional.

1.2 Rumusan Masalah
    a. Bagaimanakah pengertian Hak Asasi Manusia?
    b. Bagaimanakah sejarah Hak Asasi Manusia?
    c. Bagaimanakah ImplementasiHak Asasi Manusia di Indonesia?
    d. Apakah pengertian kekerasan terhadap anak?
    e. Apakah saja macam – macam kekerasan pada anak?
    f. Apakah saja faktor penyebab kekerasan terhadap anak?
    g. Apakah dampak dari kekerasan terhadap anak tersebut?


1.3 Tujuan
    a. Ingin mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia
    b. Ingin mengetahui sejarah Hak Asasi Manusia



Pendidikan kewarganegaraan                                                         1
c. Ingin mengetahui Implementasi Hak Asasi Manusia di Indonesia
    d. Ingin mengetahui pengertian kekerasan terhadap anak
    e. Ingin mengetahui saja macam – macam kekerasan pada anak
    f. Ingin mengetahui saja faktor penyebab kekerasan terhadap anak
    g. Ingin mengetahui dampak dari kekerasan terhadap anak tersebut




Pendidikan kewarganegaraan                                             2
BAB II
                                      PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
           Secara etimologi, kata “hak‟ merupakan unsur normatif yang berfungsi
    sebagai pedoman perilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin
    adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya.
    Sedangkan kata “asasi‟ berarti yang bersifat paling mendasar yang dimiliki
    oleh manusia sebagai fitrah, sehingga tak satupun makhluk dapat
    mengintervensinya apalagi mencabutnya. Misalnya hak hidup sebagai hak
    paling dasar yang dimiliki manusia, sehingga tak satupun manusia ini
    memiliki kewenangan untuk mencabut kehidupan manusia yang lain.
           Sedangkan menurut John Locke, seorang ahli pikir di bidang Ilmu
    Negara berpendapat bahwa hak-hak asasi manusia adalah hak-hak yang
    diberikan langsung oleh Tuhan sebagai hak yang kodrati. Ia memperinci hak
    asasi sebagai berikut:
        - hak hidup (the right to life);
        - hak kemerdekaan (right to liberty);
        - hak milik (right to property).


2.2 Sejarah Hak Asasi Manusia

           Lahirnya di Eropa HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta pada
    tahun 1215 di Inggris. Piagam Magna Charta ini adalah piagam penghargaan
    atas pemikiran dan perjuangan HAM yang dilakukan oleh rakyat Inggris
    kepada Raja John yang berkuasa pada tahun 1215. Isi Piagam Magna Charta
    ini adalah:
        (1) Rakyat Inggris menuntut kepada raja agar berlaku adil kepada rakyat.
        (2) Menuntut         raja   apabila     melanggar    harus   dihukum   (didenda)
            berdasarkan kesamaan dan                   sesuai dengan pelanggaran yang
            dilakukannya.
        (3) Menuntut raja menyampaikan pertanggungjawaban kepada rakyat.



Pendidikan kewarganegaraan                                                                 3
(4) Menuntut raja untuk segera menegakkan hak dan keadilan bagi rakyat.
    kemudian diikuti oleh perkembangan yang lebih konkret, dengan lahirnya
    “Bill of Rights” di Inggris pada tahun 1689. Bill of Rights adalah piagam
    penghargaan atas pemikiran        dan perjuangan HAM oleh rakyat kepada
    penguasa negara atau pemerintah di Inggris pada tahun 1689. Inti dari tuntutan
    yang diperjuangkannya adalah “rakyat Inggris menuntut agar rakyat
    diperlakukan sama di muka        hukum     (equality before the law), sehingga
    tercapai kebebasan”. Berikutnya adalah Declaration Des Droits de L‟ homme
    et du Citoyen (Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara Perancis
    tahun 1789), Deklarasi ini menyatakan hak asasi manusia dan hak warga
    negara Perancis. Isi deklarasi ini sebagai berikut:
       1. Manusia dilahirkan merdeka.
       2. Hak milik dianggap suci dan tidak boleh diganggu gugat oleh siapa pun.
       3. Tidak boleh ada penangkapan dan penahanan dengan semena-mena
           atau tanpa alasan yang sah serta surat izin dari pejabat yang berwenang.
    Kemudian pada tanggal 6 Januari 1941, F. D. Roosevelt memformulasikan
    empat macam hak-hak asasi (the four freedoms) di depan kongres Amerika
    Serikat, yaitu:
        1. bebas untuk berbicara (freedom of speech).
        2. bebas dalam memeluk agama (freedom of religion).
        3. bebas dari rasa takut (freedom of fear).
        4. bebas terhadap suatu keinginan/kehendak (freedom of from want).
    Declaration of Human Right 1948, di mana seluruh umat manusia melalui
    wakil-wakilnya dalam organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sepakat
    dan bertekad memberikan pengakuan dan perlindungan secara yuridis formal
    terhadap hak-hak asasi dan merealisasikannya. Secara teoritis, hak-hak yang
    terdapat di dalam        The Universal Declaration of Human Rights dapat
    dikelompokkan dalam tiga bagian:
        1. yang menyangkut hak-hak politik dan yuridis,
        2. yang menyangkut hak-hak atas martabat dan integritas manusia,
        3. yang menyangkut hak-hak sosial, ekonomi dan budaya




Pendidikan kewarganegaraan                                                            4
Di Indonesia HAM sebenarnya telah lama ada. Sebagai contoh, HAM
    di Sulawesi Selatan telah dikenal sejak lama, kemudian ditulis dalam buku-
    buku adat (Lontarak). Antara lain dinyatakan dalam buku Lontarak
    (Tomatindo di Lagana) bahwa apabila raja berselisih paham dengan Dewan
    Adat, maka Raja harus mengalah. Tetapi apabila para Dewam Adat sendiri
    berselisih, maka rakyatlah yang memustuskan. Sedangkan Pemikiran HAM
    dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam organisasi
    pergerakan sebagai berikut:
          1. Budi Utomo, pemikirannya, “hak kebebasan berserikat dan
              mengeluarkan pendapat”;
          2. Perhimpunan Indonesia, pemikirannya, “hak untuk menentukan
              nasib sendiri (the right of self determination);
          3. Sarekat Islam, pemikirannya, “hak penghidupan yang layak dan
              bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial”;
          4. Partai Komunis Indonesia, pemikirannya, “hak sosial dan berkaitan
              dengan alat-alat produksi”;
          5. Indische Party, pemikirannya, “hak untuk mendapatkan kemerdekaan
              dan perlakuan yang sama”;
          6. Partai Nasional Indonesia, pemikirannya, “hak untuk memperoleh
              kemerdekaan”;
          7. Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia, pemikirannya meliputi:
                  o Hak untuk menentukan nasib sendiri,
                  o Hak untuk mengeluarkan pendapat,
                  o Hak untuk berserikat dan berkumpul,
                  o Hak persamaan di muka hukum,
                  o Hak untuk turut dalam penyelenggaraan negara
    Kemudian ditegaskan dalam UU No. 39/1999 tentang hak asasi manusia, yang
    mendefinisikan hak asasi manusia sebagai seperangkat hak yang melekat pada
    hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME. Berdasarkan
    beberapa rumusan pengertian HAM di atas, diperoleh kesimpulan bahwa
    HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati




Pendidikan kewarganegaraan                                                       5
dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga,
    dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat, atau negara.


2.3 Implementasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia
           Pelaksanaan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia baru pada tahap
    kebijakan belum menjadi bagian dari sendi-sendi dasar kehidupan berbangsa
    untuk menjadi faktor integrasi atau persatuan. Problem dasar HAM yaitu
    penghargaan terhadap martabat dan privasi warga negara sebagai pribadi juga
    belum ditempatkan sebagaimana mestinya.Dalam diskusi dipersoalkan
    bagaimana sebenarnya posisi pemerintah untuk melaksanakan HAM secara
    tulus. Sedangkan di Indonesia, HAM baru merupakan satu kebijakan belum
    merupakan bagian dari sendi-sendi dasar dari kehidupan berbangsa.
           Kondisi HAM di Indonesia menghadapi dua hal dinamis yang terjadi
    yaitu realitas empiris di mana masyarakat semakin sadar HAM serta kondisi
    politik.Soal hubungan Komnas HAM dengan pemerintah, misalnya seperti
    Kasus Marsinah atau Kerusuhan 27 Juli. Komnas HAM sebenarnya menganut
    prinsip HAM universal dengan dasar Piagam PBB, Deklarasi HAM serta
    Pancasila sebagai falsafah politik dan konsitusi UUD „45. “Paham HAM
    universal itu harus disesuaikan dengan nilai budaya yang berlaku,”.Namun
    kurangnya pemahaman HAM atau karena kepentingan politik seringkali
    disebut-sebut “HAM di Indonesia sebagai HAM yang khas yang berbeda
    dengan HAM universal”.


2.4 Pengertian Kekerasan Terhadap Anak
           Pada awalnya terminologi tindak kekerasan atau child abuse berasal
    dari dunia kedokteran.Sekitar tahun 1946, seorang radiologist Caffey (dalam
    Ibnu Anshori, 2007) melaporkan kasus berupa gejala-gejala klinik seperti
    patah tulang panjang yang majemuk (multiple fractures) pada anak-anak atau
    bayi    disertai   pendarahan   tanpa   diketahui   sebabnya    (unrecognized
    trauma).Dalam dunia kedokteran, kasus ini dikenal dengan istilah Caffey
    Syndrome (Ranuh dalam Anshori, 2007). Kasus yang ditemukan Caffey
    diatas semakin menarik perhatian publik ketika Henry Kempe tahun 1962



Pendidikan kewarganegaraan                                                          6
menulis masalah ini di Journal of the American Medical Assosiation, dan
    melaporkan bahwa dari 71 Rumah Sakit yang ia teliti, ternyata terjadi 302
    kasus tindak kekerasan terhadap anak-anak, dimana 33 anak dilaporkan
    meninggal akibat penganiayaan yang dialaminya, dan 85 mengalami
    kerusakan otak yang permanen. Henry (dalam Anshori, 2007) menyebut
    kasus penelentaran dan penganiayaan yang dialami anak-anak dengan istilah
    Battered Child Syndrome, yaitu setiap keadaan yang disebabkan kurangnya
    perawatan dan perlindungan terhadap anak oleh orangtua atau pengasuh lain.
    Selain Battered Child Syndrome, istilah lain untuk menggambarkan kasus
    penganiayaan yang dialami anak-anak adalah Maltreatment Syndrome, yang
    meliputi gangguan fisik seperti diatas, juga gangguan emosi anak dan adanya
    akibat asuhan yang tidak memadai, ekploitasi seksual dan ekonomi,
    pemberian makanan yang tidak layak bagi anak atau makanan kurang gizi,
    pengabaian pendidikan dan kesehatan dan kekerasan yang berkaitan dengan
    medis (Gelles dalam Anshori, 2007).

           Hoesin (2006) melihat kekerasan terhadap anak sebagai bentuk
    pelanggaran terhadap hak-hak anak.dan dibanyak negara dikategorikan
    sebagai kejahatan sehingga mencegahnya dapat dilakukan oleh para petugas
    penegak hukum. Sedangkan Patilima (2003) menganggap kekerasan
    merupakan perlakuan yang salah orang tua.Patilima mendefinisikan
    perlakuan salah pada anak adalah segala perlakuan terhadap anak yang
    akibat-akibatnya mengancam kesejahteraan dan tumbuh kembang anak, baik
    secara fisik, psikologi sosial, maupun mental.

           Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kekerasan terhadap
    anak adalah segala bentuk perlakuan baik secara fisik maupun psikis yang
    berakibat penderitaan terhadap anak.

2.5 Macam-macam kekerasan terhadap anak
           Penyiksaan terhadap anak dapat digolongkan menjadi: penyiksaan fisik
    (physical abuse), penyiksaan emosi (psychological/emotional abuse),
    pelecehan seksual (sexual abuse), dan pengabaian (child neglect).
     a) Penyiksaan Fisik (Physical Abuse)


Pendidikan kewarganegaraan                                                        7
Segala bentuk penyiksaan secara fisik, dapat berupa cubitan, pukulan,
         tendangan, menyundut dengan rokok, membakar, dan tindakan-tindakan
         lain yang dapat membahayakan anak. Banyak orangtua yang menyiksa
         anaknya mengaku bahwa perilaku yang mereka lakukan adalah semata-
         mata suatu bentuk pendisiplinan anak, suatu cara untuk membuat anak
         mereka belajar bagaimana berperilaku baik.
     b) Penyiksaan Emosi (Psychological/ Emotional Abuse)
         Penyiksaan emosi adalah semua tindakan merendahkan atau meremehkan
         anak, selanjutnya konsep diri anak terganggu, anak merasa tidak berharga
         untuk dicintai dan dikasihi. Jenis-jenis penyiksaan emosi adalah:
         penolakan, tidakdiperhatikan, ancaman, dan isolasi.
    c) PelecehanSeksual(Sexual Abuse)
         Pelecehan seksual pada anak adalah kondisi dimana anak terlibat dalam
         aktivitas seksual, anak sama sekali tidak menyadari, dan tidak mampu
         mengkomunikasikannya, atau bahkan tidak tahu arti tindakan yang
         diterimanya. Jenis-jenis penyiksaan seksual adalah:
            1. Pelecehan seksual tanpa sentuhan: anak melihat pornografi, atau
                exhibisionisme, dsb.
            2. Pelecehan seksual dengan sentuhan. Semua tindakan pelecehan
                orang dewasa terhadap organ seksual anak. Seperti adanya
                penetrasi ke dalam vagina atau anak dengan benda apapun yang
                tidak mempunyai tujuan medis.
            3. Eksploitasi seksual. Meliputi semua tindakan yang menyebabkan
                anak masuk dalam tujuan prostitusi, atau menggunakan anak
                sebagai model foto atau film porno.
    d) Pengabaian (Child Neglect).
         Pengabaian terhadap anak termasuk penyiksaan secara pasif, yaitu segala
         ketiadaan perhatian yang memadai, baik fisik, emosi maupun sosial.
         Jenis-jenis pengabaian anak:
            1. Pengabaian fisik, misalnya keterlambatan mencari bantuan medis,
                pengawasan yang kurang memadai, serta tidak tersedianya
                kebutuhan akan rasa aman dalam keluarga.



Pendidikan kewarganegaraan                                                          8
2. Pengabaian pendidikan misalnya orang tua seringkali tidak
                memberikan fasilitas pendidikan yang sesuai dengan bakat dan
                kemampuan anak.
            3. Pengabaian secara emosi dapat terjadi misalnya ketika orang tua
                tidak menyadari kehadiran anak ketika sedang bertengkar.
                Pembedaan perlakuan dan kasih sayang orang tua terhadap anak-
                anaknya.
            4. Pengabaian fasilitas medis, misalnya orang tua tidak menyediakan
                layanan medis untuk anak meskipun secara finansial memadai.
            5. Mempekerjakan anak dibawah umur, hal ini melanggar hak anak
                untuk memperoleh pendidikan, dapat membahayakan kesehatan,
                serta melanggar hak mereka sebagai manusia.

    Anak yang dicurigai telah mengalami penyiksaan fisik perlu di lakukan
    penyelidikan lebih lanjut yang melibatkan: Pekerja Sosial, Dokter Anak dan
    Pihak yang berwajib (Polisi).

2.6 Faktor penyebab kekerasan terhadap anak
           Ada banyak faktor yang sangat berpengaruh untuk mengarahkan
    seseorang kepada penyiksaan anak terhadap anak. Faktor-faktor yang paling
    umum adalah sebagai berikut:
            1. Lingkaran kekerasan, seseorang yang mengalami kekerasan semasa
            kecilnya mempunyai kecenderungan untuk melakukan hal yang
            pernah dilakukan terhadap dirinya pada orang lain.
            2. Stres dan kurangnya dukungan. Menjadi orangtua maupun
            pengasuh dapat menjadi sebuah pekerjaan yang menyita waktu dan
            sulit.Orangtua yang mengasuh anak tanpa dukungan dari keluarga,
            teman atau masyarakat dapat mengalami stress berat.
            3. Pecandu alkohol atau narkoba. Para pecandu alkohol dan narkoba
            seringkali tidak dapat mengontrol emosi dengan baik, sehingga
            kecenderungan melakukan penyiksaan lebih besar.




Pendidikan kewarganegaraan                                                        9
4. Menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga adalah sebuah bentuk
            penyiksaan anak secara emosional dan mengakibatkan penyiksaan
            anak secara fisik.
            5. Kemiskinan dan akses yang terbatas ke pusat ekonomi dan sosial
            saat masa-masa krisis.
            6. Peningkatan krisis dan jumlah kekerasan di lingkungan sekitar
            mereka.


2.7 Dampak kekerasan terhadap anak
           Anak-anak korban kekerasan umumnya menjadi sakit hati, dendam, dan
    menampilkan perilaku menyimpang di kemudian hari.Bahkan, Komnas PA
    (dalam Nataliani, 2004) mencatat, seorang anak yang berumur 9 tahun yang
    menjadi korban kekerasan, memiliki keinginan untuk membunuh ibunya.
    Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan kekerasan terhadap
    anak (child abuse), antara lain;

            1) Dampak kekerasan fisik. Anak yang mendapat perlakuan kejam
            dari orang tuanya akan menjadi sangat agresif, dan setelah menjadi
            orang tua akan berlaku kejam kepada anak-anaknya.

            2) Dampak kekerasan psikis.Jenis kekerasan ini meninggalkan bekas
            yang tersembunyi yang termanifestasikan dalam beberapa bentuk,
            seperti kurangnya rasa percaya diri, kesulitan membina persahabatan,
            perilaku merusak, menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat
            dan alkohol, ataupun kecenderungan bunuh diri.

            3) Dampak kekerasan seksual. Eksploitasi seksual yang dialami
            semasa masih anak-anak banyak ditengarai sebagai penyebab
            keterlibatan dalam prostitusi.Jika kekerasan seksual terjadi pada anak
            yang masih kecil pengaruh buruk yang ditimbulkan antara takut
            bergaul, menutup diri, dan trauma untuk menjalani pernikahan karena
            masih dibayangitrauma masa lalu.




Pendidikan kewarganegaraan                                                           10
4) Dampak penelantaran anak. Pengaruh yang paling terlihat jika anak
            mengalami hal ini adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang
            tua terhadap anak,    Hurlock (1990) mengatakan jika anak kurang
            kasih sayang dari orang tua menyebabkan berkembangnya perasaan
            tidak aman, gagal mengembangkan perilaku akrab, dan selanjutnya
            akan mengalami masalah penyesuaian diri pada sa yang akan datang.

2.8 Upaya mengurangi kekerasan terhadap anak
    Untuk mencegah dan menghentikan kekerasan pada anak dibutuhkan
    beberapa pendekatan diantaranya:
       1. Pendekatan individu, yaitu dengan cara menambah pemahaman
           agama, karena tentunya seorang yang mempunyai pemahaman agama
           yang kuat akan lebih tegar menghadapi situasi-situasiyang menjadi
           factor terjadinya kekerasan.
       2. Pendekatan sosial, melingkupi pendekatan partisipasi masyarakat
           dalam melaporkan dan waspada setiap tindakan kejahatan, terutama
           human trafficking.
       3. Pendekatan medis, untuk memberikan pelayanan dan perawatan baik
           secara fisik atau kejiwaan, juga memberikan penyuluhan terhadap orang
           tua tentang bagaimana mengasuh anak dengan baik dan benar.
       4. Pendekatan hukum, tentunya yang bertanggung jawab masalah ini
           adalah pemerintah untuk selalu mencari dan menanggapi secara sigap
           terhadap setiap laporan atau penemuan kasus kekerasan dan kejahatan
           dan menghukumnya dengan ketentuan hukum yang berlaku.




Pendidikan kewarganegaraan                                                         11
BAB III
                                    PENUTUP


3.1 Kesimpulan
    1. Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang
        bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus
        dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat, atau
        negara.
    2. Sejarah lahirnya HAM dimulai dari piagam magna charta pada tahun 1215
        dan selanjutnya diakui secara resmi oleh PBB melalui declaration of
        human right pada 10 Desember 1948.
    3. Pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia masih belum bisa dikatakan
        berhasil. Di satu sisi terlihat kemajuan, namun di sisi lain juga terjadi
        kemunduran yang cukup berarti. Kemajuan terlihat dengan adanya regulasi
        hukum HAM melalui peraturan perundang-undangan serta dibentuknya
        Pengadilan HAM dalam upaya menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran
        HAM berat yang terjadi. Namun masih banyak pelanggaran yaitu masih
        banyak kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang hingga saat ini para
        pelakunya tidak dijerat hukum sama sekali.
    4. Kekerasan terhadap anak adalah segala bentuk perlakuan baik secara fisik
        maupun psikis yang berakibat penderitaan terhadap anak.Macam-macam
        kekerasan terhadap anak antara lain: penyiksaan fisik, penyiksaan Emosi,
        pelecehan seksual, dan pengabaian.
    5. Faktor penyebab terjadinya kekerasan:Lingkaran kekerasan, Stres dan
        kurangnya dukungan, Pecandu alkohol atau narkoba, Menjadi saksi
        kekerasan dalam rumah tangga, kemiskinan dan akses yang terbatas ke
        pusat ekonomi dan sosial saat masa-masa krisis, peningkatan krisis dan
        jumlah kekerasan di lingkungan sekitar mereka.
    6. Dampak dari kekerasan terhadap anak antara lain: 1) Kerusakan fisik atau
        luka fisik; 2) Anak akan menjadi individu yang kurang percaya diri,
        pendendam dan        agresif; 3) Memiliki perilaku menyimpang, seperti,
        menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol, sampai



Pendidikan kewarganegaraan                                                          12
dengan kecenderungan bunuh diri; 4) Jika anak mengalami kekerasan
        seksual maka akan menimbulkan trauma mendalam pada anak, takut
        menikah, merasa rendah diri.
3.2 Saran
        1. Diperlukan        sinergi    yang   baik    antara   segala     pihak   untuk
            menanggulangi kekerasan ham.
        2. Diperlukannya pendidikan karakter sejak dini agar pemahaman ham
            dapat berkembang sejak awal (sebagai tindakan preventif).
        3. Perlunya pendidikan HAM di kalangan masyarakat agar nantinya
            masyarakat       bisa      menentukan     sikap-sikap   yang     merupakan
            pelanggaran HAM dan yang bukan.
        4. Semua orang harus mampu menghormati dan menghargai Hak Asasi
            Manusia karena HAM merupakan anugrah dari Tuhan.




Pendidikan kewarganegaraan                                                                 13
DAFTAR PUSTAKA


Abu Huraerah. (2006). Kekerasan Terhadap Anak                Jakarta :Penerbit
Nuansa,Emmy
Adnan Buyung Nasution (a), The Aspiration for Constitutional Government in
Indonesia:A Socio-legal Study of the Indonesian Konstituante, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 1992.
Adnan Buyung Nasution, Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia:
StudiSosio-Legal atas Konstituante 1956-1959, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta,
1995.
Antonio Cassesse, Hak Asasi Manusia di Dunia yang Berubah, Yayasan Obor
Indonesia,Jakarta, 1994.
Soekresno S. Pd.(2007). Mengenali Dan Mencegah Terjadinya TindakKekerasan
Terhadap Anak.
UU PA No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak




Pendidikan kewarganegaraan                                                       14

More Related Content

What's hot

Makalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan hamMakalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan hamPutri Sanuria
 
Konsep hak dan kewajiban manusia
Konsep hak dan kewajiban manusiaKonsep hak dan kewajiban manusia
Konsep hak dan kewajiban manusiaagunges
 
Bab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the lawBab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the lawTitikbudiarti
 
Hak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaHak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaAhmad Royhan Nst
 
Makalah PKn - Hak Asasi Manusia
Makalah PKn - Hak Asasi ManusiaMakalah PKn - Hak Asasi Manusia
Makalah PKn - Hak Asasi Manusiayuliansafa
 
Sejarah lahirnya pancasila di Indonesia
Sejarah lahirnya pancasila di IndonesiaSejarah lahirnya pancasila di Indonesia
Sejarah lahirnya pancasila di IndonesiaDAYURIKA
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10fhnx
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaNakano
 
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)Fenti Anita Sari
 

What's hot (18)

Makalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan hamMakalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan ham
 
HUKUM DAN HAM
HUKUM DAN HAMHUKUM DAN HAM
HUKUM DAN HAM
 
Konsep hak dan kewajiban manusia
Konsep hak dan kewajiban manusiaKonsep hak dan kewajiban manusia
Konsep hak dan kewajiban manusia
 
Bab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the lawBab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the law
 
Ham kelas x
Ham kelas xHam kelas x
Ham kelas x
 
Hak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaHak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasila
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Makalah PKn - Hak Asasi Manusia
Makalah PKn - Hak Asasi ManusiaMakalah PKn - Hak Asasi Manusia
Makalah PKn - Hak Asasi Manusia
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Sejarah lahirnya pancasila di Indonesia
Sejarah lahirnya pancasila di IndonesiaSejarah lahirnya pancasila di Indonesia
Sejarah lahirnya pancasila di Indonesia
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
negara hukum dan ham
negara hukum dan hamnegara hukum dan ham
negara hukum dan ham
 
Pkn (ham)
Pkn (ham)Pkn (ham)
Pkn (ham)
 
Ham
HamHam
Ham
 
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
 

Viewers also liked

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)nikmahnafila
 
Exposicion Final de networking
Exposicion Final de networkingExposicion Final de networking
Exposicion Final de networkingmarcosposada
 
Evaluation question 2
Evaluation question 2Evaluation question 2
Evaluation question 2aliceaustin1
 
Sportal Content Provider
Sportal Content ProviderSportal Content Provider
Sportal Content ProviderMarco Gabbi
 
INSTALACJA Zielonka
INSTALACJA ZielonkaINSTALACJA Zielonka
INSTALACJA ZielonkasalonyVi
 
DID YOU KNOW ?
DID YOU KNOW ?DID YOU KNOW ?
DID YOU KNOW ?IGRIV
 
DiretoBrasil Creating Value
DiretoBrasil Creating ValueDiretoBrasil Creating Value
DiretoBrasil Creating ValueDiretoBrasil
 
Silicon Valley Marketo User Group Meeting June 22, 2012
Silicon Valley Marketo User Group Meeting June 22, 2012Silicon Valley Marketo User Group Meeting June 22, 2012
Silicon Valley Marketo User Group Meeting June 22, 2012ryanvong
 
Dr. Boles MitoAction Presentation 9/13/13
Dr. Boles MitoAction Presentation 9/13/13Dr. Boles MitoAction Presentation 9/13/13
Dr. Boles MitoAction Presentation 9/13/13mitoaction
 
Work History Copy
Work History   CopyWork History   Copy
Work History Copyjdurivage
 
Shir hallel lakaas - שיר הלל לכעס
Shir hallel lakaas - שיר הלל לכעסShir hallel lakaas - שיר הלל לכעס
Shir hallel lakaas - שיר הלל לכעסNili Glazer
 
1 installing ubuntu1404-lts_on_virtualbox
1 installing ubuntu1404-lts_on_virtualbox1 installing ubuntu1404-lts_on_virtualbox
1 installing ubuntu1404-lts_on_virtualboxKichiemon Adachi
 
Single Use Bioreactors (2012)
Single Use Bioreactors (2012)Single Use Bioreactors (2012)
Single Use Bioreactors (2012)shad121
 

Viewers also liked (20)

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
 
Exposicion Final de networking
Exposicion Final de networkingExposicion Final de networking
Exposicion Final de networking
 
Evaluation question 2
Evaluation question 2Evaluation question 2
Evaluation question 2
 
Sportal Content Provider
Sportal Content ProviderSportal Content Provider
Sportal Content Provider
 
Syaela wati achmad 94
Syaela wati achmad 94Syaela wati achmad 94
Syaela wati achmad 94
 
INSTALACJA Zielonka
INSTALACJA ZielonkaINSTALACJA Zielonka
INSTALACJA Zielonka
 
DID YOU KNOW ?
DID YOU KNOW ?DID YOU KNOW ?
DID YOU KNOW ?
 
DiretoBrasil Creating Value
DiretoBrasil Creating ValueDiretoBrasil Creating Value
DiretoBrasil Creating Value
 
Silicon Valley Marketo User Group Meeting June 22, 2012
Silicon Valley Marketo User Group Meeting June 22, 2012Silicon Valley Marketo User Group Meeting June 22, 2012
Silicon Valley Marketo User Group Meeting June 22, 2012
 
mergers and acquisitions
mergers and acquisitionsmergers and acquisitions
mergers and acquisitions
 
Dr. Boles MitoAction Presentation 9/13/13
Dr. Boles MitoAction Presentation 9/13/13Dr. Boles MitoAction Presentation 9/13/13
Dr. Boles MitoAction Presentation 9/13/13
 
Work History Copy
Work History   CopyWork History   Copy
Work History Copy
 
Xrs9965 70 g
Xrs9965 70 gXrs9965 70 g
Xrs9965 70 g
 
10 Roses
10 Roses10 Roses
10 Roses
 
Shir hallel lakaas - שיר הלל לכעס
Shir hallel lakaas - שיר הלל לכעסShir hallel lakaas - שיר הלל לכעס
Shir hallel lakaas - שיר הלל לכעס
 
Fhas
FhasFhas
Fhas
 
1 installing ubuntu1404-lts_on_virtualbox
1 installing ubuntu1404-lts_on_virtualbox1 installing ubuntu1404-lts_on_virtualbox
1 installing ubuntu1404-lts_on_virtualbox
 
Dt3141 deady final
Dt3141 deady finalDt3141 deady final
Dt3141 deady final
 
Pengertian internet
Pengertian internetPengertian internet
Pengertian internet
 
Single Use Bioreactors (2012)
Single Use Bioreactors (2012)Single Use Bioreactors (2012)
Single Use Bioreactors (2012)
 

Similar to HAM-KekerasanAnak (20)

4.ham dian 127855 copy
4.ham dian 127855   copy4.ham dian 127855   copy
4.ham dian 127855 copy
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
Makalah pcl
Makalah pclMakalah pcl
Makalah pcl
 
ham
hamham
ham
 
Kelompok 2 - Hak Asasi Manusia
Kelompok  2 - Hak Asasi ManusiaKelompok  2 - Hak Asasi Manusia
Kelompok 2 - Hak Asasi Manusia
 
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT HUKUM DAN HUKUM ISLAM_PROF SU...
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT HUKUM DAN HUKUM ISLAM_PROF SU...MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT HUKUM DAN HUKUM ISLAM_PROF SU...
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT HUKUM DAN HUKUM ISLAM_PROF SU...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Perlindungan hak asasi manusia
Perlindungan hak asasi manusiaPerlindungan hak asasi manusia
Perlindungan hak asasi manusia
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
 
Mendeskripsikan HAM (PKn)
Mendeskripsikan HAM (PKn)Mendeskripsikan HAM (PKn)
Mendeskripsikan HAM (PKn)
 
Makalah hak asasi manusia (3)
Makalah hak asasi manusia (3)Makalah hak asasi manusia (3)
Makalah hak asasi manusia (3)
 
Makalah hak asasi manusia (2)
Makalah hak asasi manusia (2)Makalah hak asasi manusia (2)
Makalah hak asasi manusia (2)
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
 
Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia (HAM)Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia (HAM)
 
PPT Kewarganegaraan penegakan HAM kelas X
PPT Kewarganegaraan penegakan HAM kelas XPPT Kewarganegaraan penegakan HAM kelas X
PPT Kewarganegaraan penegakan HAM kelas X
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 

HAM-KekerasanAnak

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun. Hak – hak ini berisi tentang kesamaan atau keselarasan tanpa membeda bedakan suku, golongan, keturunanan, jabatan dan lain sebagainya antara setiap manusia yang hakikatnya adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Dalam perkembangan perwujudan HAM di Negara ini, masih terdapat pelanggaran HAM yang dapat kita jumpai, terutama yang memprihatinkan adalah kekerasan pada anak, anak yang seharusnya diberikan perlindungan, dan pendidikan yang cukup justru disakati atau dicederai hak – haknya sebagai manusia. Untuk menyelesaikan masalah ini perlu adanya keseriusan dari pemerintah menangani pelanggaran pelanggaran yang terjadi dan menghukum individu atau oknum terbukti melakukan pelanggaran HAM. Selain itu masyarakat juga perlu mengerti tentang HAM dan turut menegakkan HAM mulai dari lingkungan sosial tempat mereka tinggal hingga nantinya akan terbentuk penegakan HAM tingkat nasional. 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimanakah pengertian Hak Asasi Manusia? b. Bagaimanakah sejarah Hak Asasi Manusia? c. Bagaimanakah ImplementasiHak Asasi Manusia di Indonesia? d. Apakah pengertian kekerasan terhadap anak? e. Apakah saja macam – macam kekerasan pada anak? f. Apakah saja faktor penyebab kekerasan terhadap anak? g. Apakah dampak dari kekerasan terhadap anak tersebut? 1.3 Tujuan a. Ingin mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia b. Ingin mengetahui sejarah Hak Asasi Manusia Pendidikan kewarganegaraan 1
  • 2. c. Ingin mengetahui Implementasi Hak Asasi Manusia di Indonesia d. Ingin mengetahui pengertian kekerasan terhadap anak e. Ingin mengetahui saja macam – macam kekerasan pada anak f. Ingin mengetahui saja faktor penyebab kekerasan terhadap anak g. Ingin mengetahui dampak dari kekerasan terhadap anak tersebut Pendidikan kewarganegaraan 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) Secara etimologi, kata “hak‟ merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman perilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya. Sedangkan kata “asasi‟ berarti yang bersifat paling mendasar yang dimiliki oleh manusia sebagai fitrah, sehingga tak satupun makhluk dapat mengintervensinya apalagi mencabutnya. Misalnya hak hidup sebagai hak paling dasar yang dimiliki manusia, sehingga tak satupun manusia ini memiliki kewenangan untuk mencabut kehidupan manusia yang lain. Sedangkan menurut John Locke, seorang ahli pikir di bidang Ilmu Negara berpendapat bahwa hak-hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai hak yang kodrati. Ia memperinci hak asasi sebagai berikut: - hak hidup (the right to life); - hak kemerdekaan (right to liberty); - hak milik (right to property). 2.2 Sejarah Hak Asasi Manusia Lahirnya di Eropa HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 di Inggris. Piagam Magna Charta ini adalah piagam penghargaan atas pemikiran dan perjuangan HAM yang dilakukan oleh rakyat Inggris kepada Raja John yang berkuasa pada tahun 1215. Isi Piagam Magna Charta ini adalah: (1) Rakyat Inggris menuntut kepada raja agar berlaku adil kepada rakyat. (2) Menuntut raja apabila melanggar harus dihukum (didenda) berdasarkan kesamaan dan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya. (3) Menuntut raja menyampaikan pertanggungjawaban kepada rakyat. Pendidikan kewarganegaraan 3
  • 4. (4) Menuntut raja untuk segera menegakkan hak dan keadilan bagi rakyat. kemudian diikuti oleh perkembangan yang lebih konkret, dengan lahirnya “Bill of Rights” di Inggris pada tahun 1689. Bill of Rights adalah piagam penghargaan atas pemikiran dan perjuangan HAM oleh rakyat kepada penguasa negara atau pemerintah di Inggris pada tahun 1689. Inti dari tuntutan yang diperjuangkannya adalah “rakyat Inggris menuntut agar rakyat diperlakukan sama di muka hukum (equality before the law), sehingga tercapai kebebasan”. Berikutnya adalah Declaration Des Droits de L‟ homme et du Citoyen (Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara Perancis tahun 1789), Deklarasi ini menyatakan hak asasi manusia dan hak warga negara Perancis. Isi deklarasi ini sebagai berikut: 1. Manusia dilahirkan merdeka. 2. Hak milik dianggap suci dan tidak boleh diganggu gugat oleh siapa pun. 3. Tidak boleh ada penangkapan dan penahanan dengan semena-mena atau tanpa alasan yang sah serta surat izin dari pejabat yang berwenang. Kemudian pada tanggal 6 Januari 1941, F. D. Roosevelt memformulasikan empat macam hak-hak asasi (the four freedoms) di depan kongres Amerika Serikat, yaitu: 1. bebas untuk berbicara (freedom of speech). 2. bebas dalam memeluk agama (freedom of religion). 3. bebas dari rasa takut (freedom of fear). 4. bebas terhadap suatu keinginan/kehendak (freedom of from want). Declaration of Human Right 1948, di mana seluruh umat manusia melalui wakil-wakilnya dalam organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sepakat dan bertekad memberikan pengakuan dan perlindungan secara yuridis formal terhadap hak-hak asasi dan merealisasikannya. Secara teoritis, hak-hak yang terdapat di dalam The Universal Declaration of Human Rights dapat dikelompokkan dalam tiga bagian: 1. yang menyangkut hak-hak politik dan yuridis, 2. yang menyangkut hak-hak atas martabat dan integritas manusia, 3. yang menyangkut hak-hak sosial, ekonomi dan budaya Pendidikan kewarganegaraan 4
  • 5. Di Indonesia HAM sebenarnya telah lama ada. Sebagai contoh, HAM di Sulawesi Selatan telah dikenal sejak lama, kemudian ditulis dalam buku- buku adat (Lontarak). Antara lain dinyatakan dalam buku Lontarak (Tomatindo di Lagana) bahwa apabila raja berselisih paham dengan Dewan Adat, maka Raja harus mengalah. Tetapi apabila para Dewam Adat sendiri berselisih, maka rakyatlah yang memustuskan. Sedangkan Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam organisasi pergerakan sebagai berikut: 1. Budi Utomo, pemikirannya, “hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat”; 2. Perhimpunan Indonesia, pemikirannya, “hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self determination); 3. Sarekat Islam, pemikirannya, “hak penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial”; 4. Partai Komunis Indonesia, pemikirannya, “hak sosial dan berkaitan dengan alat-alat produksi”; 5. Indische Party, pemikirannya, “hak untuk mendapatkan kemerdekaan dan perlakuan yang sama”; 6. Partai Nasional Indonesia, pemikirannya, “hak untuk memperoleh kemerdekaan”; 7. Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia, pemikirannya meliputi: o Hak untuk menentukan nasib sendiri, o Hak untuk mengeluarkan pendapat, o Hak untuk berserikat dan berkumpul, o Hak persamaan di muka hukum, o Hak untuk turut dalam penyelenggaraan negara Kemudian ditegaskan dalam UU No. 39/1999 tentang hak asasi manusia, yang mendefinisikan hak asasi manusia sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME. Berdasarkan beberapa rumusan pengertian HAM di atas, diperoleh kesimpulan bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati Pendidikan kewarganegaraan 5
  • 6. dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat, atau negara. 2.3 Implementasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia Pelaksanaan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia baru pada tahap kebijakan belum menjadi bagian dari sendi-sendi dasar kehidupan berbangsa untuk menjadi faktor integrasi atau persatuan. Problem dasar HAM yaitu penghargaan terhadap martabat dan privasi warga negara sebagai pribadi juga belum ditempatkan sebagaimana mestinya.Dalam diskusi dipersoalkan bagaimana sebenarnya posisi pemerintah untuk melaksanakan HAM secara tulus. Sedangkan di Indonesia, HAM baru merupakan satu kebijakan belum merupakan bagian dari sendi-sendi dasar dari kehidupan berbangsa. Kondisi HAM di Indonesia menghadapi dua hal dinamis yang terjadi yaitu realitas empiris di mana masyarakat semakin sadar HAM serta kondisi politik.Soal hubungan Komnas HAM dengan pemerintah, misalnya seperti Kasus Marsinah atau Kerusuhan 27 Juli. Komnas HAM sebenarnya menganut prinsip HAM universal dengan dasar Piagam PBB, Deklarasi HAM serta Pancasila sebagai falsafah politik dan konsitusi UUD „45. “Paham HAM universal itu harus disesuaikan dengan nilai budaya yang berlaku,”.Namun kurangnya pemahaman HAM atau karena kepentingan politik seringkali disebut-sebut “HAM di Indonesia sebagai HAM yang khas yang berbeda dengan HAM universal”. 2.4 Pengertian Kekerasan Terhadap Anak Pada awalnya terminologi tindak kekerasan atau child abuse berasal dari dunia kedokteran.Sekitar tahun 1946, seorang radiologist Caffey (dalam Ibnu Anshori, 2007) melaporkan kasus berupa gejala-gejala klinik seperti patah tulang panjang yang majemuk (multiple fractures) pada anak-anak atau bayi disertai pendarahan tanpa diketahui sebabnya (unrecognized trauma).Dalam dunia kedokteran, kasus ini dikenal dengan istilah Caffey Syndrome (Ranuh dalam Anshori, 2007). Kasus yang ditemukan Caffey diatas semakin menarik perhatian publik ketika Henry Kempe tahun 1962 Pendidikan kewarganegaraan 6
  • 7. menulis masalah ini di Journal of the American Medical Assosiation, dan melaporkan bahwa dari 71 Rumah Sakit yang ia teliti, ternyata terjadi 302 kasus tindak kekerasan terhadap anak-anak, dimana 33 anak dilaporkan meninggal akibat penganiayaan yang dialaminya, dan 85 mengalami kerusakan otak yang permanen. Henry (dalam Anshori, 2007) menyebut kasus penelentaran dan penganiayaan yang dialami anak-anak dengan istilah Battered Child Syndrome, yaitu setiap keadaan yang disebabkan kurangnya perawatan dan perlindungan terhadap anak oleh orangtua atau pengasuh lain. Selain Battered Child Syndrome, istilah lain untuk menggambarkan kasus penganiayaan yang dialami anak-anak adalah Maltreatment Syndrome, yang meliputi gangguan fisik seperti diatas, juga gangguan emosi anak dan adanya akibat asuhan yang tidak memadai, ekploitasi seksual dan ekonomi, pemberian makanan yang tidak layak bagi anak atau makanan kurang gizi, pengabaian pendidikan dan kesehatan dan kekerasan yang berkaitan dengan medis (Gelles dalam Anshori, 2007). Hoesin (2006) melihat kekerasan terhadap anak sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak-hak anak.dan dibanyak negara dikategorikan sebagai kejahatan sehingga mencegahnya dapat dilakukan oleh para petugas penegak hukum. Sedangkan Patilima (2003) menganggap kekerasan merupakan perlakuan yang salah orang tua.Patilima mendefinisikan perlakuan salah pada anak adalah segala perlakuan terhadap anak yang akibat-akibatnya mengancam kesejahteraan dan tumbuh kembang anak, baik secara fisik, psikologi sosial, maupun mental. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kekerasan terhadap anak adalah segala bentuk perlakuan baik secara fisik maupun psikis yang berakibat penderitaan terhadap anak. 2.5 Macam-macam kekerasan terhadap anak Penyiksaan terhadap anak dapat digolongkan menjadi: penyiksaan fisik (physical abuse), penyiksaan emosi (psychological/emotional abuse), pelecehan seksual (sexual abuse), dan pengabaian (child neglect). a) Penyiksaan Fisik (Physical Abuse) Pendidikan kewarganegaraan 7
  • 8. Segala bentuk penyiksaan secara fisik, dapat berupa cubitan, pukulan, tendangan, menyundut dengan rokok, membakar, dan tindakan-tindakan lain yang dapat membahayakan anak. Banyak orangtua yang menyiksa anaknya mengaku bahwa perilaku yang mereka lakukan adalah semata- mata suatu bentuk pendisiplinan anak, suatu cara untuk membuat anak mereka belajar bagaimana berperilaku baik. b) Penyiksaan Emosi (Psychological/ Emotional Abuse) Penyiksaan emosi adalah semua tindakan merendahkan atau meremehkan anak, selanjutnya konsep diri anak terganggu, anak merasa tidak berharga untuk dicintai dan dikasihi. Jenis-jenis penyiksaan emosi adalah: penolakan, tidakdiperhatikan, ancaman, dan isolasi. c) PelecehanSeksual(Sexual Abuse) Pelecehan seksual pada anak adalah kondisi dimana anak terlibat dalam aktivitas seksual, anak sama sekali tidak menyadari, dan tidak mampu mengkomunikasikannya, atau bahkan tidak tahu arti tindakan yang diterimanya. Jenis-jenis penyiksaan seksual adalah: 1. Pelecehan seksual tanpa sentuhan: anak melihat pornografi, atau exhibisionisme, dsb. 2. Pelecehan seksual dengan sentuhan. Semua tindakan pelecehan orang dewasa terhadap organ seksual anak. Seperti adanya penetrasi ke dalam vagina atau anak dengan benda apapun yang tidak mempunyai tujuan medis. 3. Eksploitasi seksual. Meliputi semua tindakan yang menyebabkan anak masuk dalam tujuan prostitusi, atau menggunakan anak sebagai model foto atau film porno. d) Pengabaian (Child Neglect). Pengabaian terhadap anak termasuk penyiksaan secara pasif, yaitu segala ketiadaan perhatian yang memadai, baik fisik, emosi maupun sosial. Jenis-jenis pengabaian anak: 1. Pengabaian fisik, misalnya keterlambatan mencari bantuan medis, pengawasan yang kurang memadai, serta tidak tersedianya kebutuhan akan rasa aman dalam keluarga. Pendidikan kewarganegaraan 8
  • 9. 2. Pengabaian pendidikan misalnya orang tua seringkali tidak memberikan fasilitas pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuan anak. 3. Pengabaian secara emosi dapat terjadi misalnya ketika orang tua tidak menyadari kehadiran anak ketika sedang bertengkar. Pembedaan perlakuan dan kasih sayang orang tua terhadap anak- anaknya. 4. Pengabaian fasilitas medis, misalnya orang tua tidak menyediakan layanan medis untuk anak meskipun secara finansial memadai. 5. Mempekerjakan anak dibawah umur, hal ini melanggar hak anak untuk memperoleh pendidikan, dapat membahayakan kesehatan, serta melanggar hak mereka sebagai manusia. Anak yang dicurigai telah mengalami penyiksaan fisik perlu di lakukan penyelidikan lebih lanjut yang melibatkan: Pekerja Sosial, Dokter Anak dan Pihak yang berwajib (Polisi). 2.6 Faktor penyebab kekerasan terhadap anak Ada banyak faktor yang sangat berpengaruh untuk mengarahkan seseorang kepada penyiksaan anak terhadap anak. Faktor-faktor yang paling umum adalah sebagai berikut: 1. Lingkaran kekerasan, seseorang yang mengalami kekerasan semasa kecilnya mempunyai kecenderungan untuk melakukan hal yang pernah dilakukan terhadap dirinya pada orang lain. 2. Stres dan kurangnya dukungan. Menjadi orangtua maupun pengasuh dapat menjadi sebuah pekerjaan yang menyita waktu dan sulit.Orangtua yang mengasuh anak tanpa dukungan dari keluarga, teman atau masyarakat dapat mengalami stress berat. 3. Pecandu alkohol atau narkoba. Para pecandu alkohol dan narkoba seringkali tidak dapat mengontrol emosi dengan baik, sehingga kecenderungan melakukan penyiksaan lebih besar. Pendidikan kewarganegaraan 9
  • 10. 4. Menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga adalah sebuah bentuk penyiksaan anak secara emosional dan mengakibatkan penyiksaan anak secara fisik. 5. Kemiskinan dan akses yang terbatas ke pusat ekonomi dan sosial saat masa-masa krisis. 6. Peningkatan krisis dan jumlah kekerasan di lingkungan sekitar mereka. 2.7 Dampak kekerasan terhadap anak Anak-anak korban kekerasan umumnya menjadi sakit hati, dendam, dan menampilkan perilaku menyimpang di kemudian hari.Bahkan, Komnas PA (dalam Nataliani, 2004) mencatat, seorang anak yang berumur 9 tahun yang menjadi korban kekerasan, memiliki keinginan untuk membunuh ibunya. Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan kekerasan terhadap anak (child abuse), antara lain; 1) Dampak kekerasan fisik. Anak yang mendapat perlakuan kejam dari orang tuanya akan menjadi sangat agresif, dan setelah menjadi orang tua akan berlaku kejam kepada anak-anaknya. 2) Dampak kekerasan psikis.Jenis kekerasan ini meninggalkan bekas yang tersembunyi yang termanifestasikan dalam beberapa bentuk, seperti kurangnya rasa percaya diri, kesulitan membina persahabatan, perilaku merusak, menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol, ataupun kecenderungan bunuh diri. 3) Dampak kekerasan seksual. Eksploitasi seksual yang dialami semasa masih anak-anak banyak ditengarai sebagai penyebab keterlibatan dalam prostitusi.Jika kekerasan seksual terjadi pada anak yang masih kecil pengaruh buruk yang ditimbulkan antara takut bergaul, menutup diri, dan trauma untuk menjalani pernikahan karena masih dibayangitrauma masa lalu. Pendidikan kewarganegaraan 10
  • 11. 4) Dampak penelantaran anak. Pengaruh yang paling terlihat jika anak mengalami hal ini adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak, Hurlock (1990) mengatakan jika anak kurang kasih sayang dari orang tua menyebabkan berkembangnya perasaan tidak aman, gagal mengembangkan perilaku akrab, dan selanjutnya akan mengalami masalah penyesuaian diri pada sa yang akan datang. 2.8 Upaya mengurangi kekerasan terhadap anak Untuk mencegah dan menghentikan kekerasan pada anak dibutuhkan beberapa pendekatan diantaranya: 1. Pendekatan individu, yaitu dengan cara menambah pemahaman agama, karena tentunya seorang yang mempunyai pemahaman agama yang kuat akan lebih tegar menghadapi situasi-situasiyang menjadi factor terjadinya kekerasan. 2. Pendekatan sosial, melingkupi pendekatan partisipasi masyarakat dalam melaporkan dan waspada setiap tindakan kejahatan, terutama human trafficking. 3. Pendekatan medis, untuk memberikan pelayanan dan perawatan baik secara fisik atau kejiwaan, juga memberikan penyuluhan terhadap orang tua tentang bagaimana mengasuh anak dengan baik dan benar. 4. Pendekatan hukum, tentunya yang bertanggung jawab masalah ini adalah pemerintah untuk selalu mencari dan menanggapi secara sigap terhadap setiap laporan atau penemuan kasus kekerasan dan kejahatan dan menghukumnya dengan ketentuan hukum yang berlaku. Pendidikan kewarganegaraan 11
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat, atau negara. 2. Sejarah lahirnya HAM dimulai dari piagam magna charta pada tahun 1215 dan selanjutnya diakui secara resmi oleh PBB melalui declaration of human right pada 10 Desember 1948. 3. Pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia masih belum bisa dikatakan berhasil. Di satu sisi terlihat kemajuan, namun di sisi lain juga terjadi kemunduran yang cukup berarti. Kemajuan terlihat dengan adanya regulasi hukum HAM melalui peraturan perundang-undangan serta dibentuknya Pengadilan HAM dalam upaya menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi. Namun masih banyak pelanggaran yaitu masih banyak kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang hingga saat ini para pelakunya tidak dijerat hukum sama sekali. 4. Kekerasan terhadap anak adalah segala bentuk perlakuan baik secara fisik maupun psikis yang berakibat penderitaan terhadap anak.Macam-macam kekerasan terhadap anak antara lain: penyiksaan fisik, penyiksaan Emosi, pelecehan seksual, dan pengabaian. 5. Faktor penyebab terjadinya kekerasan:Lingkaran kekerasan, Stres dan kurangnya dukungan, Pecandu alkohol atau narkoba, Menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga, kemiskinan dan akses yang terbatas ke pusat ekonomi dan sosial saat masa-masa krisis, peningkatan krisis dan jumlah kekerasan di lingkungan sekitar mereka. 6. Dampak dari kekerasan terhadap anak antara lain: 1) Kerusakan fisik atau luka fisik; 2) Anak akan menjadi individu yang kurang percaya diri, pendendam dan agresif; 3) Memiliki perilaku menyimpang, seperti, menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol, sampai Pendidikan kewarganegaraan 12
  • 13. dengan kecenderungan bunuh diri; 4) Jika anak mengalami kekerasan seksual maka akan menimbulkan trauma mendalam pada anak, takut menikah, merasa rendah diri. 3.2 Saran 1. Diperlukan sinergi yang baik antara segala pihak untuk menanggulangi kekerasan ham. 2. Diperlukannya pendidikan karakter sejak dini agar pemahaman ham dapat berkembang sejak awal (sebagai tindakan preventif). 3. Perlunya pendidikan HAM di kalangan masyarakat agar nantinya masyarakat bisa menentukan sikap-sikap yang merupakan pelanggaran HAM dan yang bukan. 4. Semua orang harus mampu menghormati dan menghargai Hak Asasi Manusia karena HAM merupakan anugrah dari Tuhan. Pendidikan kewarganegaraan 13
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Abu Huraerah. (2006). Kekerasan Terhadap Anak Jakarta :Penerbit Nuansa,Emmy Adnan Buyung Nasution (a), The Aspiration for Constitutional Government in Indonesia:A Socio-legal Study of the Indonesian Konstituante, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1992. Adnan Buyung Nasution, Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia: StudiSosio-Legal atas Konstituante 1956-1959, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1995. Antonio Cassesse, Hak Asasi Manusia di Dunia yang Berubah, Yayasan Obor Indonesia,Jakarta, 1994. Soekresno S. Pd.(2007). Mengenali Dan Mencegah Terjadinya TindakKekerasan Terhadap Anak. UU PA No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak Pendidikan kewarganegaraan 14