SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
(BBLR)
Disusun Oleh :
M. Badrushshalih
Ferani Nusi C
Roisca Dyah P.
Triyadini
Puput Pangesti
Herta Vika
M. Zaky
Antony Kurniawan
Untung Imam S.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2007
DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan
lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pada tahun
1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
disebut Low Birth Weight Infants ( BBLR). Berdasarkan pengertian di atas maka bayi
dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan:
1. Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat
badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus
Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan ( NKBSMK).
2. Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini
dapat juga: Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK).
Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih
Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK ).
ETIOLOGI
1. Faktor Ibu.
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya: perdarahan
antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
b. Usia ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multigravida
yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26 – 35
tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi
terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi
yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang Demikian pula kejadian
prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.ternyata lebih tinggi
bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
d. Sebab lain
ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
2. Faktor janin.
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.
PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir
cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi
karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan
oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-
keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit,
dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan
bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
menderita anemia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah
normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi
selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi
sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.
Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai
di bawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan
kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi
yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian
perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat
dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan
melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
MANIFESTASI KLINIS
1. Fisik.
- bayi kecil
- pergerakan kurang dan masih lemah
- kepala lebih besar dari pada badan
- berat badan < 2500 gram
2. Kulit dan kelamin
- kulit tipis dan transparan
- lanugo banyak
- rambut halus dan tipis
- genitalia belum sempurna
3. Sistem syaraf
- refleks moro
- refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna.
4. Sistem muskuloskeletal
- axifikasi tengkorak sedikit
- ubun-ubun dan satura lebar
- tulang rawan elastis kurang
- otot-otot masih hipotonik
- tungkai abduksi
- sendi lutut dan kaki fleksi
5. Sistem pernafasan
- pernafasan belum teratur sering apnoe
- frekwensi nafas bervariasi
KOMPLIKASI
1. Sindroma distress respiratori idiopatik
Terjadi pada 10% bayi kurang bulan. Nampak konsolidasi paru progresif akibat
kurangnya surfaktan yang menurunkan tegangan permukaan di alveoli dan mencegah
kolaps. Pada waktu atau segera setelah lahir bayi akan mengalami :
a) rintihan waktu inspirasi
b) napas cuping hidung
c) kecepatan respirasi leih dari 70/ menit
d) tarikan waktu inspirasi pada sternum ( tulang dada )
Nampak gambaran sinar- X dada yang khas bronkogrm udara dan pemeriksaan gas
darah menunjukkan :
a) kadar oksigen arteri menurun
b) konsentrasi CO2 meningkat
c) asidosis metabolic
Pengobatan dengan oksigen yang dilembabkan, antibiotika, bikarbonas intravena dan
makanan intravena. Mungkin diperlukan tekanan jalan positif berkelanjutan
menggunakan pipa endotrakea. Akhirnya dibutuhkan pernapasan buatan bila timbul
gagal napas dengan pernapasan tekanan positif berkelanjutan.
2. Takipnea selintas pada bayi baru lahir
Paru sebagian bayi kurang bulan dan bahkan bayi cukup bulan teteap edematous
untuk beberapa jam setelah lahir dan menyebabkan takipnea. Keadaan ini tidak
berbahaya, biasanya tidak akan menyebabkan tanda- tanda distress respirasi lain dan
membaik kembali 12-24 jam setelah lahir. Perdarahan intraventrikular terjadi pada
bayi kurang bulan yang biasanya lahir normal. Perdarahan intraventrikular
dihubungkan dengan sindroma distress respiratori idiopatik dan nampaknya
berhubungan dengan hipoksia pada sindroma distress respirasi idiopatik. Bayi lemas
dan mengalami serangan apnea.
3. Fibroplasias retrolental
Oksigen konsentrasi tinggi pada daerah arteri berakibat pertumbuhan jaringan serat
atau fibrosa di belakang lensa dan pelepasan retina yang menyebabkan kebutaan.hal
ini dapat dihindari dengan menggunakan konsentrasi oksigen di bawah 40% ( kecuali
bayi yang membutuhkan lebih dari 40 % ). Sebagian besar incubator mempunyai
control untuk mencegah konsentrasi oksigen naik melebihi 40% tetapi lebih baik
menggunakan pemantau oksigan perkutan yang saat ini mudah didapat untuk
memantau tekanan oksigen arteri bayi.
4. Serangan apnea
Serangan apnea disebabkan ketidakmampuan fungsional pusat pernapasan atau ada
hubungannya dengan hipoglikemia atau perdarahan intracranial. Irama pernapasan
bayi tak teratur dan diselingi periode apnea. Dengan menggunakan pemantau
apneadan memberikan oksigen pada bayi dengan pemompaan segera bila timbul
apnea sebagian besar bayi akan dapat bertahan dai serangan apnea, meskipun apnea
ini mungkin berlanjut selama beberapa hari atau minggu. Perangsang pernapasan
seperti aminofilin mungkin bermanfaat.
5. Enterokolitis nekrotik
Keadaan ini timbul terutama pada bayi kurang bulan dengan riwayat asfiksia. Dapat
juga terjadi setelah transfuse tukar. Gejalanya : kembung, muntah, keluar darah dari
rectum dan berak cair, syok usus dan usus mungkin mengalami perforasi. Pengobatan
diberikan pengobatan gentamisin intravena, kanamisin oral. Hentikan minuman oral
dan berikan pemberian makanan intravena. Mungkin diperlukan pembedahan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal
/perinatal).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau
hemolisis berlebihan).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl
pada 3-5 hari.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata
40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, CI) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7. Pemeriksaan Analisa gas darah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina serta menemukan
gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra sonografi.
2. Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix atau laboratorium
kalau hipoglikemia perlu diatasi.
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK.
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi
mekonium.
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan dan bila frekwensi lebih dari
60x/ menit dibuat foto thorax.
PENATALAKSANAAN
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar
uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan
bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi
prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati
dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan ,
2 kg adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-
34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan
disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat
dipertahankan.
2. Nutrisi
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110
kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar
3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks
menghisap masih lemah,sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit,
tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling
utama,sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya
kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau
dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60
cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cckg BB/ hari.
3. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum
sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan
antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas ( BBLR). Dengan demikian
perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan
baik.
PENGKAJIAN
1. Aktivitas/ istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama tidur sehari rata-rata 20 jam.
2. Pernafasan
Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran cesaria atau persentasi
bokong. Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada
dan abdomen, perhatikan adanya sekret yang mengganggu pernafasan, mengorok,
pernafasan cuping hidung.
3. Makanan/ cairan
Berat badan rata-rata 2500 – 4000 gram ; kurang dari 2500 gr menunjukkan kecil
untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus
diberi infus. Beri minum dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan BBLR
belum sempurna,kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120 - 150m1/kg BB/ hari.
4. Berat badan
Kurang dari 2500 gram
5. Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan.
6. Integumen
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat dan kering.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan, keterbatasan
perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Tidak Efektifnya Termoregulasi
Pada bayi lahir dengan berat badan bayi rendah dapat terjadi termoregulasi yang tidak
efektif hal ini dapat disebabkan karena jaringan lemak pada subkutan yang kurang,
sistem termoregulasi yang imatur, masalah tersebut dapat dilakukan tindakan
keperawatan dengan cara mempertahankan temperatur pada aksila (36,5-37,2 derajat
Celsius) dengan cara mengkaji temperatur pada aksila tiap 1-4 jam, mempertahankan
suhu lingkungan yang netral, mempertahankan suhu bayi ke dalam inkubator,
mempertahankan kestabilan kebutuhan oksigen dengan mengkaji status respiratori.
2. Intoleransi Aktivitas
Intoleransi aktivitas ini dapat disebabkan karena prematuritas serta sistem susunan
syaraf yang imatur, masalah ini dapat diatasi dengan cara mempertahankan kestabilan
oksigen dengan melakukan monitoring pada nadi, mengkondisikan lingkungan yang
nyaman, menyediakan monitoring jantung dan paru, mengurangi stimulasi dengan
mengkaji selama aktivitas.
3. Resiko Tinggi Gangguan Integritas Kulit
Masalah ini dapat disebabkan karena adanya faktor mekanik, adanya imaturitas pada
kulit dan adanya imobilitas, masalah ini dapat dilakukan tindakan keperawatan
dengan mengkaji kulit dan membran mukosa tiap 2-4 jam, mengatur posisi tiap 2-4
jam, menghindari penggunaan lotion, krem atau powder yang berlebih.
4. Resiko Tinggi Infeksi
Resiko tinggi infeksi dapat disebabkan karena sistem imunitas yang masih imatur
atau prosedur invasif, masalah ini dapat diatasi dengan mengkaji tanda vital tiap 1-2
jam, mempertahankan lingkungan dalam suhu normal, memperthankan prinsip
aseptik sebelum kontak dengan pasien.
Cara Perawatan Bayi dalam Inkubator
Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan ke
dalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan
suhu yang normal. Dalam pelaksanaan perawatan di dalam inkubator terdapat dua cara
yaitu dengan cara tertutup dan terbuka.
Inkubator tertutup:
1. Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka dalam keadaan tertentu seperti
apnea, dan apabila membuka incubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan
oksigen harus selalu disediakan.
2. Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung.
3. Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk memudahkan
observasi.
4. Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh.
5. Pengaturan oksigen selalu diobservasi.
6. Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan suhu 27
derajat celcius.
Inkubator terbuka:
1. Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan
pada bayi.
2. Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan
kehangatan.
3. Membungkus dengan selimut hangat.
4. Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk mencegah aliran
udara.
5. Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala.
6. Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan
ketentuan di bawah ini.
Pengaturan suhu inkubator
Berat badan lahir
(gram)
0-24 jam
(º C)
2-3 hari
(º C)
4-7 hari
(º C)
8 hari
(º C)
1500 34-36 33-35 33-34 32-33
1501-2000 33-34 33 32-33 32
2001-2500 33 32-33 32 32
> 2500 32-33 32 31-32 32
Keterangan:
Apabila suhu kamar 28-29 derajat celcius hendaknya diturunkan 1 derajat celcius setiap
minggu dan apabila berat badan bayi sudah mencapai 2000 gram bayi boleh dirawat di
luar inkubator dengan suhu 27 derajat celcius.
KESIMPULAN
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500gr. BUR dapat dibagi 2 golongan yaitu
prematuritas murni dan dismaturitas. Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah
sering mengalami masalah sukar bernafas, sukar dalam pemberian minum ,ikterus berat
dan infeksi.Bayi juga rentan mengalami hipotermi jika tidak dalam incubator. Bayi ini
memerlukan perawatan khusus.
Bila fasilitas tempat bayi dilahirkan tidak memadai untuk perawatan bayi, maka
bayi harus segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas khusus untuk bayi yang
lahir dengan berat badan rendah. Selama perjalanan ke tempat rujukan pastikan bahwa
bayi terjaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lembut,kering,selimuti dan pakai
topi untuk menghindari kehilangan panas. Prognosis BBLR akan baik bila ditangani
dengan cepat dan perawatan yang intensif.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Bayi Berat Lahir Rendah (On-Line). Terdapat pada :
http://www.keluargasehat.com/keluarga-ibuisi
Ennis, Sharon Axton. 2003. Pediatric Nursing Care Plans. 2nd Edition. Pearson
Education. New Jersey
Faras Handayani. 2006. Berat Badan Lahir Rendah Tak Selalu Dirawat Di Rs (On-Line).
Terdapat pada : http://www.tabloid-nakita.com/artikel
Hidayat, Alimul A.2005. Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Penerbit Salemba Medica:
Jakarta
Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak I. EGC. Jakarta
Sitohang, Nur Asnah. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah.
USU Repository©2006
Sowden, Betz Cicilia. 2002. Keperawatan Pediatric. EGC. Jakarta
Speirs, al.1993. Ilmu Kesehatan anak Untuk Perawat. IKIP Semarang Press.Semarang
Whaley's and Wong. 1996. Clinic Manual of Pediatric Nursing. 4th Edition. Mosby
Company
Zulhaida Lubis. 2003. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang
Dilahirkan (On-Line). Terdapat pada :
http://tumoutou.net/702_07134/zulhaida_lubis.htm

More Related Content

What's hot

Responsi nicu ririn fix
Responsi nicu ririn fixResponsi nicu ririn fix
Responsi nicu ririn fix
Ririn Karinda
 

What's hot (19)

Bayi berat lahir rendah
Bayi  berat  lahir  rendahBayi  berat  lahir  rendah
Bayi berat lahir rendah
 
LP BBLR
LP BBLRLP BBLR
LP BBLR
 
Dr. suparyanto, m.kes
Dr. suparyanto, m.kesDr. suparyanto, m.kes
Dr. suparyanto, m.kes
 
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.YuyunSeputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
 
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatusPemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
 
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
 
Lab mandiri
Lab mandiriLab mandiri
Lab mandiri
 
Askep anak-dengan-bblr
Askep anak-dengan-bblrAskep anak-dengan-bblr
Askep anak-dengan-bblr
 
Responsi nicu ririn fix
Responsi nicu ririn fixResponsi nicu ririn fix
Responsi nicu ririn fix
 
Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKKESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
 
Makalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayiMakalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayi
 
Gizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busuiGizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busui
 
Askep bblr
Askep bblrAskep bblr
Askep bblr
 
Pemakanan khusus di bulan puasa
Pemakanan khusus di bulan puasaPemakanan khusus di bulan puasa
Pemakanan khusus di bulan puasa
 
Makalah blbr
Makalah blbrMakalah blbr
Makalah blbr
 
Ibu hamil dan bayi resti
Ibu hamil dan bayi restiIbu hamil dan bayi resti
Ibu hamil dan bayi resti
 
ASI makanan Terbaik untuk Bayi oleh dr. Anita
ASI makanan Terbaik untuk Bayi oleh dr. AnitaASI makanan Terbaik untuk Bayi oleh dr. Anita
ASI makanan Terbaik untuk Bayi oleh dr. Anita
 
LAKTASI
LAKTASILAKTASI
LAKTASI
 

Viewers also liked (7)

Asuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,pptAsuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,ppt
 
Pptx. KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PRESPEKTIF GENDER
Pptx. KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PRESPEKTIF GENDERPptx. KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PRESPEKTIF GENDER
Pptx. KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PRESPEKTIF GENDER
 
Gizi seimbang pada ibu hamil
Gizi seimbang pada ibu hamilGizi seimbang pada ibu hamil
Gizi seimbang pada ibu hamil
 
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupanKesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
 
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
 
Power point seminar BBL
Power point seminar BBLPower point seminar BBL
Power point seminar BBL
 
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi PerempuanKB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
 

Similar to 199740141 bblr

gawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramiongawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramion
anggi satya
 
BST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptxBST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptx
brosissply
 
Naskah dlm ms word
Naskah dlm ms wordNaskah dlm ms word
Naskah dlm ms word
xssdds
 
Makalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayiMakalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to 199740141 bblr (20)

Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
gawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramiongawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramion
 
BST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptxBST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptx
 
Askeb bblr
Askeb bblrAskeb bblr
Askeb bblr
 
KGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptxKGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptx
 
Naskah dlm ms word
Naskah dlm ms wordNaskah dlm ms word
Naskah dlm ms word
 
Bblr
BblrBblr
Bblr
 
Makalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayiMakalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayi
 
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
 
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
 
Bblr kecil
Bblr kecilBblr kecil
Bblr kecil
 
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
 
BBLR.pptx
BBLR.pptxBBLR.pptx
BBLR.pptx
 
Bblr AKPER PEMKAB MUNA
Bblr AKPER PEMKAB MUNA Bblr AKPER PEMKAB MUNA
Bblr AKPER PEMKAB MUNA
 
Hiperbilirubin
HiperbilirubinHiperbilirubin
Hiperbilirubin
 
226184976 case-fix
226184976 case-fix226184976 case-fix
226184976 case-fix
 
Pak bblr edit
Pak bblr editPak bblr edit
Pak bblr edit
 
Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2
 
Asuhan keperawatan prematur kecil
Asuhan keperawatan prematur kecilAsuhan keperawatan prematur kecil
Asuhan keperawatan prematur kecil
 
Modul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 BBLR Blok ReproduksiModul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 BBLR Blok Reproduksi
 

Recently uploaded

443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 

Recently uploaded (20)

443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

199740141 bblr

  • 1. BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) Disusun Oleh : M. Badrushshalih Ferani Nusi C Roisca Dyah P. Triyadini Puput Pangesti Herta Vika M. Zaky Antony Kurniawan Untung Imam S.
  • 2. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2007 DEFINISI Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants ( BBLR). Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan: 1. Prematuritas murni. Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan ( NKBSMK). 2. Dismaturitas. Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK). Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK ). ETIOLOGI 1. Faktor Ibu. a. Penyakit Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya: perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
  • 3. b. Usia ibu Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26 – 35 tahun. c. Keadaan sosial ekonomi Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah. d. Sebab lain ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik. 2. Faktor janin. Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom 3. Faktor lingkungan Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun. PATOFISIOLOGI Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan- keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan
  • 4. bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia. Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar. MANIFESTASI KLINIS 1. Fisik. - bayi kecil - pergerakan kurang dan masih lemah - kepala lebih besar dari pada badan - berat badan < 2500 gram 2. Kulit dan kelamin - kulit tipis dan transparan - lanugo banyak - rambut halus dan tipis - genitalia belum sempurna 3. Sistem syaraf - refleks moro - refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna. 4. Sistem muskuloskeletal
  • 5. - axifikasi tengkorak sedikit - ubun-ubun dan satura lebar - tulang rawan elastis kurang - otot-otot masih hipotonik - tungkai abduksi - sendi lutut dan kaki fleksi 5. Sistem pernafasan - pernafasan belum teratur sering apnoe - frekwensi nafas bervariasi KOMPLIKASI 1. Sindroma distress respiratori idiopatik Terjadi pada 10% bayi kurang bulan. Nampak konsolidasi paru progresif akibat kurangnya surfaktan yang menurunkan tegangan permukaan di alveoli dan mencegah kolaps. Pada waktu atau segera setelah lahir bayi akan mengalami : a) rintihan waktu inspirasi b) napas cuping hidung c) kecepatan respirasi leih dari 70/ menit d) tarikan waktu inspirasi pada sternum ( tulang dada ) Nampak gambaran sinar- X dada yang khas bronkogrm udara dan pemeriksaan gas darah menunjukkan : a) kadar oksigen arteri menurun b) konsentrasi CO2 meningkat c) asidosis metabolic Pengobatan dengan oksigen yang dilembabkan, antibiotika, bikarbonas intravena dan makanan intravena. Mungkin diperlukan tekanan jalan positif berkelanjutan menggunakan pipa endotrakea. Akhirnya dibutuhkan pernapasan buatan bila timbul gagal napas dengan pernapasan tekanan positif berkelanjutan. 2. Takipnea selintas pada bayi baru lahir Paru sebagian bayi kurang bulan dan bahkan bayi cukup bulan teteap edematous untuk beberapa jam setelah lahir dan menyebabkan takipnea. Keadaan ini tidak
  • 6. berbahaya, biasanya tidak akan menyebabkan tanda- tanda distress respirasi lain dan membaik kembali 12-24 jam setelah lahir. Perdarahan intraventrikular terjadi pada bayi kurang bulan yang biasanya lahir normal. Perdarahan intraventrikular dihubungkan dengan sindroma distress respiratori idiopatik dan nampaknya berhubungan dengan hipoksia pada sindroma distress respirasi idiopatik. Bayi lemas dan mengalami serangan apnea. 3. Fibroplasias retrolental Oksigen konsentrasi tinggi pada daerah arteri berakibat pertumbuhan jaringan serat atau fibrosa di belakang lensa dan pelepasan retina yang menyebabkan kebutaan.hal ini dapat dihindari dengan menggunakan konsentrasi oksigen di bawah 40% ( kecuali bayi yang membutuhkan lebih dari 40 % ). Sebagian besar incubator mempunyai control untuk mencegah konsentrasi oksigen naik melebihi 40% tetapi lebih baik menggunakan pemantau oksigan perkutan yang saat ini mudah didapat untuk memantau tekanan oksigen arteri bayi. 4. Serangan apnea Serangan apnea disebabkan ketidakmampuan fungsional pusat pernapasan atau ada hubungannya dengan hipoglikemia atau perdarahan intracranial. Irama pernapasan bayi tak teratur dan diselingi periode apnea. Dengan menggunakan pemantau apneadan memberikan oksigen pada bayi dengan pemompaan segera bila timbul apnea sebagian besar bayi akan dapat bertahan dai serangan apnea, meskipun apnea ini mungkin berlanjut selama beberapa hari atau minggu. Perangsang pernapasan seperti aminofilin mungkin bermanfaat. 5. Enterokolitis nekrotik Keadaan ini timbul terutama pada bayi kurang bulan dengan riwayat asfiksia. Dapat juga terjadi setelah transfuse tukar. Gejalanya : kembung, muntah, keluar darah dari rectum dan berak cair, syok usus dan usus mungkin mengalami perforasi. Pengobatan diberikan pengobatan gentamisin intravena, kanamisin oral. Hentikan minuman oral dan berikan pemberian makanan intravena. Mungkin diperlukan pembedahan PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
  • 7. 24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ). 2. Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal /perinatal). 3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan). 4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari. 5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga. 6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, CI) : biasanya dalam batas normal pada awalnya. 7. Pemeriksaan Analisa gas darah. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra sonografi. 2. Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix atau laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi. 3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya. 4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK. 5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium. 6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan dan bila frekwensi lebih dari 60x/ menit dibuat foto thorax. PENATALAKSANAAN Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi. 1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
  • 8. Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33- 34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat dipertahankan. 2. Nutrisi Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah,sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama,sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cckg BB/ hari. 3. Menghindari infeksi Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas ( BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik. PENGKAJIAN 1. Aktivitas/ istirahat Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama tidur sehari rata-rata 20 jam.
  • 9. 2. Pernafasan Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran cesaria atau persentasi bokong. Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen, perhatikan adanya sekret yang mengganggu pernafasan, mengorok, pernafasan cuping hidung. 3. Makanan/ cairan Berat badan rata-rata 2500 – 4000 gram ; kurang dari 2500 gr menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus. Beri minum dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan BBLR belum sempurna,kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120 - 150m1/kg BB/ hari. 4. Berat badan Kurang dari 2500 gram 5. Suhu BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan. 6. Integumen Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat dan kering. DIAGNOSA KEPERAWATAN Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Tidak Efektifnya Termoregulasi Pada bayi lahir dengan berat badan bayi rendah dapat terjadi termoregulasi yang tidak efektif hal ini dapat disebabkan karena jaringan lemak pada subkutan yang kurang, sistem termoregulasi yang imatur, masalah tersebut dapat dilakukan tindakan keperawatan dengan cara mempertahankan temperatur pada aksila (36,5-37,2 derajat Celsius) dengan cara mengkaji temperatur pada aksila tiap 1-4 jam, mempertahankan suhu lingkungan yang netral, mempertahankan suhu bayi ke dalam inkubator, mempertahankan kestabilan kebutuhan oksigen dengan mengkaji status respiratori.
  • 10. 2. Intoleransi Aktivitas Intoleransi aktivitas ini dapat disebabkan karena prematuritas serta sistem susunan syaraf yang imatur, masalah ini dapat diatasi dengan cara mempertahankan kestabilan oksigen dengan melakukan monitoring pada nadi, mengkondisikan lingkungan yang nyaman, menyediakan monitoring jantung dan paru, mengurangi stimulasi dengan mengkaji selama aktivitas. 3. Resiko Tinggi Gangguan Integritas Kulit Masalah ini dapat disebabkan karena adanya faktor mekanik, adanya imaturitas pada kulit dan adanya imobilitas, masalah ini dapat dilakukan tindakan keperawatan dengan mengkaji kulit dan membran mukosa tiap 2-4 jam, mengatur posisi tiap 2-4 jam, menghindari penggunaan lotion, krem atau powder yang berlebih. 4. Resiko Tinggi Infeksi Resiko tinggi infeksi dapat disebabkan karena sistem imunitas yang masih imatur atau prosedur invasif, masalah ini dapat diatasi dengan mengkaji tanda vital tiap 1-2 jam, mempertahankan lingkungan dalam suhu normal, memperthankan prinsip aseptik sebelum kontak dengan pasien. Cara Perawatan Bayi dalam Inkubator Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan ke dalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan suhu yang normal. Dalam pelaksanaan perawatan di dalam inkubator terdapat dua cara yaitu dengan cara tertutup dan terbuka. Inkubator tertutup: 1. Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka dalam keadaan tertentu seperti apnea, dan apabila membuka incubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan oksigen harus selalu disediakan. 2. Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung. 3. Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk memudahkan observasi. 4. Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh. 5. Pengaturan oksigen selalu diobservasi.
  • 11. 6. Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan suhu 27 derajat celcius. Inkubator terbuka: 1. Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan pada bayi. 2. Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan kehangatan. 3. Membungkus dengan selimut hangat. 4. Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk mencegah aliran udara. 5. Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala. 6. Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan ketentuan di bawah ini. Pengaturan suhu inkubator Berat badan lahir (gram) 0-24 jam (º C) 2-3 hari (º C) 4-7 hari (º C) 8 hari (º C) 1500 34-36 33-35 33-34 32-33 1501-2000 33-34 33 32-33 32 2001-2500 33 32-33 32 32 > 2500 32-33 32 31-32 32 Keterangan: Apabila suhu kamar 28-29 derajat celcius hendaknya diturunkan 1 derajat celcius setiap minggu dan apabila berat badan bayi sudah mencapai 2000 gram bayi boleh dirawat di luar inkubator dengan suhu 27 derajat celcius. KESIMPULAN Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500gr. BUR dapat dibagi 2 golongan yaitu prematuritas murni dan dismaturitas. Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah sering mengalami masalah sukar bernafas, sukar dalam pemberian minum ,ikterus berat dan infeksi.Bayi juga rentan mengalami hipotermi jika tidak dalam incubator. Bayi ini
  • 12. memerlukan perawatan khusus. Bila fasilitas tempat bayi dilahirkan tidak memadai untuk perawatan bayi, maka bayi harus segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas khusus untuk bayi yang lahir dengan berat badan rendah. Selama perjalanan ke tempat rujukan pastikan bahwa bayi terjaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lembut,kering,selimuti dan pakai topi untuk menghindari kehilangan panas. Prognosis BBLR akan baik bila ditangani dengan cepat dan perawatan yang intensif. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2006. Bayi Berat Lahir Rendah (On-Line). Terdapat pada : http://www.keluargasehat.com/keluarga-ibuisi Ennis, Sharon Axton. 2003. Pediatric Nursing Care Plans. 2nd Edition. Pearson
  • 13. Education. New Jersey Faras Handayani. 2006. Berat Badan Lahir Rendah Tak Selalu Dirawat Di Rs (On-Line). Terdapat pada : http://www.tabloid-nakita.com/artikel Hidayat, Alimul A.2005. Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Penerbit Salemba Medica: Jakarta Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak I. EGC. Jakarta Sitohang, Nur Asnah. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah. USU Repository©2006 Sowden, Betz Cicilia. 2002. Keperawatan Pediatric. EGC. Jakarta Speirs, al.1993. Ilmu Kesehatan anak Untuk Perawat. IKIP Semarang Press.Semarang Whaley's and Wong. 1996. Clinic Manual of Pediatric Nursing. 4th Edition. Mosby Company Zulhaida Lubis. 2003. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang Dilahirkan (On-Line). Terdapat pada : http://tumoutou.net/702_07134/zulhaida_lubis.htm