3. 0
10
20
30
40
50
Selama
kehamilan
1 2 3-7 8-42
Hari sejak berakhirnya kehamilan
%
Immpact
Banten Study II
Pasca Salin, terutama hari 8-42
Kapan terjadi Kematian Ibu? Immpact (2004-2005): 38% sekitar persalinan dan dalam 24 jam
pasca-salin; 14% periode Nifas 8-42 hari; Banten Study II (2015-2017): 34% dan 25%
Selama persalinan & 24 jam pertama PS
=> 1/3total kematian
Tempat Kematian Ibu, SRS 2016
TEMPAT dan WAKTU KEMATIAN IBU
4. PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL
36,90% penyebab kematian bayi adalah
komplikasi neonatal (SRS, 2016)
78,5% kematian neonatal terjadi pada umur 0-6
hari (Riskesdas, 2007)
PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESSENSIAL
6. 1. Kelayakan ideal untuk hamil
2. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
3. Kebutuhan pengenalan tanda
bahaya kehamilan
4. Kebutuhan akan Tablet Tambah
Darah
5. Kebutuhan akan pelayanan ANC
terpadu
6. Kebutuhan akan pemanfaatan
buku KIA
7. Pengetahuan tentang KB
8. Pengetahuan tentang pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil
KEBUTUHAN
PADA MASA KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS
1. Kebutuhan persiapan persalinan
2. akan pelayanan persalinan yang
berkualitas
3. Kebutuhan akan fasilitas
pelayanan kesehatan yang
tersedia
4. Pengetahuan tanda bahaya pada
persalinan
5. Pengetahuan tanda awal
persalinan
6. Pengetahuan tentang pembiayaan
1. Kebutuhan akan pelayanan
Kesehatan Ibu Nifas
2. Kebutuhan akan pelayanan KB
3. Kebutuhan akan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir
4. Kebutuhan akan tata laksanan
pemberian ASI
5. Pengetahuan akan tanda bahaya
pada ibu Nifas
6. Pengetahuan akan perawatan
bayi baru lahir
Masa Kehamilan,
antara lain :
Masa Persalinan,
antara lain :
Masa Nifas,
antara lain :
7. Kondisi Ideal untuk Hamil
(Layak Hamil)
1. Usia antara 20 – 35 tahun
2. Status gizi normal / IMT 18,5 – 25,0
3. Tidak KEK / LiLA ≥ 23,5 cm
4. Tidak Anemia / Hb ≥ 12 g/dL
5. Jumlah anak < 3
6. Jarak antar kehamilan ≥ 2 tahun
7. Tidak mempunyai penyakit kronis seperti darah tinggi,
diabetes, kanker, masalah kejiwaan dll, atau penyakit dalam
kondisi terkontrol
8. Tidak mengidap penyakit menular dan penyakit menular
seksual seperti TB Paru, Malaria, IMS, HIV dll, atau penyakit
dalam kondisi terkontrol
9. Tidak sama-sama mempunyai riwayat keluarga dengan
penyakit Hemofilia atau Talasemia antara catin perempuan
dan catin laki-laki
8. TRIMESTER I
Hiperplasi/
multiplikasi sel
TRIMESTER II
Hiperplasi & Hipertrofi
(pembesaran sel)
TRIMESTER III
Hipertrofi
(pembesaran sel)
Mikronutrien:
Besi, asam folat
Protein
Mikronutrien:
Besi, asam folat, calcium dan
vit D untuk pertumbuhan
tulang dan mencegah pre
eklamsi dan eklamsi; dan
makanan kaya omega 3 fatty
acids, yg penting untuk
perkembangan otak
Protein
Kalori
Kalori
Mikronutrien:
Besi, asam folat,
Vitamin K, penting
untuk persalinan dan
menyusui
Protein
Zat Gizi Kebutuhan harian tambahan untuk Bumil
Protein 60 mg
Calcium 1200 mg
Folat (folic acid) 15 mg
Besi 30 mg
KECUKUPAN GIZI IBU HAMIL
9. Kenaikan BB selama Hamil Berdasarkan
IMT Pra-hamil
9
IMT pra-hamil Kenaikan BB
total selama
kehamilan (kg)
Laju Kenaikan BB Pada
Trimester II dan Trimester III
(Rentang rerata kg/minggu)
Gizi Kurang/KEK (<18.5) 12.71 - 18.16 0.45
(0.45 – 0.59)
Normal (18.5-24.9) 11.35 - 15.89 0.45
(0.36 – 0.45)
Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 - 11.35 0.27
(0.23 – 0.32)
Obes (≥ 30.0) 4.99 - 9.08 0.23
(0.18 – 0.27)
Sumber : Institute of Medicine (IOM), 2009
Keterangan : Penggunaan rujukan dari IOM Tahun 2009 karena sudah disesuaikan dengan postur tubuh
kebanyakan orang Asia Pasifik dan untuk menilai pertambahan berat badan selama
kehamilan.
Kenaikan berat badan selama hamil harus juga mempertimbangkan defisit berat badan, artinya kenaikan berat badan
pada ibu hamil KEK lebih besar dibandingkan ibu hamil normal
Secara teoritis :
BB ibu Hamil pada Trimester I sama dengan BB pra hamil, bahkan bisa lebih rendah.
Perhitungan kenaikan BB bumil KEK pada Trimester I adalah BB AKTUAL saat pertama kali ditimbang minimal ada
kenaikan BB 1 kg/bulan.
10. Kenaikan BB Selama Kehamilan
• Grafik peningkatan BB digunakan untuk
melihat peningkatan BB ibu selama
kehamilan berdasarkan Indeks Massa
Tubuh (IMT) pra/ awal kehamilan
▪ Petugas menandai IMT pra kehamilan
(lingkasi yang sesuai) pada table
▪ Kemudian menghitung peningkatan BB
pada saat datang dibandingkan dengan
saat pra/ awal kehamilan
▪ Hasil diplot pada grafik dengan memberi
tanda silang (x) pada titik yang sesuai dan
diperiksa pada setiap kali kunjungan
▪ Diharapkan kenaikan BB ibu hamil sesuai
dengan rekomendasi IMT pra/awal
kehamilan pada table
• Bila kenaikan BB secara tiba-tiba
dan disertai pembengkakan (edema)
khususnya di wajah dan tangan, maka itu
sering kali menyertai preeklampsia pada
kehamilan
11. Kebutuhan Gizi pada 2 Tahun pertama kehidupan
• Pada usia 0-5 bulan ASI mampu memenuhi
seluruh kebutuhan energi bayi.
• Gambar di samping ini menjelaskan bahwa
setelah memasuki usia 6 bulan terdapat
kesenjangan (gap) dari kebutuhan energi bayi
dengan energi yang diperoleh dari ASI.
• Kesenjangan (gap) semakin besar mengikuti
pertambahan usia sehingga diperlukan MP ASI
untuk memenuhi kebutuhan energi yang tidak
dapat dipenuhi lagi dari ASI.
Usia
Energi (kkal) Lemak (%) Karbohidrat (%) Protein (%)
6-11 bulan 800
30-45 45-60 *10
1-3 tahun 1350
Kebutuhan Gizi Sehari Bayi dan Anak
12. ANC
10T
Trimester
1
2x
Trimester
2
1x
Trimester
3
3x
ANC dilaksanakan minimal 6x
selama masa kehamilan
Pemeriksaan oleh
dokter 1x pada
Trimester 3 (untuk
deteksi komplikasi
kehamilan/mempersi
apkan rujukan
persalinan jika perlu)
Pemeriksaan
oleh dokter 1x
pada Trimester
1 (untuk skrining
kesehatan ibu
seutuhnya)
ANC Terpadu:
pelayanan antenatal berkualitas agar: Kehamilan sehat, bersalin
dengan selamat, dan Bayi lahir sehat.
13. Pelayanan Antenatal Sesuai Standar
( Permenkes No. 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal)
1 Timbang Badan dan Ukur Tinggi Badan
2 Ukur Tekanan Darah
3 Nilai Status Gizi (ukur LiLA)
4 Skrining Status Imunisasi TT (dan Pemberian Imunisasi TT bila diperlukan )
5 Pemberian Tablet Besi (90 Tablet selama kehamilan)
6 Test Lab Sederhana (Hb, Golongan Darah (bila belum pernah dilakukan sebelum
nya), pemeriksaan protein urin (bila ada indikasi), yang pemberiannya disesuaika
n dengan trimester kehamilan)
7 (ukur) Tinggi Fundus Uteri
8 Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin
9 Tata Laksana / Penanganan Kasus sesuai Kewenangannya
10 Temu Wicara /Konseling) (perawatan kehamilan, deteksi dini tanda bahaya, P4K,
KB dll)
5T
+
7T
+
10
T
17. Pengertian KB Pasca Persalinan
• Penggunaan metode kontrasepsi pada masa nifas
(sampai dengan 42 hari setelah ibu melahirkan)
• Semua metode kontrasepsi dapat
digunakan sebagai KB pasca persalinan
dengan prinsip tidak mengganggu
laktasi (HTA Kemkes 2009):
• Non hormonal: tubektomi dan
vasektomi, AKDR, Metode Amenorea
Laktasi (MAL), kondom, abstinensia
(metode kalender)
• Hormonal: implan, suntik yang hanya
mengandung progestin, serta minipil
Peranan KB Pasca Persalinan dalam Menurunkan AKI, AKB, dan TFR
18. Tujuan KB Pasca Persalinan
• Menurunkan missed opportunity (klien sudah kontak dengan nakes sejak
ANC, bersalin dan masa nifas) dapat mendukung penurunan unmet
need
• Meningkatkan kesertaan KB baru dan CPR
• Menurunkan salah satu komponen 4 Terlalu (terlalu sering dan terlalu
dekat), menjaga jarak kehamilan, dan meningkatkan kesehatan ibu dan
anak
• AKDR pascaplasenta paling berpotensi untuk mencegah missed
opportunity dalam ber-KB
• Metode yang digunakan dalam pelayanan KB Pasca Persalinan mengacu
pada sistem “kafetaria” dan tidak mengganggu produksi ASI
19. Buku KIA
PEMANFAATAN BUKU KIA
Buku KIA adalah buku yang berisi
berbagai informasi dan catatan
kesehatan ibu (hamil, bersalin,
nifas) dan anak (bayi baru lahir
sampai usia 6 tahun)
Pastikan ibu hamil & keluarga
memahami isi Buku Kia, dengan
membaca & menerapkan apa
yang tercantum dalam Buku KIA
UMUM
Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang
lengkap, sejak ibu mulai hamil sampai anak
berumur enam tahun
KHUSUS
1. Ibu & Anak punya catatan kesehatan khusus
2. Instrumen pencatatan & pemantauan, informasi,
komunikasi dan penyuluhan tentang kesehatan,
gizi dan standar pelayanan KIA yang lengkap di
tingkat keluarga termasuk rujukannya
3. Deteksi dini adanya gangguan atau masalah
kesehatan ibu dan anak
4. Menanggapi kebutuhan & keinginan ibu hamil
dan balita
5. Meningkatkan komunikasi antara ibu dan
petugas dalam rangka mendidik ibu/keluarga
tentang perawatan dan pemeliharaan KIA dan
gizi di rumah.
6. Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA
berkualitas.
7. Memperbaiki sistem kesehatan dalam
menerapkan manajemen pelayanan KIA yang
lebih efektif.
24. • kehamilan
tunggal
• presentasi
belakang
kepala
• usia hamil
37– 40
minggu
• ibu usia 20
-35 tahun
• taksiran
berat
janin 2500
- 3500
gram
• tidak ada
komplikasi
Ibu
maupun
janin
Level
1
• Usia ibu ≤16 atau
≥35 tahun
• Anak terkecil ≤2
tahun
• Terlalu lama
punya anak
pertama ≥4
tahun
• Interval
kehamilan >10
tahun
• Persalinan ≥4
kali
• Riwayat
obstetrik jelek
atau terdapat
komplikasi pada
persalinan yang
lalu (riwayat
vakum/forsep,
HPP dan atau
transfusi)
Level
2
Riwayat gagal hamil
berulang (≥2 kali)
Riwayat operasi rahim
(SC / miomektomi)
Hamil dengan obesitas
atau gizi kurang
Hipertensi dalam
kehamilan
Preeklampsia/eklampsia
tanpa komplikasi
kompleks
Kehamilan multipel
Curiga cephalopelvic
disproportion
kelainan presentasi janin
Pertumbuhan janin
terhambat/Pertumbuha
n janin berlebih
(makrosomia)
Janin meninggal
Perdarahan antepartum
Plasenta previa dan
solusio plasenta
Level
3 Curiga ruptur uteri
Ketuban pecah dini
Persalinan preterm < 37
minggu
Persalinan post date
>41minggu
Gawat janin
Persalinan lama / lewat
‘garis waspada’
partograf
Prolaps tali pusat
Anemia dalam
kehamilan (Hb<10)
Gangguan darah lain
dalam kehamilan
Gangguan air ketuban
(oligo/hidramnion)
Infeksi dalam kehamilan
(termasuk HIV, sifilis
dan hepatitis B)
Diabetes dalam
kehamilan
Kehamilan dengan
penyakit medis lain
yang sederhana
• Kelainan jantung
• Plasenta previa
pada bekas SC
• ARDS dan
gangguan
pernapasan
lainnya
• Acute fatty liver
• Gangguan
pembekuan
darah
• Gangguan
autoimun dan
hematologi
kompleks
• Preeklampsia
perawatan
konservatif
• Preeklampsia
berat/eklampsia
dengan
komplikasi
Level
4
• plasenta
akreta
• Kelainan
jantung
berat
• Kelainan
paru berat
• Kehamilan
yang butuh
bedah
jantung atau
bedah saraf
• Komplikasi
medis
maupun
akibat
kehamilan
yang
melibatkan
lebih dari 2
sistem organ
Level
5
25.
26. Kemajuan persalinan
• Pembukaan serviks, penilaian dan pencatatan
pembukaan serviks dilakukan setiap 4 jam atau
lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda
penyulit
• Garis waspada dan garis bertindak, garis
waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm.
• Perhatian Khusus jika ada temuan yang
melintas ke arah kanan dari garis waspada,
petugas kesehatan harus segera melakukan
tindakan atau mempersiapkan rujukan yang
tepat.
• Lanjutkan pemantauan ibu hingga 2 jam
pascatindakan sebelum dipindahkan ke
ruangan lain.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA SAAT PERSALINAN
27. INISIASI MENYUSU DINI
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses menyusu yang
dimulai secepatnya segera setelah lahir. Dilakukan dengan
cara kontak kulit ke kulit antara bayi dengan ibunya
segera setelah lahir dan berlangsung minimal satu jam.
Manfaat IMD (UNICEF, 2018) :
1. Menjaga kehangatan bayi
2. Merangsang keluarnya kolostum
3. Meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif
4. Bayi yang dilakukan MD memiliki risiko yang lebih
rendah untuk terkena infeksi
IMD DILAKUKAN PADA SEMUA BAYI BUGAR TANPA MEMANDANG JENIS PERSALINAN
28. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
28
VIDEO IMD
9 Tahapan perilaku selama IMD :
1. Bayi menangis tanda paru mulai berfungsi
2. Bayi memasuki tahap relaksasi
3. Pada menit ke-1 s.d 5 bayi mulai bangun
4. Menit ke-4 s.d 12 bayi mulai bergerak, gerakan awal sedikit, mungkin
pada lengan, bahu dan kepala.
5. Beberapa kali bayi mungkin ingin beristirahat sebelum memulai
Gerakan berikutnya
6. Bayi akan mulai bergerak merangkak ke arah payudara. Saat telah
menemukan payudara, bayi cenderung beristirahat untuk sementara
waktu. Seringkali hal ini dapat keliru sebagai bayi tidak lapar atau tidak
ingin menyusu.
7. Setelah istirahat di menit ke-29 s.d 62 bayi akan mulai membiasakan
diri dengan payudara, mungkin mengendus, mencium, dan menjilati
sebelum akhirnya menempel untuk menyusu. Proses pembiasaan ini
dapat memakan waktu 20 menit atau lebih.
8. Sekitar menit ke-49 s.d 90, untuk pertama kali bayi menyusu di
payudara selama beberapa waktu
9. Kemudian bayi akan tertidur hingga 1,5 s.d 2 jam
29. PELAYANAN KESEHATAN
NEONATAL ESENSIAL
• Sasaran : Bayi baru lahir (0-28 hari)
• Pelayanan neonatal esensial
Perawatan Neonatal Esensial Saat Lahir (< 6 jam)
Perawatan Neonatal Esensial setelah lahir (6 jam- 28 hari):
• Tujuan :
Upaya preventif mencegah kesakitan dan memantau kesehatan
neonatus
Kunjungan Neonatal:
- KN 1: 6-48 jam,
- KN 2: 3-7 hari,
- KN 3: 8-28 hari
30. PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESENSIAL SAAT LAHIR
Petugas:
Kewaspadaan Standar
Penilaian awal
Pencegahan kehilangan
panas
Pemotongan dan
perawatan tali pusat
Inisiasi Menyusu Dini
Pemberian identitas
Pencegahan perdarahan
(Vit.K1)
Pencegahan infeksi mata
(Tetrasiklin salep mata)
Pemberian imunisasi (HB0)
Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik
Ikuti Bagan Alur
Resusitasi
Neonatus
Upaya pencegahan
kehilangan panas :
• Ruang bersalin yang
hangat
• Keringkan tubuh bayi
tanpa membersihkan
verniks
• Letakkan bayi di dada
atau perut ibu agar ada
kontak kulit ibu ke kulit
bayi
• IMD
• Selimuti ibu dan bayi dan
pakaikan topi bayi
• Jangan segera
menimbang atau
memandikan bayi lahir
• Bayi tidak dimandikan <24
jam setelah lahir
• Rawat gabung
• Resusitasi di lingkungan
yang hangat
• Transportasi hangat
Perawatan Tali Pusat:
• Cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan
perawatan tali pusat
• Jangan membungkus tali
pusat atau mengoleskan
cairan atau bahan apapun ke
punting tali pusat. Nasihatkan
hal tsb pada ibu dan keluarga
juga.
• Berikan KIE pada ibu dan
keluarga ttg perawatan tai
pusat :
• Lipat popok di bawah punting
tali pusat
• Luka tali pusat harus dijaga
tetap kering dan bersih’
• Jika kotor bersihkan dengan
air DTT dan sabun bayi lalu
keringkan dengan kain bersih
• Jika terdapat infeksi tali pusat
segera bawa ke faskes
Suntikan Vit K1
dilakukan setelah
pemberian IMD dan
sebelum imunisasi
Hep B0 sebanyak 1
mg dosis tunggal, i.m
pada paha kiri
Imunisasi Hepatitis
B (HB0) diberikan 2-
3 jam setelah
pemberian Vit K1
secara i.m pada
paha kanan bayi
32. MASA NIFAS (PASCA SALIN)
Pelayanan kesehatan Masa Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga
kesehatan
Bila ada tanda – tanda bahaya pada saat masa nifas, seperti:
1. Perdarahan lewat jalan lahir
2. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
3. Bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang
4. Demam lebih dari 2 hari
5. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit
6. Gangguan psikologis pada masa pasca persalinan (ibu terlihat sedih,
murung dan menangis tanpa sebab)
6 - 48 jam
setelah
persalinan
1 3-7 hari
setelah
persalinan
2 8-28 hari
setelah
persalinan
3 29-42 hari
setelah
persalinan
4
Pelayanan masas nifas dilaksanakan 4x:
RUJUK KE
RS !!
Ingat !!! Ibu dipulangkan minimal 24 jam pasca persalinan normal
Sebelum pulang ibu dan bayinya mendapat 1 kali pelayanan pasca persalinan
33. Pelayanan Masa Nifas
Ruang Lingkup Pelayanan Pasca
persalinan
Pemeriksaan status mental ibu
Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu
Pemeriksaan tinggi fundus uteri
Pemeriksaan lokhia dan perdarahan
Pemeriksaan jalan lahir
Pemeriksaan Payudara dan anjuran pemberian
ASI Ekslusif
Pemberian kapsul vitamin A
Pelayanan Kontrasepsi pascapersalinan
Konseling, dan
Identifikasi Risiko dan Komplikasi
Penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada
masa nifas
Penambahan kontraksi fundus uteri
Terintegrasi adalah pelayanan
yang bukan hanya terkait dengan
pelayanan kebidanan tetapi juga
terintegrasi dengan program-
program lain
Komprehensif adalah pelayanan
pasca persalinan diberikan
mulai dari anamnesa,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang (termasuk
laboratorium), pelayanan KB
pasca persalinan, tata laksana
kasus, KIE, dan rujukan bila
diperlukan.
34.
35. PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESENSIAL SETELAH LAHIR
(KUNJUNGAN NEONATAL)
KN1 (6-48 jam) KN2 (3-7 hari) KN3 (8-28 hari)
Petugas:
• Konseling perawatan bayi baru lahir, ASI
eksklusif
• Memeriksa kesehatan dengan
menggunakan pendekatan MTBM (bayi
muda sehat maupun sakit) :
Kemungkinan penyakit sangat berat
atau infeksi bakteri
Ikterus
Diare
Status HIV
Kemungkinan BB rendah dan/atau
masalah pemberian ASI
• Menentukan status pemberian Vit K1 &
Hep B injeksi (utk bayi lahir bkn dg nakes)
• Menentukan masalah atau keluhan lain
pada bayi maupun ibu
• Penanganan dan rujukan kasus
Petugas:
• Konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif
• Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM (bayi
muda sehat maupun sakit) :
Kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri
Ikterus
Diare
Status HIV
Kemungkinan BB rendah dan/atau masalah pemberian ASI
• Menentukan masalah atau keluhan lain pada bayi maupun ibu
• Penanganan dan rujukan kasus
36. 1. Tidak mau menyusu
2. Kejang-kejang
3. Lemah
4. Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit), tarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam
5. Bayi merintih atau menangis terus menerus
6. Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah
7. Demam/panas tinggi
8. Mata bayi bernanah
9. Diare/buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari
10.Kulit dan mata bayi kuning
11.Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat
TENAGA KESEHATAN MELAKUKAN DETEKSI TANDA BAHAYA BARU LAHIR DENGAN PENDEKATAN MTBM
37. BAGAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA
(MTBM)
• Penilaian, klasifikasi dan tindakan/pengobatan bayi
muda umur kurang dari 2 bulan
• Terdapat Kolom Penilaian, Klasifikasi dan
Tindakan/Pengobatan
• Klasifikasi digolongkan dalam 3 kelompok : warna
merah muda, kuning dan hijau
39. PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
AJARI IBU DAN KELUARGA UNTUK :
1. Memantau kebutuhan tidur bayi (bayi tidur selama 21-32 jam per hari??)
2. Memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
3. Menjaga kehangatan bayi (ganti popok dan baju jika basah dengan pakaian kering dan hangat,
bayi harus tetap berpakaian dan dsiselimuti setiap saat, jangan tidurkan bayi di tempat dingin atau
banyak angin)
4. Menjaga kebersihan bayi (selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum dan
sesudah memegang bayi, perawatan tali pusat)
5. Menjauhkan bayi dari polusi udara (asap rokok, asap kendaraan, asap dapur, dan lain-lain) yang
dapat mengganggu pernapasan
6. Menjaga kebersihan lingkungan
7. Mengenali tanda bahaya pada bayi baru lahir
8. Membawa bayi ke Fasilitas Kesehatan jika terdapat satu atau lebih tanda bahaya pada BBL
40. PERAWATAN PADA BAYI BERAT
LAHIR RENDAH DAN PREMATUR
Pertolongan
persalinan harus
dilakukan di Rumah
Sakit dengan
peralatan dan staf
yang memadai.
Resusitasi dan
stabilisasi
memerlukan
tersedianya staf yang
memiliki kualifikasi
dan peralatan yg
memadai
Perawatan BBLR seperti :
1. Jaga kehangatan/ hindari
hipotermia dengan
melakukan perawatan
metode kangguru
2. Pemberian kalori dan
nutrisi yang adekuat
3. Pemantauan kecukupan
pemberian ASI
4. Pemantauan berat badan
dan
5. Jaga kebersihan diri, bayi
dan lingkungan sekitar.
Tata laksana klinis sesuai
dengan komplikasi yang
dialami BBLR
42. Anak 2 tahun perempuan
Tidak ada kelenjar tiroid, tidak di
skrining
Anak 2 tahun perempuan
Tidak ada kelenjar tiroid, diskrining dan di obati
sebelum usia 1 bulan
Skrining Hipotiroid Kongenital
Deteksi dini Intervensi dini :
pengobatan L-thyroxine anak bisa
tumbuh kembang normal
“golden period” idealnya < 1 bulan
pertama kehidupan
Skrining Bayi Baru Lahir
48-72
jam
44. Permasalahan dan Tantangan pada Kesehatan Maternal dan
Neonatal
4T
3T
Geografi
Ekonomi
Budaya
Peran LS
&LP
Terkait,
KEBIJAKAN
PEMDA
PEMBIAYAAN
SARANA &
PRASARAN
A
SDM Kes
berkualitas
RUJUKAN
berkualitas
Kesehatan
Maternal dan
Neonatal
bermasalah !
Pelayanan
berkualitas
45. FAKTOR YANG MENJADI PERMASALAHAN
Budaya masyarakat masih kental di beberapa daerahl
Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan Maternal dan Neonatal masih cukup
rendah
Kondisi Geografis di Indonesia sulit terdiri dari perbatasan, kepulauan, terpencil dan sangat
terpencil
Belum meratanya regulasi yang mengatur tentang Kesehatan
Kepesertaan ber-KB (CPR) 57,2%
Masih tingginya Unmet Need 10,6%
Masih tingginya Fertility Rate pada remaja
Masih banyak ibu hamil yang mempunyai masalah gizi (anemia, defisiensi Fe, KEK)
Kualitas pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal masih belum optimal
Terbatasnya ketersediaan dan distribusi sumber daya kesehatan untuk kesehatan Maternal dan
Neonatal
Masih adanya tenaga yang baru lulus yang belum siap pakai
48. Upaya Program dalam mendukung Pelayanan
Kesehatan pada Masa
Kehamilan, Persalinan dan Nifas
49. MASYARAKAT PUSKESMAS RUMAH SAKIT
PENINGKATAN KESEHATAN MATERNAL NEONATAL
• Peningkatan pelayanan antenatal
• Peningkatan pelayanan persalinan di fasilitas
kesehatan
• Peningkatan pelayanan pencegahan komplikasi
kebidanan
• Peningkatan pelayanan penanganan
kegawatdaruratan maternal neonatal
• Peningkatan pelayanan neonatal essensial
50.
51. KELAS IBU
Merupakan sarana belajar kelompok
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap m
uka,
bertujuan untuk :
↑ pengetahuan, mengubah PSP ibu a
gar memahami tentang :
menjaga kehamilan,
persiapan persalinan,
perawatan nifas, dan
perawatan bayi baru lahir
dengan menggunakan Buku KIA.
a
Kelas Ibu Hamil
Pengertian :
Kegiatan bagi ibu hamil, berdiskusi & tukar pengalaman utk meningkatkan pengetahua
n & keterampilan ttg kehamilan, persalinan, perawatan nifas & perawatan bayi baru la
hir melalui praktek dgn menggunakan Buku KIA yg difasilitasi petugas kesehatan
Keberhasilan:
1. Semua ibu hamil ikut kelas ibu hamil
2. Semua Puskesmas melaksanakan kelas I
bu Hamil
3. Semua Bidan desa melaksanakan kelas i
bu hamil
4. 50% Keluarga/suami ikut kelas Ibu Hamil
5. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
- Minimal 4x pertemuan
- Minimal 1x pertemuan keluarga/suami
dapat ikut
52. KELAS IBU HAMIL
Materi
Kehamilan
Persalinan Perawatan nifas
Perawatan bayi
Buku KIA
Format P4K
Stiker P4K
Meningkatkan pengetahuan
Mengubah sikap dan perilaku i
bu, suami & kel
Fasilitator : Bidan
Frekuensi : min 3 / 4 kali
Tempat : RS, RB, Puskesmas, Polindes,
Posyandu, Desa, dll
Lembar Balik,
Pegangan Fasilitator,
Pedoman Pelaksanaan
Leaflet
Mendorong
Pencapaian K4, Pn
SASARAN
*Bumil (max 10 org)
*Suami/Keluarga
Paket Kelas Ibu Hamil
AKI & AKB menurun
Sarana belajar kelompok
53. KEBERHASILAN
ADANYA Pelaksanaan P4K di lapangan :
Pengisian dan penempelan stiker
Terisinya Amanat Persalinan
Terbentuknya Kelompok donor darah
Tersedianya Ambulan desa
Ibu bersalin di fasilitas kesehatan
b
PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN
DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)
Pengertian :
suatu kegiatan yg difasilitasi oleh bidan di desa dlm rangka peningkatan
peran aktif suami, kelg, msy dlm merencanakan persalinan yg aman dan
pesiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil
Menuju Persalinan Yang Aman dan Selamat
:Penolong persalinan
:Pendamping persalinan
:Transportasi
:Calon pendonor darah
:Tempat persalinan
: - - 200Taksiran persalinan
:Nama Ibu
55. RUMAH TUNGGU KELAHIRAN
Rumah tunggu kelahiran adalah suatu tempat atau
ruangan yang berada dekat fasilitas kesehatan (RS
, Puskesmas), yang dapat digunakan sebagai temp
at tinggal sementara ibu hamil dan pendampingnya
(suami/kader/dukun atau keluarga) selama bebera
pa hari, saat menunggu persalinan tiba dan bebera
pa hari setelah bersalin
RTK pada dasarnya dapat dimanfaatkan oleh se
mua ibu hamil, ibu nifas dan bayi serta pendampi
ng yang membutuhkan tanpa memandang status
sosial ekonomi (kaya/miskin), kepemilikan jamina
n (JKN/Jamkesda/Bantuan Dinas Sosial/SKTM, dll)
dan domisili (jauh/dekat).
c
56. Kriteria Pemilihan Rumah Tunggu Kelahiran
1.Lokasi diupayakan sedekat mungkin dengan fasilitas pelayanan kese
hatan kompeten yang mampu melakukan pertolongan persalinan no
rmal dan penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal;
2.Waktu tempuh RTK ke Fasyankes maksimal 30 menit
3.Rumah milik penduduk atau rumah yang dibangun oleh pemerintah
desa ; Tidak merupakan fasyankes
4.Rumah layak dan siap huni, lengkap dengan furniture.
5.Bangunan pemerintah dapat digunakan dengan tidak ada uang sew
a
6.Dibuat SK Bupati atau minimal SK Kepala Dinas Kesehatan yang men
unjukan rumah tersebut sebagai RTK.