3. 1
ILMU MA’ANI
)اإلنشاء و الخبرKHOBAR DAN INSYA (
1. Pengertian ()التعريف
كاذب أو صادق أنت لصاحبهيقال أنيصح ما :الخبر.1
Khabar adalah kalimat yang diungkapkan oleh pembicara yang mengandung
kebenaran atau kebohongan.
كاذب أو صادق أنت لقائله يقال أنيصح ال:اإلنشاء
Insya’ adalah kalimat yang diungkapkan oleh pembicara yang tidak mengandung
kebenaran atau kebohongan.
2. Pembagian Khobar (الخبر )تقسيم
.اإلختصار مع معينمنز في الحدوث إلفادة فموضعه الفعلية الجملة
Jumlah fi’liyah dibuat untuk memberikan makna terjadinya sesuatu dalam zaman
tertentu secara singkat.
:مثلٌيم ِظَع ٌاب
َ
ذَع ْمُه
َ
لَو
ٌ
ةَاو
َ
شِغ ْم ِهِراَصْب
َ
أ ى
َ
لَعَو ْمِهِع ْم َس ى
َ
لَعَو ْمِهِوب
ُ
ل
ُ
ق ى
َ
لَع ُ ه
اَّلل َمَت
َ
خ
:(البقرة٧)
Artinya : Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan
mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
-.غير ليسلشيئشيئ ثبةت وضعها بأصل تفيد: اإلسمية الجملة2
Jumlah ismiyah adalah menunjukkan ketetapan sesuatu pada sesuatu yang laintanpa
ada makna yang lain
:مثل
ْ
لِل ى ًد ُه ِيهِف َبْيَر
َ
ال ُابَت ِك
ْ
ال َكِل
َ
ذ:البقرة( َينِقهتُم۲)
Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa.
1
Abdul Aziz bin Ali Al-Harbi, Al-Balaghoh Al Muyassaroh , (Beirut: Daar Ibnu Hazm, 2011), hal 42
2
Ali al-Jazim dan Musthafa AMin, Al-Balaghoh Al Waadhihah , (Jakarta: Raodhoh Press, 2011), hal
139
8. 6
QASHR )(القصر
A. Pengertian Qashr
Qashr secara etimologi artinya singkat, padat atau pendek. Sedangkan Abdul
Chaer dalam bukunya Sintaksis Bahasa Indonesia mengartikan istilah qashr sebagai
pemfokusan, maksudnya upaya penonjolan, atau penekanan pada salah satu unsur
atau bagian kalimat yang dipentingkan.19
Sedangkan dalam ilmu ma’ani, qashr
adalah:
ْ
خ َم ٍقْيِر
َ
طِب ٍئْي
َ
شِب ٍئْي
َ
ش ُصْي ِص
ْ
خ
َ
تٍصْوُص20
Qashr adalah mengkhususkan sesuatu dengan sesuatu yang lain dengan cara yang
khusus.
Uslub Qashr ini adalah ungkapan atau struktur kalimat yang lafalnya pendek
namun makna yang terkandung banyak. Selain itu juga berfungsi sebagai taukid
(penguat).21
Misalnya saat Anda mengatakan :
َ
ةهن َج
ْ
ال ُل
ُ
خ ْدَي
َ
ال ُرِفا
َ
والك
َ
ةهن َالج ُل
ُ
خ ْدَي ُنِم
ْ
ؤ
ُ
اْل
“Orang yang beriman itu akan masuk surga. Dan orang yang kafir itu tidak akan
masuk surga”.
Dua struktur kalimat ini bisa dijadikan sebuah kalimat. Sehingga kalimatnya
menjadi المؤمن إال الجنة يدخل (tidak masuk surga kecuali orang mukmin/ yang
masuk surga hanya orang yang beriman). Kalimat ini merupakan gabungan dari dua
kalimat di atas yang dipersingkat lafalnya, dan juga mengandung makna taukid dan
pemfokusan bahwa “hanya orang yang beriman yang akan masuk surga (sedangkan
orang yang kafir tidak akan masuk surga)”.
B. Cara-cara qashr
Ada beberapa cara qashr, sebagaimana disebutkan Syeikh Adrurrahman al-
Ahdhori dalam kitab beliau Jauharul Maknun:
19
D. Hidayat, Balaghah Untuk Semua, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2002), hlm.89
20
Ahmad Al’Hasyimi, Jawahir al-Balaghah, (Kairo: Dar at-Taufiqiyyah li at-Turats, 2012),
hlm.192
21
Abdurrahman Al-Najdi, Al-Balaghah Al-Muyassarah, (Lebanon: Dar Ibn Hazm, 2011), hlm.37
9. 7
ُاتَوَد
َ
أَوا َمهنِإ
ه
الِإ ِرْص
َ
القا َم هد
َ
ق
َ
ت ا َم
َ
ك ٌمْي ِد ْق
َ
وت
ٌ
ف
ٌ
طَع
Adapun alat qashr yaitu,الِإ , اَمهنِإ , ‘athaf (dengan ,ال بل atau لكن), dan taqdim
(mendahulukan yang harusnya diakhirkan) sebagaimana keterangan terdahulu.22
Berikut Cara-Cara Qashr (رْص ُالق
ُقُر
ُ
ط) :
1. ِاتَوَد
َ
باأل ُرْص
َ
الق (Qashr dengan menggunakan alat-alat qashr).
a) Nafi dan Istitsna ( (
ُاءَن
ْ
ثِت ْواالس ُي ْالنف
ي ْالنف اتَوَد
َ
أ) ْال/ما/إن(...
ه
إال+ ...
Nafi dan Istitsna merupakan salah satu cara qashr, dan juga merupakan
ciri struktur kalimat qashr. Artinya ketika kita menemukan Nafi dan Istitsna
dalam sebuah kalimat, dapat dipastikan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat
qashr atau disebut juga uslub qashr ) ِرْص
َ
الق ُبْو
ُ
ل ْس
ُ
أ(.23
Contoh:
ا َمَوَاكَن
ْ
ل َسْر
َ
أ
َ
ّلِإيِ
َ
اْلَع
ْ
لِل
ً
ة َم ْحَر
َن:(األنبياء٧٧۱)
Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali sebagai rahmat sekalian alam. (Al-
Anbiya:107)
ِى ِبهالن ِنَع ٍس
َ
ن
َ
أ ْنَع-وسلم عليه هللا صلى-َال
َ
ق«هنِهِب َد َجَو ِيهِف هن
ُ
ك ْن َم
ٌ
ث
َ
ال
َ
ث
َح
َ
أ ُه
ُ
ول ُس َرَو ُ ه
اَّلل َان
َ
ك ْن َم ِان َيمِاإل
َ
ةَو
َ
ال َحا َم ُاهَو ِس ا همِم ِهْي
َ
لِإ هب
َ
ال َء ْر
َ ْ
اْل هب ِحُي ْن
َ
أَو
ِ
ه
َِّلل
ه
الِإ ُهُّب ِحُي...:اْلسلم(رواه٧٧۱)
Diriwayatkan dari Anas bahwasanya Nabi SAW bersabda: ada tiga golongan
yangmana apabila kamu termasuk didalamnya niscaya akan mendapatkan
manisnya iman yaitu: orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya yang
paling ia cintai, orang yang hanya mencintai seseorang karena Allah semata
...”.
(HR. Muslim: 174)
22
Abdurrahman Al-Ahdhori, Jauharul Maknun, diterjemahkan oleh Achmad Sunarto, (Surabaya:
Mutiara Ilmu, 2012), hlm.68
23
Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Jakarta: Tarjamah Center, 2013), hlm. 191
10. 8
b) إنما
جملة + ا َمهإن
Seperti halnya Nafi dan Istitsna. Apabila kita menemukan إنما dalam
sebuah struktur kalimat, berarti dapat dipastikan bahwa kalimat tersebut adalah
uslub qashr. Contoh:
ا َم
َ
نِإِابَب
ْ
ل
َ ْ
األ و
ُ
ول
ُ
أ ُر
ه
ك
َ
ذَتَي:(الزمر٩)
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Az
Zumar: 9)
ه
ط
َ
خ
ْ
ال ِنْب َر َمُع ْنَعِ
ه
اَّلل ُلو ُسَر َال
َ
ق َال
َ
ق ِاب-وسلم عليه هللا صلى-«ا َم
َ
نِإُال َمْع
َ
األ
ِةهيِالنِبٍئِر ْمِال ا َمهنِإَوىَو
َ
ن ا َم:اْلسلم(رواه٦٧٠٥)
Dari Umar ibn Khattab bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya
setiap amal itu bergantung pada niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang
apa yang ia niatkan. (HR. Muslim: 5036)
c) العطف (dengan ,البل atau لكن)
ال
ُم
ْ
لِعالِرْو
ُ
ط ُّالس ْيِف
َ
ال ِرْو ُدُالصيِف
Ilmu itu di dada bukan di tulisan (ilmu itu hanya di dada).
ُلو ُسَر َال
َ
ق َال
َ
ق
َ
ةَرْيَر ُه ىِب
َ
أ ْنَعِ
ه
اَّلل-وسلم عليه هللا صلى-«
ً
اة
َ
ش ىَر
َ
ت
ْ
اش ِن َم
اًاع َصَو ا َههدَر َاء
َ
ش ْنِإَو اَه
َ
ك َس ْم
َ
أ َاء
َ
ش ْنِإ ِنْيَر
َ
ظهالن ِرْي
َ
خِب َوُه
َ
ف
ً
اةهرَص ُمٍر ْم
َ
ت ْنِم
َ
ّل
َاءَر ْم َس.»اْلسلم(رواه:٧۱٠٩)
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa
membeli seekor kambing yang ditahan susunya, maka baginya dua pilihan.
Kalau suka mengambilnya dan kalo ingin mengembalikannya, kembalikanlah
dengan satu sha’ kurma bukan gandum. (HR. Muslim: 3910)
11. 9
بل
(
َنو ُمَر
ْ
غ
ُ َ
ْلاهنِإ٥٥)لَب
َنو ُومُر ْح َم ُن ْح
َ
ن:(الواقعة٥٥-٥٧)
Sesungguhnya kami benar- benar menderita kerugian (66) Bahkan kami
menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa- apa(67). (QS. Al-Waqiah)
ِي ِبهلنِل ْتَي ِد ْه
ُ
أ ُرَبْي
َ
خ ْت َحِت
ُ
ف ا
ه َ
ْل َال
َ
ق ُهْنَع ُ ه
اَّلل َي ِضَر
َ
ةَرْيَر ُه يِب
َ
أ ْنَعِهْي
َ
لَع ُ ه
اَّلل ى
ه
لَص
اَن ُه ا َه َان
َ
ك ْن َم هي
َ
لِإ واُع َم ْاج َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع ُ ه
اَّلل ى
ه
لَص ُّي ِبهالن َال
َ
ق
َ
ف م ُس اَيهِف
ٌ
اة
َ
ش َم
ه
ل َسَو
ُ
ال
َ
ق
َ
ف ُهْنَع هيِق ِادَص ْمُت
ْ
ن
َ
أ ْلَه
َ
ف ٍءْي
َ
ش ْنَع ْم
ُ
ك
ُ
لِئا َس يِنِإ َال
َ
ق
َ
ف ُه
َ
ل واُعِم ُج
َ
ف َودُهَي ْنِموا
َال
َ
ق
َ
ف ٌن
َ
ال
ُ
ف وا
ُ
ال
َ
ق ْم
ُ
وكُب
َ
أ ْن َم َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع ُ ه
اَّلل ى
ه
لَص ُّي ِبهالن ْمُه
َ
ل َال
َ
ق ْمَع
َ
نْمُتْب
َ
ذ
َ
كلَب
ٌن
َ
ال
ُ
ف ْم
ُ
وكُب
َ
أ.: يالبخار(رواه٥٩۱٠)
Dari Abu Hurairah yang menceritakan: Ketika Khaibar berhasil
ditakhlukkan (dikalahkan), dihadiahkan kepada Rasulullah Saw kambing
yang telah diracuni, maka Rasulullah Saw. bersabda, “Kumpulkanlah oleh
kalian di hadapanku semua orang Yahudi yang ada di tempat ini.” Lalu
Rasulullah Saw bersabada, “Aku akan bertanya pada kalian, apakah kalian
akan jujur padaku?”. Mereka menjawab: “Ya”. Kemudian Nabi Saw
bersabda kepada mereka, “Siapakah nama bapak kalian?” Mereka
menjawab, “Si Anu.” Nabi Saw bersabda, “Kalian dusta, bapak kalian
adalah si Fulan.” (HR. Bukhari: 3169)
لكن
َان
َ
ك ْد
َ
ق
َ
ليِفىَر
َ
ت ْفُي ا
ً
يث ِد َح َان
َ
ك اَم ِابَب
ْ
ل
َ ْ
األ يِول
ُ
ِأل
ٌ
ةَرْبِع ْمِه ِصَص
َ
قن ِك
َ
لَوي ِذ
ه
ال َيق ِدْص
َ
ت
َنوُنِم
ْ
ؤُي ٍمْو
َ
قِل
ً
ة َم ْح َرَو ى ًد ُهَو ٍءْي
َ
ش ِل
ُ
ك َيل ِص ْف
َ
تَو ِهْي َدَي َنْيَب:(يوسف۱۱۱)
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan
segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
(QS. Yusuf; 111)
َنْب َتِاب
َ
ث َد
َ
قَت
ْ
اف َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع ُ ه
اَّلل ى
ه
لَص هي ِبهالن هن
َ
أ ُهْنَع ُ ه
اَّلل َي ِضَر ٍكِال َم ِنْب ِس
َ
ن
َ
أ ْنَع
ِهِتْيَب يِف ا ًسِال َج ُه َد َجَو
َ
ف ُاه
َ
ت
َ
أ
َ
ف ُه َم
ْ
لِع َك
َ
ل ُم
َ
لْع
َ
أ ا
َ
ن
َ
أ ِ
ه
اَّلل َلو ُسَر اَي ٌل ُجَر َال
َ
ق
َ
ف ٍسْي
َ
ق
َ
ف ُه َس
ْ
أَر ا ًس ِكَن ُمى
ه
لَص ِي ِبهالن ِتْوَص
َقْو
َ
ف ُه
َ
تْوَص ُع
َ
فْرَي َان
َ
ك ر
َ
ش َال
َ
ق
َ
ف َك
ُ
ن
ْ
أ
َ
ش ا َم َال
َ
ق
12. 10
َال
َ
ق ُههن
َ
أ ُهَرَب
ْ
خ
َ
أ
َ
ف ُل ُجهالر ى
َ
ت
َ
أ
َ
ف ِضْر
َ ْ
األ ِل ْه
َ
أ ْنِم َو ُهَو ُه
ُ
ل َمَع
َ
طِب َح ْد
َ
ق
َ
ف َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع ُ ه
اَّلل
َ
ف ٍس
َ
ن
َ
أ ُنْب ى َوس ُم َال
َ
ق
َ
ف ا
َ
ذ
َ
كَو ا
َ
ذ
َ
كْب َه
ْ
اذ َال
َ
ق
َ
ف ٍة َيم ِظَع ٍةَرا
َ
شِبِب
َ
ةَر ِخ
ْ
اْل
َ
ةهر
َ ْ
اْل َع َجَر
ُه
َ
ل ْل ُق
َ
ف ِهْي
َ
لِإِارهالن ِل ْه
َ
أ ْنِم َت ْس
َ
ل َكهنِإن ِك
َ
لَوِةهن َج
ْ
ال ِل ْه
َ
أ ْنِميالبخار (رواه
:3113)
Dari Anas bin Malik r.a, Sesungguhnya Nabi SAW kehilangan Tsabit bin Qais
r.a, maka seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah SAW, aku akan mencari
tahu dimana ia, maka ditemuilah Tsabit bin Qais r.a yag sedang duduk
dirumahnya sambil menunduk. Lalu lelaki tersebut bertanya, “ada apa
denganmu?”, ia menjawab : aku dalam keburukan, karena mengeraskan suara
dihadapan Rasulullah SAW”. Maka terhapuslah seluruh pahalanya dan ia
pasti termasuk ahli neraka. Maka lelaki tersebut mengabarkan apa yang
Tsabit katakan. Rasulullas SAW memerintahkan agar Tsabit bin Qais RA
diberitahu kabar gembira yang agung, beliau SAW bersabda : “Pergilah
padanya, katakan Sungguh engkau bukanlah dari penduduk neraka, tapi dari
penduduk surga.” (HR. Bukhari: 3613)
2. بالتقديم القصر (Qashr dengan cara mendahulukan yang harusnya diakhirkan).
a) Pola Jumlah Ismiyyah
Struktur standar kalimat Jumlah Ismiyyah adalah posisi mubtada’ (مبتداء)
berada di awal kalimat dan posisi khabar (خبر) berada setelah mubtada’
sebagai penyempurna makna secara keseluruhan. Namun jika dijumpai dalam
sebuah kalimat, posisi khabar terletak di awal kalimat, inilah yang dimaksud
mendahulukan yang harusnya diakhirkan (رْي ِخ
ْ
أَالت ُه هق َح ا َم ُيم ِد ْق
َ
)ت. Dan
apabila dalam sebuah kalimat dijumpai stuktur seperti ini, dapat dipastikan
bahwa kalimat tersebut adalah uslub qashr.24
Contoh:
ِضر
َ
اْل يِف َوَينِنِقو ُم
ْ
لِل ٌاتَآي:ياتر(الذا٧۲)
Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang yakin. (Ad-Dzariyat: 20)
24
Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), hlm. 195
13. 11
Struktur StandarStruktur Qashr
مبتداءخبرمبتداءخبر
ٌاتَآيِضْر
َ ْ
األ يِف َوِضْر
َ ْ
األ يِف َوٌاتَآي
b) Pola Jumlah Fi’liyyah
Pola Jumlah Fi’liyyah terdiri dari fi’il (فعل) , fa’il, (فاعل) , maf’ul
(لمفعو) , dan keterangan atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah
SPOK. Struktur standar jumlah fi’liyyah:
Keterangan لمفعو فاعل فعل
Contoh
ِد ِج ْس
َ
اْل يِف ُالقَآنْر ُد
َ
لَالو
َ
أَر
َ
ق
ِهللا ى
َ
لَع ُح ِالَالص َل
ه
كَو
َ
ت
Namun jika dijumpai dalam kalimat, sebuah kata yang seharusnya
diletakkan diposisi depan justru diletakkan di posisi belakang ataupun
sebaliknya. Maka bisa dipastikan struktur kalimat tersebut adalah uslub
qashr.25
Contoh:
ِ
ه
اَّلل َلو ُسَر هن
َ
أ ٍاسهبَع ِنْاب ِنَع-وسلم عليه هللا صلى-ى
َ
لِإ َام
َ
ق ا
َ
ذِإ ُلو ُقَي َان
َ
ك
ِلْي
ه
الل ِفْو َج ْنِم ِة
َ
الهالص«...همُه
ه
اللَك
َ
لُت ْم
َ
ل ْس
َ
أَوُتْن َآم َكِبَوَكي
َ
لَعُت
ْ
ل
ه
كَو
َ
تَوَكي
َ
لِإ
ُتْب
َ
ن
َ
أَوَكِبْمَاص
َ
خُتَوَكي
َ
لِإُت ْم
َ
اك َحُت ْرَر ْس
َ
أَو ُتْر هخ
َ
أَو ُت ْم هد
َ
ق ا َم ىِل ْرِف
ْ
اغ
َ
ف
َت
ْ
ن
َ
أ
ه
الِإ َه
َ
لِإ
َ
ال ى ِه
َ
لِإ َت
ْ
ن
َ
أ ُتْن
َ
لْع
َ
أَو.»:مسلم(رواه٤٤٧٧)
25
Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), hlm. 197
14. 12
Dari Ibn Abbas bahwa Rsulullah SAW ketika beliau sholat ditengah malam
beliau berdoa: ... Ya Allah, kepada-Mu lah aku berserah diri, kepada-Mu lah
aku beriman, kepada-Mu lah aku bertawakal, kepada-Mu lah aku kembali,
karena-Mu lah aku bermusuhan, dan dengan hukum-hukum-Mu lah aku
memberikan ketentuan hukum. Maka ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu
dan yang kemudian, yang aku sembunyikan serta yang aku tampakkan. Engkau
adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau. (HR. Muslim: 1844)
3. الفصل بضمير القصر (Qashr dengan menggunakan dlomir fashl).
Maksudnya adalah meletakkan الفصل ضمير (kata ganti) diantara مبتداء
dan خبر yang ma’rifat (diawali ال). ضمير ini digunakan untuk memberikan
“pemfokusan” pada مبتداء .26
مبتداء+الفصلضمير) +ال+خبر(
Contoh:
َكِل
َ
ذ َاء َرَو ى
َ
غَتْاب ِن َم
َ
ف
َنوُادَع
ْ
ال ُم ُه َكِئ
َ
ول
ُ
أ
َ
ف: ن(اْلؤمنو٧)
Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas. (Al-Mukminun: 7)
C. Rukun Qashr
Uslub qashr dan cara membuatnya telah dikemukakan diatas. Selain itu,
uslub qashr juga mempunyai komponen yang disebut sebagai rukun qashr.
Rukun qashr terdiri dari:
a. Maqsur ()مقصور
Yaitu sesuatu yang diringkas atau biasanya juga disebut dengan (يء الشلاألو)
b. Maqsur ‘alaih ( مقصورعليه )
Yaitu sesuatu yang menjadi tempat dimana مقصور itu berada, atau disebut
juga sebagai (يء الشالثاني) .
26
D. Hidayat, Balaghah Untuk Semua, hlm. 92
15. 13
Mengidentifikasi rukun qashr ( مقصورومقصورعليه ) sangat mudah, yaitu
dengan mengenali cara atau adat qashr yang digunakan. Karena posisi مقصورو
مقصورعليه dalam sebuah kalimat sangat ditentukan oleh adat qashr yang
digunakan.
1) Jika uslub qashr menggunakan adat Nafi dan Istitsna (ُي ْالنفُاءَن
ْ
ثِت ْواالس) , maka
dapat dipastikan maqsur ‘alaih terletak setelah adat istitsna. Dan maqsur adalah
kata yang memiliki hubungan dengan makna maqsur ‘alaih.
2) Jika menggunakan adat ا َمهإن, maka dapat dipastikan letak maqsur ‘alaih-nya
terletak pada posisi akhir (bisa berupa khabar, fa’il, maf’ul, atau keterangan).
Sementara maqsur adalah kata yang memiliki hubungan makna dengan maqsur
‘alaih.
3) Jika menggunakan adat العطف
Dengan ال, maka maqsur ‘alaih adalah kata yang sebelum .ال
Dengan بل atau ,لكن maka maqsur ‘alaih adalah kata yang jatuh sesudah
keduanya. Sedangkan maqsur adalah kata yang memiliki hubungan makna
dengan adat athaf.
4) Jika menggunakan ُيم ِد ْق
َ
تا َمُه هق َحرْي ِخ
ْ
أَالت , maka dapat dipastikan maqsur ‘alaih
terletak pada posisi kata yang didahulukan. Dan maqsur adalah kata yang
memiliki hubungan dengan maqsur ‘alaih.27
اْلداواتاْلمثلةاملقصور
املقصور
عليه
ُي ْالنف
وُاء َن
ْ
ثِت ْاالس
ا َمَوَاكَن
ْ
ل َسْر
َ
أ
َ
ّلِإَينِ
َ
اْلَع
ْ
لِل
ً
ة َم ْحَر
َاكَن
ْ
ل َسْر
َ
أ
ً
ة َم ْحَر
َينِ
َ
اْلَع
ْ
لِل
27
Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), hlm. 207-213
16. 14
ا َم هإنا َم
َ
نِإِابَب
ْ
ل
َ ْ
األ و
ُ
ول
ُ
أ ُر
ه
ك
َ
ذَتَيُر
ه
ك
َ
ذَتَيِابَب
ْ
ل
َ ْ
األ و
ُ
ول
ُ
أ
َ
الِرْو ُدُالص يِف ُم
ْ
لِعال
َ
الِرْو
ُ
ط ُّالس ْيِفِرْو ُدُالص يِفْيِفِرْو
ُ
ط ُّالس
ْل َب
َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع ُ ه
اَّلل ى
ه
لَص ُّي ِبهالن ْمُه
َ
ل َال
َ
ق
ْمُتْب
َ
ذ
َ
ك َال
َ
ق
َ
ف ٌن
َ
ال
ُ
ف وا
ُ
ال
َ
ق ْم
ُ
وكُب
َ
أ ْن َم
لَبٌن
َ
ال
ُ
ف ْم
ُ
وكُب
َ
أ
ٌن
َ
ال
ُ
فٌن
َ
ال
ُ
ف ْم
ُ
وكُب
َ
أ
ْنِك
َ
ل
ِارهالن ِل ْه
َ
أ ْنِم َت ْس
َ
ل َكهنِإن ِك
َ
لَوْنِم
ِةهن َج
ْ
ال ِل ْه
َ
أ
ْنِمِل ْه
َ
أ
ارهالن
ِل ْه
َ
أ ْنِم
ِةهن َج
ْ
ال
التقديم
همُه
ه
اللَك
َ
لُت ْم
َ
ل ْس
َ
أُت ْم
َ
ل ْس
َ
أَك
َ
ل
D. Macam-Macam Qashr
1. Dari Segi Dua Tepi Qashr
Dua tepi qashr maksudnya yaitu maqsur dan maqsur ‘alaih. Qashr dari segi
ini terbagi menjadi dua:
a. Qashr sifah ‘ala mausuf (اْلوصوف على الصفة قصر)
Adalah qashr yang maqsurnya merupakan sesuatu yang menunjukan sifat
dan maqsur alaihnya menunjukkan sesuatu yang disifati (mausuf).28
Contoh:
ٌد ِاحَو ٌه
َ
لِإ ْم
ُ
كُه
َ
لِإَوُن َم ْحهالر َو ُه
ه
الِإ َه
َ
لِإ
َ
الُيم ِحهالر:(البقرة٠٥۱)
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan melainkan
Dia Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah: 163)29
b. Qashr mausuf ‘ala sifah (الصفةعلىاْلوصوف قصر)
28
Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), hlm. 219
29
Kata َهَلِإ posisinya sebagai maqsur. Pada saat yang sama maknanya menunjukkan sifat.
Sementara kata َُوه posisinya sebagai maqsur ‘alaih, pada saat yang sama maknanya menunjukkan
sesuatu yang mausuf. Dengan demikian qashr ini disebut Qashar sifah ‘ala mausuf. Artinya َهَلِإ yang
posisinya sebagai maqsur dan sifat, diringkas hanya pada َُوه yang posisinya sebagai maqsur ‘alaih.
Dan maknanya menunjukkan mausuf dan terjemahannya menjadi “Tuhan hanyalah Dia”.
17. 15
Adalah qashr yang maqsurnya menunjukkan sesuatu yang disifati
(mausuf), sementara maqsur ‘alaihnya merupakan sesuatu yang menunjukkan
sifat.30
Contoh:
ٌلو ُسَر
ه
الِإ ٌد هم َح ُم ا َمَو: انرعم (ال ُل ُسُّالر ِهِلْب
َ
ق ْنِم ْت
َ
ل
َ
خ ْد
َ
ق٧٧۱)
Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang Rasul. (Ali Imran: 144)31
2. Dari Segi Faktual
a. Qashr Haqiqi (حقيقى قصر)
Adalah qashr yang maknanya benar adanya, kapan saja dan di mana saja,
abadi dan tidak dibatasi waktu dan atau ruang.32
Sedangkan Prof. Dr. D. Hidayat dalam bukunya Balaghah Untuk Semua,
menyebutkan bahwa qashr haqiqi berarti pemfokusan hakiki, sebenarnya, dan
mutlak.
Contoh:
ٌد ِاحَو ٌه
َ
لِإ ْم
ُ
كُه
َ
لِإَوُن َم ْحهالر َو ُه
ه
الِإ َه
َ
لِإ
َ
ال: (البقرة ُيم ِحهالر٥٠۱)
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan melainkan
Dia Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah: 163)
b. Qashr Idhafi (إضافى قصر)
Adalah qashr yang relatif, bukan sebenarnya, bersifat kiasan.
30
Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), hlm. 221
31
Kata دَّمَحُم posisinya sebagai maqsur. Pada saat yang sama dari aspek makna دَّمَحُم menunjukkan
sesuatu yang disifati maka disebut mausuf. Sementara ولُس َر posisinya sebagai maqsur alaih dan pada
saat yangsama menunjukkan sifat. Dengan demikian, qashr ini disebut dengan Qashr mausuf ‘ala
sifah. Artinya, دَّمَحُم yang posisinya sebagai maqsur dan maknanya menunjukkan mausuf diringkas
hanya pada ولُس َر yang posisinya sebagai maqsur ‘alaih dan maknanya menunjukkan sifat. Dan
terjemahannya menjadi “Muhammad hanya seorang rasul”.
32
Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), hlm. 223
18. 16
Contoh:
ُينِعَت ْس
َ
ن َاكهيِإَو ُدُبْع
َ
ن َاكهيِإ
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan. (Al-Fatihah: 5)33
Qashr Idhafi disebut juga dengan القصرياملجاز . Dalam gaya bahasa
sastrawi, qashr majazi justru banyak menarik perhatian. Karena dengan sifat
kiasannya, qashr majazi memiliki sifat asosiatif, sugestif dan konotatif sebagai
salah satu kekhasan gaya bahasa sastrawi. Seperti perkataan seorang karyawan
kepada atasannya: “Bapaklah yang paling berjasa di perusahaan ini”. Ini
relatif, mungkin mengandung maksud untuk memuji atau merayu agar
permohonannya dikabulkan oleh atasannya.34
Qashr Idhafi dibagi menjadi
tiga:
1. Qashr Ifrad ادراإلف
2. Qahsr Qalb القلب
3. Qashr Ta’yin التعيين
33
Qahsr pada ُينِعَتْسَن ََّاكيِإ َو bersifat kiasan. Karena –sebagaimana pendapat sebagian mufassirin-
berkaitan dengan pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga manusia sendiri, sedangkan
dalam melakukan pekerjaan –pekerjaan lainnya justru manusia diharuskan untuk saling menolong.
34
D. Hidayat, Balaghah Untuk Semua, hlm. 91
20. 18
AL WASHL DAN AL-FASHL ()الفصلو الوصل
A. Definisi Al-Washl
Pada pembahasan ini, kami akan memberikan beberapa definisi tentang
washl, yaitu :
1. Al-Balaghoh Al-Muyassaroh :
علىجملةعطف بالواوجملة
Menyambung suatu kalimat dengan kalimat berikutnya dengan menggunakan huruf
athaf wawu.
2. Al- Jawahirul Al-Maknun :
البعض على الجمل بعض عطف
Mengathofkan jumlah-jumlah atas sebagian jumlah lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa definisi washl secara garis besar adalah,
menyambung atau menggabungkan suatu atau beberapa kalimat dengan kalimat
lainnya menggunakan huruf ‘athof yaitu al-wawu.
Contoh 1
( ُينِعَت ْس
َ
ن َاكهيِإَو ُدُبْع
َ
ن َاكهإي: الفاتحة٦)
hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan
Penjelasan :
Pada ayat tersebut, dimana kalimat
ُدُبْع
َ
ن َاكهي
َ
إ menjadi kalimat pertama, dan
kalimat نْيِعَت ْس
َ
ن َكهي
َ
إ menjadi kalimat kedua. Dan diantara keduanya itu terdapat
huruf ‘Athof yaitu al-wawu. Ketika menggabungkan antara kalimat pertama dan
kalimat kedua, maka wajib menggunakan wawu sebagai penghubungnya. Dan itu
yang dinamakan Al-Washl.
21. 19
B. Tempat-tempat dimana dua jumlah harus diwashol
1إ .ابراإلع حكم فى اكهمارإش قصد ذا
Apabila kedua jumlah tersebut memiliki kedudukan I’rab yang sama.
a. Jumlah pertama dan kedua sama- sama berkedudukan sebagai khobar.
Contoh :
َنوُه َمْعَي ْمِهِانَي
ْ
غ
ُ
ط يِف ْم ُه ُّد ُمَيَو ْمِهِب ُئِزْهَت ْسَي ُ ه
اَّلل: البقرة (11)
Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka
terombang-ambing dalam kesesatan mereka.(QS Al-Baqoroh:15)
Penjelasan :
Dapat diketahui, kalimat pertama yaitu jumlah ئيستهز menjadi
khobar dari Lafadz Jalalah yang berkedudukan sebagai Mubtada. Dan
kalimat kedua yaitu jumlah هميمد juga berkedudukan sebagai khobar dari
Lafadz Jalalah yang merupakan mubtada. Karena memiliki kesamaan dalam
I’rabnya dan memiliki mubtada yang sama yaitu Lafadz Jalalah maka untuk
menggabungkan keduanya diwajibkan memakai huruf ‘Athaf Al-Wawu.
b. Jumlah pertama dan kedua sama-sama berkedudukan sebagai Fa’il.
Contoh :
يعجبنىم
ّ
تتكل أنوتكتبأنالعربيةباللغة
Penjelasan :
Dapat diketahui bahwakalimat pertama yaitu jumlah أنتتكلم
berkedudukan menjadi Fa’il dari jumlah .يعجبنى Begitupun kalimat kedua
yaitu jumlah تكتب أن yang berkedudukan menjadi Fa’il dari jumlah
يعجبنى . Maka karena keserasian I’rab dan kesamaan sebab menjadi Failnya
22. 20
dia, kedua jumlah ini digabungkan dengan menggunakan huruf Athaf Al-
wawu.
اْلبتداء:ْنَعَاء َم ْس
َ
أِت
ْ
نِبيِب
َ
أ،ٍر
ْ
كَبْت
َ
ال
َ
ق:اَن ْجَر
َ
خَعَمِلو ُسَرِ
ه
اَّللى
ه
لَصُهللاِهْي
َ
لَع
ْمِقُي
ْ
ل
َ
ف ،يد َه هَع َم
َ
ان
َ
ك ن َ«م: َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع ُهللا ى
ه
لَص ُّي ِبهالن َال
َ
ق
َ
ف ، َينِمِر ْح ُم َم
ه
ل َسَو
ْلِل ْحَي
ْ
ل
َ
ف ،يد َه هَع َم نكَي م
َ
لن َمَو ، ِهِامَر ْحِإ ى
َ
لَ»ع
Penjelasan :
Jumlah هدي معه كان من menjadi kalimat pertama yang
berkeduduka menjadi Mubtada. Dan kalimat kedua yaitu معه يكن لم من
هدي juga berkedudukan sebagai mubtada di awal kalimat. Maka karena
keserasian kedudukan ‘Irabnya, kedua kalimat ini digabungkan dengan
menggunakan huruf athaf Al- Wawu.
2و إنشاء و ارخب فقتاات إذا .تامةمناسبة بينهما كانت
Apabila kedua jumlah itu sama- sama khobariyah atau sama-sama insyaiah,
dan keduanya memiliki keserasian makna.
Contoh 1 :
( ٍيمِع
َ
ن يِف
َ
ل َارَرْب
َ ْ
األ هنِإ13( ٍيم ِح َج يِف
َ
ل َار هج ُف
ْ
ال هنِإَو)11): اإلنفطار (٠۱-٧۱)
Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam
syurga yang penuh kenikmatan (13) dan Sesungguhnya orang-orang yang
durhaka benar-benar berada dalam neraka.
Penjelasan :
Ayat 13 dan Ayat 14 merupakan jumlah Khobariyah yang ditandakan
dengan adanya huruf إن dan memiliki makna sesungguhnya. Maka untuk
menggabungkan keduanya, wajib digunakan huruf Athaf Al-Wawu.
Contoh :
23. 21
ِوفأ ي ِدهَعِب وافو
َ
أَو مكي
َ
لَع تمَعن
َ
أ ي ِت
َ
ال َي ِت َمعِن واركاذ َيلِئاَرسِإ ي ِنَب اَي
وب َهرا
َ
ف َايَيِإَو مك ِدهَعِبِن: البقرة (٠٤)
Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah aku anugerahkan
kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya aku penuhi janji-Ku
kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).
Penjelasan :
Jumlah pertama yaitu jumlah اذكرواdan jumlah kedua yaitu lafadz
اوفوا merupakan jumlah Insyaiah. Karena kedua nya sama-sama bersifat
jumlah Insyaiyah, maka untuk menggabungkannya harus menggunakan huruf
Athof Alwawu.
3.اْلقصود خالفأوهم وإتنشاءو ارخباختلفا إذا
Apabila jumlah pertama Khobariyah dan jumlah kedua insyaiah yang jika
difashal menimbulkan salah paham.
Contoh :
اَّلل شفاه , ال؟اْلرض من علي ئبر هل
Jumlah pertama ال, jumlah ini jumlah khobariyah. Sementara jumlah
kedua adalah شفاه اَّلل merupakan jumlah Insyaiah. Jika ada dua jumlah
yang berbeda seharusnya difashol, namun jika difashol akan menimbulkan
salah pengertian, maka dua jumlah yang kondisinya seperti ini wajib
difashol.
الفصل
.الجملتينبين العطفهذاترك الفصل
Fashol adalah meninggalkan athof di antara dua jumlah atau memisah atau
tidak menyambung dua jumlah yang dimaksud.
24. 22
:الفصل مواضع
:مواضع ثالثة فىالجملتين بين الوصل يجب
Tempat- tempat wajib fashl
1ت حاداتالجملتينبين نيكو أن: صالاإلت .كمالام
1. Kamalul ittishol : Adanya kesatuan makna yang sempurna antara kedua jumlah.
Jumlah atau kalimat dipastikan memiliki makna. Kesan makna yang ditimbulkan
sebuah kalimat jika di sambungkan dengan makna kalimat lainnya bisa menjadi
Taukid, Bayan dan Badal.
a. Ketika kalimat kedua merupakan taukid (penguat) dari kalimat pertama :
ا ًدْي َوُر ْمُه
ْ
لِه ْم
َ
أ َينِرِفا
َ
ك
ْ
ال ِلِه َم
َ
ف):قالطار11)
"karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu Yaitu beri tangguhlah
mereka itu barang sebentar. ( Surat at-Thariq : 17 )
Kalimat ا ًدْي َوُر ْمُه
ْ
لِه ْم
َ
أ menjadi penguat dari kalimat ِه َم
َ
فَينِرِفا
َ
ك
ْ
ال ِل
yang dimaksud adalah perintah untuk memberi tangguhan untuk orang- orang
kafir itu dalam jangka waktu sebentar.
b. Kalimat kedua merupakan bayan (penjelas) dari kalimat pertama.
Contoh :
ان
َ
طي
َ
الش ِهي
َ
لِإ َسَوسَو
َ
فَال
َ
قل َه مَآد اَيٰى
َ
لبَي
َ
ّل ٍكلمَو ِدلخال ِةَر َج
َ
ش ٰى
َ
لَع َك
ُّ
لد
َ
أ
: طه (١۲٤)
“Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata:
“Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan
kerajaan yang tidak akan binasa?”( Surat Ta-Ha : 120 )
25. 23
Kalimat ٰى
َ
لبَي
َ
ّل ٍكلمَو ِدلخال ِةَر َج
َ
ش ٰى
َ
لَع َك
ُّ
لد
َ
أ ل َه مَآد اَي menjadi
penjelas bagi
ُان
َ
طْي
ه
الش ِهْي
َ
لِإ َسَو ْسَو
َ
ف karena perkataan saithan kepada Adam
tersebut adalah bentuk dari godaan saithan itu sendiri.
Contoh Hadits :
ُ
كِنَع ُه
ُ
ل
َ
أ ْس
َ
أ ، َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع ُهللا ى
ه
لَص ِي ِبهالن ِاب َح ْص
َ
أ ْنِم
ً
ال ُجَر ى
َ
ق
ْ
ل
َ
أ ْن
َ
أ ىهن َم
َ
ت
َ
أ ُتْن
ْل َه :ُه
َ
ل ُت
ْ
ل ُق
َ
ف ، ِهِاب َح ْص
َ
أ ْنِم ٍر
َ
ف
َ
ن يِف ٍيدِع ِمْوَي يِف
َ
ة
َزْرَب اَب
َ
أ ُيتِق
َ
ل
َ
ف ، ِجِارَو
َ
خ
ْ
ال
ُهللا ى
ه
لَص ِ
ه
اَّلل َلو ُسَر
َتْعِم َسُتْعِم َس ، ْمَع
َ
ن : َال
َ
ق
َ
ف ؟ َجِارَو
َ
خ
ْ
ال ُر
ُ
ك
ْ
ذَي َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع
،يِن
ُ
ذ
ُ
أِب َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع ُهللا ى
ه
لَص ِ
ه
اَّلل َلو ُسَري ِنْيَعِب ُهُتْي
َ
أ َرَو،ُهللا ى
ه
لَص ِ
ه
اَّلل ُلو ُسَر َيِت
ُ
أ
ُه َم َس
َ
ق
َ
ف ٍال َمِب َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع
Kalimat
ُه َم َس
َ
ق
َ
ف ٍال َمِب َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع ُهللا ى
ه
لَص ِ
ه
اَّلل ُلو ُسَر َيِت
ُ
أ menjadi
penjelas dari kalimat ي ِنْيَعِب ُهُتْي
َ
أ َرَو . maksudnya adalah bahwa seorang perawi
melihat keadaan Nabi, bentuk keadaannya adalah bahwa Nabi diberi harta
oleh seseorang dan kemudian membagikannya.
c. Kalimat kedua merupakan Badal kalimat pertama.
َر هخ َسَو ۖ ِشْرَع
ْ
ال ى
َ
لَع ٰىَوَت ْاس هم
ُ
ث ۖ اَهَن ْوَر
َ
ت ٍد َمَع ِرْي
َ
غِب ِاتَاو َم هالس َع
َ
فَر ي ِذ
ه
ال ُ ه
اَّلل
َر َم
َ
ق
ْ
الَو َسْم
ه
الش
ۖۖۚ ى ًّم َس ُم ٍل َج
َ
ِأل يِر ْجَي ل
ُ
كَر ْم
َ ْ
األ ُرِب َدُياَي
ْ
اْل ُل ِص
َ
فُيِاء
َ
قِلِب ْم
ُ
ك
ه
لَع
َ
ل ِت
َنوُنِقو
ُ
ت ْم
ُ
كِبَر(: الرعد2)
"Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu
lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari
dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah
mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya),
supaya kamu meyakini Pertemuan (mu) dengan Tuhanmu." (Surat ar-Ra’d:2)
26. 24
Redaksi
َنوُنِقو
ُ
ت ْم
ُ
كِبَر ِاء
َ
قِلِب ْم
ُ
ك
ه
لَع
َ
ل ِاتَي
ْ
اْل ُل ِص
َ
فُي menjadi pengganti
atau badal dari kalimat َر ْم
َ ْ
األ ُرِب َدُي dan termasuk dari bagian badal ba’dlu min
kulli. Karena salah satu dari bentuk pengaturan Allah terhadap segala urusan
hamba-Nya adalah dengan menjelaskan ayat-ayat atau tanda-tanda
kekuasaan-Nya.
2: اإلنقطاع كمال ..تام تباينالجملتين بين نيكو أن
2. Kamalul inqitho’ adalah Adanya perbedaan yang jelas antara kedua jumlah. Di
antara sebab atau faktor yang membuat dua kalimat itu difashol karena adanya
perbedaan yang jelas. Perbedaan yang dimaksud adalah :
a. Perbedaan bentuk : Kalimat pertama berbentuk khobariyah dan kalimat
kedua berbentuk insyaiah, atau sebaliknya.
Contoh:
مِهي
َ
لَع اءَو َس وار
َ
ف
َ
ك َين ِذ
َ
ال َنِإمه
َ
تر
َ
نذ
َ
أ
َ
أ
َ
نونِمؤي
َ
ّل مهر ِنذت م
َ
ل م
َ
أالبقرة (
:٥)
"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri
peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan
beriman.” ( Surat al-Baqarah : 6 )
Perbedaan yang jelas kita temukan pada 2 kalimat yang berbeda yaitu
kalam insya dan khobar yang tidak dihubungkan dengan huruf athaf.
Yaitu kalimat مِهي
َ
لَع اءَو َس وار
َ
ف
َ
ك َين ِذ
َ
ال َنِإ (Kalam Khobar) dan
مه
َ
تر
َ
نذ
َ
أ
َ
أ ( Kalam Insya ).
b. Perbedaan makna : Antara kalimat pertama dan kedua tidak memiliki
keserasian atu hubungan makna.
Contoh :
اْلوتذائقة نفسكل .مرتفعةاألسعار
“Harga- harga meningkat. Setiap yang berjiwa pasti mati.”
27. 25
Pada contoh di atas sudah jelas bahwa antara dua kalimat itu tidak
mempunyai kesinambungan ataupun keserasian, sehingga tidak perlu
adanya huruf wawu untuk menggabungkannya.
3الثان نتكو أن :صالاإلت كمال شبه .ج يةافىنشأ سؤال عنواباألولى
3. Syibhu kamali ittishol : Jumlah kedua merupakan jawaban atas pertanyaan yang
timbul pada jumlah pertama.
Contoh:
ي ِس ْف
َ
ن ُئِرَب
ُ
أ ا َمَويِبَر َم ِحَر ا َم
ه
الِإ ِوء ُّالسِب
ٌ
ةَرا هم
َ َ
أل َس ْفهالن هنِإٌۚور ُف
َ
غ يِبَر هنِإ: يوسف ( ٌيم ِحهر
٦٠)
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu
itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” ( QS
Yusuf : 53 )
Dalam contoh di atas, يِبَر َم ِحَر ا َم
ه
الِإ ِوء ُّالسِب
ٌ
ةَرا هم
َ َ
أل َس ْفهالن هنِإ menjadi
jawaban atas pertanyaan yang timbul dari kalimat pertama, berupa “Kenapa nafsu
itu tidak dibebaskan?”.
1األولى الجملتينبين نيكو أن: اإلنقطاع كمال شبه .أخرجملةالثالثة ومتوسطة ى
.بينهما حائلة
4. Syibhu kamali inqitho : adalah jumlah yang didahului dua jumlah yang harus
diathofkan pada salah satu dari keduanya karena ada hubungan, tapi ketika
diathofkan pada yang lainnya akan menimbulkan kerusakan dalam makna . Maka
oleh karena itu, tidak harus di athofkan karena akan menimbulkan salah paham.
Contoh :
نىأن سلمىتظنبدال # بها أبغىتهيماللالض فى اهارأ
Artinya : Salma mengira bahwa aku hendak mencari pengganti dirinya. Aku
melihatnya dalam keadaan gelisah
28. 26
IJAZ
A. Ijaz dan pembagiannya
اإلبانة مع بالغرض الوافي القليل اللفظتحت اْلتكاثرةاْلعانى جمعهو اإليجاز
.واإلفصاح
Ijaz merupakan mengumpulkan makna yang banyak dalam kata-kata
yang sedikit dengan jelas dan fasih. Atau juga bisa dikatakan, Ijaz adalah salah
satu cara untuk menyatakan suatu tujuan dengan pernyataan yang kata-katanya
kurang sebagaimana mestinya atau bisa dikatakam dengan sebuah pernyataan
yang sederhana, tetapi pernyataan tersebut cukup memenuhi tujuan baik
pemahaman ataupun penjelasan.
أ.:قسمين إلىاإليجاز تنقسيم هيكل
ب.:بينهما قوالفراإليجاز من تعريف
.حذف غير منقصيرة ةربعبا اْلعنى عنفيه يعبر هو قصر إيجاز
.املحذوف بها يتبين قرينة معأكثرأو كلمة بحذف نيكو هو حذف إيجاز أما و
اإليجاز
الحذف إيجازالقصر إيجاز
حذف إيجازجملة حذف إيجازكلمةحذف إيجازجمل
29. 27
ر هقدُي القصر إيجاز أن هو ،اإليجاز نوعي بين قوالفرأما ،كثيرة معان فيه
ألفاظه وقلة الكالماختصارهي فغايته الحذفإيجاز.
Adapun ijaz menurut ahli balaghoh terbagi menjadi dua, yaitu;
a) Ijaz Qashar:
Ijaz Qashr adalah penyampaian maksud dengan cara menggunakan
ungkapan yang pendek, namun mengandung banyak makna tanpa disertai
pembuangan beberapa kata atau kalimat. Menurut Imam Jalaluddin As-
Suyuthi, ijaz yaitu pembicaraan yang ringkas ditinjau dari kata-katanya.
Syekh Baharuddin berkata; “pembicaraan yang sedikit itu merupakan suatu
pembicaraan yang memberikan makna yang lebih panjang, maka disebut ijaz
qashr”.35
Contoh :
:(البقرة
َنو ُقهت
َ
ت ْم
ُ
ك
ه
لَع
َ
ل ِابَب
ْ
ل
َ ْ
األ يِول
ُ
اأَي
ٌ
اةَي َح ِاصَصِق
ْ
ال يِف ْم
ُ
ك
َ
لَو٤٧۹)
Dan di dalam, qishos itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai
orang-orang yang berakal, agar kamu bertakwa
Pada ayat Al-Quran surat Al-Baqarah:179, Allah menyatakan qishas
itu menjadi kehidupan, padahal qishash itu menghukum setimpal, membunuh
dengan membunuh, melukai dengan melukai. Jika dilihat, qishash itu akan
cepat mengurangi banyaknya orang. Akan tetapi hikmahnya adalah bila
orang-orang mengetahui bahwa setiap orang yang membunuh akan dibunuh
lagi, dengan demikian tentu semua orang akan takut membunuh orang lain
sebab ia takut diqishash. Dan pada akhirnya, menimbulkan kehidupan yang
aman, tentram, dan tenang tidak lagi terjadi kejahatan dan pembunuhan.
Contoh dari hadits:
ى
ه
لَص ِ
ه
اَّلل َلو ُسَر
ُتْعِم َس َال
َ
ق ِرَبْنِ
ْ
اْلى
َ
لَع ُهْنَع ُ ه
اَّلل َي ِضَر ِاب
ه
ط
َ
خ
ْ
ال َنْب َر َمُع عن
ُلو ُقَي َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع ُ ه
اَّللِاتهيِالنِب ُال َمْع
َ ْ
األ اَمهنِإىَو
َ
ن ا َم ٍئِر ْام ِل
ُ
كِل ا َمهنِإَو
35
Jalaludin Imam As-Suyuthi, Samudera Ulumul Quran, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2016),
jilid 3, hal 245.
30. 28
Dan di dalam lafadz “”أعمال tersebut memiliki banyak makna
amalan dan perbuatan yang mengandung begitu banyak kehidupan seseorang,
baik yang kecil atau yang besar, atau bersifat fisik ataupun nonfisik, bersifat
materil atau immateril,semua itu mencakup dalam kata (أعمال) . Segala
macam perbuatan itu amat sangat tergantung dengan niat. Artinya amalan
apapun yang kalian lakukan, Allah hanya akan melihat bagaimana niatnya.
Susunan kalimat inilah yang di maksud ijaz, dalam definisi diatas.
Yaitu lafalnya sedikit tapi memiliki banyak makna.
b) Ijaz Hadzf
Ijaz hadzf yaitu ijaz dengan cara menghapus sebagian kata atau
kalimat dengan syarat terdapat qorinah (indikasi) yang menunjukan adanya
lafadz yang dihapus. Kemudian ijaz pun terbagi lagi menjadi tiga bagian,
diantaranya حذف إيجازجملحذف إيجاز و جملةحذف وإيجاز كلمة .
Definisi pembagian ijaz hadzf:
1) كلمة حذفإيجاز
كلمة حذف إيجاز merupakan ijaz dengan cara menghapus sebagian
kata dan terdapat indikasi yang menunjukan lafadz nya di hapus. Contoh;
الرحيم الرحمن هللا بسمَاء َجَو:(الفجر ا ًّفَصا ًّفَص ُك
َ
ل
َ ْ
اْلَو َكُّبَر٢٢)
Artinya: "Dan datang TuhanMu sedang malaikat berbaris-baris".
Di dalam ayat tersebut jika di lihat sepintas maka kita tidak akan
menyadari bahwa di dalam ayat tersebut ada sebagian kata yang di hapus.
Tetapi jika kita meneliti lebih dalam lagi, maka ada sesuatu yang
menjanggal atau aneh dari makna ayat tersebut, yaitu “Dan datanglah
Tuhanmu, sedang malaikat berbaris-baris”. Secara kasat mata kita melihat
bahwasannya tidak ada yang aneh dalam arti al-quran tersebut, tetapi jika
kita lihat lebih teliti lagi, maka akan timbul pertanyaan, Allah datang dari
mana? kapan Allah datang? Untuk apa Allah datang? Hal ini akan
menimbulkan banyak kesalahfahaman, tetapi disana ada sebuah qorinah
31. 29
(indikasi) yaitu kalimat “جاء”. Oleh karena itu kami mengambil kesimpulan
bahwa ijaz hadzf yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah kata “أمر”,
selengkapnya adalah:
َاء َجَو-)(أمر-ا ًّفَص ا ًّفَص ُك
َ
ل
َ ْ
اْلَو َكُّبَر
2) جملة حذفإيجاز
جملة حذف إيجاز adalah ijaz dengan cara menghapus kalimat dari
pernyataan tersebut, serta menyertakan indikasi yang menunjukan kalimat
tersebut dihapus.
Contoh:
َابَت ِك
ْ
ال ُمُهَع َم َلَز
ْ
ن
َ
أَو َينِر ِذْن ُمَو َينِر ِشَبُم َينِيِبهالن ُ ه
اَّلل
َ
ثَعَب
َ
ف
ً
ة َد ِاحَو
ً
ة هم
ُ
أ ُاسهالن َان
َ
ك
ْيَب َم
ُ
ك ْحَيِل ِق َح
ْ
الِب(البقرة... ِيهِف وا ُف
َ
لَت
ْ
اخ ا َيمِف ِاسهالن َن٢٤٠)
Artinya: Manusia itu adalah umat yang satu (…) lalu Allah mengutus para
Nabi, sebagai pemberi peringatan, ……
Bagaimana Allah Swt mengutus Nabi Saw kepada manusia yang
sudah baik-baik, yang sudah dalam keadaan bersatu? Pertanyaan ini
menimbulkan pemahaman adanya ungkapan yang tidak disebutkan disini,
yaitu (فاختلفوا) , selengkapnya:
ً
ة َد ِاحَو
ً
ة هم
ُ
أ ُاسهالن َان
َ
ك-)(فاختلفوا-الخ َينِر ِذْن ُمَو َينِر ِشَب ُم َينِيِبهالن ُ ه
اَّلل
َ
ثَعَب
َ
ف
Manusia itu adalah umat yang satu (kemudian timbul perselisihan diantara
mereka) lalu Allah mengutus para Nabi, sebagai pemberi peringatan.....
Menemukan ungkapan )(فاختلفوا tersebut tidaklah sulit, karena
ditunjukan setelahnya oleh ungkapan )(فاختلفوا pada ayat selanjutnya:
ِيهِف وا ُف
َ
لَت
ْ
اخا َيمِف ِاسهالن َنْيَب َم
ُ
ك ْحَيِل
32. 30
Demikianlah menghilangkan ungkapan )(فاختلفوا menjadikan ayat
ini ringkas, padat, yang andaikata ditampilkan justru akan menimbulkan
pengulangan yang mubadzir, bahkan akan terasa mengurangi efektifitas
(kebalaghan) ayat ini.36
Contoh dari hadits:
ا
َ
ذِإ : َم
ه
ل َسَو ِهْي
َ
لَع ُ ه
اَّلل ى
ه
لَص ِهللا ُلو ُسَر َال
َ
ق : َال
َ
ق ، َبِر
َ
ك ي ِدْع َم ِنْب ِام َد ْقِ
ْ
اْل ِنَع
.ُاههيِإ ُه ْمِلْعُي
ْ
ل
َ
ف ُاه
َ
خ
َ
أ ْم
ُ
ك ُد َح
َ
أ هب َح
َ
أ.الترمذيسنن
Artinya: “dari Miqdam bin Ma’ddi berkata: Rasulullah SAW bersabda:
apabila salah satu dari kalian menicintai saudaranya maka hendaklah
memberitahu kepadanya”.
Pernyataan dalam hadits di atas jika kita lihat secara kontekstual
terdapat kejanggalan yang akan menimbulkan kesalahfahaman diantara
manusia, yaitu “apabila salah satu dari kalian menyayangi saudara nya
maka hendaklah beritahu kepadanya” ini akan disalahgunakan oleh orang-
orang yang ingin bermaksiat dengan menggunakan dalil tersebut. Hadits di
atas terdapat beberapa kalimat yang dihapus yaitu dalam agama Allah (في
)هللا دين. Hal inilah yang disebut ijaz hadzf jumlah.
3) جملحذف إيجاز
جمل حذف إيجاز adalah ijaz dengan cara menghapus kalimat dari
pernyataan yang disyaratkan harus terdapat qorinah (indikasi) yang
menunjukan adanya kalimat yang di hapus.
Contoh:
( ٌيرِق
َ
ف ٍرْي
َ
خ ْنِم هي
َ
لِإ َت
ْ
لَز
ْ
ن
َ
أ ا
َ
ِْل يِنِإ ِبَر َال
َ
ق
َ
ف ِل ِالظ ى
َ
لِإ ى
ه
ل َو
َ
ت هم
ُ
ث ا َمُه
َ
ل ى
َ
ق َس
َ
ف٢٧)
اَم َر ْج
َ
أ َكَيِز ْجَيِل َوكُع ْدَي يِب
َ
أ هنِإ ْت
َ
ال
َ
ق ٍاءَي ْحِت ْاس ى
َ
لَع ي ِش ْم
َ
ت ا َم ُاه َد ْحِإ ُه
ْ
تَاء َج
َ
ف
36
D Hidayat, Al-Balaghah Lil Jami’ wa Asy-Syawahid min Kalam al-Badi’, (Semarang: PT.
Karya Thoha Putra, 2002), Hal 85.
33. 31
َن
َ
ل َتْي
َ
ق َسِمْو
َ
ق
ْ
ال َنِم َتْو َج
َ
ن
ْ
ف
َ
خ
َ
ت
َ
ال َال
َ
ق َصَص
َ
ق
ْ
ال ِهْي
َ
لَع هص
َ
قَو ُهَاء َج ا هم
َ
ل
َ
ف ا
(القصص َينِِاْل
ه
الظ٢٧ـ٢٦)
Ada sedikit kejanggalan dalam urutan cerita. Karena diduga terdapat
sebagian cerita yang tidak disebutkan. Setelah nabi Musa As memberikan
pertolongan meminumkan ternak milik kedua putri Nabi Syu’aib As, lalu
beliau berteduh di bawah sebuah pohon dan berdoa, seperti tertera dalam
ayat yang berbunyi:
ْنِم هي
َ
لِإ َت
ْ
لَز
ْ
ن
َ
أ ا
َ
ِْل يِنِإ ِبَر َال
َ
ق
َ
ف ِل ِالظ ى
َ
لِإى
ه
ل َو
َ
ت هم
ُ
ث ا َمُه
َ
ل ى
َ
ق َس
َ
فٌيرِق
َ
ف ٍرْي
َ
خ
Sebenarnya tidak tiba-tiba kemudian salah seorang kedua putri Nabi
Syu’aib datang dan berkata kepada Nabi Musa “sesungguhnya bapakku
memanggilmu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu
memberi minum (ternak) kami”.
Seperti diceritakan dalam urutan ayat yang persis yang berikutnya seperti:
اَم َر ْج
َ
أ َكَيِز ْجَيِل َوكُع ْدَي يِب
َ
أ هنِإ ْت
َ
ال
َ
ق ٍاءَي ْحِت ْاس ى
َ
لَع ي ِش ْم
َ
ت ا َم ُاه َد ْحِإ ُه
ْ
تَاء َج
َ
ف
َنِم َتْو َج
َ
ن
ْ
ف
َ
خ
َ
ت
َ
ال َال
َ
ق َصَص
َ
ق
ْ
ال ِهْي
َ
لَع هص
َ
قَو ُهَاء َج ا هم
َ
ل
َ
ف اَن
َ
ل َتْي
َ
ق َسِمْو
َ
ق
ْ
ال
َينِِاْل
ه
الظ
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu
berjalan kemalu-maluan, ia berkata: “sesungguhnya bapakku memanggil
kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum
(ternak) kami.
Sebab logikanya, bahwa si kedua putri Nabi Syu’aib As pulang
terlebih dahulu menemui ayahnya. Lalu mereka menceritakan ihwal mereka
dengan Nabi Musa As. Mendengar hal itu si ayah memerintahkan untuk
memenuhi Musa As, barulah mereka mendatangi Nabi Musa As dan
berkata....
Bagian inilah yang tidak disebutkan dalam ayat sehingga kalimat
atau ayat ini menjadi singkat atau ijaz.
34. 32
Karena ada bagian kalimat yang terbuang atau tidak disebut, maka
kalimat tersebut menjadi singkat dan pendek. Karena singkat dan pendek,
maka kalimat tersebut dinamakan ijaz. Karena singkat dan pendeknya itu di
sebabkan ada yang dibuang atau tidak disebutkan, maka ijaz nya disebut ijaz
hadfzf (ijaz hadzf jumal).37
Dan jika saja jumlah atau kalimat kalimat yang terbuang itu di coba
dimunculkan dalam ayat maka menjadi sebagai berikut:
ٌيرِق
َ
ف ٍرْي
َ
خ ْنِم هي
َ
لِإ َت
ْ
لَز
ْ
ن
َ
أ ا
َ
ِْل يِنِإ ِبَر َال
َ
ق
َ
ف ِل ِالظ ى
َ
لِإ ى
ه
ل َو
َ
ت هم
ُ
ث ا َمُه
َ
ل ى
َ
ق َس
َ
ف
(٢٧21))إليه سلرفأ ى موس أمر من كان ما عليه وقصتا أبيهما إلى (فذهبتا
ْدَي يِب
َ
أ هنِإ ْت
َ
ال
َ
ق ٍاءَي ْحِت ْاس ى
َ
لَع ي ِش ْم
َ
ت ا َم ُاه َد ْحِإ ُه
ْ
تَاء َج
َ
فاَم َر ْج
َ
أ َكَيِز ْجَيِل َوكُع
ِمْو
َ
ق
ْ
ال َنِم َتْو َج
َ
ن
ْ
ف
َ
خ
َ
ت
َ
ال َال
َ
ق َصَص
َ
ق
ْ
ال ِهْي
َ
لَع هص
َ
قَو ُهَاء َج ا هم
َ
ل
َ
ف اَن
َ
ل َتْي
َ
ق َس
(القصص َينِِاْل
ه
الظ٢٧ـ٢٦)
الثاني املبحث
املساواة
بعضها يزيد ال ،اْلعانى بقدر واأللفاظ األلفاظ بقدر اْلعانى نتكو أن اْلساواةعلى
.بعض
القرآن من املثال:: البقرة( . ِ
ه
اَّلل َدْنِع ُوه ُد ِج
َ
ت ٍرْي
َ
خ ْنِم ْم
ُ
ك ِس ُف
ْ
ن
َ
ِأل وا ُم ِد
َ
ق
ُ
ت ا َمَو٤۱٧)
:الحديث من املثالهللا صلى النبي أزواج بعض عن أتهرام عن ،خالد بن هنيدة عن
ع ويوم الحجة ذي تسع يصوم وسلم عليه هللا صلى هللا لسور أن وسلم عليهشورى
.شهر كل من أيام وثالثة
B. Musawah
Musawah adalah pengungkapan kalimat yang makna nya sesuai dengan
banyaknya kata, dan kata-katanya sesuai dengan luasnya makna yang
37
Ahmad Syatibi, Balaghoh Ilmu Ma’ani, (Tarjamah center, 2013) H. 67-68.
35. 33
dikehendaki, tidak ada penambahan dan pengurangan dalam kalimat yang
tertulis.
Contoh:
الرحيم الرحمن هللا بسم: البقرة( . ِ
ه
اَّلل َدْنِع ُوه ُد ِج
َ
ت ٍرْي
َ
خ ْنِم ْم
ُ
ك ِس ُف
ْ
ن
َ
ِأل وا ُم ِد
َ
ق
ُ
ت ا َمَو
٤٤٧)
Artinya: “Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu
akan mendapatkan pahalaNya disisi Allah”.
Dan pernyataan dalam ayat di atas makna ayat dan banyaknya kata sudah
sangat sesuai dengan konteks kalimat yang digunakan tidak ada penambahan
serta pengulangan kata.
Contoh dalam hadits:
أن وسلم عليه هللا صلى النبيأزواج بعضعن أتهرام عن ،خالد بن هنيدة عن
وعليه هللا صلى هللا لسورأيام وثالثة عشورى ويومالحجة ذي تسع يصوم سلم
.شهر كل من
Artinya: “dari Hunaidah bin kholid, dari sebagian istri nabi SAW,
bahwasannya Rasulullah SAW berpuasa 9 hari di bulan dzulhijjah, berpuasa 10
hari di bulan Muharram, dan berpuasa 3 hari pada setiap bulannya”.
الثالث املبحث
وأقسامه اإلطناب
.عدة بأمورنويكو لفائدةاْلعنى علىاللفظ يادةز هو اإلطناب
:اإلطناب من مثلَكِئاَع ُدِب ْن
ُ
ك
َ
أ ْم
َ
لَو اًبْي
َ
ش ُس
ْ
أهالر َلَعَت
ْ
اشَو ي ِنِم ُم
ْ
ظَع
ْ
ال َن َهَو يِنِإ ِبَر َال
َ
ق
:(مريم اًّيِق
َ
ش ِبَر٧.)
Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya
Tuhanku.
36. 34
اإلطناب تقسيمهيكل
C. Ithnab dan Macam-macamnya
Ithnab adalah mendatangkan makna dengan menggunakan lafadz
yang melebihinya karena adanya suatu faidah.38
Contoh:
الرحيم الرحمن هللا بسماًبْي
َ
ش ُس
ْ
أهالر َلَعَت
ْ
اشَو ي ِنِم ُم
ْ
ظَع
ْ
ال َن َهَو يِنِإ ِبَر َال
َ
ق
:(مريم اًّيِق
َ
ش ِبَر
َكِئاَع ُدِب ْن
ُ
ك
َ
أ ْم
َ
لَو٧.)
38
Shofwan, sholihuddin. 2010 Pengantar Memahami Jauharul Maknun. (Jombang : Darul
Himmah, 2010), Hal 90.
اإلطناب
ذكرالخاصبعد
العام
ذكرالعامبعد
الخاص
اضراإلعت
التذييل
اإليضاحبعداإلبهام
اررالتكلداع
اسراإلحت