SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Download to read offline
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Mempelajari ilmu ushul fiqh sangat penting bagi kita,karena hal itu untuk memahami syari’at Islam,para ulama
ushul fiqh mengemukakan dua pendekatan,yaitu selain melalui pendekatan maqashid syari’at (tujuan syara’ dalam
menetapkan hukum) juga melalui kaidah-kaidah kebahasaan. Diantara kaidah kebahasaan yang digunakan untuk
menetapkan dan menerangkan hukum-hukum syari’at adalah amr dan nahi.Sebab kebanyakan hukum-hukum syari’at
yang taklif ditetapkan atas adanya tututan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tuntutan untuk meninggalkannya.1
Dalam makalah ini akan dibahas tentang nahi sebagai salah satu kaidah kebahasaan untuk menetapkan dan
menerangkan tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan.
B. Rumusan Masalah.
Dari latar belakang di atas maka kami merumuskan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apakah pengertian al-Nahi?
2. Apa saja shighat al-Nahi?
3. Bagaimana kegunaan shighat al-Nahi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian.
Secara etimologi, al-Nahi berasal dari bahasa arab (ً‫انُه‬ ) yang artinya mencegah atau melarang.2
Adapun menurut syara’ ialah :
‫االدَى‬ ‫انى‬ ‫االعهى‬ ٍ‫ي‬ ‫انتزك‬ ‫طهب‬
“ Memerintah meninggalkan sesuatu dari orang yang lebih tinggi tingkatannya kepada orang yang lebih rendah
tingkatannya”3
B. Shighat al-Nahi
Shighat al-Nahi merupakan tuntutan yang berisi larangan, maka bagian ini akan diuraikan berbagai macam
shighat al-Nahi.Adapun bentuk shighat al-Nahi itu adalah:
1. Fi’il Mudhari’ yang dihubungkan dengan ‫َبهٍه‬ ‫ال‬ yaitu yang menunjukkan larangan atau menyatakan tidak boleh
melakukan perbuatan.sebagaimana firman Allah dalam surat al-Isra’ ayat 32 :
‫ًب‬‫ه‬ٍِ‫ب‬َ‫س‬ َ‫ء‬‫َب‬‫س‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ش‬ِ‫ح‬‫َب‬‫ف‬ ٌَ‫َب‬‫ك‬ ُ‫ه‬ََِ‫إ‬ ‫َب‬َِ‫ّز‬‫ان‬ ‫ُىا‬‫ب‬َ‫ز‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ ‫َب‬‫ن‬َ‫و‬
“ Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan
yang buruk.”(Q.S. al-Isra’ :32)
2. Kata yang berbentuk perintah untuk meninggalkan suatu perbuatan.Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-
Hajj:30
ِ‫ر‬‫ُو‬‫ّز‬‫ان‬ َ‫ل‬ْ‫ى‬َ‫ق‬ ‫ُىا‬‫ب‬َُِ‫ت‬ْ‫ج‬‫َا‬‫و‬ ٌِ‫َب‬‫ث‬ْ‫و‬َ‫أ‬ْ‫ن‬‫ا‬ ٍَِ‫ي‬ َ‫س‬ْ‫ج‬ِ‫ز‬‫ان‬ ‫ُىا‬‫ب‬َُِ‫ت‬ْ‫ج‬‫َب‬‫ف‬
“Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.”(Q.S.al-Hajj:30)
3. Menggunakan kata ( ً‫َه‬ ) itu sendiri dalam kalimat.sebagaimana dalam firman Allah
ٌٍَِ‫ز‬ِ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫س‬ًُْ‫ن‬‫ا‬ ُ‫ب‬ِ‫ح‬ٌُ ‫َب‬‫ن‬ ُ‫ه‬ََِ‫إ‬ ٌَ‫ُى‬ُِ‫ه‬ْ‫ع‬ٌُ ‫َب‬‫ي‬َ‫و‬ ٌَ‫ُو‬‫ز‬ِ‫س‬ٌُ ‫َب‬‫ي‬ ُ‫ى‬َ‫ه‬ْ‫ع‬ٌَ َ‫ه‬َ‫ه‬‫ان‬ ٌََ‫أ‬ َ‫و‬َ‫ز‬َ‫ج‬ ‫َب‬‫ن‬
“ Dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.Dia memberi pengajaran kepada kamu
agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(Q.S.al-Nahl:23)
4. Jumlah Khabariyah, yaitu kalimat berita yang digunakan untuk menunjukkan larangan dengan cara pengharaman
sesuatu atau menyatakan tidak halalnya sesuatu.
‫ًب‬‫ه‬ْ‫ز‬َ‫ك‬ َ‫ء‬‫َب‬‫س‬ُِ‫ان‬ ‫ُىا‬‫ث‬ِ‫ز‬َ‫ت‬ ٌَْ‫أ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ ُ‫م‬ِ‫ح‬ٌَ ‫َب‬‫ن‬ ‫ُىا‬َُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ذ‬َ‫ن‬‫ا‬ ‫َب‬‫ه‬ٌَُ‫أ‬ ‫َب‬ٌ
“ Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa ( Q.S. an-Nisa’ :
19)
Dari keempat macam bentuk yang telah disebutkan di atas, merupakan shighat al-Nahi yang dapat digolongkan
kepada larangan.Akan tetapi, menurut Mustafa Said al-Khin,bahwa shighat al-Nahi yang sebenarnya adalah fi’il mudhari’,
yang dimasuki atau yang dihubungkan dengan ( ‫الَبهٍه‬ )
Pada dasarnya,terdapat keempat shighat al-Nahi yang telah disebutkan di atas tidak terdapat perbedaan pendapat
di kalangan ulama ushul fiqih.4
C. Penggunaan Shighat al-Nahi
Pada dasarnya nahi menunjukkan arti haram. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S.al-Isra’ : 32
‫ًب‬‫ه‬ٍِ‫ب‬َ‫س‬ َ‫ء‬‫َب‬‫س‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ش‬ِ‫ح‬‫َب‬‫ف‬ ٌَ‫َب‬‫ك‬ ُ‫ه‬ََِ‫إ‬ ‫َب‬َِ‫ّز‬‫ان‬ ‫ُىا‬‫ب‬َ‫ز‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ ‫َب‬‫ن‬َ‫و‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang
buruk.”(Q.S.al-Isra’:32)
Akan tetapi dalam pemakaian bahasa Arab,terkadang bentuk nahi digunakan untuk beberapa arti (maksud) yang
bukan asli yang maksudnya dapat diketahui dari susunan perkataan itu yang antara lain:
1. Untuk menunjukkan makruh ( ‫نهكزاهة‬ ) sebagaimana hadits Rasulullah SAW.
‫االبم‬ ٌ‫اعطب‬ ً‫ف‬ ‫تصهىاع‬ ‫ال‬
“janganlah shalat ditempat peristirahatan unta” (H.R. Turmudzi)
Larangan hadits tersebut di atas untuk menunjukkan makruh karena kurang bersih walaupun suci.
1
Hal ini terkait hukum‐hukum syari’at yang oleh mayoritas ulama ushul fiqh dibagi kepada dua bagian besar, yaitu hukum taklifi dan hukum wad’i.
lihat Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Mesir: Dar al_Fikr al‐Arabi, 1958, hal. 26‐28
2
Moh. Rifa’i, Ushul Fiqih. Bandung: PT.Al-Ma’arif,hal.42
3
Abd. Hamid Hakim, Mabadi’ Awwaliyah. Jakarta: Maktabah al-Sa’idiyah Putra.Hal.8
4
Romli, Muqaranah Mazahib Fil Ushul.Jakarta: Gaya Media Pratama.Hal.189-190
2. Untuk menyatakan permohonan ( (‫نهدعبء‬ ,sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah : 286
‫َب‬َْ‫أ‬َ‫ط‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫َب‬ٍُِ‫س‬ََ ٌِْ‫إ‬ ‫َب‬َْ‫ذ‬ِ‫خ‬‫َا‬‫ؤ‬ُ‫ت‬ ‫َب‬‫ن‬ ‫َب‬َُ‫ب‬َ‫ر‬
"Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah.”(Q.S.al-Baqarah : 286)
Perkataan “ janganlah Engkau hukum kami…”bukan menunjukkan larangan sebab manusia tidak berhak
melarang Allah karena manusia di bawah kekuasaan-Nya,tetapi perkataan itu menunjukkan permohonan sebagai
doa kepada Allah.
3. Untuk menunjukkan pengarahan atau bimbingan ( ‫نالرشبد‬ ),sebagaimana firman Allah dalam .Q.S. al-Maidah :101.
ٌ‫ى‬ٍِ‫ه‬َ‫ح‬ ٌ‫ر‬‫ُى‬‫ف‬َ‫غ‬ ُ‫ه‬َ‫ه‬‫َان‬‫و‬ ‫َب‬‫ه‬َُْ‫ع‬ ُ‫ه‬َ‫ه‬‫ان‬ ‫َب‬‫ف‬َ‫ع‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ َ‫د‬ْ‫ب‬ُ‫ت‬ ٌُ‫ْآ‬‫ز‬ُ‫ق‬ْ‫ن‬‫ا‬ ُ‫ل‬َ‫ّز‬ٌَُُ ٍٍَِ‫ح‬ ‫َب‬‫ه‬َُْ‫ع‬ ‫ُىا‬‫ن‬َ‫أ‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ٌِْ‫إ‬َ‫و‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْ‫ؤ‬ُ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ َ‫د‬ْ‫ب‬ُ‫ت‬ ٌِْ‫إ‬ َ‫ء‬‫َب‬ٍْ‫ش‬َ‫أ‬ ٍَْ‫ع‬ ‫ُىا‬‫ن‬َ‫أ‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ‫َب‬‫ن‬ ‫ُىا‬َُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ذ‬َ‫ن‬‫ا‬ ‫َب‬‫ه‬ٌَُ‫أ‬ ‫َب‬ٌ
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan
kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan
diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun.”(Q.S. al-Maidah : 101)
Larangan ini sebagai pelajaran agar kita jangan selalu menanyakan sesuatu yang akan merugikan diri,terutama
hal-hal yang menyangkut hubungan antara manusia dan manusiaagar hubungan itu senantiasa baik antara satu
dengan yang lain.
4. Untuk memutusasakan (‫نهتٍئٍس‬ ), dalam firman Allah dalam Q.S. al-Tahrim : 7
ٌَ‫ُى‬‫ه‬ًَْ‫ع‬َ‫ت‬ ْ‫ى‬ُ‫ت‬ُُْ‫ك‬ ‫َب‬‫ي‬ ٌَْ‫و‬َ‫ّز‬ْ‫ج‬ُ‫ت‬ ‫َب‬ًََِ‫إ‬ َ‫و‬ْ‫ى‬ٍَْ‫ن‬‫ا‬ ‫ُوا‬‫ر‬ِ‫ذ‬َ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ‫َب‬‫ن‬ ‫ُوا‬‫ز‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ٌٍَِ‫ذ‬َ‫ن‬‫ا‬ ‫َب‬‫ه‬ٌَُ‫أ‬ ‫َب‬ٌ
“ Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi
Balasan menurut apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. al-Tahrim:7)
5. Untuk menghibur (‫نالئتُبس‬ ), dalam firman Allah dalam Q.S.al-Taubah :40
‫َب‬َُ‫ع‬َ‫ي‬ َ‫ه‬َ‫ه‬‫ان‬ ٌَِ‫إ‬ ٌَْ‫ّز‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ ‫َب‬‫ن‬
"Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." (Q.S. al-taubah:40)
6. Untuk ancaman ( ‫نهتهدٌد‬ ),misalnya ucapan kepada pelayan:
‫ايزي‬ ‫تطع‬ ‫ال‬
" tak usah engkau turuti perintah ini”
Yang dimaksud bukan untuk melarang,melainkan menggertak agar ia takut.5
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Nahi adalah tuntutan untuk tidak melakukan suatu perbatan dari yang lebih tinggi tingkatannya kepada yang lebih
rendah tingkatannya.
2. Shighat atau bentu al-Nahi itu ada empat:
a. Fi’il mudhari’ yang dihubungkan dengan laa Naahiyah.
b. Kata yang berbentuk perintah untuk meninggalkan sesuatu.
c. Menggunakan kata ( ً‫َه‬ ) itu sendiridalam kalimat.
d. Jumlah Khabariyah.
3. Shighat al-Nahi pada dasarnya utuk menunjukkan arti haram.Namun,bisa menuntut arti selain haram.Diantaranya
adalah:
a. Untuk menunjukkan makruh.
b. Untuk menyatakan permohonan.
c. Untuk mennjukkan pengarahan atau bimbingan.
d. Untuk memutusasakan.
e. Untuk menghibur
f. Untuk ancaman
B. Penutup
Demikianlah sedikit uraian mengenai nahi semoga bermanfaat dan dapat dikembangkan untuk penelitian
selanjutnya.Amin.
Daftar Pustaka
Zahrah, Muhammad Abu, Ushul Fiqh, Mesir: Dar al_Fikr al‐Arabi, 1958
Hakim, Abd. Hamid.Mabadi’ Awwaliyah. Jakarta: Maktabah al-Sa’idiyah
Romli, Muqaranah Mazahib Fil Ushul.Jakarta: Gaya Media Pratama
Rifa’i, Moh., Ushul Fiqih. Bandung: PT Al-Ma’arif
5
Moh.Rifa’i, Ushul Fiqih.Bandung: PT Al-Ma’arif.Hal:44-46

More Related Content

What's hot

PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhumrismariszki
 
05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI
05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI
05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELIfissilmikaffah1
 
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiPresentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiMarhamah Saleh
 
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaihTerminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaihMarhamah Saleh
 
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzalMarhamah Saleh
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Marhamah Saleh
 
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)Taufik Rahman
 
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadPpt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadRendiTrida
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Mawadah Warohmah
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratArif Arif
 
Nasakh (nasikh mansukh)
Nasakh (nasikh mansukh)Nasakh (nasikh mansukh)
Nasakh (nasikh mansukh)STEI SEBI
 
Hukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan Menyusui
Hukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan MenyusuiHukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan Menyusui
Hukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan MenyusuiAnas Wibowo
 

What's hot (20)

PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhum
 
07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)
 
05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI
05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI
05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI
 
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiPresentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
 
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaihTerminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
 
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
 
Amar nahi
Amar nahiAmar nahi
Amar nahi
 
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadPpt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
 
Pengertian talak
Pengertian talakPengertian talak
Pengertian talak
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)
 
Khi dan waris islam
Khi dan waris islamKhi dan waris islam
Khi dan waris islam
 
ISB540 - CHAPTER1
ISB540 - CHAPTER1ISB540 - CHAPTER1
ISB540 - CHAPTER1
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
 
Nasakh (nasikh mansukh)
Nasakh (nasikh mansukh)Nasakh (nasikh mansukh)
Nasakh (nasikh mansukh)
 
Qawaid fiqh pt 1
Qawaid fiqh  pt 1Qawaid fiqh  pt 1
Qawaid fiqh pt 1
 
Kaidah fiqhiyah
Kaidah fiqhiyahKaidah fiqhiyah
Kaidah fiqhiyah
 
Hukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan Menyusui
Hukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan MenyusuiHukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan Menyusui
Hukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan Menyusui
 

Similar to Nahi

Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Khusnul Kotimah
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptxRijal61
 
Ushul Fiqh II Lafadz dari Segi Taklif
Ushul Fiqh II Lafadz dari Segi TaklifUshul Fiqh II Lafadz dari Segi Taklif
Ushul Fiqh II Lafadz dari Segi TaklifAuroraEsef
 
KEUTAMAAN DZIKIR.pptx
KEUTAMAAN DZIKIR.pptxKEUTAMAAN DZIKIR.pptx
KEUTAMAAN DZIKIR.pptxSuraedahEdah
 
Pengertian dan pembagian hukum
Pengertian dan pembagian hukumPengertian dan pembagian hukum
Pengertian dan pembagian hukumElementary Schools
 
Presentation hadits istiqamah
Presentation hadits istiqamahPresentation hadits istiqamah
Presentation hadits istiqamahsitibanjar25
 
Hukum dalam islam
Hukum dalam islamHukum dalam islam
Hukum dalam islamAhmad Rudi
 
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.comEmpat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.comzakypoensi
 
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun JasmaniManfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun JasmaniRodliyatamMardliyah1
 
Serambi Islami TVRI - Amalan Yang Mendatangkan Rizki - Dr. Hasani Ahmad said,...
Serambi Islami TVRI - Amalan Yang Mendatangkan Rizki - Dr. Hasani Ahmad said,...Serambi Islami TVRI - Amalan Yang Mendatangkan Rizki - Dr. Hasani Ahmad said,...
Serambi Islami TVRI - Amalan Yang Mendatangkan Rizki - Dr. Hasani Ahmad said,...Hasaniahmadsaid
 
Hidup_bersama_al_quran.pptx
Hidup_bersama_al_quran.pptxHidup_bersama_al_quran.pptx
Hidup_bersama_al_quran.pptxJimatul Arrobi
 
PowerPoint Al qur'an Hadits kelas XI.pdf
PowerPoint  Al qur'an Hadits kelas XI.pdfPowerPoint  Al qur'an Hadits kelas XI.pdf
PowerPoint Al qur'an Hadits kelas XI.pdfunforgottenbitty05
 
fikih ibadah dan prinsip ibadah 1.docx
fikih ibadah dan prinsip ibadah 1.docxfikih ibadah dan prinsip ibadah 1.docx
fikih ibadah dan prinsip ibadah 1.docxRyanbaron6
 
Memahami bacaan sholat3
Memahami bacaan sholat3Memahami bacaan sholat3
Memahami bacaan sholat3Iyeh Solichin
 
Dzikir dan doa setelah sholat
Dzikir dan doa setelah sholatDzikir dan doa setelah sholat
Dzikir dan doa setelah sholatasni furoida
 
pdf. Dzikir dan doa setelah sholat
pdf. Dzikir dan doa setelah sholatpdf. Dzikir dan doa setelah sholat
pdf. Dzikir dan doa setelah sholatasnifuroida03
 
Bayan Konsultan Syariah
Bayan Konsultan SyariahBayan Konsultan Syariah
Bayan Konsultan SyariahLAZNas Chevron
 

Similar to Nahi (20)

Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
Ushul Fiqh II Lafadz dari Segi Taklif
Ushul Fiqh II Lafadz dari Segi TaklifUshul Fiqh II Lafadz dari Segi Taklif
Ushul Fiqh II Lafadz dari Segi Taklif
 
KEUTAMAAN DZIKIR.pptx
KEUTAMAAN DZIKIR.pptxKEUTAMAAN DZIKIR.pptx
KEUTAMAAN DZIKIR.pptx
 
Pengertian dan pembagian hukum
Pengertian dan pembagian hukumPengertian dan pembagian hukum
Pengertian dan pembagian hukum
 
Presentation hadits istiqamah
Presentation hadits istiqamahPresentation hadits istiqamah
Presentation hadits istiqamah
 
Hukum dalam islam
Hukum dalam islamHukum dalam islam
Hukum dalam islam
 
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.comEmpat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
 
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun JasmaniManfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
 
Serambi Islami TVRI - Amalan Yang Mendatangkan Rizki - Dr. Hasani Ahmad said,...
Serambi Islami TVRI - Amalan Yang Mendatangkan Rizki - Dr. Hasani Ahmad said,...Serambi Islami TVRI - Amalan Yang Mendatangkan Rizki - Dr. Hasani Ahmad said,...
Serambi Islami TVRI - Amalan Yang Mendatangkan Rizki - Dr. Hasani Ahmad said,...
 
marta.hadits.ok.pptx
marta.hadits.ok.pptxmarta.hadits.ok.pptx
marta.hadits.ok.pptx
 
Hidup_bersama_al_quran.pptx
Hidup_bersama_al_quran.pptxHidup_bersama_al_quran.pptx
Hidup_bersama_al_quran.pptx
 
PowerPoint Al qur'an Hadits kelas XI.pdf
PowerPoint  Al qur'an Hadits kelas XI.pdfPowerPoint  Al qur'an Hadits kelas XI.pdf
PowerPoint Al qur'an Hadits kelas XI.pdf
 
Istiqomah 2
Istiqomah 2Istiqomah 2
Istiqomah 2
 
fikih ibadah dan prinsip ibadah 1.docx
fikih ibadah dan prinsip ibadah 1.docxfikih ibadah dan prinsip ibadah 1.docx
fikih ibadah dan prinsip ibadah 1.docx
 
Memahami bacaan sholat3
Memahami bacaan sholat3Memahami bacaan sholat3
Memahami bacaan sholat3
 
Khutbah 5.docx
Khutbah 5.docxKhutbah 5.docx
Khutbah 5.docx
 
Dzikir dan doa setelah sholat
Dzikir dan doa setelah sholatDzikir dan doa setelah sholat
Dzikir dan doa setelah sholat
 
pdf. Dzikir dan doa setelah sholat
pdf. Dzikir dan doa setelah sholatpdf. Dzikir dan doa setelah sholat
pdf. Dzikir dan doa setelah sholat
 
Bayan Konsultan Syariah
Bayan Konsultan SyariahBayan Konsultan Syariah
Bayan Konsultan Syariah
 

Recently uploaded

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Recently uploaded (12)

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

Nahi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Mempelajari ilmu ushul fiqh sangat penting bagi kita,karena hal itu untuk memahami syari’at Islam,para ulama ushul fiqh mengemukakan dua pendekatan,yaitu selain melalui pendekatan maqashid syari’at (tujuan syara’ dalam menetapkan hukum) juga melalui kaidah-kaidah kebahasaan. Diantara kaidah kebahasaan yang digunakan untuk menetapkan dan menerangkan hukum-hukum syari’at adalah amr dan nahi.Sebab kebanyakan hukum-hukum syari’at yang taklif ditetapkan atas adanya tututan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tuntutan untuk meninggalkannya.1 Dalam makalah ini akan dibahas tentang nahi sebagai salah satu kaidah kebahasaan untuk menetapkan dan menerangkan tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan. B. Rumusan Masalah. Dari latar belakang di atas maka kami merumuskan masalah dalam makalah ini sebagai berikut : 1. Apakah pengertian al-Nahi? 2. Apa saja shighat al-Nahi? 3. Bagaimana kegunaan shighat al-Nahi? BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian. Secara etimologi, al-Nahi berasal dari bahasa arab (ً‫انُه‬ ) yang artinya mencegah atau melarang.2 Adapun menurut syara’ ialah : ‫االدَى‬ ‫انى‬ ‫االعهى‬ ٍ‫ي‬ ‫انتزك‬ ‫طهب‬ “ Memerintah meninggalkan sesuatu dari orang yang lebih tinggi tingkatannya kepada orang yang lebih rendah tingkatannya”3 B. Shighat al-Nahi Shighat al-Nahi merupakan tuntutan yang berisi larangan, maka bagian ini akan diuraikan berbagai macam shighat al-Nahi.Adapun bentuk shighat al-Nahi itu adalah: 1. Fi’il Mudhari’ yang dihubungkan dengan ‫َبهٍه‬ ‫ال‬ yaitu yang menunjukkan larangan atau menyatakan tidak boleh melakukan perbuatan.sebagaimana firman Allah dalam surat al-Isra’ ayat 32 : ‫ًب‬‫ه‬ٍِ‫ب‬َ‫س‬ َ‫ء‬‫َب‬‫س‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ش‬ِ‫ح‬‫َب‬‫ف‬ ٌَ‫َب‬‫ك‬ ُ‫ه‬ََِ‫إ‬ ‫َب‬َِ‫ّز‬‫ان‬ ‫ُىا‬‫ب‬َ‫ز‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ ‫َب‬‫ن‬َ‫و‬ “ Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”(Q.S. al-Isra’ :32) 2. Kata yang berbentuk perintah untuk meninggalkan suatu perbuatan.Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al- Hajj:30 ِ‫ر‬‫ُو‬‫ّز‬‫ان‬ َ‫ل‬ْ‫ى‬َ‫ق‬ ‫ُىا‬‫ب‬َُِ‫ت‬ْ‫ج‬‫َا‬‫و‬ ٌِ‫َب‬‫ث‬ْ‫و‬َ‫أ‬ْ‫ن‬‫ا‬ ٍَِ‫ي‬ َ‫س‬ْ‫ج‬ِ‫ز‬‫ان‬ ‫ُىا‬‫ب‬َُِ‫ت‬ْ‫ج‬‫َب‬‫ف‬ “Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.”(Q.S.al-Hajj:30) 3. Menggunakan kata ( ً‫َه‬ ) itu sendiri dalam kalimat.sebagaimana dalam firman Allah ٌٍَِ‫ز‬ِ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫س‬ًُْ‫ن‬‫ا‬ ُ‫ب‬ِ‫ح‬ٌُ ‫َب‬‫ن‬ ُ‫ه‬ََِ‫إ‬ ٌَ‫ُى‬ُِ‫ه‬ْ‫ع‬ٌُ ‫َب‬‫ي‬َ‫و‬ ٌَ‫ُو‬‫ز‬ِ‫س‬ٌُ ‫َب‬‫ي‬ ُ‫ى‬َ‫ه‬ْ‫ع‬ٌَ َ‫ه‬َ‫ه‬‫ان‬ ٌََ‫أ‬ َ‫و‬َ‫ز‬َ‫ج‬ ‫َب‬‫ن‬ “ Dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(Q.S.al-Nahl:23) 4. Jumlah Khabariyah, yaitu kalimat berita yang digunakan untuk menunjukkan larangan dengan cara pengharaman sesuatu atau menyatakan tidak halalnya sesuatu. ‫ًب‬‫ه‬ْ‫ز‬َ‫ك‬ َ‫ء‬‫َب‬‫س‬ُِ‫ان‬ ‫ُىا‬‫ث‬ِ‫ز‬َ‫ت‬ ٌَْ‫أ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ ُ‫م‬ِ‫ح‬ٌَ ‫َب‬‫ن‬ ‫ُىا‬َُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ذ‬َ‫ن‬‫ا‬ ‫َب‬‫ه‬ٌَُ‫أ‬ ‫َب‬ٌ “ Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa ( Q.S. an-Nisa’ : 19) Dari keempat macam bentuk yang telah disebutkan di atas, merupakan shighat al-Nahi yang dapat digolongkan kepada larangan.Akan tetapi, menurut Mustafa Said al-Khin,bahwa shighat al-Nahi yang sebenarnya adalah fi’il mudhari’, yang dimasuki atau yang dihubungkan dengan ( ‫الَبهٍه‬ ) Pada dasarnya,terdapat keempat shighat al-Nahi yang telah disebutkan di atas tidak terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama ushul fiqih.4 C. Penggunaan Shighat al-Nahi Pada dasarnya nahi menunjukkan arti haram. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S.al-Isra’ : 32 ‫ًب‬‫ه‬ٍِ‫ب‬َ‫س‬ َ‫ء‬‫َب‬‫س‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ش‬ِ‫ح‬‫َب‬‫ف‬ ٌَ‫َب‬‫ك‬ ُ‫ه‬ََِ‫إ‬ ‫َب‬َِ‫ّز‬‫ان‬ ‫ُىا‬‫ب‬َ‫ز‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ ‫َب‬‫ن‬َ‫و‬ “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”(Q.S.al-Isra’:32) Akan tetapi dalam pemakaian bahasa Arab,terkadang bentuk nahi digunakan untuk beberapa arti (maksud) yang bukan asli yang maksudnya dapat diketahui dari susunan perkataan itu yang antara lain: 1. Untuk menunjukkan makruh ( ‫نهكزاهة‬ ) sebagaimana hadits Rasulullah SAW. ‫االبم‬ ٌ‫اعطب‬ ً‫ف‬ ‫تصهىاع‬ ‫ال‬ “janganlah shalat ditempat peristirahatan unta” (H.R. Turmudzi) Larangan hadits tersebut di atas untuk menunjukkan makruh karena kurang bersih walaupun suci. 1 Hal ini terkait hukum‐hukum syari’at yang oleh mayoritas ulama ushul fiqh dibagi kepada dua bagian besar, yaitu hukum taklifi dan hukum wad’i. lihat Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Mesir: Dar al_Fikr al‐Arabi, 1958, hal. 26‐28 2 Moh. Rifa’i, Ushul Fiqih. Bandung: PT.Al-Ma’arif,hal.42 3 Abd. Hamid Hakim, Mabadi’ Awwaliyah. Jakarta: Maktabah al-Sa’idiyah Putra.Hal.8 4 Romli, Muqaranah Mazahib Fil Ushul.Jakarta: Gaya Media Pratama.Hal.189-190
  • 2. 2. Untuk menyatakan permohonan ( (‫نهدعبء‬ ,sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah : 286 ‫َب‬َْ‫أ‬َ‫ط‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫َب‬ٍُِ‫س‬ََ ٌِْ‫إ‬ ‫َب‬َْ‫ذ‬ِ‫خ‬‫َا‬‫ؤ‬ُ‫ت‬ ‫َب‬‫ن‬ ‫َب‬َُ‫ب‬َ‫ر‬ "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah.”(Q.S.al-Baqarah : 286) Perkataan “ janganlah Engkau hukum kami…”bukan menunjukkan larangan sebab manusia tidak berhak melarang Allah karena manusia di bawah kekuasaan-Nya,tetapi perkataan itu menunjukkan permohonan sebagai doa kepada Allah. 3. Untuk menunjukkan pengarahan atau bimbingan ( ‫نالرشبد‬ ),sebagaimana firman Allah dalam .Q.S. al-Maidah :101. ٌ‫ى‬ٍِ‫ه‬َ‫ح‬ ٌ‫ر‬‫ُى‬‫ف‬َ‫غ‬ ُ‫ه‬َ‫ه‬‫َان‬‫و‬ ‫َب‬‫ه‬َُْ‫ع‬ ُ‫ه‬َ‫ه‬‫ان‬ ‫َب‬‫ف‬َ‫ع‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ َ‫د‬ْ‫ب‬ُ‫ت‬ ٌُ‫ْآ‬‫ز‬ُ‫ق‬ْ‫ن‬‫ا‬ ُ‫ل‬َ‫ّز‬ٌَُُ ٍٍَِ‫ح‬ ‫َب‬‫ه‬َُْ‫ع‬ ‫ُىا‬‫ن‬َ‫أ‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ٌِْ‫إ‬َ‫و‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْ‫ؤ‬ُ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ َ‫د‬ْ‫ب‬ُ‫ت‬ ٌِْ‫إ‬ َ‫ء‬‫َب‬ٍْ‫ش‬َ‫أ‬ ٍَْ‫ع‬ ‫ُىا‬‫ن‬َ‫أ‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ‫َب‬‫ن‬ ‫ُىا‬َُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ذ‬َ‫ن‬‫ا‬ ‫َب‬‫ه‬ٌَُ‫أ‬ ‫َب‬ٌ “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.”(Q.S. al-Maidah : 101) Larangan ini sebagai pelajaran agar kita jangan selalu menanyakan sesuatu yang akan merugikan diri,terutama hal-hal yang menyangkut hubungan antara manusia dan manusiaagar hubungan itu senantiasa baik antara satu dengan yang lain. 4. Untuk memutusasakan (‫نهتٍئٍس‬ ), dalam firman Allah dalam Q.S. al-Tahrim : 7 ٌَ‫ُى‬‫ه‬ًَْ‫ع‬َ‫ت‬ ْ‫ى‬ُ‫ت‬ُُْ‫ك‬ ‫َب‬‫ي‬ ٌَْ‫و‬َ‫ّز‬ْ‫ج‬ُ‫ت‬ ‫َب‬ًََِ‫إ‬ َ‫و‬ْ‫ى‬ٍَْ‫ن‬‫ا‬ ‫ُوا‬‫ر‬ِ‫ذ‬َ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ‫َب‬‫ن‬ ‫ُوا‬‫ز‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ٌٍَِ‫ذ‬َ‫ن‬‫ا‬ ‫َب‬‫ه‬ٌَُ‫أ‬ ‫َب‬ٌ “ Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi Balasan menurut apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. al-Tahrim:7) 5. Untuk menghibur (‫نالئتُبس‬ ), dalam firman Allah dalam Q.S.al-Taubah :40 ‫َب‬َُ‫ع‬َ‫ي‬ َ‫ه‬َ‫ه‬‫ان‬ ٌَِ‫إ‬ ٌَْ‫ّز‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ ‫َب‬‫ن‬ "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." (Q.S. al-taubah:40) 6. Untuk ancaman ( ‫نهتهدٌد‬ ),misalnya ucapan kepada pelayan: ‫ايزي‬ ‫تطع‬ ‫ال‬ " tak usah engkau turuti perintah ini” Yang dimaksud bukan untuk melarang,melainkan menggertak agar ia takut.5 BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan Dari pemaparan di atas dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Nahi adalah tuntutan untuk tidak melakukan suatu perbatan dari yang lebih tinggi tingkatannya kepada yang lebih rendah tingkatannya. 2. Shighat atau bentu al-Nahi itu ada empat: a. Fi’il mudhari’ yang dihubungkan dengan laa Naahiyah. b. Kata yang berbentuk perintah untuk meninggalkan sesuatu. c. Menggunakan kata ( ً‫َه‬ ) itu sendiridalam kalimat. d. Jumlah Khabariyah. 3. Shighat al-Nahi pada dasarnya utuk menunjukkan arti haram.Namun,bisa menuntut arti selain haram.Diantaranya adalah: a. Untuk menunjukkan makruh. b. Untuk menyatakan permohonan. c. Untuk mennjukkan pengarahan atau bimbingan. d. Untuk memutusasakan. e. Untuk menghibur f. Untuk ancaman B. Penutup Demikianlah sedikit uraian mengenai nahi semoga bermanfaat dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.Amin. Daftar Pustaka Zahrah, Muhammad Abu, Ushul Fiqh, Mesir: Dar al_Fikr al‐Arabi, 1958 Hakim, Abd. Hamid.Mabadi’ Awwaliyah. Jakarta: Maktabah al-Sa’idiyah Romli, Muqaranah Mazahib Fil Ushul.Jakarta: Gaya Media Pratama Rifa’i, Moh., Ushul Fiqih. Bandung: PT Al-Ma’arif 5 Moh.Rifa’i, Ushul Fiqih.Bandung: PT Al-Ma’arif.Hal:44-46