1. LAPORAN PRAKTIKUM MENGUJI
LARUTAN ASAM BASA
MENGGUNAKAN INDIKATOR
ALAMI
EMIR SYARIF MACHFUDZ
XI IPA 2
LABORATORIUM KIMIA
MAN 2 MODEL MEDAN
2019/2020
2. I. Judul Praktikum
Menguji Larutan Asam Basa Menggunakan Indikator Alami
II. Tujuan Praktikum
Menguji jenis bahan alami apa saja yang dapat digunakan sebagai indikator
asam dan basa.
Menentukan sifat asam dan basaberdasarkan perubahan warna pada
indikator alami.
III. Landasan Teoritis
i. Asam dan Basa
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid)
berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa
(alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan
dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan
basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-
buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk
memberi rasa limun yang tajam.
Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon
digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah
dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam
nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan
perak.
A. Asam
Asam dalam pelajaran kimia adalah senyawa kimia yang
bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan
pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah
suatu zat yang dapat memberi proton(ion H+) kepada zat
lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Atau Asam adalah zat
3. (senyawa) yang menyebabkan rasa masam pada berbagai
materi. Contoh asam : jeruk nipis, lemon, dan tomat. Ciri -
ciri : Rasanya asam, Dapat menimbulkan korosi, Mengubah
kertas lakmus biru menjadi merah, Ph < 7, Menghasilkan ion
H+
Asam Kuat
Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya
terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam
kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi
asam kuat dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq) ⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)
Asam Lemah
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya
hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi
asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan. Secara
umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan
sebagai berikut.
HA(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)
B. Basa
Basa ialah zat(senyawa) yang bisa beraksi dengan asam,
menghasilkan senyawa yang disebut garam. Sedangkan basa
yaitu suatu zat-zat yang bisa menetralkan asam. Secara
kimia, asam dan basasaling berlawanan. Sifat basa pada
umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan licin.
Basa Kuat
Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion
seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat
merupakan reaksi berkesudahan.
4. Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai
berikut.
M(OH)x(aq) ⎯⎯→ Mx+(aq) + x OH–(aq)
Basa Lemah
Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya
hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya.
Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi
kesetimbangan.
Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat
dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ M+(aq) + OH–(aq)
C. Teori Asam dan Basa Menurut Ahli
Teori Asam Basa Arrhenius
Teori asam dan basa disajikan oleh Svante August
Arrhenius, seorang ahli kimia dari Swedia yang lahir pada
19 Februari 1859 hingga 2 Oktober 1927. Svante August
Arrhenius pada tahun 1884 Silam menjelaskan bahwa
kekuatan asam dalam air tergantung konsentrasi ion
hidrogen di dalamnya.
Menurut Svante August Arrhenius, asam adalah zat yang
jika dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H +), pada
kenyataannya ion hidrogen yang dihasilkan oleh asam ketika
mereka larut dalam air akan berhubungan dengan molekul –
molekul air (H2O) dalam bentuk ion hidronium positif yang
5. dibentuk dengan menambahkan ion hidrogen (proton) ke
molekul air.
Tetapi tidak semua senyawa hidrogen, misalnya, etanol,
yang memiliki rumus kimia C2H5OH, meskipun dalam
etanol ada unsur H, tetapi etanol bukan asam. Kemudian,
Asam berdasarkan Kekuatannya menurut Svante August
Arrhenius terdiri dari Asam Kuat dan Asam Lemah,
sementara, dilihat dari jumlah H + Ion yang dilepaskan,
asam ini dibagi menjadi Asam Monoprotik, Asam Diprotik
dan Asam Triprotik.
Kemudian, teori basa asam Arrhenius ini menyatakan
bahwa asam adalah senyawa dalam air yang mampu
menghasilkan ion hidroksida (OH-) dan basa berdasarkan
ion OH yang dilepaskan dalam reaksi ionisasi alkali, yang
dapat dibagi menjadi dua jenis, termasuk pangkalan
monohidraulik dan pangkalan polihidroksi. (Anggraini,
2019)
Teori Asam Basa Bronsted Lowry
Teori asam Bronsted dan Lowry ini adalah teori yang
melengkapi kekurangan asam Arrhenius dan teori basa,
karena tidak semua senyawa bersifat asam atau basa dapat
menghasilkan ion H + atau OH jika larut dalam air.
Teori asam basa Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah
senyawa yang dapat memberikan proton, yaitu ion H + ke
senyawa atau zat lain. Sedangkan basa adalah senyawa yang
dapat menerima proton, yaitu H + Ion senyawa atau zat lain.
Kemudian, menurut Johannes Nicolaus Bronsted dan
Thomas Martin Lowry, zat dapat berperan sebagai asam atau
basa, jika zat tertentu lebih mudah untuk melepaskan proton
dan bertindak sebagai asam dan lawan akan bertindak
sebagai basa.
6. Sebaliknya, jika Zat lebih mudah untuk menerima
Proton, Zat akan bertindak sebagai basa dan dalam Solusi
Asam dalam air, Air akan bertindak sebagai Basis. Namun
dalam teori asam, Bronsted Lowry Basa memiliki
kelemahan yang tidak mampu menunjukkan sifat asam dan
sifat dasar suatu senyawa jika tidak ada proton yang terlibat
dalam reaksi. (Anggraini, 2019)
Teori Asam Basa Lewis
Gilbert Newton Lewis adalah seorang ilmuwan kimia
Amerika Serikat yang lahir pada tanggal 23 Oktober 1875
dan meninggal pada tanggal 23 Maret 1946, terkenal dengan
penemuannya sebagai Obligasi Covalent, Struktur Lewis
dan Asam Basa Lewis. Menurut Gilbert Newton Lewis, teori
basa asam adalah masalah dasar yang harus diselesaikan
berdasarkan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil
percobaan.
Teori asam basa Menurut Lewis, asam adalah zat yang
dapat menerima elektron dan menurut Lewis bahwa basa
adalah zat yang dapat menyumbangkan elektron semua zat
yang didefinisikan sebagai asam dalam teorinya arrhenius
juga bersifat asam dalam kerangka teori Lewis karena
protonadalah PENERIMA pasangan elektron dan dalam
reaksi netral, Proton dapat membentuk ikatan berkoordinasi
dengan ion hidroksida. (Anggraini, 2019)
ii. Indikator Alami
Indikator alami itu adalah indikator yang dibuat menggunakan
ekstrak tumbuhan-tumbuhan seperti bunga, umbi, kulit buah, juga
daun-daun berwarna. Contoh spesifiknya kunyit, kubis merah, kubis
ungu, bunga sepatu, bunga mawar, bayam merah, geranium.
7. Dengan menggunakan indikator ini, kita bisa nih menentukan
suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral. Cara mengetahuinya itu
dengan meneteskan ekstrak tumbuhan tadi ke dalam sebuah larutan,
kemudian lihat perubahan warnanya. Dari perubahan warna itulah kita
bisa tahu mana larutan yang mengandung asam atau basa. (Abdillah,
2018)
IV. Alat dan Bahan
i. Alat
1. Tabung reaksi 6 buah
2. Pipet tetes
3. Tisu
4. Saringan Kain
5. Air 400ml air
6. Blender
7. Gelas 4 buah
ii. Bahan
1. Ekstrak bunga Hibisqus Rosasinensis (Kembang Sepatu)
100 ml
8. 2. Ekstrak Kunyit 100 ml
3. Ekstrak bunga Kol Ungu 100 ml
4. Ekstrak kulit Manggis 100 ml
5. Larutan NH4OH
6. Larutan H3PO4
7. Larutan NaOH
8. Larutan HNO3
9. Larutan HCL
10. Larutan H2SO4
V. Prosedur Kerja
i. Pembuatan Indikator Alami
1. Ekstrak Bunga Hibisqus Rosasinensis
a. Siapkan 10 lembar bunga Hibisqus Rosasinensis
b. Masukkan kedalam blender
c. Tuangkan air 100 ml
d. Blender sebentar
e. Lalu tuang bunga yang diblender ke dalam saringan
kain
f. Kemudian peras, hasil perasan disimpan di dalam
plastik.
2. Ekstrak Bunga Kol Ungu
a. Siapkan 100 gram bunga Kol ungu
b. Masukkan kedalam blender
c. Tuangkan air 100 ml
9. d. Blender sebentar
e. Lalu tuang bunga Kol yang diblender ke dalam saringan
kain
f. Kemudian peras, hasil perasan disimpan di dalam
plastik.
3. Ekstrak Kunyit
a. Siapkan 100 gram Kunyit
b. Masukkan kedalam blender
c. Tuangkan air 100 ml
d. Blender hingga halus
e. Lalu tuang kunyit yang diblender ke dalam saringan
kain
f. Kemudian peras, hasil perasan disimpan di dalam
plastik.
4. Ekstrak Kulit Manggis
a. Siapkan 100 gram Kunyit
b. Masukkan kedalam blender
c. Tuangkan air 100 ml
d. Blender hingga halus
e. Lalu tuang kunyit yang diblender ke dalam saringan
kain
f. Kemudian peras, hasil perasan disimpan di dalam
plastik.
ii. Percobaan
10. a. Menuangkan kurang lebih 1 ml larutan yang berbeda
jenis kedalam tabung reaksi masing-masing dengan
pipet tetes.
b. Menuangkan Ekstrak 1 jenis dengan pipet tetes kedalam
6 tabung berisi larutan masing-masing 2 tetes.
c. Lalu masing-masing tabung di guncang agar menyatu
d. Lihat dan catat perubahannya.
e. Semua tabung reaksi yang berisi larutan dan pipet tetes
dicuci dengan air bersih karena akan diganti dengan
percobaan ekstrak yang lain.
f. Lakukan Prosedur ini berulang kali dengan 4 jenis
ekstrak.
VI. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
11. .
Larutan Kol Ungu Kunyit Hibisqus
Rosasinens
is
Manggis
NH4O
H
Hijau Coklat
hitam
Hijau Coklat
H3PO4
Merah Orange Merah Peach
NaOH
Kuning Hitam Kuning Kuning
13. Menurut indikator alami yang telah ditentukan
oleh ilmuwan sebagai berikut.
Dari data hasil percobaan yang kita dapat terdapat perubahan
warna pada masing-masing larutan. Ditemukan bahwa ada larutan
yang perubahannya warnanya tidak sesuai dengan yang ada di
tabel, yaitu larutan NaOH pada kol ungu dan kembang sepatu,
larutan ini adalah basa tetapi warna yang ditunjukkan bukan warna
hijau atau yang mendekati. Mungkin sewaktu percobaan ada
sedikit kesalahan sehingga menghasilkan data yang tidak sesuai
dengan yang diterangkan.
Lain pula dengan indikator kunyit perubahan warna yang
dihasilkan mendekati tetapi tidak terlalu mirip.
Kalau indikator kulit manggis hanya NH4OH yang sesuai
dengan tabel yang telah ditetapkan seperti di atas sedangkan
larutan yang lain tidak.
14. VII. Kesimpulan
Jadi di sini penulis meminta maaf karena ada sebagian
percobaan yang gagal. Namun penulis masih bisa
menyimpulkan larutan mana yang merupakan asam atau basa
sesuai dengan percobaan yang berhasil saja sebagai berikut,
Nama
Larutan
Warna yang dihasilkan Jenis Larutan
NH4OH Dengan Bunga Kembang
Sepatu = Hijau
Basa
H3PO4 Dengan Bunga Kembang
Sepatu = Merah
Asam
NaOH Dengan Kunyit = Hitam diatas
orange
Basa kuat (karena diatas
lebih gelap dari orange)
HNO3 Dengan Kol Ungu = Pink tua Asam
HCL Dengan Bunga Kembang
Sepatu = Pink tua (dibawah
merah)
Asam kuat( karena
warna lebih terang dari
merah)
H2SO4 Dengan Bunga Kembang
Sepatu = Pink tua (dibawah
merah)
Asam kuat (karena
warna lebih terang dari
merah)
15. VIII. Daftar Pustaka
Jambi-Belajar, 2016. Bahan-pembelajaran-detail. Jambi: Dinas Pendidikan
Provinsi Jambi.
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara:
Jakarta
Haryadi, W. 1990. Kimia analitik edisi ke 5. PT. Gramedia : Jakarta.
Kopkar, S.M. 1984. Konsep DasarKimia Analitik. Bandung.
Respati. 1992. Dasar-dasarIlmu Kimia. PT Rineka Cipta : Jakarta
Petruccci, H. Ralph.1987. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga, Jakarta